MODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial Kampanye Politik Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Penyiaran Tatap Muka 14 Kode MK Disusun Oleh A11436AA Finy F. Basarah, SH, M.Si Abstract Kompetensi Mengenai kampanye politik Mahasiswa memahami kampanye politik 14.1 Mengemas Kampanye Politik Kotler dan Roberto (1989) campaign is an organized effort conducted by one group (the change agent) which intends to persuade others (the target adopters), to accept, modify, or abandon certain ideas, attitudes, practices, and behavior. Kampanye ialah sebuah upaya yang dikelola oleh satu kelompok (agen perubahan) yang ditujukan untuk memersuasi target sasaran agar bisa menerima, memodifikasi atau membuang ide, sikap dan perilaku tertentu. Kampanye politik adalah sebuah peristiwa yang bisa didramatisasi tidak ada bedanya dengan adegan drama yang dipentaskan oleh para aktor politik (Joslyn dalam Swanson, 1990). 14.1.1 Spin Doctor Spin Doctor atau Konsultan Public Relations Politik bertugas untuk membangun image (citra) politik bagi seorang politikus, sedangkan di lain pihak memberikan kesan yang negatif pada saingannya (Louw, dalam Handayani, 2005), adalah individu yang memiliki kemampuan menguasai publik, menggerakkan massa dan menguasai media sekaligus sebagai konseptor politik yang bertujuan memengaruhi. Ia berada pada posisi tengah antara politisi yang akan dipromosikan (dipasarkan) dengan para wartawan yang akan mempromosikannya. Karena itu, banyak pihak yang menilai profesi spin doctor yang digunakan oleh para politisi adalah suatu keahlian di bidang komunikasi yang menggabungkan prinsipprinsip public relations, periklanan, dan pemasaran. Gambar 13.1 Spin Doctor 2014 1 Kapita Selekta Ilmu Sosial Finy F. Basarah. SH., M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Peranan Spin Doctor tidak hanya berdiri antara partai politik dengan media, tetapi memiliki peran yang sangat penting dan menentukan dalam kancah pertarungan kekuasaan politik. Ia dibutuhkan oleh para politisi sebab semakin intens usaha untuk meraih tampuk pimpinan, mereka semakin membutuhkan peran spin doctor sebagai stage manager yang mampu mengatur jalannya kampanye, memberi isi dalam naskah pidato, membuat agenda dan daftar pernyataan politik yang diucapkan oleh kandidat. Di Indonesia, Spin Doctor lebih banyak dikenal dengan istilah Manajer Kampanye yang menentukan pengarahan opini publik dalam pencitraan kandidat. Ia menggunakan semua jalur komunikasi untuk membangun citra politisi yang diusungnya, dengan membentuk dan mengarahkan opini publik guna memenangkan pemilihan, sekaligus memengaruhi publik agar tujuan yang mereka inginkan dapat tercapai. Salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menciptakan kampanye politik yang efektif adalah memilih orang yang bisa menguasai dan memahami perencanaan dan penggunaan media komunikasi. Perencanaan komunikasi suatu teknik dalam memproses berbagai alternatif yang tersedia untuk mencapai tujuan komunikasi. Ia melibatkan pengambilan keputusan, pengendalian dan penetapan alokasi sumber-sumber daya komunikasi secara logis. Jadi, sebuah kegiatan seperti kampanye politik harus direncanakan lebih awal jika ingin mencapai sasaran dengan tepat. French (1982) 8 langkah perencanaan komunikasi untuk kampanye: 1. Menganalisis masalah 2. Menganalisis khalayak 3. Merumuskan tujuan 4. Memilih media 5. Mengembangkan pesan 6. Merencanakan produksi media 7. Merencanakan manajemen program 2014 2 Kapita Selekta Ilmu Sosial Finy F. Basarah. SH., M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 8. Monitoring dan evaluasi Nimmo dan Thomas Ungs (1973) tiga fase perencanaan kampanye politik: 1) Fase pengorganisasian kapan staf, informasi, dan dana dikumpulkan, strategi dan taktik ditetapkan, semangat kelompok dibangkitkan 2) Fase pengujian kapan calon menggalang para anggota menawarkan kemudahan kepada orang-orang yang belum jadi anggota 3) Fase kritis suatu titik di mana calon memilih belum menentukan sikap terhadap partai atau siapa yang akan didukung atau dipilih 14.1.2 Langkah-langkah Kampanye 1) Penemuan dan Penetapan Masalah Masalah adalah selisih antara harapan dan kenyataan, atau selisih antara aspirasi dan realitas. Untuk menemukan suatu masalah, diperlukan fakta dan realitas, yang biasanya akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut menjadi masalah yang harus dicarikan jawaban. 