ISSN 0215 - 8250 40 JARINGAN KOMPUTER SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DALAM SEMINAR PENDIDIKAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI oleh Ni Made Sri Mertasari Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas MIPA, Universitas Pendidikan Ganesha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh media komunikasi terhadap motivasi siswa untuk mengikuti seminar pendidikan Matematika. Penelitian dilakukan di IKIP Negeri Singaraja melalui eksperimen dengan melibatkan 35 mahasiswa sebagai sampel. Kelompok eksperimen dengan 20 orang mahasiswa mengikuti seminar dengan media komunikasi jaringan komputer. Di lain pihak, kelompok kontrol dengan 15 orang mahasiswa mengikuti seminar tatap muka. Pada akhir eksperimen, motivasi untuk mengikuti seminar dari kedua kelompok diukur, dan selanjutnya skor masing-masing kelompok dibandingkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi untuk mengikuti seminar dari mahasiswa yang mengikuti seminar dengan media komunikasi jaringan komputer lebih kuat daripada motivasi mengikuti seminar pendidikan Matematika dari mahasiswa yang mengikuti seminar tatap muka. Akhirnya, disimpulkan bahwa seminar bermedia jaringan komputer dapat meningkatkan motivasi mahasiswa untuk mengikuti seminar pendidikan Matematika. Kesimpulan tersebut masuk akal, sebab seminar bermedia jaringan komputer mendorong partisipasi untuk mencoba pertukaran informasi dan meningkatkan fleksibilitas dalam pertukaran informasi. Kata kunci : seminar bermedia jaringan komputer, motivasi ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 41 ABSTRACT The objective of the research is to study the effect of communication media on students’ motivation in attending mathematics education seminar. The research was using experimental method and conducted at IKIP Negeri Singaraja with sample of 35 students. Experimental group with 15 students following the seminar with computer network media. On the other side, control group with 20 students follow face to face seminar. At the end of the research, motivalion in attending sminar of those two groups are measured, and the score are compared. The result of the research indicates that the students’ motivation in attending mathematics education seminar who follow the seminar with computer networks media is stronger than those from students who follow face to face seminar. Finally, it is concluded that computer mediated seminar enhance students’ motivation in attending the seminar. The conclusion is fair enough because computer mediated communication support students participation in trying information exchange and enhance flexibility in information exchange. Keywords: computer mediated seminar, motivation 1. Pendahuluan Orientasi pendidikan di Indonesia dalam pengembangan sumber daya manusia difokuskan pada (1) upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, (2) upaya mempersiapkan tenaga kerja terampil dan ahli yang diperlukan dalam proses memasuki era industrialisasi, serta (3) upaya membina dan mengembangkan penguasaan berbagai cabang keahlian ilmu pengetahuan dan teknologi (Suryadi, 1999 : 24). Beberapa ciri yang menandai sumber daya dimaksud, antara lain bermoral, mampu bekerjasama, mampu ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 42 beradaptasi, kreatif, inovatif, mandiri, memiliki kemampuan bersaing, menguasai ketrampilan tinggi dan praktis, dan menguasai sistem informasi. Upaya untuk mengantisipasi tuntutan di atas dimulai dari penetapan bahwa perguruan tinggi tidak dituntut untuk menghasilkan pebelajar yang penurut, melainkan pebelajar yang kritis, pengamat yang berani memiliki pendapat yang benar, meskipun mungkin berbeda, yang sifatnya kontradiktif dan original, serta yang minat dan motivasi belajarnya tinggi (Semiawan, 199 : 26). Untuk itu, suasana belajar yang kondusif harus diciptakan melalui pendekatan pembelajaran yang tepat. Dalam keragaman mahasiswa, penyebaran ilmu pengetahuan harus dijalankan dalam suatu komunikasi pada berbagai tingkat, dengan berbagai cara, dan melalui berbagai media (Semiawan, 1999: 31). Berbagai usaha dilakukan untuk untuk mencapai kondisi pendidikan di perguruan tinggi yang diharapkan, seperti pembinaan kurikulum, peningkatan sarana, pembinaan proses pembelajaran, dan pembinaan tenaga pengajar. Pembinaan kurikulum, antara lain dilakukan dengan pemberian kegiatan yang memungkinkan mahasiswa untuk berkembang mencapai kemandirian, seperti seminar akademik yang bersifat wajib. Seminar akademik diharapkan mampu melatih mahasiswa untuk bekerjasama, saling tukar informasi, dan meningkatkan daya transfer pengetahuan dan keterampilan untuk memecahkan masalah. Dari segi moral, seminar akademik diharapkan dapat melatih mahasiswa untuk menghargai pendapat orang lain, menghormati orang yang sedang bicara, dan bersikap rendah hati. Agar memberikan hasil maksimal, diperlukan perbaikan terhadap pelaksanaan seminar akademik mahasiswa. Kemajuan teknologi ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 43 komunikasi sekarang ini memberikan harapan yang besar ke arah itu. Saat ini, seminar bisa dilakukan dengan komunikasi melalui jaringan komputer, atau lebih dikenal dengan istilah komunikasi bermedia komputer. Model seminar ini tidak mengharuskan peserta seminar untuk berada dalam satu ruangan agar bisa berkomunikasi secara tatap muka, melainkan bisa berada pada jarak yang saling berjauhan dan melakukan komunikasi melalui jaringan komputer. Seminar akademik di Jurusan Pendidikan Matematika IKIP Negeri Singaraja sampai saat ini dilakukan secara tatap muka. Masih tampak keengganan mahasiswa untuk menyampaikan pertanyaan atau pendapatnya. Alasan yang bisa dikemukakan, antara lain (1) mahasiswa takut kalau pertanyaan atau pendapatnya dianggap terlalu mudah atau kurang relevan; (2) mahasiswa takut kalau pertanyaan atau pendapatnya mempengaruhi nilai; dan (3) pembicaraan didominasi oleh mahasiswa yang ngotot sehingga mahasiswa lain enggan menyampaikan pendapat. Pada kesempatan ini, dikaji motivasi mahasiswa untuk mengikuti seminar dengan mencoba seminar melalui komunikasi bermedia komputer dibandingkan dengan seminar dengan komunikasi tatap muka. Diharapkan, seminar melalui media komunikasi jaringan komputer dapat meningkatkan motivasi mahasiswa untuk mengikuti seminar. Motivasi didefinisikan sebagai faktor penentu (determinants) dari perilaku individu dalam wujud kebutuhan (needs), dorongan (drives), dan desakan hati (impuls), yang bekerja di bawah kesadaran (Bandura, 1977:2). Jawaban atas pertanyaan mendasar seperti “mengapa individu melakukan suatu aktivitas” akan sampai pada pembahasan tentang motivasi. Motivasi sebagai faktor penentu perilaku bisa diduga dari perilaku yang ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 44 ditimbulkannya. Motivasi berprestasi dapat dikaji dari perilaku berprestasi, motivasi kuriositas dapat diduga dari perilaku selalu bertanya, motivasi berkuasa bisa tampak dari perilaku menguasai, demikian juga motivasi belajar dapat dikaji dari perilaku dalam konteks belajar . Woolfolk (1993 : 336) mendefinisikan motivasi sebagai suatu keadaan internal yang muncul, mengarahkan, dan mempertahankan perilaku. Motivasi menjadikan individu melakukan berbagai aktivitas, seperti makan, belajar, bekerja, berbelanja, atau mengejar jabatan. Bagi Woolfolk (1993:337), psikolog-psikolog yang mempelajari motivasi memusatkan perhatian pada tiga persoalan dasar, yaitu (1) persoalan yang berhubungan dengan pemicu suatu tindakan atau perilaku tertentu; (2) persoalan yang berhubungan dengan keinginan seseorang untuk bergerak ke arah suatu tujuan tertentu; dan (3) persoalan yang berkaitan dengan persistensi atau ketekunan seseorang dalam usaha untuk mencapai tujuan itu. Motivasi juga dipandang sebagai variabel kendali (intervening) yang menghubungkan berbagai stimulus dengan respon yang bervariasi (Zimbardo & Ruch, 1976:255). Prilaku yang termotivasi merupakan sinergi dari berbagai sumber getaran. Ajakan teman, cerita orang tua, berita di televisi, atau perilaku guru dapat menciptakan suasana belajar yang penuh kegairahan. Ditambahkan oleh Zimbardo & Ruch (1976:256) bahwa motivasi dicirikan oleh berbagai penampilan, seperti getaran energi, usaha yang mengarah pada suatu tujuan, perhatian terhadap stimulus yang relevan, respon yang terorganisir ke dalam suatu pola, situasi menetap sampai terjadinya perubahan kondisi. ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 45 Maslow (dalam Hjele dan Ziegler, 1992: 448) meyakini bahwa individu termotivasi untuk mencari tujuan pribadinya yang menjadikan hidupnya berharga dan bermakna. Sebagai penganut aliran humanistik, Maslow (2000: 5-8) mengatakan bahwa kebutuhan manusia pada dasarnya memiliki hirarki atau tingkatan tertentu. Masing-masing tingkatan saling bergantung satu sama lain, sehingga kebutuhan yang satu mendasari kebutuhan yang lainnya. Tingkat kebutuhan dimaksud terdiri dari enam tingkatan, yakni (1) kebutuhan fisiologis, (2) kebutuhan rasa aman, (3) kebutuhan akan rasa memiliki dan cinta, (4) kebutuhan rasa percaya diri, (5) kebutuhan untuk mengetahui dan memahami, dan (6) kebutuhan untuk aktualisasi diri. Motivasi bisa datang dari berbagai fungsi individu, seperti belajar, berinteraksi, berprestasi, bekerja, atau fungsi lainnya. Dalam konteks ini, Hjelle dan Ziegler (1992: 15) menambahkan bahwa motivasi adalah aspek proses dari fungsi individu yang difokuskan pada perubahan perilaku yang dinamis. Perubahan perilaku yang dinamis sebagai hasil dari interaksi individu dengan lingkungannya sangat mempengaruhi motivasi. Sebagai karakteristik individu, fenomena motivasi datang dari berbagai aspek dari beberapa isu, seperti keyakinan, emosi, kesadaran (Sorrentino dan Higgins, 1986: 406). Vigotsky (dalam Hamilton & Ghatala (1994:367), menambahkan bahwa motivasi bersumber pada aktivitas inheren dan keingintahuan dari anak-anak dikombinasikan dengan kebutuhan untuk menguasai pengetahuan, kemauan belajar, dan kemauan berkembang dari orang dewasa. Berdasarkan definisi-definisi motivasi yang telah diuraikan, yang dimaksud dengan motivasi secara konseptual dalam penelitian ini adalah ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 46 penentu atau determinan dari perilaku individu dalam wujud kebutuhan, dorongan, dan desakan hati. Perilaku dimaksud meliputi belajar, berprestasi, atau berkarya. Komunikasi adalah transfer informasi yang bermakna dari satu orang kepada orang yang lain (Rogers, 1995:314). Hovland (1999:4), lebih lanjut menyatakan bahwa komunikasi adalah proses individu (komunikator) mentransfer stimuli (umumnya berupa simbol verbal) untuk memodifikasi perilaku individu yang lain (komunikate). Agar lebih tampak proses yang terjadi dalam komunikasi dan komponnen-komponen yang terlibat di dalamnya, Lasswell (dalam Onong Ucahyana, 1999:10) mengemukakan sebuah paradigma, yang menyatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan: Siapa mengatakan apa dengan saluran yang bagimana kepada siapa dan dengan efek apa. Berdasarkan definisi-definisi komunikasi yang telah diuraikan, yang dimaksud dengan komunikasi pada penelitian ini adalah transfer informasi dari satu individu (komunikator) kepada individu yang lain (komunikate) melalui saluran tertentu yang menimbulkan efek tertentu pula. Bila diperhatikan definisi tersebut, dalam komunikasi paling tidak terdapat lima komponen, yaitu pemberi informasi (komunikator), informasi, media komunikasi, dan penerima informasi (komunikate). Informasi atau pesan dapat berwujud kata-kata, isyarat, atau ekspresi. Menurut media yang digunakan, komunikasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu komunikasi melalui media massa dan komunikasi interpersonal. Komunikasi melalui media massa berarti transfer informasi melibatkan media massa, seperti radio, televisi, surat kabar, dan ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 47 sebagainya, yang memungkinkan sumber informasi menjangkau audien dalam jumlah yang besar; sementara itu, komunikasi interpersonal berarti pertukaran informasi melalui tatap muka (Rogers, 1995: 194). Trenholm (1991: 24) menambahkan bahwa komunikasi bermedia adalah komunikasi yang menggunakan media mesin atau elektronik untuk