Modul Pengantar Ilmu Komunikasi [TM7].

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
PENGANTAR
ILMU
KOMUNIKASI
Modul Standar untuk
digunakan dalam Perkuliahan
di Universitas Mercu Buana
Fakultas
Program Studi
Ilmu Komunikasi
Marketing
Communications &
Advertising
Tatap Muka
07
Abstract


Fungsi dan Manfaat Model
Tipologi Model Komunikasi
Kode MK
Disusun Oleh
MK85001
Ira Purwitasari S.Sos.,M.IKom
Kompetensi
Mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan tipologi model
komunikasi.
MODEL – MODEL KOMUNIKASI
I.
Definisi Model
Apa yang di sebut model? Apakah model sama dengan teori? Dalam buku-buku dan
jurnal-jurnal komunikasi masih banyak ditemui kerancuan tentang penggunaan konsep teori
dan model. Akibatnya pembaca menjadi sulit untuk membedakan yang mana yang di sebut
teori dan yang mana yang disebut model. Bahkan tidak jarang ditemui teori x disebut
sebagai sebagai model x dan sebaliknya. Meskipun penjelasan dan batasan tentang kedua
konsep tersebut masih merupakan sesuatu yang dapat diperdebatkan.
Menurut Littlejohn (2006) “In a broad sense the term model can apply to any
symbolis representation of a thing, process, or idea” (dalam pengertian luas penngertian
model menunjuk pada setiap representasi simbolis dari dari suatu benda, proses atau
gagasan/ide). Pada level konseptual model merepresentasikan ide-ide dan proses.
Perbedaan antara teori dan model menurut Littlejohn adalah teori merupakan
penjelasan (explanation), sedangkan model hanya merupakan representasi (representation).
Dengan demikian, model komunikasi dapat diartikan sebagai representasi dari suatu
persitiwa komunikasi. Akan tetapi, model tidak berisikan penjelasan mengenai hubungan
dan interaksi antara factor-faktor atau unsure-unsur yang menjadi bagian dari model.
Penjelasannya diberikan oleh teori.
Model adalah representasi suatu fenomena, baik nyata ataupun abstrak dengan
menonjolkan unsure-unsur terpenting fenomena tersebut. Menurut Sereno dan Mortensen,
suatu model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk
terjadinya komunikasi. Suatu model merepresentasikan secara abstrak cirri-ciri penting dan
menghilangkan rincian komunikasi yang tidak perlu dalam “dunia nyata”. Sedangkan B.
Aubrey Fisher mengatakan model adalah analogi yang mengabstraksikan dan memilih
bagian dari keseluruhan, unsure, sifat atau komponen yang penting dari fenomena yang
dijadikan model.
Model adalah gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori. Dengan
kata lain, model adalah teori yang lebih disederhanakan dalam bentuk gambar. Karena itu,
hakikatnya model adalah alat bantu. Sebagai alat bantu, model mempermudah penjelasan
fenomena komunikasi dengan merepresentasikan secara abstrak cirri-ciri yang dianggap
penting dan menghilangkan rincian yang tidak perlu. Oleh karena itu hubungan antara model
dengan teori begitu erat, model sering dicampuradukkan dengan teori. Karena kita memilih
‘13
2
Pengantar Ilmu Komunikasi
Ira Purwitasari S.Sos.,M.IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
unsure-unsur tertentu yang kita masukkan dalam model, suatu model mengimplikasikan
penilaian atas relevansi, dan ini pada gilirannya mengimplikasikan suatu teori mengenai
fenomena yang diteorikan/
Model dapat berfungsi sebagai basis bagi suatu teori yang lebih kompleks, alat untuk
menjelaskan teori dan menyarankan cara-cara untuk melukiskan model suatu objek, teori
atau proses. Para pakar lazim merancang model-model komunikasi dengan menggunakan
serangkai blok, segi empat, lingkaran, panah, garis, spiral dan sebagainya untuk
mengidentifikasi komponen-komponen, variable-variabel atau kekuatan-kekuatan yang
membentuk komunikasi dan menyarankan atau melukiskan hubungan di antara komponenkomponen tersebut. Kata-kata, huruf, dan angka sering pula digunakan untuk melengkapi
model-model komunikasi tersebut.
