5.3.6 Integrasi Kebudayaan

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Kapita Selekta
Ilmu Sosial
Masyarakat dan Budaya
Fakultas
Bidang Studi
Ilmu Komunikasi
Penyiaran
Tatap Muka
05
Kode MK
Disusun Oleh
85018
Finy F. Basarah, M.Si
Abstract
Kompetensi
Unsur-unsur kebudayaan, Hubungan
kebudayaan dan masyarakat, Fungsi
kebudayaan bagi masyarakat
Mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan hubungan kebudayaan
dan masyarakat secara umum
5.1 Unsur-unsur Kebudayaan

Konsep kebudayaan kadang-kadang lebih mudah dipahami melalui deskripsi
daripada definisi. Jika anda menjumpai dua orang perempuan muda dari India dan
Indonesia, maka akan langsung tampak perbedaan kebudayaan. Mulai dari busana,
perhiasan, tata rias, tata rambut, bahasa, gerak isyarat, dan lain-lain. Kesemuanya
itu merupakan indikasi kebudayaan (culture), seperti bahasa, kepercayaan, nilai,
norma, perilaku, bahkan objek material yang diwariskan dari satu generasi ke
generasi berikutnya.

Kebudayaan berasal dari kata buddhayah (bahasa Sansekerta) sebagai bentuk
jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal atau hal-hal yang bersangkutan
dengan budi atau akal. Culture (bahasa Inggris) dari kata colere (bahasa latin) yang
berarti mengolah atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah atau bertani. Colere atau
culture sebagai daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.

Rumusan budaya dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku yang nyata berkenaan
dengan nilai-nilai, kepercayaan, dan norma-norma yang telah menjadi perilaku
manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai dan norma itu telah diyakini oleh
suatu masyarakat sebagai pendukung budaya tersebut. Perilaku berdasarkan nilai
dan kepercayaan yang telah menjadi norma dalam kehidupan masyarakat
merupakan hasil dari proses belajar. Proses belajar adalah suatu kegiatan transfer
perilaku yang diterima dengan menggunakan proses berpikir.

Koentjaraningrat menetapkan tiga perwujudan budaya dalam kehidupan sosial, yaitu:
1. Melalui sistem gagasan, yaitu suatu karya manusia yang berbentuk nilai-nilai,
cara berpikir, dan pola tingkah laku.
2. Sistem tindakan, yaitu bersifat kongkrit yang dilakukan oleh manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti petani menggunakan peralatan untuk
mengerjakan sawahnya.
3. Hasil karya manusia, yaitu perwujudan budaya sebagai hasil berpikir yang
melahirkan karya nyata yang berguna bagi kehidupan manusia itu sendiri.
Seperti listrik, komputer, dan lain-lain.
2014
1
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Finy F. Basarah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Apa yang diuraikan Koentjaraningrat di atas sejalan dengan konsep gejala
kebudayaan yang diuyraikan oleh J.J. Honigman dalam buku Antropologinya yang
diterbitkan pada tahun 1959, bahwa gejala kebudayaan memiliki tiga elemen penting,
yaitu:
1. Ideas. Kompleks ide-ide atau gagasan manusia. Ia bersifat abstrak, tidak bisa
diraba dan tidak bisa dilihat sebab ia berada dalam alam pikiran manusia.
Wujud pertama ini oleh para pakar sosiologi dan antropologi lazim disebut
sebagai sistem budaya (cultural system).
2. Activities. Segala pola-pola tindakan dan tingkah laku manusia yang
menghasilkan kebudayaan. Tindakan berpola dari manusia ini umum disebut
sebagai sistem sosial. Sistem sosial merupakan wujud kebudayaan yang
dihasilkan oleh manusia melalui interaksi, hubungan, pergaulan antara
individu satu dengan yang lain dalam lingkungan masyarakat. Berbeda dari
wujud yang pertama, wujud yang kedua ini dapat diraba, dilihat, difoto, dan
lain sebagainya sehingga disebut sebagai kebudayaan yang kongkrit karena
merupakan realitas yang bisa kita temukan setiap saat.
3. Artifacts. Hasil karya manusia berupa benda-benda kebudayaan dan
merupakan bentuk fisik dari kebudayaan. Ia bisa diraba dan dilihat.
Eksistensinya berupa hasil cipta dan karsa manusia berupa benda-benda
seperti candi, pusaka, batik, dan mobil.

