MODUL PERKULIAHAN SOSIOLOGI KOMUNIKASI Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Hubungan Masyarakat Tatap Muka 01 Kode MK Disusun Oleh 85005 Yuliawati, S.Sos., M.Ikom Abstract Kompetensi Manusia adalah mahluk sosial sehingga keberadaannya senantiasa membutuhkan manusia lain. Melalui interaksi sosial kebutuhan ini terpenuhi. Beragam fenomena interaksi atau komunikasi hadir pada era globalisasi ketika cara manusia berkomunikasi bersalin rupa mengikuti perkembangan teknologi telematika. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan Ruang lingkup sosiologi komunikasi Pembahasan BATASAN SOSIOLOGI KOMUNIKASI Ruang lingkup Sosiologi Komunikasi mencakup empat konsep yakni Sosiologi, Masyarakat, Komunikasi dan Teknologi Media atau Informasi. A. Sosiologi Terminologi Sosiologi berasal dari Bahasa Romawi, Socius dan Bahasa Yunani, Logos. Sosiologi yang berasal dari gabungan dua istilah ini dimaknai sebagai ilmu tentang berkawan, berteman, berserikat, atau ilmu tentang masyarakat. Penamaan Sosiologi merupakan ide Auguste Comte selaku progenitor (penggagas). Selain Comte, terdapat tokoh perintis awal Sosiologi yaitu; Emile Durkheim, Karl Marx, dan Marx Weber ((Sunarto, 1993:1). Sosiologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yaitu realitas menyangkut cara berpikir, bertindak, dan merasakan yang mengendalikan individu (Durkheim,The Rule of Sociological Method dalam Ritzer & Goodman, 2007:22). Sosiologi selainnya mengkaji fakta-fakta sosial terdefinisi juga sebagai ilmu yang berupaya memahami tindakan sosial melalui proses penafsiran untuk memperoleh penjelasan kausal mengenai tujuan dan akibat tindakan manusia (Weber, The Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism, dalam Ritzer & Goodman, 2007:35). Konsep-konsep Sosiologi hadir melalui proses manakala kehidupan masyarakat mengalami ketegangan akibat perubahan besar dalam sistem sosial yang terjadi di Eropa Barat pada Abad Pertengahan. Sosiologi memfokuskan perhatian pada interaksi sosial yang kemudian menjadi konsep utama yang digunakan untuk menelaah fenomena interaksi antar manusia dalam kehidupan berkelompok. Manusia adalah mahluk multi kompleks. Penandanya berupa kapasitas otak yang unggul dibanding organisma hewan hingga manusia dapat mengembangkan sistem pengetahuan untuk menciptakan berbagai fasilitas penunjang keberlangsungan hidup. Beragam peralatan hidup dan sistem teknologi direalisasikan manusia sebagai sarana mengatasi keterbatasan organismanya. Melalui pengaturan antara manusia lainnya dalam bentuk kelompok, maka manusia dapat melanggengkan keberadaan dirinya di tengah mahluk hidup lainnya. Manusia adalah mahluk sosial. Manusia adalah jenis mahluk yang hidup dalam kolektif sebagaimana terdapat mahluk lain berupa hewan yang hidup melalui aturan berkelompok. Terdapat perbedaan hakiki antara mahluk manusia dengan hewan dalam kehidupan kolektif. Pembagian kerja, aktivitas kerjasama, dan komunikasi dalam kehidupan manusia tidak bersifat naluriah semata melainkan terpolakan sedemikian rupa sebagai bagian dari kerja otak 2015 2 Sosiologi Komunikasi Yuliawati, S.Sos., M.Ikom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id merumuskan pola-pola tingkah laku yang dicita-citakan bersama dalam kehidupan kelompok. Kebutuhan hidup dalam kelompok adalah perilaku mendasar manusia sebab manusia tidak dapat memenuhi kebutuhan kompleksnya secara mandiri, oleh pasal keterbatasan organismanya. Keperluan berinteraksi dengan manusia lain inilah yang menyebabkan manusia diidentikkan sebagai mahluk sosial. Manusia dan interaksi sosial. Tidak ada manusia yang dapat hidup seorang diri, jikapun ada manusia yang hidup demikian maka hal ini tidak terjadi dalam kehidupan nyata. Manusia baru atau bayi yang baru lahir mengawali kenal dunia melalui keluarga inti, di mana terdapat ibu dan ayah maupun saudara kandung yang berperan memberikan sosialisasi primer. Sosialisasi diartikan sebagai proses yang dilalui manusia sejak lahir hingga meninggal di mana, manusia mempelajari pengetahuan