PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

advertisement
ISSN 0215 - 8250
889
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SECARA TEMATIK
DAN INTEGRATIF YANG BERORIENTASI KBK
oleh
Ida Bagus Putrayasa
Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Ganesha
ABASTRAK
Pembelajaran Bahasa Indonesia dilakukan secara tematik dan
integratif (terpadu) dengan fokus pada aspek keterampilan berbahasa.
Secara tematik dimaksudkan bahwa tiap kegiatan berbahasa mesti
berpangkal pada tema tertentu. Sementara itu, secara integratif
dimaksudkan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia dapat dilakukan
dengan memadukan empat keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis – disebut perpaduan internal – dan memadukan
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan bidang studi lain, seperti:
Matematika, IPA, dan IPS – disebut perpaduan eksternal). Dalam
pengimplementasiannya, digunakan pendekatan komunikatif dan integratif.
Kata kunci : tematik, integratif, dan komunikatif
ABSTRACT
Teaching Indonesian is conducted through thematic and integrative
activities which is focused on the language skill. Thematic activity means
that language teaching activity should be based on certain theme.
Integrative approach means that teaching Indonesian can be done by
integrating the four language skill, namely: listening, speaking, reading, and
writing. In addition, teaching Indonesian can also be done by integrating the
Indonesian language with other subjects such as Mathematics, Science,
Social Study. The implementation of this activity is used communicative
and integrative approaches.
Key words : thematic, integrative, communicative
___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007
8
ISSN 0215 - 8250
890
1. Pendahuluan
Kebijakan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP, 2005) yang
dituangkan dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia menggariskan bahwa pembelajaran Bahasa
Indonesia dilakukan secara tematik dan integratif (terpadu) dengan
memfokuskan pada aspek keterampilan berbahasa (kompetensi
komunikatif, Savignon, 1983). Pembelajaran Bahasa Indonesia seperti itu
sebenarnya sudah dikenal sejak diberlakukannya Kurikulum 1994.
Kompetensi yang dituntut adalah kompetensi komunikatif, yakni
kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa
Indonesia, baik secara lisan maupun tulisan. Terkait dengan kurikulum
yang berlaku sekarang, yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK),
tuntutan terhadap kompetensi komunikatif tersebut tidaklah menimbulkan
permasalahan, mengingat sejak dulu kurikulum Bahasa Indonesia sudah
berorientasi pada kompetensi.
Pembelajaran Bahasa Indonesia yang dilakukan secara tematik,
artinya bahwa tiap kegiatan berbahasa pastilah berpangkal pada tema
tertentu. Implikasinya, secara operasional suatu sajian pembelajaran Bahasa
Indonesia di dalam suatu pertemuan haruslah menggunakan suatu tema
tertentu. Misalnya, jika dalam suatu pertemuan dipilih tema teknologi,
diskusinya tentang teknologi, begitu pula kosakatanya, latihan menulisnya,
dan sebagainya.
Di samping secara tematik, pembelajaran Bahasa Indonesia juga
dilakukan secara integratif. Artinya, pembelajaran Bahasa Indonesia dapat
dilakukan dengan memadukan empat keterampilan berbahasa, yakni
keterampilan mendengarkan, membaca, berbicara, dan menulis. Ini sering
disebut dengan keterpaduan internal. Sementara itu, pembelajaran Bahasa
Indonesia dapat juga dipadukan dengan bidang studi lain, seperti:
___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007
8
ISSN 0215 - 8250
891
Matematika, IPA, dan IPS (keterpaduan eksternal). Apa yang disarankan
oleh BSNP itu pada hakikatnya sesuai dengan pandangan para pakar
Bahasa tentang whole language (Goodman, 1986), suatu konsep yang
menyatakan bahwa Bahasa bukanlah barang serpih-serpih yang terpisah,
melainkan sebagai suatu keseluruhan utuh. Implikasinya dalam pengajaran
ialah Bahasa harus diajarkan secara utuh sebagai suatu sistem yang terpadu.