Menurut Herskovits terdapat empat unsur pokok dalam kebudayaan, yaitu:
1. Alat-alat teknologi
2. Sistem ekonomi
3. Keluarga
4. Kekuasaan politik

Sedangkan Broinslaw Malinowski (Soekanto, 2004) menyatakan unsur-unsur pokok
kebudayaan sebagai berikut:
2014
2
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Finy F. Basarah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Sistem norma-norma yang menungkinkan kerja sama antara para anggota
masyarakat agar menguasai alam sekelilingnya.
2. Organisasi ekonomi
3. Alat-alat dan lembaga atau petugas-petugas pendidikan, sedangkan keluarga
adalah lembaga pendidikan yang utama
4. Organisasi militer.

Koenjtaraningrat (1980) mengemukakan 7 (tujuh) unsur kebudayaan yang bersifat
universal, yaitu:
1. Bahasa
2. Sistem pengetahuan
3. Organisasi sosial
4. Sistem peralatan hidup dan teknologi
5. Sistem mata pencaharian hidup
6. Sistem religi
7. Kesenian.

Isi pokok dari kebudayaan terdiri dari berbagai unsur yang saling terkait. Perubahan
satu unsur akan berpengaruh pada unsur lainnya. Karena itu disebut sistem sosial
budaya. Unsur-unsur kebudayaan itu adalah:
1. Teknologi. Adalah semua cara dan alat yang digunakan manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Teknologi meliputi tata cara dan alat yang
digunakan untuk memperoleh makanan, perlindungan, transportasi, dan
pengolahan.
2. Sistem ekonomi. Berhubungan dengan alokasi produksi, tenaga kerja dan
distribusi. Alokasi produksi dapat berupa meramu dan memburu, bertani
nomaden, bertani menetap, dan industri. Alokasi tenaga kerja dapat berupa
2014
3
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Finy F. Basarah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
sukarela, paksaan, perbudakan dan sistem gaji, atau perjanjian, Distribusi
barang dapat berupa barter, sistem pasar, dan lain-lain.
3. Sistem sosial. Berhubungan dengan pengaturan perkawinan, tempat tinggal,
dan kekerabatan. Aturan perkawinan ada dua macam yaitu eksogami dan
endogami. Aturan tempat tinggal setelah perkawinan ada yang bersifat
matrilokail, patrilokal, bilokal, dan lain-lain. Sistem kekerabatan ada yang
bersifat unilineal dan bileneal.
4. Sistem kepercayaan. Timbul dari adanya keterbatasan manusia dalam
memahami
kejadian
alam
dan
kehidupan
manusia.
Kesadaran
ini
menyadarkan manusia akan adanya kekuatan dari luar dirinya atau
supranatural. Agama berbeda dengan kepercayaan. Agama mengandung
aturan-aturan tentang sesuatu yang dipatuhi oleh umatnya dan keyakinan itu
mutlak harus diterima.
5. Sistem bahasa. Adalah alat yang sangat penting untuk mempelajari dan
pewarisan
kebudayaan.
Bahasa
mengandung
simbol-simbol
untuk
mengkomunikasikan gagasan, ide, pemikiran, dan perasaan.
6. Sistem kesenian. Adalah sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri
akan keindahan. Kesenian pada masyarakat mempunyai kaitan erat dengan
usaha mempertahankan diri, kepercayaan, dan agama.
7. Sistem pengetahuan. Lahir dari adanya naluri ingin tahu manusia tentang
sesuatu. Pertanyaan “apa”, “mengapa”, dan “bagaimana” selalu ada dalam
pikiran manusia kalau menemukan sesuatu. Dari jawaban pertanyaan itualah
lahir sistem pengetahuan sesuai dengan daya laranya. Sistem pengetahuan
manusia dapat berupa pengetahuan tentang alam dan kehidupan manusia itu
sendiri.
5.2 Hubungan Kebudayaan dengan Masyarakat

Masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan.
Tidak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan, sebaliknya tidak ada
kebudayaan tanpa masyarakat. Kebudayaan mempunyai makna yang luar biasa
pentingnya bagi masyarakat. Kebudayaan menyentuh hampir semua segi kehidupan
2014
4
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Finy F. Basarah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kita. Pada awalnya, kita datang ke dunia tanpa suatu bahasa, tanpa nilai dan
moralitas, tanpa ide mengenai agama, perang, uang, cinta, pemanfaatan ruang, dan
seterusnya. Kita juga tidak memiliki orientasi dasar yang telah kita anggap benar dan
sedemikian penting dalam menentukan kita akan menjadi tipe manusia seperti apa.
Dalam suatu waktu kita memperolehnya yang oleh para sosiolog disebut
kebudayaan dalam diri kita.

Mengingat pentingnya kebudayaan bagi masyarakat, maka dua antropolog
terkemuka Melville J. Herkovits dan Broinslaw Malinowski mengemukakan istilah
Cultural Determinism, yakni segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu. Kebudayaan merupakan
sesuatu yang super-organik karena sifat kebudayaan yang turun-temurun dari
generasi ke generasi tetap hidup terus, meskipun orang-orang yang menjadi anggota
masyarakat silih berganti karena kematian dan kelahiran.

Manusia dan masyarakat memerlukan kepuasan baik di bidang spiritual maupun
material. Kebutuhan itu dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat
sendiri. Karsa masyarakat mewujudkan norma dan nilai-nilai sosial yang sangat perlu
untuk mengadakan tata tertib dalam pergaulan masyarakat. Karsa merupakan daya
upaya manusia untuk melindungi diri terhadap kekuatan-kekuatan lain yang ada di
dalam masyarakat. Kebudayaan mangatur agar manusia dapat mengerti bagaimana
seharusnya bertindak, berbuat, menentukan sikapnya kalau mereka berhubungan
dengan orang lain.

Kebiasaan (habit) merupakan suatu perilaku pribadi, yaitu kebiasaan perorangan
untuk berada dari kebiasaan orang lain, walaupun mereka hidup dalam suatu rumah.
Jadi, setiap orang akan membentuk kebiasaan yang khusus bagi dirinya sendiri.

Kebiasaan tersebut menunjuk pada suatu gejala seseorang di dalam tindakantindakannya selalu ingin melakukan hal-hal yang teratur baginya. Kebiasaankebiasaan yang baik akan diakui serta dilakukan pula oleh orang lain yang semasyarakat, kemudian kebiasaan selanjutnya akan dapat menjadi peraturan.

Dalam mengatur hubungan antar manusia, kebudayaan dinamakan sebagai struktur
normatif artinya kebudayaan sebagai suatu garis-garis pokok tentang perilaku yang
menetapkan peratiran-peraturan mengenai apa yang harus dilakukan, apa yang
dilarang, dan sebagainya.
2014
5
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Finy F. Basarah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5.3 Bagaimana Gerak Kebudayaan?
5.3.1

Proses Belajar Kebudayaan Sendiri
Proses internalisasi, adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup individu, yaitu
mulai saat ia lahir sampai akhir hayatnya. Sepanjang hayatnya seorang individu
terus belajar untuk mengolah segala perasaan, hasrat, nafsu, dan emosi yang
kemudian
membentuk
kepribadiannya.
Makin
lama
makin
bertambah
pengalamannya mengenai berbagai perasaan baru, seperti kegembiraan, simpati,
cinta, dan lain-lain. Dan berbagai macam hasrat, seperti mempertahankan hidup,
bergaul, meniru, dan seterusnya. Yang semuanya dipelajari melalui proses
internalisasi sehingga menjadi bagian dan membentuk kepribadiannya.