menyangkut bagaimana manusia seharusnya menjadi anggota masyarakat (Berger, dalam Sunarto, 2004). Pengetahuan dasar selaku manusia yang mutlak dipelajari adalah kenal diri (self concept) yaitu, mengetahui status dan peran dirinya, keluarga inti, keluarga luas, peer group, maupun masyarakat secara umum. Pengetahuan berupa self concept dipergunakan untuk berinteraksi dengan manusia lainnya, di mana dalam aktifitas berhubungan dengan orang lain, maka setiap manusia sedianya mengerti posisi dirinya, menyangkut siapa saya (status sosial) dan apa kewajiban dan hak saya (peran sosial) serta status peran dari lawan interaksinya. Konsep diri ini pada gilirannya membuat manusia dapat menempatkan diri (role taking/mengambil peran) merujuk nilai-nilai yang diharapkan masyarakatnya. Ketika pengetahuan berupa role taking sudah dan bahkan akan terus dipelajari individu ini hingga meninggal, maka ia dapat kita sebut sebagai homo sociologicus atau manusia yang dapat hidup bersama-sama dengan anggota masyarakat lainnya. Asumsi manusia sebagai homo sociologicus manakala seluruh aktivitas manusia sejak bangun tidur hingga kembali tidur tidak lain adalah berinteraksi dengan individu lain. Interaksi sosial dapat bersifat komunikasi tatap muka (face to face), komunikasi bermedia (mediated), komunikasi verbal (lisan dan tulisan), dan non verbal (gestural dan pictorial) (Bungin, 2006:34). Nyaris tidak ada kehidupan yang dijalani manusia tanpa adanya aktivitas interaksi sosial atau berkomunikasi dengan manusia lain. Sebab komunikasi merupakan sarana mentrasmisikan (menyampaikan, mewariskan) gagasan, keyakinan, sikap, reaksi emosional. Manusia dan komunikasi analog mata uang koin yang tidak dapat dipisahkan. Melalui komunikasi memungkinkan manusia mengekspresikan kebutuhan materil dan imateril kepada manusia lain dan keberadaan kebudayaan manusia semakin kompleks oleh hadirnya komunikasi sebagai sarana menciptakan dan mengembangkan gagasan, perilaku, hingga implementasi ide dan perilaku ke dalam benda-benda artefak (humaniora). 2015 3 Sosiologi Komunikasi Yuliawati, S.Sos., M.Ikom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id B. Masyarakat Definisi Masyarakat sebagai objek dari sosiologi dapat merujuk pada beberapa pandangan ahli berikut : Ralph Linton (dalam Bungin, 2006 : 29) memiliki pemahaman bahwa masyarakat merupakan sekelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas. Selo Soemardjan mengatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan. Dari dua definisi di atas dapat diambil simpulan bahwa masyarakat itu terdiri dari kumpulan orang-orang yang hidup berdampingan (hidup bersama) dalam suatu wilayah dan terikat oleh aturan-aturan atau norma-norma sosial yang mereka tentukan dan taati. Pengertian manusia yang hidup bersama dalam ilmu sosial tidak mutlak jumlahnya, bisa saja dua orang atau lebih. Manusia tersebut hidup bersama dalam waktu relatif lama, dan akhirnya melahirkan manusia manusia baru yang saling berhubungan satu dengan lainnya. Hubungan antara manusia itu, kemudian melahirkan keinginan, kepentingan, perasaan, kesan, penilaian dan sebagainya. Keseluruhan itu kemudian mewujudkan adanya sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antara manusia dalam masyarakat tersebut. Dalam sistem hidup tersebut, maka muncullah budaya yang mengikat antara satu manusia dengan lainnya. C. Komunikasi Communication atau dalam bahasa Indonesia disebut Komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communicatio. Kata communicatio berasal dari kata communis yang artinya sama. Konteks sama yang dimaksudkan ialah sama makna. Kesamaan makna ini terjadi ketika adanya kesamaan pandangan diantara orang-orang yang terlibat. Misalnya anda terlibat dalam percakapan dengan teman anda, dimana tidak saja menggunakan bahasa yang sama, namun juga anda berdua sama-sama mengerti dan memahami makna dari apa yang anda berdua percakapkan. Merumuskan komunikasi ke dalam definisi yang memadai adalah kegiatan yang tidak sederhana, sebab terdapat lebih dari satu