ISSN 0215 - 8250 58 PENGARUH PEMBERIAN MODUL MATEMATIKA DASAR TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA NEGERI 4 SINGARAJA oleh Manimpan Siregar Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA, Universitas Pendidikan Ganesha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar Kimia antara siswa yang diberi Modul Matematika Dasar dan siswa tanpa diberi Modul Matematika Dasar. Subjek penelitian ini adalah kelas XI IPA SMA Negeri 4 Singaraja yang terdiri dari dua kelas, yaitu kelas XI IPA1 sebagai kelompok yang diajar dengan pembelajaran Kimia berbantuan Modul Matematika Dasar, dan kelas XI IPA2 sebagai kelompok yang diajar tanpa bantuan Modul Matematika Dasar. Pemilihan kelompok ini ditentukan dengan teknik undian. Selanjutnya masing-masing kelompok dipilah menjadi dua berDasarkan kemampuan Matematika, yaitu kelompok kemampuan Matematika tinggi dan kelompok kemampuan Matematika rendah. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah (1) hasil belajar Kimia terhadap pokok bahasan Laju Reaksi dan Kesetimbangan Kimia yang diukur dengan tes objektif pilihan berganda setelah diberi perlakuan, dan (2) data kemampuan Matematika siswa yang diperoleh dari nilai tes akhir pada saat duduk di kelas satu semester II tahun akademik 2003/2004. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis varians dua arah (Anava Dua Arah). Hasil penelitian ini menunjukkan (1) tidak terdapat perbedaan hasil belajar secara signifikan pada taraf signifikansi 5% antara siswa yang diajar dengan pembelajaran Kimia berbantuan modul Matematika Dasar dan siswa yang diajar tanpa bantuan modul Matematika Dasar, (2) terdapat perbedaan hasil belajar secara signifikan pada taraf signifikansi 5% antara siswa kelompok kemampuan Matematika tinggi ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 59 dengan siswa kelompok kemampuan Matematika rendah. Hasil belajar Kimia dari siswa kelompok kemampuan Matematika tinggi lebih tinggi dari hasil belajar Kimia siswa kelompok kemampuan Matematika rendah. Terhadap temuan tersebut di atas dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut. (1) Hasil belajar Kimia siswa SMA tidak hanya ditentukan oleh kemampuan Matematika Dasar, melainkan dikonstribusi oleh kemampuan penguasaan konsep-konsep Kimia, aturan-aturan Kimia dan faktor-faktor lain yang tidak dipertimbangkan dalam penelitian ini, misalnya kebiasaan belajar, IQ, motivasi, yang perlu diteliti secara intensif. (2) Eksperimen yang dilakukan perlu diperluas dengan melibatkan faktor lain yang dipandang mempengaruhi hasil belajar Kimia siswa. Kata kunci : modul Matematika Dasar, hasil Belajar. ABSTRACT The aim of the study was to find out the difference in the achievement between the students learning based on the Basic Mathematic Module and those learning without the Module. The subjects were the students of Class XI IPA SMA Negeri 4 Singaraja, involving two groups, i.e., group XI IPA1 learning chemistry based on the Basic Mathematics Module, and group XI IPA2 learning chemistry without any module. The selection of the groups was based on the lottery. Every group then divided into two sub-group based on their level of achievement in mathematics (i.e., the high level ability and the low level ability). The data obtained consisted of (1) the achievement in studying reactions rates and chemical equilibrium measured by a multiple choice test after being given appropriate treatment. (2) Their achievement in mathematics measured by the final test after studying at the second semester in the first year of 2003/2004. The hypothesis was tested by two-way ANOVA. The result showed that (1) there was no significant difference in the achievement at 5% level of significance of the students learning based on the basic mathematics module and those learning without module; (2) there was a significant learning achievement at 5 % level of significance between the high ability ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 60 group