Proses sosialisasi, dapat digambarkan bahwa kebudayaan sebagai bagian dari
proses sosialisasi individu. Semua pola tindakan individu-individu yang menempati
berbagai kedudukan dalam masyarakatnya yang dijumpai seseorang dalam
kehidupannya sehari-hari yang menempati berbagai kedudukannya sehari-hari sejak
ia lahir, dicerna olehnya sehingga indiviu tersebut pun akan menjadikan pola-pola
tindakan tersebut sebagai bagian dari kepribadiannya. Mengamati jalannya proses
sosialisasi baku yang lazim dialami sebagian besar individu dalam suatu kebudayaan
merupakan suatu metode yang sejak lama diminati para ahli antropologi sosial. Para
individu dalam masyarakat yang berbeda-beda juga mengamai proses sosialisasi
yang berbeda-beda, karena proses itu banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan
serta lingkungan sosial yang bersangkutan.

Proses enkulturasi atau pembudayaan adalah proses belajar dan menyesuaikan
alam pikiran serta sikap terhadap adat, sistem norma, serta semua peraturan yang
terdapat dalam kebuidayaan seseorang. Proses ini telah dimulai sejak awal
lingkungan yang makin lama makin luas. Pada dasarnya seorang anak kecil mulai
belajar dengan menirukan tingkah laku orang sekitarnya, yang lama kelamaan
menjadi pola yang mantap dan norma yang mengaturnya kemudian dibudayakan.
5.3.2

Proses Evolusi Sosial
Proses evolusi dapat dianalisis secara mendetail (mikroskopik), tetapi juga dapat
dilihat dari keseluruhan dengan memperhatikan perubahan-perubahan besar yang
telah terjadi (makroskopik).
2014
6
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Finy F. Basarah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Proses mengarah dalam evolusi kebudayaan, apalagi evolusi masyarakat dan
kebudayaan apabila dipandang dari suatu jarak yang jauh dengan interval yang
panjang, maka akan tampak terjadinya perubahan-perubahan besar yang sekanakan menentukan arah dari sejarah perkembangan masyarakat dan kebudayaan
yang bersangkutan, sehingga dapat merekonstruksi sejarah perkembangan seluruh
umat manusia dalam kurun waktu yang panjang.
5.3.3

Proses Difusi
Penyebaran manusia, akan mungkin terjadi dengan proses perkembangbiakan.
Migrasi serta adaptasi fisik sosial dan budaya berlangsung secara terus menerus.
Migrasi berlangsung lamban dan otomatis dan ada yang cepat dan mendadak.
Proses itu menunjukkan manusia membutuhkan daerah yang makin lama makin
meluas. Migrasi besar yang terjadi adalah adanya perpindahan kelompok manusia
dari Benua Asia ke Benua Amerika.

Penyebaran unsur-unsur kebudayaan bersamaan dengan migrasi manusia. Sejarah
dalam proses penyebaran unsur kebudayaan yang disebut difusi dari unsur
kebudayaan ini diakibatkan oleh migrasi bangsa-bangsa yang berpindah dari satu
tempat ke tempat lain. Pneyebaran unsur kebudayaan dapat juga terjadi tanpa
perpindahan kelompok manusia, tetapi karena unsur kebudayaan itu memang
sengaja dibawa oleh individu-individu tertentu, seperti para pedagang dan pelaut
yang menyebarkan agama-agama besar.
5.3.4

