Komunikasi Kelompok - Universitas Mercu Buana

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
TEORI KOMUNIKASI
Komunikasi Kelompok
Fakultas
Program Studi
Ilmu Komunikasi
Advertising
&MarketingCommunications
Tatap Muka
07
Kode MK
Disusun Oleh
85004
Sugihantoro, S.Sos, M.Ikom
Abstract
Kompetensi
Modul ini membahas mengenai prinsip
Setelah mempelajari modul ini
dasar komunikasi kelompok,
diharapkan mahasiswa memahami
pemahaman komunikasi dalam
prinsip dasar komunikasi kelompok,
kelompok dan perspektif teoritis
pemahaman komunikasi dalam
komunikasi kelompok.
kelompok dan perspektif teoritis
komunikasi kelompok.
Komunikasi Kelompok
1.1. Prinsip Dasar Komunikasi Kelompok
Aktifitas komunikasi dalam kelompok merupakan bagian dari kegiatan keseharian
tiap manusia. Bahkan begitu kita dilahirkan, akan mulai bergabung dengan kelompok primer
yang dekat yaitu keluarga. Pada tahap berikutnya, seiring dengan perkembangan usia,
pertumbuhan dan kemampuan pengetahuan kita masuk dan terlibat dalam pekerjaan dan
kelompok sekunder lainnya yang sesuai dengan minat dan ketertarikan kita. Dengan
demikian, kelompok merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita, karena
melalui
kelompok,
menungkinkan
kita
dapat
berbagi
informasi,
pengalaman
dan
pengetahuan kita dengan anggota kelompok lainnya.
Hal
tersebut juga disampaikan Rohim (2009:86), bahwa sebagai makluk sosial
tentunya kita tidak bisa lepas dari kegiatan komunikasi. Komunikasi sendiri merupakan
suatu hubungan interaksi yang kita lakukan baik terhadap diri sendiri maupun dengan orang
lain. Hal tersebut kita lakukan guna mempertahankan kelangsungan hidup, karena sebagai
makluk sosial, kita tidak bisa berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain. Hal tersebut tercermin
ketika kita dilahirkan sampai dengan meninggal dunia. Saat kita dilahirkan tentu kita tidak
bisa melakukannya sendiri dan membutuhkan dokter atau bidan untuk membantu persalinan
dan kita berkomunikasi dengan cara menangis. Dalam hal tersebut kita sudah
membutuhkan pertolongan orang lain untuk dapat bertahan hidup. Saat beranjak dewasa
kita akan berada disebuah organisasi sosial yang besar dan untuk dapat masuk pada
kehidupan tersebut kita melakukan komunikasi dengan orang lain agar kita atidak
terdegradasi dari struktur sosial.
Dengan diterimanya kita dalam suatu kehidupan sosial dapat diartikan kita telah
sukses dalam berkomunikasi. Meskipun demikian, sampai saat ini banyak sekali orang yang
kesulitan dalam melakukan kegiatan komunikasi dan bisa berdampak pada tidak diakuinya
dalam sosial kemasyarakatan sehingga menjadi terasing. Hal tersebut menandakan bahwa
komunkasi adalah sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan kita di mana kata tersebut
memberikan dan menentukan kita menjalani kehidupan.
Dalam kegiatan sehari-hari banyak fenomena sosial yang terjadi. Fenomena tersebut
terkadang tidak kita sadari dan berlangsung terus-menerus. Semakin lama semakin banyak
fenomena yang muncul dan akhirnya menarik seseorang untuk mencari rahasia di balik
fenomena tersebut dan berusaha untuk menghadirkannya kembali dalam bentuk hasil
penelitian yang dinamakan teori.
2016
2
Teori Komunikasi
Sugihantoro, S.Sos, M.IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kelompok merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari aktivitas kita seharihari. Kelompok baik yang bersifat primer maupun sekunder, merupakan wahana bagi setiap
orang untuk dapat mewujudkan harapan dan keinginannya berbagi semua informasi dalam
hampir semua aspek kehidupan. Ia bisa merupakan media untuk mengungkapkan
persoalan-persoalan pribadi (keluarga sebagai kelompok primer), ia dapat merupakan
sarana meningkatkan pengetahuan para anggotanya (kelompok belajar) dan bisa pula
merupakan alat untuk memecahkan persoalan bersama yang dihadapi seluruh anggota
(kelompok memecahkan masalah).