2) Menetapkan Tujuan yang Ingin Dicapai Dengan mengetahui masalah, seorang perencana kampanye dapat menetapkan tujuan. Tujuan adalah suatu keadaan atau perubahan yang diinginkan sesudah pelaksanaan rencana. Kriteria penetapan tujuan yaitu apa yang menjadi target, dan perubahan bagaimana agar sesuai dengan yang diinginkan. 3) Penetapan Strategi 2014 3 Kapita Selekta Ilmu Sosial Finy F. Basarah. SH., M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Penetapan juru kampanye (komunikator) kredibilitas, daya tarik, dan kekuatan Penetapan target sasaran dan analisis kebutuhan khalayak studi khalayak (komunikan politik) Menyusun pesan-pesan kampanye verbal dan non-verbal* Pemilihan media dan saluran komunikasi Produksi media Pretesting Communication Material Teknik penyusunan pesan (dapat dipilih salah satu): 1. Dari yang sangat penting ke yang kurang penting 5W + 1H 2. Yang bersifat umum ke yang khusus Untuk menyusun pesan yang efektif, perlu diperhatikan hal-hal sbb. 1. Harus menguasai lebih dahulu pesan yang disampaikan, termasuk struktur penyusunannya yang sistematis 2. Mampu mengemukakan argumentasi secara logis. 3. Memiliki kemampuan mempergunakan pesan non-verbal 4. Memiliki kemampuan membumbui pesan berupa humor untuk menarik perhatian dan mengurangi rasa bosan komunikan. *Pesan non-verbal: 1. Kinesik gerakan tubuh 2. Sentuhan 3. Intonasi suara (paralanguage) 4. Gerakan mata 2014 4 Kapita Selekta Ilmu Sosial Finy F. Basarah. SH., M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 5. Diam 6. Postur tubuh 7. Artifak dan visualisasi 8. Warna 9. Waktu 10. Logo 11. Bunyi-bunyian 4) Penyebarluasan Pesan Melalui Media Komunikasi 5) Pengaruh Kampanye 6) Mobilisasi Kelompok Berpengaruh 7) Penyusunan Anggaran Belanja 8) Penyusunan Jadwal Kegiatan Kampanye 9) Tim Kerja 10) Evaluasi 14.2 Iklan Politik Political Advertising refers to the purchase and use of advertising space, paid for at commercial rates, in order to transmit political messages to mass audience. Robert Baukus (1993) membagi iklan politik: 1) Iklan serangan untuk mengdiskreditkan lawan. 2) Iklan argumen memperlihatkan kemampuan para kandidat untuk mengatasi masalah-masalah yang mereka hadapi 3) Iklan ID memberi pemahaman mengenai siapa kandidat kepada calon pemilih 4) Iklan resolusi menyimpulkan pemikiran mereka untuk para pemilih 2014 5 Kapita Selekta Ilmu Sosial Finy F. Basarah. SH., M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 14.3 Kampanye Hitam Kampanye hitam (black campaign) cenderung menyudutkan para calon yang diusung untuk menduduki suatu jabatan. 3 TA harTA, waniTA, tahTA Salah satu bentuk kampanye hitam adalah menggelari orang dengan nama-nama julukan (name calling) yang jelek. Proses penjulukan sedemikian hebat sehingga korban-korban misinterpretasi tidak dapat menahan pengaruhnya karena berondongan julukan yang bertentangan dengan pandangan mereka sendiri, citra diri asli mereka sirna digantikan citra baru (negatif) yang diberikan oleh orang lain. 14.4 Tim Sukses Sebuah tim sukses biasanya terdiri dari: 1. Penasihat Penasihat berfungsi member masukan dalam hal strategi dan langkah-langkah yang perlu diambil oleh partai atau calon dalam mencapai tujuan, seperti memenangkan pemilu dan merangkul pihak-pihak yang menentukan dalam pemberian suara. Para penasihat yang ditunjuk umumnya memiliki kematangan dan pengalaman sebagai politisi, dan mengikuti perkembangan dengan melihat dimensi-dimensi strategik yang tidak dilihat oleh orang lain. 2. Tim Ahli Tim Ahli ialah kelompok ahli yang diangkat menurut bidangnya. Biasanya tugas tim ahli adalah menyusun program yang akan dibawakan oleh calon, memberi substansi atau tema terhadap isi pidato yang akan dibawakan, dan mem-back up calon jika ada pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut bidang keahliannya. Tim ahli biasanya terdiri atas para ahli di bidang politik, ekonomi dan keuangan, komunikasi, pertahanan dan keamanan, sosial budaya, kebijakan dan kerja sama luar negeri. 3. Tim Riset dan Litbang 2014 6 Kapita Selekta Ilmu Sosial Finy F. Basarah. SH., M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Tim riset dan litbang adalah kelompok peneliti yang bertugas untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan partai, misalnya persepsi masyarakat terhadap citra partai, pendapat masyarakat terhadap kapabilitas calon yang diusung, peta politik pemilih, dan juga melakukan pelatihan-pelatihan untuk para kader dalam bidangbidang yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja partai. 4. Tim Pengumpul Dana Bagi yang ingin maju dalam pencalonan jabatan politik, seperti anggota legislatif, presiden dan wakil presiden, gubernur dan walikota/bupati, tidak hanya membutuhkan banyak waktu, pendukung, tetapi juga memerlukan dana yang tidak kecil untuk mempromosikan diri, kebijakan, dan pikiran-pikirannya. Oleh karena itu, seorang calon atau kandidat memerlukan tim pengumpul dana (fund raising) yang mengetahui sumber-sumber dana yang mereka bisa manfaatkan. Biasanya tim pengumpul dana memiliki hubungan yang baik dengan para pengusaha. 5. Tim Kampanye Tim kampanye ialah mereka yang merencanakan dan menggerakkan kampanye untuk memasarkan calon yang diajukan partai. Untuk menggerakkan kampanye, seharusnya ditunjuk seorang manajer kampanye yang memiliki keahlian dalam bidang perencanaan dan strategi komunikasi, atau yang memiliki pengetahuan di bidang politik dan sekaligus juga memiliki pengalaman dan hubungan baik dengan media. Seorang manajer kampanye adalah orang yang bukan dicalonkan, melainkan mengoordinasi semua langkah dan strategi komunikasi untuk memenangkan calon atau partai yang diusung. 6. Tim Penggalang Massa Mereka adalah orang-orang yang direkrut untuk menggalang massa, baik untuk kepentingan pengumpulan suara maupun show force untuk menunjukkan kekuatan partai kepada masyarakat dan calon pemilih. Penggalangan massa biasanya dilakukan untuk kampanye publik di lapangan terbuka, pawai, atau konser musik. Penggalangan massa juga dilakukan untuk mengingatkan para pemilih untuk dating ramai-ramai ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada hari pencoblosan. 7. Tim Hubungan Antardaerah Tim ini merupakan orang-orang yang dipercayakan untuk mengangani hubungan antara pengurus pusat dengan pengurus wilayah dan cabang yang ada di ibukota provinsi dan kabupaten. Hubungan ini penting dalam menggerakkan mesin 2014 7 Kapita Selekta Ilmu Sosial Finy F. Basarah. SH., M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id organisasi pada tingkat bawah sehingga hubungan itu tatap terjaga dan berkesinambungan. 8. Tim Pengamat (Intelijen) Kelompok ini dibentuk untuk mengamati dan mengawasi tindak tanduk lawan politik yang membahayakan citra partai atau calon. Tim intelijen ini biasanya terdiri dari orang-orang yang memiliki latar belakang kemiliteran dan kepolisian di bidang intel dan penyidikan. Tim pengamat mengumpul dan menyampaikan informasi (data) ke pimpinan partai untuk segera diambil tindakan dalam mengatasi hal tersebut. Ia juga menjadi mitra tim riset dan litbang untuk penyusunan strategi yang menguntungkan. 9. Tim Pengamanan Tim pengamanan sangat penting, terutama untuk memberi perlindungan keamanan kepada calon yang diusung oleh partai, sebab di Negara-negara yang memiliki kondisi keamanan yang belum stabil, perlindungan kepada calon, apalagi untuk posisi presiden atau gubernur, sangat diperlukan. Tim pengamanan biasanya direkrut dari tenaga-tenaga terlatih dalam menggunakan senjata api, misalnya mantan tentara atau polisi. 