MODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial Sistem Sosial Fakultas Bidang Studi Ilmu Komunikasi Penyiaran Tatap Muka 02 Kode MK Disusun Oleh 85018 Finy F. Basarah, M.Si Abstract Kompetensi Proses sosial, masyarakat sebagai sistem sosial, stratifikasi sosial, penyimpangan sosial. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan sistem sosial 2.1 Proses Sosial Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang perorangan dan kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang telah ada. Dengan kata lain, proses sosial sebagai hubungan pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama, misalnya saling memengaruhi antara sosial dan politik, politik dengan ekonomi, atau ekonomi dengan hukum Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial, oleh karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Hubungan timbak balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok lain. Jadi, definisi interaksi sosial dapat dirumuskan sebagai suatu proses saling memengaruhi di antara dua orang atau lebih. Semenjak lahir hingga meninggal, seorang manusia dalam masyarakat bergerak dari suatu jalinan interaksi ke jalinan interaksi sosial lainnya. Bahkan, dalam satu hari saja seseorang dapat berpindah-pindah pada antar-jalinan interaksi sosial. Secara teoritis, setidak-tidaknya ada tiga syarat terjadinya interaksi sosial, yakni: relasi, adanya kontak sosial, dan adanya komunikasi. 2.1.1 Faktor Pendorong Interaksi Sosial Interaksi sosial dilandasi oleh beberapa faktor psikologi, yaitu imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, dan empati. 1. Imitasi. Adalah suatu tindakan meniru orang lain yang dilakukan dalam bermacam-macam bentuk, seperti gaya bicara, tingkah laku, adat dan kebiasaan, pola pikir serta apa saja yang dimiliki atau dilakukan oleh seseorang. Imitasi menekankan adanya upaya yang muncul dari diri seseorang untuk memiliki kesamaan baik dalam bentuk, karateristik, sifat, dan fungsi dari objek atau subjek yang dijadikan bahan tiruan tersebut. Di sini seseorang akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyamai apa yang dimiliki oleh objek atau subjek yang ada. Menurut A.M.J Chorus ada syarat 2014 1 Kapita Selekta Ilmu Sosial Finy F. Basarah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id yang harus dipenuhi dalam mengitimasi, yaitu adanya minat atau perhatian terhadap objek atau subjek yang akan ditiru serta adanya sikap menghargai, mengagumi, dan memahami sesuatu yang akan ditiru. 2. Sugesti. Muncul ketika si penerima sedang dalam kondisi yang tidak netral sehingga tidak dapat berfikir rasional. Dalam derajat tertentu, sugesti muncul dalam alam bawah sadar manusia, sehingga sugesti dikatakan sebagai tindakan yang irrasional. Pada umumnya sugesti berasal dari orang yang mempunyai wibawa, karismatik, memiliki kedudukan tinggi, dan dari kelompok mayoritas kepada minoritas. 3. Identifikasi. Merupakan kecenderungan seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain, sifatnya lebih mendalam dari imitasi karena membentuk kepribadian seseorang. Proses identifikasi bisa berlangsung secara sengaja dan tidak sengaja. 4. Simpati. Merupakan suatu proses di mana seseorang merasa tertarik kepada pihak lain. Contohnya ketika ada tetangga yang berusaha untuk membantu. Simpati lebih banyak terlihat pada hubungan sebaya. 5. Empati. Merupakan simpati mendalam yang dapat memengaruhi kejiwaan dan fisik seseorang. 2.1.2 Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Interaksi sosial dapat mengarah kepada proses asimilasi. Hal ini dapat berupa: 1. Interaksi sosial yang bersifat saling pendekatan. 2. Interaksi sosial yang bersifat langsung atau primer. 3. Interaksi sosial yang lancar dan tidak ada hambatan atau batas. 4. Interaksi sosial yang sering, intensif, dan sehari-hari. Bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), akomodasi (accomodation), persaingan (competition), dan pertikaian (conflict). Konflik selalu menuju suatu penyelesaian, namun dalam prosesnya dapat berkondisi sementara, 2014 2 Kapita Selekta Ilmu Sosial Finy F. Basarah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id yang disebut akomodasi (accomodation). Ada yang menganggap akomodasi sebagai bentuk keempat dari interaksi sosial. 