MODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial Perubahan Sosial dan Kebudayaan (Modernisasi) Fakultas Bidang Studi Ilmu Komunikasi Penyiaran Tatap Muka 03 Kode MK Disusun Oleh 85018 Finy F. Basarah, M.Si Abstract Kompetensi Definisi, proses, bentuk-bentuk perubahan sosial dan aspek modernisasi Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan definisi, proses, bentukbentuk perubahan sosial, dan aspek modernisasi. 3.1 Apakah Perubahan Sosial Itu? Perubahan sosial merupakan gejala umum yang terjadi di setiap masyarakat di mana pun juga. Perubahan sosial juga merupakan gejala sosial yang terjadi sepanjang masa, tidak ada masyarakat di dunia yang tidak mengalami perubahan. Perubahan terjadi sesuai hakikat dan sifat dasar manusia itu sendiri, karena sifat manusia yang selalu aktif, kreatif, inovatif, agresif, selalu berkembang dan responsif terhadap perubahan yang terjadi di sekitar atau lingkungan sosial. Dalam masyarakat nilai-nilai sosial lama yang tidak sesuai dengan zaman akan hilang dan diganti dengan nilai-nilai baru, nilai baru diperbaharui lagi dengan lebih baru lagi, nilai tradisional diganti dengan nilai modern, kemudian diganti lagi dengan nilai-nilai postmodern atau pasca modern. Begitu juga dengan berbagai istilah dalam penyebutan perubahan, seperti Orde Lama diganti dengan Orde Baru kemudian tidak baru lagi, kemudian diganti dengan Orde Reformasi atau Orde Globalisasi. Perubahan sosial merupakan sebuah keniscayaan mengingat kehidupan manusia sangat dinamis. Dengan bergulirnya waktu, segala tatanan, norma, nilai, dan bahkan kebudayaan yang dimiliki manusia akan berubah. Perubahan tersebut sebagai sebuah cara untuk mengatasi berbagai macam tantangan yang dihadapi, yang pada gilirannya mampu mendorong keberlangsungan hidup manusia. Dengan demikian, perubahan bisa dijadikan sebagai sebuah cara dalam rangka menjaga eksistensi kehidupan. Perubahan sosial bisa dimaknai sebagai pergeseran terhadap sistem yang berlaku dalam jangka waktu yang panjang, kemudian diganti dengan sistem yang baru. Perubahan ini sangat dibutuhkan mengingat segala tatanan yang ada saat ini tidak lagi dianggap relevan atau kehilangan orientasi. Sehingga mempertahankannya akan berakibat fatal bagi kehidupan, sebab sistem yang ada sudah tidak sesuai lagi dengan semangat zamannya. Hal ini sebagaimana diuraikan oleh Sztompka (2010: 3) bahwa perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi di dalam atau mencakup sistem sosial. Labih tepatnya, perbedaan antara keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu yang berlainan. Setiap masyarakat mengalami perubahan sepanjang masa. Perubahan itu ada yang samar, ada yang mencolok, ada yang lambat, ada yang cepat, ada yang sebagian atau terbatas, ada yang menyeluruh. Perubahan dapat berupa pergeseran nilai sosial, perilaku, susunan organisasi, lembaga sosial, stratifikasi sosial, kekuasaan 2014 1 Kapita Selekta Ilmu Sosial Finy F. Basarah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dan wewenang, dsb. Semua perubahan itu ada yang maju (progress) dan ada yang mundur. Inti perubahan sosial adalah faktor dinamika manusianya yang kreatif. Anggota masyarakat harus bersikap terbuka bahkan ia secara kreatif menciptakan kondisi perubahan, terutama di bidang ekonomi dan pola hidup sehari-hari. Perubahan sosial bersifat berantai melibatkan segala aspek kehidupan dan kadang diselingi konflik berupa proses perubahannya. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, namun dalam kenyataan hidup keduanya tidak bisa dipisahkan. Perubahan bidang kesenian, pengetahuan, filsafat, dan menjadi bagian dari perubahan sosial, meskipun secara teoritis jelas berbeda. Kekaburan itu terjadi karena tidak ada masyarakat yang tidak berkebudayaan dan tidak ada kebudayaan yang tidak terwujud dalam masyarakat. Keduanya bersangkut paut dengan aspek penerimaan bidang kebudayaan tanpa berakibat perubahan sosial, misalnya perubahan kesenian, bahasa, dan sebagainya tidak menimbulkan perubahan pada pola hubungan sosial atau terhadap lembaga sosial seperti perkawinan, hak milik, atau perguruan tinggi. Berbagai pakar memberi titik tekan yang berbeda pada definisi perubahan yang mereka buat. Namun, secara umum, mereka menganggap penting perubahan struktural dalam hubungan, organisasi, dan ikatan antara unsur-unsur masyarakat (Sztompka, 2010: 5): 1. Perubahan sosial adalah transformasi dalam organisasi masyarakat, dalam pola berpikir dan dalam perilaku pada waktu tertentu (Macionis, 1987: 638) 2. Perubahan sosial adalah modifikasi atau transformasi dalam pengorganisasian masyarakat (Persell, 1987: 586) 3. Perubahan sosial mengacu pada variasi hubungan antarindividu, kelompok, organisasi, kultur, dan masyarakat pada waktu tertentu (Ritzer et.al, 1987: 560) 4. Perubahan sosial adalah perubahan pola perilaku, hubungan sosial, lembaga dan struktur sosial pada waktu tertentu (Farley, 1990: 626). Kini perubahan sosial mengalami kemajuan pesat berkat kemajuan sains dan teknologi, khususnya media massa yang mampu meniadakan batas territorial. 2014 2 Kapita Selekta Ilmu Sosial Finy F. Basarah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Secara jitu perubahan sosial dunia digambarkan oleh Alvin Toffler dalam tiga gelombang, yaitu era agraria tradisional (8000 SM – 1700), era industriakisasi (1700 – 1970) dan era informasi dan komunikasi (1970 – 2000). Secara umum perubahan sosial yang kini dialami manusia disebut era modernisasi. Dalam proses modernisasi tercakup transformasi total dan kondisi tradisional ke arah pola ekonomis dan politis. Manusia berusaha menguasai ruang dan waktu melalui berbagai peralatan hidup berupa hasil teknologi canggih. Secara umum syarat modernisasi meliputi: 1. Cara berpikir yang alamiah 2. Sistem analisa data atau fakta yang metodik 3. Sistem administrasi yang efisien 4. Sentralisasi wewenang perencanaan sosial 5. Ada iklim yang mendukung perubahan baru 6. Disiplin yang tinggi pada waktu dan aturan main 7. Inovasi dan modifikasi dalam segala bidang secara berantai. Modernisasi adalah perubahan sosial yang terarah dan terencana, maka gejala modernisasi merupakan persoalan yang harus dihadapi masyarakat, di mana prosesnya meliputi segala aspek kehidupan, seperti konflik sosial, disorganisasi, problema sosial, dan transportasi. Modernisasi tidak sama dengan westernisasi ataupun reformasi yang hanya menekankan aspek rehabilitasi. Modernisasi bersifat preventif dan konstruktif dan harus dapat memproyeksikan hal – hal yang mungkin timbul, bahkan harus selektif terhadap berbagai aspirasi pembaharuan dan perilaku yang menyimpang. 3.2 Bagaimana Proses Terjadinya Perubahan Sosial? 2014 3 Kapita Selekta Ilmu Sosial Finy F. Basarah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Proses perubahan sosial meliputi: 1. Penyesuaian terhadap perubahan. Masyarakat selalu menghendaki keseimbangan sosial, di mana berbagai lembaga sosial yang inti atau pokok diharapkan tetap berfungsi secara baik. Setiap kali ada gangguan terhadap keseimbangan (dinamika sosial) selalu distabilkan melalui perubahan lembaga sosial atau perorangan yang menyesuailan diri pada perubahan (comformity). 2. Saluran perubahan sosial. Pada umumnya proses perubahan masyarakat ialah bidang pemerintahan, perekonomian, keagamaan, pendidikan, reaksi/wisata, dsb. Saluran mana yang efektif pada perubahan sosial sangat tergantung pada lembaga kemasyarakatan apa yang dominan dan dijunjung tinggi masyarakatnya. 3. Disorganisasi (disintegrasi dan reorganisasi). Apabila ada perubahan, maka norma dan nilai-nilai kemasyarakatan mengalami proses pudar, kemudian timbul problema sosial berupa penyimpangan (deviation). Proses begitu disebut disorganisasi (disintegrasi). Sebaliknya, reorganisasi merupakan proses pembentukan norma dan nilai – nilai baru dalam bentuk penyesuaian diri dalam lembaga kemasyarakatan yang mengalami perubahan. Perubahan sosial terjadi karena beberapa faktor. Faktor tersebut adalah: 1. Faktor yang bersumber dalam masyarakat, seperti: a. Pertambahan penduduk dan urbanisasi b. Penemuan baru, khususnya bidang teknologi c. Adanya konflik dalam masyarakat d. Toleransi pada hal – hal baru atau perubahan yang menyimpang e. Kemajuan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan serta teknologi f. Sikap menghargai karya dan sikap maju orang lain g. Rasa tidak puas pada pola hidup lama atau monoton. h. Terjadinya pemberontakan atau gerakan revolusioner. 2014 4 Kapita Selekta Ilmu Sosial Finy F. Basarah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Faktor yang berasal dari luar masyarakat, seperti: a. Perubahan alam fisik b. Kontak atau pengaruh budaya asing c. Perang dengan Negara lain d. Perubahan ekonomi dunia e. Munculnya berbagai media massa yang menyuguhkan aneka informasi inovatif. 3.3 Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial 3.3.1 Perubahan Evolusi dan Perubahan Revolusi Perubahan esolusi adalah perubahan sosial yang terjadi dalam proses yang lambat, dalam waktu yang cukup lama tanpa ada kemauan tertentu dari masyarakat yang bersangkutan. Perubahan itu berlangsung mengikuti kondisi perkembangan masyarakat, sejalan dengan usaha – usaha masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari. Perubahan sosial terjadi karena dorongan masyarakat dalam menyesuaikan diri terhadap kebutuhan – kebutuhan hidupnya dengan perkembangan masyarakat pada waktu tertentu. Perubahan secara revolusi, di mana perubahan secara cepat dan tidak ada kehendak atau perencanaan sebelumnya. Perubahan itu mengenai unsur kehidupan atau lembaga masyarakat yang berlangsung relatif cepat. Perubahan revolusi dapat direncanakan atau tidak direncanakan yang sering diawali dengan ketegangan atau konflik sosial yang sulit dihindari, bahkan tidak terkendali sehingga menjadi suatu tindakan revolusi. Dibandingkan dengan bentuk perubahan yang lain, menurut Sztompka (2010: 357), revolusi berbeda dalam 5 hal sbb.: 1. Menimbulkan persoalan dalam cakupan terluas, menyentuh semua tingkat dan dimensi masyarakat: ekonomi, politik, kultur, organisasi sosial, kehidupan sehari – hari, dan kepribadian manusia. 2. Dalam semua bidang tersebut, perubahannya terjadi secara radikal, fundamental, menyentuh inti bangunan dan fungsi sosial. 2014 5 Kapita Selekta Ilmu Sosial Finy F. Basarah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 3. Perubahan yang terjadi sangat cepat, tiba – tiba, seperti ledakan dinamit, di tengah aliran lambat proses historis. 