konsep komunikasi yang muncul sejalan dengan situasi di mana konsep tersebut diciptakan. Pengertian Komunikasi di bawah ini berpedoman pada Model Komunikasi atau deskripsi ideal menyangkut aspek-aspek penting yang diperlukan untuk terjadinya komunikasi. Mengutip John R. Wenburg & William W. Wilmot, 2015 4 Sosiologi Komunikasi Yuliawati, S.Sos., M.Ikom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dan Kenneth K. Sereno & Edward M. Bodaken dalam Kitab Komunikasi karangan Deddy Mulyana (Mulyana, 2001:61), berikut ini disarikan tiga konsep Komunikasi : 1. “Who Say What In Which Channel To Whom With What Effect ? “ “Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dan Pengaruhnya?“ Apa Definisi ini memuat lima pokok pertanyaan penting : (1). Sumber (source) Istilah lainnya; komunikator (communicator), pengirim (sender), penyandi (encoder), pembicara (speaker), dan originator. Sumber merupakan pihak yang memiliki inisiatif untuk berkomunikasi. Pihak ini dapat berupa individu, kelompok, organisasi, dan negara. Kebutuhan berkomunikasi dapat bertujuan menyampaikan informasi, mengubah ideologi, dan menghibur. Term of reference (patokan nilai-nilai), term of experience (pengalaman masa lalu), dan the image of the other (konsep diri dipakai mendefinsikan keberadaan pihak lain) menjadi rujukan bagi sumber untuk merumuskan pesan. Melalui penyandian (encoding), sumber lantas mengubah maksud pikiran atau perasaan ke dalam seperangkat simbol verbal atau non verbal. (2). Pesan (message) Pesan didefinisikan sebagai sesuatu yang hendak dikomunikasikan sumber kepada penerima. Pesan dapat berupa struktur verbal atau non verbal yang merepresentasi maksud sumber (gagasan atau perasaan). Di dalam konsep pesan termuat tiga hal penting, yaitu; simbol (label arbitrer atau representasi dari realitas, dapat bersifat verbal dan non verbal) makna (arti dari simbol) dan pengorganisasian pesan. (3). Saluran (media) Saluran atau umum kita sebut sebagai media diartikan sebagai sarana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesan kepada penerima. Saluran ini dapat berupa verbal dan non verbal. Di dalam definisi pesan termuat dua teknik penyampaian pesan, yaitu; komunikasi langsung (tatap muka), komunikasi melalui media cetak dan media eletronik. Komunikator dapat memilih saluran-saluran komunikasi bergantung pada tujuan yang ingin dicapai. (4). Penerima (receiver) Istilah lainnya; sasaran (destination), komunikan (communicatee), khalayak (audience), pendengar (listener), penafsir (interpreter), dan penyandi balik (decoder). 2015 5 Sosiologi Komunikasi Yuliawati, S.Sos., M.Ikom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Penerima dapat dimaknai sebagai pihak yang menerima pesan dari sumber. Komunikan selaku pihak penerima pesan akan melakukan penyandian-balik (decoding) terhadap pesan yang disampaikan oleh sumber tentunya dengan melibatkan latar belakang penerima berupa term or refernce, term of experience, dan the image of the other. (5). Efek (effect) Pengertiannya dari efek adalah menyangkut adanya sesuatu akibat yang terjadi pada penerima manakala pesan telah disampaikan oleh sumber. Efek dapat diartikan ketika komunikan terdorong untuk melakukan perubahan cara berpikir (opinion change) dan perubahan sikap (attitude change). Fenomena komunikasi dapat dikenali ketika terdapat komunikator, komunikan, pesan, saluran, dan efek pesan. Praktisnya, ketika terdapat manusia saling berinteraksi dalam konteks ruang dan waktu di sinilah hadir fenomena komunikasi. Lima variabel komunikasi ini masuk dalam tradisi Model Komunikasi Linier atau model komunikasi yang sederhana. Dikatakan sederhana dengan asumsi, aktifitas komunikasi analog peluru yang ditembakkan pada sasaran lantas mengena pada sasaran yang dituju, meminjam istilah dalam teori Schramm “The Bullet Theory of Communication”. Sifat komunikasi ini satu arah, sebab hanya ada sumber selaku penyampai pesan dan penerima diposisikan sebagai objek. 