Kedua cara tersebut jelas saling melengkapi satu sama lain, karena suatu
tema akan memadukan seluruh kegiatan berbahasa, baik pada tingkat
perencanaan maupun pada tingkat pelaksanaan di dalam kelas.
Sejalan dengan uraian di atas, dalam Kurikulum PGSD disebutkan
bahwa pembelajaran hendaknya lebih berorientasi pada kebermaknaan
belajar. Dalam hal itu perlu dilibatkan materi-materi yang beragam.
Selanjutnya ditegaskan bahwa ada tiga elemen penting dalam belajar untuk
pemahaman, yaitu (1) pengembangan topik generik yang bisa mendorong
anak untuk secara mendalam dan bergairah melaksanakan connection
making, (2) pengajaran menekankan pada pembentukan pemahaman dan
kebermaknaan, dan (3) asesmen dalam konteks, yang artinya testing bukan
bagian terpisah, melainkan terpadu dalam pembelajaran dan tugas-tugas
yang dihadapkan kepada anak bersifat holistik (Zuchdi, 1997). Hal ini
mengarah pada prinsip pembelajaran terpadu, yakni pembelajaran yang
secara sengaja mendekatkan aspek-aspek intra dan inter-bidang studi,
sehingga peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara
utuh dan simultan dalam konteks yang bermakna.
2. Pendekatan-Pendekatan dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia (BI)
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dikenal beberapa
pendekatan, seperti pendekatan tujuan, pendekatan struktural, pendekatan
komunikatif, pendekatan pragmatik, dan pendekatan terpadu. Pendekatan
___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007
8
ISSN 0215 - 8250
892
merupakan teori, konsep, kepercayaan, paham, hukum, rumus, dan
sebagainya yang diyakini kebenarannya, yang dipakai sebagai dasar
memilih dan menentukan cara-cara (metode, teknik) pembelajaran,
termasuk perencanaan KBM, pemberian tugas, penyusunan tes proses dan
hasil belajar. Sehubungan dengan yang digariskan dalam BSNP, bahwa
belajar Bahasa Indonesia adalah belajar berkomunikasi dan pembelajaran
Bahasa Indonesia dilakukan secara tematik dan integratif (terpadu), maka
pada bagian ini hanya dibicarakan pendekatan komunikatif dan pendekatan
terpadu.
2.1 Pendekatan Komunikatif
Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang dilandasi oleh
pemikiran bahwa kemampuan menggunakan Bahasa dalam komunikasi
merupakan tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran Bahasa (Zuchdi,
1997). Tampak bahwa Bahasa tidak hanya dipandang sebagai seperangkat
kaidah, tetapi lebih luas lagi, yakni sebagai sarana untuk berkomunikasi. Ini
berarti, Bahasa ditempatkan sesuai dengan fungsinya, yaitu fungsi
komunikatif.
Menurut Littelwood (1981), pendekatan komunikatif didasarkan
pada pemikiran, bahwa (1) pendekatan komunikatif membuka diri bagi
pandangan yang lebih luas tentang Bahasa. Hal ini terutama menyebabkan
orang melihat bahwa Bahasa tidak terbatas pada tata Bahasa dan kosakata,
tetapi juga pada fungsi komunikasi Bahasa; (2) Pendekatan komunikatif
membuka diri bagi pandangan yang luas dalam pembelajaran Bahasa. Hal
itu menimbulkan kesadaran bahwa mengajarkan Bahasa, tidak cukup
dengan memberikan kepada siswa bagaimana bentuk Bahasa, tetapi siswa
harus mampu mengembangkan cara-cara menerapkan bentuk-bentuk itu
8
___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007
ISSN 0215 - 8250
893
sesuai dengan fungsi Bahasa sebagai sarana komunikasi dalam situasi dan
waktu yang tepat.
