ISSN 0215 - 8250 817 MENCERMATI PARADIGMA BARU DALAM PENELITIAN PENDIDIKAN MATEMATIKA oleh I Gusti Putu Sudiarta Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas MIPA, Universitas Pendidikan Ganesha ABSTRAK Sejak beberapa dekade terakhir ini dalam sejumlah buku dan artikel didiskusikan status dari penelitian pendidikan Matematika, terutama bagaimana caranya untuk meningkatkan kekuatan dan kebermanfaatannya. Kebanyakan publikasi tersebut menyoroti ringkasan penelitian masa lalu atau pendapat para peneliti pendidikan Matematika tentang masalah atau perspektif teoretis penelitian yang perlu diprioritaskan untuk penelitian lebih lanjut. Secara umum dikatakan bahwa penelitian pendidikan Matematika sangat sedikit membuat kemajuan dibandingkan dengan yang dibutuhkan, dan banyak isu penting bagi guru dan praktisi pendidikan Matematika yang belum mendapat perhatian secara memadai. Artikel ini bertujuan untuk membahas beberapa katalis-katalis perubahan global yang mempengaruhi paradigma dalam penelitian pendidikan Matematika, beberapa tema dan isu-isu penting untuk penelitian pendidikan Matematika di abad ke-21, dan beberapa hal penting terkait dengan pertanyaan, apa yang dapat atau tidak dapat dilakukan oleh penelitian pendidikan Matematika. Diskusi ini sangat penting dalam membangun orientasi masa depan dan mencegah potensi penyalahgunaan hasil-hasil penelitian pendidikan Matematika. Kata kunci : pendidikan Matematika, penelitian pendidikan Matematika, globalisasi, teknologi informasi dan komunikasi ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007 ISSN 0215 - 8250 818 ABSTRACT During the closing years of the twentieth century, a number of books and articles have been published describing the status of research in mathematics education and discussing possible ways to increase its power and usefulness. Most of these publications have focus on summaries of past research, or on descriptions of the authors’ views about which problems or theoretical perspectives they believe should be treated as priorities for future research. In general, the preceding publications suggest that mathematics education research has made far less progress than is needed, and little attention has been given to many of the most important issues that are priorities for teachers or other practitioners. This article discusses some recent global catalysts that have had an impact on mathematics education and mathematics education research, some key themes and issues for mathematics education research in the 21st century. Finally, it is also suggested what research in mathematics education can and cannot do. These all are very important because it helps orient the tomorrow mind in a positive direction while also ensuring that teachers and administrators are aware of potential misuses of research. Key words : mathematics education, mathematics education research, globalization, information and communication technology 1. Pendahuluan Sejak akhir abad ke-20 sejumlah buku dan artikel mendiskusikan status dari penelitian pendidikan Matematika, terutama bagaimana caranya untuk meningkatkan kekuatan dan kebermanfaatannya (Sierpinska & Kilpatrick, 1998; Grows, 1992; Steen, 1999). Kebanyakan publikasi tersebut menyoroti ringkasan penelitian masa lalu, terutama (1) mengenai teori dan persepektif yang membentuk penelitian pendidikan Matematika, (2) mengenai hasil penelitian, bagaimana hal itu benar-benar dapat mempengaruhi tingkah laku guru dalam kelas, (3) mengenai isu equity, ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007 ISSN 0215 - 8250 819 bahwa Matematika harus diajarkan untuk semua, (4) mengenai inovasi pengembangan konten (standar isi) Matematika, dan inovasi pembelajaran, serta penggunaaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran, dan (5) mengenai pedagogi transformatif (Transformative Pedagogy) dalam penelitian dan pembelajaran Matematika, bagaimana pedagogik baik teori dan prakteknya dapat ditranformasikan ke arah perubahan yang lebih baik, misalnya dengan mengadopsi hasil penelitian otak dan syaraf (neurology dan neurophysiology), model artificial intelligence, atau philosophi konstruktivisme. Di samping itu, berbagai respon atas sejumlah masalah dunia pendidikan dapat dijadikan katalis yang berdampak pada pendidikan dan penelitian Matematika. Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa (1) banyak negara sedang mengalami tantangan besar dalam misi mereka untuk meningkatkan kualitas pendidikan Matematika bagi siswa-siswa mereka yang diharapkan akan menjadi pemimpin-pemimpin masyarakat di masa depan, dan (2) penelitian pendidikan Matematika sepertinya tidak berkembang sejak tahun 1990-an dan kurang memberikan arahan yang diperlukan untuk perkembangan di masa mendatang. Terkait dengan hal tersebut, beberapa pertanyaan-pertanyaan yang penting belum terjawab. Para peneliti mengungkapkan pernyataan sentimen yang mirip pada akhir 1990-an. Bauersfeld (dalam Kelly, A. & Lesh, R, 2000), sebagai contoh, menyamakan perkembangan dalam penelitian pendidikan Matematika sebagai “sekadar perubahan resep” mengklaim bahwa “seringkali pilihan terhadap suatu agenda penelitian Matematika cenderung mengikuti modelmodel atau metode-metode yang sebenarnya sudah tersedia, dan kegemaran-kegemaran lokal daripada mengikuti masalah-masalah aktual yang mungkin memerlukan kerja keras dan investigasi yang intensif”. Lesh, R., & Lamon, S. (1993) berkomentar bahwa komunitas penelitian ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007 ISSN 0215 - 8250 820 pendidikan Matematika sering dipandang “dijalankan oleh keinginan dan rasa keingintahuan dari penelitinya semata, daripada oleh suatu upaya untuk benar-benar berkonsentrasi dan memecahkan masalah yang sebenarnya” . Dalam upaya untuk mengarahkan kembali ke masalah-masalah ini, kiranya perlu untuk proaktif daripada sekadar reaktif dalam menguji permasalahan yang muncul dan mengantisipasi permasalahan di lapangan. Masalah-masalah yang dihadapi sekarang agak berbeda dengan masalahmasalah pada waktu 10 atau bahkan 5 tahun lalu. Juga katalis-katalis perubahan kini jauh lebih kuat pada semua level pembelajaran Matematika. Untuk itu dalam tulisan ini akan dibahas mengenai (1) bagaimana kataliskatalis perubahan global mempengaruhi paradigma dalam penelitian pendidikan Matematika?, (2) bagimana tema dan isu-isu penting untuk penelitian pendidikan Matematika di era abad ke-21 ?, dan (3) apa yang dapat atau tidak dapat dilakukan oleh penelitian pendidikan ? Pemahaman secara utuh dan menyeluruh terhadap masalah-masalah ini sangat bermanfaat dalam melakukan analisis yang hati-hati terhadap dampak yang mungkin diakibatkannya, sehingga strategi-strategi yang tepat dapat dipersiapkan dengan baik, demi perubahan ke arah peningkatan kualitas pembelajaran Matematika dan hasil-hasilnya yang diharapkan. 2. Pembahasan 2.1 Katalis-Katalis Global Perubahan Paradigma Penelitian Pendidikan Matematika. Berikut ini diuraikan beberapa katalis global yang mempengaruhi paradigma baru penelitian pendidikan Matematika, sebagai berikut. Pertama, Temuan-temuan dalam asesmen Matematika dan Sains internasional, seperti TIMSS (Third International Mathematics and ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007 ISSN 0215 - 8250 821 Science Study (National Research Council, 1996), telah menjadi katalis yang mengarahkan negara-negara di dunia kepada pertanyaan tentang substansi kurikulum Matematika sekolah mereka. Bahkan di beberapa negara seperti Amerika Serikat, hasil studi internasional ini telah memunculkan diskusi dan pertanyaan penting, apakah Matematika perlu diajarkan dan bagaimanakah Matematika seharusnya diajarkan (Jacob dalam