MODUL PERKULIAHAN TEORI KOMUNIKASI Komunikasi Kelompok Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Advertising &MarketingCommunications Tatap Muka 07 Kode MK Disusun Oleh 85004 Sugihantoro, S.Sos, M.Ikom Abstract Kompetensi Modul ini membahas mengenai prinsip Setelah mempelajari modul ini dasar komunikasi kelompok, diharapkan mahasiswa memahami pemahaman komunikasi dalam prinsip dasar komunikasi kelompok, kelompok dan perspektif teoritis pemahaman komunikasi dalam komunikasi kelompok. kelompok dan perspektif teoritis komunikasi kelompok. Komunikasi Kelompok 1.1. Prinsip Dasar Komunikasi Kelompok Aktifitas komunikasi dalam kelompok merupakan bagian dari kegiatan keseharian tiap manusia. Bahkan begitu kita dilahirkan, akan mulai bergabung dengan kelompok primer yang dekat yaitu keluarga. Pada tahap berikutnya, seiring dengan perkembangan usia, pertumbuhan dan kemampuan pengetahuan kita masuk dan terlibat dalam pekerjaan dan kelompok sekunder lainnya yang sesuai dengan minat dan ketertarikan kita. Dengan demikian, kelompok merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita, karena melalui kelompok, menungkinkan kita dapat berbagi informasi, pengalaman dan pengetahuan kita dengan anggota kelompok lainnya. Hal tersebut juga disampaikan Rohim (2009:86), bahwa sebagai makluk sosial tentunya kita tidak bisa lepas dari kegiatan komunikasi. Komunikasi sendiri merupakan suatu hubungan interaksi yang kita lakukan baik terhadap diri sendiri maupun dengan orang lain. Hal tersebut kita lakukan guna mempertahankan kelangsungan hidup, karena sebagai makluk sosial, kita tidak bisa berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain. Hal tersebut tercermin ketika kita dilahirkan sampai dengan meninggal dunia. Saat kita dilahirkan tentu kita tidak bisa melakukannya sendiri dan membutuhkan dokter atau bidan untuk membantu persalinan dan kita berkomunikasi dengan cara menangis. Dalam hal tersebut kita sudah membutuhkan pertolongan orang lain untuk dapat bertahan hidup. Saat beranjak dewasa kita akan berada disebuah organisasi sosial yang besar dan untuk dapat masuk pada kehidupan tersebut kita melakukan komunikasi dengan orang lain agar kita atidak terdegradasi dari struktur sosial. Dengan diterimanya kita dalam suatu kehidupan sosial dapat diartikan kita telah sukses dalam berkomunikasi. Meskipun demikian, sampai saat ini banyak sekali orang yang kesulitan dalam melakukan kegiatan komunikasi dan bisa berdampak pada tidak diakuinya dalam sosial kemasyarakatan sehingga menjadi terasing. Hal tersebut menandakan bahwa komunkasi adalah sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan kita di mana kata tersebut memberikan dan menentukan kita menjalani kehidupan. Dalam kegiatan sehari-hari banyak fenomena sosial yang terjadi. Fenomena tersebut terkadang tidak kita sadari dan berlangsung terus-menerus. Semakin lama semakin banyak fenomena yang muncul dan akhirnya menarik seseorang untuk mencari rahasia di balik fenomena tersebut dan berusaha untuk menghadirkannya kembali dalam bentuk hasil penelitian yang dinamakan teori. 