MODUL PERKULIAHAN INTERPERSONNAL COMMUNICATION SKILL PEMAHAMAN KARAKTER & POTENSI DIRI Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Advertising & Marketing Communications Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 09 MK43029 Sari Widuri, SE, MSi. Abstract Kompetensi Modul ini membahas tentang pemahaman karakter dan potensi diri. Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat: Memahami pengertian kepribadian dan alasan mengetahui kepribadian Menjelaskan tipe-tipe kepribadian dan kecenderungan kepribadian Membuat evaluasi tipe kepribadian untuk pergaulan dan penyampaian informasi Membuat daftar kelebihan, kekurangan, dan usaha memperbaiki diri MENGENAL DIRI Mengapa Kita Perlu Mengenal Diri ? Kegagalan kita pada dasarnya wujud dari ketidaktahuan tentang diri kita sendiri. Orang gagal pada umumnya adalah orang yang sudah melakukan sesuatu tetapi tidak tahu tujuan hidup dan kegiatan yang dilakukan. Sejak lahir kita diperintahkan Tuhan untuk memanfaatkan isi alam dengan berfikir, mendengarkan, melihat, memperhatikan, melakukan dan mencoba dengan menggunakan potensi akal budi. Untuk memahami apa yang terjadi ketika orang berkomunikasi, maka individu tersebut harus terlebih dulu memahami dirinya sendiri dan lawan bicaranya. Pemahaman ini didapatkan melalui proses persepsi. Pemahaman diri berkembang seiring dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam hidup kita. Perilaku diri kita berperan penting dalam memberikan pemahaman diri pribadi. Konsep diri Konsep diri adalah bagaimana kita memandang diri sendiri, biasanya kita lakukan dengan memberikan penggolongan karakteristik sifat pribadi, karakteristik sifat social, dan peran social. Karakteristik pribadi adalah sifat-sifat yang kita miliki, paling tidak dalam persepsi mengenai diri sendiri. Karakteristik ini dapat bersifat fisik (tinggi, pendek, jenis kelamin, cantik, tampan, gemuk, kurus, dsb) atau dapat juga mengacu pada kemampuan tertentu (pandai, pendiam, bodoh, terpelajar, dsb) Konsep diri erat kaitannya dengan pengetahuan. Makin baik atau tinggi pengetahuannya maka makin baik pula konsep dirinya. Sebaliknya apabila pengetahuannya rendah maka konsep dirinya rendah pula atau kurang baik. Konsep diri mempunyai peranan penting dalam menentukan perilaku individu. Individu memandang atau menilai dirinya sendiri akan tampak jelas dari seluruh perilakunya, dengan kata lain perilaku seseorang akan sesuai dengan cara individu memandang dan menilai dirinya sendiri. Apabila individu memandang dirinya sebagai seorang yang memiliki cukup kemampuan untuk melaksanakan tugas, maka individu itu akan menampakan perilaku ‘13 2 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id sukses dalam melaksanakan tugasnya. Sebaliknya apabila individu memandang dirinya sebagai seorang yang kurang memiliki kemampuan melaksanakan tugas, maka individu itu akan menunjukkan ketidakmampuan dalam perilakunya. Rogers (dalam Burns, 1993:353) menyatakan bahwa konsep diri memainkan peranan yang sentral dalam tingkah laku manusia, dan bahwa semakin besar kesesuaian di antara konsep diri dan realitas semakin berkurang ketidakmampuan diri orang yang bersangkutan dan juga semakin berkurang perasaan tidak puasnya. Hal ini karena cara individu memandang dirinya akan tampak dari seluruh perilakunya. Konsep diri berperan dalam mempertahankan keselarasan batin, penafsiran pengalaman dan menentukan harapan individu. Konsep diri mempunyai peranan dalam mempertahankan keselarasan batin karena apabila timbul perasaan atau persepsi yang tidak seimbang atau saling bertentangan, maka akan terjadi situasi psikologis yang tidak menyenangkan. Untuk menghilangkan ketidakselarasan tersebut, ia akan mengubah perilakunya sampai dirinya merasakan adanya keseimbangan kembali dan situasinya menjadi menyenangkan lagi. Menurut William D.Brooks (dalam Rahkmat, 2005:105) bahwa dalam menilai dirinya seseorang ada yang menilai positif dan ada yang menilai negatif. Maksudnya individu tersebut ada yang mempunyai konsep diri yang positif dan ada yang mempunyai konsep diri yang negatif. Tanda-tanda individu yang memiliki konsep diri yang positif adalah : 1. Yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah. Orang ini mempunyai rasa percaya diri sehingga merasa mampu dan yakin untuk mengatasi masalah yang dihadapi, tidak lari dari masalah, dan percaya bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. 