4. Dengan semua alasan itu, revolusi adalah pertunjukan perubahan paling menonjol: waktunya luar biasa cepat dan karena itu sangat mudah diingat. 5. Revolusi membangkitkan emosional khusus dan reaksi intelektual pelakunya dan mengalami ledakan mobilisasi massa, antusiasme, kegemparan, kegirangan, kegembiraan, optimisme dan harapan; perasaan hebat dan perkasa; keriangan aktivisme dan menggapai kembali makna kehidupan; melambungkan aspirasi dan pandangan utopia ke masa depan. Dari lima hal tersebut di atas, dapat kita cermati bahwa unsur – unsur pokok dari revolusi salah satunya adalah adanya perubahan cepat dan perubahan itu mencakup sendi – sendi pokok kehidupan masyarakat. Menurut Soerjono, syarat – syarat terjadinya revolusi adalah: 1. Adanya keinginan untuk mengadakan suatu perubahan. Adanya rasa tidak puas terhadap keadaan masyarakat yang ada dan ingin untuk mengadakan perbaikan dengan perubahan. 2. Adanya seorang pemimpin dan atau kelompok orang yang dianggap mampu memimpin tuntutan perubahan masyarakat tersebut. 3. Pemimpin itu mampu menampung keinginan perubahan, merumuskan serta menegaskan rasa tidak puas dari masyarakat untuk dijadikan program dan arah bagi gerakan masyarakat. 4. Pemimpin itu mampu menunjukkan tujuan perubahan kepada masyarakat baik secara pragmatis ataupun secara abstrak, seperti perumusan ideologi. 5. Harus ada momentum untuk revolusi, yaitu suatu saat di mana segala keadaan dan faktor untuk memulai gerakan revolusi. Apabila momentum yang dipilih keliru atau tidak tepat maka revolusi menjadi gagal. 2014 6 Kapita Selekta Ilmu Sosial Finy F. Basarah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 3.3.2 Perubahan yang Direncanakan dan Perubahan yang Tidak Direncanakan Perubahan yang direncanakan adalah perubahan – perubahan terhadap lembaga – lembaga kemasyarakatan yang didasarkan pada perencanaan yang matang oleh pihak – pihak yang menghendaki perubahan tersebut. Pihak yang menghendaki perubahan tersebut disebut agent of change, yaitu kelompok orang yang mendapat kepercayaan dari masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga kemasyarakatan. Cara memengaruhi mesyarakat dengan sistem yang teratur dan direncanakan terlbih dahulu dinamakan social engineering atau social planning. Perubahan sosial yang tidak direncanakan merupakan perubahan yang terjadi tanpa dikehendaki serta berlangsung di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat – akibat sosial yang tidak diharapkan, seperti revolusi sosial yang terjadi dalam masyarakat. 3.4 Modernisasi Modernisasi mencakup berbagai macam aspek. Sebagaimana dikutip oleh Sztompka, menurut Neil Smelser (1973: 747 – 748), modernisasi sebagai tradisi multidimensional meliputi enam bidang antara lain, yaitu: 1. Ekonomi. Ditandai dengan mengakarnya teknologi dalam ilmu pengetahuan; bergerak dari pertanian subsistensi ke pertanian komersial; penggantian tenaga binatang dan manusia oleh energi benda mati dan produksi mesin; berkembangnya bentuk pemukiman urban dan konsentrasi tenaga kerja di bidang tertentu. 2. Politik. Ditandai dengan transisi dari kekuasaan suku ke sistem hak pilih perwakilan, partai politik, dan kekuasaan demokratis. 3. Pendidikan. Ditandai dengan penurunan angka buta huruf dan peningkatan perhatian pada pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan. Agama ditandai dengan adanya sekurelisasi. 4. Kehidupan Keluarga. Ditandai dengan berkurangnya peran kekeluargaan dan makin besarnya spesialisasi fungsional keluarga. 