Grows, D.A, 1992). Perkembangan standar Matematika di beberapa negara, termasuk badan-badan penasehat pemerintah (sebagai contoh, The Japanese Curriculum Council; Hashimoto, 2000), dan oleh organisasiorganisasi professional (National Council of Teachers of Mathematics [NCTM], 2000) telah memperpanas isu debat tentang kurikulum Matematika, bagaimana kurikulum yang “paling baik” untuk abab ke-21 ini. Di samping itu, dominasi tes-tes standar selama ini, telah menjadi alasan untuk perubahan dari konsep suatu pengujian standar. Rendahnya hasil belajar Matematika memicu diadakannya reorientasi terhadap model dan strategi pembelajaran, serta model asesmen dan evaluasi hasil pembelajaran, termasuk perspektif baru dalam penggunaan tes sebagai alat untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Kedua, Pengaruh Faktor Sosial, Budaya, Ekonomi, dan Politik. Faktor-faktor ini memberikan pengaruh yang luar biasa terhadap penelitian pendidikan Matematika. Upaya-upaya penelitian mengenai hal itu, dengan banyak permasalahan pendidikan kini semakin diwarnai oleh nilai-nilai yang bertentangan oleh para pembuat kebijakan, penyusun program, kelompok-kelompok profesional, dan organisasi masyarakat (Silver; Skovsmose & Valero dalam Kelly, A. & Lesh, R, 2000). Di seluruh kontroversi aktual, tujuan utama dari pendidikan Matematika masih tetap, yaitu menemukan titik temu antara pendidikan Matematika dan kebutuhan semua siswa (mathematics for all, education for all). Sebagaimana yang ditekankan Tate and Rousseau ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007 ISSN 0215 - 8250 822 (2006), kurangnya akses terhadap kualitas pendidikan, secara lebih spesifik, kualitas pendidikan Matematika cenderung membatasi kemampuan potensial dan kemungkinan ekonomis individu. Dengan memberikan pentingnya Matematika dalam pasar dunia yang selalu berubah, akan ada peningkatan kebutuhan untuk pekerja demi pemilikan skil teknis dan matematis yang maju dan berorientasi masa depan. Bersamaan dengan perubahan yang demikian cepat dalam dunia kerja dan dalam kehidupan sehari-hari, pasar dunia telah mengingatkan untuk memikirkan kembali pengalaman-pengalaman matematis yang diberikan kepada siswa-siswa kita dalam hal isi, pendekatan pembelajaran, metode asesmen pembelajaran, dan cara untuk meningkatkan akses terhadap kualitas belajar. Sayangnya, banyak negara yang mesti berhadapan dengan tantangan-tantangan politis dan ekonomis pada saat mereka berupaya menyelesaikan masalah-masalah di atas, dan ketika campur tangan politik dalam isu-isu pendidikan tujuan yang sebenarnya malah sering hilang dalam retorika (Roitman dalam Kelly, A. & Lesh, R, 2000). Selalu rendahnya anggaran pendidikan telah meninggalkan dampak yang berat pada pendidikan dan penelitian Matematika (Niss dalam Doerr, H. & Lesh, R. 2002). Sementara itu, beberapa negara terlihat sedang meningkatkan anggaran mereka untuk mencapai target di bidang spesifik dalam pembelajaran Matematika seperti numeracy (Brown, Denvir, Rhodes, Askew, Wiliam, & Ranson dalam Steffe, L. (1994) masih ada kekurangan pembiayaan yang tidak bisa diterima di beberapa negara maju dan berkembang. Karena bantuan finansial dari agen-agen pemerintah terus menurun di banyak negara, para peneliti mesti terus mencari dukungan finansial dari badan-badan independen. Ini memunculkan pertanyaan akan apakah penelitian dalam pendidikan Matematika akan terus menerus dibentuk oleh masalah-masalah yang dipercaya penting bagi agen-agen dan semakin sedikit dipengaruhi ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007 ISSN 0215 - 8250 823 oleh masalah-masalah yang diidentifikasi oleh para pendidik Matematika yang perlu mendapat perhatian. Ketiga, Kemutakhiran dan Ketersediaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). TIK memberi dampak peningkatan terhadap perubahan dalam pendidikan