2. “ komunikasi merupakan proses terhubungnya antara seorang pengirim dan penerima yang berlangsung dua arah; dari pengirim kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim “ Definisi Komunikasi yang kedua dikenali juga sebagai Model Komunikasi Interaksional. Keterlibatan aspek umpan balik (feedback) dan bidang pengalaman (field of experince) perlu dipertimbangkan sebagai realitas pembentuk komunikasi. Jika pada Model Komunikasi Linier, keberadaan feedback dan bidang pengalaman dari pihak-pihak yang berkomunikasi diabaikan, maka pada model komunikasi sirkuler ini, memposisikan komunikator dan komunikan dapat bersama-sama berlaku sebagai pengirim dan penerima (Wilbur Schramm dalam West & Turner, 2008:13). 3. “ komunikasi berlangsung sebagai proses yang terjadi terus-menerus, ketika terdapat pihak penyampai pesan dan penerima pesan yang saling membangun kesamaan makna “ Pengertian Komunikasi yang ketiga menegaskan bahwa dalam berkomunikasi setiap pihak ibarat penjual dan pembeli yang saling bertransaksi untuk mencapai kesepakatan. Kesepakatan diperoleh manakala pelaku komunikasi berupaya membangun kesamaan makna sekalipun salah satu pihak yang berinteraksi tidak memiliki kesamaan bidang pengalaman. 2015 6 Sosiologi Komunikasi Yuliawati, S.Sos., M.Ikom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Realitas ini kerap kita jumpai ketika kita tidak cukup ‘nyambung’ dengan pembicaraan lawan interaksi karena ketidaksamaan bidang pengalamaan. Feedback terjadi antar pelaku sebab individu-individu yang saling berkomunikasi secara bersamaan berperan selaku pihak yang interdependensi (Barnlund dalam dalam West & Turner, 2008:13). Pada kesimpulannya, bahwa kegiatan komunikasi tidak sebatas pada kegiatan mentransmisikan informasi antara satu pihak kepada pihak lainnya, namun terdapat umpan balik dengan bahan mentah berupa pengetahuan yang dimiliki para aktor komunikasi menyangkut frame of reference, frame of experience, dan the image of the other. Tidak ayal lagi jika komunikasi adalah proses sosial di mana terdapat komunikator dan komunikan menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasi makna dalam lingkungan mereka (West & Turner, 2008:7). D. Teknologi Komunikasi dan Informasi Teknologi Komunikasi dan informasi merupakan saluran/channel yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Merujuk pada beberapa pandangan para ahli berikut, dikatakan bahwa menurut Alter (dalam Bungin, 2006 : 30), teknologi informasi mencakup perangkat keras dan perangkat lunak untuk melaksanakan satu atau sejumlah tugas pemrosesan data seperti menangkap, mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi dan menampilkan data. Sedangkan Martin (dalam Bungin, 2006 : 30) mendefinisikan teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi. Berdasarkan definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi komunikasi berhubungan erat dengan perangkat keras dan lunak yang dapat digunakan untuk memproses dan mengirim informasi. ORIENTASI SOSIOLOGI KOMUNIKASI Sosiologi Komunikasi memuat dua konsep, yaitu Sosiologi dan Komunikasi. Ketika dua istilah ini dijadikan satu menciptakan pengertian berupa : Sosiologi Komunikasi adalah tradisi ilmiah yang berakar pada Sosiologi dan Komunikasi. Wilayah bahasan studi Sosiologi Komunikasi mencakup mengamati perilaku manusia dalam konteks interaksi sosial. Kenyataannya dalam aktifitas interaksi memuat proses saling 2015 7 Sosiologi Komunikasi Yuliawati, S.Sos., M.Ikom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id mempengaruhi antar individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok (Soekanto, 2007:368), selainnya itu interaksi atau komunikasi yang dilakukan berlangsung melalui media atau saluran tertentu dan media pada gilirannya terlibat dalam menentukan proses interaksi sosial serta keadaan berupa perubahan-perubahan sosial kebudayaan masyarakat dibentuk melalui keberadaan perkembangan media massa (Bungin, 2006:31). Manusia adalah subjek pengamatan bagi semua Ilmu Pengetahuan Sosial, tidak terkecuali Sosiologi Komunikasi. Sekalipun memiliki pokok bahasan yang