APLIKASI TEORI PERUBAHAN SOSIAL SEBAGAI DASAR DALAM KONTEKS PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT Oleh : Prof. Dr. H. Enceng Mulyana., M.Pd./ Dr. H. Kuswandi Ahmad Marfu MENGAPA ADA PERUBAHAN SOSIAL ? ADA PELUANG TANTANGAN Landasan Filosofis/ Hakiki TUNTUTAN MASA DEPAN Landasan Keilmuan GLOBAL SPIRITUALITY THE CORE VALUES OF LEARNING TO BE FULLY HUMAN CREATIVITY & APRECIATION OF BEAUTY TRUT & WISDOM HUMAN PERSON AS AN INDIVIDUAL/ AS AMEMBER OF SOCIETY SUSTAINABLE HUMAN DEVELOPMENT TANTANGAN PERUBAHAN SOSIAL DALAM PERSPEKTIF BELAJAR GLOBAL MANAJEMEN PERUBAHAN PAHAM TEORI ALIRAN DEMOGRAFI KULTURAL TEKNOLOGI 1. PSIKOAMALISA, 2. BEHAVIORIS, 3. HUMANAIS KARAKTERISTIK INOVASI PERUBAHAN SOSIAL DALAM KONTEKS PLS PROSES PERUBAHAN SOSIAL KONTAK BUDAYA SIKAP PERILAKU BARU INDIVIDU/ KLP/MASY. BIDANG GERAK - PNF/Inf BELAJAR C - Persekolahan - Kelembagaan MASYARAKAT D MANDIRI (SUSTAINABLE) MIKRO AGEN PEMBAHARU MESSO CATALIST, PROCESS HELPER, SOLUTION GIVER, RESOURCES LINKER MAKRO PENDEKATAN PERSUASIF, FASILITATIF, NORMATIF, EDUKATIF, RASIONAL, EMPIRIK/DAMPINGAN BERKELANJUTAN ALUR PIKIR PERUBAHAN SOSIAL DALAM KONTEKS PLS A. Pengertian Dasar Perubahan Sosial adalah perubahan yang terjadi dalam aspek struktur dan fungsi dari suatu unit sistem sosial tertentu yang dikenai rangsangan, innovasi. B. Paham atau Pandangan 1. Paham Demografis/Biologis sebagai faktor determinatif terjadinya perubahan sosial. 2. Paham Teknologis sebagai faktor determinatif terjadinya perubahan sosial. 3. Paham Kultural sebagai faktor determinatif terjadinya perubahan sosial. C. Sifat 1. Perubahan secara cepat dan lambat. 2. Perubahan sengaja dan tidak sengaja. 3. Perubahan itu progres dan regres. 4. Perubahan pengaruhnya besar dan kecil. D. Type Of Social Change (Zaltman) Time dimension Level of Sociaty Micro (individual) Intermediate/Messo (Group) Macro (Society) Short Term Type 1 1) Attitude change 2) Behavior change Type 3 1) Normative change 2) Administrative change Type 5 1) Invention Innovation 2) Revolution Long Term Type 2 Life-cycle change Type 4 Organization change Type 6 Socio-cultural change Perubahan Sosial Sebagai Dasar Pembangunan 1. Terjadinya perubahan sosial Perubahan-perubahan tidak berasal dari alam, tetapi dari manusia dan masyarakat. Perubahan-perubahan itu tidak terjadi pada individu melainkan pada seluruh masyarakat. Oleh karena itu perubahanperubahan ini kita namakan Perubahan Sosial. Perubahan sosial meliputi juga perubahan-perubahan dalam teknid\k dan ekonomi. Bagaimana sikap kita? Apakah sebagai penonton atau pemain dalam proses perubahan sosial tersebut? Ini sangat tergantung pada, Apakah kita mengerti akan arti dan tujuan dari perubahan-perubahan yang terjadi saat ini. 2. Mengapa Perubahan-perubahan sosial terjadi? Perubahan-perubahan terjadi karena Pertama karena adanya penemuan baru (inovasi) yang mengakibatkan perubahan pada bidang kehidupan masyarakat baik dalam ekonomi, sosial, politik, budaya, hukum. Kedua, terjadi karena suatu masyarakat mempunyai hubungan/kontak budaya dengan dunia luar. Misalnya : para urbanis datang ke kota dengan budaya yang mereka bawa akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh budaya dimana mereka bertempat tinggal di kota dalam rangka bekerja atau sekolah. 3. Mengapa ada negara yang sudah maji dan terbelakang? Bahwa pembangunan tentu saja tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan hanya atas dasar usaha yang intensif dari masyarakat dan pemerintahannya. Proses pembangunan ini dapat pula diumpamakan perlombaan lari 10 km. Setiap pelari berusaha sekuat tenaga tetapi semua memerlukan waktu untuk sampai pada tujuan. Yang satu mungkin lebih cepat sedikit yang lain mungkin lebih lambat, tetapi semua perlu + 30 menit untuk 10 km tadi. Maka ada negara dalam kondisi seperti diungkapkan oleh ROSTOV dengan tahap-tahap pembangunan ekonominya. 