Pengertian Teori dan Model Komunikasi

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
TEORI KOMUNIKASI
Pengertian Teori dan Model
Komunikasi
Fakultas
Program Studi
Ilmu Komunikasi
Advertising
&MarketingCommunications
Tatap Muka
02
Kode MK
Disusun Oleh
85004
Sugihantoro, S.Sos, M.Ikom
Abstract
Kompetensi
Modul ini membahas mengenai
Setelah mempelajari modul ini
pengertian teori dan model komunikasi
diharapkan mahasiswa dapat memiliki
serta sifat, tujuan, manfaatnya.
pemahaman terhadap teori dan model
komunikasi serta sifat, tujuan,
manfaatnya.
Pengertian Teori dan Model Komunikasi
1.1. Pengertian Teori
Berdasarkan uraian yang disampaikan oleh Littlejohn & Foss (2009:21), teori-teori
menyusun dan menyatukan pengetahuan yang sudah ada, sehingga kita tidak perlu
memulai semua penelitian dari awal. Teori-teori atau pengetahuan yang terorganisir dari
suatu bidang yang dikembangkan oleh hasil-hasil dari akademisi-akademisi sebelumnya
memberikan sebuah titik awal untuk memahami bidang apa pun. Istilaht teori komunikasi
dapat mengacu pada sebuah teori tunggal atau dapat digunakan untuk menandakan
kearifan kolektif yang ditemukan dalam seluruh kesatuan teori-teori yang berhubungan
dengan komunikasi.
Ada banyak perdebatan tentang apa yang mendasari sebuah teori yang memandai
mengenai komunikasi. Teori-teori yang disertakan di sini berbeda dalam cara bagaimana
mereka dihasilkan, jenis penelitian yang digunakan, cara mereka dipresentasikan, dan
aspek komunikasi yang ingin disampaikan. Perbedaan ini hadir sebagai sebuah sumber
yang kaya untuk mengembangkan pemahaman yang lebih menyeluruh dan mendalam
mengenai pengalaman komunikasi. Setiap teori melihat pada sebuah proses dari sudut yang
berbeda, mengajak Anda untuk memikirkan apa yang dimaksudkan oleh komunikasi dan
bagaimana komunikasi bekerja dari titik tersebut.
Definisi teori menurut F.M Kerlinger dalam Rakhmat (2004:6) merupakan himpunan
konstruk (konsep), definisi, dan preposisi yang mengemukakan pandangan sistematis
tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan
meramalkan gejala tersebut. Sementara itu menurut Suyanto (2005:34) teori merupakan
seperangkat proposisi yang menggambarkan suatu gejala terjadi seperti ini. Untuk
memudahkan penelitian diperlukan pedoman berfikir yaitu kerangka teori. Sebelum
melakukan penelitian yang lebih lanjut seorang peneliti perlu menyusun suatu kerangka teori
sebagai landasan berfikir untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti
masalah yang dipilih.
Istilah teori dalam ilmu-ilmu sosial secara umum mengandung beberapa pemahaman
sebagai berikut:
a) Teori adalah abstraksi dari realitas.
b) Teori terdiri dari sekumpulan prinsif-prinsif yang secara kobseptual mengaorganisasi
aspek-aspek dunia empiris secara sistematis.
c) Teori terdiri dari asumsi-asumsi, profosisi-profosisi, dan aksioma-aksioma dasar
yang saling berkaitan.
2016
2
Teori Komunikasi
Sugihantoro, S.Sos, M.IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
d) Teori terdiri dari teroema-teroema, yakni generalisasi-generalisasi yang di terima
atau terbukti secara empiris. sifat dan tujuan teori, menurut abraham kaplan (1964),
adalah bukan semata untuk menemukan fakta yang bersembunyi tetapi secara untuk
melihat fakta, mengorganisasikan serta mempresentasikan fakta tersebut. suatu teori
harus sesuai dengan dunia ciptaan tuhan, dalam arti dunia yang sesuai dengan ciri
yang di miliki sendiri.