menyampaikan pesan. Perkembangan teknologi memberikan imbas yang besar terhadap perkembangan media komunikasi. Apabila sebelumnya yang tergolong media massa hanya radio, televisi, atau surat kabar, belakangan media massa sudah mencakup jaringan komputer. Sejak itu, dikenal istilah komunikasi bermedia komputer, yang diartikan sebagai bermacam-macam teknik yang memungkinkan manusia berkomunikasi melalui jaringan komputer (Romizowsky & Mason, 1996: 434). Perkembangan layanan komunikasi berbasis komputer terjadi sejalan dengan perkembangan teknologi jaringan komputer, yaitu dua atau lebih komputer yang saling dihubungkan sehingga membentuk jaringan (Markwood, 1994: 200). Bila komputer-komputer itu ada dalam satu bangunan atau berjarak cukup dekat, sehingga terhubung secara permanen maka disebut jaringan komputer lokal (local area network); sedangkan bila komputer-komputer itu berjarak jauh dan diperlukan saluran telpon atau saluran radio untuk menghubungkannya maka disebut jaringan komputer luas (wide-area network). Berkenaan dengan teknologi komunikasi bermedia komputer, jaringan komputer lebih dikenal dalam wujud internet dan intranet. Internet adalah jaringan komputer yang terdiri dari jaringan-jaringan komputer (Markwood, 1994: 200). Beberapa layanan komunikasi yang ada pada ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 48 internet yang cukup populer, antara lain, konferensi komputer (computer conferencing), surat elektronik (electronic mail), kelompok diskusi (discussion lists), dan bulletin boards. Intranet adalah jaringan komputer yang khusus untuk penggunaan pada lingkungan suatu organisasi (Kurniadi, 1998: 5). Jika dilihat dari sudut teknisnya, intranet bisa didefinisikan sebagai penggunaan teknologi internet dan WWW (world wide web) di dalam sebuah jaringan komputer lokal. Umumnya komunikasi berbasis komputer bersifat saluran ganda (multiple channel), walaupun pada kenyataannya bisa juga dibuat untuk melayani komunikasi hanya antara dua orang saja. Mengacu pada deskripsi tentang media komunikasi, media komunikasi dibedakan menjadi dua, yaitu komunikasi melalui media massa berupa jaringan komputer (intranet), yang selanjutnya disebut komunikasi bermedia komputer dan komunikasi tatap muka. Dalam komunikasi bermedia komputer, fasilitas komunikasi yang dimanfaatkan adalah electronic mail (e-mail) dan chatting. Komunikator menyampaikan informasi kepada komunikate melalui keyboard komputer; sebaliknya, komunikate menerima informasi melalui tampilan teks, grafik, atau gambar di monitor komputer. Selama proses komunikasi, tidak ada peluang bagi komunikator dan komunikate untuk melakukan kontak langsung. Komunikasi bermedia komputer, baik intranet maupun internet, merupakan inovasi baru. Internet merupakan kecenderungan sistem komunikasi di masa mendatang dengan berbagai keunggulan. Berdasarkan pola pikir tersebut, diduga terdapat perbedaan motivasi berseminar antara kelompok mahasiswa yang mengikuti seminar melalui komunikasi bermedia komputer dengan kelompok yang mengikuti seminar melalui ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 49 komunikasi tatap muka. Motivasi berseminar dari kelompok mahasiswa yang mengikuti seminar melalui komunikasi bermedia komputer cenderung lebih kuat daripada kelompok mahasiswa yang mengikuti seminar melalui komunikasi tatap muka. Dugaan ini sejalan dengan pendapat Moore & Taylor (1996: 71) yang mengatakan bahwa pembelajaran dengan komunikasi bermedia komputer bisa mendorong pertukaran ide, meningkatkan partisipasi, meningkatkan keinginan untuk mencoba, dan meningkatkan kerjasama. Cristine Steeples (1999: 243) menambahkan bahwa komunikasi bermedia komputer dalam pembelajaran dapat meningkatkan fleksibilitas dalam kegiatan bertukar informasi. 2. Metodologi Penlitian Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimen. Variabel terikat yang dikaji adalah motivasi mengikuti seminar, sebagai akibat dari perlakuan terhadap variabel bebas berupa media komunikasi. Komunikasi dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu komunikasi bermedia jaringan komputer pada kelompok eksperimen dan komunikasi tatap muka pada kelompok kontrol. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Pendidikan Matematika IKIP Negeri Singaraja. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling, yaitu dengan mengambil mahasiswa yang memprogramkan mata kuliah Komputer dan mata kuliah Seminar. Terpilih 35 orang sebagai sampel, yang 15 orang di antaranya memprogramkan mata kuliah Komputer dan sekaligus dijadikan kelompok eksperimen, sementara yang lain dijadikan kelompok kontrol. ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 50 Pengumpulan data motivasi belajar Matematika dilakukan dengan angket, yang secara khusus didesain untuk keperluan tersebut. Sebelumnya dilakukan kalibrasi (uji coba) pada instrumen motivasi untuk mengetahui validitas butir dan reliabilitas instrumen tersebut. Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan uji hipotesis, meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Uji hipotesis dilakukan melalui metode statistika uji beda dengan formula statistik tes-t (t-test). 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan 3.1 Hasil Penelitian Uji normalitas dengan uji Lilliefors yang dikenakan pada kelompok eksperimen menunjukkan bahwa harga statistik untuk kelompok eksperimen besarnya 0,128 dengan signifikansi 0,200, sedangkan harga statistik untuk kelompok kontrol besarnya 0,124 dengan signifikansi 0,200. Ternyata, harga statistik uji Lilliefors untuk kedua kelompok memiliki signifikansi lebih besar daripada harga 0,05. Artinya, data motivasi mengikuti seminar pendidikan Matematika untuk kedua kelompok berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pengujian homogenitas dengan uji Levene memberikan hasil pengujian berdasarkan mean sebesar 4,764 dengan signifikansi 0,036. Artinya, kedua kelompok memiliki varians yang tidak sama atau tidak homogen. Oleh karena itu, rumus uji-t yang digunakan adalah rumus uji-t untuk populasi yang tidak homogen. Hasil perhitungan uji-t yang dilakukan memberikan nilai t hitung sebesar 2,937 dengan signifikansi 0,011. Ternyata, nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Ini berarti bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 51 terdapat perbedaan motivasi mengikuti seminar antara mahasiswa yang mengikuti seminar pendidikan Matematika bermedia komputer dan mahasiswa yang mengikuti seminar pendidikan Matematika dengan tatap muka. Motivasi mengikuti seminar dari kelompok mahasiswa yang mengikuti seminar pendidikan Matematika dengan media komunikasi jaringan komputer cenderung lebih kuat dengan skor rerata=107,5333 dibandingkan motivasi mengikuti seminar pendidikan Matematika dari kelompok mahasiswa yang mengikuti seminar pendidikan Matematika tatap muka dengan skor rerata=91,1500. 3.2 Pembahasan Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima setelah dilakukan analisis data dengan uji statistik. Uji hipotesis menemukan bahwa terdapat perbedaan motivasi mengikuti seminar pendidikan Matematika antara kelompok mahasiswa yang mengikuti seminar dengan media jaringan komputer dan kelompok mahasiswa yang mengikuti seminar tatap muka. Motivasi mengikuti seminar pendidikan Matematika dari kelompok mahasiswa yang mengikuti seminar dengan media komunikasi jaringan komputer cenderung lebih kuat dibandingkan motivasi mengikuti seminar pendidikan Matematika dari kelompok mahasiswa yang mengikuti seminar tatap muka. Temuan bahwa motivasi mengikuti seminar pendidikan Matematika dari kelompok mahasiswa yang mengikuti seminar dengan media komunikasi jaringan komputer cenderung lebih kuat dibandingkan motivasi mengikuti seminar pendidikan Matematika dari kelompok mahasiswa yang mengikuti seminar dengan tatap muka merupakan hal yang wajar. Seminar ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 52 dengan media komunikasi jaringan komputer memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan seminar tatap muka. Keunggulan dimaksud meliputi bebas konteks, bebas konvensi sosial, dan bersifat pribadi. Bebas konteks diartikan sebagi bebas pengaruh psikologis