Konsep diri - Universitas Mercu Buana

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
INTERPERSONNAL COMMUNICATION SKILL
PEMAHAMAN KARAKTER & POTENSI DIRI
Fakultas
Program Studi
Ilmu Komunikasi
Advertising & Marketing
Communications
Tatap Muka
Kode MK
Disusun Oleh
09
MK43029
Sari Widuri, SE, MSi.
Abstract
Kompetensi
Modul ini membahas tentang pemahaman
karakter dan potensi diri.
Setelah mengikuti mata kuliah ini
diharapkan mahasiswa dapat:
Memahami pengertian kepribadian dan
alasan mengetahui kepribadian
Menjelaskan tipe-tipe kepribadian dan
kecenderungan kepribadian
Membuat evaluasi tipe kepribadian untuk
pergaulan dan penyampaian informasi
Membuat daftar kelebihan, kekurangan, dan
usaha memperbaiki diri
MENGENAL DIRI
Mengapa Kita Perlu Mengenal Diri ? Kegagalan kita pada dasarnya wujud dari ketidaktahuan
tentang diri kita sendiri. Orang gagal pada umumnya adalah orang yang sudah melakukan
sesuatu tetapi tidak tahu tujuan hidup dan kegiatan yang dilakukan. Sejak lahir kita
diperintahkan Tuhan untuk memanfaatkan isi alam dengan berfikir, mendengarkan, melihat,
memperhatikan, melakukan dan mencoba dengan menggunakan potensi akal budi.
Untuk memahami apa yang terjadi ketika orang berkomunikasi, maka individu tersebut harus
terlebih dulu memahami dirinya sendiri dan lawan bicaranya. Pemahaman ini didapatkan
melalui proses persepsi. Pemahaman diri berkembang seiring dengan perubahan-perubahan
yang terjadi dalam hidup kita. Perilaku diri kita berperan penting dalam memberikan
pemahaman diri pribadi.
Konsep diri
Konsep diri adalah bagaimana kita memandang diri sendiri, biasanya kita lakukan dengan
memberikan penggolongan karakteristik sifat pribadi, karakteristik sifat social, dan peran
social. Karakteristik pribadi adalah sifat-sifat yang kita miliki, paling tidak dalam persepsi
mengenai diri sendiri. Karakteristik ini dapat bersifat fisik (tinggi, pendek, jenis kelamin,
cantik, tampan, gemuk, kurus, dsb) atau dapat juga mengacu pada kemampuan tertentu
(pandai, pendiam, bodoh, terpelajar, dsb)
Konsep diri erat kaitannya dengan pengetahuan. Makin baik atau tinggi pengetahuannya
maka makin baik pula konsep dirinya. Sebaliknya apabila pengetahuannya rendah maka
konsep dirinya rendah pula atau kurang baik.
Konsep diri mempunyai peranan penting dalam menentukan perilaku individu. Individu
memandang atau menilai dirinya sendiri akan tampak jelas dari seluruh perilakunya, dengan
kata lain perilaku seseorang akan sesuai dengan cara individu memandang dan menilai
dirinya sendiri. Apabila individu memandang dirinya sebagai seorang yang memiliki cukup
kemampuan untuk melaksanakan tugas, maka individu itu akan menampakan perilaku
‘13
2
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
sukses dalam melaksanakan tugasnya. Sebaliknya apabila individu memandang dirinya
sebagai seorang yang kurang memiliki kemampuan melaksanakan tugas, maka individu itu
akan menunjukkan ketidakmampuan dalam perilakunya.