Gambar 1.1
Model Komunikasi Kelompok Kecil
Sumber: Adaptasi dari DeVito (1997:344)
Komunikasi kelompok adalah proses komunikasi yang berlangsung antara 3 orang
atau lebih secara tatap muka di mana anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama
lain. Tidak ada jumlah batasan anggota yang pasti, 2-3 orang atau 20-30 orang, tetapi tidak
lebih dari 50 orang. Komunikasi kelompok dengan sendirinya melibatkan pula komunikasi
antarpribadi. Selain itu, komunikasi kelompok cenderung spontan dan belum adanya bagian
2016
3
Teori Komunikasi
Sugihantoro, S.Sos, M.IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
atau tugas dari masing-masing anggota yang terstruktur jelas. Jadi, dalam komunikasi ini
setiap orang bisa memegang peranan apa saja.
1.2. Memahami Komunikasi dalam Kelompok
Menurut Littlejohn & Foss (2009:325), sebagian besar karya asli dalam komunikasi
kelompok kecil terjadi dalam psikologi sosial. Pada kenyataannya, pergerakan dinamis
kelompok adalah sebuah langkah penting dalam perkembangan pada apa yang kita tahu
tentang kelompok saat ini. Kita tidak menyediakan ruang untuk teori kelompok dinamis
dengan detail, tetapi kita menyertakan satu teori klasik – analisis proses interaksi – yang
memiliki pengaruh besar pada teori komunikasi kelompok. Teori ini mengarah pada sejenis
pesan yang manusia ungkapkan dalam kelompok dan bagaimana semua ini mempengaruhi
peran kelompok dan kepribadian.
Analisis Proses Interaksi
Berdasarkan uraian Littlejohn & Foss (2009:326), analisis proses interaksi Robert
Gales adalah hal yang klasik di bidangnya. Dengan menggunakan penelitian bertahun-tahun
sebagai sebuah fondasi. Bales menciptakan sebuah teori terpadu dan dikembangkan
dengan baik dari komunikasi kelompok kecil yang bertujuan untuk menjelaskan jenis pesan
yang manusia tukar dalam kelompok, dari yang semua membentuk peran dan kepribadian
anggota kelompok, dan oleh karena itu cara mereka mempengaruhi semua karakter secara
umum pada sebuah kelompok.
Dalam kelompok setiap individu dapat memperlihatkan sikap positif atau gabungan
(1) menjadi ramah; (2) mendramatisasi (suka bercerita/berbicara), atau (3) menyetujui .
Sebaliknya mereka juga dapat menunjukkan sikap negatif atau sikap campur aduk (1) sikap
penolakan; (2) memperlihatkan ketegangan; atau (3) menjadi tidak ramah. Dalam
menyelesaikan tugas kelompok, setiap individu dapat (1) menanyakan informasi; (2)
menanyakan opini; (3) meminta saran; (4) memberi saran; (5) memberi
opini dan (6)
member informasi.
Jika manusia tidak berbagi informasi secara cukup, mereka akan memiliki seperti
yang Bales sebut ‘permasalahana dalam komunikasi’ jika mereka tidak bisa berbagi opini,
mereka akan mengalami ‘permasalahan dalam evaluasi’; jika mereka tidak meminta atau
memberi saran, kelompok akan menderita ‘permasalahan dalam kendali’; jika kelompok
tidak dapat mencapai kesepakatan, anggota akan memiliki ‘permasalahan dalam keputusan’
dan jika ada dramatisasi yang tidak mencukupi, maka akan menjadi ‘permasalahan
ketegangan’ akhirnya jika kelompok tidak ramah,maka akan memiliki ‘permasalahan dalam
reintegrasi’ seperti yang dimaksudkan oleh Bales bahwa kelompok tidak mampu
membangun kembali sebuah perasaan kesatuan atau kepaduan dalam kelompok.
