ISSN 0215 - 8250 105 POLA PEMBELAJARAN LABORATORIUM PENGANTAR AKUNTANSI DENGAN PENDEKATAN PBL BERBANTUAN KERTAS KERJA KOMPUTER DI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA oleh Gede Adi Yuniarta, Nyoman Trisna Herawati Jurusan Akuntansi Fakultas IPS, Universitas Pendidikan Ganesha ABSTRAK Penelitian pengembangan ini dilakukan untuk menghasilkan suatu pola pembelajaran berpendekatan Problem Based Learning disertai dengan perangkat pembelajarannya dalam mata kuliah Laboratorium Pengantar Akuntansi. Rancangan pengembangan yang diterapkan adalah model pengembangan perangkat pembelajaran Instructional Development Model yang dibagi menjadi tiga tahapan yaitu : determinasi masalah (problem determination), desain (design), dan pengembangan (development).Hasil dari kegiatan pengembangan ini adalah terwujudnya suatu model pembelajaran berbasis masalah disertai perangkat pembelajaran berupa: silabus, satuan acara perkuliahan, kumpulan kasus-kasus Akuntansi riil di dunia kerja, skenario pembelajaran, kertas kerja penyelesaian kasus (berupa print out kosong hasil program komputer), kertas kerja final berisi penyelesaian kasus sebagai kunci jawaban, dan buku guru. Kata kunci : laboratorium pengantar Akuntansi, problem based learning, kertas kerja berbasis komputer ABSTRACT This development research is conducted in order to produce a learning design, using Problem Based Learning model and also the learning ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 106 instruments for the course “Laboratorium Pengantar Akuntansi”. The development model being implemented is instructional Development Model. This model is divided into three stages: Problem Determination, Design, and Development. The expected result of the study is a learning problem-based model including learning instruments such as: syllabus, SAP, actual cases of accounting problems, learning scenario, working sheet in the form of empty print out resulted from the computer program, final working sheet completed with case completion as the key answers, and text book. Keywords: laboratorium pengantar Akuntansi, problem based learning, computer-based working sheet 1. Pendahuluan Peningkatan kualitas pembelajaran diharapkan akan dapat menciptakan kemampuan profesional di bidang tertentu yang sangat penting artinya bagi pelajar dan masa depannya. Belajar pada dasarnya merupakan proses yang bermakna untuk mencapai kompetensi atau kecakapan hidup (life skill). Kecakapan hidup merupakan kebutuhan setiap orang, karena belajar merupakan kegiatan untuk membentuk, mengembangkan, dan menyempurnakan kecakapan hidup. Hanya mereka yang memiliki kecakapan hiduplah yang akan dapat bertahan dalam hidup dan menjadikan hidupnya lebih bermakna. Makna kehidupan terjadi dalam konteksnya, oleh karena itulah pelajaran akan menjadi bermakna bila dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata siswa. Begitu juga proses pembelajaran yang terjadi di Jurusan Akuntansi Program Diploma III Undiksha Singaraja. Pembelajaran ini mengharapkan dapat menciptakan tenaga profesional di bidang Akuntansi yang memiliki ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 107 kecakapan hidup sesuai dengan bidang Ilmu Akuntansi. Mengingat Akuntansi merupakan ilmu yang dapat diaplikasikan pada kehidupan nyata di dunia kerja sudah pasti lulusan yang diharapkan adalah lulusan yang memiliki kemampuan berpikir kritis dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan Akuntansi yang terjadi di dunia kerja. Salah satu mata kuliah yang dapat mendukung harapan tersebut adalah Laboratorium Pengantar Akuntansi. Mata kuliah ini memfokuskan pembelajaran pada implementasi siklus Akuntansi dalam menyusun berbagai laporan keuangan. Mahasiswa diharapkan dapat menyusun laporan keuangan pada berbagai jenis bidang usaha yang terkategori dalam kelompok perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur. Untuk diketahui bersama bahwa proses siklus Akuntansi merupakan