and the low ability group. The achievement of the students in the high ability group was higher than those of the low ones. The findings can be explained as follows. (1) the senior high school students’ learning achievement in chemistry was not only determined by their ability in mathematics, but also contributed by their capacity in understanding the chemistry concepts, rules and other factors which were not taken into account in this study, like study habits, IQ, motivation, all of which should be taken into consideration. (2) The scope of the experiment need to be extended by involving other factors considered having important effect on the students’ learning achievement in chemistry. Key words : basic matematics modul, learning achievement. 1. Pendahuluan Di lapangan masih ditemukan bahwa, Ilmu Kimia dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan menjadi momok bagi peserta didik. Banyak faktor yang sering disebut sebagai penyebab belum optimalnya kemampuan siswa dalam pembelajaran Kimia. Hal ini terkait dengan ciri-ciri Ilmu Kimia itu sendiri. Mempelajari Ilmu Kimia tidak hanya bertujuan untuk menemukan zat-zat Kimia yang langsung bermanfaat bagi kesejahteraan umat manusia belaka. Akan tetapi juga memenuhi keinginan seseorang untuk memahami berbagai peristiwa alam yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, mengetahui hakikat materi dan perubahannya, mempelajari struktur, susunan, sifat, serta energi yang menyertai perubahan materi. Sebagian Ilmu Kimia bersifat “kasat mata” (visible), artinya dapat dilihat dari fakta konkretnya dan sebagian aspek yang lain bersifat abstrak atau “tidak kasat mata” (invisible), artinya tidak dapat dilihat fakta konkretnya. Fakta dalam Ilmu Kimia sangat banyak. Oleh karena itu, diperlukan aturan-aturan Kimia yakni generalisasi yang meringkas perilaku yang dapat diramalkan dari zat____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 61 zat yang berlainan. Aspek Kimia yang tidak dapat dilihat fakta konkretnya harus bersifat “kasat logika”, artinya kebenarannya dapat dibuktikan dengan logika Matematika sehingga rasionalisasinya dapat dirumuskan/diformulasikan. Selain itu, mempelajari Ilmu Kimia juga tidak terlepas dengan mempelajari gagasan-gagasan yang dikaitkan dengan katakata konsep Kimia. BerDasarkan fakta tersebut di atas, Kean dan Middlecamp (1985:58) memberikan ciri-ciri Ilmu Kimia berikut. (1) Sebagian besar Ilmu Kimia bersifat abstrak yang menuntut siswa membayangkan keberadaan materi tersebut tanpa mengalaminya secara langsung. (2) Ilmu Kimia merupakan penyederhanaan dari yang sebenarnya. Agar segala sesuatunya mudah dipelajari, pelajaran Kimia dimulai dari gambaran yang disederhanakan. Tetapi, perilaku sistem-sistem sederhana ini sering kali sangat berlainan dari perilaku sistem-sistem yang lebih rumit yang terdapat di alam. (3) Materi Kimia sifatnya berurutan dan berkembang dengan cepat. (4) Ilmu Kimia tidak hanya sekadar memecahkan soal-soal. Memecahkan soal-soal yang terdiri dari angka-angka (soal numerik) sering kali bergantung kepada pengetahuan siswa tentang deskripsi fakta Kimia, aturan-aturan Kimia, peristilahan Kimia, dan lain-lain. (5) Bahan/materi yang dipelajari dalam Ilmu Kimia sangat banyak. Pada saat ini pengetahuan Dasar Matematika dan keterampilan menggunakannya merupakan kebutuhan penting bagi setiap orang. Membilang, menambah, mengurangi, mengalikan, membagi, menimbang, mengukur, menjual, membeli adalah proses-proses Matematika sederhana yang menunjukkan dengan jelas besarnya nilai praktis Matematika dalam kehidupan sehari-hari. Matematika juga dapat memberi bantuan yang amat ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 62 besar dalam mempelajari Ilmu pengetahuan yang lain. Dalam Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah Depdikbud (1993:1) disebutkan, Tujuan diberikannnya Matematika pada pendidikan Dasar dan pendidikan menengah adalah mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan dalam