dan penelitian Matematika (Niss, Roschelle, Kaput, & Stroup, dalam Kelly, A. & Lesh, R, 2000). Ada banyak kesempatan yang tersedia baik untuk siswa dan guru untuk menjadi bagian dari berbagai pengalaman terkait Matematika yang jarang sekali mendapat perhatian dekade lalu. Sebagai contoh, masyarakat belajar dunia yang terhubung melalui konferensi video dan fasilitas jaringan yang konsen dengan rencana pengembangan yang lebih jauh mengenai pendidikan dan penelitian pendidikan Matematika. Banyak peneliti menekankan (misalnya dalam Maurer, 2000;Niss, 1999), penggunaan TIK yang efektif tidak terjadi begitu saja dan tidak akan menggantikan posisi Matematika itu sendiri. TIK itu pun tidak akan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Matematika, tanpa adanya peningkatan kualitas pada kurikulum dan inovasi pembelajaran, dan sebagainya. Kaput dan Roschelle (1999) menggambarkan keadaan ini dengan menyatakan: “Revolusi dalam TIK akan menjadi tidak berarti dan tidak mungkin jika masyarakat inti dan infrastrukturnya tetap tidak mengalami perubahan. Proses pengiriman barang pelayan komunikasi sekarang ini akan menjadi kejutan luar biasa bagi mereka yang hidup dalam dunia di masa 100 tahun lalu, tetapi kurikulum kita akan menjadi suatu hal yang baik untuk pemulihan kejutan itu.” Karena siswa dan guru menjadi semakin bias menyesuaikan diri mereka terhadap pemanfaatan kemajuan teknologi, mereka semakin perlu mengerti, merefleksikan pengetahuan mereka, dan menganalisis dengan kritis tindakan mereka; dan semakin banyak peneliti yang perlu memikirkan dampak dari teknologi-teknologi baru ini terhadap perkembangan Matematika siswa dan guru (Niss, 1999). Diskusi mengenai dampak TIK ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007 ISSN 0215 - 8250 824 terhadap pembelajaran Matematika tidak dapat dipisahkan dari pemikiran bahwa globalisasi sebagi suatu proses yang bertanggung jawab atas pembentukan “desa dunia” (Skovsmose & Valero, 2006). Keempat, Peningkatan Globalisasi dalam Pendidikan dan Penelitian Matematika. Berbagai interpretasi mengenai globalisasi muncul di berbagai media dan tulisan, tetapi sesuai tujuan dan terkait masalah di atas, sering digunakan ide dari Skovsmose dan Valero (2006): Globalisasi mengacu pada fakta bahwa kejadian-kejadian di suatu tempat di dunia, dapat dikarenakan oleh dan pada saat yang sama dipengaruhi oleh dunia di bagian lain. Lingkungan baik politis, sosiologis, ekonomis, dan ekologis kian direkonstruksi dalam suatu proses untuk menerima masukan dari semua sudut dunia. Kemajuan TIK telah meningkatkan globalisasi pendidikan Matematika dalam berbagai aspek, termasuk penegembangan kurikulum dan penelitian. Atweh dan Clarkson (2001) menyatakan bahwa peningkatan globalisasi telah menggiring dokumen kurikulum Matematika ke persamaan daripada perbedaan. Selain itu, persamaan-persamaan tersebut telah terbukti lebih stabil selama bertahun-tahun. Berbagai perubahan dalam kurikulum di suatu negara sering menginspirasi negaranegara lain secara cepat untuk melakukan perubahan. Globalisasi pengembangan kurikulum ini telah membawa ke studi-studi penelitian komparatif internasional yang demikian banyak tentang prestasi Matematika, seperti hasil TIMSS yang telah disinggung di depan. Akibat globalisasi juga jelas terlihat dalam konferensi-konferensi dan berbagai publikasi pendidikan Matematika internasional. ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007 ISSN 0215 - 8250 825 2.2. Tema dan Isu-Isu Penting untuk Penelitian Pendidikan Matematika di Era Abad Ke-21 Judith Sowder (dalam Kelly, A. & Lesh, R, 2000) menuliskan beberapa pertanyaan penelitian yang dipercaya memerlukan perhatian di dekade mendatang. Pertanyaan-pertanyaan tersebut meliputi (1) Bagaimana seharusnya penelitian pendidikan Matematika dipersiapkan? (2) Dapatkah pendidik Matematika memanfaatkan pengembangan profesional yang mengedepankan metodologi penelitian baru yang banyak dipergunakan di lapangan? (3) Apakah objek dari penelitian pendidikan Matematika? (5) Bagaimanakah cara mendapatkan dukungan untuk melakukan penelitian pendidikan? (6) Bagaimana kita dapat mengkomunikasikan penelitian pendidikan Matematika ke luar komunitas penelitian kita untuk menjangkau pemerhati penelitian yang lebih luas? Masalah-masalah mengenai metodologi penelitian dan paradigmanya sangatlah mendasar dalam tiga pertanyaan pertama. Hal ini mengingat multipleksitas dari pendekatan teoretis dan desain penelitian yang berkembang di seluruh dunia dalam dekade terakhir. Sebagaimana Schoenfeld garis bawahi, pembuatan desain penelitian memerlukan analisis kepercayaan yang lebih dekat, analisis secara umum, dan pentingnya klaimklaim yang dibuat untuk penelitian pendidikan Matematika. Pertanyaan nomor 4 dan 5 terkait dengan bagaimana hasil-hasil penelitian bisa dikomunikasikan kepada ke stakeholder- stakeholder penting, termasuk sponsor dana, guru-guru kelas, para ahli Matematika, dan pengembang kebijakan. Komunikasi ini sangat penting untuk mengurangi kesenjangan yang kian lebar antara para peneliti dan para praktisi. Niss (dalam Kelly, A. & Lesh, R, 2000) berargumentasi bahwa penelitian-penelitian pendidikan Matematika sebaiknya tidak hanya menginvestigasi isu-isu tertentu bagi kelas, karena para guru biasanya menginginkan bantuan yang spesifik ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007 ISSN 0215 - 8250 826 untuk praktek pengajaran mereka. Oleh karena itu, para peneliti menjadi lebih hati-hati dalam mengungkapkan saran yang bukan berdasarkan penelitian substansial, mereka menjadi kurang bisa menyediakan bantuan yang konkret mengenai pembelajaran dan bentuk praktek lain yang guruguru inginkan. Namun demikian meskipun para guru mungkin meminta bantuan praktek yang spesifik, mereka juga perlu menggunakan penelitian yang secara konseptual relevan dengan mereka. Sowder (dalam Steen, L.1999) menekankan bahwa penelitian pendidikan Matematika mesti secara konseptual relevan dan dapat diakses para guru. Dalam artian, masalah aksesabilitas tidak hanya terletak pada penempatan hasil penelitian secara fisik, tetapi juga secara konseptual harus dapat dimengerti para guru. Karena jika penelitian mendukung para guru untuk memikirkan kembali asumsi atau kebiasaan mereka dalam pembelajaran, ini tentu pada akhirnya membangun jalan untuk melakukan perubahan dan peningkatan kualitas pembelajaran Matematika. Pernyataan-pernyataan penting ini menggarisbawahi fakta bahwa penelitian dalam pendidikan Matematika harus berorientasi pada kontribusi praktis dan konseptual di lapangan. Lesh dan Lamon (1993) mengemukakan bahwa penelitian pendidikan Matematika baik secara teori maupun praktek haruslah memiliki orientasi (1) Mengantisipasi masalahmasalah dan pengetahuan yang diperlukan sebelum masalah dan pengetahuan itu menjadi sesuatu yang menghalangi perkembangan penelitian pendidikan Matematika; (2) Mengubah masalah yang berorientasi masa depan ke masalah-masalah yang dapat diteliti (researchable);(3) Mengubah implikasi penelitian dan teori perkembangan ke dalam bentuk yang bermanfaat bagi para praktisi dan pembuat kebijakan; dan (4) Memfasilitasi perkembangan komunitas penelitian untuk tetap berfokus pada prioritas atau pada hal yang strategis. ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007 ISSN 0215 - 8250 827 Para siswa sedang mengalami dunia yang dibentuk oleh kekuatan sistem ide dan informasi kompleks, dinamis, dan kuat. Sebagai anggota pasar kerja masa depan, siswa memerlukan kemampuan untuk menginterpretasikan dan menjelaskan secara terstruktur sistem kompleks, untuk memberikan alasan matematis dengan cara yang berbeda, dan untuk menggunakan peralatan dan sumber daya canggih. Sistem pendidikan Matematika tidak akan mampu bertahan hanya dengan ide-ide matematis yang menjadi trend abad ke-20. Ide-ide ini seringkali dikaitkan dengan computasional skil. Kurikulum Matematika sekarang ini mesti memperluas tujuannya; memasukkan konsep-konsep kunci dan proses-proses yang akan memaksimalkan kesempatan siswa untuk sukses di abad ke-21. Yang termasuk dalam upaya pencapaian ini adalah selain pemberian alasan statistik, kemungkinan, pemikiran aljabar, pemodelan matematis, visualisasi, pemecahan masalah, dan hal penting yang terkait dengan perubahan TIK. Kesempatan-kesempatan bagi semua siswa untuk mengakses Matematika seharusnya menjadi tujuan utama program pendidikan Matematika (Amit, 1999; Ersheng dalam Kelly, A. & Lesh, R, 2000). Berikut ini disajikan beberapa pertanyaan terkait dengan masalah pembelajaran dan guru yang dapat dijadikan orientasi dalam menghadapai tantangan abad ke-21, sebagai berikut. Masalah-masalah terkait pembelajaran (1) Pemahaman, skill, dan proses berpikir matematis yang penting apakah yang diperlukan siswa untuk sukses di abad ke-21? (2) Perkembangan apakah yang diperlukan di setiap level pembelajaran, dari sekolah dasar hingga level tinggi? (3) Sampai dimanakah perkembangan siswa dalam pemahaman, skill, dan proses berpikir tingkat tinggi? (4) Bagaimanakah budaya dan cara belajar siswa akan berubah seiring perkembangan mereka pada pemahaman, skill, dan proses berpikir tingkat ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007 ISSN 0215 - 8250 828 tinggi di atas? (5) Bagaimana memfasilitasi pembelajaran yang dapat membangun kompetensi matematis tinggkat tinggi dan kompetitif?. Masalah-masalah terkait guru, penting bagi guru untuk waspada dan paham akan pemikiran dan pembelajaran matematis siswa. Guru juga harus mengerti perkembangan-perkembangan dalam ilmu Matematika serta TIK, dan mengembangkan strategi pembelajaran yang memungkinkan semua siswa untuk berhasil, baik di dalam maupun di luar kelas. Guru-guru perlu meningkatkan pemahaman mereka terhadap Matematika (dari pemahman dangkal mengenai banyak topik, ke pemahaman mendalam pada topiktopik tertentu). Terkait dengan hal ini, peneliti dan guru Matematika dapat menggunakan beberapa pertanyaan berikut untuk refleksi dan pengembangan. (1) Apa topik-topik kunci yang mesti diperdalam lagi? (2) Model konsep, teknologi, prinsip, dan proses pemikiran apakah yang diperlukan untuk mengambil tindakan yang benar sesuai topik-topik di atas? (3) Pemahaman dan strategi apa yang perlu kembangkan terkait masalah di atas? (4) Pemahaman dan strategi apa yang diperlukan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam menguasai topik-topik baru ini? (5) Sampai di manakah para guru sedang mengembangkan pemahaman dan strategi-strategi di atas? Penelitian apakah yang diperlukan di sini? Dan (6) Apakah implikasi dari pelayanan pendidikan guru dan perkembangan profesional guru? Banyaknya hal yang bisa diinvestigasi dalam pendidikan Matematika, namun ada empat komponen utama yang harus mendapatkan perhatian, yaitu siswa, guru, konten Matematika, dan model-model pedagogis. Pertama, siswa : kedewasaan, kemampuan intelektual, pengalaman masa lalu dan penampilan/performance siswa dalam Matematika, cara belajar, sikap terhadap Matematika, serta penyesuaian sosial siswa. Kedua, Guru: pemahaman guru terhadap Matematika, ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007 ISSN 0215 - 8250 829 kepercayaan baik pada Matematika itu sendiri, maupun pada bagaimana Matematika dipelajari, gaya mengajar dan berinteraksi dengan siswa, pandangan guru pada peran assessment/sistem penilaian, profesionalisme guru, serta keefektivan sebagai guru Matematika. Ketiga, Konten Matematika: keluasan dan pengorganisasiannya ke dalam kurikulum, tingkat kesulitannya, jangkauan serta posisinya dalam tahap-tahap