10. Tim Pengumpul Suara (vote getter) Mereka terdiri dari orang-orang yang direkrut karena pengaruhnya yang besar dalam masyarakat. Mereka biasanya memiliki kedudukan sosial ekonomi yang terpandang, misalnya mantan menteri, gubernur, bupati pemilik tanah pertanian yang memiliki pekerja yang banyak, pengusaha nelayan dan pelayaran yang mempunyai anak kapal, imam desa dan tokoh-tokoh adat yang disegani oleh masyarakat karena memiliki kharisma. Para tokoh-tokoh masyarakat ini digalang oleh partai politik untuk menjadi pengumpul suara (vote getter) karena pengaruhnya. 14.4 Etika Politik dan Kampanye Etika diartikan sebagai ajaran tentang nilai-nilai moral menyangkut perilaku manusia. Etika politik adalah upaya untuk memperluas lingkup kebebasan dan menciptakan institusi-institusi yang lebih adil. 2014 Pengertian tsb mengandung tiga dimensi yang menentukan dinamika politik, yaitu: 8 Kapita Selekta Ilmu Sosial Finy F. Basarah. SH., M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 1) Tujuan politik dirumuskan dalam mencapai kesejahteraan masyarakat dan hidup damai yang didasarkan pada kebebasan dan keadilan. 2) Sarana penggunaan kelembagaan politik dalam mencapai tujuan, meliputi sistem dan prinsip dasar pengorganisasian praktek penyelenggaraan Negara dan institusi-institusi sosial. 3) Aksi Politik mengetengahkan rasionalitas para aktor politik dalam bentuk kualitas moral. Tiga faktor perlunya etika politik ditegakkan: 1) Betapapun kasar dan tidak santunnya suatu politik, tindakannya tetap membutuhkan legitimasi. Legitimasi tindakan ini mau tidak mau harus merujuk pada norma-norma moral, nilai-nilai hukum, atau peraturan perundangan. 2) Etika politik berbicara dari sisi korban. 3) Pertarungan kekuasaan dan konflik kepentingan yang berlarut-larut akan membangkitkan kesadaran tentang perlunya penyelesaian yang mendesak dan hasil penyelesaian semacam ini tidak akan terwujud bila tidak mengacu kepada etika politik. Tujuan etika politik ialah mengarahkan kepada kehidupan yang lebih baik, bersama dan untuk orang lain dalam rangka memperluas lingkup kebebasan dan membangun institusi-institusi yang adil. Dalam perspektif pengertian, etika politik mengandung tiga tuntutan, yakni: 1) Upaya hidup baik bersama dan untuk orang lain. 2) Upaya memerluas lingkup kebebasan 3) Membangun institusi-institusi yang adil. Penegakkan etika dalam setiap kampanye politik diperlukan acuan sebagai prinsip dasar yang harus ditaati oleh setiap partai politik peserta pemilu, yakni sbb.: 2014 9 Kapita Selekta Ilmu Sosial Finy F. Basarah. SH., M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 1) Perlu adanya kesadaran peserta atau pelaku kampanye untuk bisa membedakan apa yang baik dan apa yang tidak baik, apa yang patut dilakukan dan apa yang tidak patut dilakukan. 2) Adanya kesadaran moral para pelaku kampanye untuk mengatakan dan melakukan apa yang baik dan patut, serta menolak untuk mengatakan dan melakukan hal yang ditujukan untuk publik. 3) Adanya kejujuran. 4) Adanya sopan santun (etiket) yang perlu diperhatikan karena menunjukkan kedewasaan para pelaku kampanye, dan menjadi kriteria yang menakar bobot dari pemilu itu sendiri. 5) Adanya pertanggungjawaban secara transparan baik dalam bentuk sumber dan penggunaan keuangan, maupun dalam hal permulaan kampanye. 6) Adanya kedamaian. 7) Adanya ketertiban. Dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara, etika politik menuntut agar kekuasaan dalam Negara dijalankan sesuai dengan prinsip-prinsip moral dasar Negara modern, yakni: 1) Asas legitimasi, yaitu dijalankan sesuai dengan hukum yang berlaku. 2) Disahkan dan dijalankan secara demokratis. 3) Dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip moral. Daftar Pustaka Cangara, Hafied. 2009. Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada. 2014 10 Kapita Selekta Ilmu Sosial Finy F. Basarah. SH., M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id