etika profesi pls - Dinno Mulyono, S.Pd, MM

advertisement
Prof. Dr. H. Engking S. Hasan, M.Pd.
Program Studi Pendidikan Luar Sekolah
STKIP Siliwangi Bandung 2014
PLS = ACE
(Adult & Continuing Education)
Profesi
(Field of Practices)
Disiplin Ilmu
(Field of Study)
Tempat menerapkan teori
dan hasil-hasil penelitian
PLS
Objek kajian PLS
Layanan PLS sebagai suatu aktivitas lembaga
( ACE as the work of instituion)
Informasional
Institusional
Develop
mental
KONSISTENSI TERHADAP REGULASI DAN
INOVASI
THE LEADER OF LEARNING
INNOVATION
Tantangan Internal dan Eksternal
TRUST
Regulasi internal dan
eksternal
ORIENTASI MUTU
1. Pengembangan
akademik
dan
kesiswaan
2. Lembaga berbasis IT
3. Revitalisasi
keuangan,
kesejahteraan
staf
dan
pengembangan lembaga.
4. Revitalisasi kerjasama
Kesiswaan
P
Visi, Misi,
Tujuan
Sistem
Informasi
S
Mutu
Program
SDM
Kurikulum
Panca Tertib :
1. Akademik
2. Kesiswaan
3. Personalia dan
kesejahteraan
4. Admin.
Keuangan
5. Sarana dan
PRasarana
Penelitian
dan
pengabdian
M
Sistem
Pendanaan
Sistem
pengelolaan
I
Lulusan dan
Kinerjanya
Sarana
Prasarana
Suasana
pendidikan
Penerimaan
siswa
Kegiatan
Akademik
Konversi
Bimbingan
akademik
O
LitBang
Seminar
Pendidik dan
Tenaga
Kependidikan
Wisuda
Remedial
SPMI
S
P
Pengelolaan
Ijazah
Ujian Akhir
Pengabdian
Perpustakaan
Pemeliharaan
dan
pengembangan
Disiplin Dosen
Penguasaan
Materi
CQA
(Classroom
Quality
Assurance)
Ketepatan Model, Strategi,
Pendekatan Pembelajaran dan
Evaluasi
Administrasi
Dosen
Menurut Carr & Kemmis :
 Memiliki metode dan prosedur pekerjaan dari setiap
anggota profesi yang didasarkan pada bangunan
pengetahuan teoritis dan penelitian.
 Berkomitmen penuh terhadap kebutuhan klien.
Setiap anggota profesi diatur oleh kode etik profesi
yang memastikan kepentingan klien adalah
perhatian yang utama.
 Untuk memastikan perilaku profesi yang sesuai
dengan kebutuhan klien, maka anggota profesi dapat
melakukan penilaian secara otonom, yang bebas
dari pengaruh siapapun. Otonomi ini berlaku baik
secara individu maupun secara berkelompok.
Menurut Courtney :
Sebagian besar profesi secara umum
memiliki karakteristik sebagai berikut :
a) Bertujuan memenuhi kebutuhan sosial
b) Membutuhkan waktu dan pelatihan intensif
untuk mencapai taraf profesional.
c) Memiliki struktur pengetahuan secara
khusus.
d) Memiliki norma kelompok dan
akuntabilitas publik.
 “Citra
diri” berasal dari istilah “Self
Concept” atau kadang-kadang disebut
dengan Self Image. Bahwa citra diri
meliputi semua nilai, sikap, dan
keyakinan terhadap diri seseorang
dalam berhubungan dengan lingkungan,
dan merupakan paduan dari sejumlah
persepsi dan tingkah laku.
Dimensi pertama Citra Diri, Yaitu sebagai
dilihat oleh diri sendiri, hal ini dapat
diwujudkan
dengan
pertanyaanpertanyaan berikut :
“Saya baik hati”
“Saya hangat dan bersahabat”
“Saya agresif”
“saya tidak cermat”
Dimensi kedua, diri sebagai dilihat
oleh orang lain atau “beginilah saya
kira orang lain memandang”
Setiap individu juga mengembangkan
sikap-sikap menurut bagaimana orang
lain memandang/menganggap dirinya,
lalu dia cenderung berbuat sesuai
dengan
anggapan-anggapan
yang
dipersepsikan atau diterima
Dimensi Ketiga, yaitu diri idaman,
mengacu pada “tipe orang yang saya
kehendaki tentang diri saya” aspirasiaspirasi, tujuan-tujuan dan angan-angan,
semuanya tercermin melalui diri idaman.
Ini
agaknya
terungkap
dalam
pertanyaan:
“Saya pantasnya seorang guru”
“Saya seperti orang tua yang baik”
“Saya ini sepertinya akan menjadi orang
kaya”
 Citra
diri secara umum, memberikan
gambaran tentang siapa seseorang itu. Oleh
karena citra diri berbeda-beda dari orang
keorang, maka citra diri dapat dianggap
sebagai petunjuk pokok keunikan individu
dalam bertingkah laku. Bahkan Mouly
(1973) menyatakan bahwa citra diri penentu
penting tingkah laku. Selanjutnya Ariety
(1967) menyatakan bahwa citra diri juga
sangat menentukan tingkah laku untuk masa
depan.
 Citra
diri bukan ditentukan oleh warisan
atau pembawaan. Para pakar psikologis
berpendapat sama bahwa citra diri
merupakan produk sosial dan
selanjutnya berkembang dan berubah
melalui interaksi sosial juga
 Pendidikan
luar sekolah sebagai ilmu
dan profesi, yang secara fungsional
memberikan kontribusi yang terbaik
bagi keberhasilan pengembangan dan
pembangunan masyarakat, dengan
melahirkan sumber daya manusia yang
bermutu, beriman dan bertaqwa kepada
Allah SWT.
 Lulusan
sebagai pakar/profesional yang
bertakwa kepada Tugan YME berbudaya
Indonesia, Jujur, mandiri, beretos kerja
tinggi, serta mampu mengembangkan
dan mengaplikasikan konsep-konsep
keilmuan dalam bidang pendidikan dan
pengembangan masyarakat.
 Berpikir
kritis, kreatif, inovatif, dan
sistematik dalam pengembangan ilmu,
teknologi dan seni di bidang pendidikan
dan pengembangan masyarakat,
 Merumuskan
kebijakan, strategi, dan
pengelolaan program pendidikan dan
pengembangan masyarakat,
 Mengembangkan
sumber daya manusia,
 Memotivasi,
memberdayakan
dan
mengefektifkan peran serta masyarakat
dalam dan / atau melalui programprogram pendidikan dan pengembangan
masyarakat,
 Melakukan
penelitian
dengan
pengembangan
dalam
bidang
pendidikan
dan
pengembangan
masyarakat,
 Mengelola
program-program pendidikan
luar sekolah dalam / dan atau bagi
pengabdian kepada masyarakat,
 Meningkatkan
pemerataan, kualitas,
relevansi, efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan
sistem
dan
pengelolaan
pendidikan
dan
pengembangan masyarakat.
TERIMA KASIH
Download