kehidupan dan dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas Dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif, dan efisien, mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan Matematika dan pola pikir Matematika dalam kehidupan sehari-hari dalam mempelajari berbagai Ilmu pengetahuan. Mellor (dalam Sujono 1988:21) juga menyatakan, bahwa “It is impossible to follow the later developments of fisical or general chemistry without a working knowledge of higher mathematics”. Arifin 1995 (dalam Rusmansyah dan Yudha Irhasyuarna, 2002:173) menyatakan bahwa salah satu kesulitan siswa dalam mempelajari Ilmu Kimia dapat bersumber dari kesulitan memecahkan soal-soal yang terdiri dari angka-angka (soal numerik). Hubungan Matematika dengan Kimia cukup erat. Semua pembentukan persenyawaan Kimia disusun berDasarkan perhitungan perhitungan Matematika. Proses-proses dan perhitungan Matematika banyak diterapkan dalam pembelajaran Kimia. Rumus Matematika yang digunakan dalam pelajaran Kimia tidak hanya dengan menggunakan aturan verbal (terdiri dari kata-kata). Dalam suatu rumus Matematika, sifat materi juga dipaparkan dengan huruf dan angka (bukan oleh kata-kata), sehingga penggunaan lambang dapat menyebabkan rumus Matematika sukar dipelajari dan digunakan. Grafik merupakan suatu bentuk untuk memaparkan aturan Kimia. Grafik merupakan pemaparan visual mengenai bagaimana dua sifat dihubungkan. Tiap grafik yang dijumpai haruslah ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 63 diterjemahkan ke dalam satu atau lebih aturan verbal (dengan kata-kata). Dalam pengambilan keputusan, hasil pengukuran secara kuantitatif dengan menggunakan alat tertentu diekspresikan dalam simbol Matematika, dicatat dengan satuan tertentu, hubungan variabel digambarkan dalam bentuk pernyataan Matematika yang lebih eksak. Karena itu, untuk membantu siswa agar lebih mudah memahami Kimia, pengetahuan Dasar Matematika yang sudah dimiliki oleh siswa perlu disegarkan/dimantapkan kembali. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah melalui latihan mengerjakan soal-soal dengan menggunakn modul. Oleh karena itu, pembelajaran Kimia berbantuan modul Matematika Dasar, khususnya materi yang berhubungan dengan Matematika, perlu dicoba dan diuji efektivitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk, (1) mengetahui dan mendeskripsikan perbedaan hasil belajar Kimia antara siswa yang diajar dengan pembelajaran Kimia berbantuan modul Matematika Dasar dan tanpa bantuan modul Matematika Dasar, (2) mengetahui dan mendeskripsikan perbedaan hasil belajar Kimia antara siswa yang memiliki kemampuan Matematika tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan Matematika rendah. Manfaat yang dapat dipetik dari penelitian ini adalah, (1) Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan alternatif model pembelajaran Kimia khususnya materi yang berkaitan dengan Matematika. (2) Bagi siswa, hasil penelitian ini akan menjadikan siswa menyadari bahwa pengetahuan Matematika dan keterampilan menggunakannya sangat penting. Matematika dapat memberi bantuan yang besar dalam mempelajari Ilmu Kimia dan pengetahuan yang lain. ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 64 2. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan satu kelompok sebagai kelompok yang diajar dengan pembelajaran Kimia berbantuan modul Matematika Dasar dan satu kelompok tanpa bantuan modul Matematika Dasar. Kedua kelompok hanya diberi tes akhir setelah diberi perlakuan, tanpa didahului dengan tes untuk menyamakan sampel Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 4 Singaraja tahun ajaran 2004/2005. Banyaknya kelas adalah dua kelas yang masing-masing dijadikan kelompok A1 sebagai kelompok yang diajar dengan pembelajaran Kimia berbantuan modul Matematika Dasar dan kelompok A2 sebagai kelompok yang diajar tanpa bantuan modul Matematika Dasar. Penentuan kelompok dilakukan dengan teknik undian. Jumlah siswa pada masing masing kelas sama, yakni 44 