Sehubungan dengan pendapat itu, dia mengemukakan beberapa
alternatif teknik pembelajaran Bahasa. Dalam kegiatan belajar-mengajar,
siswa diberi latihan, antara lain seperti di bawah ini.
(1) Memberi informasi secara terbatas.
Contoh:
a. Mengidentifikasi gambar
Dua orang siswa ditugasi mengadakan percakapan tentang bendabenda yang terdapat dalam gambar yang disediakan oleh guru.
Pertanyaan dapat mengenai warna, jumlah, bentuk, dan sebagainya.
b. Menemukan pasangan yang cocok
Guru memberikan gambar kepada sekelompok siswa yang masingmasing mendapat sebuah gambar yang berbeda. Seorang siswa yang
lain (di luar kelompok) diberi duplikat salah satu gambar yang telah
dibagikan. Siswa ini mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada
teman-temannya yang membawa gambar dengan tujuan untuk
mengetahui indentifikasi atau ciri-ciri gambar yang mereka bawa.
Dari hasil tanya jawab itu, siswa (pembawa duplikat) tersebut harus
dapat menemukan siapa di antara teman-temannya itu yang
membawa gambar yang cocok dengan duplikat yang dibawanya.
(2) Menemukan informasi tanpa dibatasi
Contoh:
Menemukan perbedaan
Siswa A dan B masing-masing mempunyai sebuah gambar yang
sama, kecuali beberapa bagian. Para siswa harus mendiskusikan
gambar tersebut sehingga menemukan perbedaannya.
8
___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007
ISSN 0215 - 8250
894
(3) Menyusun informasi
Contoh:
Siswa diminta membayangkan bahwa mereka akan mengadakan kemah
selama tiga hari. Tiap anggota hanya boleh membawa barang kira-kira
11 kg. Kelompok-kelompok itu harus menentukan apa saja yang
mereka bawa, dengan melihat barang yang patut dibawa, yang diberikan
oleh guru, dan mempersiapkan pembelaan apabila mereka ditentang
oleh kelompok lain.
Latihan-latihan tersebut merupakan latihan penggunaan Bahasa
dalam aktivitas komunikasi yang bersifat fungsional dalam kelas. Di
samping itu, juga terdapat aktivitas komunikatif yang lain, yakni: aktivitas
interaksi sosial, dan simulasi dalam bermain peran.
Uraian di atas dapat diringkaskan sebagai berikut.
- Pendekatan Komunikatif
- Teori dasar : Bahasa adalah alat komunikasi sosial.
- Artinya
: - Bahasa itu bagi orang per orang adalah alat untuk
mengungkapkan perasaan, pikiran, maksud, dan
sebagainya kepada orang lain. Apa yang ada pada dirinya
(misalnya informasi) disampaikan kepada orang lain agar
orang lain pun memilikinya. Alat yang dipakai untuk
menyampaikan itu adalah Bahasa.
- Bahasa adalah salah satu alat yang dipakai orang untuk
berkomunikasi. Alat yang lain masih banyak, misalnya:
kentongan, gerak anggota tubuh, siulan, dan sebagainya.
8
___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007
ISSN 0215 - 8250
895
- implikasinya dalam kelas:
- harus ada interaksi verbal, baik antara guru dan siswa
maupun siswa dan siswa.
- guru tidak usah terlalu banyak berbicara, menjelaskan, atau
menggurui, tetapi menciptakan suasana yang baik agar
siswa senang belajar dan senang berbicara.
- guru mendorong pengembangan kemampuan berkomunikasi siswanya. Lebih baik murid berani berbicara dan
mengemukakan pandapat meskipun dengan Bahasa yang
kurang baik dan kurang benar daripada diam karena takut
salah.
- hilangkan hambatan psikologis seperti takut salah,
sungkan, malu, dan sebagainya.
- beri tugas: masalah dan memecahkan masalah.