2016
4
Teori Komunikasi
Sugihantoro, S.Sos, M.IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Anda dapat dengan mudah melihat skema logis Bales. Sebagai contoh, bayangkan
bahwa Anda seorang anggota tim dari sebuah proyek di kelas. Pekerjaan tim ini adalah
untuk memutuskan, melaksanakan, dan memuat laporan dari proyek tersebut. Jika satu
anggota kelompok tetap menyimpan informasi dari yang lainnya, mereka tidak akan dapat
berkomunikasi denggsan sabnat baik dan akan memiliki gagasan kecil dari apa yang dapat
dilakukan oleh setiap orangnya. Jika mereka tidak berbagi opini, mereka tidak akan dapat
mengevaluasi semua ide secara mendalam, dan akan berakhir dengan sebuah pekerjaan
yang kacau balau. Katakan saja bahwa anggota kelompok memberikan sedikit saran. Dalam
kasus ini kelompok memiliki masalah dalam pengendalian, dengan tidak ada seorang pun
yang ingin mengatakannya pada anggota kelompok lain apa yang harus dilakukan. Jika
anggota kelompok proyek Anda terlalu banyak menyetujui, semua gagasan tidak akan dapt
diuji, dan Anda akan membuat keputusan yang lemah. Sebaliknya, jika semua anggota
kelompok terlalu berseberangan, maka akan adan konflik, dan Anda tidak akan bisa
mengambil keputusan sama sekali. Jika manusia memperhatikan persoalan antar pribadi,
ketegangan, dan tumbuh di antara anggota, menciptakan sebuah atmosfir antar pribadi yang
tidak baik dan sebuah kelompok yang tidak produktif. Gagasan yang terakhir ini – kelompok
dengan banyak ketegangan – adalah sebuah area yang mengamsumsikan kepentingan
khusus dalam teori Bales. Ia mengembangkan
gagasan dramatisasi, yang berarti
mengurangi ketegangan dengan bercerita berbagai pengalaman yang mungkin tidak selalu
berhubungan secara langsung pada tugas kelompok.
Lebih lanjut Littlejohn & Foss (2009:327), menjelaskan bahwa teori Bales mencakup
perilaku komunikasi dari dua kelas dasar, sebuah pembagian yang memiliki pengaruh yang
besar sekali dalam sebuah kelompok kecil sastra. Pertama, mencakup perilaku emosi
sosial, seperti kelihatannya ramah, menunjukkan ketegangan dan dramatisasi. Kategori
kedua adalah perilaku tugas (task behavior) disajikan oleh saran, opini, dan informasi.
Dalam meneliti kepemimpinan, Bales mengemukakan bahwa kelompok yang sama akan
memiliki dua jenis pemimpin yang berbeda. Tugas pemimpin menfasilitasi dan
mengoordinasikan ulasan yang berhubugan dengan tugas serta mengarahkan energy
supaya tugas selesai. Hal yang sama pentingnya adalah emosi sosial pemimpin, yang
bekerja demi memperbaiki hubungan dalam kelompok, berkonsentrasi pada area positif dan
negatif.
Biasanya pemimpin kelompok dan pemimpin dengan emosi sosial adalah dua orang
yang berbeda. Sebagai contoh pada sebuah kelompok yang memperkerjakan sebuah
proyek kelas bersamaan, Anda mungkin memiliki seorang anggota yang menginginkan
adanya rapat, memastikan bahwa setiap orang ada di sana, menyiapkan agenda, membuat
panggilan, dan memperlihatkan perhatian yang besar pada kualitas proyek tersebut. Ini
menjadi tugas dari pemimpin. Mungkin ada seseorang yang hadir dalam hubungan pada
2016
5
Teori Komunikasi
Sugihantoro, S.Sos, M.IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
sebuah kelompok – seorang pemimpin dengan emosi sosial. Ini adalah seorang yang
mendorong orang lain, melunakkan konflik, membanggakan orang karena pekerjaan bagus,
dan biasanya menfasilitasi hubungan positif di antara anggota kelompok.
Menurut Bales, posisi individu dalam sebuah kelompok adalah sebuah fungsi dari
tiga dimensi :
1) Dominan lawan pasif
2) Ramah lawan tidak ramah
3) Aktif lawan emosional
Dalam sebuah kelompok tertentu perilaku anggota dapat ditempatkan pada ketiga
dimensi ini. Posisi individu bergantung pada kuadran tempat individu ada (sebagai contoh,
berkuasa, ramah, aktif). Cara Anda tampil di hadapan anggota lainnya dari sebuah
kelompok sangat ditentukan oleh bagaimana Anda menggabungkan semua dimensi ini
dalam komunikasi Anda. Jika gaya bicara Anda cenderung berkuasa, tidak ramah, dan
emosional, Anda mungkin saja akan di rasa sebagai seorang yang bermusuhan dank eras.