proses panjang yang dimulai dari awal operasi perusahaan berupa transaksi keuangan, kemudian transaksi keuangan tersebut dianalisis termasuk analisis keterkaitan dengan bidang lain khususnya perbankan, bisnis, perpajakan, dan hukum bisnis. Setelah dianalisis, transaksi keuangan tersebut diproses dengan berbagai kertas kerja ( kertas kerja jurnal umum maupun jurnal khusus, buku besar, buku besar pembantu, neraca saldo, jurnal penyesuaian, neraca lajur, laporan keuangan berupa neraca, laporan laba/rugi, laporan arus kas, perubahan modal, jurnal penutup, neraca setelah jurnal penutup), kertas kerja tersebut saling terkait satu dengan yang lain dan hasil akhir dari proses tersebut barulah menjadi laporan keuangan(Jusuf, 2001). Dengan terbayangnya kompleksitas siklus Akuntansi tersebut jelaslah bahwa sangat diperlukan keterampilan dan kemampuan berpikir kritis mahasiswa dalam menyelesaikan permasalahanpermasalahan atau kasus-kasus Akuntansi. Untuk dapat memenuhi harapan itu, diperlukan suatu proses pembelajaran yang sesuai disertai dengan bebagai perangkat pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga akan dapat meningkatkan keterampilan ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 108 dan kemampuan berpikir kritis dalam menyelesaikan berbagai permasalahan Akuntansi. Salah satu pendekatan pembelajaran yang sering digunakan dalam proses belajar mengajar adalah pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). Pola ini juga dikenal dengan nama lain seperti project based teaching, experienced based education, dan anchored instruction (Ibrahim dan Nur, 2004). Pembelajaran ini membantu siswa belajar isi akademik dan keterampilan memecahkan masalah dengan melibatkan mereka pada sistuasi masalah kehidupan nyata. Pembelajaran berbasis masalah diturunkan dari teori bahwa belajar adalah proses yang menuntut pembelajar secara aktif mengkonstruksi pengetahuan (Gijselaers, 1996). Psikologi kognitif modern menyatakan bahwa belajar terjadi dari aksi pembelajar, dan pengajaran hanya berperan dalam memfasilitasi terjadinya aktivitas konstruksi pengetahuan oleh pembelajar. Guru harus memusatkan perhatiannya untuk membantu pembelajar mencapai keterampilan self directed learning. Problem based learning adalah suatu pendekatan yang dipandang dapat memenuhi keperluan ini (Schmidt, dalam Gijselaers, 1996). Masalah-masalah disiapkan sebagai stimulus pembelajaran. Pembelajar dihadapkan pada situasi pemecahan masalah, dan guru hanya berperan memfasilitasi terjadinya proses belajar dan memonitor proses pemecahan masalah. 2. Metode Penelitian Dalam proses pengembangan model pembelajaran ini yang menjadi objek kegiatan adalah mata kuliah Laboratorium Pengantar Akuntansi yang merupakan mata kuliah yang wajib diambil oleh mahasiswa Jurusan Akuntansi Program Diploma III yang sedang duduk di semester II. Lokasi kegiatan dilakukan di dua laboratorium jurusan, yaitu Laboratorium ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 109 Akuntansi dasar Dan Laboratorium Komputer Akuntansi yang terletak di kampus FPIPS Undiksha Singaraja. Prosedur penelitian yang diterapkan adalah model pengembangan perangkat pembelajaran Instructional Development Model atau yang sering disebut model UNESCO (Arnyana,2006). Model pengembangan perangkat pembelajaran ini merupakan model yang diusulkan oleh Logan (1982) dalam (Knirk and Gustafon.1986) dan merupakan rekomendasi oleh UNESCO. Tahap kegiatan model ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu: determinasi masalah (problem determination), desain (design), dan pengembangan (development). Secara garis besar skenario kegiatan dapat dipaparkan sebagai berikut. 1) Tahap Determinasi Masalah (Problem Determination) Kegiatan pertama yang dilakukan pada tahap ini adalah mengidentifikasi masalah. Dalam kegiatan ini diidentifikasi masalahmasalah yang timbul dalam pelaksanaan perkuliahan Laboratorium Pengantar Akuntansi. Identifikasi masalah ini dikumpulkan berdasarkan pengalaman pengajaran mata kuliah yang sama pada waktu sebelumnya (pengalaman mengajar sebelumnya) dan identifikasi masalah ini juga diperoleh dari mahasiswa yang sudah menempuh mata kuliah bersangkutan. Kegiatan selanjutnya adalah menelaah masukan peserta didik. Dalam tahapan ini dilakukan kegiatan penentuan peserta didik yang akan mengikuti perkuliahan. Masukan mencakup kemampuan akademis peserta, mata kuliah prasyarat, dan lain-lain. Kegiatan selanjutnya adalah identifikasi tujuan umum pembelajaran. Dalam kegiatan ini ditentukan tujuan umum pembelajaran, termasuk kompetensi yang akan dimiliki mahasiswa setelah lulus mata kuliah Laboratorium Pengantar Akuntansi. Kegiatan akhir yang dilakukan dalam tahapan problem determination ini ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 110 adalah organisasi manajemen. Dalam kegiatan ini dilakukan perencanaan dan pengorganisasian segala sumber daya yang akan digunakan seperti:sumber daya manusia, waktu, dan dana. 2) Tahap Desain (Design) Kegiatan pertama yang dilakukan pada tahap ini adalah menetapkan tujuan-tujuan pembelajaran. Pada tahap ini ditetapkan tujuan-tujuan spesifik dari proses pembelajaran mata kuliah Laboratorium Pengantar Akuntansi. Kegiatan selanjutnya adalah menetapkan strategi pembelajaran sebagaimana yang diterapkan berdasarkan pendekatan PBL (Problem Based Learning). Pada kegiatan ini disusun skenario pembelajaran /skenario pelaksanaan perkuliahan dengan karakteristik utama berupa pengajuan pertanyaan atau masalah, berfokus pada keterkaitan antardisiplin, penyelidikan autentik, menghasilkan karya, serta mempresentasikannya, dan kerja sama. Secara garis besar prinsip yang digunakan adalah melibatkan mahasiswa bekerja pada masalah (kasus-kasus Akuntansi) dalam kelompok kecil. Masalah disiapkan sebagai konteks pembelajaran baru. Analisis dan penyelesaian terhadap masalah itu menghasilkan perolehan pengetahuan dan keterampilan pemecahan masalah. Permasalahan dihadapkan sebelum semua pengetahuan relevan diperoleh dan tidak hanya setelah membaca teks atau mendengar ceramah tentang materi subjek yang melatarbelakangi masalah tersebut. Hasil proses pemecahan masalah itu adalah mahasiswa membangun pertanyaan-pertanyaan (isu pembelajaran) tentang jenis pengatahuan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Setelah itu, mahasiswa melakukan penelitian pada isu-isu pembelajaran yang telah diidentifikasi dengan menggunakan berbagai sumber. Untuk ini, mahasiswa disediakan waktu yang cukup untuk belajar mandiri. Proses pembelajaran ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 111 akan menjadi lengkap bila mahasiswa melaporkan hasil (apa yang dipelajari) pada pertemuan berikutnya. Kegiatan terakhir dalam tahapan ini adalah menetapkan media pembelajaran yang akan digunakan. Pada kegiatan ini terlebih dahulu akan disiapkan silabus dan SAP (Satuan Acara Perkuliahan). Kemudian disiapkan kasus-kasus Akuntansi yang mencerminkan kegiatan riil di dunia kerja. Kasus Akuntansi ini diharapkan dapat memancing peningkatan kemampuan analisis dalam penyelesaian masalah sehingga akan menghasilkan perolehan pengetahuan dan keterampilan pemecahan masalah. Selain itu juga akan dirancang Kertas Kerja Mahasiswa yang merupakan media bagi mahasiswa untuk menuangkan hasil pemecahan kasus yang diberikan. Kertas kerja Akuntansi ini berbasis komputer dengan memanfaatkan microsoft excel yang berupa program otomatisasi siklus Akuntansi. Program otomatisasi siklus Akuntansi ini akan mengerjakan secara otomatis siklus Akuntansi, pengguna hanya memasukkan jurnal umum sedangkan laporan keuangan akan diproses secara otomatis (Arman, 2002). Kertas kerja ini akan dibagi dua, yaitu kertas kerja berupa hasil print out kosong akan digunakan oleh mahasiswa sebagai media penyelesaian kasus, sedangkan yang dalam bentuk program akan diinput kasus Akuntansi yang telah disiapkan. Dengan demikian, hal ini dapat dimanfaatkan nantinya oleh dosen untuk memberikan masukan kepada mahasiswa apabila terjadi kebuntuan dalam proses pembelajaran dan dapat dimanfaatkan sebagai sarana presentasi secara visual, atau dapat pula dikatakan kertas kerja komputer ini sebagai buku dosen atau kunci jawaban. 3) Tahap Pengembangan (Development) Pada tahap ini dilakukan pengembangan/penyempurnaan perangkat pembelajaran yang telah dirancang pada tahap design. Penyempurnaan ini ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 112 dilakukan dengan analisis hasil, dengan melibatkan rekan seprofesi serta rekan ahli. Berdasarkan analisis hasil tersebut selanjutnya dilakukan revisi yang diperlukan sehingga perangkat pembelajaran siap untuk diimplementasikan. Skenario kegiatan pengembangan yang diadaptasikan dari ID Model dapat digambarkan dalam bagan 01 berikut . Bagan 01 : Skenario Kegiatan Pengembangan Pola Pembelajaran Laboratorium Pengantar Akuntansi Tahap I Problem Determination Identifikasi masalah dalam perkuliahan laboratorium Pengantar Akuntansi Menelaah masukan peserta didik Pengalaman mengajar dan dari mahasiswa Identifikasi tujuan pembelajaran Tujuan umum dan kompetensi yang diharapkan Organisasi Manajemen Personil, waktu dan biaya Kemampuan akademis dan mata kuliah prasyarat Tujuan Pembelajaran Tahap II Design Penetapan strategi pembelajaran (PBL) Penetapan Media yang akan digunakan Skenario Pembelajaran Silabus, SAP, Kertas Kerja, Kunci jawaban /Buku Guru Analisis Hasil Tahap III Development Revisi Perangkat siap digunakan ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 113 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan Implementasi pengembangan model pembelajaran ini mengacu pada pelaksanaan metodologi pengembangan yang telah direncanakan sebelumnya melalui tiga tahap, yaitu (1) Tahap Determinasi Masalah (Problem Determination), (2) Tahap Desain (Design), dan (3) Tahap Pengembangan (Development). 3.1 Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tahap Determinasi Masalah (Problem Determination) Dalam tahap determinasi masalah, kegiatan dikelompokkan dalam beberapa langkah. Langkah tersebut di antaranya identifikasi masalah, menelaah masukan peserta didik, identifikasi tujuan pembelajaran, dan organisasi managemen. Pada langkah identifikasi masalah dilakukan identifikasi masalahmasalah yang timbul dalam pelaksanaan perkuliahan Laboratorium Pengantar Akuntansi. Identifikasi masalah ini dikumpulkan berdasarkan pengalaman pengajaran mata kuliah yang sama pada waktu sebelumnya (pengalaman mengajar sebelumnya) dan identifikasi masalah ini juga diperoleh dari mahasiswa yang sudah menempuh mata kuliah bersangkutan. Dalam tahap ini masalah dalam perkuliahan Laboratorium Pengantar Akuntansi dapat dikelompokkan dalam dua masalah utama, yaitu permasalahan teknis perkuliahan dan permasalahan substansi perkuliahan. Permasalahan teknis perkuliahan meliputi (1) waktu perkuliahan yang dianggap kurang cukup untuk dapat mengerjakan kasus-kasus Akuntansi. Hal ini lebih disebabkan oleh adanya pengerjaan kasus-kasus Akuntansi yang memerlukan banyak kertas kerja dan pemahaman akan siklus Akuntansi serta pengisian kertas kerja yang memerlukan banyak waktu dan kecermatan. Perlu diketahui bersama bahwa untuk dapat ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 114 menyelesaikan satu kasus diperlukan kurang lebih 20 lembar kertas kerja, (2) kertas kerja Akuntansi (lembar kertas siswa) supaya dapat disiapkan lebih dahulu dan sesuai dengan kasus yang akan diselesaikan, (3) selain itu diperlukan banyak waktu pembahasan hasil dari penyelesaian kasus sehingga sistematisasi penyajian sangat diperlukan. Harus disadari bahwa perangkat perkuliahan sangat perlu untuk disediakan dan disempurnakan sehingga dalam pelaksanaan pembahasan dapat dilakukan secara sistematis dan diperlukan waktu yang tidak terlalu lama, dan (4) penggunaan media perkuliahan dalam hal sarana presentasi dan pembahasan sangat kurang memadai. Dengan menggunakan papan tulis penjelasan komponenkomponen kertas kerja akan sangat sulit dilakukan. Permasalahan substansi perkuliahan meliputi (1) kasus yang diberikan kurang komprehensif dan lebih teoretis tanpa membangun kemampuan prediksi mahasiswa. Pola kasus yang diberikan masih kaku dibuat sama persis dengan teori – teori yang ada dan terlalu terstruktur. Hal ini kurang mencerminkan kondisi riil di dunia usaha yang sangat fleksibel dan sangat terkait dengan bidang ilmu lainnya, dan (2) kertas kerja yang ada, dari segi tampilan diharapkan lebih mendekati yang digunakan di dunia kerja saat ini. Dalam tahap identifikasi masalah, permasalahan yang ternyata muncul dari perkuliahan adalah bahwa permasalahan dikelompokkan dalam dua kategori yaitu: permasalahan teknis pelaksanaan perkuliahan dan permasalahan substansi perkuliahan. Dalam permasalahan teknis perkuliahan, mahasiswa memandang bahwa waktu perkuliahan yang disediakan tidak cukup untuk memahami materi yang harus mereka terima. Dalam hal ini, ada beberapa point yang bisa dicermati bahwa pertama mahasiswa masih memandang bahwa perkuliahan hanya berlangsung di dalam kelas saja tanpa menyadari makna sesungguhnya dari sistem SKS ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 115 (sistem kredit semester). Hal kedua yang harus dicermati bahwa alokasi waktu yang tersedia memang harus dimanfaatkan semaksimal mungkin sehingga diperlukan sistematika (skenario) perkuliahan yang tepat disertai perangkat pembelajaran yang tepat pula. Kasus Akuntansi yang disiapkan, diharapkan lebih mendekati kondisi riil di dunia usaha, lebih fleksibel mengingat kondisi dunia usaha yang fleksibel serta keterkaitan dengan bidang lain seperti asuransi, sistem perbankan, perpajakan dan lainnya. Kasus Akuntansi yang dibahas juga diharapkan tidak kaku yang cenderung mendekati contoh – contoh yang ada di buku saja namun sudah mengarah pada kondisi yang dapat meningkatkan kemampuan analisis dan kemampuan prediksi mahasiswa. Seiring dengan hal tersebut, kertas kerja Akuntansi yang disiapkan diharapkan juga disesuaikan secara khusus dengan kasus Akuntansi yang dihadapi. Kertas kerja selayaknya sistematis dan memiliki format terkini yang berlaku di dunia kerja. Dalam hal mengembangkan dan mempresentasikan hasil kerja, mahasiswa ternyata juga harus memperhatikan sistematika penyajian mengingat media yang digunakan selama ini dirasa kurang tepat untuk mempresentasikan komponen-komponen dalam kertas kerja Akuntansi. Dalam tahap menelaah masukan peserta didik dilakukan kegiatan penentuan peserta didik yang akan mengikuti perkuliahan Laboratorium Pengantar Akuntansi. Masukan di sini mencakup kemampuan akademis peserta, mata kuliah prasyarat, dan lain-lain. Sesuai dengan pertimbangan tersebut, yang menjadi peserta didik adalah mahasiswa semester II yang memang sedang memprogram mata kuliah Laboratorium Pengantar Akuntansi. Dalam tahap identifikasi tujuan umum pembelajaran, ditentukan tujuan umum pembelajaran termasuk kompetensi yang akan dimiliki mahasiswa setelah lulus mata kuliah Laboratorium Pengantar Akuntansi. ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 116 Tujuan umum pembelajaran dalam mata kuliah Laboratorium Pengantar Akuntansi ditentukan sesuai dengan kebijakan jurusan yaitu setelah menempuh mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu menyelesaikan siklus Akuntansi, baik untuk perusahaan jasa, dagang, maupun manufaktur sampai dengan menyusun laporan keuangan. 