orang. Masingmasing kelas dipilah menjadi dua kelompok yang terdiri dari 33% (15 orang) yang memiliki kemampuan Matematika tinggi dan 33 % (15 orang) yang memiliki kemampuan Matematika rendah yang digunakan sebagai anggota kelompok. Data yang diperlukan adalah data kemampuan Matematika siswa yang diperoleh melalui studi dokumentasi dari hasil ujian akhir semester 2 kelas 1 tahun pelajaran 2003/2004 dan hasil belajar Kimia yang diperoleh melalui tes setelah dilakukan perlakuan. Penelitian ini melibatkan beberapa variabel yang dapat dikelompokkan seperti berikut. (1) Variabel bebas adalah pembelajaran Kimia dengan menggunakan modul Matematika Dasar. (2) Variabel moderator adalah kemampuan Matematika yag dibagi menjadi dua tingkatan faktor, yaitu (a) kemampuan Matematika tinggi, dan (b) ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 65 kemampuan Matematika rendah. (3) Variabel terikat adalah hasil belajar Kimia yang diukur setalah perlakuan. Desain eksperimen yang dipilih adalah desain faktorial yang dikatagorikan sebagai desain faktorial 2 x 2. Disain penelitian ini dipilih karena variabel bebas dipilah menjadi dua, yaitu pembelajaran Kimia dengan menggunakan modul Matematika Dasar dan tanpa menggunakan modul Matematika Dasar. Variabel moderator juga dipilah menjadi dua kelompok yaitu siswa yang memiliki kemampuan Matematika tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan Matematika rendah. Rancangan faktorial 2 x 2 yang dimaksudkan menurut Issac and Michal dapat dilihat pada gambar 01 berikut. Gambar 01 : Rancangan Faktorial 2 x 2 Menurut Issac and Michal Klp.A1 Klp. A2 Klp Matematika tinggi (B1) Klp Matematika rendah (B2) Jumlah Untuk menganalisis data, digunakan Analisis Varians Dua Arah (Anava Dua Arah). Uji Hipotesis. a. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar dengan pembelajaran Kimia berbantuan modul Matematika Dasar dan siswa yang diajar tanpa bantuan modul Matematika Dasar digunakan rumus, MSA F(A) = --------------MSdalam ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 66 Hipotesis statistik : H0 : µ1 = µ2 H1 : µ1 ≠ µ2 Kriteria Pengujian: Tolak H0 jika FA > Ftabel(dbA: dbD: 0,05), dalam hal lain terima H0 b. Untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang memiliki kemampuan Matematika tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan Matematika rendah digunakan rumus, MSB F(B) = ---------MSdalam Hipotesis statistik : H0 : µ1 = µ2 H1 : µ1 ≠ µ2 Kriteria Pengujian: Tolak H0 jika FB > Ftabel(dbA: dbD: 0,05), dalam hal lain terima H0 c. Untuk mengetahui apakah kemampuan Matematika berinteraksi dengan metode mengajar ( berbantuan modul Matematika) digunakan rumus, MSAxB F(AB) = ---------MSdalam Hipotesis statistik : H0 : µ1 = µ2 H1 : µ1 ≠ µ2 Kriteria Pengujian: Tolak H0 jika FAB > Ftabel(dbA: dbD: 0,05), dalam hal lain terima H0 ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 67 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan 3.1 Hasil Penelitian. Dari hasil tes setelah perlakuan dilakukan skor hasil belajar Kimia untuk masing masing kelompok dapat disajikan dalam tabel 01 berikut. Tabel 01 : Skor Hasil Belajar Kimia ∑YA1 ∑YA2 ∑XA1.A2 B1 1000,1 973,2 1973,3 B2 887,9 867,4 1755,3 Jumlah 1888 1840,6 3728,6 Untuk memudahkan di dalam perhitungan Anava Dua Arah, maka tabel 02 berikut ini adalah tabel kerja perhitungan Anava Dua. Tabel 02 : Tabel Kerja Anava Dua Arah B1 B2 ∑A A1 A1B1 ∑Y = 1000,1 ∑Y2= 69132,95 SS = 2452,95 n = 15 A1B2 ∑Y = 887,9 ∑Y2= 54180,33 SS = 1622,57 n = 15 ∑YA1 = 1888,0 ∑Y2A1= 123313,28 ∑SSA1= 4075,52 n = 30 A2 A2B1 ∑Y = 973,2 ∑Y2= 66025,42 SS = 2884,204 n = 15 A2B2 ∑Y = 867,4 ∑Y2= 52487,42 SS = 2328,57 n = 15 ∑YA2 = 1840,6 ∑Y2A2= 118512,84 ∑SSA2= 5212,774 n = 30 ∑B ∑YB1 = 1973,3 ∑Y2B1= 135158,37 ∑SSB1= 5337,154 n = 30 ∑YB2 = 1755,3 ∑Y2B2= 106667,75 ∑SSB2= 3951,14 n = 30 ∑YT = 3728,6 ∑Y2T = 241826,12 ∑SSdlm = 9288,29 n = 60 ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 68 Jumlah kwadrat pada masing-masing kelompok (SS) dihitung dengan mengunakan rumus, ∑(Yi)2 SSSetiap klpk = ∑Y2i - -----------NT Ringkasan dari hasil-hasil perhitungan Anava Dua Arah dapat disajikan dalam tabel 03 berikut. Tabel 03 : Ringkasan Hasil Perhitungan Anava Dua Arah. Sumber Varian SS db MS Fh FT α= 0,05 A 37,445 1 37,445 0,226 0,252 B 792,069 1 796,069 4,7996 4,02 0,686 1 0,686 0,004 0,252 Dlm Perlakuan 9288,294 56 Total 10118,494 59 AB 165,86 Dari data tersebut diperoleh, bahwa (1) FA < Ft, karena itu H0 diterima, dalam arti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar dengan bantuan modul Matematika Dasar dan tanpa bantuan modul Matematika Dasar, (2) FB>FT, karena itu H0 ditolak, dalam arti terdapat perbedaan hasil belajar Kimia antara siswa yang memiliki kemampuan Matematika tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan Matematika rendah. (3) FAxB < FT, karena itu H0 diterima, dalam arti tidak terdapat interaksi yang signifikan antara kemampuan Matematika dengan metode pembelajaran. ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 69 3.2 Pembahasan. Dari hasil analisis ditemukan, bahwa (1) Modul Matematika Dasar yang diberikan kepada siswa belum memberikan konstribusi yang berarti terhadap hasil belajar Kimia siswa. Ini bisa terjadi karena beberapa hal berikut ini. (a) Efektivitas pemantapan Matematika. Karena keterbatasan waktu, dari 9 materi Matematika Dasar yang ada dalam modul, hanya 3 materi yang dibahas dalam kelas yaitu perkalian dan pembagian bilangan desimal, pembagian bilangan berpangkat, dan persamaan linier simultan dengan metode substitusi. Materi ini dipilih berDasarkan hasil penilaian terhadap tugas-tugas yang dikerjakan oleh siswa. (b) Syarat kenaikan kelas. Mata pelajaran Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang menjadi ciri khas program/jurusan IPA, karena itu siswa yang memiliki nilai Matematika kurang (belum tuntas) tidak boleh masuk ke jurusan IPA. Oleh sebab itu, dapat diperkirakan bahwa kemampuan Matematika siswa sudah tergolong cukup atau baik, sehingga modul Matematika Dasar yang diberikan kepada siswa tidak efektif. (c) Kurangnya pemahaman siswa tentang istilah/konsep dan aturan Kimia. Kurangnya pemahaman siswa tentang hal itu, dapat menyebabkan siswa tidak dapat menyelesaikan perhitungan Kimia dengan baik, walaupun kemampuan operasi hitung Matematikanya sudah tergolong baik. Temuan ini semakin memperkuat teori yang dikemukakan dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa kemampuan untuk memecahkan soal-soal yang terdiri dari angka-angka sering kali bergantung kepada pengetahuan siswa tentang deskripsi fakta, aturan-aturan Kimia peristilahan Kimia/konsep, dan lainlain. Karena itu, agar siswa dapat mengerjakan soal-soal perhitungan Kimia dengan baik, pemahaman siswa tentang istilah/konsep dan aturan Kimia sangat diperlukan. (d) Materi Matematika Dasar yang dibuat dalam modul ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 70 masih kurang relevan dengan pokok bahasan Kimia yang akan diajarkan. (2) Hasil belajar Kimia siswa yang memiliki kemampuan Matematika tinggi tinggi ternyata lebih tinggi dibanding dengan siswa yang memiliki kemampuan Matematika rendah. Temuan ini semakin memperkuat teori yang dikemukakan dalam penelitian ini yang menyebutkan bahwa Matematika dapat memberi bantuan yang amat besar kepada siswa dalam mempelajari Ilmu pengetahuan lain termasuk Kimia. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan Matematika tinggi akan lebih mudah mempelajari Ilmu Kimia dan sebaliknya, siswa yang memiliki kemapuan Matematika rendah akan lebih sulit untuk mempelajari Ilmu Kimia. 