Sebaliknya, jika anda berkuasa, ramah dan aktif, mungkin Anda akan sangat dihargai untuk
kepemimpinan tugas Anda yang sangat berguna. Jika Anda cenderung keras, tidak ramah
dan emosional, Anda mungkin akan dianggap sebagai seorang yang negatif dan tidak
kooperatif. Oleh karena semua faktor ini bervariabel, Anda dapat memberikan nilai tinggi,
medium dan rendah untuk tiap-tiap mereka, meciptakan campuran karakteristik daripada
kategori tetap. Ketika jenis perilaku anggota kelompok diarahakan di sini, jaringan dan
hubungan mereka dapat dilihat. Semakin besar kelompok, semakin besar kecenderungan
adanya berbagai subkelompok dari individu dengan karakteristik dan nilai yang sama
supaya berkembang.
Uraian di atas adalah sebuah contoh dari tradisi psikologi sosial. Karya Bales sudah
tidak lagi menjadi auan dalam teori komunikasi kelompok, tetapi teori ini memiliki pengaruh
penting pada bagaimana kita berpikir tentang kelopok. Seperti penelitian seorang psikolog,
Bales sangat tertarik dengan perilaku individu anggota kelompok. Walaupun ia manamakan
teorinya ‘analisis proses interaksi’, sangatlah kecil hubungannya dengan ‘interaksi’ atau
‘proses’ seperti istilah yang kita pahami saat ini.
Sekarang kita menyadari bahwa fokus Bales pada perilaku individu membatasi
kemampuan teori untuk berkecimpung dalam sistem yang lebih besar, sedangkan pemikiran
terkini dalam bidang komunikasi bahwa isu-isu yang sangat luas ini harus dipahami dari
intinya. Untuk memperoleh perspektif yang lebih besar, kita harus beralih ke tradisi
sibernetika. Dalam bidang komunikasi kelompok, tradisi sibernetika dan sosial budaya telah
menjadi sumber penelitian kelompok yang paling kontemporer.
2016
6
Teori Komunikasi
Sugihantoro, S.Sos, M.IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Selanjutnya John Dewey dalam Littlejohn (2011:344) menjelaskan bahwa terdapat
enam fungsi dari komunikasi kelompok antara lain:
1. Mengungkapkan kesulitan.
2. Menjelaskan permasalahan.
3. Menganalisis masalah.
4. Menyarankan solusi.
5. Membandingkan alternatif dan menguji mereka dengan tujuan dan kritertia berlawanan.
6. Mengamalkan solusi yang terbaik.
1.3. Persektif Teoritis dalam Komunikasi Kelompok
Berdasarkan uraian Littlejohn & Foss (2009:328), tradisi
sibernetika sangat
membantu kita dalam melihat sistem sifat kelompok. Walaupun teori-teori dari tradisi ini
patut dipertimbangkan, secara keseluruhan mereka mengingatkan kita bahwa kelompok
adalah bagian dari sistem yang lebih besar dalam kekuatan interaksi. Sebuah kelompok
mendapat input segar dari luar, berhubungan dengan input ini dalam berbagai cara, dan
menciptakan output atau akibat yang mempengaruhi sistem yang lebih besar seperti halnya
kelompok itu sendiri. Di dini kita melihat pada empat teori yang mengembangkan gagasan
ini. Mereka adalah teori kelompok terpercaya dan dua macam proses input -
analisis
interaksi dan teori kinerja efektif kelompok antarbudaya.