Contoh:
- berilah pelajaran yang bersifat bermain-main, kuis, tekateki (seperti yang sering Anda tonton di televisi).
- upayakan agar siswa mau berbicara dan menggunakan
Bahasa, apapun wujudnya. Bahasa Indonesia bercampur
Bahasa Bali pun tidak apa-apa.
- suruh siswa mengajukan pertanyaan secara lisan. Bagi
murid menjadi dua kelompok besar (deretan bangku):
kelompok 1 bertanya, kelompok 2 menjawab, begitu
bergantian.
- kembangkan imajinasi anak dengan Bahasa:
- andaikata saya menjadi ….
- buat rangkaian cerita dari kata jarum sampai doa.
8
___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007
ISSN 0215 - 8250
896
2.2 Pendekatan Terpadu
Nielsen (1989) menyatakan bahwa pendekatan terpadu adalah suatu
pendekatan pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan aspek-aspek
intra dan inter-bidang studi, sehingga pembelajar memperoleh pengetahuan
dan keterampilan secara utuh dan simultan dalam konteks yang bermakna.
Karena itu, ukuran keterpaduan dalam pembelajaran terpadu adalah bahwa
pembelajaran dilakukan secara sadar, sengaja, bertujuan, dan sistematis
yang dapat membantu anak memahami topik tertentu atau ide umum dari
berbagai sisi. Aktivitas pendidikan hendaknya menghilangkan jurang
pemisah antara bidang-bidang studi dan agar memfokuskan arah
pembelajaran kepada proses integratif, yang mengharuskan anak larut bila
hendak mengorganisasi pengetahuan dan pengalaman mereka.
Sementara itu, ahli pembelajaran terpadu seperti H.H. Jacobs dalam
sebuah wawancara dengan Brandt (1991) mengatakan bahwa kebutuhan
untuk melaksanakan pembelajaran terpadu didasari beberapa alasan, yaitu
(1) bahwa sementara jam belajar di sekolah tetap, ilmu pengetahuan terus
berkembang, (2) ada kecenderungan anak tidak betah di sekolah karena apa
yang harus dipelajari tidak sesuai dengan kebutuhannya, dan (3) sudah jelas
tidak logis mengajarkan konsep-konsep secara terpisah-pisah sementara
kehidupan anak tidak pernah menuntut pemisahan tersebut.
Dari sejumlah teori pembelajaran terpadu yang ada, maka
pengertiannya dapat diuraikan sebagai berikut (1) pembelajaran terpadu
beranjak dari suatu tema sebagai pusat perhatian yang digunakan untuk
memahami gejala-gejala dan konsep lain, baik yang berasal dari bidang
studi yang bersangkutan maupun dari bidang studi lain, (2) pembelajaran
terpadu merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan
berbagai bidang studi yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling dan
___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007
8
ISSN 0215 - 8250
897
dalam rentang kemampuan dan perkembangan anak, (3) pembelajaran
terpadu merupakan suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan secara simultan, dan (4) pembelajaran terpadu merakit dan
menghubungkan sejumlah konsep dalam beberapa bidang studi yang
berbeda, dengan harapan anak akan belajar dengan lebih baik dan
bermakna.
Sebagai suatu pendekatan yang berorientasi proses, pembelajaran
terpadu mempunyai ciri-ciri (1) berpusat pada siswa, (2) memberikan
pengalaman langsung pada anak, (3) pemisahan antarbidang studi tidak
begitu jelas, (4) menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam satu
proses pembelajaran, (5) bersifat luwes, dan (6) hasil pembelajaran dapat
berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak (Zuchdi, 1997).
Model pembelajaran terpadu yang paling dikenal adalah model
terhubung (connected model), model jaring laba-laba (webbed model), dan
model terpadu (integrated model). Pembelajaran terpadu antarbidang studi
dapat dilihat pada contoh di bawah ini.
