MODUL PERKULIAHAN DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN STRATEGI PENETAPAN HARGA Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Advertising & Marketing Communications Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 09 MK43025 Sari Widuri, SE, MSi. Abstract Kompetensi Modul ini membahas mengenai strategi penetapan harga yang meliputi makna dan pentingnya harga, tujuan penetapan harga dan berbagai cara penetapan harga. Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat menganalisis dan menghitung besarnya harga dengan merbagai cara penetapan harga. MAKNA DAN PENTINGNYA HARGA Harga dapat didefinisikan secara singkat sebagai sejumlah uang yang dibebankan atau suatu produk atau jasa, atau lebih luas, sebagai sejumlah nilai yang ditukar konsumen atas manfaat karena memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa. Walaupun peran faktor-faktor nonharga semakin besar dalam proses pemasaran modern, harga tetap merupakan elemen penting dalam bauran pemasaran. Sepanjang sejarahnya, prices atau harga-harga ditetapkan dalam negosiasi antara pembeli dan penjual. Kebijakan-kebijakan harga tetap (fixed price policies) adalah suatu ide suatu ide modern yang secara relatif muncul dengan berkembangnya retailing skala besar pada ajkhir abad ke 19. Saat ini, umumnya harga-harga ditetapkan dengan cara ini, akan tetapi beberapa perusahaan sekarang ini melakukan kebalikan dari trend harga melakukan kebalikan dari trend harga tetap (fixed pricing). Mereka mempraktekkan “dynamic pricing” yaitu menetapkan harga-harga berbeda tergantung pada konsumen dan situasi-situasi individual. Harga adalah satu-satunya elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan; elemen-elemen lainnya mencerminkan biaya. Harga juga merupakan elemen yang paling fleksibel dalam bauran pemasaran. Harga dapat diturunkan dan dinaikan dengan cepat. Masalah-masalah penetapan harga seringkali muncul karena harga teralu berorientasi pada biaya, tidak cukup direvisi untuk mencerminkan perubahan-perubahan di dalam pasar, tidak konsisten dengan elemen bauran pemasaran lainnya, atau tidak cukup bervariasi untuk produk-produk, segmen pasar, dan tujuan pembelian yang berbeda. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA Pada waktu yang sama, pricing merupakan problem nomor satu yang dihadapi para eksekutif marketing. Meskipun demikian, banyak perusahaan tidak menangani pricing ini dengan baik. Satu masalah yang sering terjadi yaitu perusahaan sering terlalu cepat untuk menurunkan harga-harga agar mendapatkan penjualan, dibandingkan dengan meyakinkan pembeli bahwa produk-produk mereka adalah sebanding dengan harga tersebut. ‘13 2 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Kesalahan-kesalahan yang umum lainnya dalam pricing meliputi: terlalu berorientasi biaya biaya atau cost dibandingkan berorientasikan “customer-value”, dan pricing yang tidak memperhitungkan bauran pemasaran lainnya. Keputusan-keputusan pricing suatu perusahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor faktor eksternal perusahaan. Bagan 36: Penetapan harga Faktor Internal Faktor internal yang mempengaruhi keputusan penetapan harga meliputi tujuan pemasaran, strategi bauran pemasaran, biaya dan organisasi perusahaan. 1. Tujuan Pemasaran Semakin jelas tujuan suatu perusahaan, semakin mudah perusahaan tersebut menetapkan harga. Biasanya perusahaan mempunyai tujuan antara lain untuk bertahan hidup, maksimalkan keuntungan masa sekarang, kepemimpinan pangsa pasar, dan kempemimpinan mutu produk. a. Perusahaan yang menetapkan bertahan hidup sebagai tujuan, jika memiliki masalah kelebihan kapasitas, persaingan yang berat. Untuk mempertahankan agar pabrik tidak tutup, perusahaan menetapkan harga yang rendah. Dalam kasus ini, keuntungan kurang penting, selama harga dapat menutupi biaya dan perusahaan dapat bertahan hidup. b. Perusahaan yang menggunakan maksimisasi keuntungan masa sekarang, mereka memperkirakan seberapa besar permintaan dan biaya yang akan muncul pada berbagai tingkatan harga yang berbeda dan memilih harga yang akan ‘13 3 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id menghasilkan keuntungan masa sekarang, arus kas, atau pengembalian investasi yang paling maksimum. c. Perusahaan yang ingin mencapai kepemimpinan dalam pangsa pasar, mereka yakin bahwa perusahaan dengan pangsa pasar terbesar akan menikmati biaya paling rendah dan keuntungan jangka panjang. Untuk menjadi pemimpin dalam pangsa pasar, perusahaan menetapkan harganya serendah mungkin. d. Perusahaan yang ingin mencapai kepemimpinan dalam mutu produk, biasanya dibebankanya harga yang lebih tinggi untuk menutupi mutu produk dan biaya R&D. 2. Strategi Bauran Pemasaran Keputusan harga harus dihubungkan dengan keputusan rancangan produk, distribusi, dan promosi untuk membentuk program pemasaran yang efektif. Perusahaan seringkali menempatkan produk melalui harga yang ingin mereka bebankan. Disini, harga adalah factor penempatan produk yang amat penting yang menentukan pasaran produk, persaingan, dan rancangan produk. Perusahaan yang mendukung strategi penempatan harga semacam itu dengan suatu tekni yang disebut penetapan biaya sasaran. Penetapan biaya sasaran (target costing), penetapan harga yang dimulai dari penentuan harga jual, lalu menargetkan biaya yang akan memastikan bahwa harga dapat dipenuhi. Perusahaan lain tidak menggunakan harga melainkan menggunakan alat bauran pemasaran lainnya untuk menciptakan posisi nonharga. Melakukan diferensiasi penawaran pemasaran untuk membuatnya bernilai pada harga yang lebih tinggi. Para pemasar musti mempertimbangkan bauran pemasaran total ketika menetapkan harga. Jika produk ditempatkan pada factor nonharga, maka keputusan mengenai mutu, promosi dan distribusi akan sangat mempengaruhi harga. Jika harga merupakan factor penempatan yang paling penting, maka harga akan sangat mempengaruhi keputusan yang dibuat mengenai elemen bauran pemasaran lainnya. 3. Biaya Biaya menjadi dasar bagi harga yang dapat ditetapkan perusahaan terhadap produknya. Perusahaan ingin menetapkan harga yang dapat menutupi semua biaya untuk produksi, ‘13 4 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id distribusi, dan penjualan produk, dan memberikan laba yang wajar bagi usaha dan risikonya. Biaya perusahaan mungkin merupakan elemen penting dalam strategi penetapan harga. Terdapat dua bentuk biaya perusahaan, tetap dan variable. a. Biaya tetap, adalah biaya yang tidak berubah sejalan dengan tingkat produksi dan penjualan. b. Biaya variable, berubah langsung sesuai dengan tingkat produksi. Biaya Total, adalah jumlah biaya tetap dan biaya variable untuk suatu tingkat produksi. Biaya pada tingkat produksi yang berbeda. Untuk penetapan harga secara bijaksana, manajemen perlu mengetahui bagaimana biaya berubah pada tingkat produksi yang berbeda. Perusahaan harus mempelajari yang paling efisien atau ukuran yang terbaik. Biaya sebagai suatu fungsi dari pengalaman produksi. Dengan pengalaman, pekerjaan menjadi lebih terorganisir, dapat menjadi lebih efisien. Hasilnya biaya rata-rata cenderung menurun sejalan dengan pengalamanan produksi yang semakin banyak. 4. Pertimbangan Organisasi Manajemen harus memutuskan siapa yang harus menetapkan harga di dalam organisasi tersebut. Dalam perusahaan kecil, harga seringkali ditetapkan oleh manajemen puncak, dalam perusahaan besar, penetapan harga biasanya diteapkan oleh manager divisi ataupun lini produk. Faktor Eksternal Faktor eksternal yang mempengaruhi keputusan penetapan harga meliputi sifat penawaran dan permintaan, persaingan, dan elemen-elemen lingkungan lainnya. 1. Pasar dan Permintaan Ketika biaya menjadi dasar penetapan batas bawah harga, pasar dan permintaan menjadi batas atasnya. Baik konsumen maupun pemasar menyamakan harga suatu produk atau jasa dengan manfaat memilikinya. Ssebelum menetapkan harga, pemasar harus memahami hubungan antara harga dan permintaan atas produknya, ada 3 jenis hubungan antara harga dan permintaan: ‘13 5 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id a. Penetapan Harga pada Jenis-jenis Pasar yang berbeda. Terdapat empat jenis pasar, masing-masing memiliki tantangan penetapan harga yang berbeda: o Persaingan pasar sempurna (pure competition), suatu pasar dimana ada banyak pembeli dan penjual yang memperdagangkan komoditas yang seragam – tidak ada seorang pembeli ataupun penjual yang memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap harga pasar yang berlaku. Dalam pasar persaingan sempurna, riset pemasaran, pengembangan produk, penetapan harga, iklan dan promosi penjualan, hanya sedikit berperan. Jadi, penjual dalam pasar semacam ini tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk strategi pemasaran. o Persaingan monopolistic (monopolistic competition), suatu pasar dimana ada banyak pembeli dan penjual yang berdagang dalam kisaran harga tertentu dan bukan pada satu harga pasar. Kisaran harga terjadi, karena penjual dapat saja membedakan mutu, sifat, gaya, atuapun pelayanan yang menyertai penjualan produk tersebut. Pembeli melihat perbedaan pada produk-produk penjual dan akan membayar dalam harga yang berbeda untuk setiap produk. Penjual berusaha mengembangkan penawaran yang berbeda pada segmen-segmen yang berbeda dan sebagai tambahan harga, bebas menggunakan merek, iklan dan penjualan personal untuk membedakan tawarannya. o Persaingan oligopolistik, suatu pasar dimana ada sedikit penjual yang semuanya sangat peka terhadap strategi penetapan harga dari pemasaran penjual lainnya. o Monopoli murni (pure monopoly), suatu pasar dimana hanya satu penjual mungkin saja berupa monopoli pemerintah, perusahaan swasta dengan hak monopoli dari pemerintah, atau perusahaan swasta tanpa hak monopoli dari pemerintah. b. Hubungan Harga terhadap Permintaan Setiap harga yang dibebankan perusahaan akan menghasilkan tingkatantingkatan permintaan yang berbeda. Hubungan antara harga yang dibebankan dengan tingkat permintaan yang dihasilkan dapat ditunjukkan dalam kurva permintaan (demand curve). Kurva permintaan, suatu kurva yang menunjukkan ‘13 6 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id jumlah unit produk yang akan dibeli pasar pada suatu periode waktu tertentu pada tingkat harga yang berbeda. Dalam kondisi normal, permintaan dan harga berhubungan terbalik: artinya, semakin tinggi harga, semakin sedikit permintaan. Untuk produk bergengsi, misalnya parfum, penjualan parfum akan lebih banyak daripada jika harganya lebih rendah. Konsumen menyangka bahwa harga yang lebih tinggi berarti parfumnya akan lebih baik. Namun, jika perusahaan membebankan harga terlalu tinggi, tingkat permintaan akan lebih rendah. Dalam menentukan hubungan harga-permintaan, harus diusahakan factor-faktor lain yang mempengaruhi permintaan tidak berubah. Contohnya, jika Toshiba meningkatkan iklan pada saat yang sama ketika ia menurunkan harga televisinya, kita tidak akan tahu seberapa besar peningkatan permintaan diakibatkan menurunnya harga dan seberapa besar yang diakibatkan peningkatan iklan. Masalah yang sama muncul jika penurunan harga dilakukan bersamaan dengan liburan. c. Hubungan Harga terhadap Permintaan Elastisitas harga, suatu ukuran sensitivitas permintaan terhadap perubahan harga. Jika permintaan hampir tidak berubah karena sedikit perubahan harga, disebut permintaan tersebut tidak elastis. Jika permintaan berubah banyak, kita sebut permintaan tersebut elastis. Yang menentukan elastisitas permintaan terhadap harga: o Pembeli kurang peka terhadap harga ketika produk yang mereka beli unik atau ketika produknya bermutu, bergengsi, atau ekslusif. o Pembeli kurang sensitive ketika produk penggantinya sulit dicari atau ketika tidak mudah membandingkan mutu produk. o Ketika pengeluaran total atas suatu produk relatif rendah dibandingkan dengan pendapatan mereka atau ketika biayanya ditanggung juga oleh pihak lain. Jika permintaannya elastis, penjual cenderung menurunkan harga dan semakin tidak elastis permintaan, semakin besar kemungkinan penjual menaikkan harga. ‘13 7 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Biaya, Harga, dan Penawaran Pesaing Faktor eksternal lainnya yang mempengaruhi keputusan penetapan harga adalah biaya dan harga pesaing serta kemungkinan reaksi pesaing atas tindakan penetapan harga yang dilakukan perusahaan. Perusahaan juga perlu mengetahui harga dan mutu dari setiap produk yang ditawarkan pesaing. 3. Faktor-faktor Eksternal Lainnya Ketika menetapkan harga, perusahaan harus juga mempertimbangkan factor lain dalam lingkungan eksternalnya. Seperti; Keadaan ekonomi, dapat memiliki dampak yang besar terhadap strategi penetapan harga perusahaan. Faktor-faktor ekonomi seperti resesi, inflasi dan tingkat bunga mempengaruhi penetapan harga karena dapat mempengaruhi baik biaya produksi maupu persepsi konsumen terhadap harga. Reaksi penjual terhadap berbagai tingkatan harga, Pemerintah juga merupakan pengaruh eksterbal penting lainnya dan akhirnya keprihatinan social mungkin bias juga diperhitungkan. STRATEGI PENETAPAN HARGA 1. Pendekatan Harga Berdasarkan Biaya. Terdapat metode yaitu penetapan harga biaya-plus (cost-plus pricing), analisa titik impas, dan laba sasaran. Penetapan harga biaya-plus. Penetapan harga ini adalah yang paling sederhana, yaitu menambahkan suatu markup standar pada biaya produk. Penetapan harga cara ini popular karena beberapa alasan. Pertama, pedagang lebih peduli mengenai biaya daripada permintaan, dengan melekatkan harga pada biaya, pedagang mempermudah penetapan harga – mereka tidak perlu seringkali melakukan penyesuaian ketika permintaan berubah. Kedua, ketika semua perusahaan dalam industri menggunakan metode penetapan ini, harga-harga cenderung sama dan meminimalkan persaingan harga. Ketiga, banyak yang merasa bahwa penetapan harga biaya plus lebih adil bagi pembeli dan pedagang. Kelemahan cara ini, tidak ‘13 8 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id menghiraukan permintaan dan harga pesaing menyebabkan tidak menghasilkan penetapan harga yang paling baik. Penetapan Harga dengan Analisis Titik Impas dan Laba Sasaran. Penetapan harga berdasarkan titik impas (penetapan harga dengan laba sasaran), yaitu menetapkan harga untuk mencapai titik impas atas biaya pembuatan dan pemasaran produk;atau menetapkan harga untuk meraih suatu laba sasaran. Titik dimana kurva pendapatan dan kurva biaya total berpotongan, dinamakan volume titik impas (breakeven point). Misalnya kurva berpotongan pada angka 30.000 unit, maka perusahaan paling tidak harus menjual 30.000 unit dengan harga $20. Jika ingin menetapkan suatu laba sasaran, perusahaan harus menjual lebih dari 30.000 unit dengan harga $20 per unit. Anggaplah pabrik telah menginvestasikan $1.000.000 dan ingin menetapkan harga yang menghasilkan laba 20%, dalam kasus ini perusahaan harus menjual 50.000 unit dengan harga $20 per unit. Jika membebankan harga yang lebih tinggi, tidak perlu menjual sebanyak itu untuk mencapai laba sasaran, tetapi mungkin pasar tidak dapat menyerap karena harganya mahal. 2. Penetapan Harga Berdasarkan Nilai Penetapan harga berdasarkan nilai (value-based pricing) menggunakan persepsi pembeli atas nilai, dan bukan biaya penjual, sebagai kunci penetapan harga. Penetapan harga berdasarkan nilai berarti bahwa pemasar tidak dapat merancang produk dan program pemasaran lalu menetapkan harganya. Harga dipertimbangkan bersama variable-variabel bauran pemasaran lainnya sebelum program pemasaran ditetapkan. Perusahaan yang menggunakan penetapan harga berdasarkan nilai ini, dimulai dengan menganalisis kebutuhan dan persepsi nilai konsumen, lalu harga ditetapkan , kemudian menghasilkan rancangan produk dan berapa besar biaya yang dapat dimasukkan. Strategi penetapan harga nilai, menawarkan kombinasi yang tepat antara mutu dan pelayanan yang baik pada harga yang wajar. 3. Penetapan Harga Berdasarkan Persaingan Terdapat 2 bentuk penetapan harga berdasarkan persaingan. Yaitu penetapan harga menurut keadaan dan penetapan harga penawaran tertutup. ‘13 9 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pada penetapan harga menurut keadaan (going-rate pricing), menetapkan harga lebih didasarkan pada harga-harga pesaing yang ada dan bukan pada biaya perusahaan atau permintaan. Dalam industri oligopoly yang menjual komoditas seperti besi, kertas, perusahaan-perusahaan biasanya membebankan harga yang sama. Perusahaan yang lebih kecil akan mengikuti pemimpin pasar. Mereka mengubah harga ketika harga pemimpin pasar berubah, dan bukan karena perubahan permintaan ataupun biaya. Penetapan harga ini cukup popular, ketika elastisitas permintaan sulit diukur, perusahaan merasa bahwa harga yang berlaku mewakili kebijaksanaan kolektif dari industri menyangkut harga yang akan memberikan laba yang wajar dan akan mencegah perang harga yang merusak. Penetapan harga penawaran tertutup (sealed-bid pricing), perusahaan mendasarkan harganya pada perkiraan mereka mengenai bagaimana pesaing menetapkan harga, dan bukan pada biaya sendiri atau permintaan.Perusahaan ingin memenangkan kontrak, dan untuk memenangkannya diperlukan penetapan harga yang lebih rendah. Dengan demikian penetapan harga penawaran tertutup adalah penetapan harga berdasarkan pada pendapat perusahaan mengenai bagaimana penetapan harga pesaing dan bukan pada biaya perusahaan atau permintaan – digunakan ketika perusahaan mengajukan tender. STRATEGI PENYESUAIAN HARGA Perusahaan biasanya menyesuaikan harga dasar mereka untuk memperhitungkan perbedaan pelanggan dan perubahan situasi. Terdapat enam strategi penyesuaian harga: penetapan harga diskon dan pengurangan harga, penetapan harga tersegmentasi, penetapan harga psikologis, penetapan harga promosi, penetapan harga geografis, dan penetapan harga internasional. 1. Penetapan Harga Diskon Dan Pengurangan Harga Kebanyakan perusahaan menyesuaikan harga dasar mereka untuk memberikan penghargaan pada pelanggan atas reaksi-reaksi tertentu, seperti pembayaran tagihan lebih awal, volume pembelian. Penyesuaian harga dapat mengambil banyak bentuk. ‘13 10 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Diskon Kas (cash discount) adalah pengurangan harga pada pembeli yang membayar tagihan mereka tepat waktu. Misalnya pembayaran jatuh tempo dalam 30 hari, pembeli dapat mengurangi 2 % jika tagihan dibayar dalam 10 hari. Diskon Kuantitas adalah pengurangan harga bagi yang membeli dalam Diskon Fungsional (functional discount), juga disebut diskon perdagangan (trade discount) ditawarkan oleh penjual bagi anggota jalur distribusi yang melakukan fungsi-fungsi tertentu, seperti penjualan, pergudangan. Pabrikan mungkin menawarkan discon fungsional yang berbeda untuk rantai distribusi yang berbeda karena berbedanya pelayanan yang mereka berikan, tetapi pabrikan harus menawarkan discok fungsional yang sama di dalam setiap jalur distribusi yang sama. Diskon Musiman (seasonal discount) adalah pengurangan harga bagi pembeli yang membeli barang dagangan atau jasa di luar musim. Hotel dan airline akan menawarkan discoun musiman dalam periode tertentu ketika penjualan menurun. Pengurangan harga (allowances) adalah pengurangan harga yang diberikan untuk menukar barang lama ketika membeli barang yang baru. 2. Penetapan Harga Tersegmentasi Dalam penetapan harga tersegmentasi, perusahaan menjualproduk atau jasa dalam dua atau beberapa tingkat harga, walaupun perbedaan harga tidak didasarkan pada perbedaan biaya. Penetapan harga tersegmentasi terdapat beberapa bentuk: Penetapan harga tersegmentasi pelanggan (customer-segment pricing), pelanggan-pelanggan yang berbeda membayar harga yang berbeda untuk produk atau jasa yang sama. Contoh Musium akan membebankan harga yang lebih murah untuk pelajar. Penetapan harga bentuk produk (product-form pricing), versi produk yang berbeda harganya berbeda, tetapi tidak didasarkan pada perbedaan biayanya. Contoh warna mobil dapat mengakibatkan harga berbeda. Penetapan harga berdasarkan lokasi (location pricing), membebankan harga yang berbeda untuk lokasi yang berbeda, walaupun biaya untuk menawarkan setiap lokasi sama. Contohnya theater, membedakan harga kursi mereka, karena kesukaan penonton atas lokasi-lokasi yang berbeda. ‘13 11 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Penetapan harga berdasarkan waktu (time pricing), Perusahaan membedakan harganya berdasarkan musim, bulan hari, dan bahkan jam, contohnya perusahaan telepon. 3. Penetapan Harga Psikologis Dalam menggunakan penetapan harga secara psikologis (psychological pricing) terdapat 2 pertimbangan harga: Penjual mempertimbangkan akibat psikologis dari harga dan tidak hanya pada keadaan ekonomi. Contohnya, seseorang mempelajari hubungan antara persepsi harga dan mutu mobil menemukan bahwa konsumen merasa mobil yang harganya lebih tinggi memiliki mutu yang lebih tinggi pula. Ketika konsumen dapat menilai mutu suatu produk dengan mengujinya atau mengingat pengalaman masa lalu, mereka hanya sedikit menggunakan harga untuk menilai mutu. Ketika konsumen tidak dapat menilai mutu karena keterbatasan informasi ataupun keahlian, harga menjadi tanda mutu yang penting. Aspek lain dari penerapan harga secara psikologis adalah harga pembanding (reference price), harga yang ada di kepala pembeli dan dijadikan pembanding ketika mengamati suatu produk. Harga pembanding mungkin dibentuk dengan mencatat, mengingat harga di masa lalu atau menilai situasi pembelian. Penjual dapat mempengaruhi atau menggunakan harga pembanding konsumen ini ketika menetapkan harga. Contoh, sebuah perusahaan dapat menempatkan produknya di samping produk yang harganya lebih mahal supaya memberi kesan bahwa kedua merek tersebut sekelas. Bahkan perbedaan yang kecil pada harga dapat memberi kesan perbedaan produk. Misalnya perangkat stereo harganya $300 dibandingkan dengan perangkat lain yang harganya $299,95. Perbedaan harga aktualnya hanya 5 sen, tetapi perbedaan psikologisnya bisa besar. Beberapa konsumen akan menempatkan $299,95 sebagai harga dalam rentang $200 dan bukan dalam rentang $300. Harga $299,95 akan dianggap sebagai harga obral sedangkan $300 dianggap harga barang bermutu. ‘13 12 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 4. Penetapan Harga Promosi Perusahaan sewaktu-waktu menetapkan harga produknya di bawah harga tertulis, terdapat beberapa bentuk: Pemancing (loss leader), departement store atau supermarket akan menetapkan harga beberapa produknya sebagai pemancing (loss leader) untuk menarik pelanggan mendatangi took dengan harapan mereka akan membeli barangbarang lain yang harganya normal Penetapan harga untuk saat-saat tertentu (special-event pricing), pada musim-musim tertentu untuk menarik lebih banyak pelanggan Adapula kredit berbunga rendah, garansi yang lebih lama, ataupun perbaikan gratis untuk mengurangi “harga” konsumen. Penerapan harga bisa membuat efek-efek yang merugikan. Apabila terlalu sering digunakan atau ditiru oleh pesaing, penetapan harga promosi dapat menciptakan pelanggan akan menunggu sampai merek melakukan diskon. Atau, penurunan harga yang konstan dapat menghilangkan nilai merek di mata pelanggan. 5. Penetapan Harga Secara Geografis Perusahaan juga harus menetapkan bagaimana harga produknya pada pelanggan yang berbeda-beda letaknya, terdapat beberapa cara : Penetapan harga Free On Broard origin (FOB-origin pricing), pelanggan yang membayar biaya angkut aktual dari pabrik ke tujuan mereka. Karena setiap pelanggan menanggung biayanya sendiri, pendukung penetapan harga FOB merasa cara ini yang teradil untuk menentukan beban pengangkutan. Namun kerugiannya adalah bahwa perusahaan akan menjadi perusahaan dengan biaya tinggi bagi pelanggan yang tempatnya jauh. Penetapan harga dengan tarif angkut seragam (uniform-delivereded pricing), adalah kebalikan FOB. Disini perusahaan membebankan harga yang sama ditambah biaya angkut untuk seluruh pelanggan, tanpa mengindahkan lokasi mereka. Beban angkut ditetapkan pada tarif rata-rata biaya angkut. Penetapan harga dengan tarif angkut seragam karenanya membuat pembebanan yang lebih tinggi pada pelanggan katakana dari Bandung dan membuat pembebanan yang lebih rendah bagi pelanggan di Medan. Keuntungan dari ‘13 13 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id penetapan harga ini adalah administrasinya lebih mudah dan dapat mengiklankan harganya secara nasional. Penetapan harga berdasarkan zona (zone pricing), berada di antara penetapan harga FOB dengan harga tariff angkut seragam. Perusahaan menetapkan dua atau lebih zona. Seluruh pelanggan yang ada dalam zona tertentu membayar satu jenis total harga; semakin lebarnya zona, semakin tinggi harganya. Penetapan harga berdasarkan titik pangkal (basing-point pricing), penjual memilih suatu kota tertentu sebagai “titik pangkal” dan membebankan seluruh pelanggan tariff angkut dari kota tersebut ke lokasi pelanggan, tanpa mengindahkan dari kota mana barang benar-benar di angkut. Contoh Sakti menetapkan Surabaya sebagai titik pangkal dan membebankan seluruh pelanggan $100 ditambah tarif angkut dari Surabaya ke lokasi mereka. Artinya pelanggan membayar tariff angkut dari Surabaya ke Jakarta, walupun barang mungkin dikirim dari Jakarta. Dengan menggunakan lokasi titik pangkal, pabrik dapat meningkatkan harga total bagi pelanggan yang dekat pabrik dan juga menurunkan harga total untuk pelanggan yang jauh dari pabrik. Penetapan harga yang meliputi ongkos kirim (freight-absorption pricing), perusahaan memasukkan seluruh atau sebagian ongkos angkut untuk memperoleh usaha yang diharapkan. Penetapan harga yang meliputi ongkos kirim digunakan untuk penetrasi pasar dan untuk bertahan dalam pasar yang persaingannya meningkat. 6. Penetapan Harga Internasional Perusahaan yang memasarkan produknya secara internasional harus memutuskan berapa harga yang dibebankan di negara-negara yang berbeda. Suatu perusahaan dapat menetapkan harga yang seragam di seluruh dunia. Contohnya Boeing menjual pesawat dengan harga yang sama di manapun, apakah itu di Amerika Serikat, Eropa, maupun di negara dunia ketiga. Namun, kebanyakan perusahaan menyesuaikan harga mereka supaya dapat meraup kondisi-kondisi pasar local dan pertimbangan biaya. Harga yang dibebankan oleh perusahaan pada negara tertentu tergantung pada banyak factor, termasuk kondisi ekonomi situasi persaingan, hokum dan peraturan, serta ‘13 14 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id pengembangan system wholesale. Persepsi dan prefernsi konsumen mungkin juga bervariasi di setiap negara. Perlu dipertimbangkan pula biaya tambahan untuk modifikasi produk, biaya pengapalan dan asuransi, tariff dan pajak impor, biaya-biaya yang berhubungan dengan fluktuasi mata uang, dan biaya saluran fisik distribusi yang tinggi. Penetapan harga internasional menunjukkan beberapa masalah dan komleksitas yang khusus, yang memerlukan pembahasan lebih lanjut. ‘13 15 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id DAFTAR PUSTAKA 1. Kotler P., & Amstrong, G., “Principles of Marketing”, Pearson International Edition, 2006 New Jersey, Eleventh Edition. 2. Kotler P., et al. Marketing Management, An Asian Perspektif, Prentise Hall, 1996 Singapore. 3. Kotler, P., & Keller, K.L., “Marketing Management, 12e”, Pearson International Edition, 2006, New Jersey. 4. Schiffman, Leon G. & Leslie Lazar Kanuk, Consumer Behavior; Global Edition. Tenth Edition. Pearson Education, Inc. 2010 5. Kasali, Rhenald, (cetakan ketiga, 1999), Membidik Pasar Indonesia, Segemnetasi, Targeting dan Positioning, Jakarta PT Gramedia 6. Kotler, Philip., Amstrong Gary (Edisi Bahasa Indonesia, 1997) 7. Rambat Lupiyoardi – A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, Salemba Empat, Edisi 2, Jakarta 2006. 8. Kartajaya, Hermawan (MarkPlus&Co), Marketing in Venus, Gramedia, Jakarta 2003 ‘13 16 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id