2016 2 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Kelompok merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari aktivitas kita seharihari. Kelompok baik yang bersifat primer maupun sekunder, merupakan wahana bagi setiap orang untuk dapat mewujudkan harapan dan keinginannya berbagi semua informasi dalam hampir semua aspek kehidupan. Ia bisa merupakan media untuk mengungkapkan persoalan-persoalan pribadi (keluarga sebagai kelompok primer), ia dapat merupakan sarana meningkatkan pengetahuan para anggotanya (kelompok belajar) dan bisa pula merupakan alat untuk memecahkan persoalan bersama yang dihadapi seluruh anggota (kelompok memecahkan masalah). Gambar 1.1 Model Komunikasi Kelompok Kecil Sumber: Adaptasi dari DeVito (1997:344) Komunikasi kelompok adalah proses komunikasi yang berlangsung antara 3 orang atau lebih secara tatap muka di mana anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama lain. Tidak ada jumlah batasan anggota yang pasti, 2-3 orang atau 20-30 orang, tetapi tidak lebih dari 50 orang. Komunikasi kelompok dengan sendirinya melibatkan pula komunikasi antarpribadi. Selain itu, komunikasi kelompok cenderung spontan dan belum adanya bagian 2016 3 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id atau tugas dari masing-masing anggota yang terstruktur jelas. Jadi, dalam komunikasi ini setiap orang bisa memegang peranan apa saja. 1.2. Memahami Komunikasi dalam Kelompok Menurut Littlejohn & Foss (2009:325), sebagian besar karya asli dalam komunikasi kelompok kecil terjadi dalam psikologi sosial. Pada kenyataannya, pergerakan dinamis kelompok adalah sebuah langkah penting dalam perkembangan pada apa yang kita tahu tentang kelompok saat ini. Kita tidak menyediakan ruang untuk teori kelompok dinamis dengan detail, tetapi kita menyertakan satu teori klasik – analisis proses interaksi – yang memiliki pengaruh besar pada teori komunikasi kelompok. Teori ini mengarah pada sejenis pesan yang manusia ungkapkan dalam kelompok dan bagaimana semua ini mempengaruhi peran kelompok dan kepribadian. Analisis Proses Interaksi Berdasarkan uraian Littlejohn & Foss (2009:326), analisis proses interaksi Robert Gales adalah hal yang klasik di bidangnya. Dengan menggunakan penelitian bertahun-tahun sebagai sebuah fondasi. Bales menciptakan sebuah teori terpadu dan dikembangkan dengan baik dari komunikasi kelompok kecil yang bertujuan untuk menjelaskan jenis pesan yang manusia tukar dalam kelompok, dari yang semua membentuk peran dan kepribadian anggota kelompok, dan oleh karena itu cara mereka mempengaruhi semua karakter secara umum pada sebuah kelompok. Dalam kelompok setiap individu dapat memperlihatkan sikap positif atau gabungan (1) menjadi ramah; (2) mendramatisasi (suka bercerita/berbicara), atau (3) menyetujui . Sebaliknya mereka juga dapat menunjukkan sikap negatif atau sikap campur aduk (1) sikap penolakan; (2) memperlihatkan ketegangan; atau (3) menjadi tidak ramah. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap individu dapat (1) menanyakan informasi; (2) menanyakan opini; (3) meminta saran; (4) memberi saran; (5) memberi opini dan (6) member informasi. Jika manusia tidak berbagi informasi secara cukup, mereka akan memiliki seperti yang Bales sebut ‘permasalahana dalam komunikasi’ jika mereka tidak bisa berbagi opini, mereka akan mengalami ‘permasalahan dalam evaluasi’; jika mereka tidak meminta atau memberi saran, kelompok akan menderita ‘permasalahan dalam kendali’; jika kelompok tidak dapat mencapai kesepakatan, anggota akan memiliki ‘permasalahan dalam keputusan’ dan jika ada dramatisasi yang tidak mencukupi, maka akan menjadi ‘permasalahan ketegangan’ akhirnya jika kelompok tidak ramah,maka akan memiliki ‘permasalahan dalam reintegrasi’ seperti yang dimaksudkan oleh Bales bahwa kelompok tidak mampu membangun kembali sebuah perasaan kesatuan atau kepaduan dalam kelompok. 