Bahasa Indonesia
1. menyimak cerita Nyi
Roro Kidul
2. menyusun
wacana
tentang pencemaran laut
3. bercerita tentang darma
wisata ke pantai
IPA
1. mengenal
berbagai
jenis
binatang laut
2. membedakan air laut dan air tawar
3. menerangkan ekosistem laut
Tema Kelautan
Matematika
1. menghitung luas laut
berdasarkan skala peta
2. mendemonstrasikan
menghitung berat jenis air
laut
3. menghitung
prosentase
perbandingan daratan dan
lautan
IPS
1. menjelaskan fungsi laut
2. membaca peta tentang kedalaman laut
3. menceritakan tentang kekayaan laut
___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007
8
ISSN 0215 - 8250
898
Pendekatan terpadu dapat pula dilakukan dalam pembelajaran sastra
dan Bahasa. Pembelajaran terpadu dalam hal ini adalah upaya pemaduan
aspek-aspek pengajaran sastra dan Bahasa agar saling menunjang. Hal ini
patut dicermati, karena ada asumsi bahwa pencipta sastra yang menguasai
Bahasa dengan baik akan lebih sukses dibanding yang penguasaan
Bahasanya setengah-setengah. Demikian pula orang yang belajar Bahasa,
apabila menguasai sastra – Bahasa mereka akan semakin halus dan enak
didengar, oleh karena dalam setiap aktivitas berbahasa, secara tak sadar
manusia telah memerankan sastra dalam komunikasi.
Proses pembelajaran terpadu menghendaki antara materi sastra dan
Bahasa memiliki kedudukan sejajar. Keduanya saling menunjang dan
berhubungan secara simbiosis mutualistis. Yang penting, pengajaran sastra
menghendaki situasi pengajaran yang kreatif. Pendekatan delivery system,
yang menghendaki sekolah sebagai agen menghafal, sebaiknya diubah
menjadi agen mencipta, mencerna, menghayati seluruh persoalan hidup dan
berusaha memecahkannya. Itulah sebabnya, diperlukan pengajar yang
benar-benar konstruktivistik. Pengajar semacam ini akan mampu
memadukan aspek Bahasa dan sastra secara arif. Pengajar yang
konstruktivistik akan melakukan berbagai hal, antara lain: (1) mampu
mengaitkan materi pengajaran sastra dengan peserta didik, (2) menilai dan
memandang proses kompetensi dari sudut pandang peserta didik, dan (3)
mampu memadukan aspek-aspek pengajaran Bahasa dan tanpa mengurangi
hak masing-masing materi (Endraswara, 2003).
Dari ketiga ciri di atas, yang paling relevan dengan pendekatan
terpadu adalah ciri yang ketiga. Di sini seorang pengajar dapat menerapkan
sistem respon dan analisis. Sistem pengajaran semacam ini menandai
pengajar dan peserta didik sejajar. Keduanya dapat saling memberi dan
menerima dalam belajar Bahasa dan sastra. Dengan demikian, tak ada
___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007
8
ISSN 0215 - 8250
899
manfaat yang signifikan jika pengajaran sastra dipaksakan harus dipisahpisah dengan materi Bahasa. Keduanya seharusnya seimbang guna
membangun kreativitas. Kompetensi sastra setiap peserta didik akan
terbangun melalui materi Bahasa. Pendek kata, kompetensi yang perlu
dimiliki melalui pendekatan ini adalah (1) peserta didik dapat belajar sastra
sekaligus belajar Bahasa, karena keduanya saling terkait, (2) dapat
memahami hubungan yang saling menguntungkan antara materi Bahasa
dan sastra, terutama untuk meningkatkan kemampuan bersastra, dan (3)
terampil menerapkan Bahasa yang indah ke dalam sastra, dan
memanfaatkan sastra sebagai landasan awal belajar Bahasa.
Uraian di atas dapat diringkaskan sebagai berikut.