II.
Fungsi dan Manfaat Model
Apa fungsi suatu model? Model memberi teorisi suatu struktur untuk menguji temuan
mereka dalam “dunia nyata”. Meskipun demikian, model seperti juga definisi atau teori, pada
umumnya tidak pernah sempurna dan final. Sehubungan dengan model komunikasi, Gordon
Wiseman dan Larry Barker mengemukakan bahwa model komunikasi mempunyai tiga
fungsi; pertama, melukiskan proses komunikasi, kedua, menunjukkan hubungan visual, dan
ketiga, membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi.
Deutsch menyebutkan bahwa model itu mempunyai empat fungsi: Pertama, fungsi
mengorganisasikan (kemiripan data dan hubungan) yang tadinya tidak teramati, Artinya,
model membantu kita mengorganisasikan sesuatu hal dengan cara mengurut-ngurutkan
serta mengaitkan satu bagian/sistem dengan bagian/sistem lainnya sehingga kita
memperoleh gambaran yang menyeluruh, tidak sepotong-sepotong. Aspek lainnya dari
fungsi pertama ini ini adalah model memberikan “gambaran umum” tentang sesuatu hal
dalam kondisi-kondisi tertentu.
Kedua, model membantu menjelaskan. Meskipun model
pada dasarnya tidak berisi penjelasan namun model membantu kita dalam menjelaskan
tentang suatu hal melalui penyajian informasi yang sederhana. Tanpa model, informasi
tentang suatu hal akan tampak rumit atau tidak jelas. Ketiga, fungsi heuristic (menunjukkan
fakta-fakta dan metode baru yang tidak diketahui), Artinya melalui model, kita akan dapat
mengetahui sesuatu hal secara keseluruhan. Karena model membantu kita dengan
memberikan gambaran tentang komponen-komponen pokok dari sebuah proses atau
sistem. Keempat, fungsi prediktif, memungkinkan peramalan dari sekedar tipe ya atau tidak
hingga yang kuantitatif yang berkenaan dengan kapan dan berapa banyak: pengukuran,
‘13
2
Pengantar Ilmu Komunikasi
Ira Purwitasari S.Sos.,M.IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
mengukur fenomena yang diprediksi. Melalui model kita dapat memperkirakan tentang hasil
atau akibat yang akan dapat di capai. Oleh karena itu, dalam dunia ilmiah model ini sangat
penting karena dapat dipergunakan sebagai dasar bagi para peneliti dalam merumuskan
hipotesis yakni pernyataan-pernyataan yang berisikan penjelasan mengenai kemungkinan
adanya hubungan sebab akibat antara satu factor dengan factor-faktor lainnya.
Fungsi-fungsi tersebut pada gilirannya merupakan basis untuk menilai suatu model:
1. Seberapa umum (general) model tersebut? Seberapa banyak bahan yang
diorganisasikan, dan seberapa efektif?
2. Seberapa heuristic model tersebut? Apakah ia membantu menemukan hubunganhubungan baru, fakta atau metode?
3. Seberapa penting prediksi yang dibuat dari model tersebut bagi bidang penelitian?
Seberapa strategis prediksi itu pada tahap perkembangan bidang tersebut?
4. Sseberapa akurat pengukuran yang dapat dikembangkan dengan model tersebut?
Deutsch juga menambahkan criteria berikut untuk menilai model:
1. Seberapa orisinal model tersebut? Seberapa banyak pandangan baru yang
ditawarkannya?
2. Bagaimana kesederhanaan dan kehematan (parsimony) model tersebut? (ini
menyangkut efisiensi model atau pencapainnya akan tujuan yang dimaksudkan.
Suatu contoh terbaik adalah teori Einstein bahwa energy dan materi dapat
dipertukarkan, yang dinyatakan sebagai E = mc2 )
3. Seberapa nyata model tersebut? Seberapa jauh kita bergantung padanya sebagai
representasi realitas fisik?
Pembuatan model jelas memberikan manfaat kepada para ilmuwan. Irwin D.J Bross
menyebutkan beberapa keuntungan model. Model menyediakan kerangka rujukan untuk
memikirkan masalah, bila model awal tidak berhasil memprediksi
Keuntungan lain pembuatan model adalah terbukanya problema abstraksi. Dunia
nyata adalah suatu lingkungan yang sangat rumit. Sebuah apel, misalnya, mempunyai
banyak sifat (ukuran, bentuk, warna, komposisi kimiawi, rasa, berat, dan sebagainya).
Dalam memutuskan apakah apel tersebut akan dimakan atau tidak, hanya sebagian sifat
apel ini saja yang dipertimbangkan. Suatu tingkat abstraksi dibutuhkan untuk mengambil
keputusan. Oleh karena itu, pembuat model juga harus memutuskan cirri-ciri apa dari dunia
nyata, misalnya dari fenomena komunikasi yang akan dimasukkan ke dalam sebuah model.
Menggunakan pendapat Raymond S.Ross, model memberikan penglihatan yang lain
kepada kita, berbeda, dan lebih dekat; model menyediakan kerangka rujukan, menyarankan
‘13
2
Pengantar Ilmu Komunikasi
Ira Purwitasari S.Sos.,M.IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kesenjangan informasional, menyoroti problem abstraksi dan menyatakan suatu problem
dalam bahasa simbolik bila terdapat peluang untuk menggunakan gambar atau symbol.
III.
Tipologi Model
Model dapat digolongkan ke dalam berbagai cara seperti yang digambarkan Gerhard
J. Hanneman dan William J. McEwen dalam gambar berikut ini :
Bentuk-Bentuk Model
Gerhard J. Hannemanndan William J.McEwen
Semua Model
Model Simbolik
Model Mental
Model Matematik
Model Verbal
Model Fisik
Model Ikonik
Model Analog
Sumber: Mary B. Cassata dan Molefi K. Asante dalam Deddy Mulyana. 2004. Pengantar
Ilmu Komunikasi. Suatu Pengantar. Bandung; Rosdakarya. Hal. 125
Gambar di atas menggambarkan taksonomi model yang mudah dipahami, dalam
suatu grafik yang melukiskan derajat abstraksi yang berlainan. Dari kiri ke kanan, tampak
bahwa derajat abstraksi model tersebut menurun. Model mental merepresentasikan proses
mental internal yang tampaknya tidak begitu relevan buat kita. Model yang mungkin lebih
penting adalah model simbolik yang terdiri dari model matematik seperti teorama
Pythagoras dan model verbal, kemudian model fisik yang terdiri dari model ikonik dan model
analog.
Model verbal adalah model atau teori yang dinyatakan dengan kata-kata meskipun
bentuknya sangat sederhana. Definisi-definisi komunikasi yang di rumuskan dalam kalimatkalimat seperti definisi Lasswell, definisi Pearson dan Nelson dan lain-lain.
‘13
2
Pengantar Ilmu Komunikasi
Ira Purwitasari S.Sos.,M.IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Model verbal sering dibantu dengan grafik, diagram atau gambar. Raymond S. Ross
menyebut model demikian sebagai model verbal-piktorial. Model grafik atau model
diagramatik secara skematis menampilkan apa yang dapat disajikan dengan sekedar katakata. Contoh model ini adalah model struktur organisasi yang dilihat dari perspektif
komunikasi organisasi, menunjukkan jabatan-jabatan suatu organisasi, tingkat-tingkat
jabatan dan hubungan kerja (komunikasi formal) berbagai jabatan tersebut. Contoh lain
model ini adalah peta yang menggambarkan jarak pada permukaan bumi dan kalender yang
merepresentasikan waktu.
Model diagramatik, model grafik atau model verbal-piktorial proses komunikasi
umumnya disajikan melalui berbagai “model umum” (general model) yang melukiskan
fenomena komunikasi dari berbagai pakar komunikasi.
Model fisik secara garis besar terbagi dua yakni model ikonik yang penampilan
umumnya (rupa, bentuk, tanda-tanda) menyerupai objek yang di modelkan seperti model
pesawat terbang, boneka, mannequin, maket sebuah gedung atau sebuah kompleks
perumahan dan sebagainya. Serta model analog yang mempunyai fungsi serupa dengan
objek yang dimodelkan meskipun bentuk fisiknya tidak serupa seperti komputer yang
fungsinya menyerupai fungsi otak manusia.
Sebagian bentuk ikonik selain menyerupai objek aslinya juga menunjukkan sebagian
fungsi penting objek yang dimodelkan tersebut. Contoh model ikonik ini adalah model
kendaraan seperti pesawat terbang, kapal laut, kereta api dan mobil yang meskipun tampak
rumit sebenarnya merupakan versi sederhana dari kendaraan-kendaraan tersebut yang cara
beroperaasinya jauh lebih rumit. Perangkat yang ditunjukkan model pesawat terbang
misalnya boleh jadi meliputi mesin pesawat, interior pesawat, kendali yang dapat
dioperasikan dan bahkan mekanisme radionya. Kita dapat mempelajari masalah pesawat
terbang melalui konstruksi dan operasi model fisik tersebut sebagaimana seorang ilmuwan
dapat mempelajari fenomena alam lewat suatu model yang merepresentasikannya.
Model pesawat terbang jauh lebih mudah dipelajari daripasa pesawat terbang yang
sebenarnya karena bebagai alasan. Model lebih menyenangkan ditangani dan dimanipulasi.
Model juga lebih sederhana daripada pesawat terbang yang sebenarnya, dan prinsip-prinsip
bekerjanya mungkin lebih jelas. Namun tentu saja ada bahaya oversimplikasi. Sebagian cirri
pesawat terbang yang sebenarnya mungkin terabaikan bila kita terlalu memerhatikan
modelnya.
Menurut Bross, model menyajikan suatu proses abstraksi. Pesawat terbang yang
sebenarnya mempunyai banyak atribut seperti bentuk, berat, warna, cara bekerja dan
‘13
2
Pengantar Ilmu Komunikasi
Ira Purwitasari S.Sos.,M.IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
sebagainya. Hanya sebagian saja dari sekian banyak atribut yang diitiru dalam model
tersebut. Model juga digunakan untuk merancang garis pantai, jembatan, sistem persediaan
air dan semua jenis produk dari boneka hingga pesawat terbang.
Komunikasi adalah suatu proses yang dinamis dan melibatkan banyak unsure atau
factor. Kaitan antara satu unsure/factor dengan unsure/factor lainnya dapat bersifat
structural atau fungsional. Dengan demikian, model-model komunikasi juga memberikan
gambaran kepada kita tentang struktur dan hubungan fungsional dari unsure-unsur/factorfaktor yang ada dalam sistemnya. Pengertian struktur menunjuk pada tatanan kedudukan
dan garis hubungan antara saru unsure/factor dengan unsure-unsur/factor-faktor lainnya
dalam sebuah sistem. Oleh karena itu, melalui model, kita akan dapat memahami secara
mudah dan komprehensif mengenai struktur dan fungsi dari unsure-unsur/factor-faktor yang
terlibat dalam proses komunikasi, baik dalam konteks individual, diantara dua orang atau
lebih, kelompok/organisasi ataupun dalam konteks komunikasi dengan masyarakat secara
luas.
Dennis
McQuail
dan
Sven
Windahl
(1981)
dalam
buku
mereka
telah
menginventarisasikan dan menjelaskan 28 buah model komunikasi. Kedua puluh delapan
model komunikasi ini menurut McQuail dan Windahl dapat dibagi dalam lima kelompok.
Kelompok pertama, disebut sebagai model-model dasar. Kelompok kedua menyangkut
pengaruh personal, penyebaran dan dampak komunikasi massa terhadap perorangan.
Kelompok ketiga meliputi model-model tentang efek komunikasi massa terhadap
kebudayaan dan masyarakat. Kelompok keempat berisikan model-model yang memusatkan
perhatian pada khalayak. Kleompok kelima mencakup model-modl komunikasi tentang
sistem, produksi, seleksi dan alur media massa.
Daftar Pustaka
1. Arifin Anwar, Ilmu Komunikasi : sebuah Pengantar Ringkas, Rajawali Press Jakarta,
2003,
2. Mc. Quail, Dennis, Sven Windhal, Communication Models, Longman Inc, 2010
‘13
2
Pengantar Ilmu Komunikasi
Ira Purwitasari S.Sos.,M.IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download