2.2 Masyarakat Sebagai Sistem Sosial Sosiologi memandang masyarakat sebagai suatu hal yang penting. Penelitian apapun dalam sosiologi berangkat dari pengetahuan tentang masyarakat dan diarahkan untuk lebih memahaminya. Masyarakat dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Suatu tipe sistem interaksi sosial yang melibatkan bermacam-macam manusia. Masyarakat bersifat kompleks, karena merupakan sistem interaksi yang melibatkan, seperti keluarga, perusahaan, organisasi keagamaan, organisasi pendidikan, organisasi politik, dan berbagai sistem interaksi lainnya. 2. Suatu unit yang mandiri. Masyarakat terdiri dari keragaman individu seperti usia, jenis kelamin, status pendidikan dan lain sebagainya. Masyarakat memiliki berbagai pranata sosial yang saling terkait sehingga dapat memenuhi kebutuhan para anggotanya dan menjamin kelangsungan hidup masyarakat yang bersangkutan secara keseluruhan. 3. Menempati suatu wilayah geografis tertentu, yang merupakan warisan. 4. Berusia panjang. Hal ini terlihat jika dibandingkan dengan umur-umur individu para anggotanya. Masyarakat sebagai tatanan pranata sosial yang berifat kompleks terus-menerus berada dalam proses pembentukan, pertahanan, dan atau pengubahan oleh individu. Pada umumnya anggota masyarakat relatif besar, namun bukan ukuran mutlak. Dalam sosiologi ada pendekatan yang digunakan untuk melakukan kajian sistem sosial, yaitu pendekatan fungsionalisme struktural dan pendekatan konflik (Nasikum, 2001: 11-18). Anggapan dasar dari pendekatan fungsionalisme struktural adalah: 2014 3 Kapita Selekta Ilmu Sosial Finy F. Basarah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 1. Masyarakat harus dilihat sebagai suatu sistem daripada bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lain. 2. Dengan demikian hubungan pengaruh memengaruhi di antara bagian-bagian tersebut bersifat ganda dan timbal balik. 3. Sekalipun integarsi sosial tidak pernah dapat dicapai dengan sempurna, namun secara fundamental sistem sosial selalu cenderung bergerak ke hal yang bersifat dinamis, menanggapi perubahan-perubahan yang datang dari luar dengan kecenderungan memelihara agar perubahan-perubahan yang terjadi di dalam sistem sebagai akibatnya hanya akan mencapai derajat yang minimal. 4. Sekalipun disfungsi, ketegangan-ketenagan dan penyimpangan- penyimpangan senantiasa terjadi juga, akan tetapi di dalam jangka yang panjang keadaan tersebut pada akhirnya akan teratasi dengan sendirinya melalui penyesuaian-penyesuaian dan proses institusionalisasi. Dengan perkataan lain, sekalipun integrasi sosial pada tingkatnya yang sempurna tidak akan pernah tercapai, akan tetapi setiap sistem sosial akan senantiasa berproses ke arah itu. 5. Perubahan-perubahan di dalam sistem sosial pada umumnya terjadi secara gradual, melalui penyesuaian-penyesuaian dan tidak secara revolusioner. Perubahan-perubahan yang terjadi secara drastis pada umumnya hanya mengenal bentuk luarnya saja, sedangkan unsur-unsur sosial budayanya yang menjadi bangunan dasarnya tidak seberapa mengalami perubahan. 6. Pada dasarnya, perubahan-perubahan sosial timbul atau terjadi melalui tiga macam kemungkinan; penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan oleh sistem sosial tersebut terhadap perubahan-perubahan yang datang dari luar (extra systemic change), pertumbuhan melalui proses diferensiasi struktural dan fungsional, serta penemuan-penemuan baru oleh anggota-anggota masyarakat. 7. Faktor yang penting yang dimiliki daya mengintegrasi suatu sistem sosial adalah konsensus di antara para anggota masyarakat mengenai nilai-nilai kemasyarakatan tertentu. 2014 4 Kapita Selekta Ilmu Sosial Finy F. Basarah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Sistem sosial pada dasarnya tidak lain adalah sistem dari tindakan-tindakan. Ia terbentuk dari interaksi sosial yang terjadi di antara berbagai individu, yang tumbuh dan berkembang tidak secara kebetulan, melainkan tumbuh dan berkembang di atas standar penilaian umum yang disepakati bersama oleh para anggota masyarakat. Yang paling penting di antara berbagai standar penilaian umum tersebut adalah apa yang kita kenal sebagai norma-norma sosial. Norma-norma sosial yang sesungguhnya membentuk struktur sosial. Prosesnya adalah setiap orang yang menganut dan mengikuti pengertian-pengertian yang sama mengenai situasi-situasi tertentu dalam bentuk norma-norma sosial, maka tingkah laku mereka kemudian terjalin sedemikian rupa ke dalam bentuk suatu struktur sosial tertentu. 2.3 Stratifikasi Sosial Stratifikasi sosial muncul akibat adanya gejala di mana masyarakat mempunyai penghargaan tertentu terhadap hal-hal tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan, yakni pembedaan posisi seseorang atau suatu kelompok dalam kedudukan yang berbeda-beda secara vertikal. Menurut Soerjono Soekanto, dalam setiap masyarakat selalu mempunyai sesuatu yang dihargai. Sesuatu itu adalah dapat berupa kekayaan, ilmu pengetahuan, status kebangsawanan, kekuasaan, atau hal-hal yang bersifat ekonomis. Pelapisan sosial sebenarnya mulai ada sejak masyarakat itu mengenal kehidupan bersama, dari masyarakat yang sederhana hingga masyarakat modern. Menurut Pitirim Sorokin, sistem stratifikasi sosial merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyarakat yang teratur. Mereka yang mempunyai barang atau sesuatu yang berharga dalam jumlah banyak akan menduduki stratifikasi atas dan sebaliknya mereka yang memiliki sesuatu dalam jumlah yang relatif sedikit bahkan sama sekali tidak punya maka akan dipandang berkedudukan rendah. Menurutnya, stratifikasi sosial adalah sistem berlapis-lapis dalam masyarakat atau pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hirarkis). Wujudnya adalah adanya kelas-kelas tinggi dan kelas yang lebih rendah. Stratifikasi terjadi secara dengan sengaja dan tidak disengaja. 2014 5 Kapita Selekta Ilmu Sosial Finy F. Basarah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2.3.1 Kondisi yang Mendorong Stratifikasi Sosial Kelas sosial lahir sebagai akibat dari adanya pembagian jenis pekerjaan. Kelas sosial terdiri atas orang-orang yang memiliki status sosial yang sama dan saling menilai satu sama lainnya sebagai anggota masyarakat yang sederajat. Beberapa kondisi umum yang mendorong terciptanya stratifikasi sosial masyarakat adalah: 1. Perbedaan ras dan budaya, yaitu ketidaksamaan ciri biologis seperti warna kulit, latar belakang etnis dan budaya yang dapat mengarah kepada stratifikasi sosial dalam masyarakat, di mana cenderung terjadi suatu kelompok menguasai suatu kelompok yang lain. 2. Pembagian tugas, di mana pembagian tugas dalam masyarakat menunjukkan sistem spesialisasi. Posisi-posisi dalam spesialisasi ini berkaitan dengan perbedaan fungsi stratifikasi dan kekuasaan. 3. Kelangkaan, yaitu secara berangsur-angsur stratifikasi sosial terwujud karena alokasi hak dan kekuasaan yang jarang atau langka. Kelangkaan ini terasa apabila masyarakat mulai membedakan posisi, alat-alat kekuasaan dan fungsi yang ada dalam waktu yang sama. Jadi, suatu kondisi yang mengandung perbedaan hak dan kesempatan di antara anggota dapat menciptakan stratifikasi sosial. 2.3.2 Karakteristik Stratifikasi Sosial Setiap kelas sosial merupakan suatu substruktur yang memiliki sejumlah sikap, kepercayaan, nilai dan norma perilaku yang berbeda dengan kelas sosial lainnya. Pada hakekatnya ada tiga aspek karakteristik stratifikasi sosial yang dapat dirinci sebagai berikut: 1. Perbedaan dalam kemampuan atau kesanggupan. Anggota masyarakat dengan strata tinggi, tentu memiliki kemampuan lebih besar dibandingkan anggota masyarakat dengan strata di bawahnya. 2. Perbedaan dalam gaya hidup. Anggota masyarakat dengan strata tinggi mempunyai gaya hidup berbeda dengan strata lebih rendah. Seorang 2014 6 Kapita Selekta Ilmu Sosial Finy F. Basarah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id anggota masyarakat dengan strata tinggi akan memakai atribut tertentu untuk menunjang penampilannya. 