lingkungan. Jika seminar menggunakan komputer sebagai media komunikasi, maka antara penyaji dengan peserta atau antarpeserta tidak terjadi komunikasi tatap muka. Oleh karena itu, kalau mau bertanya peserta didik tidak perlu memperhatikan apakah penyaji atau peserta lain sedang sibuk atau sedang kesal. Saat bagaimanapun peserta seminar bebas mengirimkan pertanyaan atau komentar kepada penyaji atau peserta lain. Sementara itu, karakteristik bebas konvensi sosial diartikan sebagai tidak terikat pada etika sosial yang berlaku. Komunikasi seminar bermedia komputer tidak terlalu memperhatikan etika sosial yang berlaku, seperti tata krama terkait waktu, antrian, sikap maupun perilaku lainnya. Bila ingin bertanya kepada penyaji, maka peserta bisa langsung mengirim pertanyaan lewat komputer, tidak mesti menggunakan mekanisme birokrasi. Selain bebas konteks dan bebas konvensi sosial, seminar dengan komunikasi bermedia jaringan komputer juga bersifat pribadi. Komunikasi seminar bermedia komputer sangat menjamin kerahasiaan informasi dari masing-masing peserta. Informasi dari seorang peserta tidak akan diketahui peserta lain apabila memang hanya ditujukan pada penyaji atau peserta tertentu saja. Oleh karena itu, perilaku seperti takut mengemukakan pendapat sedikit demi sedikit akan bisa dihilangkan. Karakteristik komunikasi seminar bermedia komputer yang bebas konteks, bebas konvensi sosial, dan bersifat pribadi akan mendorong ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 53 keberanian peserta didik untuk bertanya atau mengemukakan pendapat. Mereka tidak perlu merasa malu kalau pertanyaan atau komentarnya dinilai terlalu remeh atau melenceng karena tidak ada peserta lain yang mengetahui. Demikian pula dalam bertanya peserta didik tidak perlu terlalu memperhatikan keberadaan penyaji, baik dari segi waktu atau tingkat kesibukan. Dengan demikian, motivasi mengikuti seminar akan semakin tumbuh. Diperlukan keterampilan khusus agar peserta didik mampu berkomunikasi dengan media komputer. Informasi tentang tata-cara berkomunikasi dengan media komputer tersedia pada komputer itu sendiri. Jika peserta ingin dapat berkomunikasi dengan baik dan lancar maka mereka harus mencari sendiri informasi tersebut di komputer. Dengan demikian, kreativitas peserta akan berkembang dengan baik. Selain itu, mengingat komunikasi bermedia komputer merupakan inovasi baru, rasa ingin tahu peserta akan terbangkitkan. Bahkan, rasa ingin tahu itu semakin berkembang sejalan dengan ditemukannya informasi baru untuk bisa mengoptimalkan komunikasi melalui komputer. Dengan demikian, motivasinya mengikuti seminar akan semakin meningkat. 4. Penutup Penelitian ini menemukan bahwa terdapat perbedaan motivasi mengikuti seminar pendidikan Matematika antara kelompok mahasiswa yang mengikuti seminar dengan media jaringan komputer dan kelompok mahasiswa yang mengikuti seminar tatap muka. Motivasi mengikuti seminar pendidikan Matematika dari kelompok mahasiswa yang mengikuti seminar dengan media komunikasi jaringan komputer cenderung lebih kuat ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 54 dengan skor rerata=107,5333 dibandingkan motivasi mengikuti seminar pendidikan Matematika dari kelompok mahasiswa yang mengikuti seminar dengan tatap muka dengan skor rerata=91,1500. Hasil perhitungan uji-t memberikan hasil t hitung sebesar 2,937 dengan signifikansi 0,011 yang jauh lebih kecil daripada 0,05. Artinya, perbedaan motivasi mengikuti seminar pendidikan Matematika dari dua kelompok yang dibandingkan memang berbeda secara signifikan. Temuan di atas mengantarkan pada simpulan bahwa, terdapat pengaruh media komunikasi terhadap motivasi mengikuti seminar pendidikan Matematika. Media komunikasi berbasis komputer cenderung lebih mampu meningkatkan motivasi mengikuti seminar pendidikan Matematika daripada media komunikasi tatap muka. Keunggulan tersebut terjadi akibat beberapa karakteristik media komunikasi berbasis komputer yang cenderung lebih memotivasi mahasiswa. Karakteristik dimaksud meliputi ketidakterikatan pada konteks, ketidakterikatan