MODUL PERKULIAHAN TEORI KOMUNIKASI Konteks-Konteks Komunikasi Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Advertising &MarketingCommunications Tatap Muka 12 Kode MK Disusun Oleh 85004 Sugihantoro, S.Sos, M.Ikom Abstract Kompetensi Modul ini membahas mengenai Setelah mempelajari modul ini konteks-konteks komunikasi yang terdiri diharapkan mahasiswa memahami komunikasi antara budaya, komunikasi konteks-konteks komunikasi yang terdiri bisnis,komunikasi politik, komunikasi komunikasi antara budaya, komunikasi internasional bisnis,komunikasi politik, komunikasi internasional. Konteks-Konteks Komunikasi 1.1. Komunikasi Antara Budaya Menurut Rohim (2009:197), secara teoritis kajian komunikasi antara budaya berakar dari relasi sosial antar budaya yang merupakan bidang kajian antropologi. Dalam kajian antropolodi, interaksi yang terjadi antar manusia yang berlainan budaya dipandang sebagai suatu relasi antar etnik, yang melibatkan pertukaran budaya. Sama halnya dengan antropologi, kajian komunikasi antar budaya merupakan suatu bentuk pendekatan dalam melihat perspektif relasi antar budaya. Hanya saja kajian komunikasi melihat dalam bingkai/konteks komunikasi, sebagai suatu proses interaksi sosial antar masyarakat yang berlaiann budaya. Seiring perjalanan waktu, fenomena-fenomena kajian antar enik yang tadinya lebih diminati para antropolog, sekarang ini juga banyak di minati para ahli komunikasi. Hal ini tidak terlepas dari pergeseran percepatan mobilitas manusia dalam memperpendek jarak wilayah regional yang ditandai dengan pesatnya perkembangan teknologi komunikasi. Fenomena-fenomena relasi antar etnik yang ditandai dengan mobilitasnya yang tinggi tersebut memunculkan juga fenomena komunikasi yang semakin kompleks. Berbagai kajian pun muncul untuk menjelaskan dan menganalisisnya. Salah satu sumbangsih dari perspektif kajian ilmu komunikasi yang berkaitan dengan budaya sebagaimana dijelaskan Mulyana (2004) antara lain, komunikasi antar budaya, komunikasi lintas budaya, komunikasi antar antar etnik, komunikasi antar ras, komunikasi internasional (antar bangsa), komunikasi global, dan komunikasi trans kultural (trans budaya). Istilah komunikasi antar budaya pertama kali diperkenalkan oleh seorang antropolog Edward T. Hall lebih dari empat dekade lalu. Akan tetapi bidang ini sebenarnya bukan merupakan fenomena baru, hanya saja studi yang secara sistematis mengkaji masalah ini baru secara komprehensif dilakukan selama 30 tahun terakhir ini. Menurut Maletzke (1976) komunikasi antar budaya (interculturalcommunication) adalah proses pertukaran pikiran dan makna antara orang-orang berbeda budaya. Komunikasi antar budaya pada dasarnya mengkaji bagaimana budaya berpengaruh terhadap aktivitas komunikasi; apa makna pesan verbal dan non verbal menurut budaya-budaya bersangkutan, apa yang layak dikomunikasikan, bagaimana cara mengkomunikasikannya, kapan mengkomunikasikan, dan sebagainya. Lebih lanjut Rohim (2009:198) menjelaskan bahwa salah satu varian penting dalam komunikasi antar budaya adalah komunikasi lintas budaya yang secara tradisional 2016 2 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id membandingkan fenomena komunikasi dalam budaya yang berbeda. Misalnya bagaimana gaya komunikasi pria atau gaya komunikasi wanita dalam budaya Amerika dan Indonesia. Pada dasarnya, menurut Trenholm dan Jensen, kapan pun kita berinteraksi dengan orang lain yang telah dibekali seperangkat pemahaman yang berbeda mengenai dunia, kita telah terlibat dalam komunikasi lintas budaya. Adapun bidang lain yang menghubungkan komunikasi dan budaya adalah komunikasi antar etnik (intercultural communication). Kelompok etnik adalah kelompok yang ditandai dengan bahasa dan asal-usul yang sama. Oleh karena itu, komunikasi antar etnik juga merupakan komunikasi antar budaya. Dengan kata lain, komunikasi antar etnik merupakan komunikasi antar budaya, tetapi komunikasi antar budaya belum tentu merupakan komunikasi antar entik. Komunikasi antar etnik juga mencakup komunikasi antar ras. Ras adalah sekelompok orang yang ditandai dengan ciriciri biologis yang sama. Dalam tataran yang lebih luas lagi yang beririsan dengan komunikasi antar budaya ini yaitu komunikasi lintas negara (komunikasi internasional), merupakan komunikasi yang berlangsung pada tataran negara, yang berarti melewati batasan-batasan negara. Dikemukakan oleh Maletzke, komunikasi antar budaya lebih banyak menyoroti realitas sisologis dan antropologis, sementara komunikasi antar bangsa atau komunikasi internasional lebih mengkaji pada tataran realitas politik. Jadi komunikasi internasional mencakup komunikasi antar pemerintahan lewat diplomasi dengan berbagai mekanismenya (pendirian kedutaan, konsultas, konferensi internasional, misi budaya, dan sebagainya). Komunikasi internasional juga mencakup kajian tentang perbandingan sistem komunikasi antar negara, penyebaran komunikasi melalui kantor-kantor berita dan lain sebagainya. Hal lainnya yang menyangkut komunikasi internasional ini dapat juga meliputi bidang kajian komunikasi global yang menyangkut perpindahan data, informasi, opini dan nilai secara lintas batas oleh kelompok, lembaga, maupun pemerintahan, dan isu-isu yang muncul dari transfer tersebut. 1.2. Pendekatan Teoritis Komunikasi Antara Budaya Berdasarkan uraian Rohim (2009:199), untuk dapat menjelaskan proses terjadinya dan berlangsungnya komunikasi antar budaya dapat dilihat dari berbagai pendekatan pragmatis yang mendasari dan menjadi akar dari kajian komunikasi antar budaya. Dalam bahasa teoritis dikenal beberapa pendekatan yang dapat menjelaskan fenomena komunikasi antar budaya, antara lain: 1) Pendekatan psikologi sosial 2) Pendekatan interpretatif 3) Pendekatan kritis 4) Pendekatan dialektika 2016 3 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 5) Pendekatan dialog kultural 6) Pendekatan kritikal budaya Secara ringkas pendekatan-pendekatan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1.2.1. Pendekatan Psikologi Sosial Menurut Rohim (2009:199), pendekatan psikologi sosial ini sebetulnya lebih didominasi oleh para pakar penganut paham fungsionalisme struktural yang menekankan pendekatan yang bersifat etik (Bernando, 2000). Menurutnya, metode etik secara umum menyelidik suatu obyek penelitian dari luar lingkungan sasaran penelitian. Pendekatan ini memandang bahwa hanya peneliti yang benar-benar bebas dan berada di luar lingkungan sasaran penelitian, akan melakukan penelitian dan menghasilkan kesimpulan yang obyektif. Bahwa realitas eksternal seorang penelitilah yang akan mampu mendorong dia untuk meneliti dan meramalkan perilaku tertentu dari sasaran penelitian. Gudykunst (1997) menawarkan beberapa pilihan metode atau strategi pendekatan etnik melalui “uncertainty-reduction strategic-individualist culture, yakni menggunakan pertanyaan langsung kepada sasaran penelitian dalam sebuah wawancara; communication accomodation theory, yakni dengan menyelidiki cara atau langkah individu mengubah pola-pola perilaku mereka untuk melakukan akomodasi dengan orang lain. Keuntungan studi ini adalah dapat mengidentifikasi varian dasar dalam komunikasi mereka agar dengan mudah dibedakan dengan kelompok budaya yang lain. Keterbatasan dari metode ini adalah terlalu memadang realitas ekternal yang ditampilkan sasaran penelitian tidak ada manfaatnya sehingga peneliti harus menyusun konstruksi sendiri berdasarkan pola-pola komunikasi dari sasaran yang diteliti yang kadang-kadang mengandung bias budaya. 1.2.2. Pendekatan Interpretatif Menurut Rohim (2009:200), pendekatan ini merupakan kebalikan dari pendekatan psikologi sosial, yang dikenal dengan pendekatan etnik. Kalau pendekatan etnik. Kalau pendekatan etik mewajibkan peneliti di luar sasaran penelitian maka pendekatan etnik mewajibkan peneliti untuk berada di dalam dan berada serta hidup dengan sasaran penelitian. Asumsi yang mendasari pendekatan ini bahwa keberadaan dan kehidupan manusia merupakan konstruksi dari sebuah realitas dan perilaku manusia itu kreatif, oleh karena itu tidak selalu dapat diramalkan. Tujuan penelitian adalah untuk memahami itu dan menggambarkan perilaku manusia dan 2016 4 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id bukan untuk meramalkan perilaku itu sendiri. Contoh paling populer adalah etnografi komunikasi yang dihasilkan oleh metode etnografi, studi lapangan, studi partisipasif, studi tekstual, dan kritik retorikal. 1.2.3. Pendekatan Kritis Menurut penjelasan Rohim (2009:200), pendekatan kritis lebih menekankan pada kreativitas manusia dan berusaha mencatat secara cermat realitas kehidupan manusia yang dikonstruk melalui komunikasi. Perbedaan utama dari pendekatanini dengan pendekatan lain adalah terletak pada macro context yang lebih menekankan pada konteks makro seperti realitas sosial, politik, dan isu-isu ekonomi yang mempengaruhi komunikasi antar budaya, lebih khusus lagi meneliti hubungan kekuasaan di antara beberapa budaya. Metode ini digunakan dalam tekstual analisis yang keuntungannya terletak pada pemilihan fokus konteks makro melalui studi sejarah. Keterbatasan pendekatan ini adalah tidak cukup mampu meneliti perubahan internasional yang konteksual dewasa ini. 1.2.4. Pendekatan Dialektika Pendekatan dialektika merupakan kombinasi tiga pendekatan tersebut di atas. Bahwa sesuatu yang disebut realitas adalah dialektikal. Kita dapat mengatakan “ya” untuk mengakui bahwa memandang sesuatu kenyataan dari luar atau darai dalam itu lebih baik, namun harus dikonstruk melalui komunikasi. Dianjurkan bahwa pendekatan alternative ini dapat dilakukan dengan memandang realitas secara obyektif dan subyektif. Hanya dengan metode ini, seorang peneliti dapat mengungkapkan komunikasi antar budaya, karena komunikasi antar budaya dapat merefleksikan semua perilaku manusia. 1.2.5. Pendekatan Dialog Kultural Pendekatan ini sering disebut juga sebagai mazhab yang menekankan pada isu-isu internasionalisme dan humanism. Pendekatan ini berakar dari konsep yang mengatakan bahwa sains merupakan alat praktis yang perlu digunakan manusia dan sumbangan para teoritis adalah memberikan konstribusi keilmuan untuk meningkatkan pemahaman tentang dunia. Bagi mereka, komunikasi antar busaya lebih menekankan pada bagaimana mengorganisasikan masyarakat manusia demi kepuasan sesama. Bertolak dari pemikiran ini, maka pendekatan ini sangat peduli pada analisis peran komunikasi antar budaya dari organisasi-organisasi perdamaian internasional, seminar-seminar yang menampilkan persepsi lintas budaya, sejumlah 2016 5 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id kursus yang melibatkan siswa antar budaya maupun lintas budaya, dan beberapa gerakan religious. Konsekuensinya adalah dipilihnya metode dan teknik dialog antar pribadi, antar kelompok, yang tidak saja antar budaya tetap antar bangsa. 