2. Merasa setara dengan orang lain. Ia selalu merendah diri, tidak sombong, mencela atau meremehkan siapapun, selalu menghargai orang lain. 3. Menerima pujian tanpa rasa malu. Ia menerima pujian tanpa rasa malu tanpa menghilangkan rasa merendah diri, jadi meskipun ia menerima pujian ia tidak membanggakan dirinya apalagi meremehkan orang lain. ‘13 3 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 4. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan keinginan serta perilaku yang tidak seharusnya disetujui oleh masyarakat. Ia peka terhadap perasaan orang lain sehingga akan menghargai perasaan orang lain meskipun kadang tidak di setujui oleh masyarakat. 5. Mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian tidak disenangi dan berusaha mengubahnya. Ia mampu untuk mengintrospeksi dirinya sendiri sebelum menginstrospeksi orang lain, dan mampu untuk mengubahnya menjadi lebih baik agar diterima Dasar konsep diri positif adalah penerimaan diri. Kualitas ini lebih mengarah ke kerendahan hati dan kekedermawanan dari pada keangkuhan dan keegoisan. Orang yang mengenal dirinya dengan baik merupakan orang yang mempunyai konsep diri yang positif. Tanda-Tanda individu yang memiliki konsep diri negatif adalah : 1. Peka terhadap kritik. Orang ini sangat tidak tahan kritik yang diterimanya dan mudah marah atau naik pitam, hal ini berarti dilihat dari faktor yang mempengaruhi dari individu tersebut belum dapat mengendalikan emosinya, sehingga kritikan dianggap sebagi hal yang salah. Bagi orang seperti ini koreksi sering dipersepsi sebagai usaha untuk menjatuhkan harga dirinya. Dalam berkomunikasi orang yang memiliki konsep diri negatif cenderung menghindari dialog yang terbuka, dan bersikeras mempertahankan pendapatnya dengan berbagai logika yang keliru. 2. Responsif sekali terhadap pujian. Walaupun ia mungkin berpura-pura menghindari pujian, ia tidak dapat menyembunyikan antusiasmenya pada waktu menerima pujian. Buat orang seperti ini, segala macam embel-embel yang menjunjung harga dirinya menjadi pusat perhatian. Bersamaan dengan kesenangannya terhadap pujian, merekapun hiperkritis terhadap orang lain. 3. Cenderung bersikap hiperkritis. Ia selalu mengeluh, mencela atau meremehkan apapun dan siapapun. Mereka tidak pandai dan tidak sanggup mengungkapkan penghargaan atau pengakuan pada kelebihan orang lain. 4. Cenderung merasa tidak disenangi oleh orang lain. Ia merasa tidak diperhatikan, karena itulah ia bereaksi pada orang lain sebagai musuh, sehingga tidak dapat melahirkan kehangatan dan keakraban persahabatan, berarti individu tersebut ‘13 4 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id merasa rendah diri atau bahkan berperilaku yang tidak disenangi, misalkan membenci, mencela atau bahkan yang melibatkan fisik yaitu mengajak berkelahi (bermusuhan). 5. Bersikap pesimis terhadap kompetisi. Hal ini terungkap dalam keengganannya untuk bersaing dengan orang lain dalam membuat prestasi. Ia akan menganggap tidak akan berdaya melawan persaingan yang merugikan dirinya. Self esteem (menghargai diri sendiri) Sebagai manusia yang memiliki hati nurani dan harga diri maka sudah sewajarnya kalau kita bisa menghargai diri sendiri. Hal itu sangat diperlukan dalam membina hubungan social manusia dengan lingkungannya secara individu maupun kelompok masyarakat. Setiap individu seharusnya memiliki pemahaman self esteem yang baik terhadap pribadinya. Karena merupakan salah satu bentuk ungkapan rasa syukur atas anugerah yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada individu tersebut. Selain itu juga akan meningkatkan rasa percaya diri dalam hubungannya dengan orang lain. Self esteem juga bisa dimanfaatkan sebagai “alarm” mengenai batas toleransi yang bisa diterima individu tersebut terhadap penerimaan perlakuan baik atau buruk dari individu lainnya. Sehingga individu tersebut bisa dengan sendirinya memahami