Semua teori merupakan abstraksi. Mereka selalu mengurangi pengalaman
menjadi sebuah bentuk kategori-kategori dan sebagai hasilnya selalu meninggalkan
sesuatu. Sebuah teori memfokuskan perhatian kita pada sesuatu – pola hubungan, variabel
- dan mengabaikan yang lainnya. Kebenaran mutlak ini penting karena mengungkapkan
kekuarang dasar dari teori apa pun. Tidak ada teori yang akan mengungkapkan semua
kebenaran atau mampu untuk benar-benar menyampaikan subyek atau penelitiannya.
Teori-teori berfungsi sebagai panduan yang membantu kita memahami, menjelaskan,
mengartikan menilai, dan menyampaikan.
Teori juga merupakan susunan. Teori-teori diciptakan oleh manusia, bukan
diturunkan oleh Tuhan. Ketika para akademisi menguji sesuatu yang ada di dunia, mereka
membuat pilihan – mengenai bagaimana mengelompokkan apa yang mereka amati,
bagaimana menyebut konsep yang mereka fokuskan, seberapa luas atau sempitnya fokus
mereka, dansebagainya. Jadi, teori-teori merepresentasikan beragam cara pengamat
melihat lingkungan sekitar mereka lebih dari kenyataan yang dapat mereka tangkap. Mereka
tidak lebih dari sebuah catatan kenyataan daripada catatan konseptualisasi para akademisi
mengenai kenyataan tersebut.
Sebuah teori menawarkan satu cara untuk menangkap kebenaran dari sebuah
fenomena tetapi bukanlah satu-satunya cara untuk memandang fenomena tersebut.
Akhirnya teori terkait dengan tindakan secara intim. Bagaimana kita berpikir – teori-teori kita
– menunjukkan bagaimana kita bertindak; dan bagaimana kita bertindak – praktik-praktik
kita – menunjukkan bagaimana kita berpikir. Dalam dunia ilmu pengetahuan, teori-teori
formal dan praktik-praktik intelektual tidak terpisahkan.
Selanjutnya Littlejohn & Foss (2009:23), menjelaskan dimensi-dimensi teori yang
terdiri dari :
1) Asumsi Filosofis
Menurut Littlejohn & Foss (2009:23), titk awal semua teori adalah asumsi-asumsi
filosofis yang mendasarinya. Asumsi-asumsi yang dipakai seorang ahli teori
menentukan bagaimana sebuah teori akan digunakan. Oleh sebab itu, dengan
mengetahui asums-asumsi di balik sebuah teori merupakan langkah pertama untuk
memahami teori tersebut. Asumsi-asumsi filosofis tersebut sering kali dibagi menjadi
tiga jenis utama yaitu:
2016
3
Teori Komunikasi
Sugihantoro, S.Sos, M.IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
a) Epistemologi atau pertanyaan-pertanyaan tentang pengetahuan
b) Asumsi mengenai ontology, atau pertanyaan-pertanyaan tentang keberadaannya
c) Asumsi aksiologi atau pertanyaan-pertanyaan tentang nilai.
Setiap teori baik secara eksplisit maupun implicit memasukkan asumsi-asumsi
mengenai sifat pengetahuan dan bagaimana hal tersebut diperoleh, apa yang
mendasari keberadaannya, dan apa yang berharga. Melihat asumsi-asumsi ini
memberikan sebuah dasar untuk memahami bagaimana sebuah teori menempatkan
diri dalam hubungannya dengan teori-teori lainnya.
2) Konsep
Konsep pertama sebuah teori adalah konsep-konsep atau kategori-kategorinya.
Materi-materi dikelompokkan ke dalam kategori-kategori konseptual menurut
kualitas-kualitas yang diamati. Dalam dunia kita sehari-hari, beberapa hal dianggap
sebagai pepohonan, rumah, atau mobil. Sifat-sifat manusia adalah konseptual.
Thomas Kuhn menulis bahwa kita tidak belajar untuk melihat dunia sedikit demi
sedikit atau satu per satu; kita menyatukan semua area dari perubahan dan
pengalaman.