sama yaitu menyangkut “manusia”, setiap ilmu sosial memiliki kacamata yang tidak sama dalam memahami manusia. Demikian halnya dengan Sosiologi Komunikasi menaruh minat pada perilaku manusia yang dalam aktifitas komunikasinya melibatkan gejala-gejala berupa : (1). Telematika (2). Efek media dan norma sosial baru (3). Perubahan sosial dan komunikasi (4). Masalah sosial dan media massa (5). Cybercommunity (6). Aspek hukum dan bisnis media Ke-enam pokok bahasan Sosiologi Komunikasi dapat kita abstraksikan sebagai berikut : Pokok bahasan utama Sosiologi Komunikasi adalah mengamati perilaku manusia. Perilaku manusia dalam aktifitasnya berinteraksi atau berkomunikasi dengan manusia lain. Kegiatan ini menjadi hakekat bagi manusia merujuk identitasnya selaku mahluk sosial, dalam praktiknya perilaku komunikasi dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pilihan saluran yang ditawarkan teknologi telematika (telekomunikasi, media, informatika) teknologi telematika memuat makna konvergensi (menyatunya layanan 4C; communication, computer, contents, dan community) yang menciptakan dunia tanpa batas (borderless world) yang membawa implikasi munculnya institusi sosial baru di dalam masyarakat. Konsekuensi positip maupun negatip yang ditimbulkan melalui teknologi telematika menciptakan regulasi teknologi informasi (cyberlaw) sebagai institusi baru yang mengatur kegiatan di dalam cyberspace (hak cipta, merek, defamation, privacy, electronic contracts & digital signature, electronic commerce, electronic goverment, pornografi) (Budhijanto, 2010: 131). Keseluruhan pokok perhatian Sosiologi Komunikasi ini pada muaranya memfokuskan perhatian pada perubahan pola interaksi sosial yang dilakukan manusia di berbagai tempat 2015 8 Sosiologi Komunikasi Yuliawati, S.Sos., M.Ikom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dan waktu oleh pemunculan media baru (new media). Realitas ini terdefinisi sebagai gejala globalisasi di mana perilaku interaksi manusia di manapun individu tersebut berdiam, tidak akan lagi sama seperti manusia yang sebelumnya yang tidak terkena langsung dengan gejala globalisasi. KOMUNIKASI SEBAGAI SUATU PROSES SOSIAL Komunikasi merupakan suatu proses memaknai yang dilakukan oleh seseorang (komunikator) terhadap informasi, sikap dan perilaku orang lain (komunikan), yang berbentuk pengetahuan, pembicaraan, gerak, sikap, perilaku dan perasaan sehingga komunikan membuat reaksi-reaksi terhadap informasi, sikap dan perilaku tersebut berdasarkan pengalaman yang pernah ia alami. Dalam komunikasi terdapat tiga unsur penting yang selalu ada, yaitu sumber informasi (source), saluran (channel) dan penerima informasi (receiver). Sumber informasi adalah seseorang atau institusi yang memiliki bahan informasi (pemberitaan) untuk disebarkan kepada masyarakat luas. Saluran (channel) yang digunakan, dapat berupa saluran interpersonal ataupun media massa (mass media) . sementara penerima informasi (receiver) adalah perorangan atau kelompok dan masyarakat yang menjadi sasaran informasi atau yang menerima informasi. Gillin (Soekanto, 2002:71-104), menjelaskan bahwa ada dua golongan proses sosial sebagai akibat dari interaksi sosial, yaitu proses sosial asosiatif dan proses sosial disosiatif. proses sosial asosiatif Proses sosial asosiatif adalah suatu proses yang terjadi dimana ada saling pengertian dan kerjasama timbal balik antarindividu atau kelompok satu dengan yang lainnya, dan proses ini menghasilkan pencapaian tujuan bersama. Adapun bentuk-bentuknya, antara lain : 1. Kerjasama (cooperation) adalah usaha bersama antar individu atau kelompok untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Proses terjadinya adalah apabila diantara individu atau kelompok tertentu menyadari adanya kepentingan dan ancaman yang sama. Tujuan yang sama akan menciptakan cooperation diantara individu dan kelompok yang ingin tujuan tujuannya tercapai. Begitu pula bila individu atau kelompok merasa adanya ancaman dan bahaya dari luar, proses kerjasama akan bertambah kuat diantara mereka. Adapun bentuk bentuk kerjasama meliputi gotong royong, bargaining, cooptation, coalition dan joint venture. 