2016 4 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Anda dapat dengan mudah melihat skema logis Bales. Sebagai contoh, bayangkan bahwa Anda seorang anggota tim dari sebuah proyek di kelas. Pekerjaan tim ini adalah untuk memutuskan, melaksanakan, dan memuat laporan dari proyek tersebut. Jika satu anggota kelompok tetap menyimpan informasi dari yang lainnya, mereka tidak akan dapat berkomunikasi denggsan sabnat baik dan akan memiliki gagasan kecil dari apa yang dapat dilakukan oleh setiap orangnya. Jika mereka tidak berbagi opini, mereka tidak akan dapat mengevaluasi semua ide secara mendalam, dan akan berakhir dengan sebuah pekerjaan yang kacau balau. Katakan saja bahwa anggota kelompok memberikan sedikit saran. Dalam kasus ini kelompok memiliki masalah dalam pengendalian, dengan tidak ada seorang pun yang ingin mengatakannya pada anggota kelompok lain apa yang harus dilakukan. Jika anggota kelompok proyek Anda terlalu banyak menyetujui, semua gagasan tidak akan dapt diuji, dan Anda akan membuat keputusan yang lemah. Sebaliknya, jika semua anggota kelompok terlalu berseberangan, maka akan adan konflik, dan Anda tidak akan bisa mengambil keputusan sama sekali. Jika manusia memperhatikan persoalan antar pribadi, ketegangan, dan tumbuh di antara anggota, menciptakan sebuah atmosfir antar pribadi yang tidak baik dan sebuah kelompok yang tidak produktif. Gagasan yang terakhir ini – kelompok dengan banyak ketegangan – adalah sebuah area yang mengamsumsikan kepentingan khusus dalam teori Bales. Ia mengembangkan gagasan dramatisasi, yang berarti mengurangi ketegangan dengan bercerita berbagai pengalaman yang mungkin tidak selalu berhubungan secara langsung pada tugas kelompok. Lebih lanjut Littlejohn & Foss (2009:327), menjelaskan bahwa teori Bales mencakup perilaku komunikasi dari dua kelas dasar, sebuah pembagian yang memiliki pengaruh yang besar sekali dalam sebuah kelompok kecil sastra. Pertama, mencakup perilaku emosi sosial, seperti kelihatannya ramah, menunjukkan ketegangan dan dramatisasi. Kategori kedua adalah perilaku tugas (task behavior) disajikan oleh saran, opini, dan informasi. Dalam meneliti kepemimpinan, Bales mengemukakan bahwa kelompok yang sama akan memiliki dua jenis pemimpin yang berbeda. Tugas pemimpin menfasilitasi dan mengoordinasikan ulasan yang berhubugan dengan tugas serta mengarahkan energy supaya tugas selesai. Hal yang sama pentingnya adalah emosi sosial pemimpin, yang bekerja demi memperbaiki hubungan dalam kelompok, berkonsentrasi pada area positif dan negatif. Biasanya pemimpin kelompok dan pemimpin dengan emosi sosial adalah dua orang yang berbeda. Sebagai contoh pada sebuah kelompok yang memperkerjakan sebuah proyek kelas bersamaan, Anda mungkin memiliki seorang anggota yang menginginkan adanya rapat, memastikan bahwa setiap orang ada di sana, menyiapkan agenda, membuat panggilan, dan memperlihatkan perhatian yang besar pada kualitas proyek tersebut. Ini menjadi tugas dari pemimpin. Mungkin ada seseorang yang hadir dalam hubungan pada 2016 5 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id sebuah kelompok – seorang pemimpin dengan emosi sosial. Ini adalah seorang yang mendorong orang lain, melunakkan konflik, membanggakan orang karena pekerjaan bagus, dan biasanya menfasilitasi hubungan positif di antara anggota kelompok. Menurut Bales, posisi individu dalam sebuah kelompok adalah sebuah fungsi dari tiga dimensi : 1) Dominan lawan pasif 2) Ramah lawan tidak ramah 3) Aktif lawan emosional Dalam sebuah kelompok tertentu perilaku anggota dapat ditempatkan pada ketiga dimensi ini. Posisi individu bergantung pada kuadran tempat individu ada (sebagai contoh, berkuasa, ramah, aktif). Cara Anda