Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT

advertisement
Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI
Program Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015
Analisis Pengaruh Experiential Marketing terhadap Kepuasan Pelanggan
Menggunakan Partial Least Square (PLS) di Duta Katering
Panji Deoranto2 , Maria Ulfa1 , Mas’ud Effendi2
2
1
Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian – FTP – Universitas Brawijaya
Staff Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian – FTP – Universitas Brawijaya
Jl. Veteran – Malang 65145
*email :[email protected] *telp : 085327158787
ABSTRAK
Experiential Marketing merupakan upaya pengembangan konsep pemasaran dalam menghadapi perubahan
yang terjadi di pasar, lebih dari sekedar memberikan informasi dan peluang pada pelanggan untuk
memperoleh pengalaman atas keuntungan yang didapat dari produk atau jasa.Teori Experiential Marketing
membahas dua bagian besar yaitu Strategic Experiential Marketing (SEMs) dan Experiential Providers
(ExPros).ExPros merupakan media yang dapat digunakan untuk mengukur berhasil tidaknya experiential
marketing dalam suatu perusahaan.Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan pengaruh Experiential
Marketing terhadap kepuasan pelanggan, serta menentukan variabel Experiential Marketing manakah yang
berpengaruh dominan terhadap kepuasan pelanggan.Analisis data mengunakan Partial Least Square (PLS).
Hasil riset menunjukkan kepuasan pelanggan dapat dimodelkan dengan persamaan Y = -0,044 X1-0,221
X2+0,274 X3+0,155 X4+0,203 X5+0,678 X6+ ξ. product presence, co-branding, spatial enviroment, people
berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan, sedangkan communicationsdan visual identity berpengaruh
negatif terhadap kepuasan pelanggan. Variabel experiential marketing yang memiliki pengaruh dominan
terhadap kepuasan pelanggan adalah people.Pengaruh negatif pada experiential marketing dapat menjadi
saran bagi perusahaan dalam melakukan kegiatan promosi, supaya promosi yang dilakukan Duta Katering
tepat sasaran dan sesuai dengan harapan konsumen.
Kata Kunci : Duta Katering,Experiential Marketing, Experiential Providers, PLS
ABSTRACT
Experiential marketing is marketing in the face of efforts to develop the concept of changes that
occurred in the market, more than just to give information and opportunities to gain experience to
customer over the profit from product or service. The theory of experiential marketing discus two
larger parts that is strategic experiential marketing (SEMs) and experiential providers
(ExPros).ExPros is the media that can be used to measure whether experiential marketing in a
successful company. The purpose of this research is to determine the influence experiential
marketing to customer satisfaction, as well as variable determining the dominant influence is
experiential marketing to customer satisfaction. Data analysis using partial least square (PLS).
The results of research customer satisfaction can be modeled with an equation Y = -0,044 X1-0,221
X2+0,274 X3+0,155 X4+0,203 X5+0,678 X6 + ξ. product presence, co-branding, spatial enviroment,
people have had a positive influence on costomer satisfaction, while communications and visual
identity have a negative influence on customer satisfaction. Variabel experiential marketing that
has a deminant influence on customer satisfaction is people. Negative influence in experiential
marketing advice can be for companies in doing promotion activities, that promotion was done the
right on target and in accordance with the hope or customer. Advice that can be given to the
catering namely the need of official website to facilitate get the information.
Keywords : Duta Catering, Experiential Marketing, Experiential Providers, PLS
PENDAHULUAN
Persaingan bisnis saat ini semakin mengalami peningkatan dalam skala yang tidak
terbatas.Seorang pemasar harus memiliki keunggulan bersaing untuk dapat terus bertahan. Salah
satu hal utama yang harus dilakukan untuk meraih keunggulan bersaing tersebut adalah dengan
ISBN: 978-602-7998-92-6
P-6
Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI
Program Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015
fokus terhadap pelanggan. Fokusterhadap pelanggan dapat dilakukan dengan memonitor
pengalaman atau experience yang dirasakan oleh pelanggan.