2015 9 Sosiologi Komunikasi Yuliawati, S.Sos., M.Ikom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Akomodasi (accomodation) adalah proses sosial dengan dua makna, Pertama adalah proses sosial yang menunjukkan pada suatu keadaan yang seimbang (equilibrium) dalam interaksi sosial antar individu dan antarkelompok didalam masyarakat, terutama yang ada hubungannya dengan norma-norma dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Kedua adalah menuju pada suatu proses yang sedang berlangsung, dimana akomodasi menampakkan suatu proses untuk meredakan suatu pertentangan yang terjadi, baik antarindividu, kelompok, masyarakat, maupun dengan norma dan nilai yang ada pada masyarakat tersebut. Proses akomodasi ini menuju pada suatu tujuan untuk mencapai kestabilan. Adapun bentuk bentuk akomodasi adalah sebagai berikut : coersian, compromise, mediation, conciliation, tolerantion, stalemate, adjudication. 3. Asimilasi (Assimilation) Proses sosial tidak berhenti di sini, karena akomodasi berlanjut dengan proses berikutnya, yaitu asimilasi yang merupakan proses pencampuran dua atau lebih budaya yang berbeda sebagai akibat dari proses sosial, kemudian menghasilkan budaya tersendiri yang berbeda dengan budaya asalnya. Adapun proses asimilasi terjadi apabila ada : kelompok-kelompok yang berbeda kebudayaan, individu sebagai warga kelompok bergaul satu dengan lainnya secara intensif dalam waktu yang relatif lama, kebudayaan dari masing masing kelompok yang saling menyesuaikan, dan terakomodasi satu dengan lainnya, dan menghasilkan budaya baru yang berbeda dengan budaya induknya. Proses asimilasi ini menjadi penting dalam kehidupan masyarakat yang individunya berbeda secara kultural, sebab asimilasi yang baik akan melahirkan budaya-budaya yang dapat diterima oleh semua anggota kelompok dalam masyarakat. proses sosial disosiatif proses sosial disosiatif merupakan proses perlawanan (oposisi) yang dilakukan oleh individuindividu dan kelompok dalam proses sosial di antara mereka pada suatu masyarakat. Oposisi diartikan sebagai cara berjuang melawan seseorang atau kelompok tertentu atau norma dan nilai yang dianggap tidak mendukung perubahan untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. Adapun bentuk-bentuk proses sosial disosiatif, adalah : competition (persaingan), controvertion (kontroversi) dan conflict (konflik). 2015 10 Sosiologi Komunikasi Yuliawati, S.Sos., M.Ikom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka BERGER, Peter L, dan Brigitte Berger. (1981).“Sociology: A Biographical Approach”, dalam Sunarto, Kamanto, Pengantar Sosiologi, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. BUDHIJANTO, Danrivanto. (2010). Hukum Telekomunikasi, Penyiaran dan Teknologi Informasi: Regulasi dan Konvergensi, Bandung: PT Refika Aditama. BURHAN,Bungin. (2006). Sosiologi Komunikasi : Teori, paradigma, dan diskursus teknologi komunikasi di masyarakat. Jakarta : Kencana Prenada Media Group EFENDY, Onong Uchjana. (1997). Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya. LILIWERI, Aloysius. (2002). Memahami Komunikasi Massa dalam Masyarakati. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti MULYANA, Deddy. (2001).Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. RITZER, Goerge, dan Douglas J. Goodman.(2007). Teori Sosiologi Modern, Edisi Keenam, Jakarta: Penerbit Prenada Media Group. SOEKANTO, Soerjono. (2007). Sosiologi Suatu Pengantar, Edisi Baru – 41, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada SUTARYO. (2005). Sosiologi Komunikasi. Yogyakarta : Arti Bumi Intaran SYAM, Nina W. (2012). Sosiologi sebagai Akar Ilmu Komunikasi. Bandung : Simbiosa Rekatama Media WEST, Richard, dan Lynn H. Turner.(2008). Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi, Edisi Ketiga, Jakarta: Penerbit Salemba Humanika. . 2015 11 Sosiologi Komunikasi Yuliawati, S.Sos., M.Ikom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id