tertentu, pengetahuan yang harus diberikan sebelumnya/pengetahuan prasyarat, serta pembagiannya ke dalam ketrampilan-ketrampilan, konsep-konsep, serta aplikasinya yang kontekstual. Keempat, Model-model pedagogis dan pembelajaran: penggunaan model dan strategi pembelajaran yang optimal, rancangan materi pembelajaran, penggunaan media dan multimedia, alat peraga, strategi pengelompokan kelas, pengaruh inovasi pembelajaran, dan asememen alternatif. Semua komponen ini, serta interaksinya, perlu diinvestigasi dalam penelitian yang seksama. Perlu diingatkan kembali bahwa sangatlah mudah untuk terpesona dan terjebak. Perlu ditekankan bahwa penelitian pendidikan tidak bisa menjangkau semua variabel ini, sehingga penelitian pendidikan tidak bisa menjawab dengan pasti semua pertanyaan yang mungkin dipertanyakan tentang pendidikan Matematika. Namun demikian, penelitian pendidikan Matematika dapat diharapkan membantu dalam halhal berikut. (1) Memberikan informasi, misalnya tentang model/strategi/ teknik-teknik pedagogis, pembelajaran atau asesmen yang baru. (2) Mendidik dan meningkatkan pemahaman, misalnya: tentang pro dan kontra dalam menggunakan model-model pembelajaran. (3) Memberikan solusi dan pemecahan, misalnya tentang pengaruh potensial model-model perkembangan profesionalisme guru terhadap kinerja guru. (4) Menimbulkan pertanyaan-pertanyaan baru, misalnya tentang pengaruh penggunaan internet untuk membuat hubungan dunia nyata. (5) Membuat ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007 ISSN 0215 - 8250 830 refleksi serta diskusi, misalnya tentang sikap siswa terhadap Matematika. (6) Menantang apa yang kita lakukan sebagai pendidik, misalnya tentang program untuk mengakomodasikan siswa dengan tingkat kemampuan atau cara belajar yang berbeda. (7) Mengklarifikasi situasi pendidikan, misalnya tentang bagaimana asesmen dapat dijadikan informasi dalam memperbaiki proses pembelajaran, dan (8) Membantu pembuatan keputusan pendidikan serta kebijakan pendidikan, misalnya tentang penggunaan kalkulator oleh siswa serta standar-standar performance/penampilan/penguasaan. Selain itu, penelitian dalam pendidikan Matematika dapat juga memberikan effek yang berkebalikan atau gagal memberikan apa yang kita harapkan, antara lain (1) penelitian-penelitian tersebut mungkin dapat membuat situasi yang membingungkan (misalnya:kurikulum Matematika mana yang terbaik); (2) penelitian-penelitian tersebut mungkin terfokus pada semua hal, tapi tidak dalam situasi yang dibutuhkan (misalnya: tentang kelas, siswa, serta pembelajaran Matematika yang dihadapai oleh guru).; (3) penelitian-penelitian tersebut mungkin terselubung oleh kemasan publikasi (misalnya: penggunaan kata-kata yang ilmiah, serta statistik yang mengesankan); (4) penelitian-penelitian tersebut mungkin dapat memberikan sesuatu yang lemah (misalnya: tentang interpretasi dari data penelitian); dan (5) penelitian-penelitian tersebut mungkin dapat menjadi sesuatu yang membosankan (misalnya: istilah teknis, penggunaan statistik dan grafik yang berlebihan serta gaya penulisan yang arogan). Di samping semua itu, selain harapan-harapan banyak guru serta para administrator, bahwa penelitian pendidikan cenderung tidak/kurang bisa membuktikan apa-apa. Paling, penelitian pendidikan memberikan informasi yang bisa dipakai komunitas pendidik, atau disalahgunakan atau ditolak. Situasi ini perlu diubah, karena hasil penelitian harus direfleksikan dan diintegrasikan sebagai bagian yang penting dalam perencanaan dan ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007 ISSN 0215 - 8250 831 proses pendidikan Matematika. Seluruh komunitas pendidikan Matematika seperti guru-guru, dosen, peneliti, pembuat kebijakan, orangtua, serta kolega pendidik Matematika harus mengambil dan berbagi tanggung jawab dalam proses refleksi dan integrasi hasil penelitian ini, dimanapun hal ini muncul pada tingkat pelajar, tingkat kelas, wilayah, universitas maupun di tingkat nasional. Tulisan ini diharapkan menjadi katalis untuk mempromosikan/meningkatkan refleksi, diskusi, problem solving di dalam komunitas pendidikan ini, serta membantu komunitas ini untuk melanjutkan pergerakan dari pikiran “kemarin” ke pikiran “besok” dalam pendekatannya pada pendidikan Matematika. 