1.2.6. Pendekatan Kritikal Budaya Pendekatan ini berusaha mencari dan menemukan isu-isu utama yang mendorong terjadinya konflik dalam setiap budaya sehingga mengakibatkan salah satu atau lebih kebudayaan terpaksa di isolasi oleh masyarakat. Bagi pendekatan ini, hanya sedikit kebutuhan untuk mencari titik-titik temu dan universal antar budaya, bahkan mereka hanya beruasha untuk menggambarkan bagaimana kebudayaan itu dibangun atau dikembangkan dalam suatu konflik. Dalam banyak hal, pendekatan ini mirip dengan pendekatan dialektika sebagaimana sudah dijelaskan di atas yang berusaha menggabungkan pendekatan etik dan etnik secara tumpang tindih. 1.3. Teori-Teori Komunikasi Antara Budaya Beberap teori antar budaya yang populer adalah sebagai berikut : 1.3.1. Face Negociation Theory Menurut Rohim (2009:202), negosiasi wajah teori pertama adalah teori postulated oleh Stella Ting-Toomey pada tahun 1985 untuk menjelaskan bagaimana mengelola konflik budaya yang berbeda dalam berkomunikasi. Pada dasarnya teori menjelaskan bahwa akar konflik berdasarkan identitas manajemen pada tingkat individu dan budaya. The various facets of individual and cultural identities are described as faces. Berbagai aspek dari individu dan identitas budaya yang digambarkan sebagai wajah. Konflik yang terjadi ketika individu atau kelompok memiliki wajah mereka terancam. Ada berbagai strategi dan faktor-faktor yang mempengaruhi bagaimana mengelola identitas budaya. Ting-Toomey mengatakan bahwa dalam kolektivitas budaya, menghadapi kelompok yang lebih penting daripada wajah setiap individu dalam group tersebut. Dalam individualis budaya, wajah masing-masing adalah lebih penting daripada muka group. Di samping itu, ada kekuatan besar dan kecil yang terkait dengan jarak masing-masing kebudayaan. Sebagian kecil daya jarak budaya percaya bahwa adalah kewenangan yang diperoleh, daya yang didistribusikan sama, dan semua orang dari hal-hal pendapat individu sangat dihargai. Kekuatan besar dalam jarak budaya, adalah warisan otoritas, kuasa dari atas ke bawah. 1.3.2. Communication Accomodation Theory Berdasarkan uraiang Rohim (2009:212), pada tahun 1973 Giles mempublikasikan artikel pertama kali yang menyebutkan fenomena konvergensi logat pada sebuah situasi 2016 6 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id wawancara. Pada pengamatan selanjutnya, para peneliti telah menelaah konsep-konsep konvergensi dan divergensi selama interaksi, yang melahirkan apa yang dikenal sebagai Teori Akomodasi Komunikasi. Tujuan inti dari teori akomodasi komunikasi adalah untuk menjelaskan cara-cara di mana orang-orang yang berinteraksi dapat mempengaruhi satu sama lain selama interaksi. Teori akomodasi komunikasi berfokus pada mekanisme di mana proses-proses psikologis sosial mempengaruhi perilaku yang diamati dalam interaksi. Akomodasi, menunjuk pada cara-cara di mana individu-individu dalam interaksi memantau dan mungkin menyesuaikan perilaku mereka selama interaksi. Untuk menjelaskan prosesproses interaksi ini secara lebih, teori akomodasi komunikasi berpusat pada konsep-konsep konvergensi, ivergensi, dan maintenance yang spesifik. Lebih lanjut Rohim (2009:212) menjelaskan bahwa konsep yang paling banyak dikaji dalam teori ini adalah konvergensi. Pada awal penemunya teori akomodasi komunikasi, konvergensi di definisikan terjadi ketika individu-individu beradaptasi dengan ucapan satu sama lain dengan berbagai ciri linguistik. Termasuk kecepatan berbicara, perhentian dan panjang ucapan, prononunsiasi dan sebagainya. Namun selanjutnya, konvergensi diperluas pada pola-pola berbicara untuk mencakup berbagai perilaku komunikasi. Proses penting kedua dalam teori ini adalah divergensi. Divergensi terjadi ketika para orang yang berinteraksi mencoba untuk mengurangi perbedaan komunikasi antara diri mereka dan orang lain dalam interaksi. Terakhir, maintenance terjadi ketika pola-pola komunikasif seorang individu tetap stabil selama interaksi. Teori akomodasi komunikasi juga telah dianggap sebagai sebuah varitas dari dampak akomodasi dalam interaksi. Ini mencakup efek terhadap individu, terhadap interaksi lain dan terhadap pengamat proses interaksi. Ada beberapa prinsip penting tentang konsekuensi akomodasi; 1) Konsekuensi akan tergantung pada motif-motif penginteraksi (interaksi) yang dirasakan. Contoh; teori atribusi bahwa seseorang bertemu untuk menyamakan situasi tertentu bisa menimbulkan opini-opini yang lebih negatif dibanding atribusi babwa seseorang berkumpul untuk mengurangi pembatas-pembatas kelompok. 2) Penelitian menunjukkan bahwa ada level-level akomodasi yang optimal dalam interaksi. Ini bisa dilihat dalam beberapa cara. Contoh; Penelitian-penelitian tentang akomodasi multimodal telah menemukan bahwa konvergensi pada variabel tunggal dalam komunikasi lebih dievaluasi positif dibanding pada tiga variabel lain yang telah disebutkan. 