Perkembangan bisnis saat ini sangat pesat seiring dengan pertumbuhan ekonomi di berbagai
bidang, hal ini dapat dibuktikan bahwa kota Batu mengalami peningkatan sebesar 25,5% dari tahun
sebelumnya dalam industri katering (Rumpoko, 2013). Persaingan yang semakin ketat menjadi
tantangan maupun ancaman bagi pelaku bisnis.Pelanggan yang puas dan setia merupakan peluang
untuk mendapatkan pelanggan baru melalui rekomendasi dari word of mouth (mulut ke mulut).
Mempertahankan semua pelanggan yang ada umumnya akan lebih menguntungkan dibandingkan
dengan menarik pelanggan karena biaya untuk menarik pelanggan baru bisa lebih besar daripada
biaya mempertahankan seorang pelanggan yang sudah ada (Kumala et al., 2007).
lndustri yang berdiri di lndonesia, salah satunya adalah industri kuliner yang terbukti dengan
adanya berbagai macam restoran salah satunya katering. Salah satu katering yang terletak di Kota
Batu, Malang yaitu Duta Katering beralamat di Jalan Areng-Areng No 26 Dadaprejo-Batu.
Teori Experiential Marketingmembahas dua bagian besar yaitu Strategic Experiential
Marketing (SEMs) dan Experiential Providers (ExPros), ExPros merupakan media yang dapat
digunakan untuk mengukur berhasil tidaknya experiential marketing dalam suatu
perusahaan.Menurut Schmitt dalamKotler dan Keller (2006) bahwa pengalaman pelanggan dapat
dilakukan melalui experiential providers (sarana atau alat yang memberikan atau menyediakan
pengalaman bagi pelanggan).Experiential providersmerupakan sebuah tahap pengkomunikasian
pengalaman sebuah produk terhadap konsumen melalui sebuah media. Variabel yangdigunakan
dalam experiential marketingyaitu Communications, Visual Identity, Product Presence, CoBranding, Spatial Enviroment dan People.
Experiential marketing dapat dimanfaatkan secara efektif apabila diterapkan pada beberapa
situasi tertentu, ada beberapa manfaat dari experiential marketing sebagai berikut (Schmitt, 1999):
1. Untuk membangkitkan kembali merek yang sedang merosot
2. Untuk membedakan satu produk dengan produk pesaing
3. Untuk menciptakan citra dan identitas sebuah perusahaan
4. Untuk mempromosikan inovasi
5. Untuk menyertakan percobaan, pembelian dan yang paling penting adalah konsumen yang
setia terhadap merek
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Partial Least Square (PLS).Partial least
squares (PLS) merupakan sebuah metode untuk mengkonstruksi model-model yang dapat
diramalkan ketika faktor-faktor terlalu banyak. PLS dapat bekerja untuk model hubungan konstrak
dan indikator-indikatornya yang bersifat reflektif dan formatif, sedangkan SEM hanya bekerja pada
hubungan yang bersifat reflektif saja (Ghozali, 2006). Model hubungan yang bersifat reflektif
berarti bahwa arah hubungan kausalitas dari konstrak menuju indikator, diantara hubungan
indikator diharapkan saling berkorelasi, menghilangkan salah satu indikator dari model pengukuran
tidak akan mengubah makna konstrak, dan menentukan measurement error atau kesalahan
pengukuran pada tingkat indikator.
METODE
Penelitian ini akan dilakukan di Kota Batu, Malang pada bulan Maret 2015selesai Juli 2015
di Duta Katering Jalan Soekarno No. 26 Dadaprejo Batu, Malang. Pengolahan data penelitian
dilakukan di Laboratorium Komputasi dan Analisis Sistem, Jurusan Teknologi Industri Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya Malang.Responden yang dipilih berusia 2060 tahun yang melakukan pemesanan Minimal 2 kali di Duta katering.
Tahapan penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 1. Pada tahap pengolahan
PLS, data diperoleh dari hasil pengisian kuesioner oleh responden, hasil observasi penelitian, dan
hasil dokumentasi.Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis dengan bantuan software PLS.
PLS digunakan untuk mengetahui keterkaitan antara variabel yang ada di experiential mrketing
dengan kepuasan pelanggan di Duta Katering Batu, Malang.Langkah-langkah yang harus dilakukan
dalam analisa GSCA dapat dilihat pada Gambar 2.