2014 7 Kapita Selekta Ilmu Sosial Finy F. Basarah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id ikatan 5. Stratifikasi. Modernisasi berarti penekanan pada mobilitas dan prestasi individual ketimbang pada status yang diwarisi. Jika kita analisis secara cermat, dalam aspek ekonomi, gejala modernisasi secara detail dapat dilihat dari tumbuhnya kompleks industri secara besar – besaran yang mengadakan produksi barang – barang konsumsi dan barang – barang sarana produksi secara massal. Tumbuhnya organisasi – organisasi yang kompleks yang mendirikan, menyelenggarakan, dan mengembangkan produksi itu serta mengadakan pembelian bahan – bahan baku dan penjualan produknya. Maka pengertian modernisasi dalam aspek ekonomi adalah sama dengan pengertian industrialisasi. Aspek sosial gejala industri dapat dilihat dari tumbuhnya kelompok – kelompok baru dengan posisi sosial ekonomi yang sama dan mempunyai kepentingan yang sama. Kelompok itu merupakan kelas sosial baru. Sebagai contoh kaum petani, penyewa tanah dan buruh tani dalam masyarakat modern amat berkurang jumlah dan peranannya, sebaliknya buruh industri dan kelas menengah, seperti kelompok intelektual, terdidik serta kelas manajer bertambah jumlah dan perannya. Modernisasi merupakan suatu bentuk perubahan sosial ke arah kemajuan suatu masyarakat dan bangsa dengan ciri – ciri pokoknya adalah bahwa modernisasi adalah suatu proses revolusioner, rumit, sistematis, global, jangka panjang, bertahap, dan bergerak ke depan/ progresif. Modernisasi dalam bidang politik sebagai suatu perubahan sosial kekuasaan masyarakat, yaitu sistem politik suatu masyarakat yang merupakan sistem sosial yang menjadi kerangka untuk menetapkan kebijakan kekuasaan dan untuk melaksanakannya. Kebijakan itu menyangkut usaha dan pelaksanaan tujuan – tujuan yang oleh masyarakat dianggap untuk kepentingan umum. Modernisasi politik menunjukkan proses diferensiasi dari struktur politik, sekulerisasi kebudayaan politik dan partisipasi yang semakin besar dalam proses politik oleh kelompok – kelompok di seluruh masyarakat, sehingga kapasitasnya, ketepatannya bertambah besar. Modernisasi politik dalam suatu Negara berkembang dapat memainkan peranan utama dalam proses modernisasi keseluruhan, akan tetapi modernisasi politik itu juga dapat bergerak karena proses – proses yang terjadi di bidang ekonomi dan sosial. 2014 8 Kapita Selekta Ilmu Sosial Finy F. Basarah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Proses terbentuknya suatu masyarakat politik ke arah modernisasi dapat dipercepat dengan berbagai macam cara, yaitu: 1. Mengadakan kegiatan – kegiatan dan proyek – proyek seperti pembuatan bendungan untuk petani. 2. Melalui pengajaran dan media massa menekankan adanya persamaan nilai, norma, dan sejarah, seperti ideologi yang berlaku untuk semua masyarakat. 3. Pembentukan suatu tentara nasional dengan partisipasi semua golongan penduduk yang juga merupakan lambang dari Negara nasional yang merdeka. 4. Mengadakan upacara – upacara pada kesempatan tertentu, seperti pengibaran bendera di sekolah – sekolah. Masyarakat yang berpenduduk heterogen bercampur dengan bebas dan mendifusikan adat, pengetahuan, teknologi, dan ideologi yang dapat menimbulkan kadar perubahan yang pesat. 2014 9 Kapita Selekta Ilmu Sosial Finy F. Basarah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Syarbaini, Syahrial, Rusdiyanta dan Fatkhuri. 2012. Konsep Dasar Sosiologi & Antropologi. Jakarta: Hartomo Media Pustaka 2014 10 Kapita Selekta Ilmu Sosial Finy F. Basarah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id