tampil di hadapan anggota lainnya dari sebuah kelompok sangat ditentukan oleh bagaimana Anda menggabungkan semua dimensi ini dalam komunikasi Anda. Jika gaya bicara Anda cenderung berkuasa, tidak ramah, dan emosional, Anda mungkin saja akan di rasa sebagai seorang yang bermusuhan dank eras. Sebaliknya, jika anda berkuasa, ramah dan aktif, mungkin Anda akan sangat dihargai untuk kepemimpinan tugas Anda yang sangat berguna. Jika Anda cenderung keras, tidak ramah dan emosional, Anda mungkin akan dianggap sebagai seorang yang negatif dan tidak kooperatif. Oleh karena semua faktor ini bervariabel, Anda dapat memberikan nilai tinggi, medium dan rendah untuk tiap-tiap mereka, meciptakan campuran karakteristik daripada kategori tetap. Ketika jenis perilaku anggota kelompok diarahakan di sini, jaringan dan hubungan mereka dapat dilihat. Semakin besar kelompok, semakin besar kecenderungan adanya berbagai subkelompok dari individu dengan karakteristik dan nilai yang sama supaya berkembang. Uraian di atas adalah sebuah contoh dari tradisi psikologi sosial. Karya Bales sudah tidak lagi menjadi auan dalam teori komunikasi kelompok, tetapi teori ini memiliki pengaruh penting pada bagaimana kita berpikir tentang kelopok. Seperti penelitian seorang psikolog, Bales sangat tertarik dengan perilaku individu anggota kelompok. Walaupun ia manamakan teorinya ‘analisis proses interaksi’, sangatlah kecil hubungannya dengan ‘interaksi’ atau ‘proses’ seperti istilah yang kita pahami saat ini. Sekarang kita menyadari bahwa fokus Bales pada perilaku individu membatasi kemampuan teori untuk berkecimpung dalam sistem yang lebih besar, sedangkan pemikiran terkini dalam bidang komunikasi bahwa isu-isu yang sangat luas ini harus dipahami dari intinya. Untuk memperoleh perspektif yang lebih besar, kita harus beralih ke tradisi sibernetika. Dalam bidang komunikasi kelompok, tradisi sibernetika dan sosial budaya telah menjadi sumber penelitian kelompok yang paling kontemporer. 2016 6 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Selanjutnya John Dewey dalam Littlejohn (2011:344) menjelaskan bahwa terdapat enam fungsi dari komunikasi kelompok antara lain: 1. Mengungkapkan kesulitan. 2. Menjelaskan permasalahan. 3. Menganalisis masalah. 4. Menyarankan solusi. 5. Membandingkan alternatif dan menguji mereka dengan tujuan dan kritertia berlawanan. 6. Mengamalkan solusi yang terbaik. 1.3. Persektif Teoritis dalam Komunikasi Kelompok Berdasarkan uraian Littlejohn & Foss (2009:328), tradisi sibernetika sangat membantu kita dalam melihat sistem sifat kelompok. Walaupun teori-teori dari tradisi ini patut dipertimbangkan, secara keseluruhan mereka mengingatkan kita bahwa kelompok adalah bagian dari sistem yang lebih besar dalam kekuatan interaksi. Sebuah kelompok mendapat input segar dari luar, berhubungan dengan input ini dalam berbagai cara, dan menciptakan output atau akibat yang mempengaruhi sistem yang lebih besar seperti halnya kelompok itu sendiri. Di dini kita melihat pada empat teori yang mengembangkan gagasan ini. Mereka adalah teori kelompok terpercaya dan dua macam proses input - analisis interaksi dan teori kinerja efektif kelompok antarbudaya. 