ISBN: 978-602-7998-92-6
P-7
Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI
Program Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015
Mulai
Survei Pendahuluan
Identifikasi Masalah
Studi Literatur
Penentuan Metode Pengumpulan data
Identifikasi Variabel dan Indikator
Penentuan Populasi dan Sampel
Penyusunan Kuesioner
Pengambilan Data
Uji Validitas dan Reliabilitas
Tidak
Valid dan Reliabel
Ya
Analisis Data Menggunakan Metode
PLS
Interpretasi Hasil
Kesimpulan dan saran
Selesai
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
Merancang Model Struktural (Inner model)
Merancang Model Pengukuran (Outer model)
Mengkonstruksi Diagram Jalur
Konversi Diagram Jalur ke dalam Sistem Persamaan
Pendugaan Parameter
Goodness of fit
Pengujian Hipotesis
Gambar 2. Langkah-langkah Metode PLS
ISBN: 978-602-7998-92-6
P-8
Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI
Program Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015
HASIL DAN PEMBAHASAN
Duta Katering berdiri pada tanggal 13 Oktober 1991, dengan lokasi kantor awal di Jalan
Martorejo 130 Areng-Areng Dadaprejo Batu, kemudian untuk memudahkan pelayanan kepada
konsumen sejak tahun 2007 kantor Duta Katering berpindah ke Jalan Dadaprejo 26 Junrejo Batu
Malang.
Seluruh nilai indikator hasil uji validitas lebih dari 0,361.Menurut Arifin (2012) bahwa uji
validitas dinyatakan valid jika nilai r hitung ≥ nilai r tabel. Hasil dan output dariuji validitas yang
menggunakan software SPSS Statistic 18.0. uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi
variabel penelitian. Kuesioner dikatakan reliabel apabila nilai cronbach alpha> 0,6. Oleh karena itu
dapat disimpulkan bahwa untuk penelitian ini semua data reliabel.
Responden yang diambil pada penelitian ini sebanyak 30 konsumen yang melakukan
pemesanan di Duta Katering minimal 2 kali dalam satu tahun. Responden yang sering melakukan
pemesanan adalah responden berjenis kelamin perempuan dibandingkan dengan laki-laki sebanyak
(93,33%).Responden yang melakukan pemesanan Duta Katering rentang usia 51-60 tahun
sebanyak (40%).Responden dengan tingkat pendidikan S1 (Sarjana) yaitu sebanyak (43,33%). Hal
ini disebabkan konsumen berpendidikan S1 lebih banyak melakukan aktivitas di kantor, sehingga
mereka sering memesan katering yang lebih cepat dan praktis untuk acara kantor. Responden yang
melakukan pemesanan di Duta Katering sebagian besar memiliki pekerjaan pegawai negeri
dibandingkan yang lain, yaitu sebanyak (50%).Rata-rata penghasilan responden sebesar
Rp1.800.000–Rp3.600.000 sebanyak (36,67%).Responden mendapatkan informasi Duta Katering
dari teman sebanyak (43,33%). Hal ini bahwa promosi yang dilakukan oleh Duta Katering
tergolong tradisional atau mulut ke mulut.Responden sangat mempertimbangkan kualitas produk
dalam melakukan pemesanan, dari 30 responden (83,33%) berpendapat bahwa hal utama dalam
melakukan pemesanan kualitas produk yang dipertimbangkan, selebihnya menilai harga yang
menjadi pertimbangan.