pada konvensi sosial, dan lebih bersifat pribadi. Karakteristik komunikasi seminar bermedia komputer yang bebas konteks, bebas konvensi sosial, dan bersifat pribadi akan mendorong keberanian peserta didik untuk bertanya atau mengemukakan pendapat. Selain itu, komunikasi bermedia komputer juga dapat meningkatkan kreativitas mahasiswa karena, untuk dapat berkomunikasi dengan lancar mahasiswa harus kreatif mencari tata cara berkomunikasi yang tersimpan di komputer. Meningkatnya kreativitas sekaligus akan meningkatkan motivasi. Penelitian ini menemukan bahwa media komunikasi mempengaruhi motivasi untuk mengikuti seminar pendidikan Matematika. Seminar dengan media komunikasi berbasis komputer cenderung menghasilkan motivasi ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 55 yang lebih kuat dibandingkan dengan seminar tatap muka. Oleh karena itu, kepada penyelenggara seminar, khususnya seminar pendidikan Matematika, disarankan untuk menggunakan media komunikasi berbasis komputer sebagai media komunikasi seminar alternatif. Media komunikasi seminar berbasis komputer yang digunakan pada penelitian ini masih perlu disempurnakan. Fasilitas yang digunakan terbatas pada penyajian paper (browsing) dan diskusi (chatting). Fasilitas e-mail belum dimanfaatkans secara optimal, bahkan trasfer file tidak digunakan sama sekali. Untuk itu, kepada pihak yang berminat disarankan untuk menyempurnakan penelitian ini dengan menerapkan fasilitas lain di intranet, seperti e-mail dan transfer file. Bila perlu, lingkungan kerja diperluas dari intranet ke internet. DAFTAR PUSTAKA Good, Thomas L. & Jere E. Brophy. 1990. Educational Psichology, A Realistic Approach. New York: Longman. Hamilton, Richard & Elizabeth Ghatala. 1994. Learning and Instruction. New York: McGraw-Hill. Hjelle, Larry A. & Daniel J. Ziegler. 1992. Personality Theories. New York: McGraw Hill Inc. Hovland, Carl I. 1999. “Social Communication”, dikutip langsung oleh Onong Uchjana Efendi, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya. ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 56 IKIP Singaraja, Pedoman Studi IKIP Singaraja Tahun 2002. Singaraja: Unit Penerbitan IKIP Singaraja. Kurniadi, Andi. 1998. Intranet, Jakarta: Elex Media Komputindo. Lasswell, Harold. 1999. “The Structure and Function of Communication in Society”, dikutip langsung oleh Onong Uchjana Efendi, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya. Markwood, Richard A. 1994. “Computer Tools for Distance Education”, Distance Education Strategies and Tools, ed. Barry Willis, Englewood Cliffs, NJ: Educational Technology Publications. Maslow, A.H. 1992. “Motivation and Personality”, dikutip langsung oleh Larry A. Hjele & Daniel J. Ziegler, Personalty Theories, New York: McGraw Hill Inc. McKnight, Cliff, cs. 1996. “User-Centered Design of Hypertext/ Hypermedia for Education”, Educational Communications and Technoloy, ed. David H. Jonassen, New York: Simon & Schuster Macmillan. Moore, David M. & C. David Taylor. 1996. Student Participation, Interaction, and Regulation in A Computer Mediated Communication Environment, Journal of Computing research, Vol. 14(3). Rogers, Everet M. 1995. Diffusion of Innovations, New York: The Free Press. Rogers, Everet M. 1986. Communication Technology, The New Media In Society, New York: The Free Press. ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 57 Romiszowski, Alexander J. & Robin Mason. 1996. “Computer Mediated Communication”, Educational Communications and Technoloy, ed. David H. Jonassen, New York: Simon & Schuster Macmillan. Semiawan, Conny R. 1999. Pendidikan Tinggi: Peningkatan Kemampuan Manusia Sepanjang Hayat Seoptimal Mungkin, Jakarta: Grasindo. Steeples, Christine. 1996. Technological Support for teaching and Learning: Computer Mediated Communication in Higher Education, Computer education, Vol. 26, No. 1. Suryadi, Ace. 1999. Pendidikan, Investasi SDM, dan Pembangunan, Jakarta: Balai Pustaka. Woolfolk, Anita E. 1993. Bacon. Educational Psychology, Boston: Allin & ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007