Rogers (dalam Burns, 1993:353) menyatakan bahwa konsep diri memainkan peranan yang
sentral dalam tingkah laku manusia, dan bahwa semakin besar kesesuaian di antara konsep
diri dan realitas semakin berkurang ketidakmampuan diri orang yang bersangkutan dan juga
semakin berkurang perasaan tidak puasnya. Hal ini karena cara individu memandang dirinya
akan tampak dari seluruh perilakunya. Konsep diri berperan dalam mempertahankan
keselarasan batin, penafsiran pengalaman dan menentukan harapan individu. Konsep diri
mempunyai peranan dalam mempertahankan keselarasan batin karena apabila timbul
perasaan atau persepsi yang tidak seimbang atau saling bertentangan, maka akan terjadi
situasi psikologis yang tidak menyenangkan. Untuk menghilangkan ketidakselarasan
tersebut, ia akan mengubah perilakunya sampai dirinya merasakan adanya keseimbangan
kembali dan situasinya menjadi menyenangkan lagi.
Menurut William D.Brooks (dalam Rahkmat, 2005:105) bahwa dalam menilai dirinya
seseorang ada yang menilai positif dan ada yang menilai negatif. Maksudnya individu
tersebut ada yang mempunyai konsep diri yang positif dan ada yang mempunyai konsep diri
yang negatif.
Tanda-tanda individu yang memiliki konsep diri yang positif adalah :
1. Yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah. Orang ini mempunyai rasa
percaya diri sehingga merasa mampu dan yakin untuk mengatasi masalah yang
dihadapi, tidak lari dari masalah, dan percaya bahwa setiap masalah pasti ada jalan
keluarnya.
2. Merasa setara dengan orang lain. Ia selalu merendah diri, tidak sombong, mencela
atau meremehkan siapapun, selalu menghargai orang lain.
3. Menerima pujian tanpa rasa malu. Ia menerima pujian tanpa rasa malu tanpa
menghilangkan rasa merendah diri, jadi meskipun ia menerima pujian ia tidak
membanggakan dirinya apalagi meremehkan orang lain.
‘13
3
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
4. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan keinginan serta
perilaku yang tidak seharusnya disetujui oleh masyarakat. Ia peka terhadap perasaan
orang lain sehingga akan menghargai perasaan orang lain meskipun kadang tidak di
setujui oleh masyarakat.
5. Mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian
tidak disenangi dan berusaha mengubahnya. Ia mampu untuk mengintrospeksi
dirinya
sendiri
sebelum
menginstrospeksi
orang
lain,
dan
mampu
untuk
mengubahnya menjadi lebih baik agar diterima
Dasar konsep diri positif adalah penerimaan diri. Kualitas ini lebih mengarah ke kerendahan
hati dan kekedermawanan dari pada keangkuhan dan keegoisan. Orang yang mengenal
dirinya dengan baik merupakan orang yang mempunyai konsep diri yang positif.
Tanda-Tanda individu yang memiliki konsep diri negatif adalah :
1. Peka terhadap kritik. Orang ini sangat tidak tahan kritik yang diterimanya dan mudah
marah atau naik pitam, hal ini berarti dilihat dari faktor yang mempengaruhi dari
individu tersebut belum dapat mengendalikan emosinya, sehingga kritikan dianggap
sebagi hal yang salah. Bagi orang seperti ini koreksi sering dipersepsi sebagai usaha
untuk menjatuhkan harga dirinya. Dalam berkomunikasi orang yang memiliki konsep
diri
negatif
cenderung
menghindari
dialog
yang
terbuka,
dan
bersikeras
mempertahankan pendapatnya dengan berbagai logika yang keliru.
2. Responsif sekali terhadap pujian. Walaupun ia mungkin berpura-pura menghindari
pujian, ia tidak dapat menyembunyikan antusiasmenya pada waktu menerima pujian.
Buat orang seperti ini, segala macam embel-embel yang menjunjung harga dirinya
menjadi pusat perhatian. Bersamaan dengan kesenangannya terhadap pujian,
merekapun hiperkritis terhadap orang lain.
3. Cenderung bersikap hiperkritis. Ia selalu mengeluh, mencela atau meremehkan
apapun dan siapapun. Mereka tidak pandai dan tidak sanggup mengungkapkan
penghargaan atau pengakuan pada kelebihan orang lain.
4. Cenderung merasa tidak disenangi oleh orang lain. Ia merasa tidak diperhatikan,
karena itulah ia bereaksi pada orang lain sebagai musuh, sehingga tidak dapat
melahirkan kehangatan dan keakraban persahabatan, berarti individu tersebut
‘13
4
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
merasa rendah diri atau bahkan berperilaku yang tidak disenangi, misalkan
membenci, mencela atau bahkan yang melibatkan fisik yaitu mengajak berkelahi
(bermusuhan).
5. Bersikap pesimis terhadap kompetisi. Hal ini terungkap dalam keengganannya untuk
bersaing dengan orang lain dalam membuat prestasi. Ia akan menganggap tidak
akan berdaya melawan persaingan yang merugikan dirinya.
Self esteem (menghargai diri sendiri)
Sebagai manusia yang memiliki hati nurani dan harga diri maka sudah sewajarnya kalau kita
bisa menghargai diri sendiri. Hal itu sangat diperlukan dalam membina hubungan social
manusia dengan lingkungannya secara individu maupun kelompok masyarakat. Setiap
individu seharusnya memiliki pemahaman self esteem yang baik terhadap pribadinya. Karena
merupakan salah satu bentuk ungkapan rasa syukur atas anugerah yang diberikan Tuhan
Yang Maha Esa kepada individu tersebut. Selain itu juga akan meningkatkan rasa percaya diri
dalam hubungannya dengan orang lain.
Self esteem juga bisa dimanfaatkan sebagai “alarm” mengenai batas toleransi yang bisa
diterima individu tersebut terhadap penerimaan perlakuan baik atau buruk dari individu
lainnya. Sehingga individu tersebut bisa dengan sendirinya memahami bagaimana
seharusnya beraksi atau mengambil sikap terhadap perlakuan yang baik atau buruk tersebut
dari orang lain. Serta juga bisa memberikan pemahaman kepada individu bagaimana harus
bersikap atau berperilaku kepada orang lain. Contoh : kita bisa menentukan atau
mengajukan permintaan kepada perusahaan tempat kita bekerja mengenai berapa gaji yang
diinginkan sesuai dengan tingkat pendidikan dan pengalaman kerja yang kita miliki, serta
perkiraan biaya hidup yang dibutuhkan.
Identitas diri
Tiap individu tentu memiliki karakteristik yang berbeda-beda, bahkan merupakan kombinasi
dari beberapa karakteristik/ sifat, inilah yang disebut multiple selves. Hal ini juga yang
membuat tiap individu berbeda dan unik. Misalnya : Ani adalah seorang wanita yang
feminine, memiliki postur tubuh yang tinggi dan langsing serta sifatnya pendiam, teliti, dan
‘13
5
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
cerdas/pandai. Sedangkan Wati adalah seorang wanita yang feminine, memiliki postur tubuh
yang tingginya sama dengan Ani namun gemuk, sifatnya cuek, ceria, agak ceroboh, pelupa
dan lebih pandai daripada Ani.
TIPE-TIPE KEPRIBADIAN
Orang yang sukses adalah orang yang mengenal kepribadiannya. Dengan demikian
seseorang dapat mengembangkan citra diri positif dan menghilangkan citra diri negatif.
Tipe-tipe kepribadian menurut Myers-Briggs (1985) dan Yul Iskandar (2000) adalah sebagai
berikut:
Tipe kepribadian dalam pergaulan :
1. Ekstrovert : suka pergaulan, tidak kaku dan canggung serta senang dalam kegiatan
sosial
2. Introvert : kurang menyenangi orang lain, suka menyendiri, tidak suka bicara, mudah
tersinggung, kurang percaya diri, kurang bergaul, pemalu dan pendiam.
Tipe kepribadian dalam penyampaian informasi :
1. Jujur : lurus hati dapat dipercaya dan tidak berkhianat
2. Pembohong : dusta dan berjanji palsu
Tipe kepribadian terhadap pandangan orang lain :
1. Bersahabat : melihat orang lain baik dan menyenangkan serta mempunyai banyak
kawan.
2. Bermusuhan : melihat orang lain selalu berbuat jahat dan membahayakan serta
memandang orang lain sebagai musuh.
Tipe kepribadian dalam pengambilan keputusan :
1. Pengambilan resiko : cepat berhasil, malas yang rutin dan berspekulasi tinggi.
2. Bermain aman : penakut dan menjauhi resiko sehingga banyak kesempatan lewat
begitu saja.
Tipe Kepribadian Terhadap Pertanggungjawaban
1. Bertanggung jawab :
berani mengambil tanggung jawab dan risiko serta tidak
mencari kambing hitam, bahkan bertanggung jawab terhadap sesuatu yang bukan
diperbuatnya.
‘13
6
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Pengecut : Tidak mau menerima risiko atas segala perbuatannya, melemparkan
tanggung jawab dan mencari kambing hitam.
Tipe Kepribadian Terhadap Karier
1. Manajer / Pemimpin : Mengarahkan pencapaian pada satu tujuan dan mempunyai
potensi berkembang tinggi serta menjadi pekerja keras.
2. Staf : Profesi untuk mengerjakan sesuatu dengan baik dan tidak berhubungan
dengan kepemimpinan, mempunyai sifat setia dan pekerja yang tekun.
Tipe kepribadian terhadap masa depan :
1. Optimis : seorang yang mau menantang masa depan, pandai bergaul, mampu
mengontrol diri dan rasional
2. Pesimis : orang yang memandang masa depan dengan suram, tidak mempunyai
harapan baik, apatis, merasa berdosa, putus asa, mudah marah dan tidak berbahagia.
Tipe kepribadian dalam kehidupan pribadi :
1. Romantis : mementingkan hubungan cinta, mendamba
cinta pada satu orang.
Menyukai seni, rapi, banyak kawan, tidak konservatif, hangat dan kurang rasional
tetapi lebih emosional.
2. Prosmikuaitas : pikirannya seks saja
POTENSI DIRI
Potensi diri merupakan kemampuan, kekuatan, baik yang belum terwujud maupun yang
telah terwujud, yang dimiliki seseorang, tetapi belum sepenuhnya terlihat atau dipergunakan
secara maksimal. Menurut "Howard Gardner", potensi yang terpenting adalah intelegensi,
yaitu sebagai berikut:
1. Intelegensi linguistik, intelegensi yang menggunakan dan mengolah kata-kata, baik
lisan maupun tulisan, secara efektif. Intelegensi ini antara lain dimiliki oleh para
sastrawan, editor, dan jurnalis.
2. Intelegensi matematis-logis, kemampuan yang lebih berkaitan dengan penggunaan
bilangan pada kepekaan pola logika dan perhitungan.
3. Intelegensi ruang, kemampuan yang berkenaan dengan kepekaan mengenal bentuk
dan benda secara tepat serta kemampuan menangkap dunia visual secara cepat.
Kemampuan ini biasanya dimiliki oleh para arsitek, dekorator dan pemburu.
‘13
7
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
4. Intelegensi kinestetik-badani, kemampuan menggunakan gerak tubuh untuk
mengekspresikan gagasan dan perasaan. Kemampuan ini dimiliki oleh aktor, penari,
pemahat, atlet dan ahli bedah.
5. Intelegensi musikal, kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan dan
menikmati bentuk-bentuk musik dan suara. Kemampuan ini terdapat pada pencipta
lagu dan penyanyi.
6. Intelegensi interpersonal, kemampuan seseorang untuk mengerti dan menjadi peka
terhadap perasaan, motivasi, dan watak temperamen orang lain seperti yang dimiliki
oleh seseorang motivator dan fasilitator.
7. Intelegensi intrapersonal, kemampuan seseorang dalam mengenali dirinya sendiri.
Kemampuan
ini
berkaitan
dengan
kemampuan
berefleksi
(merenung)
dan
keseimbangan diri.
8. Intelegensi naturalis, kemampuan seseorang untuk mengenal alam, flora dan fauna
dengan baik.
9. Intelegensi eksistensial, kemampuan seseeorang menyangkut kepekaan menjawab
persoalan-persoalan terdalam keberadaan manusia, seperti apa makna hidup,
mengapa manusia harus diciptakan dan mengapa kita hidup dan akhirnya mati.
The Jouhari Window Theory
Teori ini dikembangkan oleh Psikolog Joseph Luft dan Harry Ingham untuk program
proses kelompok mereka. Model tersebut sebagai jendela komunikasi melalui mana Anda
memberi dan menerima informasi tentang diri Anda dan orang lain, serta potensi diri.
Merupakan sebuah model yang dikenal sebagai Johari Window menggambarkan proses
memberi dan menerima umpan balik.
Melalui proses umpan balik, kita melihat diri kita seperti orang lain melihat kita. Melalui
umpan balik, orang lain juga belajar bagaimana kita melihat mereka. Umpan balik
memberikan informasi kepada seseorang atau kelompok baik dengan komunikasi verbal
atau nonverbal. Informasi yang Anda berikan memberitahu orang lain bagaimana perilaku
mereka mempengaruhi Anda, bagaimana Anda rasakan, dan apa yang Anda anggap (umpan
balik dan keterbukaan diri).
‘13
8
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
The Johari Window model, terdiri dari 4 kuadran, seperti digambarkan diagram di bawah ini :
Penjelasan keempat kuadran tersebut adalah :
Quadrant 1: Open Area / Arena
What is known by the person about him/herself and is also known by others.
berisi hal-hal yang aku tahu tentang diriku dan juga diketahui oleh orang lain. Ditandai
dengan pertukaran informasi antara diri dan orang lain dengan bebas. Pada kuadran ini
terdapat tingkat kepercayaan antar individu yang tinggi, sehingga dengan mudahnya
berbagi informasi tentang hal-hal pribadi.
Quadrant 2: Blind Area, or "Blind Spot"
What is unknown by the person about him/herself but which others know.
berisi informasi yang saya tidak tahu tentang diriku sendiri, tapi diketahui oleh orang lain.
Orang lain mendapatkannya melalui komunikasi non verbal yang saya lakukan, misalnya
melalui sikap, cara saya mengatakan sesuatu hal, atau gaya di mana saya berhubungan
dengan orang lain, saya mungkin tidak tahu bahwa saya selalu berpaling dari seseorang
ketika saya berbicara atau bahwa saya selalu berdehem sebelum
mengatakan sesuatu.
Quadrant 3: Hidden or Avoided Area / Facade
What the person knows about him/herself that others do not.
Berisi informasi yang saya tahu tentang diriku sendiri, tetapi orang lain tidak tahu. Saya
menjaga hal-hal yang tersembunyi dari mereka. Saya mungkin takut bahwa jika kelompok itu
‘13
9
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
tahu perasaan saya, persepsi, dan pendapat mengenai kelompok atau individu dalam
kelompok, mereka mungkin menolak, menyerang, atau menyakiti saya.
Akibatnya,
saya
menahan informasi ini. Sebelum mengambil risiko mengatakan sesuatu kepada orang lain,
saya harus tahu ada unsur mendukung dalam kelompok kami. Saya ingin anggota kelompok
untuk menilai saya positif ketika saya mengungkapkan perasaan, pikiran, dan reaksi. Saya
harus mengungkapkan sesuatu tentang diri saya untuk mengetahui bagaimana anggota
akan bereaksi. Di sisi lain, saya dapat menyimpan informasi tertentu untuk diriku sendiri
sehingga saya bisa memanipulasi atau mengendalikan orang lain.
Quadrant 4: Unknown Area
What is unknown by the person about him/herself and is also unknown by others.
Berisi hal-hal yang baik saya sendiri maupun orang lain tidak tahu mengenai hal-hal tentang
saya. Aku mungkin tidak pernah menyadari bahwa hal tersebut terkubur jauh di bawah
permukaan di daerah bawah sadar saya. Daerah ini diketahui merupakan dinamika
intrapersonal, kenangan masa kanak-kanak, potensi laten, dan sumber daya (kemampuan
atau potensi diri) yang belum diakui. Batas-batas internal perubahan panel tergantung pada
jumlah umpan balik dicari dan diterima. Mengetahui semua tentang diri sendiri adalah
sangat tidak mungkin, dan ekstensi tidak dikenal dalam model merupakan bagian dari diriku
yang selalu akan tetap tidak diketahui.
Proses pengembangan dari kuadran yang terbuka secara vertical disebut self-disclosure
(=pengungkapan diri), dimana terjadi proses “take and give” (saling memberi dan menerima)
antar individu yang saling berinteraksi/berhubungan/berkomunikasi. Seiring dengan proses
sharing informasi, boundary yang berbatasan dengan hidden quadrant bergerak ke bawah,
dan ketika orang mulai berkomunikasi maka tingkat kepercayaan diantara mereka pun mulai
dibangun.
MENJADI PRIBADI YANG PROAKTIF
Kehidupan begitu dinamis, penuh dengan gerakan yang pasti. Semua langkah mengacu ke
depan, setapak demi setapak, hingga akhirnya tiba di tempat singgah. Tidak ada yang tanpa
makna, meski kebermaknaan tersebut tidak selalu positif. Rangkaian peristiwa dalam
kehidupan adalah untaian makna, baik itu yang bersifat positif atau negatif. Adakah makna
‘13
10
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
yang nol, tidak bernilai atau bebas point. Ternyata tidak ada, karena kehidupan tak pernah
mengenal statif. Selalu berjalan, bergerak, berdetak tak pernah henti.
Dalam diam-pun selalu ada yang bergerak. Statif, pasif, diam atau dorman berarti
kebermaknaan negatif, bukan nol.
Untuk diam emas dan gerak emas perlu proaktif, karena keduanya merupakan produk dari
pilihan sadar. Diam emas dan gerak emas adalah perilaku, yang terwujud karena
kemampuan untuk memilih respons. Teori model proaktif dari Covey (1994) menyatakan,
bahwa proaktivitas adalah kebebasan untuk memilih stimulus tertentu untuk menjadi
respons tertentu, sehingga menghasilkan kesadaran diri, imajinasi, suara hati dan kehendak
bebas tertentu. Selanjutnya dikemukakan, bahwa orang yang proaktif tetap dipengaruhi oleh
stimulus luar, entah fisik, sosial atau psikologis. Namun respons mereka terhadap stimulus
tersebut, sadar atau tidak sadar, didasarkan pada pilihan atau respons yang berdasar nilai.
‘13
11
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
1. Ubaedy An, Interpersonal Skill : bagaimana anda membangun, mempertahankan, dan
mengatasi konflik hubungan, 2008
2. Winarti Euis, Pengembangan kepribadian, Graha Ilmu, 2008
3. Amit, A, Mengupas Kepribadian Anda. Karisma Publishing Group: Jakarta
4. Aw, S. 2012. Komunikasi Sosial Budaya. Yogyakarta: Graha Ilmu
5. De Janasz, S.C.2011. Interpersonal Skills in Organizations 4thed. McGraw-Hill.
6. Harefa,A.2004.Menata Karier. Jakarta: Kompas Group.
7. Kasali, R. 2007. Sukses Melakukan Presentasi Jakarta: Indeks Gramedia.
8. Lothar, S. 2004. Mengatur Waktu Secara Efektif. Jakarta. Gramedia.
9. Mulyana. D. 2004. Komunikasi Efektif. Bandung: Rosda Karya.
10. Effendy, Onong Uchjana, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Pengantar
Ilmu Komunikasi, Jakarta:Grasindo.Rosdakarya
11. Cangara, Hafidz,2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:PT RajaGrafindo Persada
12. Littlejohn, Stephen W. 2001. Theories of Human Communication. USA: Wadsworth
Publishing.
13. Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosda.
14. Ruben, Brent D,Stewart, Lea P, 2005, Communication and Human Behaviour,USA:Alyn
and Bacon
‘13
12
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download