Lembaga Sosial - Universitas Mercu Buana

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Kapita Selekta
Ilmu Sosial
Sistem Sosial
Fakultas
Program Studi
Fakultas Ilmu
Komunikasi
Bidang Studi
Advertising and
Marketing
Communication
Tatap Muka
02
Kode MK
Disusun Oleh
B11436BA
Putria Perdana, S.I.Kom, M.Si
Abstract
Kompetensi
Di dalam sistem sosial terdapat lapisan sosial, interaksi sosial,
norma sosial, lembaga sosial dan kekuasaan & wewenang.
Modul ini memaparkan sistem sosial dengan bagian-bagian
tersebut di dalamnya, sehingga pemahaman atas terbentuknya
sistem sosial dapat dimengerti.
Mampu memahami dan
menjelaskan sistem sosial
Lapisan/ Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial menurut Pitirim A. Sorokin adalah perbedaan penduduk /
masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis).
Stratifikasi sosial menurut Drs. Robert M.Z. Lawang adalah penggolongan orang-orang yang
termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut
dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
Stratifikasi
sosial
menurut
Max
Weber
adalah
stratifikasi
sosial
sebagai
penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam
lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
Dasar-Dasar Pembentuk Pelapisan Sosial
Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan
pelapisan sosial adalah sebagai berikut:

Ukuran Kekayaan
Kekayaan (materi
atau
kebendaan)
dapat
dijadikan
ukuran
penempatan
anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa
memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam
sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, yang tidak mempunyai kekayaan
akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah.

Ukuran kekuasaan dan wewenang
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan
menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang
bersangkutan.

Ukuran kehormatan
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan.
Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem
pelapisan sosial masyarakatnya.

Ukuran ilmu pengetahuan
Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang
menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan
akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang
bersangkutan.
‘13
2
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Putria Perdana, S.I.Kom, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Interaksi Sosial
Homans ( dalam Ali, 2004: 87) mendefinisikan interaksi sebagai suatu kejadian
ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran
atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain yang menjadi
pasangannya.
Sedangkan menurut Shaw, interaksi sosial adalah suatu pertukaran antarpribadi
yang masing- masing orang menunjukkan perilakunya satu sama lain dalam kehadiran
mereka, dan masing- masing perilaku mempengaruhi satu sama lain.
Pengertian Interkasi sosial menurut beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa,
interaksi adalah hubungan timbal balik anatara dua orang atau lebih, dan masing-masing
orang
yang
terlibat
di
dalamnya
memainkan
peran
secara
aktif
Sumber-sumber Interaksi Sosial
Proses interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat bersumber dari faktor imitasi, sugesti,
simpati, identifikasi dan empati. :

Imitasi
Merupakan suatu tindakan sosial seseorang untuk meniru sikap, tindakan, atau
tingkah laku dan penampilan fisik seseorang.

Sugesti
Merupakan rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang diberikan seseorang kepada
orang lain sehingga ia melaksanakan apa yang disugestikan tanpa berfikir rasional.

Simpati
Merupakan suatu sikap seseorang yang merasa tertarik kepada orang lain karena
penampilan,kebijaksanaan atau pola pikirnya sesuai dengan nilai-nilai yang dianut
oleh orang yang menaruh simpati.

Identifikasi
Merupakan keinginan sama atau identik bahkan serupa dengan orang lain yang ditiru
(idolanya)

Empati
Merupakan proses ikut serta merasakan sesuatu yang dialami oleh orang lain.
Proses
‘13
3
empati
biasanya
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Putria Perdana, S.I.Kom, M.Si
ikut
serta
merasakan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
penderitaan
orang
lain.
Norma Sosial
Norma sosial adalah kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku dalam suatu
kelompok
masyarakat
dan
batasan
wilayah
tertentu.
Keberadaan
norma
dalam masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu kelompok agar bertindak sesuai
dengan aturan sosial yang telah terbentuk.
Norma merupakan ukuran yang digunakan oleh masyarakat untuk mengukur apakah
tindakan yang dilakukan seseorang merupakan tindakan yang wajar dan dapat diterima atau
tindakan yang menyimpang (tidak sesuai dengan yang diinginkan masyarakat).
Nilai dan norma sosial merupakan dua hal yang saling berkaitan walaupun keduanya
dapat dibedakan. Nilai merupakan sesuatu yang baik, diinginkan, dicita-citakan, dan
dianggap penting oleh masyarakat, sedangkan norma merupakan kaidah atau aturan
berbuat dan berkelakuan yang dibenarkan untuk mewujudkan cita-cita itu.
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa melakukan hubungan
dan bekerja sama dengan manusia lainnya di masyarakat. Agar kerja sama antarsesama
manusia dapat berlangsung dengan baik, lancar, dan dapat optimal, manusia membutuhkan
suasana dan kondisi yang tertib dan teratur. Dalam hal ini manusia membutuhkan aturan,
tata pergaulan, sehingga mereka dapat hidup dalam suasana yang harmonis. Uraian
tersebut menunjukkan arti pentingnya norma-norma sosial dalam kehidupan masyarakat.
Dengan demikian, ada hubungan antara interaksi sosial dengan norma sosial. Di manakah
letak hubungannya?
Norma lahir karena adanya interaksi sosial dalam masyarakat. Masyarakat yang
berinteraksi membutuhkan aturan main, tata pergaulan yang dapat mengatur mereka untuk
mencapai suasana yang diharapkan, yaitu tertib dan teratur. Untuk mencapainya, maka
dibentuklah norma sebagai pedoman yang dapat digunakan untuk mengatur pola perilaku
dan tata kelakuan yang akhirnya disepakati bersama oleh anggota kelompok masyarakat
tersebut.
Ciri-ciri Norma Sosial
Ada beberapa ciri yang dimiliki norma sosial. Apa sajakah ciri-ciri tersebut? Mari kita
identifikasi bersama.

Pada umumnya norma sosial tidak tertulis atau lisan. Misalnya adat istiadat, tata
pergaulan, kebiasaan, cara, dan lain sebagainya. Kecuali norma hukum sebagai tata
tertib yang bersifat tertulis. Kaidah-kaidah ini disepakati oleh masyarakat dan
sanksinya mengikat seluruh anggota kelompok atau masyarakat.
‘13
4
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Putria Perdana, S.I.Kom, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Hasil kesepakatan dari seluruh anggota masyarakat pada wilayah tertentu. Hasil ini
merujuk pada kebudayaan wilayah setempat mengenai tata kelakuan dan aturan
dalam pergaulan.

Bersifat mengikat, sehingga seluruh warga masyarakat sebagai pendukung sangat
menaatinya dengan sepenuh hati.

Ada sanksi yang tegas terhadap pelanggarnya sesuai dengan kesepakatan
bersama.

Norma sosial bersifat menyesuaikan dengan perubahan sosial. Artinya norma sosial
bersifat fleksibel dan luwes terhadap perubahan sosial. Setiap ada keinginan dari
masyarakat untuk berubah, norma akan menyesuaikan dengan perubahan tersebut.
Meskipun tidak berubah seluruhnya, aturan ini pasti akan mengalami perubahan.
Jenis-jenis Norma Sosial

Tata Cara (Usage)
Tata cara merupakan norma yang menunjuk kepada satu bentuk perbuatan sanksi
yang ringan terhadap pelanggarnya. Misal: aturan memegang garpu dan sendok
saat makan dan penyimpangannya adalah bersendawa saat makan

Kebiasaan (Folkways)
Kebiasaan merupakan cara bertindak yang digemari oleh masyarakan dan dilakukan
berulang-ulang,mempunyai kekuatan mengikat yang lebih besar dari tata cara, misal:
membuang sampah pada tempatnya dan penyimpangannya adalah membuang
sembarangan dan mendapat teguran bahkan digunjingkan masyarakat

Tata Kelakuan (Mores)
Tata kelakuan merupakan norma yang bersumber kepada filsafat, ajaran agama dan
ideolagi yang dianut masyarakat.

Adat (Custom)
Adat merupakan norma yang tidak tertulis namun kuat mengikat sehingga anggota
masyarakat yang melanggar adat akan menderita karena sanksi keras yang kadang
secara tidak langsung seperti pengucilan, dikeluarkan dari kelompok adat
(masyarakat), atau harus memenuhi persyaratan tertentu.

Hukum (Laws)
Hukum merupakan norma yang bersifat formal dan berupa aturan tertulis. Sanksinya
tegas dan merupakan suatu rangkaian aturan yang ditujukan kepada anggota
masyarakat yang berisi ketentuan, perintah, kewajiban dan larangan agar tercipta
ketertiban dan keadilan.
‘13
5
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Putria Perdana, S.I.Kom, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Macam-macam Norma Sosial

Norma agama, yakni ketentuan hidup yang bersumber dari ajaran agama (wahyu
dan revelasi).

Norma kesopanan, ketentuan hidup yang berlaku dalam interaksi sosial masyarakat.

Norma kesusilaan, ketentuan yang bersumber pada hati nurani, moral, atau filsafat
hidup.

Norma hukum, ketentuan tertulis yang berlaku dari kitab undang-undang suatu
negara.
Fungsi Norma Sosial

Sebagai pedoman atau patokan perilaku pada masyarakat.

Sebagai alat untuk menertibkan dan menstabilkan kehidupan sosial.

Suatu standar, petunjuk atau system kontrol dalam masyarakat.
Lembaga Sosial
Lembaga sosial merupakan system pola sosial yang tersusun rapi dan secara
berkala relative bersifat permanen serta mengandung perilaku tertentu yang kokoh dan
terpadu demi pemuasan dan pemenuhan kebutuhan pokok manusia.
Ciri-ciri Lembaga Sosial

Kesatuan fungsional berbagai unsur kebudayaan, artinya bahwa lembaga sosial
merupakan organisasi dari pola-pola pemikiran dan pola perikelakuan, yang terwujud
dalam aktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya.

Terbentuk dalam waktu lama, Lembaga Sosial Terbentuk dalam waktu lama dan
umumnya bertahan dalam waktu yang lama.

Memiliki alat perlengkapan, Lembaga Sosial mempunyai atau beberapa tujuan
tertentu maksudnya terdapat arah tertentu yang ingin dicapai melalui lembaga sosial.

Memiliki lambang dan ciri-ciri tertentu, Lembaga Sosial memiliki lambang-lambang
sebagai sarana simbolis untuk mengungkapkan fungsi dan tujuan lemabag sosial
tersebut.
Ciri dan Karakter Lembaga Sosial
Meskipun lembaga sosial merupakan suatu konsep yang abstrak, ia memiliki
sejumlah ciri dan karakter yang dapat dikenali. Menurut J.P Gillin di dalam karyanya yang
‘13
6
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Putria Perdana, S.I.Kom, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
berjudul "Ciri-ciri Umum Lembaga Sosial" (General Features of Social Institution)
menguraikan sebagai berikut:

Lembaga sosial adalah organisasi pola-pola pemikiran dan perilaku yang terwujud
melalui aktivitas-aktivitas masyarakat dan hasil-hasilnya. Ia terdiri atas kebiasaankebiasaan, tata kelakukan, dan unsur-unsur kebudayaan lain yang tergabung dalam
suatu unit yang fungsional.

Lembaga sosial juga dicirikan oleh suatu tingkat kekekalan tertentu. Oleh karena
lembaga sosial merupakan himpunan norma-norma yang berkisar pada kebutuhan
pokok, maka sudah sewajarnya apabila terus dipelihara dan dibakukan.

Lembaga sosial memiliki satu atau beberapa tujuan tertentu. Lembaga pendidikan
sudah
pasti
memiliki
beberapa
tujuan,
demikian
juga
lembaga perkawinan, perbankan, agama, dan lain- lain.

Terdapat alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga
sosial.
Misalnya,
rumah
untuk
lembaga keluarga serta masjid, gereja, pura,
dan wihara untuk lembaga agama.

Lembaga sosial biasanya juga ditandai oleh lambang-lambang atau simbol-simbol
tertentu. Lambang-lambang tersebut secara simbolis menggambar tujuan dan fungsi
lembaga yang bersangkutan. Misalnya, cincin kawin untuk lembaga perkawinan,
bendera dan lagu kebangsaan untuk negara, serta seragam sekolah dan badge
(lencana) untuk sekolah.

Lembaga sosial memiliki tradisi tertulis dan tidak tertulis yang merumuskan tujuan,
tata tertib, dan lain-lain. Sebagai contoh, izin kawin dan hukum perkawinan untuk
lembaga perkawinan.
Kekuasaan, Wewenang & Kepemimpinan
Kekuasaan
(power)
adalah
kemampuan
individu
atau
kelompok
untuk
mempengaruhi individu atau kelompok lain (masyarakat) agar mereka mau mengikuti
keinginan dari yang memegang kuasa.
Max Weber (Jerman) mengartikan kekuasaan adalah kesempatan seseorang atau
sekelompok orang untuk memaksakan kehendaknya pada orang atau kelompok lain.
Etziomi, sosiolog dari Amerika Serikat, membedakan kekuasaan menjadi:

Utilitarian
Utility adalah kegunaan atau manfaat yang berkaitan dengan asset ekonomi.

‘13
Koersif
7
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Putria Perdana, S.I.Kom, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kekuasaan yang terjadi dikarenakan memiliki kekuatan fisik, senjata dan lain-lain
sehingga bisa memaksakan kehendaknya kepada orang lain.

Normatif
Kekuasaan yang terjadi dikarenakan mereka memiliki asset yang berkaitan dengan
norma-norma social.
Unsur-unsur Kekuasaan

Rasa Takut : Perasaan takut pada seseorang (penguasa) menimbulkan suatu
kepatuhan terhadap segala kemauan dan tindakan orang yang ditakuti tadi.

Rasa Cinta : Orang lain bertindak sesuai dengan kehendak pihak yang berkuasa
untuk menyenangkan semua pihak.

Kepercayaan.

Pemujaan : Seseorang atau sekelompok orang yang memegang kekuasaan,
mempunyai dasar pemujaan dari orang lain. Contoh: Kepala suku
Daftar Pustaka
Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Prenada Media Group.
Soekanto, Soerjono.2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.
‘13
8
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Putria Perdana, S.I.Kom, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download