Dari hasil pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan thitung dengan
ttabel.Perbandingan thitung dengan ttabel digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antar
variabel.Pengujian dengan bootstrapping juga bertujuan untuk meminimalkan masalah
ketidaknormalan data penelitian (Ghozali, 2006). Nilai ttabel untuk penelitian ini adalah sebesar
2,467 (sig. 0,05 dan df=28). Nilai thitung diperoleh dari hasil bootstrapping dengan software
SmartPLS dimana output bootstrapping
Tabel 1 Koefisien Jalur Model Struktural
HipotesisnStatistik
Outer Loading
Communications-0,044
>KepuasanPelanggan
Visual Identity-0,221
>KepuasanPelanggan
Product Presence0,274
>KepuasanPelanggan
Co-Branding0,155
>KepuasanPelanggan
Spatial Enviroment0,203
>KepuasanPelanggan
People->KepuasanPelanggan
0,678
t-hitung
0,406
t-tabel
2,045
Keterangan
TidakSignifikan
2,984
2,045
Signifikan
2,437
2,045
Signifikan
7,063
2,045
Signifikan
1,761
2,045
TidakSignifikan
7,158
2,045
Signifikan
1. Hipotesis 1: communicationsberpengaruh negatif terhadap keputusan pelanggan
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel communications berpengaruh negatif
dengan nilai sebesar -0,044 namun, hasil yang didapatkan tidak signifikan karena nilai t hitung 0,406
lebih kecil dari ttabel 2,045. Hal ini berarti bahwa peningkatan atau penurunan dari variabel
communications tidak berpengaruh terhadap peningkatan atau penurunan kepuasan pelanggan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1 dari penelitian ini ditolak, semakin tinggi variabel
communications maka tidak berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.Hal ini menunjukkan
bahwa communications yang meliputi pesan iklan dan promosi penjualan yang ditampilkan oleh
ISBN: 978-602-7998-92-6
P-9
Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI
Program Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015
Duta Katering belum dapat dipahami oleh pelanggan. Selain itu dalam melakukan pemesanan
pelanggan tidak memperhatikan variabel communications.
Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian Kumala (2009) berjudul Experiential Marketing
Sebagai Metode Dalam Menciptakan Kepuasan Pelanggan Survei Pelanggan Giant Mal Olympic
Garden Malang, dimana communicationberpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
pelanggan, karena iklan yang ditampilkan Giant mampu menumbuhkan kesadaran dan mudah
dipahami oleh pelanggan.
Pelanggan Duta Katering tidak mempertimbangkan variabel communicationsdalam
melakukan pemesanan.Pesan iklan yang terdapat pada brosur Duta Katering bertujuan untuk
menyampaikan pesan sehingga dapat tersampaikan ke konsumen, namun konsumen mengabaikan
pesan yang terdapat pada brosur Duta Katering. Promosi penjualan yang dilakukan Duta Katering
masih kurang baik, karena masyarakat kota Malang tidak mengetahui lokasi Duta Katering dengan
tepat, hanya orang-orang yang sering melakukan pemesan pada Duta Katering yang mengetahui
lokasinya. Menurut Swastha (2008) promosi merupakan aspek penting dalam memasarkan suatu
produk atau jasa, karena promosi bertujuan untuk memperkenalkan, memberitahukan dan
mengingatkan kembali manfaat suatu produk agar mendorong konsumen untuk memakai produk
yang ditawarkannya.
Variabel communicationsyang sudah diciptakan Duta Katering tidak memberikan pengaruh
positif terhadap pelangan. Menurut Schmitt (1999), communicationspada media konvensional
merupakan pengalaman yang bersifat tidak langsung. Dikarenakan tidak spesifik untuk
mengantarkan pesan dan menghadirkan pengalaman, sehingga konsumen tidak dapat merasakan
suasana sesungguhnya yang dihadirkan oleh pesan tersebut.Dapat disimpulkan bahwa variabel
communicationspada Duta Katering belum mampu menghadirkan pengalaman pelanggan.Solusi
untuk variabel communicationsperlu adanya penambahan karyawan pada bagian pemasaran, selain
itu perlu adanya papan atau baleho untuk mengetahui lokasi Duta Katering agar terlihat dari jalan
raya.
2. Hipotesis 2: Visual identityberpengaruh negatif terhadap keputusan pelanggan
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel Visual Identity berpengaruh negatif
dengan kepuasan pelanggan dengan nilai sebesar -0,221, namun hubungan antar keduanya
signifikan dengan nilai thitung> ttabel (2,984 > 2,045).Dengan demikian hipotesis 2 dari penelitian ini
dapat diterima.Hal ini berarti bahwa peningkatan atau penurunan visual identity berpengaruh
terhadap peningkatan atau penurunan kepuasan pelanggan.Semakin tinggi visual identity maka
semakin besar pengaruhnya terhadap kepuasan pelanggan.Namun untuk nilai negatif menunjukkan
bahwa visual identity bukan hal yang dipertimbangkan dalam melakukan pemesanan katering,
dalam variabel visual identity dengan variabel mengenali logo dan produk yang
ditawarkan.Mengenal logo dari Duta Katering tidak menjadi hal yang perlu dipertimbangkan dalam
melakukan pemesanan begitu pula produk yang ditawarkan dari Duta Katering bagi konsumen
masih kurang maksimal.