- Pendekatan Terpadu
- Teori dasar : - Bahasa itu merupakan satuan yang utuh, bukan merupakan
serpihan-serpihan yang tersebar.
- Artinya
: - secara struktur Bahasa memang bisa terbagi-bagi dalam
fonologi, morfologi, sintaksis, dan kosakata. Akan tetapi,
dalam proses belajar-mengajar bagian-bagian itu harus
dipadukan.
- pembelajar Bahasa harus menguasai keempat keterampilan
berbahasa, yaitu mendengarkan, membaca, berbicara, dan
menulis. Dalam pembelajaran Bahasa, minimal dua
keterampilan dari empat keterampilan itu harus dipadukan
dalam satu kegiatan berturutan.
- berbahasa selalu terpaut dengan tema tertentu, ada
“sesuatu” yang dibicarakan dalam berbahasa. Di sekolah
“sesuatu” itu bisa tercakup dalam bidang studi
Matematika, IPA, IPS, dan sebagainya. Dalam
8
___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007
ISSN 0215 - 8250
900
pembelajaran Bahasa, berbagai mata pelajaran ini bisa
dipadukan dengan segi-segi keBahasaan.
- Implikasinya dalam kelas:
1) Tema : Teknologi
Materi : Cara Kerja Pompa Air
Dalam pelajaran IPA, guru dapat menjelaskan cara kerja
pompa air. Ini bisa dilanjutkan dengan diskusi tentang cara
kerja tersebut. Untuk kepentingan IPA, guru dapat menilai
isi diskusi, sedangkan bidang studi Bahasa Indonesia menilai
cara-cara berdiskusi.
2) Siswa disuruh menonton televisi tentang cerita anak-anak. Dalam
dengar – lihat itu siswa ditugasi mencatat jalannya cerita. Di kelas
siswa harus menyerahkan tulisannya, diteruskan dengan kegiatan
siswa untuk menceritakan secara lisan tanpa teks, tanya jawab tentang
cerita, tokoh-tokoh, kosakata, dan sebagainya.
3. Penutup
Berdasarkan uraian di atas, pada bagian ini dapat dikemukakan halhal sebagai berikut. Pembelajaran Bahasa Indonesia dilakukan secara
tematik dan integratif (terpadu) dengan memfokuskan pada aspek
keterampilan berbahasa. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang dilakukan
secara tematik, artinya bahwa tiap kegiatan berbahasa pastilah berpangkal
pada tema tertentu. Di samping itu, pembelajaran Bahasa Indonesia juga
dilakukan secara integratif. Artinya, pembelajaran Bahasa Indonesia dapat
dilakukan dengan memadukan empat keterampilan berbahasa, yakni
keterampilan mendengarkan, membaca, berbicara, dan menulis
(keterpaduan internal), dan dapat juga dipadukan dengan bidang studi lain,
___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007
9
ISSN 0215 - 8250
901
seperti: Matematika, IPA, dan IPS (keterpaduan eksternal). Pemaduan
tema-tema tersebut dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat dilakukan
dengan pendekatan komunikatif, yang menekankan penggunaan Bahasa
sebagai alat komunikasinya.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2005. Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia untuk SD/MI.
Brandt, R. 1991. On Interdiciplinary Curriculum: a Convensation with
Heidi Hayes Jacobs. Educational Leadership. Oktober.
Endraswara, S. 2003. Membaca, Menulis Mengajarkan Sastra. Yogyakarta:
Kota Kembang.
Goodman, K. 1986. What’s Whole in Whole Language? N.H: Heinemann
Littelwood, W. 1981. Communication Language Teaching, an Introduction.
Sydney: Cambridge University Press.
Nielsen, M.N. 1989. Integrative Learning for Young Children: Thematic
Approach. Education Horizon. Fall.
Savignon, S.J. 1983. Communicative Competence. Addison Wesley:
Publishing Coy.
Zuchdi, D. 1997. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas
Rendah. Jakarta: Depdikbud.
9
___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007
Download