1) Teori Kelompok Terpercaya
Teori Bales yang disajikan pada bagian sebelumnya adalah satu contoh dari sebuah
teori yang menggunakan sebuah ‘botol’ metafora, menyamakan kelompok dengan
sebuah botol yang terpisah dari lingkungan. Pada kenyataannya, kelompok tidak
terpisah dari lingkungan yang lebih besar, Linda Putnam dan Cynthia Shohl menulai
arah pemikirannya yang disebut kelompok terpercaya sebagai sebuah respons
terhadap kritik ini. Kelompok terpercaya (boda fide theory) adalah sebuah peristiwa
alamiah kelompok. Dalam hal ini semua kelompok kecuali mereka yang dibuat di
laboratorium, adalah terpercaya karena semua kelompok adalah bagian dari sistem
yang lebih besar. Malahan pemikiran sebuah kelompok terpercaya sebagai sejenis
kelompok yang pemikirannya sebagai sebuah perspektif atau cara memandang
semua kelompok.
Kelompok terpercaya memiliki dua karakteristik; batasan yang dapat ditembus dan
mareka saling tergantung dengan lingkungan. Batasan kelompok yang dapa
ditembus berarti bahwa apa yang diidentifikasikan sebagai ‘di dalam’ kelompok atai
‘di luar’ kelompok terkadang tidak jelas, selalu tidak tetap dan sering berubah. Di
saat yang sama, Anda tidak dapat memiliki sebuah kelompok tanpa suatu gagasan
2016
7
Teori Komunikasi
Sugihantoro, S.Sos, M.IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
artinya bahwa kelompok tidak memiliki ide tersendiri dalam hubungannya dengan
sebuah lingkungan, tetapi batasan selalu dapat dirundingkan.
Batasan kelompok dapat ditembus sangat jelas ketika Anda menyadari bahwa
anggot adalah bagian dari kelompok. Mereka akan masuk pada peran kelompok dan
karakteristik yang dibangun dari kelompok lain. Sebenarnya, Anda tidak dapat
memisahkan anggota kelompok dari kelompok lain tempat ia berasal. Kadangkadang peran kelompok sebetulnya adalah konflik dan anggota wajib mengatasi
perbedaan antara apa yang mereka harus lakukan dalam satu kelompok dengan apa
yang diharapkan dari mereka dalam kelompok yang berbeda. Mungkun Anda pernah
mengalami sebagai seorang panitia sewaan dalam sebuah organisasi; panitia ini
berdiskusi dengan rahasia, tetapi Anda dulunya adalah anggota kelompok lain,
kelompok penasaran tentang apa yang terjadi dalam rapat terhadap panitia sewaan.
Dalam situasi ini, Anda dihadapkan dengan keharusan untuk mengatur rasa
penasawan kelompok yang lebih besar melawan kerahasiaan kelompok yang lebih
kecil.
Lebihj jauh lagi sebagai seorang anggota kelompok, Anda jarang mewakili diri Anda.
Malahan Anda mempertaruhkan minat orang lain. Di luar, minat akan mempengaruhi
apa yang Anda lakukan dan katakana dalam ekelompok. Sebagai contoh jika Anda
dipilih menjadi dewan mahasiswa atau asosiasi tetangga, Anda selalu sadar akan
keterlibatan minat yang lebih besar. Juga perubahan angggota kelompok, sehingga
seorang yang masih di luar kelompok menjadi anggota kelompok di saat berikutnya
dan sebaliknya. Oleh karena keanggotaan kelompo berganda, ANda tidak boleh
tergabung pada setiap kelompok dan tidak semua anggota dari kelompok
menunjukkan kadar loyalitas yang sama atau rasa memiliki pada sebuah kelompok.
2) Model Input Proses Output
Sebagaimana dijelaskan Littlejohn & Foss (2009:328), kelompok sering dipandang
seperti sistem dibernetika di mana informasi dan pengaruh datang kepada kelompok
(input), kelompok mengolah informasi ini dan hasilnya berputar kembali untuk
mempengaruhi orang lain (output). Bersama dengan itu, model ini dikenalk sebagai
model input proses output. Sebuah contoh sederhana dari model ini adalah kajian
kelompok di mana anggota membawa informasi dan sikap mengenai pelajaran
kelompok, kelompok membicarkan materi ini dan menyediakan bantuan ganda dan
hasilnya adalah nilainya lebih tinggi – atau lebih rendah – untuk pelajaran ini. Hasil
dari kajian kelompok memberikan timbale balik yang mempengaruhi kandungan
masa depan seperti perasaan yang akan datang tentang kelmpok.