Identitas visual yang kuat menjadi usahasemakin berkembang dan dikenal oleh masyarakat,
identitas visual yang baik juga bisa menjadi bukti bahwa sebuah produk usaha dikenal dan diterima
dengan baik di masyarakat.Demikian pula dalam bisnis katering, identitas visual merupakan salah
satu hal penting bagi kelangsungan usaha agar semakin dikenal oleh klien-klien dari usaha yang
bersangkutan (Ahdiartie, 2012).Duta Katering dalam menciptakan variabel visual identityperlu
adanya inovasi secara pertahap dan terus-menerus, contohnya seperti penambahan variasi menu.
3. Hipotesis 3: Product Presenceberpengaruh positif terhadap keputusan pelanggan
Hasil pengujian hipotesis variabel product presence terhadap kepuasan pelanggan
menunjukkan pengaruh positif nilai t-hitung sebesar 2,437, dimana nilai t-hitung tersebut lebih besar
dari nilai t-tabel yaitu 2,045.Dengan demikian hipotesis 3 dari penelitian dapat diterima.Hal ini
menunjukkan adanya pengaruh signifikan variabel product presenceterhadap kepuasan
pelanggan.Hal ini berarti bahwa peningkatan atau penurunanproduct presence berpengaruh
terhadap peningkatan atau penurunan kepuasan pelanggan.Semakin tinggi product presence maka
semakin besar pengaruhnya terhadap kepuasan pelanggan.Artinya, responden merasa puas dengan
desain produk yang diberikan oleh Duta Katering, selain itu Duta Katering juga dapat memberikan
ISBN: 978-602-7998-92-6
P-10
Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI
Program Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015
display sesuai apa yang dipesan oleh pelangan khususnya pada acara pernikahan yang dapat dilihat
langsung oleh tamu undangan.
Hal ini menunjukkan bahwa product presencedapat membantu untuk mencipkatan tingkat
kepuasan pelanggan. Produk yang dikemas dengan baik akan mendapat perhatian khusus, didukung
oleh desain produk serta display produk yang sangat mudah dijangkau akan menimbulkan kesan
tersendiri oleh pelanggan.Menurut Schmitt (1999) Kehadiran produk ini juga dapat digunakan
untuk menciptakan sebuah pengalaman.Kehadiran produk meliputi desain produk, kemasan dan
tampilan produk, dan karakter merek yang digunakan sebagai bagian dari kemasan dan bahan titik
penjualan.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian Kumala (2009) yang menyatakan bahwa variabel
visual identityberpengaruh positif dan siginifikan terhadap kepuasan pelanggan.Hal ini
menunjukkan bahwa visual identityyang diciptakan Duta Katering sudah cukup baik.Berdasarkan
hasil pengamatan dilapang diketahui bahwa desain produk dan display produk disesuaikan dengan
tema yang sudah disepakati oleh pihak Duta Katering dengan pihak keluarga yang menyangkut
warna dekorasi, baju pengantin serta deorasi untuk makanan dan minuman.
4. Hipotesis 4: Co-Branding berpengaruh positif terhadap keputusan pelanggan
Hasil pengujian hipotesis variabel Co-Brandingterhadap kepuasan pelanggan menunjukkan
pengaruh positif nilai t-hitung sebesar 7,063, dimana nilai t-hitung tersebut lebih besar dari nilai t-tabel
yaitu 2,045.Dengan demikian hipotesis 4 dari penelitian ini dapat diterima.Hal ini menunjukkan
adanya pengaruh signifikan variabel Co-Brandingterhadap kepuasan pelanggan.Hal ini berarti
bahwa peningkatan atau penurunan Co-Branding berpengaruh terhadap peningkatan atau
penurunan kepuasan pelanggan.Semakin tinggi Co-Brandingmaka semakin besar pengaruhnya
terhadap kepuasan pelanggan.Bahwa responden sebagian besar pernah terlibat kerjasama dengan
Duta Katering untuk berbagai acara, hal ini merupakan cara yang efektif untuk memperkenalkan
produk dari Duta Katering. Untuk bisa melakukan kerjasama dengan Duta Katering tidak mudah,
instansi yang ingin melakukan bentuk kerjasama dengan Duta Katering wajib mengirimkan
proposal acara yang akan diadakan, setelah itu pihak pimpinan dari Duta Katering yang
memberikan keputusan.