3. Perbedaan dalam hal hak dan akses untuk memanfaatkan sumber daya. Mereka yang berada dalam strata tinggi atau jabatan tinggi biasanya mempunyai lebih banyak hak dan fasilitas dan kewenangan yang diperolehnya. Sedangkan, seseorang yang tidak menduduki jabatan strategis apapun hak dan fasilitas yang dinikmati akan semain kecil. Kelas sosial seseorang ditentukan oleh totalitas kedudukan sosial dan ekonominya dalam masyarakat, termasuk kekayaan dan penghasilan, jenis pekerjaan, pendidikan, identifikasi diri, keturunan, partisipasi kelompok dan pengakuan oleh orang lain. Penyebab seseorang tergolong ke dalam suatu kelas sosial tertentu antara lain: 1. Kekayaan dan penghasilan. Sangat menentukan kedudukan kelas sosial seseorang dalam masyarakat. Pada dasarnya kelas sosial merupakan suatu cara hidup, diperlukan banyak uang untuk dapat hidup menurut cara hidup orang yang berkelas sosial tinggi. Sumber dan jenis penghasilan seseorang memberi gambaran tentang latar belakang keluarga dan kemungkinan cara hidupnya atau kelas sosialnya. 2. Pekerjaan. Jenis pekerjaan merupakan bagian dari cara hidup yang sangat berbeda dengan jenis pekerjaan lain. Pekerjaan merupakan indikator terbaik untuk mengetahui kelas sosial orang. Sebagai contoh prestise jenis pekerjaan di Amerika Serikat yang tertinggi dalam strata sosial adalah Anggota Senat, Gubernur, Dokter, Duta Besar, dan Dosen Perguruan Tinggi, sedangkan terendah adalah Pemungut Sampah, Buruh Musiman, dan Pelayan Restoran. 3. Pendidikan. Tinggi rendahnya pendidikan memengaruhi stratifikasi seseorang dalam kehidupan sosial. 2014 7 Kapita Selekta Ilmu Sosial Finy F. Basarah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2.4 Sifat Stratifikasi Sosial Sifat stratifikasi sosial dapat dibagi ke dalam dua kelompok, yakni: 1. Closed social stratification, yang membatasi kemungkinan pindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan yang lain, baik gerak pindahnya itu ke atas atau ke bawah. Satu-satunya jalan menjadi anggota adalah melalui kelahiran. 2. Open social stratification, setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kecapkapan sendiri untuk naik lapisan atau jatuh dari lapisan atas ke lapisan lebih bawah. Sistem pelapisan sosial dalam masyarakat dapat dibedakan atas: 1. Sistem Kelas Sosial dalam masyarakat Petani. Masyarakat petani sangat menghargai barang berupa uang, tanah, kekuasaan, kesalehan dalam agama dan keturunan dari keluarga terhormat. Banyak sedikitnya kepemilihan seseorang terhadap barang tersebut menentukan stratifiksai mereka dalam masyarakat. 2. Sistem pelapisan sosial dalam masyarakat Feodal. Feodalisme adalah suatu sikap mental terhadap sesama dengan mengadakan sikap khusus karena adanya perbedaan dalam usia dan derajat kebangsaan. Bangsawan adalah keturunan orang-orang mulai dari raja dan para kerabatnya. Sikap feodal itu dipupuk dari atas maupun dari bawah karena situasinya atas dasar interaksi sosial dalam masyarakat. 3. Sistem pelalpisan sosial dalam masyaraan Industri. Kedudukan seseorang ditentukan oleh akses seseorang terhadap dunia usaha, seperti sektor produksi dan distrubusi. Seberapa besar jumlah bisnis dan investasi yang ia miliki menentukan tinggi rendahnya kelas sosalainya daam masyarakat. Simbol status dalam penggunaan simbol-simbol dapat menunjukkan kedudukan seseorang di dalam masyarakat. Penggunaan tanda tangan pangkat yang berbedabeda menurut tingkatannya, merupakan salah satu contoh penggunaan simbol untuk 2014 8 Kapita Selekta Ilmu Sosial Finy F. Basarah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id menunjukkan kedudukan seseorang. Gaya hidup dapat juga menunjukkan kelas sosial, seperti cara berpakaian, kepemilikan perhiasan, benda-benda berharga (mobil, perlengkapan rumah dan sejenisnya) dan cara rekreasi. Daftar Pustaka Syarbaini, Syahrial, Rusdiyanta dan Fatkhuri. 2012. Konsep Dasar Sosiologi & Antropologi. Jakarta: Hartomo Media Pustaka 2014 9 Kapita Selekta Ilmu Sosial Finy F. Basarah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id