bagaimana seharusnya beraksi atau mengambil sikap terhadap perlakuan yang baik atau buruk tersebut dari orang lain. Serta juga bisa memberikan pemahaman kepada individu bagaimana harus bersikap atau berperilaku kepada orang lain. Contoh : kita bisa menentukan atau mengajukan permintaan kepada perusahaan tempat kita bekerja mengenai berapa gaji yang diinginkan sesuai dengan tingkat pendidikan dan pengalaman kerja yang kita miliki, serta perkiraan biaya hidup yang dibutuhkan. Identitas diri Tiap individu tentu memiliki karakteristik yang berbeda-beda, bahkan merupakan kombinasi dari beberapa karakteristik/ sifat, inilah yang disebut multiple selves. Hal ini juga yang membuat tiap individu berbeda dan unik. Misalnya : Ani adalah seorang wanita yang feminine, memiliki postur tubuh yang tinggi dan langsing serta sifatnya pendiam, teliti, dan ‘13 5 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id cerdas/pandai. Sedangkan Wati adalah seorang wanita yang feminine, memiliki postur tubuh yang tingginya sama dengan Ani namun gemuk, sifatnya cuek, ceria, agak ceroboh, pelupa dan lebih pandai daripada Ani. TIPE-TIPE KEPRIBADIAN Orang yang sukses adalah orang yang mengenal kepribadiannya. Dengan demikian seseorang dapat mengembangkan citra diri positif dan menghilangkan citra diri negatif. Tipe-tipe kepribadian menurut Myers-Briggs (1985) dan Yul Iskandar (2000) adalah sebagai berikut: Tipe kepribadian dalam pergaulan : 1. Ekstrovert : suka pergaulan, tidak kaku dan canggung serta senang dalam kegiatan sosial 2. Introvert : kurang menyenangi orang lain, suka menyendiri, tidak suka bicara, mudah tersinggung, kurang percaya diri, kurang bergaul, pemalu dan pendiam. Tipe kepribadian dalam penyampaian informasi : 1. Jujur : lurus hati dapat dipercaya dan tidak berkhianat 2. Pembohong : dusta dan berjanji palsu Tipe kepribadian terhadap pandangan orang lain : 1. Bersahabat : melihat orang lain baik dan menyenangkan serta mempunyai banyak kawan. 2. Bermusuhan : melihat orang lain selalu berbuat jahat dan membahayakan serta memandang orang lain sebagai musuh. Tipe kepribadian dalam pengambilan keputusan : 1. Pengambilan resiko : cepat berhasil, malas yang rutin dan berspekulasi tinggi. 2. Bermain aman : penakut dan menjauhi resiko sehingga banyak kesempatan lewat begitu saja. Tipe Kepribadian Terhadap Pertanggungjawaban 1. Bertanggung jawab : berani mengambil tanggung jawab dan risiko serta tidak mencari kambing hitam, bahkan bertanggung jawab terhadap sesuatu yang bukan diperbuatnya. ‘13 6 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Pengecut : Tidak mau menerima risiko atas segala perbuatannya, melemparkan tanggung jawab dan mencari kambing hitam. Tipe Kepribadian Terhadap Karier 1. Manajer / Pemimpin : Mengarahkan pencapaian pada satu tujuan dan mempunyai potensi berkembang tinggi serta menjadi pekerja keras. 2. Staf : Profesi untuk mengerjakan sesuatu dengan baik dan tidak berhubungan dengan kepemimpinan, mempunyai sifat setia dan pekerja yang tekun. Tipe kepribadian terhadap masa depan : 1. Optimis : seorang yang mau menantang masa depan, pandai bergaul, mampu mengontrol diri dan rasional 2. Pesimis : orang yang memandang masa depan dengan suram, tidak mempunyai harapan baik, apatis, merasa berdosa, putus asa, mudah marah dan tidak berbahagia. Tipe kepribadian dalam kehidupan pribadi : 1. Romantis : mementingkan hubungan cinta, mendamba cinta pada satu orang. Menyukai seni, rapi, banyak kawan, tidak konservatif, hangat dan kurang rasional tetapi lebih emosional. 2. Prosmikuaitas : pikirannya seks saja POTENSI DIRI Potensi diri merupakan kemampuan, kekuatan, baik yang belum terwujud maupun yang telah terwujud, yang dimiliki seseorang, tetapi belum sepenuhnya terlihat atau dipergunakan secara maksimal. Menurut "Howard Gardner", potensi yang terpenting adalah intelegensi, yaitu sebagai berikut: 1. Intelegensi linguistik, intelegensi yang menggunakan dan mengolah kata-kata, baik lisan maupun tulisan, secara efektif. Intelegensi ini antara lain dimiliki oleh para sastrawan, editor, dan jurnalis. 2. Intelegensi matematis-logis, kemampuan yang lebih berkaitan dengan penggunaan bilangan pada kepekaan pola logika dan perhitungan. 3. Intelegensi ruang, kemampuan yang berkenaan dengan kepekaan mengenal bentuk dan benda secara tepat serta kemampuan menangkap dunia visual secara cepat. Kemampuan ini biasanya dimiliki oleh para arsitek, dekorator dan pemburu. ‘13 7 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 4. Intelegensi kinestetik-badani, kemampuan menggunakan gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan. Kemampuan ini dimiliki oleh aktor, penari, pemahat, atlet dan ahli bedah. 5. Intelegensi musikal, kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan dan menikmati bentuk-bentuk musik dan suara. Kemampuan ini terdapat pada pencipta lagu dan penyanyi. 6. Intelegensi interpersonal, kemampuan seseorang untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, motivasi, dan watak temperamen orang lain seperti yang dimiliki oleh seseorang motivator dan fasilitator. 7. Intelegensi intrapersonal, kemampuan seseorang dalam mengenali dirinya sendiri. Kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan berefleksi (merenung) dan keseimbangan diri. 8. Intelegensi naturalis, kemampuan seseorang untuk mengenal alam, flora dan fauna dengan baik. 9. Intelegensi eksistensial, kemampuan seseeorang menyangkut kepekaan menjawab persoalan-persoalan terdalam keberadaan manusia, seperti apa makna hidup, mengapa manusia harus diciptakan dan mengapa kita hidup dan akhirnya mati. The Jouhari Window Theory Teori ini dikembangkan oleh Psikolog Joseph Luft dan Harry Ingham untuk program proses kelompok mereka. Model tersebut sebagai jendela komunikasi melalui mana Anda memberi dan menerima informasi tentang diri Anda dan orang lain, serta potensi diri. Merupakan sebuah model yang dikenal sebagai Johari Window menggambarkan proses memberi dan menerima umpan balik. Melalui proses umpan balik, kita melihat diri kita seperti orang lain melihat kita. Melalui umpan balik, orang lain juga belajar bagaimana kita melihat mereka. Umpan balik memberikan informasi kepada seseorang atau kelompok baik dengan komunikasi verbal atau nonverbal. Informasi yang Anda berikan memberitahu orang lain bagaimana perilaku mereka mempengaruhi Anda, bagaimana Anda rasakan, dan apa yang Anda anggap (umpan balik dan keterbukaan diri). ‘13 8 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id The Johari Window model, terdiri dari 4 kuadran, seperti digambarkan diagram di bawah ini : Penjelasan keempat kuadran tersebut adalah : Quadrant 1: Open Area / Arena What is known by the person about him/herself and is also known by others. berisi hal-hal yang aku tahu tentang diriku dan juga diketahui oleh orang lain. Ditandai dengan pertukaran informasi antara diri dan orang lain dengan bebas. Pada kuadran ini terdapat tingkat kepercayaan antar individu yang tinggi, sehingga dengan mudahnya berbagi informasi tentang hal-hal pribadi. Quadrant 2: Blind Area, or "Blind Spot" What is unknown by the person about him/herself but which others know. berisi informasi yang saya tidak tahu tentang diriku sendiri, tapi diketahui oleh orang lain. Orang lain mendapatkannya melalui komunikasi non verbal yang saya lakukan, misalnya melalui sikap, cara saya mengatakan sesuatu hal, atau gaya di mana saya berhubungan dengan orang lain, saya mungkin tidak tahu bahwa saya selalu berpaling dari seseorang ketika saya berbicara atau bahwa saya selalu berdehem sebelum mengatakan sesuatu. Quadrant 3: Hidden or Avoided Area / Facade What the person knows about him/herself that others do not. Berisi informasi yang saya tahu tentang diriku sendiri, tetapi orang lain tidak tahu. Saya menjaga hal-hal yang tersembunyi dari mereka. Saya mungkin takut bahwa jika kelompok itu ‘13 9 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id tahu perasaan saya, persepsi, dan pendapat mengenai kelompok atau individu dalam kelompok, mereka mungkin menolak, menyerang, atau menyakiti saya. Akibatnya, saya menahan informasi ini. Sebelum mengambil risiko mengatakan sesuatu kepada orang lain, saya harus tahu ada unsur mendukung dalam kelompok kami. Saya ingin anggota kelompok untuk menilai saya positif ketika saya mengungkapkan perasaan, pikiran, dan reaksi. Saya harus mengungkapkan sesuatu tentang diri saya untuk mengetahui bagaimana anggota akan bereaksi. Di sisi lain, saya dapat menyimpan informasi tertentu untuk diriku sendiri sehingga saya bisa memanipulasi atau mengendalikan orang lain. Quadrant 4: Unknown Area What is unknown by the person about him/herself and is also unknown by others. Berisi hal-hal yang baik saya sendiri maupun orang lain tidak tahu mengenai hal-hal tentang saya. Aku mungkin tidak pernah menyadari bahwa hal tersebut terkubur jauh di bawah permukaan di daerah bawah sadar saya. Daerah ini diketahui merupakan dinamika intrapersonal, kenangan masa kanak-kanak, potensi laten, dan sumber daya (kemampuan atau potensi diri) yang belum diakui. Batas-batas internal perubahan panel tergantung pada jumlah umpan balik dicari dan diterima. Mengetahui semua tentang diri sendiri adalah sangat tidak mungkin, dan ekstensi tidak dikenal dalam model merupakan bagian dari diriku yang selalu akan tetap tidak diketahui. Proses pengembangan dari kuadran yang terbuka secara vertical disebut self-disclosure (=pengungkapan diri), dimana terjadi proses “take and give” (saling memberi dan menerima) antar individu yang saling berinteraksi/berhubungan/berkomunikasi. Seiring dengan proses sharing informasi, boundary yang berbatasan dengan hidden quadrant bergerak ke bawah, dan ketika orang mulai berkomunikasi maka tingkat kepercayaan diantara mereka pun mulai dibangun. MENJADI PRIBADI YANG PROAKTIF Kehidupan begitu dinamis, penuh dengan gerakan yang pasti. Semua langkah mengacu ke depan, setapak demi setapak, hingga akhirnya tiba di tempat singgah. Tidak ada yang tanpa makna, meski kebermaknaan tersebut tidak selalu positif. Rangkaian peristiwa dalam kehidupan adalah untaian makna, baik itu yang bersifat positif atau negatif. Adakah makna ‘13 10 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id yang nol, tidak bernilai atau bebas point. Ternyata tidak ada, karena kehidupan tak pernah mengenal statif. Selalu berjalan, bergerak, berdetak tak pernah henti. Dalam diam-pun selalu ada yang bergerak. Statif, pasif, diam atau dorman berarti kebermaknaan negatif, bukan nol. Untuk diam emas dan gerak emas perlu proaktif, karena keduanya merupakan produk dari pilihan sadar. Diam emas dan gerak emas adalah perilaku, yang terwujud karena kemampuan untuk memilih respons. Teori model proaktif dari Covey (1994) menyatakan, bahwa proaktivitas adalah kebebasan untuk memilih stimulus tertentu untuk menjadi respons tertentu, sehingga menghasilkan kesadaran diri, imajinasi, suara hati dan kehendak bebas tertentu. Selanjutnya dikemukakan, bahwa orang yang proaktif tetap dipengaruhi oleh stimulus luar, entah fisik, sosial atau psikologis. Namun respons mereka terhadap stimulus tersebut, sadar atau tidak sadar, didasarkan pada pilihan atau respons yang berdasar nilai. ‘13 11 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id DAFTAR PUSTAKA 1. Ubaedy An, Interpersonal Skill : bagaimana anda membangun, mempertahankan, dan mengatasi konflik hubungan, 2008 2. Winarti Euis, Pengembangan kepribadian, Graha Ilmu, 2008 3. Amit, A, Mengupas Kepribadian Anda. Karisma Publishing Group: Jakarta 4. Aw, S. 2012. Komunikasi Sosial Budaya. Yogyakarta: Graha Ilmu 5. De Janasz, S.C.2011. Interpersonal Skills in Organizations 4thed. McGraw-Hill. 6. Harefa,A.2004.Menata Karier. Jakarta: Kompas Group. 7. Kasali, R. 2007. Sukses Melakukan Presentasi Jakarta: Indeks Gramedia. 8. Lothar, S. 2004. Mengatur Waktu Secara Efektif. Jakarta. Gramedia. 9. Mulyana. D. 2004. Komunikasi Efektif. Bandung: Rosda Karya. 10. Effendy, Onong Uchjana, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:Grasindo.Rosdakarya 11. Cangara, Hafidz,2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:PT RajaGrafindo Persada 12. Littlejohn, Stephen W. 2001. Theories of Human Communication. USA: Wadsworth Publishing. 13. Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosda. 14. Ruben, Brent D,Stewart, Lea P, 2005, Communication and Human Behaviour,USA:Alyn and Bacon ‘13 12 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id