Konsep – istilah dan definisinya - memberitahukan kita apa yang dilihat oleh ahli
teori dan apa yang dianggap penting. Untuk menentukan konsep, ahli teori
komunikasi
mengamati
banyak
variabel
dalam
interaksi
manusia
dan
menggolongkannya serta menandainya menurut pola-pola yang diterima. Hasilnya
adalah untuk merumuskan dan mengartikulasikan konsep-konsep yang telah
ditandai. Istilah-istilah konseptual yang telah diidentifikasi menjadi seuah bagian
penting dari teori dan sering kali istilah-istilah ini khusus dipergunakan untuk teori
tersebut. Apa yang berfungsi sebagai istilah-istilah konseptual bagi salah satu teori
belum tentu dapat digunakan untuk yang lain.
3) Penjelasan
Sebuah penjelasan merupakan dimensi selanjutnya dari teori dan di sini para ahli
teori mengidentifikasi keteraturan atau pola dalam hubungan antar variabel.
Misalnya,
penjelasan
menjawab
pertanyaan:
Kenapa?
Sebuah
penjelasan
mengidentifikasi sebuah “kekuatan logis” antar variabel yang menghubungkan
mereka. Sebagai contoh, seorang ahli teori dapat membuat hipotesis bahwa jika
anak-anak banyak melihat acara
kekeraran di televisi, maka mereka akan
mengembangkan kecenderungan dalam melakukan kekerasan. Dalam ilkmu
pengetahuan sosial, hubungannya jarang dianggap sebagai sesuatu yang mutlak.
Bahkan kita dapat mengatakan bahwa sesuatu sering kali atau biasanya
dihubungkan dengan yang lain dan bahwa ada hubungan yang mungkin; jika anak-
2016
4
Teori Komunikasi
Sugihantoro, S.Sos, M.IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
anak melihat banyak kekerasan di televisi, mereka mungkin akan mengembangkan
kecenderungan pada kekerasan.
Ada banyak jenis penjelasan, tetapi dua penjelasan paling umum adalah kausal dan
praktis. Dalam penjelasan kausal, kejadian dihubungkan sebagai hubungan sebab
akibat, dengan salah satu variabel yang dianggap sebagai hasil atau akibat variabel
lainnya. Sebaliknya, penjelasan praktis menjelaskan tindakan-tindakan sebagai
tujuan yang terhubung dengan tindakan yang dirancang untuk mencapai tujuan di
masa yang akan datang. Dalam penjelasan kausal, kejadian berikutnya ditentukan
oleh beberapa kejadian yang mendahuluinya. Dalam penjelasan praktis, akibatakibat terjadi karena tindakan-tindakan yang dipilih.
4) Prinsip
Prinsip-prinsip merupakan dimensi terakhir dari teori. Sebuah prinsip merupakan
sebuah acuan yang memungkinkan anda untuk mengartikan sebuah kejadian,
membuat penilaian mengenai apa yang terjadi, dan selanjutnya memutuskan
bagaimana bertindak dalam situasi tersebut. Sebuah prinsip memiliki tiga bagian
yaitu:
a) Mengidentifikasi sebuah situasi atau kejadian
b) Menyertakan seperangkat norma atau nilai
c) Menegaskan sebuah hubungan antara susunan tindakan dan akibat yang
mungkin.
Selanjutnya Nazir (2005:19) menyatakan bahwa terdapat tiga hal yang perlu
diperhatikan ketika kita ingin mengenal teori yaitu:
1) Teori adalah sebuah set proposisi yang terdiri atas konstrak (construct) yang sudah
didefinisikan secara luas dan dengan hubungan unsur-unsur dalam set tersebut
secara jelas pula.
2) Teori menjelaskan hubungan antarvariabel atau antarkonstrak (construct) sehingga
pandangan yang sistematis dari fenomena-fenomena yang diterangkan oleh variabel
dengan jelas kelihatan.
3) Teori menerangkan fenomena dengan cara menspesifikasikan variabel mana yang
berhubungan dengan variabel mana
Teori memiliki peranan sebagaimana di jelaskan oleh Nazir (2005:19) sebagai berikut:
1) Teori mendefinisikan orientasi utama dari ilmu dengan cara memberikan definisi
terhadap jenis-jenis data yang akan dibuat abstraksinya.