3) Konsekuensi akomodasi akan tergantung pada persa (perceiver). Contoh; pola-pola divergensi atau maintenance bisa dipahami sebagai sesuatu yang menghina penginteraksi yang lain. Imbas teori akomodasi komunikasi begitu luas karena sebagai sebuah kerangka pikir terkemuka dalam psikologi bahasa dan sosial. Ketika seseorang berbicara kepada orang lain, kita akan cenderung subconciously kami 2016 7 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id mengubah gaya bicara (aksen, menilai, jenis kata dan lain-lain) ke arah gaya yang digunakan oleh pendengar. Kami juga cenderung non verbal cocok dengan perilaku. Juga mendengarkan bagaimana mereka menyalin Anda menjadi sinyal bahwa mereka mencari persetujuan Anda. Masih menurut Rohim (2009:213), teori akomodasi komunikasi berfokus pada peran percakapan dalam kehidupan kita. Teori ini juga telah dimasukkan ke dalam sejumlah studi yang berbeda, seperti akomodasi telah belajar di media massa (Bell, 1991) dan dengan keluarga (Fox 1999). Tidak ada keraguan bahwa teori akomodasi adalah heuristis. Teori inti dari proses konvergensi dan membuat perbedaan itu relatif mudah untuk memahami undescoring yang sederhana dari teori. Teori akomodasi komunikasi adalah teori di seluruh umur dan budaya yang berbeda dalam pengaturannya melalui konvergensi agar orang lain dapat menyesuaikan diri mereka dalam interaksi. Melalui perbedaan kita dapat memelopori sebuah teori yang telah membantu kami lebih memahami keragaman budaya dan sekitarnya. 1.4. Komunikasi Bisnis Berdasarkan uraian Sutojo dan Setiawan dalam bukunya Komunikasi Bisnis yang Efektif, menjelaskan bahwa perusahaan dan organisasi lain terdiri dari sekelompok orangorang yang bekerja sama untuk keperluan bisnis, profesi, sosial dan berbagai macam keperluan lainnya. Mereka bekerja sama menyusun peraturan, mengambil keputusan dan melakukan hubungan dengan berbagai pihak di luar organisasi. Untuk menjalankan tugastugas itu mereka beraksi, berinteraksi dan berkomunikasi. Aksi, interaksi dan komunikasi itu dijalankan dengan bawahan, atasan dan rekan kerjanya maupun dengan pihak ketiga. Dengan berkomunikasi mereka saling bertukar informasi, pendapat dan saran. Mereka saling berkirim berita, berbicara dan mendengarkan. Setiap perusahaan tidak dapat berfungsi dengan sempurna tanpa melakukan komunikasi yang efektif. Banyak pakar manajemen mengutarakan komunikasi yang efektif merupakan suplemen manajemen yang profesional. Komunikasi bisnis yang efektif mempunyai dua tujuan utama, yaitu: Mendapatkan pemahaman penuh tentang makna pesan yang diberikan kepada pihak lain, baik di dalam maupun luar organisasi perusahaan. Mendapatkan tanggapan, tindakan atau persetujuan dari si penerima pesan seperti yang diharapkan si pemberi pesan. Pesan itu sendiri dapat berbentuk dapat berbentuk berita, introduksi tentang sesuatu hal yang baru, penyampaain pendapat, informasi, penjelasan, rekomendasi, perintah, pertanyaaan atau himbauan untuk berbuat sesuatu. 2016 8 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 1.4.1. Manfaat Komunikasi Bisnis yang Efektif Menurut Sutojo dan Setiawan, semua komunikasi bisnis yang dilakukan pimpinan puncak, manajer, eksekutif dan karyawan dan sebagainya dari perusahaan diperlukan untuk memperlancar pelaksanaan rencana kerja. Komunikasi tersebut juga diperlukan untuk membantu tercapainya tujuan bisnis perusahaan serta memonitor kinerja bisnis perusahaan mereka. Dalam bukunya Business Communication, Strategies and Skill, Prof. Richard C. Huseman, University of Central Florida, USA mengutarakan sayangnya salah satu masalah besar yang dihadapi banyak perusahaan di dunia pada dewasa ini adalah kekurangmampuan para manajernya berkomunikasi secara efektif. Kekurangmampuan berkomunikasi secara efektif tersebut berlaku baik dalam komunikasi dengan bawahan maupun dengan pihak ketiga termasuk para pelanggan. Masalah komunikasi bisnis menurut beliau menjadi lebih pelik lagi bilamana organisasi berkembang secara berarti. Dalam banyak kejadian, pertumbuhan perusahaan tidak terbatas pada skala dan bidang usaha mereka saja, melainkan juga menyangkut ruang lingkup geografi (lokal, nasional bahkan internasional) kegiatan. Dengan pertumbuhan perusahaan seperti itu justru karyawan dan bagian dalam struktur organisasi perusahaan juga bertambahn. Demikian juga jenis tugas khusus dan istilah teknis atau jargons yang dipergunakan oleh tiap bagian dan tiap individu karyawan. Latar belakang usia, pola pikir, pendidikan dan pengalaman karyawan di dalam bagian-bagian perusahaan tersebut menjadi lebih bervariasi. Jarak antara atasa dan bawahan maupun antara bagian yang satu dengan yang lainnya menjadi lebih besar. Dengan demikian proses tukar-menukar informasi, pendapat, saran dan sebagainya menjati tidak semudah sebelumnya. Selanjutnya apabila perusahaan berkembang dari skala lokal ke skala nasional atau internasional, para karyawan yang bekerja di lokasi yang berbeda dapat mempunyai latar belakang suku, golongan sosial, kebudayaan, tradisi bahkan bahasa ibu yang berbeda-beda pula. Oleh karena itu untuk memperlancar komunikasi dibutuhkan teknik-teknik yang lebih canggih. Prof. Huseman menyatakan pada dasarnya sebagian besar orang tidak mahir berkomunikasi secara efektif. Walaupun