3. Penutup Dari pembahasan di depan dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. Pertama, banyak hal yang dapat menjadi katalis-katalis perubahan global yang mempengaruhi paradigma dalam penelitian pendidikan Matematika, misalnya (1) Temuan dan hasil-hasil asesmen internasional, seperti TIMMS, (2) Pengaruh faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik, (3) Kemutakhiran dan ketersediaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), dan (4) Peningkatan globalisasi dalam pendidikan dan penelitian Matematika. Kedua, isu-isu dan tema-tema penelitian pendidikan Matematika pada abad ke-21 ini harus dapat mengantisipasi masalahmasalah dan pengetahuan yang bukan saja berorientasi ke depan, tapi juga actual, researchable, dan applicable bagi semua stakeholder pendidikan Matematika, bukan hanya untuk komunitas peneliti Matematika saja. Ketiga, banyaknya hal yang bisa diinvestigasi dalam pendidikan Matematika, namun ada empat komponen utama yang harus mendapatkan perhatian dan prioritas, yaitu siswa, guru, konten Matematika, dan modelmodel pedagogis dan pembelajaran. ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007 ISSN 0215 - 8250 832 Dari pembahasan dan simpulan dapat disarankan hal-hal sebagai berikut. (1) Perlu ditekankan bahwa penelitian pendidikan tidak bisa menjangkau semua variabel yang ada, sehingga penelitian pendidikan tidak bisa menjawab dengan pasti semua pertanyaan yang mungkin dipertanyakan tentang pendidikan Matematika. Untuk itu disarankan untuk memfokuskan pada tataran konseptual dan praktek yang benar-benar dapat diaplikasikan oleh stakeholder pendidikan Matematika. Untuk itu perlu digali permasalahan penelitian yang kuat dari segi konsep dan design penelitian, tapi juga berasal dari masalah aktual yang dihadapi. (2) Hasilhasil penelitian hendaknya direfleksikan dan diintegrasikan sebagai bagian yang penting dalam perencanaan dan proses pendidikan Matematika. Seluruh komunitas pendidikan Matematika seperti guru-guru, dosen, peneliti, pembuat kebijakan, orangtua, serta kolega pendidik Matematika lainnya harus mengambil dan berbagi tanggung jawab dalam proses refleksi dan integrasi hasil penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Doerr, H. & Lesh, R. 2002. Beyond Constructivism: A Models & Modeling Perspective on Mathematics Problem Solving, Learning, & Teaching. Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum Associates, Inc. Kelly, A. & Lesh, R. 2000. Handbook of Research Design in Mathematics & Science Education.Ê Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum Associates, Inc. Lesh, R., & Lamon, S.(Eds.) 1993. Assessment of Authentic Performance in School Mathematics. Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum Associates, Inc. ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007 ISSN 0215 - 8250 833 Steffe, L. 1994. The Georgia Center for Research in Mathematics Education. Funded by a small grant from the National Science Foundation. Grows, D.A. 1992. Handbook of research on mathematics teaching and learning. New York: Macmillan. Sierpinska, A. and Kilpatrick, J. 1998. Mathematics Education as a Research Domain: A Search for Identity. A. Sierpinska and J. Kilpatrick (Eds.) Dordrecht, The Netherlands: Kluwer Academic. Steen, L. 1999. Theories that gyre and gimble in the wabe. Journal for research in mathematics education 30(2) p. 235-241. ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007