4. Apakah perubahan sosial selalu menguntungkan? Kita harus mampu memilikh secar kritis dan menilai apa yang harus diubah demi kemajuan dan apa yang harus dipertahankan supaya tidak timbul pengaruh yang merugikan. Kita harus menciptakan manusia baru yang mampu menguasai kemungkinan teknis yang luas, yang tidak bingung dalam dunia modern. Tetapi yang memahami dan mampu mengurus dunia modern. Oleh karena itu kita dapat mengucapkan bahwa perubahan-perubahan besar dalam abad ini dapat sangat menguntungkan sekali, asal kita berhasil merubah manusianya juga. 5. Pembangunan harus seimbang antar pembangunan material dan mental Pembangunan tidak akan berhasil dengan modal dan teknik saja. Kita harus membangun manusianya pula, supaya manusia itu mampu menyesuaikan pikiran dan tindakan dengan dunia yang berkembang. Penyebab utama dari pembangunan adalah manusia : pengetahuan manusia, kebiasaan manusia, adat, cara berpikir, etika, dan sikap kepada prestasi kedisiplinan, ketelitian dan sebagainya. Jika tidak ada keseimbangan akan menimbulkan pertentangan-pertentangan/konplik dalam kehidupan masyarakat. 6. Kemana Tujuan Pembangunan mental? a. Cara berpikir irrasional kepada cara berpikir rasional b. Dari cara berpikir tidak kritis menjadi berpikir yang kritis c. Dari cara kerja yang tidak metodis menjadi cara kerja yang metodis d. Dari cara berpikir jangka pendek menjadi cara berpikir jangka panjang e. Dari cara berpikir yang tidak memperhatikan akibat dari suatu perbuatan, menjadi berpikir yang didasari oleh rasa tanggung jawab. f. Dari cara asal-asalan menjadi cara kerja yang bermutu/berkualis g. Kebiasaan feodalistik dirubah menjadi kebiasaan demokratis 7. Mengapa masyarakat sering kali menentang perubahan? a. Ketakutan, bahwa perubahan itu akan menghilangkan wibawa b. Ketakutan, bahwa dengan perubahan sosial dan mental akan menghilangkan keseimbangan dalam pribadi mereka. c. Ketakutan, bahwa dengan perubahan orang akan menghadapi resiko yang amat besar. d. Ketakutan, bahwa dengan perubahan akan tambahnya pekerjaan dan kesulitan 8. Bagaimana kita menerapkan perubahan kepada masyarakat? a. Sasaran seluruh lapisan masyarakat b. Metoda kita yang pertama adalah memeberi pengetahuan baru untuk menghilangkan pandangan-pandangan yang sempit dan memperluas pengetahuan masyarakat yang terbatas. Dengan cara yang menarik. c. Metoda yang kedua mengadakan diskusi dalam kelompok kecil d. Metoda yang ketiga mengadakan kegiatan dalam kelompok kecil. e. Metode yang keempat menciptakan wadah kegiatan yang baru yang diawali dengan pelatihan. Beberapa Teori Dasar Perubahan Sosial Dalam Konteks Pembangunan Dan PLS 1. Teori Modernisasi Teori ini menerangkan bahwa variabilitas kesiapan masyarakat untuk melaksanakan upaya pembangunan tergantung pada kekuatan faktor mentalitas budaya yang dimiliki (faktor intenal). Teori ini menyarankan bahwa demi kelangsungan pembangunan itu, yang pertama-tama harus dikembangkan adalah pada sikap mental warga masyarakat yang bersangkutan (mind set). Teori-teori modernisai mendapat tantangan dari teori ketergantungan yang merupakan komponen teori komflik. Menurut teori ketergantungan, kesiapan membangun yang dimiliki oleh suatu bangsa dirintangi oleh faktor ekstern berupa keinginan yang ada pada bangsa lain untuk mempertahankan dominasinya kepada bangsa yang dimaksud, atau