2016
5
Teori Komunikasi
Sugihantoro, S.Sos, M.IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2) Teori memberikan rencana (scheme) konseptual, dengan rencana mana
fenomena-fenomena
yang
relevan
disistematiskan,
diklarifikasikan,
dan
dihubung-hubungkan.
3) Teori memberi ringkasan terhadap fakta dalam bentuk generalisasi empiris dan
sistem generalisasi.
4) Teori memberikan prediksi terhadap fakta. Penyingkatan fakta-fakta oleh teori
akan menghasilkan uniformitas dari pengamatan-pengamatan.
5) Teori memperjelas celah-celah di dalam pengetahuan kita. Karena meringkaskan
fakta-fakta sekarang dan memprediksikan fakta-fakta yang akan datang, yang
belum diamati, maka teori dapat memberikan petunjuk dan memperjelas daerah
mana dalam khazanah ilmu pengetahuan yang belum dieksplorasi.
1.2. Pengertian Model
Sebagaimana dijelaskan Rohim (2009:8), komunikasi merupakan hal yang sangat
mendasar dalam kehidupan manusia. Bahkan komunikasi telah menjadi suatu fenomena
bagi terbentuknya suatu masyarakat atau komunitas yang teintegrasi oleh informasi, di
mana masing-masing individu dalam masyarakat itu sendiri saling berbagi informasi
(information sharing) untuk mencapai tujuan bersama. Secara sederhana komunikasi dapat
terjadi apabila ada kesamaan antara penyampai pesan dan orang yang menerima pesan.
Senada dengan hal itu, bahwa komunikasi atau communication berasal dari bahawa Latin
“communis” communis atau dalam bahasa Inggrisnya commun yang artinya sama. Apabila
kita berkomunikasi (to communicate), ini berarti bahwa kita berada dalam keadaan berusaha
untuk menimbulkan kesamaan.
Seiring berkembangnya ilmu komunikasi, munculah model-model komunikasi.
Sebagaimana dijelaskan Rohim (2009:14), para ahli komunikasi telah banyak menjelaskan
dan menciptakan model-model atau representasi sederhana dari hubungan-hubungan
kompleks di antara elemen-elemen dalam proses komunikasi, yang tentunya akan
mempermudah kita untuk memahami proses komunikasi yang rumit. Sereno dan Mortensen
dalam Mulyana (2007) menyatakan bahwa model komunikasi merupakan deskripsi ideal
mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi.
Selanjutnya berdasarkan pendapat Deutsch dalam Severin dan Tankard (2008),
model adalah struktur simbol dan aturan kerja yang diharapkan selaras dengan serangkaian
poin yang relevan dalam struktur atau proses yang ada. Model sangat vital untuk memahami
proses yang lebih kompleks. Jadi, berdasarkan pandangan Deutsch, model merupakan
struktur simbol dalam sebuah proses guna memahami proses yang sifatnya kompleks.
Struktur ini bisa terlihat bila divisualisasikan. Aubrey Fisher dalam Mulyana (2007)
menyatakan, model adalah analogi yang mengabstrasikan dan memilih bagian dari
2016
6
Teori Komunikasi
Sugihantoro, S.Sos, M.IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
keseluruhan unsur, sifat atau komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan model.
Model adalah gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori. Model
komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan
kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komponen lainnya.
Dari berbagai model komunikasi yang sudah ada, di sini akan dibahas tiga model
paling utama, serta akan dibicarakan pendeknya yang mendasarinya dan bagaimana
komunikasi dikonseptualisasikan dalam perkembangannya.
a) Model Komunikasi Linier
Berdasarkan penjelasan Rohim (2009:14), seorang ilmuwan Bell Laboratories yang
bernama Claude Shanno dan juga seorang profesor di Massachusetts Institute of
Technology dan Warren Weaver, seorang konsultan pada sebuah proyek di Sloan
Foundation, mendeskripsikan komunikasi sebagai proses yang linier atau searah.