demikian menurut beliau, keterapilan manajemen (managerial skills) yang satu ini dapat dipelajari. Pada dewasa ini tidak sedikit perusahaan yang dikelola secara professional menyusun rencana dan melaksanakan program training komunikasi bisnis yang efektif secara berskala bagi anggota manajemen, ekesekutif dan staff mereka. Manfaat komunikasi intern yang efektif. Komunikasi intern perusahaan dilakukan antara: 2016 Atasan dengan bawahan (downward communication) Bawahan dengan atasan (upward communication) 9 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Di antara rekan kerja yang setingkat (horizontal communications) Komunikasi Vertikal Komunikasi dari atas ke bawah yang efektif dapat menciptakan suasana kerja yang kondusif serta kepuasan kerja bagi bawahan. Suasana kerja yang kondusif tersebut dapat meningkatkan moral, motivasi dan efisiensi kerja perusahaan. Komunikasi dari bawah ke atas yang efektif mempunyai banyak manfaat bagi atasan yang professional. Di samping laporan tertulis yang disampaikan bawahan secara periodic, atasan yang professional ingin mendengar komentar, pendapat, usul, keinginan, kesan bahkan keluhan tentang berbagai macam hal secara jujur dan terbuka dari bawahanya. Dengan mendengarkan hal-hal tersebut secara jujur dan terbuka atasan perusahaan dapat mengetahui berbagai macam hal yang bersangkutan dengan pelaksanaan manajemen secara lebih transparan. Sebagai kelanjutannya mereka dapat mengambil keputusan yang diperlukan secara lebih tepat. Komunikasi Horizontal Komunikasi horizontal yang efektif membantu individu dan bagian perusahaan dalam bekerjasama memecahkan problem yang dihadapi bersama. Ini juga dapat membantu mereka dalam menunaikan tugas dan mengambil keputusan bersama. Komunikasi horizontal yang efektif merupakan salah satu sarana untuk menyamakan persepsi, pendapat, dan pola pikir antar bagian. Dengan demikian ia dapat menjadi sarana untuk membangun keharmonisan hubungan dan kerjasama antar bagian dalam perusahaan. Manfaat yang satu ini juga berlaku bagi setiap jenis organisasi yang lain, apakah mereka itu lembaga pendidikan, koperasi, yayasan, organisasi dan olahraga, organisasi keagamaan, partai politik, organisasi masa bahkan bagi cabinet yang memerintah negara sekalipun. Manfaat Komunikasi Ekstern yang Efektif Komunikasi bisnis dengan pihak ketiga yang efektif membawa dampak yang positif yag dalamkeberhasilan usaha bisnis dan upaya memabngun citra perusahaan di masyarakat. Sebagai contoh surat kepada pihak ketiga, laporan, brosur, dan presentasi bisnis yang disusun secara professional dapat meningkatkan citra perusahaan. Komunikasi ekstern yang professional (termasuk penyelenggaraan program promosi penjualan) dapat meningkatkan minat konsumen kepada barang atau jasa yang dipasarkan. Di lain pihak komunikasi bisnis yang tidak efektif sangat mahal “biayanya.” Ia dapat menurunkan citra perusahaan, memboroskan jam kerja dan menjauhkan pelanggan. 2016 10 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Manfaat Bagi Para Staf dan Eksekutif Bagi para staf dan eksekutif yang dalam menjalankan tugasnya lebih memerlukan pikiran daripada tenaga, kemampuan berkomunikasi secara efektf dapat menunjang perkembangan karir pekerjaan mereka. Secara rata-rata para anggota manajemen dan eksekutif perusahaan menghabiskan 60 sampai 80 persen hari-hari kerja mereka untuk berkomunikasi (berdiskusi, menghadiri rapat, ceramah, berbicara melalui telepo, teleconference, korenpondensi dan sebagainya). Oleh karena itu kinerja mereka banyak dipengaruhi kemampuanya berkomunikasi. Dalam bukunya Effective Business Communication, Prof. Herta A. Murphy, University of Washington, USA mengutarakan ada delapan factor yang dipergunakan banyak pimpinan perusahaan di Amerika Serikat sebagai bahan pertimbangan mempromosikan jenjang karir eksekutif mereka. Walaupun yang diutarakan Prof. Murphy tersebut dipergunakan di Amerika Serikat, namun dalam banyak hal ia juga dapat diterapkan banyak negara lain termasuk Indonesia. Adapun bahan pertimbangan promosi jenjang karir tersebut adalah sebagai berikut: 1) Kemampuan bekerja keras (hard worker) 2) Kemampuan manajemen (managerial ability) 3) Kepercayaan diri (self confidence) 4) Kemampuan mengambil keputusan yang sehat (making sound decisions) 5) Latar belakang pendidiakn akademis (college education) 6) Kemampuan berkomunikasi secara efektif (ability to communicate effectively) 7) Berpenampilan menarik (good appearance) Dari daftar syarat promosi di atas Nampak kemampuan berkomunikasi secara efektif merupakan salah satu bahan pertimbangan. Kemampuan berkomunikasi secara efektif (terutama komunikasi verbal) juga menjadi salah satu syarat keberhasilan menjalankan pekerjaan atau jabatan tertentu. Contoh jenis pekerjaan tersebut antara lain pengacara, politikus, diplomat, wartawan, tenaga pengajar, tenaga riset lapangan, konsultan, public auditor, manajer pemasaran, manajer penjualan, resepsionis dan sales executive. 