Akulturasi dan Asimilasi
Akulturasi adalah proses sosial yang timbul apabila sekelompok manusia dengan
suatu kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur dari suatu kebudayaan
asing sehingga unsur-unsur asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam
kebudayaan itu. Proses akulturasi yang baik akan menghasilkan integrasi antara
unsur-unsur kebudayaan asing dengan unsur-unsur kebudayaan sendiri. Namun
tidak mustahil terjadi kegoncangan kebudayaan atau gegar budaya (cultural shock)
dalam proses akulturasi.
2014
7
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Finy F. Basarah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Asimilasi adalah pencampuran antara kebudayaan yang satu dengan yang lain
dengan menghilangkan kebudayaan asli masing-masing. Menurut Tumanggor
(2010), asimilasi akan terjadi apabila terjadi hal berikut:
1. Kelompok-kelompok manusia dengan latar belakang kebudayaan yang
berbeda-beda. Artinya dalam masyarakat, ada beberapa kelompok manusia
yang hidup secara bersama di mana mereka memiliki kebudayaan masingmasing.
2. Kelompok ini saling bergaul secara intensif dalam kurun waktu yang lama.
3. Budaya-budaya antar kelompok tersebut masing-masing berubah watak
khasnya
dan
unsur-unsur
kebudayaannya
saling
berubah
sehingga
memunculkan suatu watak yang baru/campuran.
5.3.5

Pembaruan (Inovasi)
Inovasi adalah proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi,
dan modal serta penataan kembali dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru,
sehingga terbentuk suatu sistem produksi dari produk-produk baru. Dengan demikian
inovasi adalah pembaruan unsur teknologi dan ekonomi dari kebudayaan.
5.3.6

Integrasi Kebudayaan
Integrasi kebudayaan meliputi hal-hal sbb.:
1. Metode holistik adalah suatu metode yang digunakan untuk analisis dan
untuk merinci unsur-unsur kecil dan kaitannya antara satu kebudayaan
sebagai satu integral.
2. Konsep-konsep analisis masalah integrasi kebudayaan meliputi aspek-aspek:
2014
8

Pikiran kolektif

Fungsi unsur-unsur kebudayaan

Fokus kebudayaan

Etos kebudayaan
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Finy F. Basarah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Kepribadian umum
3. Kerangka kebudayaan terdiri dari:

Empat wujud kebudayaan, yaitu budaya fisik, sistem sosial, sistem
budaya dan nilai-nilai budaya.

Tujuh unsur kebudayaan; sistem teknologi, sistem religi, bahasa,
kesenian, sietem pengetahuan, sistem sosial, dan sistem ekonomi.
5.4 Multikulturalisme

Secara sederhana pengertian masyarakat multikultural adalah masyarakat yang
terdiri atas beragam kelompok sosial dengan sistem norma dan kebudayaan yang
berbeda-beda. Masyarakat multikultural merupakan bentuk dari masyarakat modern
yang anggotanya terdiri dari berbagai golongan, suku, etnis, ras, agama, dan
budaya. Mereka hidup bersama dalam suatu wilayah lokal maupun nasional dan juga
internasional melakukan interaksi secara langsung maupun secara tidak langsung.

Kenyataan bahwa masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang terdiri dari
kelompok-kelompok suku, agama, daerah, ras yang beraneka ragam merupakan ciri
khas masyarakat Indonesia, dengan ciri itu masyarakat Indonesia disebut
masyarakat pluralistik atau majemuk.

Unsur yang paling menonjol memengaruhi dinamika masyarakat plural adalah
perbedaan ras dan etnisitas, sehingga timbul perbedaan dalam kultural dan
kelompok sosial. Masyarakat pluralis sendiri sering disebut masyarakat multi ras dan
multi etnik.
2014
9
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Finy F. Basarah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Syarbaini, Syahrial, Rusdiyanta dan Fatkhuri. 2012. Konsep Dasar Sosiologi & Antropologi.
Jakarta: Hartomo Media Pustaka
2014
10
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Finy F. Basarah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download