Pendekatan ini terdiri dari beberapa elemen kunci yaitu sumber (source), pesan
(message), dan penerima (receiver). Adapun konseptualisasi dari model komunikasi
liniear ini (linear communication models) sebagai berikut:
Gambar 1.1
Model Komunikasi Linier
Gangguan
Sumber
Pesan
Penerima
Gangguan
Sumber : West Turner (2007:11) dalam Rohim (2009:14)
Dari gambar di atas dapat kita lihat bagaimana proses komunikasi terjadi antara
pengirim dan penerima pesan menerima pesan melalui saluran atau channel yang
merupakan jalan untuk berkomunikasi. Saluran biasanya berhubungan langsung
dengan panca indera baik penglihatan, pendengaran, penciuman dan yang lainnya.
2016
7
Teori Komunikasi
Sugihantoro, S.Sos, M.IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dalam model komunikasi ini juga dijelaskan mengenai gangguan (noise). Ada empat
jenis gangguan antara lain :

Gangguan semantik
Gangguan semantik berhubungan jargon-jargon bahasa atau bahasa-bahasa
spesialisasi yang digunakan secara perorangan atau kelompok, misalnya istilahistilah dalam dunia kedokteran

Gangguan fisik / eksternal
Adalah gangguan yang berada di luar penerima atau pengaruh dari tubuh dalam
penerimaan pesan.

Gangguan psikologis
Merujuk pada prasangka, bias dan kencenderungan yang dimiliki oleh
komunikator terhadap satu sama lain atau terhadap pesan itu sendiri.

Gangguan fisiologis
Adalah gangguan yang bersifat biologis terhadap proses komunikasi. Gangguan
semacam ini akan muncul apabila Anda sebagai pembicara sedang sakit, lelah
atau lapar.
b) Model Komunikasi Interaksional
Menurut Rohim (2009:15) dikembangkan oleh Wilbur Schramm (1954), yang
menekankan pada proses komunikasi dua arah di antara para komunikator. Dengan
kata lain komunikasi berlangsung dua arah; dari pengirim kepada penerima dan dari
penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi
selalu berlangsung. Pandangan interaksional mengilustrasikan bahwa seseorang
dapat menjadi pengirim maupun penerima dalam sebuah interaksi, tetapi tidak
menjadi keduanya sekaligus.
Elemen
yang penting dalam model ini adalah umpan balik (feed back) atau
tanggapan terhadap suatu pesan. Umpan balik dapat berupa verbal ataupun non
verbal, sengaja maupun tidak sengaja. Umpan balik amat membantu komunikator
untuk mengetahui apakah pesan mereka telah tersampaikan atau tidak dan sejauh
mana pencapaian makna terjadi. Dalam model interaksional umpan balik terjadi
setelah pesan diterima, tidak saat pesan sedang dikirim. Adapun elemen atau bagian
lain yang terpenting dalam konsep komunikasi interaksional ditandai dengan adanya
bidang pengalaman (field of experiences) seseorang, budaya atau keturunan yang
dapat mempengaruhi kemampuan berkomunikasi dengan yang lainnya. Setiap
peserta komunikasi membawa pengalaman yang unit dan khas dalam setiap perilaku
komunikasi yang dapat mempengaruhi komunikasi yang terjadi. Secara skematis,
dapat dilihat dalam gambar model interansional berikut ini:
2016
8
Teori Komunikasi
Sugihantoro, S.Sos, M.IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 1.2
Model Komuniaksi Interaksional
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Pesan
Penerima
Pengirim
Umpan Balik
Umpan Balik
Saluran
Gangguan
Sumber: West & Turner (2007:12) dalam Rohim (2009:16)
c) Model Komunikasi Transaksional
Berdasarkan uraian Rohim (2009:16), dalam model komunikasi ini memberikan
penekanan pada proses pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung
secara terus-menerus dalam suatu sistem komunikasi. Dalam mekanisme
pengiriman dan penerimaan pesan, proses komunikasi berlangsung secara
kooperatif di mana pengirim dan penerima secara bersama-sama bertanggung jawab
terhadap ekses/akibat dari proses komunikasi yang berlangsung, apakah efekti atau
tidak, karena dalam model ini makna dibangun oleh umpan balik dari peserta
komunikasi. Model transaksional berasumsi bahwa saat kita terus-menerus
mengirimakn dan menerima pesan, kita berurusan baik dengan elemen verbal
maupun non verbal. Dengan kata lain, peserta komunikasi (komunikator) melakukan
proses negosiasi makna.
Dalam model ini juga terdapat bidang pengalaman, tetapi terjadi perpotongan (West
& Turner 2007:15). Dengan kata lain pada proses komunikasi yang berlangsung
masing-masing menunjukkan proses pemahaman yang terjalin secara aktif,
sehingga timbul suatu pemahaman baru sebagai hasil proses interaksi, dan integrasi
dan komunikasi di antara masing-masing peserta komunikasi dengan latar
pengalaman yang berbeda-beda.
2016
9
Teori Komunikasi
Sugihantoro, S.Sos, M.IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 1.3
Model Transaksional
-
Komunikator
Gangguan
Semantik
Fisik
Psikologi
Fisiologis
Pesan / Umpan balik
Komunikator
Bidang
pengalaman
Bidang
pengalaman
Kesamaan
Bidang
Pengalaman
Sumber : West & Turner (2007) dalam Rohim (2009:17)
Selanjutnya Gardon Wiseman dan Larry Barker dalam Mulyana (2007:133)
mengemukakan fungsi model komunikasi antara lain:
1. Melukiskan proses komunikasi
2. Menunjukan hubungan visual.
3. Membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi
Pendapat lain disampaikan oleh Deutsch yang menyebutkan terdapat empat fungsi
model antara lain :
1) Mengorganisasikan (kemiripan data dan hubungan) yang tidak teramati
2) Heuristik (menjunjukkan fakta-fakta dan metode baru yang tidak diketahui)
3) Prediktif, memungkinkan peramalan dari sekedar tipe ya atau tidak hingga yang
kuantitatif yang berkenaan dengan kapan dan berapa banyak
4) Pengukuran guna mengukur fenomena yang diprediksi
Fungsi-fungsi tersebut pada gilirannya merupakan basis untuk menilai suatu model :
1) Seberapa umum (general) model tersebut? Seberapa banyak bahan yang
diorganisasikannya, dan seberapa efektif?
2) Seberapa heuristic model tersebut? Apakah ia membantu menemukan hubunganhubungan baru, fakta, atau metode?
2016
10
Teori Komunikasi
Sugihantoro, S.Sos, M.IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3) Seberapa penting prediksi yang dibuat dari model tersebut bagi bidang penelitian?
Seberapa strategis prediksi itu pada tahap perkembangan bidang tersebut?
4) Seberapa akurat pengukuran yang dapat dikembangkan dengan model tersebut?
Deutsch juga menambahkan criteria sebagai berikut untuk menilai model:
1) Seberapa orisinal model tersebut? Seberapa banyak pandangan baru yang
ditawarkannya?
2) Bagaimana kesederhanaan dan kehematan (parsimony) model tersebut? (ini
menyangkut efisiensi model atau pencapaiannya akan tujuan yang dimaksudkan)
3) Seberapa nyata model tersebut? Seberapa jauh kita bergantung padanya sebagai
representasi realitas fisik?
2016
11
Teori Komunikasi
Sugihantoro, S.Sos, M.IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Ardianto, Elvinaro dkk. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media.
Effendy, Onong Uchjana. 2006. Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktek. Bandung: Remaja
Rosda Karya
Litteljohn, Stephen W. 2009. Teori Komunikasi; Theories of Human Communication.
Terjemahan oleh Mohammad Yusuf Hamdan. Jakarta: Salemba Empat.
Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya.
Nazir, Mohammad. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Rohim, Syaiful. 2009. Teori Komunikasi; Perspektif, Ragam, dan
Rineka Cipta.
Wiryanto. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Grasindo.
2016
12
Teori Komunikasi
Sugihantoro, S.Sos, M.IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Aplikasi. Jakarta:
Download