MODUL PERKULIAHAN TEORI KOMUNIKASI Pengertian Teori dan Model Komunikasi Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Advertising &MarketingCommunications Tatap Muka 02 Kode MK Disusun Oleh 85004 Sugihantoro, S.Sos, M.Ikom Abstract Kompetensi Modul ini membahas mengenai Setelah mempelajari modul ini pengertian teori dan model komunikasi diharapkan mahasiswa dapat memiliki serta sifat, tujuan, manfaatnya. pemahaman terhadap teori dan model komunikasi serta sifat, tujuan, manfaatnya. Pengertian Teori dan Model Komunikasi 1.1. Pengertian Teori Berdasarkan uraian yang disampaikan oleh Littlejohn & Foss (2009:21), teori-teori menyusun dan menyatukan pengetahuan yang sudah ada, sehingga kita tidak perlu memulai semua penelitian dari awal. Teori-teori atau pengetahuan yang terorganisir dari suatu bidang yang dikembangkan oleh hasil-hasil dari akademisi-akademisi sebelumnya memberikan sebuah titik awal untuk memahami bidang apa pun. Istilaht teori komunikasi dapat mengacu pada sebuah teori tunggal atau dapat digunakan untuk menandakan kearifan kolektif yang ditemukan dalam seluruh kesatuan teori-teori yang berhubungan dengan komunikasi. Ada banyak perdebatan tentang apa yang mendasari sebuah teori yang memandai mengenai komunikasi. Teori-teori yang disertakan di sini berbeda dalam cara bagaimana mereka dihasilkan, jenis penelitian yang digunakan, cara mereka dipresentasikan, dan aspek komunikasi yang ingin disampaikan. Perbedaan ini hadir sebagai sebuah sumber yang kaya untuk mengembangkan pemahaman yang lebih menyeluruh dan mendalam mengenai pengalaman komunikasi. Setiap teori melihat pada sebuah proses dari sudut yang berbeda, mengajak Anda untuk memikirkan apa yang dimaksudkan oleh komunikasi dan bagaimana komunikasi bekerja dari titik tersebut. Definisi teori menurut F.M Kerlinger dalam Rakhmat (2004:6) merupakan himpunan konstruk (konsep), definisi, dan preposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut. Sementara itu menurut Suyanto (2005:34) teori merupakan seperangkat proposisi yang menggambarkan suatu gejala terjadi seperti ini. Untuk memudahkan penelitian diperlukan pedoman berfikir yaitu kerangka teori. Sebelum melakukan penelitian yang lebih lanjut seorang peneliti perlu menyusun suatu kerangka teori sebagai landasan berfikir untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang dipilih. Istilah teori dalam ilmu-ilmu sosial secara umum mengandung beberapa pemahaman sebagai berikut: a) Teori adalah abstraksi dari realitas. b) Teori terdiri dari sekumpulan prinsif-prinsif yang secara kobseptual mengaorganisasi aspek-aspek dunia empiris secara sistematis. c) Teori terdiri dari asumsi-asumsi, profosisi-profosisi, dan aksioma-aksioma dasar yang saling berkaitan. 2016 2 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id d) Teori terdiri dari teroema-teroema, yakni generalisasi-generalisasi yang di terima atau terbukti secara empiris. sifat dan tujuan teori, menurut abraham kaplan (1964), adalah bukan semata untuk menemukan fakta yang bersembunyi tetapi secara untuk melihat fakta, mengorganisasikan serta mempresentasikan fakta tersebut. suatu teori harus sesuai dengan dunia ciptaan tuhan, dalam arti dunia yang sesuai dengan ciri yang di miliki sendiri. Semua teori merupakan abstraksi. Mereka selalu mengurangi pengalaman menjadi sebuah bentuk kategori-kategori dan sebagai hasilnya selalu meninggalkan sesuatu. Sebuah teori memfokuskan perhatian kita pada sesuatu – pola hubungan, variabel - dan mengabaikan yang lainnya. Kebenaran mutlak ini penting karena mengungkapkan kekuarang dasar dari teori apa pun. Tidak ada teori yang akan mengungkapkan semua kebenaran atau mampu untuk benar-benar menyampaikan subyek atau penelitiannya. Teori-teori berfungsi sebagai panduan yang membantu kita memahami, menjelaskan, mengartikan menilai, dan menyampaikan. Teori juga merupakan susunan. Teori-teori diciptakan oleh manusia, bukan diturunkan oleh Tuhan. Ketika para akademisi menguji sesuatu yang ada di dunia, mereka membuat pilihan – mengenai bagaimana mengelompokkan apa yang mereka amati, bagaimana menyebut konsep yang mereka fokuskan, seberapa luas atau sempitnya fokus mereka, dansebagainya. Jadi, teori-teori merepresentasikan beragam cara pengamat melihat lingkungan sekitar mereka lebih dari kenyataan yang dapat mereka tangkap. Mereka tidak lebih dari sebuah catatan kenyataan daripada catatan konseptualisasi para akademisi mengenai kenyataan tersebut. Sebuah teori menawarkan satu cara untuk menangkap kebenaran dari sebuah fenomena tetapi bukanlah satu-satunya cara untuk memandang fenomena tersebut. Akhirnya teori terkait dengan tindakan secara intim. Bagaimana kita berpikir – teori-teori kita – menunjukkan bagaimana kita bertindak; dan bagaimana kita bertindak – praktik-praktik kita – menunjukkan bagaimana kita berpikir. Dalam dunia ilmu pengetahuan, teori-teori formal dan praktik-praktik intelektual tidak terpisahkan. Selanjutnya Littlejohn & Foss (2009:23), menjelaskan dimensi-dimensi teori yang terdiri dari : 1) Asumsi Filosofis Menurut Littlejohn & Foss (2009:23), titk awal semua teori adalah asumsi-asumsi filosofis yang mendasarinya. Asumsi-asumsi yang dipakai seorang ahli teori menentukan bagaimana sebuah teori akan digunakan. Oleh sebab itu, dengan mengetahui asums-asumsi di balik sebuah teori merupakan langkah pertama untuk memahami teori tersebut. Asumsi-asumsi filosofis tersebut sering kali dibagi menjadi tiga jenis utama yaitu: 2016 3 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id a) Epistemologi atau pertanyaan-pertanyaan tentang pengetahuan b) Asumsi mengenai ontology, atau pertanyaan-pertanyaan tentang keberadaannya c) Asumsi aksiologi atau pertanyaan-pertanyaan tentang nilai. Setiap teori baik secara eksplisit maupun implicit memasukkan asumsi-asumsi mengenai sifat pengetahuan dan bagaimana hal tersebut diperoleh, apa yang mendasari keberadaannya, dan apa yang berharga. Melihat asumsi-asumsi ini memberikan sebuah dasar untuk memahami bagaimana sebuah teori menempatkan diri dalam hubungannya dengan teori-teori lainnya. 2) Konsep Konsep pertama sebuah teori adalah konsep-konsep atau kategori-kategorinya. Materi-materi dikelompokkan ke dalam kategori-kategori konseptual menurut kualitas-kualitas yang diamati. Dalam dunia kita sehari-hari, beberapa hal dianggap sebagai pepohonan, rumah, atau mobil. Sifat-sifat manusia adalah konseptual. Thomas Kuhn menulis bahwa kita tidak belajar untuk melihat dunia sedikit demi sedikit atau satu per satu; kita menyatukan semua area dari perubahan dan pengalaman. Konsep – istilah dan definisinya - memberitahukan kita apa yang dilihat oleh ahli teori dan apa yang dianggap penting. Untuk menentukan konsep, ahli teori komunikasi mengamati banyak variabel dalam interaksi manusia dan menggolongkannya serta menandainya menurut pola-pola yang diterima. Hasilnya adalah untuk merumuskan dan mengartikulasikan konsep-konsep yang telah ditandai. Istilah-istilah konseptual yang telah diidentifikasi menjadi seuah bagian penting dari teori dan sering kali istilah-istilah ini khusus dipergunakan untuk teori tersebut. Apa yang berfungsi sebagai istilah-istilah konseptual bagi salah satu teori belum tentu dapat digunakan untuk yang lain. 3) Penjelasan Sebuah penjelasan merupakan dimensi selanjutnya dari teori dan di sini para ahli teori mengidentifikasi keteraturan atau pola dalam hubungan antar variabel. Misalnya, penjelasan menjawab pertanyaan: Kenapa? Sebuah penjelasan mengidentifikasi sebuah “kekuatan logis” antar variabel yang menghubungkan mereka. Sebagai contoh, seorang ahli teori dapat membuat hipotesis bahwa jika anak-anak banyak melihat acara kekeraran di televisi, maka mereka akan mengembangkan kecenderungan dalam melakukan kekerasan. Dalam ilkmu pengetahuan sosial, hubungannya jarang dianggap sebagai sesuatu yang mutlak. Bahkan kita dapat mengatakan bahwa sesuatu sering kali atau biasanya dihubungkan dengan yang lain dan bahwa ada hubungan yang mungkin; jika anak- 2016 4 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id anak melihat banyak kekerasan di televisi, mereka mungkin akan mengembangkan kecenderungan pada kekerasan. Ada banyak jenis penjelasan, tetapi dua penjelasan paling umum adalah kausal dan praktis. Dalam penjelasan kausal, kejadian dihubungkan sebagai hubungan sebab akibat, dengan salah satu variabel yang dianggap sebagai hasil atau akibat variabel lainnya. Sebaliknya, penjelasan praktis menjelaskan tindakan-tindakan sebagai tujuan yang terhubung dengan tindakan yang dirancang untuk mencapai tujuan di masa yang akan datang. Dalam penjelasan kausal, kejadian berikutnya ditentukan oleh beberapa kejadian yang mendahuluinya. Dalam penjelasan praktis, akibatakibat terjadi karena tindakan-tindakan yang dipilih. 4) Prinsip Prinsip-prinsip merupakan dimensi terakhir dari teori. Sebuah prinsip merupakan sebuah acuan yang memungkinkan anda untuk mengartikan sebuah kejadian, membuat penilaian mengenai apa yang terjadi, dan selanjutnya memutuskan bagaimana bertindak dalam situasi tersebut. Sebuah prinsip memiliki tiga bagian yaitu: a) Mengidentifikasi sebuah situasi atau kejadian b) Menyertakan seperangkat norma atau nilai c) Menegaskan sebuah hubungan antara susunan tindakan dan akibat yang mungkin. Selanjutnya Nazir (2005:19) menyatakan bahwa terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan ketika kita ingin mengenal teori yaitu: 1) Teori adalah sebuah set proposisi yang terdiri atas konstrak (construct) yang sudah didefinisikan secara luas dan dengan hubungan unsur-unsur dalam set tersebut secara jelas pula. 2) Teori menjelaskan hubungan antarvariabel atau antarkonstrak (construct) sehingga pandangan yang sistematis dari fenomena-fenomena yang diterangkan oleh variabel dengan jelas kelihatan. 3) Teori menerangkan fenomena dengan cara menspesifikasikan variabel mana yang berhubungan dengan variabel mana Teori memiliki peranan sebagaimana di jelaskan oleh Nazir (2005:19) sebagai berikut: 1) Teori mendefinisikan orientasi utama dari ilmu dengan cara memberikan definisi terhadap jenis-jenis data yang akan dibuat abstraksinya. 2016 5 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2) Teori memberikan rencana (scheme) konseptual, dengan rencana mana fenomena-fenomena yang relevan disistematiskan, diklarifikasikan, dan dihubung-hubungkan. 3) Teori memberi ringkasan terhadap fakta dalam bentuk generalisasi empiris dan sistem generalisasi. 4) Teori memberikan prediksi terhadap fakta. Penyingkatan fakta-fakta oleh teori akan menghasilkan uniformitas dari pengamatan-pengamatan. 5) Teori memperjelas celah-celah di dalam pengetahuan kita. Karena meringkaskan fakta-fakta sekarang dan memprediksikan fakta-fakta yang akan datang, yang belum diamati, maka teori dapat memberikan petunjuk dan memperjelas daerah mana dalam khazanah ilmu pengetahuan yang belum dieksplorasi. 1.2. Pengertian Model Sebagaimana dijelaskan Rohim (2009:8), komunikasi merupakan hal yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Bahkan komunikasi telah menjadi suatu fenomena bagi terbentuknya suatu masyarakat atau komunitas yang teintegrasi oleh informasi, di mana masing-masing individu dalam masyarakat itu sendiri saling berbagi informasi (information sharing) untuk mencapai tujuan bersama. Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampai pesan dan orang yang menerima pesan. Senada dengan hal itu, bahwa komunikasi atau communication berasal dari bahawa Latin “communis” communis atau dalam bahasa Inggrisnya commun yang artinya sama. Apabila kita berkomunikasi (to communicate), ini berarti bahwa kita berada dalam keadaan berusaha untuk menimbulkan kesamaan. Seiring berkembangnya ilmu komunikasi, munculah model-model komunikasi. Sebagaimana dijelaskan Rohim (2009:14), para ahli komunikasi telah banyak menjelaskan dan menciptakan model-model atau representasi sederhana dari hubungan-hubungan kompleks di antara elemen-elemen dalam proses komunikasi, yang tentunya akan mempermudah kita untuk memahami proses komunikasi yang rumit. Sereno dan Mortensen dalam Mulyana (2007) menyatakan bahwa model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Selanjutnya berdasarkan pendapat Deutsch dalam Severin dan Tankard (2008), model adalah struktur simbol dan aturan kerja yang diharapkan selaras dengan serangkaian poin yang relevan dalam struktur atau proses yang ada. Model sangat vital untuk memahami proses yang lebih kompleks. Jadi, berdasarkan pandangan Deutsch, model merupakan struktur simbol dalam sebuah proses guna memahami proses yang sifatnya kompleks. Struktur ini bisa terlihat bila divisualisasikan. Aubrey Fisher dalam Mulyana (2007) menyatakan, model adalah analogi yang mengabstrasikan dan memilih bagian dari 2016 6 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id keseluruhan unsur, sifat atau komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan model. Model adalah gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori. Model komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komponen lainnya. Dari berbagai model komunikasi yang sudah ada, di sini akan dibahas tiga model paling utama, serta akan dibicarakan pendeknya yang mendasarinya dan bagaimana komunikasi dikonseptualisasikan dalam perkembangannya. a) Model Komunikasi Linier Berdasarkan penjelasan Rohim (2009:14), seorang ilmuwan Bell Laboratories yang bernama Claude Shanno dan juga seorang profesor di Massachusetts Institute of Technology dan Warren Weaver, seorang konsultan pada sebuah proyek di Sloan Foundation, mendeskripsikan komunikasi sebagai proses yang linier atau searah. Pendekatan ini terdiri dari beberapa elemen kunci yaitu sumber (source), pesan (message), dan penerima (receiver). Adapun konseptualisasi dari model komunikasi liniear ini (linear communication models) sebagai berikut: Gambar 1.1 Model Komunikasi Linier Gangguan Sumber Pesan Penerima Gangguan Sumber : West Turner (2007:11) dalam Rohim (2009:14) Dari gambar di atas dapat kita lihat bagaimana proses komunikasi terjadi antara pengirim dan penerima pesan menerima pesan melalui saluran atau channel yang merupakan jalan untuk berkomunikasi. Saluran biasanya berhubungan langsung dengan panca indera baik penglihatan, pendengaran, penciuman dan yang lainnya. 2016 7 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dalam model komunikasi ini juga dijelaskan mengenai gangguan (noise). Ada empat jenis gangguan antara lain : Gangguan semantik Gangguan semantik berhubungan jargon-jargon bahasa atau bahasa-bahasa spesialisasi yang digunakan secara perorangan atau kelompok, misalnya istilahistilah dalam dunia kedokteran Gangguan fisik / eksternal Adalah gangguan yang berada di luar penerima atau pengaruh dari tubuh dalam penerimaan pesan. Gangguan psikologis Merujuk pada prasangka, bias dan kencenderungan yang dimiliki oleh komunikator terhadap satu sama lain atau terhadap pesan itu sendiri. Gangguan fisiologis Adalah gangguan yang bersifat biologis terhadap proses komunikasi. Gangguan semacam ini akan muncul apabila Anda sebagai pembicara sedang sakit, lelah atau lapar. b) Model Komunikasi Interaksional Menurut Rohim (2009:15) dikembangkan oleh Wilbur Schramm (1954), yang menekankan pada proses komunikasi dua arah di antara para komunikator. Dengan kata lain komunikasi berlangsung dua arah; dari pengirim kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung. Pandangan interaksional mengilustrasikan bahwa seseorang dapat menjadi pengirim maupun penerima dalam sebuah interaksi, tetapi tidak menjadi keduanya sekaligus. Elemen yang penting dalam model ini adalah umpan balik (feed back) atau tanggapan terhadap suatu pesan. Umpan balik dapat berupa verbal ataupun non verbal, sengaja maupun tidak sengaja. Umpan balik amat membantu komunikator untuk mengetahui apakah pesan mereka telah tersampaikan atau tidak dan sejauh mana pencapaian makna terjadi. Dalam model interaksional umpan balik terjadi setelah pesan diterima, tidak saat pesan sedang dikirim. Adapun elemen atau bagian lain yang terpenting dalam konsep komunikasi interaksional ditandai dengan adanya bidang pengalaman (field of experiences) seseorang, budaya atau keturunan yang dapat mempengaruhi kemampuan berkomunikasi dengan yang lainnya. Setiap peserta komunikasi membawa pengalaman yang unit dan khas dalam setiap perilaku komunikasi yang dapat mempengaruhi komunikasi yang terjadi. Secara skematis, dapat dilihat dalam gambar model interansional berikut ini: 2016 8 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Gambar 1.2 Model Komuniaksi Interaksional Gangguan Gangguan Gangguan Pesan Penerima Pengirim Umpan Balik Umpan Balik Saluran Gangguan Sumber: West & Turner (2007:12) dalam Rohim (2009:16) c) Model Komunikasi Transaksional Berdasarkan uraian Rohim (2009:16), dalam model komunikasi ini memberikan penekanan pada proses pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara terus-menerus dalam suatu sistem komunikasi. Dalam mekanisme pengiriman dan penerimaan pesan, proses komunikasi berlangsung secara kooperatif di mana pengirim dan penerima secara bersama-sama bertanggung jawab terhadap ekses/akibat dari proses komunikasi yang berlangsung, apakah efekti atau tidak, karena dalam model ini makna dibangun oleh umpan balik dari peserta komunikasi. Model transaksional berasumsi bahwa saat kita terus-menerus mengirimakn dan menerima pesan, kita berurusan baik dengan elemen verbal maupun non verbal. Dengan kata lain, peserta komunikasi (komunikator) melakukan proses negosiasi makna. Dalam model ini juga terdapat bidang pengalaman, tetapi terjadi perpotongan (West & Turner 2007:15). Dengan kata lain pada proses komunikasi yang berlangsung masing-masing menunjukkan proses pemahaman yang terjalin secara aktif, sehingga timbul suatu pemahaman baru sebagai hasil proses interaksi, dan integrasi dan komunikasi di antara masing-masing peserta komunikasi dengan latar pengalaman yang berbeda-beda. 2016 9 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Gambar 1.3 Model Transaksional - Komunikator Gangguan Semantik Fisik Psikologi Fisiologis Pesan / Umpan balik Komunikator Bidang pengalaman Bidang pengalaman Kesamaan Bidang Pengalaman Sumber : West & Turner (2007) dalam Rohim (2009:17) Selanjutnya Gardon Wiseman dan Larry Barker dalam Mulyana (2007:133) mengemukakan fungsi model komunikasi antara lain: 1. Melukiskan proses komunikasi 2. Menunjukan hubungan visual. 3. Membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi Pendapat lain disampaikan oleh Deutsch yang menyebutkan terdapat empat fungsi model antara lain : 1) Mengorganisasikan (kemiripan data dan hubungan) yang tidak teramati 2) Heuristik (menjunjukkan fakta-fakta dan metode baru yang tidak diketahui) 3) Prediktif, memungkinkan peramalan dari sekedar tipe ya atau tidak hingga yang kuantitatif yang berkenaan dengan kapan dan berapa banyak 4) Pengukuran guna mengukur fenomena yang diprediksi Fungsi-fungsi tersebut pada gilirannya merupakan basis untuk menilai suatu model : 1) Seberapa umum (general) model tersebut? Seberapa banyak bahan yang diorganisasikannya, dan seberapa efektif? 2) Seberapa heuristic model tersebut? Apakah ia membantu menemukan hubunganhubungan baru, fakta, atau metode? 2016 10 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 3) Seberapa penting prediksi yang dibuat dari model tersebut bagi bidang penelitian? Seberapa strategis prediksi itu pada tahap perkembangan bidang tersebut? 4) Seberapa akurat pengukuran yang dapat dikembangkan dengan model tersebut? Deutsch juga menambahkan criteria sebagai berikut untuk menilai model: 1) Seberapa orisinal model tersebut? Seberapa banyak pandangan baru yang ditawarkannya? 2) Bagaimana kesederhanaan dan kehematan (parsimony) model tersebut? (ini menyangkut efisiensi model atau pencapaiannya akan tujuan yang dimaksudkan) 3) Seberapa nyata model tersebut? Seberapa jauh kita bergantung padanya sebagai representasi realitas fisik? 2016 11 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Ardianto, Elvinaro dkk. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Effendy, Onong Uchjana. 2006. Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosda Karya Litteljohn, Stephen W. 2009. Teori Komunikasi; Theories of Human Communication. Terjemahan oleh Mohammad Yusuf Hamdan. Jakarta: Salemba Empat. Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. Nazir, Mohammad. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Rohim, Syaiful. 2009. Teori Komunikasi; Perspektif, Ragam, dan Rineka Cipta. Wiryanto. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Grasindo. 2016 12 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Aplikasi. Jakarta: