Unduh Dokumen

advertisement
ISSN 0215 - 8250
105
POLA PEMBELAJARAN LABORATORIUM PENGANTAR
AKUNTANSI DENGAN PENDEKATAN PBL BERBANTUAN
KERTAS KERJA KOMPUTER DI JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
oleh
Gede Adi Yuniarta, Nyoman Trisna Herawati
Jurusan Akuntansi
Fakultas IPS, Universitas Pendidikan Ganesha
ABSTRAK
Penelitian pengembangan ini dilakukan untuk menghasilkan suatu
pola pembelajaran berpendekatan Problem Based Learning disertai dengan
perangkat pembelajarannya dalam mata kuliah Laboratorium Pengantar
Akuntansi. Rancangan pengembangan yang diterapkan adalah model
pengembangan perangkat pembelajaran Instructional Development Model
yang dibagi menjadi tiga tahapan yaitu : determinasi masalah (problem
determination), desain (design), dan pengembangan (development).Hasil
dari kegiatan pengembangan ini adalah terwujudnya suatu model
pembelajaran berbasis masalah disertai perangkat pembelajaran berupa:
silabus, satuan acara perkuliahan, kumpulan kasus-kasus Akuntansi riil di
dunia kerja, skenario pembelajaran, kertas kerja penyelesaian kasus (berupa
print out kosong hasil program komputer), kertas kerja final berisi
penyelesaian kasus sebagai kunci jawaban, dan buku guru.
Kata kunci : laboratorium pengantar Akuntansi, problem based learning,
kertas kerja berbasis komputer
ABSTRACT
This development research is conducted in order to produce a
learning design, using Problem Based Learning model and also the learning
____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007
ISSN 0215 - 8250
106
instruments for the course “Laboratorium Pengantar Akuntansi”. The
development model being implemented is instructional Development
Model. This model is divided into three stages: Problem Determination,
Design, and Development. The expected result of the study is a learning
problem-based model including learning instruments such as: syllabus,
SAP, actual cases of accounting problems, learning scenario, working sheet
in the form of empty print out resulted from the computer program, final
working sheet completed with case completion as the key answers, and text
book.
Keywords:
laboratorium pengantar Akuntansi, problem based learning,
computer-based working sheet
1. Pendahuluan
Peningkatan kualitas pembelajaran diharapkan akan dapat
menciptakan kemampuan profesional di bidang tertentu yang sangat penting
artinya bagi pelajar dan masa depannya. Belajar pada dasarnya merupakan
proses yang bermakna untuk mencapai kompetensi atau kecakapan hidup
(life skill). Kecakapan hidup merupakan kebutuhan setiap orang, karena
belajar merupakan kegiatan untuk membentuk, mengembangkan, dan
menyempurnakan kecakapan hidup. Hanya mereka yang memiliki
kecakapan hiduplah yang akan dapat bertahan dalam hidup dan menjadikan
hidupnya lebih bermakna. Makna kehidupan terjadi dalam konteksnya, oleh
karena itulah pelajaran akan menjadi bermakna bila dikaitkan dengan
konteks kehidupan nyata siswa.
Begitu juga proses pembelajaran yang terjadi di Jurusan Akuntansi
Program Diploma III Undiksha Singaraja. Pembelajaran ini mengharapkan
dapat menciptakan tenaga profesional di bidang Akuntansi yang memiliki
____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007
ISSN 0215 - 8250
107
kecakapan hidup sesuai dengan bidang Ilmu Akuntansi. Mengingat Akuntansi
merupakan ilmu yang dapat diaplikasikan pada kehidupan nyata di dunia
kerja sudah pasti lulusan yang diharapkan adalah lulusan yang memiliki
kemampuan berpikir kritis dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan
Akuntansi yang terjadi di dunia kerja.
Salah satu mata kuliah yang dapat mendukung harapan tersebut adalah
Laboratorium Pengantar Akuntansi. Mata kuliah ini memfokuskan
pembelajaran pada implementasi siklus Akuntansi dalam menyusun berbagai
laporan keuangan. Mahasiswa diharapkan dapat menyusun laporan keuangan
pada berbagai jenis bidang usaha yang terkategori dalam kelompok
perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur. Untuk diketahui bersama bahwa
proses siklus Akuntansi merupakan proses panjang yang dimulai dari awal
operasi perusahaan berupa transaksi keuangan, kemudian transaksi keuangan
tersebut dianalisis termasuk
analisis keterkaitan dengan bidang lain
khususnya perbankan, bisnis, perpajakan, dan hukum bisnis. Setelah
dianalisis, transaksi keuangan tersebut diproses dengan berbagai kertas kerja (
kertas kerja jurnal umum maupun jurnal khusus, buku besar, buku besar
pembantu, neraca saldo, jurnal penyesuaian, neraca lajur, laporan keuangan
berupa neraca, laporan laba/rugi, laporan arus kas, perubahan modal, jurnal
penutup, neraca setelah jurnal penutup), kertas kerja tersebut saling terkait
satu dengan yang lain dan hasil akhir dari proses tersebut barulah menjadi
laporan keuangan(Jusuf, 2001). Dengan terbayangnya kompleksitas siklus
Akuntansi tersebut jelaslah bahwa sangat diperlukan keterampilan dan
kemampuan berpikir kritis mahasiswa dalam menyelesaikan permasalahanpermasalahan atau kasus-kasus Akuntansi. Untuk dapat memenuhi harapan
itu, diperlukan suatu proses pembelajaran yang sesuai disertai dengan bebagai
perangkat pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi sehingga akan dapat meningkatkan keterampilan
____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007
ISSN 0215 - 8250
108
dan kemampuan berpikir kritis dalam menyelesaikan berbagai permasalahan
Akuntansi.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang sering digunakan dalam
proses belajar mengajar adalah pembelajaran berbasis masalah (problem
based learning). Pola ini juga dikenal dengan nama lain seperti project
based teaching, experienced based education, dan anchored instruction
(Ibrahim dan Nur, 2004). Pembelajaran ini membantu siswa belajar isi
akademik dan keterampilan memecahkan masalah dengan melibatkan
mereka pada sistuasi masalah kehidupan nyata. Pembelajaran berbasis
masalah diturunkan dari teori bahwa belajar adalah proses yang menuntut
pembelajar secara aktif mengkonstruksi pengetahuan (Gijselaers, 1996).
Psikologi kognitif modern menyatakan bahwa belajar terjadi dari aksi
pembelajar, dan pengajaran hanya berperan dalam memfasilitasi terjadinya
aktivitas konstruksi pengetahuan oleh pembelajar. Guru harus memusatkan
perhatiannya untuk membantu pembelajar mencapai keterampilan self
directed learning. Problem based learning adalah suatu pendekatan yang
dipandang dapat memenuhi keperluan ini (Schmidt, dalam Gijselaers,
1996). Masalah-masalah disiapkan sebagai stimulus pembelajaran.
Pembelajar dihadapkan pada situasi pemecahan masalah, dan guru hanya
berperan memfasilitasi terjadinya proses belajar dan memonitor proses
pemecahan masalah.
2. Metode Penelitian
Dalam proses pengembangan model pembelajaran ini yang menjadi
objek kegiatan adalah mata kuliah Laboratorium Pengantar Akuntansi yang
merupakan mata kuliah yang wajib diambil oleh mahasiswa Jurusan
Akuntansi Program Diploma III yang sedang duduk di semester II. Lokasi
kegiatan dilakukan di dua laboratorium jurusan, yaitu Laboratorium
____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007
ISSN 0215 - 8250
109
Akuntansi dasar Dan Laboratorium Komputer Akuntansi yang terletak di
kampus FPIPS Undiksha Singaraja.
Prosedur penelitian yang diterapkan adalah model pengembangan
perangkat pembelajaran Instructional Development Model atau yang sering
disebut model UNESCO (Arnyana,2006). Model pengembangan perangkat
pembelajaran ini merupakan model yang diusulkan oleh Logan (1982)
dalam (Knirk and Gustafon.1986) dan merupakan rekomendasi oleh
UNESCO. Tahap kegiatan model ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu:
determinasi masalah (problem determination), desain (design), dan
pengembangan (development). Secara garis besar skenario kegiatan dapat
dipaparkan sebagai berikut.
1) Tahap Determinasi Masalah (Problem Determination)
Kegiatan pertama yang dilakukan pada tahap ini adalah
mengidentifikasi masalah. Dalam kegiatan ini diidentifikasi masalahmasalah yang timbul dalam pelaksanaan perkuliahan Laboratorium
Pengantar Akuntansi. Identifikasi masalah ini dikumpulkan berdasarkan
pengalaman pengajaran mata kuliah yang sama pada waktu sebelumnya
(pengalaman mengajar sebelumnya) dan identifikasi masalah ini juga
diperoleh dari mahasiswa yang sudah menempuh mata kuliah bersangkutan.
Kegiatan selanjutnya adalah menelaah masukan peserta didik.
Dalam tahapan ini dilakukan kegiatan penentuan peserta didik yang akan
mengikuti perkuliahan. Masukan mencakup kemampuan akademis peserta,
mata kuliah prasyarat, dan lain-lain. Kegiatan selanjutnya adalah
identifikasi tujuan umum pembelajaran. Dalam kegiatan ini ditentukan
tujuan umum pembelajaran, termasuk kompetensi yang akan dimiliki
mahasiswa setelah lulus mata kuliah Laboratorium Pengantar Akuntansi.
Kegiatan akhir yang dilakukan dalam tahapan problem determination ini
____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007
ISSN 0215 - 8250
110
adalah organisasi manajemen. Dalam kegiatan ini dilakukan perencanaan
dan pengorganisasian segala sumber daya yang akan digunakan
seperti:sumber daya manusia, waktu, dan dana.
2) Tahap Desain (Design)
Kegiatan pertama yang dilakukan pada tahap ini adalah menetapkan
tujuan-tujuan pembelajaran. Pada tahap ini ditetapkan tujuan-tujuan
spesifik dari proses pembelajaran mata kuliah Laboratorium Pengantar
Akuntansi. Kegiatan selanjutnya adalah menetapkan strategi pembelajaran
sebagaimana yang diterapkan berdasarkan pendekatan PBL (Problem
Based Learning). Pada kegiatan ini disusun skenario pembelajaran
/skenario pelaksanaan perkuliahan dengan karakteristik utama berupa
pengajuan pertanyaan atau masalah, berfokus pada keterkaitan
antardisiplin, penyelidikan autentik, menghasilkan karya, serta
mempresentasikannya, dan kerja sama.
Secara garis besar prinsip yang digunakan adalah melibatkan
mahasiswa bekerja pada masalah (kasus-kasus Akuntansi) dalam kelompok
kecil. Masalah disiapkan sebagai konteks pembelajaran baru. Analisis dan
penyelesaian terhadap masalah itu menghasilkan perolehan pengetahuan
dan keterampilan pemecahan masalah. Permasalahan dihadapkan sebelum
semua pengetahuan relevan diperoleh dan tidak hanya setelah membaca
teks atau mendengar ceramah tentang materi subjek yang melatarbelakangi
masalah tersebut. Hasil proses pemecahan masalah itu adalah mahasiswa
membangun pertanyaan-pertanyaan (isu pembelajaran) tentang jenis
pengatahuan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Setelah itu,
mahasiswa melakukan penelitian pada isu-isu pembelajaran yang telah
diidentifikasi dengan menggunakan berbagai sumber. Untuk ini, mahasiswa
disediakan waktu yang cukup untuk belajar mandiri. Proses pembelajaran
____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007
ISSN 0215 - 8250
111
akan menjadi lengkap bila mahasiswa melaporkan hasil (apa yang
dipelajari) pada pertemuan berikutnya.
Kegiatan terakhir dalam tahapan ini adalah menetapkan media
pembelajaran yang akan digunakan. Pada kegiatan ini terlebih dahulu akan
disiapkan silabus dan SAP (Satuan Acara Perkuliahan). Kemudian
disiapkan kasus-kasus Akuntansi yang mencerminkan kegiatan riil di dunia
kerja. Kasus Akuntansi ini diharapkan dapat memancing peningkatan
kemampuan analisis dalam penyelesaian masalah sehingga akan
menghasilkan perolehan pengetahuan dan keterampilan pemecahan
masalah. Selain itu juga akan dirancang Kertas Kerja Mahasiswa yang
merupakan media bagi mahasiswa untuk menuangkan hasil pemecahan
kasus yang diberikan. Kertas kerja Akuntansi ini berbasis komputer dengan
memanfaatkan microsoft excel yang berupa program otomatisasi siklus
Akuntansi. Program otomatisasi siklus Akuntansi ini akan mengerjakan
secara otomatis siklus Akuntansi, pengguna hanya memasukkan jurnal
umum sedangkan laporan keuangan akan diproses secara otomatis (Arman,
2002). Kertas kerja ini akan dibagi dua, yaitu kertas kerja berupa hasil
print out kosong akan digunakan oleh mahasiswa sebagai media
penyelesaian kasus, sedangkan yang dalam bentuk program akan diinput
kasus Akuntansi yang telah disiapkan. Dengan demikian, hal ini dapat
dimanfaatkan nantinya oleh dosen untuk memberikan masukan kepada
mahasiswa apabila terjadi kebuntuan dalam proses pembelajaran dan dapat
dimanfaatkan sebagai sarana presentasi secara visual, atau dapat pula
dikatakan kertas kerja komputer ini sebagai buku dosen atau kunci jawaban.
3) Tahap Pengembangan (Development)
Pada tahap ini dilakukan pengembangan/penyempurnaan perangkat
pembelajaran yang telah dirancang pada tahap design. Penyempurnaan ini
____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007
ISSN 0215 - 8250
112
dilakukan dengan analisis hasil, dengan melibatkan rekan seprofesi serta
rekan ahli. Berdasarkan analisis hasil tersebut selanjutnya dilakukan revisi
yang diperlukan sehingga perangkat pembelajaran siap untuk
diimplementasikan.
Skenario kegiatan pengembangan yang diadaptasikan dari ID Model
dapat digambarkan dalam bagan 01 berikut .
Bagan 01 : Skenario Kegiatan Pengembangan Pola Pembelajaran
Laboratorium Pengantar Akuntansi
Tahap I
Problem
Determination
Identifikasi masalah
dalam perkuliahan
laboratorium Pengantar
Akuntansi
Menelaah
masukan
peserta didik
Pengalaman mengajar dan dari
mahasiswa
Identifikasi tujuan
pembelajaran
Tujuan umum dan kompetensi
yang diharapkan
Organisasi Manajemen
Personil, waktu dan biaya
Kemampuan akademis dan
mata kuliah prasyarat
Tujuan Pembelajaran
Tahap II
Design
Penetapan strategi
pembelajaran (PBL)
Penetapan Media yang
akan digunakan
Skenario
Pembelajaran
Silabus, SAP, Kertas
Kerja, Kunci jawaban
/Buku Guru
Analisis Hasil
Tahap III
Development
Revisi
Perangkat siap digunakan
____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007
ISSN 0215 - 8250
113
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Implementasi pengembangan model pembelajaran ini mengacu pada
pelaksanaan metodologi pengembangan yang telah direncanakan
sebelumnya melalui tiga tahap, yaitu (1) Tahap Determinasi Masalah
(Problem Determination), (2) Tahap Desain (Design), dan (3) Tahap
Pengembangan (Development).
3.1 Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tahap Determinasi Masalah (Problem
Determination)
Dalam tahap determinasi masalah, kegiatan dikelompokkan dalam
beberapa langkah. Langkah tersebut di antaranya identifikasi masalah,
menelaah masukan peserta didik, identifikasi tujuan pembelajaran, dan
organisasi managemen.
Pada langkah identifikasi masalah dilakukan identifikasi masalahmasalah yang timbul dalam pelaksanaan perkuliahan Laboratorium
Pengantar Akuntansi. Identifikasi masalah ini dikumpulkan berdasarkan
pengalaman pengajaran mata kuliah yang sama pada waktu sebelumnya
(pengalaman mengajar sebelumnya) dan identifikasi masalah ini juga
diperoleh dari mahasiswa yang sudah menempuh mata kuliah bersangkutan.
Dalam tahap ini masalah dalam perkuliahan Laboratorium Pengantar
Akuntansi
dapat dikelompokkan dalam dua masalah utama, yaitu
permasalahan teknis perkuliahan dan permasalahan substansi perkuliahan.
Permasalahan teknis perkuliahan meliputi (1) waktu perkuliahan
yang dianggap kurang cukup untuk dapat mengerjakan kasus-kasus
Akuntansi. Hal ini lebih disebabkan oleh adanya pengerjaan kasus-kasus
Akuntansi yang memerlukan banyak kertas kerja dan pemahaman akan
siklus Akuntansi serta pengisian kertas kerja yang memerlukan banyak
waktu dan kecermatan. Perlu diketahui bersama bahwa untuk dapat
____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007
ISSN 0215 - 8250
114
menyelesaikan satu kasus diperlukan kurang lebih 20 lembar kertas kerja,
(2) kertas kerja Akuntansi (lembar kertas siswa) supaya dapat disiapkan
lebih dahulu dan sesuai dengan kasus yang akan diselesaikan, (3) selain itu
diperlukan banyak waktu pembahasan hasil dari penyelesaian kasus
sehingga sistematisasi penyajian sangat diperlukan. Harus disadari bahwa
perangkat perkuliahan sangat perlu untuk disediakan dan disempurnakan
sehingga dalam pelaksanaan pembahasan dapat dilakukan secara sistematis
dan diperlukan waktu yang tidak terlalu lama, dan (4) penggunaan media
perkuliahan dalam hal sarana presentasi dan pembahasan sangat kurang
memadai. Dengan menggunakan papan tulis penjelasan komponenkomponen kertas kerja akan sangat sulit dilakukan.
Permasalahan substansi perkuliahan meliputi (1) kasus yang
diberikan kurang komprehensif dan lebih teoretis tanpa membangun
kemampuan prediksi mahasiswa. Pola kasus yang diberikan masih kaku
dibuat sama persis dengan teori – teori yang ada dan terlalu terstruktur. Hal
ini kurang mencerminkan kondisi riil di dunia usaha yang sangat fleksibel
dan sangat terkait dengan bidang ilmu lainnya, dan (2) kertas kerja yang
ada, dari segi tampilan diharapkan lebih mendekati yang digunakan di
dunia kerja saat ini.
Dalam tahap identifikasi masalah, permasalahan yang ternyata
muncul dari perkuliahan adalah bahwa permasalahan dikelompokkan dalam
dua kategori yaitu: permasalahan teknis pelaksanaan perkuliahan dan
permasalahan substansi perkuliahan. Dalam permasalahan teknis
perkuliahan, mahasiswa memandang bahwa waktu perkuliahan yang
disediakan tidak cukup untuk memahami materi yang harus mereka terima.
Dalam hal ini, ada beberapa point yang bisa dicermati bahwa pertama
mahasiswa masih memandang bahwa perkuliahan hanya berlangsung di
dalam kelas saja tanpa menyadari makna sesungguhnya dari sistem SKS
____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007
ISSN 0215 - 8250
115
(sistem kredit semester). Hal kedua yang harus dicermati bahwa alokasi
waktu yang tersedia memang harus dimanfaatkan semaksimal mungkin
sehingga diperlukan sistematika (skenario) perkuliahan yang tepat disertai
perangkat pembelajaran yang tepat pula.
Kasus Akuntansi yang disiapkan, diharapkan lebih mendekati
kondisi riil di dunia usaha, lebih fleksibel mengingat kondisi dunia usaha
yang fleksibel serta keterkaitan dengan bidang lain seperti asuransi, sistem
perbankan, perpajakan dan lainnya. Kasus Akuntansi yang dibahas juga
diharapkan tidak kaku yang cenderung mendekati contoh – contoh yang ada
di buku saja namun sudah mengarah pada kondisi yang dapat meningkatkan
kemampuan analisis dan kemampuan prediksi mahasiswa. Seiring dengan
hal tersebut, kertas kerja Akuntansi yang disiapkan diharapkan juga
disesuaikan secara khusus dengan kasus Akuntansi yang dihadapi. Kertas
kerja selayaknya sistematis dan memiliki format terkini yang berlaku di
dunia kerja. Dalam hal mengembangkan dan mempresentasikan hasil kerja,
mahasiswa ternyata juga harus memperhatikan sistematika penyajian
mengingat media yang digunakan selama ini dirasa kurang tepat untuk
mempresentasikan komponen-komponen dalam kertas kerja Akuntansi.
Dalam tahap menelaah masukan peserta didik dilakukan kegiatan
penentuan peserta didik yang akan mengikuti perkuliahan Laboratorium
Pengantar Akuntansi. Masukan di sini mencakup kemampuan akademis
peserta, mata kuliah prasyarat, dan lain-lain. Sesuai dengan pertimbangan
tersebut, yang menjadi peserta didik adalah mahasiswa semester II yang
memang sedang memprogram mata kuliah Laboratorium Pengantar
Akuntansi.
Dalam tahap identifikasi tujuan umum pembelajaran, ditentukan
tujuan umum pembelajaran termasuk kompetensi yang akan dimiliki
mahasiswa setelah lulus mata kuliah Laboratorium Pengantar Akuntansi.
____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007
ISSN 0215 - 8250
116
Tujuan umum pembelajaran dalam mata kuliah Laboratorium Pengantar
Akuntansi ditentukan sesuai dengan kebijakan jurusan yaitu setelah
menempuh mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu menyelesaikan
siklus Akuntansi, baik untuk perusahaan jasa, dagang, maupun manufaktur
sampai dengan menyusun laporan keuangan.
3.2 Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tahap Desain (Design)
Kegiatan awal yang dilaksanakan pada tahap
ini
adalah
mengembangkan tujuan-tujuan pembelajaran. Pada tahap ini ditetapkan
tujuan-tujuan spesifik dari proses pembelajaran mata kuliah Laboratorium
Pengantar Akuntansi. Tujuan pembelajaran yang ditetapkan meliputi
(1)Mahasiswa dapat mempraktikkan siklus Akuntansi dalam perusahaan
jasa. Bila dikhususkan lagi, tujuan tersebut menjadi mahasiswa mampu
membuat jurnal umum dalam perusahaan jasa, mampu melakukan posting
jurnal umum ke dalam buku besar, mampu menyusun neraca saldo, mampu
membuat jurnal penyesuaian dan neraca lajur, mampu menyusun laporan
keuangan dalam perusahaan jasa, mampu membuat jurnal penutup dan
jurnal balik. (2)Mahasiswa dapat mempraktikkan siklus Akuntansi dalam
perusahaan dagang yang meliputi: mampu membuat buku pembelian, buku
penjualan, buku pengeluaran kas, dan buku penerimaan kas, mampu
melakukan posting dari jurnal umum dan jurnal khusus ke dalam buku
besar yang sesuai, mampu membuat neraca saldo, mampu membuat jurnal
penyesuaian dalam perusahaan dagang, mampu membuat neraca lajur,
mampu menghitung harga pokok penjualan, mampu menyusun laporan
keuangan pada perusahaan dagang dan mampu menyelesaikan tahap akhir
proses Akuntansi dengan pembuatan jurnal penutup dan jurnal balik. (3)
Mahasiswa dapat mempraktikkan siklus Akuntansi dalam perusahaan
manufaktur yang meliputi: mempu membuat buku pembelian, buku
____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007
ISSN 0215 - 8250
117
penjualan, buku pengeluaran kas, dan buku penerimaan kas, mampu
melakukan posting dari jurnal umum dan jurnal khusus ke dalam buku
besar yang sesuai, mampu membuat neraca saldo, mampu membuat jurnal
penyesuaian dalam perusahaan pabrik, mampu membuat neraca lajur,
mampu menghitung harga pokok produksi, mampu menyusun laporan
keuangan pada perusahaan pabrik dan mampu menyelesaikan tahap akhir
proses Akuntansi dengan pembuatan jurnal penutup dan jurnal balik.
Skenario pelaksanaan perkuliahan yang dihasilkan memiliki
karakteristik utama berupa pengajuan pertanyaan atau masalah, berfokus
pada keterkaitan antardisiplin, penyelidikan autentik, menghasilkan karya
serta mempresentasikannya dan kerja sama. Secara garis besar prinsip yang
digunakan adalah melibatkan mahasiswa bekerja pada masalah (kasuskasus Akuntansi) dalam kelompok kecil. Masalah disiapkan sebagai
konteks pembelajaran baru. Analisis dan penyelesaian terhadap masalah itu
menghasilkan perolehan pengetahuan dan keterampilan pemecahan
masalah. Permasalahan dihadapkan sebelum semua pengetahuan relevan
diperoleh dan tidak hanya setelah membaca teks atau mendengar ceramah
tentang materi subjek yang melatarbelakangi masalah tersebut. Hasil proses
pemecahan masalah itu adalah mahasiswa membangun pertanyaanpertanyaan (isu pembelajaran) tentang jenis pengatahuan apa yang
diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Setelah itu, mahasiswa
melakukan kajian pada isu-isu pembelajaran yang telah diidentifikasi
dengan menggunakan berbagai sumber. Untuk ini, mahasiswa disediakan
waktu yang cukup untuk belajar mandiri. Proses pembelajaran akan
menjadi lengkap bila mahasiswa melaporkan hasil (apa yang dipelajari)
pada pertemuan berikutnya. Lebih detailnya skenario pembelajaran dapat
dilihat dalam tabel berikut 01 ini.
____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007
ISSN 0215 - 8250
118
Tabel 01. Skenario Pembelajaran Laboratorium Pengantar Akuntansi
Tahap-tahap
Tahap 1
Orientasi mahasiswa pada
masalah
Tahap 2
Mengorganisasi mahasiswa
dalam belajar
Kegiatan Dosen
Dosen menjelaskan tujuan
pembelajaran, menjelaskan
logistik yang dibutuhkan,
memotivasi
mahasiswa
terlibat
pada
aktivitas
pemecahan
masalah.
mendiskusikan
rubric
asesmen
yang
akan
digunakan dalam menilai
kegiatan/hasil karya siswa
Membantu
mahasiswa
mendefinisikan
dan
mengorganisasikan
tugas
belajar yang berhubungan
dengan
masalah
yang
dipecahkan dalam hal ini
kasus Akuntansi.
Tahap 3
Membimbing penyelidikan
baik secara individual
maupun kelompok
Mendorong
mahasiswa
untuk
mengumpulkan
informasi
yang
sesuai,
melaksanakan eksperimen
untuk mendapatkan suatu
pemecahan yang masuk
akal, mengulanginya lagi
untuk
mendapatkan
kemungkinan
pemecahan
dan solusi alternatif
Tahap 4
Mengembangkan dan
mempresentasikan hasil
karya
Membantu
mahasiswa
dalam merencanakan dan
menyiapkan karya yang
sesuai, seperti: ringkasan,
laporan,
model-model
pemecahan masalah, dan
mambantu dalam berbagai
tugas dalam kelompok
Kegiatan Mahasiswa
Mempersiapkan logistik
yang diperlukan dalam
proses pembelajaran.
Mahasiswa dibagi dalam
kelompok kecil sekitar 4
orang per kelompok,
menginvestigasi konteks
masalah, mengembangkan
berbagai persepektif dan
pengandaian yang masuk
akal
Merumuskan
kembali
masalah
untuk
mendapatkan
suatu
kemungkinan pemecahan
dan solusi yang masuk
akal.
Mengevaluasi
strategi yang digunakan
untuk
memperkuat
argumentasi dan sekaligus
untuk
menyusun
kemungkinan pemecahan
dan jawaban alternatif
yang lain
Menyusun laporan baik
secara individual atau
kelompok
dan
menyajikannya
di
hadapan
kelas
dan
berdiskusi dalam kelas
____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007
ISSN 0215 - 8250
Tahap 5
Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
Evaluasi dengan penilaian
autentik yang dilaksanakan
pada setiap tahap.
119
Membantu
mahasiswa
melakukan refleksi dan
mengadakan
evaluasi
terhadap penyelidikan dan
proses-proses belajar yang
mereka gunakan.
Mengikuti asesmen dan
menyerahkan tugas-tugas
sebagai bahan evaluasi
proses belajar.
Ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan sebagai
rekomendasi dalam pelaksanaan model pembelajaran ini, yaitu : Pertama
menciptakan kondisi/suasana yang mendukung dalam proses pembelajaran.
Diskusi antara dosen dan mahasiswa maupun antara mahasiswa dengan
mahasiswa dikondisikan menarik sehingga siswa akan lebih terfokus pada
materi pembelajaran. Kedua adalah menyiapkan materi perkuliahan yang
benar-benar mencerminkan kondisi riil di dunia kerja. Dalam kasus
Akuntansi yang diberikan diharapkan ada komponen yang terselubung yang
tidak secara nyata muncul di soal, namun merupakan suatu perlakuan
Akuntansi yang harus diterapkan nantinya akibat dari pengambilan suatu
keputusan bisnis. Hal ini akan dapat mengembangkan kemampuan berpikir
mahasiswa sehingga akan dapat melakukan prediksi lebih lanjut dalam
menyelesaikan kasus yang diberikan. Kasus Akuntansi yang disiapkan juga
harus dapat menunjukkan keterkaitan dengan berbagai bidang yang lain
seperti perpajakan, perbankan, asuransi, penggajian dan bidang lainnya.
Hal ini akan semakin mencerminkan kondisi riil di dunia kerja. Ketiga
adalah menyiapkan kertas kerja yang sistematis dan sesuai dengan format
yang digunakan di dunia kerja. Bentuk kertas kerja yang praktis dan
sistematis akan dapat mempolakan cara kerja yang praktis bagi mahasiswa
sehingga kecermatan dan efisiensi waktu pengerjaan akan dapat dilakukan.
Keempat adalah penggunaan kertas kerja berbasis komputer dalam mata
____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007
ISSN 0215 - 8250
120
kuliah ini diharapkan hanya sebatas sebagai saran presentasi dosen apabila
terjadi kebuntuan penyelesaian kasus oleh mahasiswa. Mahasiswa hanya
sebatas mengerjakan secara manual saja sesuai dengan basis permasalahan
yang diberikan. Pemanfaatan kertas kerja komputer ini sebatas efisiensi
waktu dan kecermatan perhitungan dalam presentasi apabila diperlukan.
Kelima adalah sarana pembelajaran baik kasus Akuntansi dan kertas kerja
harus diberikan kepada mahasiswa seminggu sebelum perkuliahan
berlangsung. Hal ini akan dapat memberikan kesempatan mahasiswa
memahami lebih mendalam masalah yang diberikan dan kemungkinan
menyiapkan berbagai sumber belajar yang mereka perlukan. Keenam
adalah melakukan penilaian terhadap hasil kerja mandiri maupun kelompok
yang telah dikerjakan mahasiswa sesegera mungkin, sehingga mahasiswa
memiliki kesempatan untuk melakukan refleksi terhadap hasil kerja
mereka. Dan Ketujuh yang juga perlu dilakukan adalah melakukan diskusi
dengan rekan sejawat, baik dalam hal penyempurnaan pola pembelajaran
maupun penyiapaan berbagai perangkat pembelajaran sehingga kualitas
proses belajar mengajar akan semakin dapat ditingkatkan.
4. Penutup
Berdasarkan hasil kegiatan pengembangan model pembelajaran ini,
dapat ditarik simpulan sebagai berikut. (1) Perangkat pembelajaran yang
dihasilkan dalam pengembangan model pembelajaran ini berupa : Silabus,
Satuan Acara Perkuliahan, Kumpulan kasus-kasus Akuntansi riil di dunia
kerja, Skenario pembelajaran, Kertas kerja penyelesaian kasus (berupa print
out kosong hasil program komputer), Kertas kerja final berisi penyelesaian
kasus sebagai kunci jawaban dan buku guru. (2) Pola pembelajaran
Laboratorium Pengantar Akuntansi dengan pendekatan PBL berbatuan
kertas kerja berbasis komputer dikembangkan untuk meningkatkan kualitas
____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007
ISSN 0215 - 8250
121
pembelajaran mahasiswa sehingga akan dapat meningkatkan keterampilan
dan kemampuan berpikir kritis mahasiswa dalam menyelesaikan kasuskasus Akuntansi riil yang terjadi di dunia usaha. (3) Pemanfaatan hasil
pengembangan pola pembelajaran ini dapat memberikan manfaat bagi
peningkatan profesionalisme dosen pengajar mata kuliah Laboratorium
Pengantar Akuntansi karena proses pembelajaran sudah diskenariokan
secara sistematis berdasarkan pembelajaran berbasis masalah disertai
perangkat pembelajaran yang sudah berbasis komputer.
Berdasarkan hasil kegiatan pengembangan model pembelajaran ini,
dapat diajukan saran sebagai berikut. (1) Materi perkuliahan yang
dipersiapkan harus benar-benar mencerminkan kondisi riil di dunia kerja.
Dalam kasus Akuntansi yang diberikan diharapkan ada komponen yang
terselubung yang tidak secara nyata muncul di soal, namun merupakan
suatu perlakuan Akuntansi yang harus diterapkan nantinya akibat dari
pengambilan suatu keputusan bisnis. Hal ini akan dapat mengembangkan
kemampuan berpikir mahasiswa sehingga akan dapat melakukan prediksi
lebih lanjut dalam menyelesaikan kasus yang diberikan. Kasus Akuntansi
yang disiapkan juga harus dapat menunjukkan keterkaitan dengan berbagai
bidang yang lain seperti perpajakan, perbankan, asuransi, penggajian, dan
bidang lainnya. Hal ini akan semakin mencerminkan kondisi riil di dunia
kerja. (2) Penggunaan kertas kerja berbasis komputer dalam mata kuliah
ini diharapkan hanya sebatas sebagai sarana presentasi dosen apabila terjadi
kebuntuan penyelesaian kasus di pihak mahasiswa. Mahasiswa dalam mata
kuliah ini hanya sebatas mengerjakan secara manual saja sesuai dengan
basis permasalahan yang diberikan. Pemanfaatan kertas kerja komputer ini
sebatas efisiensi waktu dan kecermatan perhitungan dalam presentasi
apabila diperlukan. (3) Berbagai sarana pembelajaran baik kasus
Akuntansi maupun kertas kerja harus diberikan kepada mahasiswa
____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007
ISSN 0215 - 8250
122
seminggu sebelum perkuliahan berlangsung. Hal ini akan dapat
memberikan kesempatan siswa memahami lebih mendalam masalah yang
diberikan dan kemungkinan menyiapkan berbagai sumber belajar yang
mereka perlukan. Dan (4) Diskusi dengan rekan sejawat sebaiknya sering
dilakukan, baik dalam hal penyempurnaan pola pembelajaran maupun
penyiapaan berbagai perangkat pembelajaran sehingga kualitas proses
belajar mengajar akan semakin dapat ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Al. Haryono Jusuf, 2001. Dasar-dasar Akuntansi, Jilid 1, Yogyakarta:
Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN
Arnyana, 2006. Model-Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran.
Makalah yang disampaikan dalam Lokakaraya Model-Model
Pembelajaran Unit P3AI IKIP Negeri Singaraja
_______, 2006. Pengaruh Penerapan Model PBL dipandu Strategi
Kooperatif Terhadap Kecakapan Berfikir Kritis Siswa SMA Pada
Mata Pelajaran Biologi. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP
Negeri Singaraja, Volume 38, Halaman 646-667
Dino Arman, 2002, Otomatisasi Siklus Akuntansi Dengan Microsoft Excel,
Jakarta: Elex Media Komputindo
Gijselaers, W.H. (1996). Connecting Problem-Based Practices with
Educational Theory. New Direction for Teaching and Learning.
No.68.
IAI, 2002. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta
Ibrahim,M. dan Nur, Moh. 2004. Pengajaran Berbasis Masalah. Surabaya:
Unesa University Press.
Knirk, F.G and Gustafon, K.L. (1986). Instructional Technology : A
Systematic Approach To Education. New York : CBS College Publishing.
____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007
Download