1) Teori Kelompok Terpercaya Teori Bales yang disajikan pada bagian sebelumnya adalah satu contoh dari sebuah teori yang menggunakan sebuah ‘botol’ metafora, menyamakan kelompok dengan sebuah botol yang terpisah dari lingkungan. Pada kenyataannya, kelompok tidak terpisah dari lingkungan yang lebih besar, Linda Putnam dan Cynthia Shohl menulai arah pemikirannya yang disebut kelompok terpercaya sebagai sebuah respons terhadap kritik ini. Kelompok terpercaya (boda fide theory) adalah sebuah peristiwa alamiah kelompok. Dalam hal ini semua kelompok kecuali mereka yang dibuat di laboratorium, adalah terpercaya karena semua kelompok adalah bagian dari sistem yang lebih besar. Malahan pemikiran sebuah kelompok terpercaya sebagai sejenis kelompok yang pemikirannya sebagai sebuah perspektif atau cara memandang semua kelompok. Kelompok terpercaya memiliki dua karakteristik; batasan yang dapat ditembus dan mareka saling tergantung dengan lingkungan. Batasan kelompok yang dapa ditembus berarti bahwa apa yang diidentifikasikan sebagai ‘di dalam’ kelompok atai ‘di luar’ kelompok terkadang tidak jelas, selalu tidak tetap dan sering berubah. Di saat yang sama, Anda tidak dapat memiliki sebuah kelompok tanpa suatu gagasan 2016 7 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id artinya bahwa kelompok tidak memiliki ide tersendiri dalam hubungannya dengan sebuah lingkungan, tetapi batasan selalu dapat dirundingkan. Batasan kelompok dapat ditembus sangat jelas ketika Anda menyadari bahwa anggot adalah bagian dari kelompok. Mereka akan masuk pada peran kelompok dan karakteristik yang dibangun dari kelompok lain. Sebenarnya, Anda tidak dapat memisahkan anggota kelompok dari kelompok lain tempat ia berasal. Kadangkadang peran kelompok sebetulnya adalah konflik dan anggota wajib mengatasi perbedaan antara apa yang mereka harus lakukan dalam satu kelompok dengan apa yang diharapkan dari mereka dalam kelompok yang berbeda. Mungkun Anda pernah mengalami sebagai seorang panitia sewaan dalam sebuah organisasi; panitia ini berdiskusi dengan rahasia, tetapi Anda dulunya adalah anggota kelompok lain, kelompok penasaran tentang apa yang terjadi dalam rapat terhadap panitia sewaan. Dalam situasi ini, Anda dihadapkan dengan keharusan untuk mengatur rasa penasawan kelompok yang lebih besar melawan kerahasiaan kelompok yang lebih kecil. Lebihj jauh lagi sebagai seorang anggota kelompok, Anda jarang mewakili diri Anda. Malahan Anda mempertaruhkan minat orang lain. Di luar, minat akan mempengaruhi apa yang Anda lakukan dan katakana dalam ekelompok. Sebagai contoh jika Anda dipilih menjadi dewan mahasiswa atau asosiasi tetangga, Anda selalu sadar akan keterlibatan minat yang lebih besar. Juga perubahan angggota kelompok, sehingga seorang yang masih di luar kelompok menjadi anggota kelompok di saat berikutnya dan sebaliknya. Oleh karena keanggotaan kelompo berganda, ANda tidak boleh tergabung pada setiap kelompok dan tidak semua anggota dari kelompok menunjukkan kadar loyalitas yang sama atau rasa memiliki pada sebuah kelompok. 2) Model Input Proses Output Sebagaimana dijelaskan Littlejohn & Foss (2009:328), kelompok sering dipandang seperti sistem dibernetika di mana informasi dan pengaruh datang kepada kelompok (input), kelompok mengolah informasi ini dan hasilnya berputar kembali untuk mempengaruhi orang lain (output). Bersama dengan itu, model ini dikenalk sebagai model input proses output. Sebuah contoh sederhana dari model ini adalah kajian kelompok di mana anggota membawa informasi dan sikap mengenai pelajaran kelompok, kelompok membicarkan materi ini dan menyediakan bantuan ganda dan hasilnya adalah nilainya lebih tinggi – atau lebih rendah – untuk pelajaran ini. Hasil dari kajian kelompok memberikan timbale balik yang mempengaruhi kandungan masa depan seperti perasaan yang akan datang tentang kelmpok. 2016 8 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Ide dasar dari masukan, proses dan hasil dalam kelompok yang berpengaruh pada bagaimana kita melihat mereka, dan kebanyakan peneliti selama bertahuntahun lamanya telah mengikuti model ini. Peneliti melihat pada faktor yang mempengaruhi kelompok (input) apa yang terjadi di dalam kelompok (proses), dan hasil (output). 3) Analisis Interaksi Fisher Berdasarkan penjelasan Littlejohn & Foss (2009:333), karena Bales melihat tindakan individu, B. Aubrey Fisher dan Leonard Hawes dengan acuan pendekatannya sebagai sebuah model sistem manusia (system human model), yang menggunakan sebuah model yang memandang pada perilaku manusia. Pendekatan mereka sangat kritis dan menganjurkannya lebih daripada sebuah model sistem interaksi (interact system model), yang tidak fokus pada tindakan, tetapi pada “interaksi.’ Sebuah interaksi adalah tindakan dari seseorang yang diikuti dengan tindakan yang lainya – sebagai contoh tanya jawab, pertanyaan-pertanyaan, dan sapa menyapa. Di sini unit analissi tidak pada pesan seseorang, seperti memberi saran, tetapi bagian dari tindakan yang berkesinambungan, seperti memberi saran dan meresponnya. Interaksi dapat digolongkan ke dalam dimensi isi dan dimensi hubungan. Sebagai contoh jiak seseorang bertanya pada Anda, And amungkin akan menjawabanya, tetapi cara Anda menyatakan jawaban mungkin member petunjuk yang Anda pikir itu adalah pertanyaan bodoh. Dalam kasus seperti ini, jawaban Anda adalah dimensi isi dan cara non verbal Anda adalah dimensi hubungan. Walaupun potensi kegunaan dengan menganalisis dimensi hubungan dalam sebuah kelompok diskusi, Fisher berkonsentrasi pada dimensi isi. Karena hampir semua ulasan dalam tugas kelompok dihubungkan dengan satu cara atau usulan lain demi sebuah keputusan – beserta tindakan atau hasil di mana semua orang dapat menyetujui – Fisher menggolongkan pernyataan yang berhubungan dengan bagaimana respons mereka terhadap susulan keputusan. Pernyataan yang mungkin setuju atau tidak setuju dengan sebuah usulan adalah contohnya. 4) Teori Kerja Kelompok Efektif Antarbudaya John Oetzel menggunakan model input proses output dalam membentuk variabelvariabel penting yang mempengaruhi fungsi kelompok. Tertarik dalam perbedaan sebagaimana dengan keefektifan kelompok, Oetzel menciptakan sebuah model yang secara budaya membedakan kelompok, menghadapi input tertentu, menciptakan hasil melalui komunikasi yang kembali mempengaruhi keadaan ketika kelompok sedang 2016 9 bekerja. Ini adalah Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom lingkaran sibernetika Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id sempurna, input proses menghasilkan keadaan. Kelompok yang dibahas Oetzel secara budaya berbeda, berartibahwa pemberdayaan budaya di antara anggota-anggota – kebangsaan, etnik, bahas, gender, jabatan, usia, kelemahan, dan lainnya – penting bagi kegunaan kelompok. Perbedaan budaya yang paling penting dibagi dalam tiga kelompok : a) Individualisme kolektivisme b) Kehendak diri c) Urusan rupa *** 2016 10 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Effendy, Onong Uchjana. 2006. Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosda Karya Litteljohn, Stephen W. 2009. Teori Komunikasi; Theories of Human Communication. Terjemahan oleh Mohammad Yusuf Hamdan. Jakarta: Salemba Empat. Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. Rohim, Syaiful. 2009. Teori Komunikasi; Perspektif, Ragam, dan Rineka Cipta. Wiryanto. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Grasindo. 2016 11 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Aplikasi. Jakarta: