MODUL PERKULIAHAN TEORI KOMUNIKASI Pendekatan dan Pengertian Ilmu Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Ilmu Komunikasi Advertising & Marketing Communications 01 Kode MK Disusun Oleh 85004 Sugihantoro, S.Sos, M.Ikom Abstract Kompetensi Modul ini membahas mengenai Setelah mempelajari modul ini pendekatan-pendekatan dalam ilmu diharapkan mahasiswa dapat memiliki komunikasi dan pengertian dari ilmu pemahaman terhadap pendekatan- komunikasi. pendekatan ilmu komunikasi dan pengertian dari ilmu komunikasi. Pendekatan dan Pengertian Ilmu Komunikasi 1.1. Komunikasi Sebagai Ilmu Menurut uraian yang disampaikan Rohim (20092:25), kajian teori komunikasi selalu menjadi bidang yang menarik untuk dibahas dan dikaji secara mendalam bagi setiap manusia. Karena kajian teori komunikasi tergolong relatif baru dalam ilmu komunikasi sebagai ilmu pengetahuan, yaitu sekitar awal abad ke-20 sejak diperkenalkannya ilmu pers oleh Marx Weber, sehingga obyek material yang menjadi kajian teori komunikasi dalam ilmu komunikasi tersebut masih terus diteliti dan dikembangkan oleh para ahli. Teori komunikasi dalam ilmu komunikasi merupakani ilmu yang relatif muda usia dilihat dari sisi kemunculannya dibandingkan dengan ilmu-ilmu sosial lainnya, walaupun sebenarnya praktik-praktik teori komunikasi sudah berlangsung sejak zaman Romawi, yakni saat pertama kali terbitnya koran dinding Acta Diurna (tindakan-tindakan harian), 2000 tahun yang lalu di Roma. Lebih lanjut Rohim menjelaskan bahwa perkembangan teori komunikasi semakin pesat selaras dengan perkembangan peradaban manusia. Teori komunikasi menjadi sebuah kebutuhan terutama untuk mengatasi probematika hubungan antar manusia dalam kehidupannya. Perubahan sosial selalu dibarengi oleh permasalahan-permasalahan yang menyangkut hubuntan antar manusia dan juga hubungan dengan lingkungannya, karena manusia membutuhkan penyesuaian dengan lingkungan di mana dia berada agar perubahan sosial tersebut tidak mengguncang jiwanya. Dalam kaitan ini, manusia harus mampu memperbaiki cara berkomunikasinya dengan menerapkan teori komunikasi yang cocok untuk mendekati dan menyelesaikan permasalahan tersebut. Dengan asal berkomunikasi saja tanpa menggunakan teori komunikasi yang tepat, maka akan sulit memecahkan persoalan dari proses komunikasinya. Karena kompleksitas permasalahan hubungan manusia tersebut dengan lingkungannya sebagai akibat dari perubahan tersebut sangatlah tergantung pada bagaimana cara menempatkan teori komunikasi yang tepat dalam berkomunikasi dengan sesama atau dengan lingkungannya. Menurut Rohim (2009:26), menjelaskan bahwa pada dasarnya teoi komunikasi mengajarkan kepada manusia bagaimana cara bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma-norma kebudayaan melalui teknik-teknik pengemasan pesan secara persuasif sesuai dengan teori komunikasi yang tepat. Teori komunikasi yang tepat yang mampu menggugah “emosi khalayak” akan membangunkan kualitas hubungan antar manusia yang semakin baik. Terjadinya berbgai kerusuhan rasial di berbagai negara misalnya, merupakan 2016 2 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id cerminan dari betapa rendahnya kualitas hubungan antar manusia secara kultural. Sehingga penggunaan teori komunikasi dalam pola komunikasi pada masyarakat yang multikultural perlu dibenahi dan disempurnakan sedemikian rupa agar komunikasi antar manusia yang merupakan prasyarat terwujudnya masyarakat terintegrasi secara sosial maupun budaya dapat terwujud. Komunikasi merupakan salah satu proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia, mendasar karena setiap orang dalam kehidupannya selalu berkeinginan untuk mempertahankan suatu persetujuan mengenai berbagai aturan sosial melalui komunikasi. Komunikasi berlangsung untuk menjalin hubungan antar individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, kelompok dalam organisasi, dan sebagainya. Dalam hubungan ini maka teori komunikasi menjadi sangat penting dan strategis untuk disimak dan dipelajari secara lebih mendalam dan komprehensif khususnya bagi peminat dan pemerhati masalah-masalah komunikasi baik dari kalangan intelektual maupun masyarakat awam lainnya. Untuk mempelejari teori komunikasi tersebut, tentunya diperlukan referensi-referensi buku yang diharapkan mampu menambah wawasan dan khasanah pengetahuan tentang ilmu komunikasi, baik yang bersifat elementer maupun advance. 1.2. Komunikasi Sebagai Ilmu Multidisipliner Menurut uraian yang disampaikan Rohim (20092:27), ilmu komunikasi merupakan salah satu ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner. Itu terjadi karena ilmu komunikasi berkembang melalui beberapa pendekatan. Pendekatan-pendekatan yang dipergunakan yang mempengaruhi peta ilmu komunikasi berasal dari berbagai disiplin ilmu lain seperti sosiologi, psikologi, politik, linguistik, antropologi, dan lain sebagainya. Sifat multidisipliner ini tidak dihindari karena obyek penelitian dalam ilmu komunikasi sangat luas dan kompleks, menyangkut berbagai aspek sosial, budaya, ekonomi dan politik dari kehidupan manusia. Keadaan seperti tersebut tergambar dari jenis-jenis teori komunikasi, di mana terdapat sejumlah teori komunikasi yang mencerminkan masing-masing disiplin ilmu tertentu. Karenanya tidak sedikit teori komunikasi yang ada menyatakan suatu obyek secara berbeda atau bahkan bertentangan dibandingkan teori komunikasi lainnya. Littlejohn dalam bukunya Theories of Human Communications, menyatakan bahwa secara umum terdapat tiga cara pandang ilmu dan kaitannya dengan obyek pokok pengamatannya, antara lain sebagai berikut: 2016 3 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 1) Pendekatan Scientific (Ilmiah-Empiris) Berdasarkan uraian Littlejohn & Foss 2009:11) ilmu pengetahuan seringkali dihubungkan dengan obyektivitas, standarisasi, dan generalisasi. Para ilmuwan mencoba untuk melihat dunia dengan cara yang sama seperti pengamat-pengamat lain, berlatih dengan cara yang sama, dan menggunakan metode-metode yang sama pula. Replikasi sebuah penelitian akan memberikan hasil yang identik. Standarisasi dan replikasi hal yang penting dalam ilmu pengetahuan karena pada ilmuwan menganggap bahwa dunia memiliki bentuk yang dapat diamai dan gambaran tugas mereka adalah ketika menemukan keadaan dunia seperti saat ini. Dunia menunggu penemuan dan tujuan ilmu pengetahuan adalah untuk mengamati serta menjelaskan dunia seakurat mungkin. Selanjutnya Rohim (2009:27) menjelaskan bahwa pendekatan umumnya berlaku di kalangan ahli ilmu eksakta seperti fisika, biologi, kedokteran, matematika, dan lainnya. Pendekatan atau aliran ini ditandai beberapa hal antara lain: a) Mengasosiasikan ilmu dengan obyektivitas. Obyektivitas yang dimaksud adalah obyektivitas yang menekankan prinsip standarisasi observasi dan konsistensi. Landasan filosofisnya adalah bahwa dunia dipandang dalam bentuk dan struktur. Secara individual boleh jadi peneliti berbeda pandangan satu sama lain tentang bagaimana rupa atau macam dari bentuk dan struktur tersebut. Namun, apabila para peneliti melakukan penelitian terhadap suatu fenomena dengan menggunakan metode yang sama, maka akan dihasilkan temuan yang sama. Inilah hakikat dari obyektifitas dalam konteks standarisasi observasi dan konsistensi. b) Fokus perhatiannya pada dunia hasil penemuan (discovering world). c) Terdapat pemisahan yang tegas antara known (obyek atau hal yang ingin diketahui/diteliti) dan answer (subyek pelaku atau pengamat). d) Aliran ini lazim menggunakan metode eksperimen. Melalui metode ini si peneliti secara sengaja melakukan suatu percobaan terhadap obyek yang ditelitinya. Tujuan penelitian biasanya diarahkan pada upaya mengukur ada tidaknya pengaruh atau hubungan sebab kibat di antara dua variabel atau lebih, dengan mengontrol pengaruh dari variabel lain. Prosedur yang umum dilakukan adalah dengan cara memberikan atau mengadakan suatu perlakuan khusus kepada obyek yang diteliti serta meneliti dampak atau pengaruhnya. e) Pemahaman dan kesimpulan terhadap suatu fenomena dilakukan dengan berupaya memperoleh konsensus. Teori atau model komunikasi yang secara tegas mencerminkan pengaruh pendekatan ini adalah model komunikasi stimulus-respons (SR). teori ini didasarkan pada prinsip bahwa stimulus akan 2016 4 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id menciptakan efek atau dampak. Menurut teori ini efek merupakan reaksi tertentu terhadap stimulus (rangsang) tertentu, sehingga orang dapat menduga atau memperkirakan adanya hubungan erat antara isi pernyataan dan reaksi audience. Model ini secara tegas menggunakan prinsip sebab akibat. Stimulus sebagai variabel X dan respons sebagai variabel Y. 2) Pendekatan Humanistik Littlejohn & Foss 2009:12) menguraikan bahwa ilmu pengetahuan dihubungkan dengan obyektivitas, sebaliknya kemanusiaan dihubungkan dengan subyektivitas. Ilmu pengetahuan bertujuan untuk membuat standarisasi pengamatan; kemanusiaan mencari interpretasi kreatif. Jika tujuan ilmu pengetahuan adlah untuk mengurangi perbedaan-perbedaan kemanusiaan terhadap apa yang diamati, maka kemanusiaan memiliki tujuan untuk memahami respons subyektif individu. Sebagian besar penganut paham humanisne lebih tertarik pada kasus-kasus individu daripada teoriteori yang dihasilkan. Ilmu pengetahuan berfokus pada dunia yang telah ditemukan, sedangkan kemanusiaan berfokus dalam menemukan seseorang. Ilmu pengetahuan mencari persetujuan umum, sedangkan kemanusiaan mencari interpretasi- interpretasi pengganti. Sementara itu berdasarkan uraian yang disampaikan Rohim (2009:29) dalam bukunya Teori Komunikasi, Perspektif, Ragam dan Aplikasi, menyatakan bahwa pendekatan ini mengasosiasikan ilmu dengan prinsip subyektivitas, yang mengutamakan kreativitas indivual. Bertujuan untuk memahami tanggapan dan hasil subyektif individual. Pendekatan humanistik ini dapat diketahui dengan beberapa, yaitu: a) Memfokuskan perhatian dunia para penemunya (discovering person) b) Ilmu pengetahuan dilihat sebagai bagian dari diri (pemikiran / interpretasi) peneliti. c) Terhadap fenomena yang diamati aliran ini pemahaman dilakukan dengan mengutamakan interpretasi-interpretasi alternatif. d) Metode penelitian yang lazim digunakan adalah partisipasi observasi. Melalui penelitian seperti ini, peneliti dalam mengamati sikap dan perilaku dari orangorang yang ditelitinya, membaur dan melibatkan diri secara teratur. e) Cara pandang seseorang tentang sesuatu hal akan menentukan penggambaran dan penguraiannya tentang hal tersebut. f) Aliran ini biasanya mengkaji persoalan-persoalan yang menyangkut sistem, nilai, kesenian, kebudayaan, sejarah dan pengalaman pribadi. 2016 5 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dalam konteks ilmu-ilmu sosial, salah satu bentuk metode penelitian yang lazim digunakan dari aliran ini adalah partisipasi observasi. Melalui metode ini si peneliti dalam mengamati sikap dan perilaku dari orang-orang yang ditelitinya membaur dan melibatkan diri secara aktif dari kehidupan orang-orang yang ditelitinya. Misalnya bergaul, tinggal di rumah orang-orang tersebut, serta ikut dalam aktifitas sehari-hari dalam kurun waktu tertentu. Interpretasi atas iakp dan perilaku dari orang-orang yang ditelitinya, tidak hanya didasarkan atas informasi yang diperoleh melalui hasil wawancara atau tanya jawab dengan orang-orang yang ditelitinya, tetapi juga atas dasar pengamatan langsung atau pengalaman berinteraksi dengan mereka. Cara padang seseorang tentang sesuatu hal akan menentukan penggambaran dan uraiannya tentang hal tersebut. Teori komunikasi yang berkembang dan dipengaruhi oleh pendekatan ini adalah teori-teori kritis yang berkembang dari disiplin ilmu sastra, sosiologi. Nama-nama ahli yang dominan adalah Karl Marx, Max Weber dari disiplin ilmu sosiologi. Ferdinant de Saussure dan Charles S. Pierce dari disiplin ilmu sastra. Dengan demikian perbedaan antara pendekatan scientific dan humanistic adalah: 1) Bagi aliran pendekatan scientific ilmu bertujuan untuk menstandarisasikan observasi, sementara aliran humanistik mengutamakan kreatifitas individu. 2) Aliran scientific berpandangan bahwa tujuan ilmu adalah mengurangi perbedaanperbedaan pandangan tentang hasil pengamatan, sementara aliran humanistic bertujuan untuk memahami tanggapan dan hasil temuan subyektif individual. 3) Aliran scientific memandang ilmu pengetahuan sebagai sesuatu yang berada dai sana (out there), di luar diri pengamat/peneliti. Di lain pihak aliran humanistic melihat ilmu pengetahuan sebagai sesuatu yang berada di sini (in here), dalam arti berada di dalam diri (pemikiran, interpretasi) pengamat/peneliti. 4) Aliran scientific memfokuskan perhatiannya pada dunia hasil penerimaan (discovered world), sedangkan aliran humanistic menitikberatkan perhatiannya pada dunia para penemunya (discovering person). 5) Aliran scientific berupaya memperoleh konsensus, sementara aliran humanistic mengutamakan interpretasi-interpretasi alternatif. 6) Aliran scientific membuat pemisahan yang tegas antara known dan knowner sedangkan aliran humanistic cenderung tidak memisahkan kedua hal tersebut. 3) Pendekatan Ilmu Pengetahuan Sosial (Social Sciences) Berdasarkan uraian yang disampaikan Rohim (2009:30), pendekatan ini pada dasarnya adalah gabungan antara dua aliran sebelumnya yaitu scientific dan humanistic. Dalam banyak hal, pendekatan ilmu sosial merupakan perpanjangan 2016 6 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id tangan (extensi) dari pendekatan ilmu alam (natural science), karena beberapa metode yang diterapkan banyak di antaranya yang diambil dari ilmu alam. Namun metode-metode pendekatan aliran humanistic juga diterapkan. Kedua pendekatan ini digabungkan karena yang menjadi obyek studi pengetahuan adalah kehidupan manusia. Untuk memahami tingkah laku manusia diperlukan pengamatan yang cermat dan akurat, untuk ini jelas bahwa pengamatan harus dilakukan seobyektif mungkin agar hasilnya dapat berlaku umum tidak bersifat kasus. Dengan kata lain para ahli ilmu sosial seperti halnya ilmu alam harus mencapai kesepakatan atau konsensus mengenai hasil temuan dalam pengamatannya, meskipun konsensus / kesepakatan yang dicapai sifatnya relatif dalam arti dibatasi oleh faktor-faktor waktu, situasi dan kondisi tertentu. Di samping faktor obyektifitas juga ilmu pengetahuan harus mengutamakan faktor penjelasan dan interpretasi. Hal ini disebabkan manusia adalah makluk yang aktif, memiliki daya pikir, berprinsip terhadap nilai-nilai tertentu, serta sikapnya dapat berubah-ubah sewaktu-waktu. Karenanya selain pengukuran yang cermat dan akurat diperlukan interpretasi subyektif terhadap kondisi-kondisi spesifik tingkah laku manusia yang jadi obyek pengamatan guna menangkap makna dari tingkah laku tersebut. Seringkali seseorang bersifat semu dalam arti tidak mencerminkan keinginan hati yang sebenarnya dari orang tersebut. Interpretasi dan penjelasan juga diperlukan meskipun berdasarkan ciri-ciri biologis, sosial, atau ciri-ciri lainnya, manusia dapat dibagi dalam beberapa kategori-kategori tertentu, tidak berarti bahwa masing-masing baik secara individual maupun kelompok akan mempunyai persamaan dalam hal sikap dan perilakunya. Dalam perkembangannya, sebagai pengaruh dari pendekatan-pendekatan di atas dalam ilmu pengetahuan sosial sendiri terbagi menjadi dua kubu yaitu; kubu ilmu pengetahuan tingkah laku (behavioral science) yang menekankan pengkajiannya pada tingkah laku individual manusia dan kubu ilmu pengetahuan sosial yang menekankan pengkajiannya pada interaksi antar manusia. Kedua kubu ini memiliki perbedaan pada aspek yang diamatinya, sementara metode penjelasannya atau pengamatannya relatif sama. Namun dengan adanya dua pendekatan (scientific dan humanistic) yang diterapkan, muncul dua kelompok masyarakat ilmuwan komunikasi yang berbeda baik dalam spesifikasi obyek permasalahan yang diamati, maupun dalam aspek metodologis serta teori-teori dan model-model yang dihasilkannya. Ilmu komunikasi sebagai bagian dari ilmu sosial pada dasarnya memfokuskan pada pemahaman tentang bagaimana tingkah laku manusia dalam penciptaan, mempertemukan dan menginterpretasikan pesan-pesan untuk tujuan tertentu. Adanya pengaruh-pengaruh 2016 7 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dominan dari ketiga pendekatan di ats, telah menimbulkan aliran yang berbeda dalam mengembangkan ilmu komunikasi. Menurut Jhon Fiske, dalam bukunya Introduction to Communications Studies, terdapat dua aliran utama dalam mengembangkan ilmu komunikasi antara lain: 1) Aliran komunikasi yang memfokuskan pada proses. Atau disebut sebagai the process school. Aliran ini melihat pentingnya nilai-nilai efektifitas, keakuratan dari suatu kegiatan komunikasi. Karenanya nilai-nilai standar dan obyektifitas merupakan suatu keharusan dalam aliran ini. 2) Aliran komunikasi yang memfokuskan pada makna, atau disebut sebagai the semiotic school. Teori ini memfokuskan bagaimana makna dipertukarkan dan diciptakan (production and exchane of meaning). Kedua aliran tersebut secara metodologis membagi pendekatan keilmuannya menjadi dua pengelompokan, yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif memfokuskan pada bagaimana mengukur pengaruh suatu variabel dengan variabel lainnya, sementara pendekatan kuantitatif berusaha untuk memahami dan mengerti bagaimana suatu fenomena dimaknai. 1.3. Pengertian Ilmu Komunikasi Sebagiamana kita ketahui bahwa manusia merupakan makluk sosial yang hidup sebagai individu namun berada dalam suatu kelompok sosial, komunitas, organisasi dan masyarakat luas. Manusia akan melakukan interaksi dengan manusia yang lainnya dalam kehidupan sehari-hari guna membangun hubungan atau relasi antar sesamanya. Komunikasi itu sendiri telah banyak didefinisikan oleh berbagai ahli dengan berbagai pendekatan. Effendy (2006:9) menguraikan sebagai berikut: Secara etimologi istilah komunikasi dalam bahasa Inggris adalah communication, yang berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang artinya sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna. Sehingga komunikasi dapat terjadi atau berlangsung selama terdapat kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Pendapat lain disampaikan Everett M. Rogers seorang pakar Sosiologi mendefinisikan komunikasi dan dikutip Cangara (2008:20); 2016 8 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id yang Pengertian komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Berikutnya Harold Laswell dalam karyanya The Structure and Fuction of Communication is Society dan dikutip Effendy (2006:10) menyatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut; who, says what, in which channel, to whom, with what effetc? Pemahaman Laswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi unsur-unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang ditujukan itu, antara lain: a) Komunikator (communicator, source, sender) b) Pesan (message) c) Media (media, channel) d) Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient) e) Efek (effect, impact, influence) Selanjutnya Mulyana (2007:91) menjelaskan bahwa terdapat 12 prinsip komunikasi yang dikatakan sebagai penjabaran lebih jauh dari definisi dan hakekat komunikasi yaitu; 1. Komunikasi adalah suatu proses simbolik. Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada suatu titik, tetapi terus berkelanjutan. Misalnya saja, manusia adalah satu-satunya makhluk yang menggunakan lambang. Menurut Susanne K. Langer: salah satu kebutuhan pokok komunikasi manusia adalah kebutuhan simbolisasi atau penggunaan lambang. 2. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi. Setiap manusia tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non verbal) seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus. 3. Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan. Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut kita bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihak-pihak yang melakukan proses komunikasi. 4. Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan. Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari tingkat kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak 2016 9 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id direncanakan (apa saja yang akan dikatakan atau apa saja yang akan dilakukan secara rinci dan detail), sampai pada tindakan komunikasi yang betul-betul disengaja (pihak komunikan mengharapkan respon dan berharap tujuannya tercapai). 5. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu. Pesan komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal maupun non-verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi itu berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirimkan dan kapan komunikasi itu berlangsung. 6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi. Tidak dapat dibayangkan jika orang melakukan tindakan komunikasi di luar norma yang berlaku di masyarakat. Jika kita tersenyum maka kita dapat memprediksi bahwa pihak penerima akan membalas dengan senyuman, jika kita menyapa seseorang maka orang tersebut akan membalas sapaan kita. Prediksi seperti itu akan membuat seseorang menjadi tenang dalam melakukan proses komunikasi. 7. Komunikasi itu bersifat sistemik. Dalam diri setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan. Bagaimana seseorang berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut. Sisi internal seperti lingkungan keluarga dan lingkungan dimana dia bersosialisasi mempengaruhi bagaimana dia melakukan tindakan komunikasi. 8. Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasi. Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan yang sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang sama untuk saling dikomunikasikan. Kedua pihak mempunyai makna yang sama terhadap simbolsimbol yang saling dipertukarkan. 9. Komunikasi bersifat nonsekuensial. Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah. Melibatkan respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan itu diterima dan dimengerti. 10. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional. Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses adalah komunikasi itu dinamis dan transaksional. Ada proses saling memberi dan menerima informasi diantara pihak-pihak yang melakukan komunikasi. 11. Komunikasi bersifat irreversible. Setiap orang yang melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol sedemikian rupa terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan. Komunikasi tidak dapat ditarik kembali. 12. Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah. 2016 10 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah. Sejak awal perkembangannya, para ahli dari berbagai disiplin ilmu telah memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap keberadaan dan definisi ilmu komunikasi. Misalnya definisi ilmu komunikasi menurut Hovland adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Dalam pemahaman khusus Hovland juga menyatakan bahwa definisi dari komunikasi adalah proses untuk mengubah perilaku orang lain (communication is the process to modify the behavior of other individuals). Artinya adalah bahwa komunikasi menunjukkan adanya proses penyampaian pesan, pembentukan kepercayaan, sikap, pendapat, serta tingkah laku orang lain dan juga publik. Menurut definisi Berger dan Chaffe sebagaimana dikutip Wiryanto menjelaskan ilmu komunikasi sebagai berikut: Communication science seeks to understand the production, processing and effect of symbol and signal system by developing testable theories costaining lawful generalization, that explain phenomena associated with production, processing and effect (ilmu komunikasi berupaya memahami mengenai produksi, pemrosesan dan efek dari simbol serta sistem signal dengan mengembangkan pengujian teori-teori menurut hukum generalisasi, untuk menjelaskan fenomena yang berhubungan dengan produksi, pemrosesan dan efeknya). Uraian di atas menerangkan bahwa ilmu komunikasi bertujuan untuk memahami proses produksi hingga efek dari komunikasi tersebut. Ilmu komunikasi tersebut berupaya memahami berbagai konteks komunikasi dalam komunikasi antar pribadi, komunikasi massa, komunikasi kelompok dan sebagainya. *** 2016 11 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2016 12 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Effendy, Onong Uchjana. 2006. Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosda Karya Litteljohn, Stephen W. 2009. Teori Komunikasi; Theories of Human Communication. Terjemahan oleh Mohammad Yusuf Hamdan. Jakarta: Salemba Empat. Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. Rohim, Syaiful. 2009. Teori Komunikasi; Perspektif, Ragam, dan Rineka Cipta. Wiryanto. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Grasindo. 2016 13 Teori Komunikasi Sugihantoro, S.Sos, M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Aplikasi. Jakarta: