Modul Interpersonal Communication Skill

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
INTERPERSONNAL COMMUNICATION SKILL
TEKNIK MENDENGAR (LISTENING)
Fakultas
Program Studi
Ilmu Komunikasi
Advertising & Marketing
Communications
Tatap Muka
Kode MK
Disusun Oleh
03
MK43029
Sari Widuri, SE, MSi.
Abstract
Kompetensi
Modul ini membahas tentang kemampuan
Interpersonal Skill dalam listening.
Setelah mengikuti mata kuliah ini
diharapkan mahasiswa dapat memahami
pentingnya memiliki kemampuan
mendengarkan (listening) sebagai salah satu
bagian dari memiliki kompetensi
Interpersonal Skill; menjelaskan perbedaan
antara listening dan hearing, dan dapat
mengaplikasikannya dalam berbagai
kesempatan di kehidupan.
KETRAMPILAN INTERPERSONAL SKILL
Seperti sudah di bahas dalam modul terdahulu bahwa Soft skill dibagi menjadi dua
kecakapan utama yaitu kecakapan interpersonal skill dan intrapersonal skill. Dan menurut
Aribowo kemampuan intrapersonal skill seseorang mesti dibenahi dulu sebelum kemampuan
interpersonal skillnya (2005). Intrapersonal skill adalah ketrampilan berhubungan dengan diri
dan mengatur diri.
Intrapersonal skill mencakup : self awareness (self confident, self assessment, trait & preference,
emotional awareness) dan self skill ( improvement, self control, trust, worthiness, time/source
management, proactivity, conscience. Jadi Intrapersonal skill adalah kecakapan – kecakapan
yang dimiliki seseorang dalam kaitannya dengan kemampuan pengelolaan dan manajemen
diri yang bersifat ke dalam.
Interpersonal skill mencakup social awareness (political awareness, developing others,
leveraging diversity, service orientation, empathy dan social skill (leadership,influence,
communication, conflict management, cooperation, team work, synergy). Interpersonal skill
adalah ketrampilan berhubungan dengan orang lain. Dengan demikian kemampuan
interpersonal skill adalah kecakapan-kecakapan yang berkaitan dengan kemampuan
seseorang dalam menjalin hubungan dengan orang lain.
Ketrampilan intrapersonal meliputi, di antaranya:
‘13

Transforming character,

Transforming belief,

Change management,

Stress management,

Time management,

Creative tinking processes,

Goal setting & life purpose,

Accelerated learning purpose.
2
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ketrampilan interpersonal meliputi di antaranya:

Communication Skill,

Relationship building,

Motivation skill,

Leadership skill,

Self marketing skill,

Negotiation skill,

Presentation skill,

Presentation speech skill.
Ketrampilan interpersonal skill didefinisikan sebagai ketrampilan untuk mengenali dan
merespon secara layak perasaan, sikap dan perilaku, motivasi serta keinginan orang lain.
Bagaimana diri kita mampu membangun hubungan yang harmonis dengan memahami dan
merespon manusia atau orang lain merupakan dari bagian keterampilan interpersonal.
Untuk membangun hubungan dengan orang lain, kita terlebih dulu harus menguasai
kemampuan dan keterampilan dalam mengenal diri sendiri, kemudian mengenal orang lain.
Keterampilan untuk mengekspresikan diri secara jelas, bagaimana bernegosiasi dan
menyelesaikan konflik, dan bagaimana berperan dalam tim.
Dengan kata lain seseorang harus memiliki kemampuan
Memotivasi,
sikap
kepemimpinan,
melakukan
negosiasi,
interpersonal skill yaitu:
melakukan
presentasi,
berkomunikasi secara efektif, membangun hubungan baik, melakukan berbicara di depan
umum, melakukan self-marketing.
‘13
3
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
LISTENING
Mendengarkan adalah salah satu komponen kecakapan yang dimiliki oleh seseorang ketika
mereka memiliki kecakapan interpersonal skills yang baik. Sebuah komunikasi yang efektif
dapat dilakukan oleh seseorang bila memiliki kemampuan mendengarkan yang baik pula.
Dan kemampuan mendengarkan menjadi hal yang pokok harus dimiliki seseorang bila
menginginkan terjalinnya komunikasi secara efektif.
Layaknya sebuah komunikasi. Dalam proses komunikasi ada komponen sender, channel,
message, reciever, effect yang menjadi satu kesatuan komponen ketika proses komunikasi
berlangsung. Salah satu komponen dari proses komunikasi adalah menerima pesan.
Bagaimana menerima pesan dengan baik adalah salah satunya dengan cara mendengarkan
dengan baik. Mendengarkan bukan hanya secara harafiah menggunakan alat pendengaran
(telinga), tetapi memiliki arti yang lebih luas dengan penggunaan alat penerima pesan
lainnya. pembedaan istilah mendengarkan dengan mendengar adalah untuk membedakan
pengertian seperti halnya dalam bahasa ingris antara kata listening dengan hearing.
Dalam bahasa inggris listen berpadanan dengan ‘pay attention’ atau memberikan perhatian
terhadap sesuatu, dan bukan terhadap suara semata. Adakalanya proses komunikasi
menggunakan bahasa tubuh, di mana proses mendengarkan bukan menggunakan telinga
sebagai alat penerima pesan, melainkan menggunakan mata sebagai penerima pesan, yang
selanjutnya informasi visual tersebut akan diterjemahkan menjadi pesan yang dapat
dimengerti.
Pentingnya Mendengarkan
Sebuah survey yang pernah dilakukan berhasil memberikan ilustrasi bagaimana kegiatan
mendengarkan amat penting dalam kehidupan. Senada dengan survey dari Brown (1982),
bahwa
sebagian
para
eksekutif
menghabiskan
sebagian
besar
waktunya
untuk
berkomunikasi (60%) dengan mendengarkan. Beberapa survey mengatakan bahwa
kemampuan mendengarkan seseorang jauh lebih penting dan berharga dari kemampuan
berbicara. Dan kemampuan mendengarkan menempati urutan teratas yang wajib dimiliki
oleh seorang manajer yang ideal (winsor et. Al,1997).
‘13
4
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Penelitian oleh Crocker, 1978 menemukan fakta bahwa dari 300 organisasi yang diteliti,
sebagian besar menempatkan “listening” diurutan teratas, sebagai syarat manajer yang
berhasil. Listening berbeda dengan hearing. Listening adalah menangkap makna dari suara
yang kita dengar (listening requires paying attention, interpreting, and remembering sound
stimuli), sedangkan hearing adalah mendengar suara. Mendengarkan bukan secara harfiah
menggunakan alat pendengaran (telinga), tetapi memiliki arti yang lebih luas dengan
penggunaan alat penerimaan pesan lainnya. Berikut ini ada empat alasan utama mengapa
orang perlu mendengarkan :
1. Untuk memahami dan memperoleh informasi: Orang yang menguasai informasi
memiliki kesempatan yang lebih besar untuk sukses, baik secara pribadi maupun
konteks professional, sebab, di era sekarang, menguasai informasi berarti menguasai
sumber daya. Memahami perintah, memahami pesan, memahami kebutuhan orang
lain, menggali lebih banyak informasi dibutuhkan sebagai modal agar dapat
berkomunikasi serta menjadi kemampuan utama untuk dapat berhasil dalam setiap
pekerjaan.
2. Analisis terhadap kualitas Informasi: Kemampuan seseorang untuk dapat
menganalisis informasi dibutuhkan agar dapat bertindak tepat. Mendengarkan dan
mendapatkan informasi lebih banyak akan meningkatkan kualitas pesan yang
diterima, kelengkapan data, dan kemampuan mengolah informasi, sehingga simpulan
atau analisis terhadap suatu kondisi atau keadaan dapat diambil.
3. Membangun dan memelihara hubungan: Alasan untuk mendengarkan adalah
untuk melakukan komunikasi interpersonal. Banyak survey telah membuktikan bahwa
orang yang memiliki kemampuan untuk mendengar dengan efektif memiliki
hubungan yang lebih baik dengan sesamanya, sebaliknya mereka yang kurang
mampu untuk mendengarkan akan memperburuk hubungan atau setidaknya tidak
dapat membangun hubungan yang lebih baik (Kaufmann, 1993).
4. Menolong orang lain: Kemampuan mendengarkan wajib dimiliki agar dapat
memahami orang lain dan pada akhinya, dapat menolong orang lain. Pada saat
seseoramg mau mendengarkan dan memberikan perjhatian yang tulus serta serius
kepada permasalahan yang kita sampaikan, hampir sebagian besar masalah kita telah
‘13
5
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dapat ditolong, atau minimal dapat memberikan pola atau prespektif yang baru
tentang kita dapat menghadapi masalah yang kita hadapi.
KOMPONEN MENDENGAR
Pada saat seseorang mau mendengarkan dan memberikan perhatian dengan tulus serta
serius kepada permasalahan yang kita sampaikan, hampir sebagian besar masalah kita
tertolong karena kita mendapat persfektif dan pandangan baru dari orang lain. Proses
mendengarkan memiliki 5 (lima) komponen yaitu:
1. Mendengar
2. Memberikan perhatian,
3. Memahami,
4. Mengingat dan
5. Memberikan respon atau umpan balik.
1. Mendengar
Proses mendengar adalah aspek fisik dari mendengarkan. Orang yang memiliki kesulitan
dalam mendengar memerlukan upaya keras untuk mendengar secara efktif. Mendengar
adalah komponen dasar dari hampir seluruh proses mendengarkan. Pada proses ini terdapat
bamyak kemungkinan gangguan yang akan mempengaruhi kualitas proses mendengarkan
secara efektif.
2. Memberi perhatian
Jika memdengar lebih pada asfek fisik, maka proses memberi perhatian merupakan aspek
psikologis. Proses memberi perhatian adalah proses menyaring informasi yang ingin kita
dengar saja yang mendapat perhatian.
Kebutuhan, keinginan, perhatian, gairah, dan kepentingan akan menentukan informasi apa
yang akan menjadi fokus perhatian kita dalam menyaring informasi yang kita dengar.
3. Mengerti
Mengerti adalah memahami informasi yang ingin disampaikan oleh pengirim pesan. Banyak
faktor yang membuat seseorang memahami dan mengerti informasi yang didengarnya,
namun kesamaan bahasa menjadi faktor utama dalam memahami pesan yang disampaikan.
‘13
6
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Faktor yang lain yang turut mengiringi diantaranya adalah faktor budaya, frame
work,motivasi, isi pesan, kesiapan mental.
4. Mengingat
Kemampuan untuk merecall kembali informasi yang telah kita terima. Menurut penelitian
informasi yang kita dengar akan langsung dilupakan segera setelah kita mendengarkan.
Segera setelah mendengarkan kita masih mengingat informasi hingga 50%, 8 jam kemudian
kemampuan mengingat turun menjadi 85%, dan tersisa tinggal 25% saja setelah 2 bulan.
5. Memberi respon atau umpan balik
Memberi respon adalah hal yang paling utama dalam proses komunikasi dan sangat
menentukan untuk mengetahui apakah proses komunikasi telah berjalan efektif sesuai
dengan yang diharapkan.
Di dalam proses mendengarkan, memberi respon merupakan indikator utama apakah
seseorang mendengarkan dengan baik atau tidak. Respon yang diberikan akan sangat
menentukan hasil dari proses komunikasi secara keseluruhan. Beberapa tipe respon
mendengarkan :
‘13

Mendengarkan dengan diam

Mengajukan pertanyaan:

Memperjelas makna

Mendapatkan konsep, perasaan dan keinginan lain

Mendorong berbicara lebih lanjut

Mendorong pencarian lebih lanjut

Mendapatkan informasi detail

Menyampaikan pesan

Menyatakan empati

Memberikan dukungan

Melakukan analisa

Melakukan evaluasi

Memberikan pendapat

Hambatan dalam mendengarkan secara efektif

Mendengarkan bukanlah mendengarkan

Proses kegiatan mendengarkan bukan perkara mudah
7
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Kendala pada kemampuan mendengar

Informasi yang terlalu banyak

Adanya kepentingan pribadi

Kemampuan berpikir manusia

Gangguan dari pihak luar

Setiap pendengar tidak menerima pesan yang sama
Kebiasaan buruk dalam mendengarkan:
Pseudo listening, orang yang menunjukan perilaku mendengarkan padahal sedang

tidak mendengarkan.
Stage hogging, orang yang hanya tertarik dengar ide dan konsep pemikiran sendiri

saja, seakan mereka mendengarkan, sesaat setelah jeda, merek berbicara dengan
konsep pemikirannya sendiri.
Selective listening, orang yang hanya memberikan respon terhadap apa yang

menjadi perhatiannya. Topik pembicaraan yang disesuaikan dengan kebutuhan
pendengar saja yang akan diresponnya.
Filling in gaps, orang merasa tahu dengan segala persoalan yang sedang dihadapi

pembicara, konsep pemikirannya saja yang lebih dipentingkannya.
Insulated listening, orang yang sering kali mengabaikan atas informasi yang

disampaikan oleh pembicara.
Defensive listening, orang yang tidak merasa aman dengar dirinya dan sering

melakukan penyerangan dengan kata-kata demi mempertahanan diri.
Ambushing, orang yang mendengarkan dengan seksama dengan maksud untuk

melakukan penyerangan balik kepada komunikator.
Untuk menjadi pendengar yang efektif, harus memperhatikan hal-hal berikut:
a. Make eye contact.
b. Exhibit affirmative head nods and appropriate facial expression.
Pendengar yang efektif menaruh minat atas apa yang sedang diucapkan orang lain
dengan memberikan tanda “nonverbal”.
‘13
8
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
c. Avoid distraction actions or gestures.
Ketika Anda sedang mendengarkan pembicaraan orang lain, jangan terlampau sering
melihat atau melirik ke arah jam, memainkan pinsil, membuka-buka halaman buku,
atau mengerjakan sesuatu yang tidak berkaitan dengan isi pembicaraan. Tindakantindakan tersebut mengesankan bahwa Anda bosan, atau tidak tertarik pada apa
yang sedang diutarakan pembicara.
d. Ask questions.
Pendengar yang kritis menganalisis apa yang didengarkannya, dan lalu mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang relevan. Perilaku ini memberikan keyakinan kepada
pembicara bahwa Anda memang benar-benar mendengarkan.
e. Paraphrase.
Misalnya : “Anda mengatakan … (kata-kata pembicara) “. “Apakah itu artinya adalah ...
(kata-kata Anda sendiri) ?”. Ada dua alasan perilaku ini ditampilkan:
Pertama: sebagai tanda bahwa Anda memperhatikan baik-baik isi pembicaraan.
Kedua: sebagai tanda bahwa Anda ingin jangan sampai salah mentafsirkan katakata pembicara.
Avoid interrupting the speaker.
f.
Beri kesempatan kepada pembicara untuk menyelesaikan isi pembicaraannya. Setelah
itu, Anda boleh mengajukan pertanyaan atau memberikan komentar. Biasakan untuk
bersabar mendengarkan pembicaraan orang lain.
g. Don’t over-talk.
Sebagian besar kita lebih suka mengemukakan gagasan kita ketimbang harus
mendengarkan gagasan orang lain. Namun, ketika kita sedang dalam posisi sebagai
pendengar yang baik, tahanlah untuk tidak banyak bicara.
‘13
9
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
PENDENGAR YANG AKTIF (ACTIVE LISTENER)
Menurut Mr. Yaslis Ilyas dalam bukunya “Kiat Sukses Manajemen Tim Kerja”. Salah satu
komponen penting dalam berkomunikasi adalah menjadi active listener. Lebih lanjut
dijelaskan bahwa dalam komunikasi aktif tidaklah cukup duduk atau berdiri dan membuka
telinga lebar-lebar, tetapi harus mencerminkan bahwa Anda mendengarkan dan lebih
menyimak lawan bicara dengan sungguh-sungguh.
Ada tiga hal yang harus kita lakukan jika kita ingin menjadi seorang active listener, yaitu :
1. Targetkan dapat melakukan paraphrasing (mengulang pesan dengan kata-kata
sendiri);
2. Mengecek kembali (perseption check), ini penting dilakukan agar persepsi kita pas
dengan yang dimaui pengirim;
3. Behaviour discription (gambaran perilaku sender), maksudnya adalah agar kita bisa
menilai apakah sang pembicara saat itu sedang marah atau hanya bercanda saat
mengeluarkan suatu statemen sehingga kita dapat menyesuaikan tanggapan yang
kita berikan dengan kondisi si pengirim.
Pada dasarnya ada enam (6) unsur mendengarkan secara aktif, yakni hearing, understanding,
remembering, intrepreting, evaluating, responding. Urut-urutan keenam unsur proses
mendengarkan aktif tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
 Hearing
Langkah pertama dari mendengarkan secara aktif adalah dengan cara mendengarkan
dengan sungguh-sungguh pesan yang disampaikan oleh seorang komunikator. Noice atau
gangguan komunikasi yang sering muncul adalah suara bising dari lingkungan sekitar, oleh
karena itu, hindari membicarakan sesuatu yang penting atau dengan seseorang yang
penting di tempat-tempat ramai yang dapat mengganggu konsentrasi dalam menerima
informasi.
 Understanding
Disini kita perlu melakukan paraphrasing atau melakukan pengulangan isi pesan dengan
kata-kata sendiri guna menghindari kesalahan dalam menerima isi pesan. Disamping itu
untuk meningkatkan daya konsentrasi, kita perlu bersikap emphaty selama mendengarkan
‘13
10
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dalam arti berusahalah mendengarkan dengan hati dan kepala, cobalah merasakan perasaan
lawan bicara kita.
 Remembering
Kalau perlu saat melakukan pembicaraan penting, siapkan kertas catatan kecil guna
mencatat poin-poin penting dari isi informasi yang diberikan oleh komunikator, sehingga
tidak ada alasan bahwa kita lupa dengan informasi yang disampaikan itu. Di dunia kerja,
pernyataan lupa terhadap sesuatu adalah pernyataan terbodoh seorang staf yang tidak
pernah ingin didengar oleh seorang pemimpin.
 Intrepreting
Langkah selanjutnya adalah berusaha mengintrepretasikan maksud sang pembicara.
Kemampuan kita dalam mengintrepretasikan di sini menjadi penting guna menemukan
metode yang tepat guna mengetahui secara persis maksud pesan dari komunikator.
 Evaluating
Evaluasi adalah hal terpenting dari sebuah proses mendengarkan secara aktif. Mengevaluasi
adalah mengetahui persepsi kita sudah sesuai dengan komunikator, sehingga sebuah
pertanyaan kecil yang menanyakan kembali kebenaran pesan yang disampaikan (perception
chek) perlu disampaikan. Biasanya proses yang satu ini seringkali dilupakan oleh seorang
ketika sedang mendengarkan.
 Responding
Respon adalah muara dari sebuah proses mendengarkan secara aktif. Sebagai seorang
pendengar yang baik, ada beberapa hal yang harus kita lakukan agar respon yang terjadi
merupakan respon yang memiliki kesamaan maksud dengan sang komunikator, yakni :
cobalah mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Tatap mata lawan bicara dengan
secukupnya, perlihatkan perhatian dengan ekspresi wajah, kalau perlu dengan tersenyum
serta lengkapi dengan bahasa tubuh semisal anggukan serta hindari menginterupsi saat
komunikator sedang berbicara.
‘13
11
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
PENDENGAR YANG EFEKTIF
Mendengarkan sering kali dianggap sebagai tindakan pasif dan tidak penting. Padahal,
mendengarkan dengan baik merupakan proses aktif dan membutuhkan usaha sungguhsungguh. Pendengar mesti mengerti dan memahami, serta bersedia memberikan tanggapan
atas pesan-pesan pembicara. Dengan mendengar secara baik komunikasi menjadi lancar.
Maka,mendengar yang baik akan menjadi kunci sukses pergaulan sehari-hari.
Sepuluh langkah menjadi pendengar yang efektif :
1. Sebelum menghadiri suatu seminar, rapat, atau pertemuan bisnis,kita perlu
mempersiapkan diri dengan membaca bahan-bahan yang ada hubungannya dengan
topik pertemuan atau mempersiapkan pokok-pokok pikiran penunjang.
2. Tangkap kata-kata kunci dan konsep utuh pembicaraan. Meskipun demikian jangan
melupakan detailnya, yang bisa memperjelas gambaran yang akan kita bentuk.
3. Pusatkan perhatian pada yang diucapkan pembicara, pikirkan yang menjadi pesan
dari topik pembicaraan, lalu ajukan pertanyaan /tanggapan yang dianggap perlu.
4. Konsentrasikan pikiran hanya pada pembicaraan yang sedang berlangsung. Jangan
biarkan pikiran melayang ke mana-mana.
5. Tunjukkan sikap kesediaan mendengar dengan menatap pembicara, mengangguk,
atau memberi tanggapan.
6. Jangan tergesa-gesa mengambil kesimpulan. Dengarkan dulu seluruh pembicaraan,
ajukan pertanyaan, baru kita ambil kesimpulan. Atasi segala gangguan di sekitar kita
dengan betul-betul memusatkan perhatian pada pembicaraan yang sedang
berlangsung.
7. Jangan memusatkan perhatian pada gaya, penampilan, atau pakaian si pembicara.
8. Kalau menghadiri seminar/lokakarya, catat kata-kata kunci, ungkapan, dan ide yang
belum jelas, untuk nantinya ditanyakan. Jangan menuliskan semua kata-kata
pembicara
9. Untuk mengatasi kebosanan, carilah sesuatu yang berharga/membangun dari pesanpesan si pembicara atau perhatikan kata/ungkapan yang menarik untuk dijadikan
bahan evaluasi.
‘13
12
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
10. Bersikaplah rendah hati, terbuka, sabar, dan tidak terbawa emosi. Tampaknya
mendengarkan merupakan pekerjaan berat, tapi sebenarnya tidak jika tujuan kita
adalah menyerap yang dikatakan si pembicara.
‘13
13
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
1. Ubaedy An, Interpersonal Skill : bagaimana anda membangun, mempertahankan, dan
mengatasi konflik hubungan, 2008
2. Winarti Euis, Pengembangan kepribadian, Graha Ilmu, 2008
3. Amit, A, Mengupas Kepribadian Anda. Karisma Publishing Group: Jakarta
4. Aw, S. 2012. Komunikasi Sosial Budaya. Yogyakarta: Graha Ilmu
5. De Janasz, S.C.2011. Interpersonal Skills in Organizations 4thed. McGraw-Hill.
6. Harefa,A.2004.Menata Karier. Jakarta: Kompas Group.
7. Kasali, R. 2007. Sukses Melakukan Presentasi Jakarta: Indeks Gramedia.
8. Lothar, S. 2004. Mengatur Waktu Secara Efektif. Jakarta. Gramedia.
9. Mulyana. D. 2004. Komunikasi Efektif. Bandung: Rosda Karya.
10. Effendy, Onong Uchjana, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Pengantar
Ilmu Komunikasi, Jakarta:Grasindo.Rosdakarya
11. Cangara, Hafidz,2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:PT RajaGrafindo Persada
12. Littlejohn, Stephen W. 2001. Theories of Human Communication. USA: Wadsworth
Publishing.
13. Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosda.
14. Ruben, Brent D,Stewart, Lea P, 2005, Communication and Human Behaviour,USA:Alyn
and Bacon
‘13
14
Integrated Marketing Communications 2
Sari Widuri, Se, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download