1.4.2. Bentuk-Bentuk Komunikasi Bisnis Modern Menurut Sutojo dan Setiawan, dalam masyarakat modern komunikasi bisnis di dalam maupun ke luar perusahaan dilakukan dalam tiga bentuk antara lain: 1) Komunikasi lisan (oral atau verbal communications) 2016 11 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Komunikasi lisan juga disebut komunikasi verbal (verbal; ata oral communications) dan dipergunakan baik antar individu di dalam organisasi maupun dengan individu di luar perusahaan. Komunikasi verbal dilakukan untuk berbagai macam tujuan, antara lain: o Penyampaian perintah, penjelasan dan bimbingan tugas kepada bawahan o Presentasi bisnis di depan forum atau audience o Presentasi subyek tertentu di depan rapat atau pertemuan formal lainnya o Berbagai macam wawancara o Pembicaraan bisnis melalui telepon dan teleconference 2) Komunikasi tertulis (written communications), dan Seperti halnya komunikasi verbal komunikasi tertulis dilakukan baik antar individu dan bagian adlam struktur organisasi perusahaan maupun dengan pihak ketiga. Komunikasi tertulis dilakukan dalam berbagai macam bentuk dan tujuan, antara lain: o Formulir, memorandum, surat penugasan – terutama untuk menjalankan kegiatan di dalam perusahaan o Surat, telefax letters, email, telex – terutama untuk korespondensi dengan pihak ketiga dan antar bagian perusahaan yang terpisah oleh jarak jauh. o Laporan formal – sebagai bahan masukan untuk menyusun strategi, rencana kerja atau pengambilan keputusan. o Naskah, hands-out, kertas kerja. o Sarana promosi – brosur, prospectur, iklan, spanduk, poster, baliho. 3) Komunikasi dengan sinyal atau alat peraga (visual communications) 1.4.3. Persyaratan Komunikasi Bisnis yang Efektif Mutu komunikasi bisnis ditentukan oleh dua macam faktor yaitu: 1) Sikap positif para pemberi pesan Sikap berkomunikasi bisnis mempunyai kontribusi penting dalam membangun citra. Perusahaan yang pimpinan dan eksekutifnya mampu berkomunikasi secara professional akan menciptakan citra organisasi yang mereka wakili sebagai perusahaan yang professional. Sebaliknya pimpinan, eksekutif dan staf perusahaan yang menunjukkan sikap dominan, memaksanakn kehendak, arogan atau tidak menguasai subyek yang disampaikan, dapat meciptaka citra perusahaan yang tidak professional. Setiap orang pimpinan, eksekutif dan karyawan peruashaan wajib memiliki sikap positif. Mereka harus sadar atas peranannya untuk memperoleh pemahaman makna pesan yang mereka berikan kepada pendengar atau pembaca pesan itu. Selanjutnya mereka harus mampu memperoleh tanggapan atau reaksi dari penerima pesan seperti yang diharapka perusahaannya. 2016 12 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Sikap positif tersebut tidak hanya ditunjukkan pada aat mereka menjalankan tugas penting (misalnya memenangkan tender penjualan barang), melainkan juga selama menjalankan tugas rutin dengan orang-orang dari luar perusahaan. Hal ini disebabkan karena kumulasi kesan terhadap sikap dari deretan komunikasi rutin, juga menimbulkan kesan tertentu terhadap citra perusahaan. Ciri sikap positif berkomunikasi yang lain adalah kompeten, antusias, dan penuh perhatian kepada penerima pesan. Sebagai contoh seorang pembicara atau penulis yang efektif tidak pernah merasa bosan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sama atau serupa dari penanya yang berlainan. Sikap positif juga harus dimiliki para karyawan yang menjalankan tugas kehumasan dan yang menjalankan tugas melayani pembeli da pelanggan. 2) Memenuhi syarat-syarat khusus Di samping mempersiapkan diri dengan baik untuk menjadi komunikator bisnis yang efektif diperlukan syarat-syarat khusus sebagai berikut: o Cerdas, kaya bahan pertimbangan yang sehat dalam memilih topik atau fakta yang perlu dikemukakan selama berkomunikasi. o Sabar dan penuh pengertian; bahkan pada saat-saat menghadapi orangorang yang perangainya tidak terpuji sekalipun. o Jujur, mempunyai integritas yang tinggi. o Menguasai subyek dan Bahasa yang dipergunakan selama berkomunikasi. o Memiliki pengetahuan dasar tentang proses komunikasi dan metode-metode memberikan dan menerima pesan secara efektif. 1.5. Komunikasi Politik Dalam perkembangannya komunikasi telah diaplikakasikan dalam berbagai konteks kehidupan dan berbagai kepentingan. Pada awalnya menurut Effendy, komuikasi diartikan sebagai suatu proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang bermakna sebagai panduan pikiran dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan, imbauan; yang dilakukan seseorang kepada orang lain secara tatap muka maupun tidak langsung, melalui media, dengan tujuan mengubah sikap, pandangan, ataupun perilaku. Harold Laswell sebagaimana dikutip Purba (2007:30) menyatakan bahwa komunikasi adalah penjelasan mengenai siapa yang mengatakan apa melalui saluran apa kepada siapa dengan efek apa (who says what in which channel to whom with what effect). Michael Rush dan Philip Althoff mendefinisikan komunikasi politik sebagai suatu proses di mana informasi politik yang relevan diteruskan dari satu bagian sistem politik kepada bagian lainnya, dan di antara sistem-sistem sosial dengan sistem-sistem politik. 2016 13 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Proses ini terjadi secara berkesinambungan dan mencakup pola pertukaran informasi di antara individu-individu dengan keompok-kelompoknya pada semua tingkatan. Berdasarkan pendapat Cangara (2009:63), komunikasi politik merupakan sebuah studi interdisipliner yang dibangun atas berbagai macam disiplin ilmu, terutama yang memiliki keterkaitan antara proses komunikasi dan proses politik. Cangara menambahkan bahwa komunikasi yang membicarakan tentang politik kadang diklaim sebagai studi tentang aspek-aspek politik dari komunikasi publik, dan sering dikaitkan sebagai komunikasi kampanye pemilu karena mencakup masalah persuasi terhadap pemilih, debat antar kandidat, dan penggunaan media massa sebagai alat kampanye. Menurut Gabriel Almond dalam bukunya ”The Politic of the Development Areas” tahun 1960, komunikasi politik adalah salah satu fungsi yang selalu ada dalam sistem politik. Komunikasi politik bukan fungsi yang dapat berdiri sendiri karena komunikasi politik merupakan proses penyampaian pesan yang terjadi pada saat berjalannya fungsi-fungsi yang lain. Selanjutnya unsur-unsur komunikasi politik sebagaimana di jelaskan Cangra, antara lain sebagai berikut : 1) Komunikator Politik Komunikator politik tidak hanya menyangkut partai politik, melainkan juga lembaga pemerintahan legislatif dan esekutif. 2) Pesan Politik Merupakan pernyataan yang disampaikan, baik secara tertulis maupun tidak tertulis, baik secara verbal maupun non verbal. Tersembunyi maupun terang-terangan, baik yang disadari maupun tidak disadari yang isinya mengandung bobot politik. 3) Saluran atau Media Politik Saluran atau media politik ialah alat atau sarana yang digunakan oleh para komunikator dalam penyampaian pesan-pesan politiknya. 4) Sasaran atau Target Politik Sasaran adalah anggota masyarakat yang diharapkan dapat memberi dukungan dalam bentuk pemberian suara kepada partai atau kandidat dalam pemilihan umum. 5) Pengaruh atau Efek Komunikasi Politik Efek komunikasi politik yang diharapkan adalah terciptanya pemahaman terhadap sistem pemerintahan dan partai-partai politik, di mana nuansanya akan bermuara pada pemberian suara dalam pemilihan umum. 1.5.1. Fungsi Komunikasi Politik Komunikasi politik memiliki fungsi-fungsi yang dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Sosialisasi politik (Socialization Political) 2016 14 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Merupakan suatu proses yang dilalui seseorang dalam memperoleh sikap dan orientasi terhadap fenomena politik yang ada dalam masyarakat tempat orang itu berada. 2) Rekrutmen Politik (Recruitment) Adalah fungsi komunikasi politik dalam penyeleksian untuk kegiatan politik dan jabatan pemerintahan melalui penampilan dalam media komunikasi, menjadi anggota organisasi, mencalonkan diri untuk jabatn tertentu. Ada tiga tahapan, mempengaruhi orang lain untuk menjadi kader, membina loyalitas kader dan menproyeksikan kader untuk terlibat dan intensif mewakili organisasi di dalam jabatan-batan politik. 3) Artikulasi Kepentingan (Interest Articulation) Merupakan proses yang mengolah aspirasi masyarakat yang bercorak ragam yang disaring dan dirumuskan dalam bentuk rumusan yang teratur. 4) Agregasi Kepentingan (Interest Agregations) Merupakan fungsi yang menggabungkan berbagai kepentingan yang sama atau hampir sama untuk dituangkan dalam rumusan kebijaksanaan lebih lanjut. Dengan demikian agregasi kepentingan ini bukan lagi kepentingan orang per orangan atau kelompok akan tetapi kepentingan masyarakat. 5) Pembuatan Aturan (Rule Making) Merupakan fungsi yang dijalankan oleh lembaga legislatif, untuk menjalankan fungsi ini legislatif dapat bekerjasama dengan lembaga eksekutif. 6) Penerapan Aturan (Rule Application) Fungsi komunikasi politik ini dijalankan oleh lembaga eksekutif beserta jajaran birokrasinya. Tidak hanya berarti pelaksanaan peraturan sebagai pedoman perilaku, tetapi juga berarti pembuatan rincian dan pedoman pelaksanan aturan. 7) Penghakiman Aturan (Rule Adjudication) Merupakan fungsi untuk menyelesaikan pertikaian atau persengketaan yang menyangkut persoalan aturan, pelanggaran aturan dan penegasan fakta-fakta yang perlu untuk mendapatkan keadilan. 1.5.2. Saluran Komunikasi Politik Saluran-saluran komunikasi politik berdasarkan penjelasan Almond dan Powell adalah sebagai berikut: a) Struktur wawanmuka (face-to face) informal, yaitu : merupakan saluran yang efektif dalam penyampaian pesan-pesan politik. Di samping struktrur yang formal dalam sebuah organisasi, selalu terdapat struktur informal yang “membayangi”nya. Saluran ini bersifat bebas dalam arti tidak terikat oleh struktur formal, namun tidak semua orang dapat akses ke saluran ini dalam kadar yang 2016 15 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id sama. b) Struktur sosial tradisional, yaitu sebuah saluran komunikasi yang ditentukan oleh posisi sosial pihak yang berkomunikasi (khalayak atau sumber). Artinya, pada lapis mana yang bersangkutan berkedudukan dan (tentunya akan menentukan pula) akses disusunan sosial masyarakat tersebut. c) Struktur masukan (input) politik, yaitu : struktur yang memungkinkan terbentuknya / dihasilkannya input bagi sistem politik yang dimaksud. Yang termasuk struktur input adalah serikat pekerja, kelompok-kelompok kepentingan, dan partai politik. d) Struktur output, yaitu : struktur formal dari pemerintah. Struktur pemerintahan khususnya birokrasi, memungkinkan pemimpin-pemimpin politik megkomunikasikan petunjuk bagi pelaksanaan peraturan-peraturan untuk bermacam pemegang jabatan politik dengan cara yang efisien dan jelas. e) Saluran media massa adalah saluran yang penting dalam sebuah komunikasi politik. Media massa selalu mempunyai peranan tertentu dalam menyalurkan pesan, informasi, dan political content di tengah masyarakat. Serta sangat terkait akan pembentukan opini publik. f) 1.6. Komunikasi Internasional Terdapat berbagai pendapat mengenai definisi komunikasi internasional. Menurut Sumarno AP menjelaskan bahwa komunikasi internasional adalah komunikasi antar bangsa-bangsa yang berada dalam lingkup negara nasional dengan menggunakan pesanpesan komunikasi yang menyangkut kepentingan diantara bangsa-bangsa yang berada dalam proses komunikasi tersebut. Dalam komunikasi internasional terdapat unsur-unsur kepentingan antar negara secara timbal balik, sehingga terdapat kecenderungan untuk saling menumbuhkan pengertian dan saling meyakinkan serta tidak mustahil untuk saling mempengaruhi. Sementara menurut Onong Uchjana Effendy, komunikasi internasional adalah komunikasi yang dilakukan komunikator yang mewakili suatu negara untuk menyampaikan pesan-pesan yang bekaitan dengan berbagai kepentingan negaranya kepada komunikan yang mewakili negara lain dengan tujuan untuk memperoleh dukungan, bantuan, dan kerja sama, melalui berbagai media komunikasi atau media massa internasional. Selanjutnya jika dilihat dari pelakunya, komunikasi internasional dapat dipandang sebagai terbagi antara: 1) Official Transaction, Yakni kegiatan komunikasi yang dijalankan pemerintah. 2016 16 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2) Unofficial Transaction atau disebut juga interaksi transasional Yakni kegiatan komunikasi yang melibatkan pihak non-pemerintah. Menurut Liliweri studi mengenai komunikasi internasional disandarkan atas pendekatan-pendekatan maupun metodologi sebagai berikut: 1) Pendekatan peta bumi (geographical approach) 2) Pendekatan media (media approach) 3) Pendekatan peristiwa (event approach) 4) Pendekatan ideologis (ideologi approach) Terdapat tiga perspektif yang dipelajari dalam komunikasi internasional antara lain : 1) Perspektif Diplomatik. Dilakukan secara interpersonal atau kelompok kecil (small group) lewat jalur diplomatik; komunikasi langsung antara pejabat tinggi negara untuk bekerjasama atau menyelesaikan konflik, memelihara hubungan bilateral atau multilateral, memperkuat posisi ataupun meningkatkan reputasi negara di tengah pergaulan internasional. 2) Perspektif Jurnalistik. Dilakukan melalui saluran media massa. Karena arus informasi didominasi negara maju, ada penilaian komunikasi internasional dalam perspektif ini didominasi negara maju, juga dijadikan negara maju sebagai alat kontrol terhadap kekuatan sosial yang dikendalikan kekuatan politik dalam percaturan politik internasional. Penguasa arus informasi menjadi gatekeeper yang mengontrol arus komunikasi. Jalur jurnalistik ini juga sering digunakan untuk tujuan propaganda dengan tujuan mengubah kebijakan dan kepentingan suatu negara atau memperlemah posisi negara lawan. 3) Perspektif Propagandistik. Pada umumnya dilakukan melalui media massa, ditujukan untuk menanamkan gagasan ke dalam benak masyarakat negara lain dan dipacu sedemikian kuat agar mempengaruhi pemikiran, perasaan, serta tindakan; perolehan atau perluasan dukungan, penajaman atau pengubahan sikap dan cara pandang terhadap suatu gagasan atau peristiwa atau kebijakan luar negeri negara tertentu. Propaganda merupakan instrumen sangat ampuh untuk memberikan pengaruh. Fungsi dari komunikasi internasional dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Mendinamisasikan hubungan internasioanl yang terjalin antara dua negara atau lebih serta hubungan di berbagai bidang antara kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda negara/kebangsaan. 2016 17 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2) Membantu/menunjang upaya-upaya pencapaian tujuan hubungan internasioanl dengan meningkatkan kerjasama internasional serta menghindari terjadinya konflik atau kesalahpahaman baik antara pemerintah dengan pemerintah maupun antar penduduk . 3) Merupakan teknik untuk mendukung pelaksanaan politik luar negeri bagi masingmasing negara untuk memperjuangkan pencapaian kepentingan di negara lain. *** 2016 18 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Cangara, Hafied. 2009. Komunikasi Politik; Konsep Teori dan Strategi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Effendy, Onong Uchjana. 2006. Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosda Karya Litteljohn, Stephen W. 2009. Teori Komunikasi; Theories of Human Communication. Terjemahan oleh Mohammad Yusuf Hamdan. Jakarta: Salemba Empat. Mohammad, Shoelhi. 2009. Komunikasi Internasional Perspektif Jurnalistik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media Pace, R. Wayne & Don F. Faules. 2005. Komunikasi Organaisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Terjemahan oleh Deddy Mulyana. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Rohim, Syaiful. 2009. Teori Komunikasi; Perspektif, Ragam, dan Jakarta: Rineka Cipta. Aplikasi. Rudy, T. May. 2005. Komunikasi & Hubungan Masyarakat Internasional Bandung: Refika Aditama. 2016 19 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id