Co-Branding menurut Palupi dalam Surianto dan Aisyah (2009) adalah kerjasama antara dua
pihak untuk membuat produk keduanya lebih dikenal oleh masyarakat, dimana kerjasama yang
terjalin akan saling menguntungkan. Hasil pengamatan dilapang, diketahu bahwa banyak pihak
instansi yang ingin menjalin kerjasama dengan Duta Katering, hal ini merupakan salahsatu cara
untuk mempromosikan produk Duta Katering selain itu banyak keuntungan yang diperoleh dari
pihak instansi seperti meminimalkan biaya yang dikeluarkan. Penelitian ini sesuai dengan
penelitian Kumala (2009) yang menyatakan bahwa variabel Co-Branding berpengaruh positif dan
siginifikan terhadap kepuasan pelanggan.Berdasarkan keadaan di lapang bahwa ada beberapa
instansi yang melakukan kerjasama dengan Duta Katering salah satunya yaitu korem (komando
resort militer).
5. Hipotesis 5: Spatial Enviroment berpengaruh positif terhadap keputusan pelanggan
Hasil pengujian hipotesis variabel Spatial Enviromentterhadap kepuasan pelanggan
menunjukkan pengaruh positif nilai t-hitung sebesar 1,761, dimana nilai t-hitung tersebut lebih kecil
dari nilai t-tabel yaitu 2,045.Hal ini menunjukkan adanya pengaruh tidak signifikan antara variabel
Spatial Enviroment terhadap kepuasan pelanggan.Dengan demikian hipotesis 5 penelitian ini
ditolak, semakin tinggi variabel spatial environment maka tidak berpengaruh terhadap kepuasan
pelanggan.Artinya bahwa lingkungan spasial tidak berdampak besar terhadap pelangan.Hasil ini
tidak sesuai dengan penelitian Kumala (2009) bahwa variabel spatial environmentberpengaruh
positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan.Berbeda dengan penelitian Kumala (2009)
bahwa spatial environmentyang diciptakan Duta Katering masih kurang memberikan kesan yang
positif bagi pelanggan.
Lingkungan spasial merupakan sebuah tempat pengekspresian.Lingkungan spasial
merupakan sesuatu yang dapat menimbulkan pengalaman melalui desain ruangan, yaitu dirancang
memiliki nilai estetika, mulai interior, lantai, sampai perangkat dari interior itu sendiri (Schmitt,
1999). Berdasarkan hasil pengamatan dilapang, diketahui bahwa ada beberapa responden yang
ISBN: 978-602-7998-92-6
P-11
Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI
Program Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015
menyatakan bahwa adanya miskomunikasi antara pelanggan dengan pihak Duta Katering yang
membuat penerangan serta desain interior tidak sesuai dengan tema yang sudah dipesan.Hal
tersebut dikarenakan banyaknya kegiatan dan event yang diadakan oleh Duta Katering sehingga
penanggung jawab pada acara tersebut kurang maksimal.Namun konsumen dapatmenerimnya
dengan baik dan acara dapat berjalan sesuai dengan rencana.
6. Hipotesis 6: People berpengaruh positif terhadap keputusan pelanggan
Hasil pengujian hipotesis variabel people terhadap kepuasan pelanggan menunjukkan
pengaruh positif nilai t-hitung sebesar 7,158, dimana nilai t-hitung tersebut lebih besar dari nilai t-tabel
yaitu 2,045.Dengan demikian hipotesis 6 pada penelitian ini diterima.Hal ini menunjukkan adanya
pengaruh signifikan variabel peopleterhadap kepuasan pelanggan, berarti bahwa peningkatan atau
penurunan variabelpeopleberpengaruh terhadap peningkatan atau penurunan kepuasan
pelanggan.Semakin tinggi variabelpeople maka semakin besar pengaruhnya terhadap kepuasan
pelanggan.Semakin bagus pelayanan yang diberikan Duta katering maka semakin besar
pengaruhnya terhadap kepuasan pelanggan. Artinya bahwa pelayanan merupakan hal yang
langsung dirasakan oleh konsumen apalagi dalam perusahaan jasa, jika pelayanan yang diterima
susuai dengan yang diharapkan maka kualitas pelayanan dapat dikatakan memuaskan
(Zeithami,2001).