keinginan untuk mempertahankan ketergantungan bangsa tersebut padanya. Dengan demikian teori ini menyarankan agar dominasi pihak lain itu dihentikan, karena kalau tidak maka masyarakat yang bersangkutan tidak akan membangun dirinya 2. Teori Sistem dan Keseimbangan Kultural Toeri ini memandang bahwa teknologi baru merupakan sumber perubahan perubahan mengajak kita berwaspada karena setiap intro-duksi teknologi baru kedalam masyarakat pasti menimbulkan goncang-an pada keseimbangan sosiokultural yang ada. Hal ini disebabkan oleh adanya variabilitas kepekaan sub sistem kehidupan terhadap perubahan dan variabilitas penerimaan oleh individuindividu. Para penganut teori ini melihat setiap permasalah yang dihadapi adalah perwujudan ketidak-seimbangan sosial budaya itu. Misalnya : Pertumbuhan penduduk yang amat cepat dewasa ini adalah perwujudan ketidakseimbangan peneri-maan cara-cara hidup sehat yang tidak diimbangi oleh penerimaan akan prinsip-prinsip Keluarga Berencana. Selanjutnya teoroi ini memandang bahwa keseimbangan sosial akan tercapai kembali apabila masyarakat sudah memiliki keterbukaan rasional yang tinggi. 3. Teori Evolusi Toeri ini menjelaskan peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan peningkatan spesialisasi dalam fungsi yang bergerak sejalan denan peningkatan diferensiasi struktural, dan perlunya peningkatan koordinasi. Prinsip terebut dapat dijadikan pegangan yang amat penting dan urgen bagi masyarakat yang membangun. Jika gagal melakukan koordinasi maka spesialisasi yang menajam berarti ancaman disintegrasi atau disorganisasi sosial yang mewujudkan diri dalam bentuk dalam kesemerawutan. 4. Teori Antisipasi Memfokuskan perhatiannya pada dampak pembangunan terhadap kehidupan sosial. Teori inilah yang mengajak kita meraba serta memperhitungkan dampak tindakan, terutama yang disfungsional, sejak sebelum dilaksanakan. Jika prinsip ini diterapkan dalam perencanaan, maka dampak disfungsional itu bisa dihindari dengan menggunakan prinsip sedia payung sebelum hujan. Dengan demikian pembangunan bisa lebih efisien dan efektiv, akan tetapi jika terlalu mengutamakan efesiensi dan efektivitas bisa menjadikan pembangunan itu inhuman, dan hubungan sosial menjadi impersonal. E. Change Management System (Zaltman) Organizational Subsystem Issue/Cause Change Agency Decision Process Communication Subsystem Change goals Decision Objectives Resources Change/ Philosophy 1. Problem definition 2. Discussion/ Research Program Objectives Target System Design Change Program Communication Process Tangible Stimuli 1. Extended massage - Nonpersonal - Interpersonal Tangible Stimuli 2. Implementation - Administrative Machinery - Social Resistance - Situational variables Political Social Economic Technological Environment (Exogeneous Input) Change Target Subsystem Feed Back Group/Individual Evaluation Process 1. Individual/ Group state Psychosocial characteristic Structural change Attitude change 2. Influence state Simbolic Stimuli Behavior change PROSES PERUBAHAN TINGKAT KELOMPOK Individual Evaluation Process Individual Change Process Tangible Stimull Individual State Segment Member Profile Simbolic Stimully Personality contructs Demografic characteristic Behavior patterns Sosial Stimull Cognitive structure Influence State Adoption Stages Internalization Identification Compliance Ri Resolution Ambivalence Indifference Antagonism Rejection Stages Individual Change Process (Zaltman) Adoption Stages Awareness Interest Behavior 5 Exposure to Stimuli Intention Seeking of Information R4 Sensitivity to Stimuli Comprehension of Information