2016
8
Teori Komunikasi
Sugihantoro, S.Sos, M.IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ide dasar dari masukan, proses dan hasil dalam kelompok yang berpengaruh
pada bagaimana kita melihat mereka, dan kebanyakan peneliti selama bertahuntahun lamanya telah mengikuti model ini. Peneliti melihat pada faktor yang
mempengaruhi kelompok (input) apa yang terjadi di dalam kelompok (proses), dan
hasil (output).
3) Analisis Interaksi Fisher
Berdasarkan penjelasan Littlejohn & Foss (2009:333), karena Bales melihat tindakan
individu, B. Aubrey Fisher dan Leonard Hawes dengan acuan pendekatannya
sebagai sebuah model sistem manusia (system human model), yang menggunakan
sebuah model yang memandang pada perilaku manusia.
Pendekatan mereka
sangat kritis dan menganjurkannya lebih daripada sebuah model sistem interaksi
(interact system model), yang tidak fokus pada tindakan, tetapi pada “interaksi.’
Sebuah interaksi adalah tindakan dari seseorang yang diikuti dengan tindakan yang
lainya – sebagai contoh tanya jawab, pertanyaan-pertanyaan, dan sapa menyapa. Di
sini unit analissi tidak pada pesan seseorang, seperti memberi saran, tetapi bagian
dari tindakan yang berkesinambungan, seperti memberi saran dan meresponnya.
Interaksi dapat digolongkan ke dalam dimensi isi dan dimensi hubungan. Sebagai
contoh jiak seseorang bertanya pada Anda, And amungkin akan menjawabanya,
tetapi cara Anda menyatakan jawaban mungkin member petunjuk yang Anda pikir itu
adalah pertanyaan bodoh. Dalam kasus seperti ini, jawaban Anda adalah dimensi isi
dan cara non verbal Anda adalah dimensi hubungan.
Walaupun potensi kegunaan dengan menganalisis dimensi hubungan dalam sebuah
kelompok diskusi, Fisher berkonsentrasi pada dimensi isi. Karena hampir semua
ulasan dalam tugas kelompok dihubungkan dengan satu cara atau usulan lain demi
sebuah keputusan – beserta tindakan atau hasil di mana semua orang dapat
menyetujui – Fisher menggolongkan pernyataan yang berhubungan dengan
bagaimana respons mereka terhadap susulan keputusan. Pernyataan yang mungkin
setuju atau tidak setuju dengan sebuah usulan adalah contohnya.
4) Teori Kerja Kelompok Efektif Antarbudaya
John Oetzel menggunakan model input proses output dalam membentuk variabelvariabel penting yang mempengaruhi fungsi kelompok. Tertarik dalam perbedaan
sebagaimana dengan keefektifan kelompok, Oetzel menciptakan sebuah model yang
secara budaya membedakan kelompok, menghadapi input tertentu, menciptakan
hasil melalui komunikasi yang kembali mempengaruhi keadaan ketika kelompok
sedang
2016
9
bekerja.
Ini adalah
Teori Komunikasi
Sugihantoro, S.Sos, M.IKom
lingkaran sibernetika
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
sempurna,
input
proses
menghasilkan keadaan. Kelompok yang dibahas Oetzel secara budaya berbeda,
berartibahwa pemberdayaan budaya di antara anggota-anggota – kebangsaan,
etnik, bahas, gender, jabatan, usia, kelemahan, dan lainnya – penting bagi kegunaan
kelompok. Perbedaan budaya yang paling penting dibagi dalam tiga kelompok :
a) Individualisme kolektivisme
b) Kehendak diri
c) Urusan rupa
***
2016
10
Teori Komunikasi
Sugihantoro, S.Sos, M.IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Effendy, Onong Uchjana. 2006. Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktek. Bandung: Remaja
Rosda Karya
Litteljohn, Stephen W. 2009. Teori Komunikasi; Theories of Human Communication.
Terjemahan oleh Mohammad Yusuf Hamdan. Jakarta: Salemba Empat.
Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya.
Rohim, Syaiful. 2009. Teori Komunikasi; Perspektif, Ragam, dan
Rineka Cipta.
Wiryanto. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Grasindo.
2016
11
Teori Komunikasi
Sugihantoro, S.Sos, M.IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Aplikasi. Jakarta:
Download