Tenaga kerja pada Duta katering sudah menjalankan training sebelum menjadi tenaga kerja
tetap. Jumlah tenaga kerja tetap sebanyak 82 orang yang berkerja dibagian kantor Duta katering,
sedangkan untuk tenaga kerja tidak tetap sebanyak 256 orang, yang bekerja setiap event, untuk
tenaga kerja tidak tetap sendiri sebagian besar diambil dari masyarakat sekitar Duta Katering.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian Kumala (2009) yang menyatakan bahwa variabel
peopleberpengaruh positif dan siginifikan terhadap kepuasan pelanggan.
KESIMPULAN
Pada penelitian “Analisis Pengaruh Experiential Marketing Terhadap Kepuasan Pelanggan
Menggunakan Partial Least Square (PLS) di Duta Katering” didapatkan persamaan Y= -0,044X1 0,221X2 + 0,274X3 + 0,155X4 + 0,203X5 + 0,678X6 + ξ. Dimana Y adalah kepuasan pelanggan, X1
adalah Communications (Komunikasi), X2 adalah Visual Identity (Identitas Visual), X3 adalah
Product Presence (Kehadiran Produk), X4 adalah Co-Branding (Kerjasama), X5 adalah Spatial
Enviroment (Lingkungan Spatial), X6 adalah People (Orang) dan ξ adalah galat (error). Dari hasil
persamaan diketahui bahwa Product Presence (Kehadiran Produk), Co-Branding (Kerjasama),
Spatial Enviroment (Lingkungan Spatial), People (Orang) memiliki pengaruh positif terhadap
kepuasan pelanggan.Communications (Komunikasi), Visual Identity (Identitas Visual),
berpengaruh negative terhadap kepuasan pelanggan.
Dari persamaan diketahui urutan variabel experiential marketing terhadap kepuasan
pelanggan yaitu people, product presence, visual identity, spatial environment, co-branding dan
communications.Variabel yang memiliki pengaruh paling kuat terhadap kepuasan pelanggan adalah
variabel people dengan nilai outer loading 0,678.
DAFTAR PUSTAKA
Ahdiartie.2012. Perancangan Identitas Visual Cahaya Katering. Thesis Bisnis University. Jakarta.
Arifin, A. 2012. Pengaruh Periklanan Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pasta Gigi
Pepsodent di Kota Makassar. Skripsi. Universitas Hasanudin. Makassar.
Ghozali, I. 2006. Structural Equation Modeling, Metode Alternatif dengan Partial Least Square
Edisi 1. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Kotler, P and Keller. 2006. Manajemen Pemasaran 1. Edisi Keduabelas. PT Macan Jaya
Cemerlang. Jakarta.
Kumala, L, Arifin Z dan Sunarti. 2007. Pengaruh Experiential Marketing Terhadap Kepuasan
Pelanggan. Fakultas ilmu administrasi.Universitas brawijaya. Malang.
ISBN: 978-602-7998-92-6
P-13
Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI
Program Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015
Kumala, L. 2009. Pengaruh Experientisl Marketing Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada
Pelanggan KFC Klojen Kota Malang. Fakultas ilmu administrasi.Universitas brawijaya.
Malang.
Rumpoko, E. 2013.Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Executive
Summarry.Batu.
Schmitt, B. H. 1999. Experiential Marketing : How to get Customers to Sense, Feel, Think, Act,and
relate to Your Company Brands. The Free Press. New York.
Surianto, A dan Aisyah, N. 2009. Pengaruh Penerapan Experiential Marketing Strategik Terhadap
Kepuasan Konsumen. Jurnal Logos. Vol.6(2).
Swastha, B dan Irawan. 2008. Manajeman Pemasaran Modern Cetakan Ketujuh. Penerbit Liberty.
Yogyakarta.
Zeithami, 2001. Defining and Relaying Price, Perceived Quality and Perceived Value, Marketing
Science. Intitute Cambbridge. MA Report No.87-101.
ISBN: 978-602-7998-92-6
P-14
Download