4. Penutup BerDasarkan hasil pengujian hipotesis, dan pembahasan akhirnya dapat disimpulkan, bahwa (1) tidak terdapat perbedaan hasil belajar Kimia yang signifikan antara siswa yang diberi modul Matematika Dasar dengan siswa tanpa diberi modul Matematika Dasar pada taraf signifikansi 5%. Hal ini berarti, bahwa modul Matematika Dasar yang diberikan kepada siswa belum memberikan efek yang signifikan terhadap hasil belajar Kimia. Ini bisa terjadi karena pemahaman siswa tentang konsep dan aturan Kimia masih kurang dan faktor faktor lain yang tidak dipertimbangkan dalam penelitian ini, misalnya kebiasaan belajar, IQ, motivasi, yang perlu diteliti secara intensif, (2) Terdapat perbedaan hasil belajar Kimia yang signifikan antara siswa yang memiliki kemapuan metematika tinggi dan siswa yang memilki kemampuan Matematika rendah pada taraf signifikansi 5%. Hasil ini menunjukkan adanya hubungan antara hasil belajar Kimia dengan hasil belajar Matematika. ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 71 Dari hasil penelitian, pembahasan, dan simpulan yang sudah diuraikan di atas, dapat diberikan beberapa saran seperti berikut. (1) Bagi guru pengajar Kimia disarankan, apabila menggunakan modul Matematika Dasar sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan efektivitas lpembelajaran Kimia terutama materi yang erat hubungannya dengan Matematika, upaya tersebut harus didukung dengan meningkatkan pemahaman siswa tentang istilah/konsep dan aturan Kimia yang berkaitan dengan pemecahan soal-soal Kimianya. (2) Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih meyakinkan, penelitian ini perlu dilakukan sebelum pembagian jurusan dengan ruang lingkup yang lebih luas, dalam arti menggunakan sampel yang lebih besar dan pokok bahasan Kimia yang lain yang berhubungan erat dengan operasi hitung Matematika. Di samping itu, modul Matematika Dasar yang disusun harus relevan dengan materi atau pokok bahasan Kimia yang diajarkan. DAFTAR PUSTAKA Anang, Wahid MD. 2001. “Kondisi Pembelajaran Ilmu Kimia Dan Prospeknya Pada Era Industrialisasi”. Dalam Media Komunikasi Kimia. Jurnal Ilmu Kimia dan Pembelajarannya No. 2, Tahun 5. (hlm. 13-22) Brady, J.E dan Gerard E.H. 1990. General Chemistry Principle & Strkture. 5th.ed. Singapore: John Willy & Sons. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993. Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 72 Effendy. 2002. “Upaya Untuk Mengatasi Kesalahan Konsep Dalam Pengajaran Kimia Dengan Menggunakan Strategi Konflik Kognitif”. Dalam Media Komunikasi Kimia. Jurnal Ilmu Kimia dan Pembelajarannya. Nomor 2, Tahun 6, Agustus 2002. (hlm. 2-10) Gay, L.R. 1996. Education Research: Competencies for Analysis and Application. Fifth Edition. Prentice Hall, Inc. Englewood Cliffs: New Jersey. Irianto, Agus 1989. Bahan Ajaran Statistik Pendidikan. Buku Kedua. Depdikbud Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan LPTK. Jakarta. Isaac, Stephen and William B.Michael.1971. Handbook in Research and Evaluational. California: Robert R. Knapp, Publisher. Kean, E dan Catherine M. 1985. Panduan Belajar Kimia Dasar. Jakarta: P.T. Gramedia. Pambudi, Didik Sugeng. 1996. “Pendidikan Matematika Dalam Rangka Menghadapi Era Globalisasi”. Dalam Pancaran Pendidikan No. 18 Tahun IX Januari 1996. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember. Purba, Michael. 1995. Buku Pelajaran Kimia Untuk SMU Kelas 2 Jilid 2A. Jakarta: Erlangga. Rusmansyah dan Yudha Irhasyuarna. 2002. “Penerapan Motode Latihan Berstruktur Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Persamaan Reaksi”. Dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No 035, Tahun Ke-8. Badan Penelitian dan Pengembangan Depdisnas. (hlm. 169-180) Soedjadi, R. 1999/2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007 ISSN 0215 - 8250 73 Spencer, N.J. 2003. Chemistry Structure and Dynamic. Second edition. Copyright: John Wiley & Sons. Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Sujono. 1988. Pengajaran Matematika untuk Sekolah Menengah. Departemen P dan K Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi P2LPTK Jakarta. Suryasumantri, Jujun S. 1988. Filsafat Ilmu. Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Sutrisno, Hadi. 2000. Statistik. Jilid III. Cetakan ke –IX. Yogyakarta: Andi ____________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 1 TH. XXXX Januari 2007