3.2 Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tahap Desain (Design) Kegiatan awal yang dilaksanakan pada tahap ini adalah mengembangkan tujuan-tujuan pembelajaran. Pada tahap ini ditetapkan tujuan-tujuan spesifik dari proses pembelajaran mata kuliah Laboratorium Pengantar Akuntansi. Tujuan pembelajaran yang ditetapkan meliputi (1)Mahasiswa dapat mempraktikkan siklus Akuntansi dalam perusahaan jasa. Bila dikhususkan lagi, tujuan tersebut menjadi mahasiswa mampu membuat jurnal umum dalam perusahaan jasa, mampu melakukan posting jurnal umum ke dalam buku besar, mampu menyusun neraca saldo, mampu membuat jurnal penyesuaian dan neraca lajur, mampu menyusun laporan keuangan dalam perusahaan jasa, mampu membuat jurnal penutup dan jurnal balik. (2)Mahasiswa dapat mempraktikkan siklus Akuntansi dalam perusahaan dagang yang meliputi: mampu membuat buku pembelian, buku penjualan, buku pengeluaran kas, dan buku penerimaan kas, mampu melakukan posting dari jurnal umum dan jurnal khusus ke dalam buku besar yang sesuai, mampu membuat neraca saldo, mampu membuat jurnal penyesuaian dalam perusahaan dagang, mampu membuat neraca lajur, mampu menghitung harga pokok penjualan, mampu menyusun laporan keuangan pada perusahaan dagang dan mampu menyelesaikan tahap akhir proses Akuntansi dengan pembuatan jurnal penutup dan jurnal balik. (3) Mahasiswa dapat mempraktikkan siklus Akuntansi dalam perusahaan manufaktur yang meliputi: mempu membuat buku pembelian, buku ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 117 penjualan, buku pengeluaran kas, dan buku penerimaan kas, mampu melakukan posting dari jurnal umum dan jurnal khusus ke dalam buku besar yang sesuai, mampu membuat neraca saldo, mampu membuat jurnal penyesuaian dalam perusahaan pabrik, mampu membuat neraca lajur, mampu menghitung harga pokok produksi, mampu menyusun laporan keuangan pada perusahaan pabrik dan mampu menyelesaikan tahap akhir proses Akuntansi dengan pembuatan jurnal penutup dan jurnal balik. Skenario pelaksanaan perkuliahan yang dihasilkan memiliki karakteristik utama berupa pengajuan pertanyaan atau masalah, berfokus pada keterkaitan antardisiplin, penyelidikan autentik, menghasilkan karya serta mempresentasikannya dan kerja sama. Secara garis besar prinsip yang digunakan adalah melibatkan mahasiswa bekerja pada masalah (kasuskasus Akuntansi) dalam kelompok kecil. Masalah disiapkan sebagai konteks pembelajaran baru. Analisis dan penyelesaian terhadap masalah itu menghasilkan perolehan pengetahuan dan keterampilan pemecahan masalah. Permasalahan dihadapkan sebelum semua pengetahuan relevan diperoleh dan tidak hanya setelah membaca teks atau mendengar ceramah tentang materi subjek yang melatarbelakangi masalah tersebut. Hasil proses pemecahan masalah itu adalah mahasiswa membangun pertanyaanpertanyaan (isu pembelajaran) tentang jenis pengatahuan apa yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Setelah itu, mahasiswa melakukan kajian pada isu-isu pembelajaran yang telah diidentifikasi dengan menggunakan berbagai sumber. Untuk ini, mahasiswa disediakan waktu yang cukup untuk belajar mandiri. Proses pembelajaran akan menjadi lengkap bila mahasiswa melaporkan hasil (apa yang dipelajari) pada pertemuan berikutnya. Lebih detailnya skenario pembelajaran dapat dilihat dalam tabel berikut 01 ini. ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 118 Tabel 01. Skenario Pembelajaran Laboratorium Pengantar Akuntansi Tahap-tahap Tahap 1 Orientasi mahasiswa pada masalah Tahap 2 Mengorganisasi mahasiswa dalam belajar Kegiatan Dosen Dosen menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi mahasiswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah. mendiskusikan rubric asesmen yang akan digunakan dalam menilai kegiatan/hasil karya siswa Membantu mahasiswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang dipecahkan dalam hal ini kasus Akuntansi. Tahap 3 Membimbing penyelidikan baik secara individual maupun kelompok Mendorong mahasiswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan suatu pemecahan yang masuk akal, mengulanginya lagi untuk mendapatkan kemungkinan pemecahan dan solusi alternatif Tahap 4 Mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya Membantu mahasiswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai, seperti: ringkasan, laporan, model-model pemecahan masalah, dan mambantu dalam berbagai tugas dalam kelompok Kegiatan Mahasiswa Mempersiapkan logistik yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Mahasiswa dibagi dalam kelompok kecil sekitar 4 orang per kelompok, menginvestigasi konteks masalah, mengembangkan berbagai persepektif dan pengandaian yang masuk akal Merumuskan kembali masalah untuk mendapatkan suatu kemungkinan pemecahan dan solusi yang masuk akal. Mengevaluasi strategi yang digunakan untuk memperkuat argumentasi dan sekaligus untuk menyusun kemungkinan pemecahan dan jawaban alternatif yang lain Menyusun laporan baik secara individual atau kelompok dan menyajikannya di hadapan kelas dan berdiskusi dalam kelas ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 Tahap 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Evaluasi dengan penilaian autentik yang dilaksanakan pada setiap tahap. 119 Membantu mahasiswa melakukan refleksi dan mengadakan evaluasi terhadap penyelidikan dan proses-proses belajar yang mereka gunakan. Mengikuti asesmen dan menyerahkan tugas-tugas sebagai bahan evaluasi proses belajar. Ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan sebagai rekomendasi dalam pelaksanaan model pembelajaran ini, yaitu : Pertama menciptakan kondisi/suasana yang mendukung dalam proses pembelajaran. Diskusi antara dosen dan mahasiswa maupun antara mahasiswa dengan mahasiswa dikondisikan menarik sehingga siswa akan lebih terfokus pada materi pembelajaran. Kedua adalah menyiapkan materi perkuliahan yang benar-benar mencerminkan kondisi riil di dunia kerja. Dalam kasus Akuntansi yang diberikan diharapkan ada komponen yang terselubung yang tidak secara nyata muncul di soal, namun merupakan suatu perlakuan Akuntansi yang harus diterapkan nantinya akibat dari pengambilan suatu keputusan bisnis. Hal ini akan dapat mengembangkan kemampuan berpikir mahasiswa sehingga akan dapat melakukan prediksi lebih lanjut dalam menyelesaikan kasus yang diberikan. Kasus Akuntansi yang disiapkan juga harus dapat menunjukkan keterkaitan dengan berbagai bidang yang lain seperti perpajakan, perbankan, asuransi, penggajian dan bidang lainnya. Hal ini akan semakin mencerminkan kondisi riil di dunia kerja. Ketiga adalah menyiapkan kertas kerja yang sistematis dan sesuai dengan format yang digunakan di dunia kerja. Bentuk kertas kerja yang praktis dan sistematis akan dapat mempolakan cara kerja yang praktis bagi mahasiswa sehingga kecermatan dan efisiensi waktu pengerjaan akan dapat dilakukan. Keempat adalah penggunaan kertas kerja berbasis komputer dalam mata ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 120 kuliah ini diharapkan hanya sebatas sebagai saran presentasi dosen apabila terjadi kebuntuan penyelesaian kasus oleh mahasiswa. Mahasiswa hanya sebatas mengerjakan secara manual saja sesuai dengan basis permasalahan yang diberikan. Pemanfaatan kertas kerja komputer ini sebatas efisiensi waktu dan kecermatan perhitungan dalam presentasi apabila diperlukan. Kelima adalah sarana pembelajaran baik kasus Akuntansi dan kertas kerja harus diberikan kepada mahasiswa seminggu sebelum perkuliahan berlangsung. Hal ini akan dapat memberikan kesempatan mahasiswa memahami lebih mendalam masalah yang diberikan dan kemungkinan menyiapkan berbagai sumber belajar yang mereka perlukan. Keenam adalah melakukan penilaian terhadap hasil kerja mandiri maupun kelompok yang telah dikerjakan mahasiswa sesegera mungkin, sehingga mahasiswa memiliki kesempatan untuk melakukan refleksi terhadap hasil kerja mereka. Dan Ketujuh yang juga perlu dilakukan adalah melakukan diskusi dengan rekan sejawat, baik dalam hal penyempurnaan pola pembelajaran maupun penyiapaan berbagai perangkat pembelajaran sehingga kualitas proses belajar mengajar akan semakin dapat ditingkatkan. 4. Penutup Berdasarkan hasil kegiatan pengembangan model pembelajaran ini, dapat ditarik simpulan sebagai berikut. (1) Perangkat pembelajaran yang dihasilkan dalam pengembangan model pembelajaran ini berupa : Silabus, Satuan Acara Perkuliahan, Kumpulan kasus-kasus Akuntansi riil di dunia kerja, Skenario pembelajaran, Kertas kerja penyelesaian kasus (berupa print out kosong hasil program komputer), Kertas kerja final berisi penyelesaian kasus sebagai kunci jawaban dan buku guru. (2) Pola pembelajaran Laboratorium Pengantar Akuntansi dengan pendekatan PBL berbatuan kertas kerja berbasis komputer dikembangkan untuk meningkatkan kualitas ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 121 pembelajaran mahasiswa sehingga akan dapat meningkatkan keterampilan dan kemampuan berpikir kritis mahasiswa dalam menyelesaikan kasuskasus Akuntansi riil yang terjadi di dunia usaha. (3) Pemanfaatan hasil pengembangan pola pembelajaran ini dapat memberikan manfaat bagi peningkatan profesionalisme dosen pengajar mata kuliah Laboratorium Pengantar Akuntansi karena proses pembelajaran sudah diskenariokan secara sistematis berdasarkan pembelajaran berbasis masalah disertai perangkat pembelajaran yang sudah berbasis komputer. Berdasarkan hasil kegiatan pengembangan model pembelajaran ini, dapat diajukan saran sebagai berikut. (1) Materi perkuliahan yang dipersiapkan harus benar-benar mencerminkan kondisi riil di dunia kerja. Dalam kasus Akuntansi yang diberikan diharapkan ada komponen yang terselubung yang tidak secara nyata muncul di soal, namun merupakan suatu perlakuan Akuntansi yang harus diterapkan nantinya akibat dari pengambilan suatu keputusan bisnis. Hal ini akan dapat mengembangkan kemampuan berpikir mahasiswa sehingga akan dapat melakukan prediksi lebih lanjut dalam menyelesaikan kasus yang diberikan. Kasus Akuntansi yang disiapkan juga harus dapat menunjukkan keterkaitan dengan berbagai bidang yang lain seperti perpajakan, perbankan, asuransi, penggajian, dan bidang lainnya. Hal ini akan semakin mencerminkan kondisi riil di dunia kerja. (2) Penggunaan kertas kerja berbasis komputer dalam mata kuliah ini diharapkan hanya sebatas sebagai sarana presentasi dosen apabila terjadi kebuntuan penyelesaian kasus di pihak mahasiswa. Mahasiswa dalam mata kuliah ini hanya sebatas mengerjakan secara manual saja sesuai dengan basis permasalahan yang diberikan. Pemanfaatan kertas kerja komputer ini sebatas efisiensi waktu dan kecermatan perhitungan dalam presentasi apabila diperlukan. (3) Berbagai sarana pembelajaran baik kasus Akuntansi maupun kertas kerja harus diberikan kepada mahasiswa ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 122 seminggu sebelum perkuliahan berlangsung. Hal ini akan dapat memberikan kesempatan siswa memahami lebih mendalam masalah yang diberikan dan kemungkinan menyiapkan berbagai sumber belajar yang mereka perlukan. Dan (4) Diskusi dengan rekan sejawat sebaiknya sering dilakukan, baik dalam hal penyempurnaan pola pembelajaran maupun penyiapaan berbagai perangkat pembelajaran sehingga kualitas proses belajar mengajar akan semakin dapat ditingkatkan. DAFTAR PUSTAKA Al. Haryono Jusuf, 2001. Dasar-dasar Akuntansi, Jilid 1, Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Arnyana, 2006. Model-Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Makalah yang disampaikan dalam Lokakaraya Model-Model Pembelajaran Unit P3AI IKIP Negeri Singaraja _______, 2006. Pengaruh Penerapan Model PBL dipandu Strategi Kooperatif Terhadap Kecakapan Berfikir Kritis Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Biologi. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Volume 38, Halaman 646-667 Dino Arman, 2002, Otomatisasi Siklus Akuntansi Dengan Microsoft Excel, Jakarta: Elex Media Komputindo Gijselaers, W.H. (1996). Connecting Problem-Based Practices with Educational Theory. New Direction for Teaching and Learning. No.68. IAI, 2002. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta Ibrahim,M. dan Nur, Moh. 2004. Pengajaran Berbasis Masalah. Surabaya: Unesa University Press. Knirk, F.G and Gustafon, K.L. (1986). Instructional Technology : A Systematic Approach To Education. New York : CBS College Publishing. ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007