Adoption Resolution 2,3,4 Attitude R2 R1 R3 Behavior 1 Nonsalience Rejection Unawareness Rejection Stages F. Strategi Perubahan Tekanan dari luar paling lemah Pendidikan (Educative) Tekanan dari luar paling kuat Bujukan (persuasive) Fasilitative Paksaan (Power) 1. STRATEGI FASILITATIF Strategi fasilitatif ini akan dapat dilaksanakan dengan tepat jika diperhatikan halhal sebagai berikut : a. Strategi fasilitatif ini akan digunkaan dengan tepat jika : sasaran perubahan (klien) : - Mengenal masalah yang dihadapi serta menyadari perlunya mencari target perubahan (tujuan) Merasa perlu danya perubahan atau perbaikan Bersedia menerima bantuan dari luar dirinya Memiliki kemam[uan untuk berpartisipasi dalam merubah atau memperbaiki dirinya b. Sebaiknya strategi fasilitatif dilaksanakan dengan disertai program menimbulkan kesadaran pada klien atas tersedianya fasilitas atau tenaga bantuan yang diperlukan. c. Strategi fasilitatif tepat juga digunakan sebagai kompensasi motivasi yang rendah terhadap usaha perubahan sosial. d. Menyediakan berbagai fasilitas akan sangat bermanfaat bagi usaha perbaikan sosial jika klien menghendaki berbagai macam kebutuhan untuk memenuhi tuntutan perubahan sesuai yang diharapkan. e. Penggunaan strategi fasilitatif dapat juga dengan cara menciptakan peran yang baru dalam masyarakat jika ternyata peran yang sudah ada di masyarakat tidak sesuai dengan penggunaan sumber satau fasilitas yang diperlukan. f. Usaha perubahan sosial dengan menyediakan berbagai fasilitas akan lebih lancar pelaksanaannya jika pusat kegiatan organisasi pelasanaan perubahan sosial, berada di lokasi tempat tinggal sasaran (klien) g. Strategi fasilitas dengan menyedianakn dana serta tenaga akan sangat diperlukan jika klien tidak dapat melanjutkan usaha perubahan sosial karena kekurangan sumber dana dan tenaga. h. Perbedaan sub bagian dalam klien akan menyebabkan perbedaan fasilitas yang diperlukan untuk penekanan perubahan tertenru pada waktu tertentu. i. Strategi fasilitatif kurang efektif jika : - Digunakan pada kondisi sasaran perubahan yang sangat kuat untuk menentang adanya perubahan. - Perubahan diharapkan berjalan dengan cepat, serta tidak ada sikap terbuka dari klien untuk menerima perubahan. 2. STRATEGI PENDIDIKAN Agar penggunaan strategi pendidikan dapat berlangsung secara efektif, perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : 1. Strategi pendidikan akan dapat digunakan secara tepat dalam kondisi dan situasi sebagai barikut : a. Apabila perubahan sosial yang diinginkan, tidak harus terjadi dalam waktu yang singkat (tidak ingin segera cepat berubah). b. Apabila sasaran perubahan (klien) belum memiliki keterampilan atau pengetahuan tertentu yang diperlukan untuk melaksanakan program perubahan sosial. c. Apabila menurut perkiraan akan terjadi penolakan yang kuat oleh klien terhadap perubahan yang diharapkan. d. Apabila dikehendaki perubahan yang difatnya mendasar dari pola tingkah laku yang sudah ada ke tingkah laku yang baru. e. Apabila alasan atau latar belakang perlunya perubahan telah diketahui dan dimengerti, serta diperlukan adanya kontrol dari klien. 2. Strategi pendidikan untuk melaksanakan program perubahan sosial akan efektif, jika : a. Digunakan untuk menanamkan prinsip-prinsip yang perlu dikuasai untuk digunakan sebagai dasar tindakan selanjutnya sesuai dengan tujuan perubahan sosial yang dicapai. b. Disertai dengan keterlibatan berbagai pihak misalnya dengan adanya, sumbangan dana donatur serta berbagai penunjang yang lain. c. Digunakan untuk menjaga agar klien tidak menolah perubahan atau kembali ke keadaan sebelumnya. d. Digunakan untuk menanamkan pengertian tentang hubungan antara gejala dan masalah yang dihadapi dapat dipecahkan dengan adanya perubahan. 3. Strategi pendidikan akan kurang efektif jika : a. Tidak tersedia sumber yang cukup untuk menunjang kegiatan pendidikan. b. Digunakan dengan tanpa dilengkapi dengan strategi yang lain. STRATEGI BUJUKAN (Persuasive Strategies) Untuk berhasilnya penggunaan strategi bujukan perlu mempertimbang-kan halhal sebagai berikut : 1. Strategi Bujukan tepat digunakan bila kita (sasaran perubahan) : a. Tidak berpartisipasi dalam proses perubahan sosial. b. Berada pada tahap evaluasi atau legitimasi dalam proses pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak perubahan sosial. c. Diajak untuk mengalokasikan sumber penunjang prubahan dari suatu kegitan atau program ke kegiatan atau program yang lain. 2. Strategi Bujukan tepat digunakan jika : a. Masalah dianggak kurang penting atau jika cara pemecahan masalah kurang efektif. b. Pelaksana program perubahan tidak memiliki alat kontrol secara langsung terhadap klien. c. Sebenarnya perubahan sosial sangat bermanfaat tetapi klein menganggap mengandung suatu resiko yang dapat menimbulkan perpecahan. d. Perubahan tidak dapat dicabakan, sukar dimengerti dan tidak dapat diamati kemanfaatannya secara langsung. e. Dimanfaatkan untuk melawan penolakan terhadap perubahan pada saat awal diperkenalkannya perubahan sosial yang diharapkan 3. STRATEGI PAKSAAN (Power Strategies) Penggunaan strategi paksaan perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : a. Strategi paksaaan dapat digunakan apabila partisipasi klien terhadap proses perubahan sosial rendah dan tidak amu meningkatkan partisipasinya. b. Strategi paksaan juga tepat digunakan apabila klien tidak merasa perlu untuk berubah atau tidak menyadai perlunya perubahan sosial. c. Strategi paksaan tidak efektif mengusahakan perubahan dan pelaksana perubahan juga tidak mampu mengadakannya. d. Strategi paksaan tepat digunakan jika perubahan sosial yang diharapkan harus terwujud dalam waktu yang singkat. Artinya tujuan perubahan harus segera tercapai. e. Strategi paksaan juga tepat dipakai untuk menghadapi usaha penolakan terhadap perubahan sosial atau untuk cepat mengadakan perubahan sosial sebelum usaha penolakan terhadapnya bergerak. f. Strategi paksaan dapat digunakan jika klien sukar untuk mau menerima prubahan sosial artinya sukar dipengaruhi. g. Strategi paksaan dapat juga digunakan untuk menjamin keamananan percobaan perubahan sosial yang telah direncanakan. G. RANGKUMAN Pada hakekatnya setiap makhluk hidup mengalami proses perubahan. Oleh karena itu perlu diketahui apa dan bagaimana proses perubahan kehidupan terjadi dan bagaimana mengarahkannya ke arah kesejahteraan hidup manusia. Perubahan sosial adalah perubahan tingkah laku dan sikap yang terjadi pada individu sebagai akibat terjadinya interaksi antar individu, antara individu dengan kelompok, atara kelompok, antara kelompok dengan organisasi, atau antara organisasi. Menurut Zaltman dan Duncan, perubahan sosial adalah pembelajaran kembali individu atau kelompok sebagai reaksi terhadap adanya tuntutan aktivitas dalam situasi yang baru, yang menghasilkan perubahan baik dalam struktur dan/atau fungsi sistem sosial. Tipe-tipe perubahan sosial Tipe-tipe Perubahan Sosial Aspek yang diutamakan Tipe perubahan sosial 1. Motivasi timbulnya perubahan sosial a. Asli timbul dari dalam sistem sosial b. Ada dorongan dari luar sistem sosial 2. Proses terjadinya a. Tanpa direncakanan b. Direncanakan 3. Jangka waktu terjadinya perubahan a. Jangka Pendek b. Jangka Panjang 4. Tingkat atau lingkup terjadinya perubahan a. Mikro (individual) b. Intermmediate (kelompok) c. Makro (Masyarakat) 5. Pemindahan Kebudayaan a. Formal b. Informal c. Teknik STRATEGI OPERASIONAL PERUBAHAN SOSIAL BERBASIS PEMBELAJARAN PLS DAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT Miliki akses kesumber informasi Berorientasi kemasa depan Menyadari faktor-faktor linkungan strategik Bermimpilah tentang massa depan yang dikehendaki Gunakan daya imajinasi Buatlah tantangan yang tepat Menguasai produk dan pasar Memahami prinsip-pirnsip teknologi Beorientasi pada beberapa alternatif Pandai mengatur waktu Tetapkan tujuan dan strateginya Siap mengelola dan menerima resiko Bersikap kompetitip KECENDERUNGAN PROFIL PRIBADI INOVATIF DALAM PROSPEK PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH 1. Tidak terlalu menyenangi lagi hal-hal yang sudah terbiasa tetap, sudah teratur/diatur dan jelas. Timbul harapan dan keinginan ada tambahan pengayaan atau perbaikan mutu. 2. Mulai suka memandang keluar berorientasi pada aspek-aspek yang kebih luas dari soal yang dihadapi, untuk mencari peluang baru. 3. Makin berarti karena merasakan perlu, untuk menunjukkan sikap kemandirian atau prakarsa permulaan atas nama sendiri. 4. Suka bermain dengan daya imajinasi dan mencoba menyatakan daya kreativitas serta memperkenalkan oautputnya kepada pihak lain. 5. Dalam kesendirian ada keinginan untuk berbeda dan maju, ada toleransi terhadap perbedaan dari pihak lain. Dalam keserupaan ada nilai dan unsur yang berbeda, sedangkan perbedaan dapat mendorong usaha-usaha untuk mencari kemajuan lebih lanjut. 6. Menyatakan suatu prakarsa setelah gagasannya dierami dan kembangkan, dan dapat dipertanggung jawabkan dari beberapa sudut. Prakarsa dianggap tidak final bahkan terbuka untuk modifikasi. 7. Dengan kerja keras dan kemajuan tahap demi taha[ yang tecapai timbul rasa perdaya diri yang lebih lambat yang berdasar. Sikap dan prilaku inovativ dilengkap dengan keterampilan manajerial dalam pelaksanaan dan evaluasi program serta pengembangan. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. Senan tiasa memperhitungkan aktivitas dengan berbagai pendekatan antara lain pendekatan Cost Benefit . Dengan ambil resiko, komitmen, kekukuhan hati terhadap alternatif yang dipilih. Ruang lingkup pandagan jauh kedepan karena sukses tidak datang tanpa dasar atau dengan tiba-tiba melainkan dengan secara bertahap. Adanya perluasan akses dan kemampuan bersaing demi hasil yang bermutu tinggi. Bersikap hati-hati, cermat, dan kesiapan bekerja dengan semua pihak demi kemajuan dan keberuntungan. Ujian, godaan atau hambatan dan hal-hal yang tak terduga diluar batas kemampuan dianggap semua itu sebagai tantangan untuk mencari berbagai ikhtiar dengan gigih. Memiliki toleransi terhadap kesalahan operasional jika sebelumnya telah dibuat kajian yang mendalam secara sungguh-sungguh (introspeksi, responsip, arif terhadap Feed back, kritik maupun masukan dari luar). Mempunyai kemampuan intensif dan seimbang dalam memperhatikan dan menyimak informasi dari pihak luar. Menjaga dan memajukan nilai dan perilaku yang telah danjadi keyakinan diri berkat pengalaman, melembagakannya sebagai integritas pribadi yang mengandung citra dan harga diri, selalu bersikap adil, fair, dan amat menjaga kepercayaan yang diberikan orang. KOMITMENT Mahis mana yang paling unggul Es Te Kiplah yang pasti muncul Mahis mana yang tidak muncul Es duanya pandai bersyukur Ye pi ye ye ye pi ye Bidang kaji perub sosial Walau sulit untuk dicerna Tapi kami enjoy semua PLS Go Go Go PLS Win Win Win PLS Yes !!!