Modul Kapita Selekta Ilmu Sosial [TM7]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Kapita Selekta
Ilmu Sosial
Psikologi Sosial II
Fakultas
Program Studi
Ilmu Komunikasi
Periklanan &
Marketing
Komunikasi
Tatap Muka
07
Kode MK
Disusun Oleh
85018
Wulansari Budiastuti,S.T.,M.Si.
Abstract
Kompetensi
Manusia mempunyai naluri untuk senantiasa
berhubungan dengan sesamanya. Hubungan
yang sinambung tersebut menghasilkan pola
pergaulan yang dinamakan pola interaksi sosial.
Pergaulan tersebut menghasilkan pandanganpandangan mengenai kebaikan dan keburukan.
Mampu memahami dan menjelaskan perilaku
sosial, terbentuk kelompok, media massa dan
perubahan sosial, penyakit sosial dan konflik
sosial.
Pengertian media menurut para ahli :

Dalam Buku Pengantar Ilmu Komunikasi (Cangara, 2006 : 119), media adalah alat
atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada
khalayak. Ada beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi
antarmanusia, maka media yang paling dominasi dalam berkomunikasi adalah
pancaindera manusia seperti mata dan telinga. Pesan – pesan yang diterima
selanjutnya oleh pancaindera selanjutnya diproses oleh pikiran manusia untuk
mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan dalam
tindakan.

Menurut Arsyad, 2002; Sadiman, dkk., 1990, mengatakan bahwa media (bentuk
jamak dari kata medium), merupakan kata yang berasal dari bahasa latin medius,
yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’.Oleh karena itu,
media dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke
penerima
pesan.
Media
dapat
berupa
sesuatu
bahan (software) dan/atau
alat (hardware).
Dapat dikatakan bahwa media adalah suatu organisasi terstruktur, yang menjadi agen
penyedia Informasi bagi masyarakat.
Media
memiliki
peran
penting
dalam
proses
pembentukan masyarakat yang lebih dewasa dan modern. Unsur lain yang tidak kalah
pentingnya adalah, seberapa besar media mempengaruhi masyarakat sebagai penyimak
tetap mereka. Beberapa ahli percaya, bahwa media memberikan pengaruh yang besar bagi
para penggunanya.
Era globalisasi memiliki pengaruh yang kuat disegala dimensi kehidupan masyarakat. Hal ini
menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan sosial baik secara positif maupun negatif.
Perkembangan teknologi membuat masyarakat terapit diantara dua pilihan. Disatu pihak
masyarakat menerima kehadiran teknologi, di pihak lain kehadiran teknologi modern justru
menimbulkan masalah-masalah yang bersifat struktural yang kemudian merambah di semua
aspek kehidupan masyarakat. Apabila globalisasi diartikan sebagai perkembangan
kebudayaan manusia, maka globalisasi informasi dan komunikasi yang mucul karena
perkembangan teknologi komunikasi. Media massa merupakan salah satu bentuk kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi. Melalui media massa yang semakin banyak
berkembang memungkinkan informasi menyebar dengan mudah di masyarakat. Informasi
dalam bentuk apapun dapat disebarluaskan dengan mudah dan cepat sehingga
mempengaruhi cara pandang, gaya hidup, serta budaya suatu bangsa.
Pengaruh media berkaitan dengan aspek-aspek lain seperti sifat komunikator, isi/informasi
dari media itu sendiri, serta tanggapan dari masyarakat. Sadar maupun tidak masyarakat
sering dipengaruhi oleh media massa, misalnya media membujuk untuk menggunakan
2016
2
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Wulansari Budiastuti,S.T.,M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
suatu produk tertentu ataupun secara tidak langsung membujuk untuk mendukung ideologi
politik tertentu maupun partai tertentu.
Media massa maupun sosial telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat.
Melalui media massa kita dapat belajar banyak hal yang bisa di jadikan pelajaran. Berita
tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar negeri maupun dalam negeri dapat diketahui
dengan cepat dan mudah melalui media massa. Hal ini karena media massa memiliki
kemampuan untuk memberikan informasi-informasi secara efektif.
Peran media massa ialah:
 Media dapat memperluas cakrawala pemikiran
Media telah membantu masyarakat Negara sedang berkembang mengenal
kehidupan masyarakat lain sehingga mereka memperoleh pandangan baru dalam
hidupnya.
 Media dapat memusatkan perhatian
Masyarakat tradisional yang bergerak ke arah modern sedikit demi sedikit mulai
menggantungkan pengetahuannya pada media massa sehingga hal-hal mengenai
apa yang penting, yang berbahaya, apa yang menarik dan sebagainya berasal dari
media. Akibatnya lama kelamaan masyarakat mulai meninggalkan kebiasaan atau
budayanya dan menganggap budaya tersebut sebagai sesuatu yang kuno dan tidak
modern. Oleh karena itu, media massa harus bisa memutuskan dengan tepat
informasi atau rubric apa yang akan disampaikannya sebab media dapat
mempenggaruhi pola pikir masyarakat dan membangkitkan aspirasi masyarakat.
 Media massa mampu menumbuhkan aspirasi
Secara tidak langsung aspirasi masyarakat tumbuh melalui siaran-siaran atau
informasi yang disampaikan media massa. Banyak hal-hal baru yang disampaikan
oleh media, misalnya dari gaya berpakaian atau potongan rambut yang membuat
masyarakat terdorong untuk melakukan atau menggunakan hal yang sama seperti
yang dilihat mereka melalui media.
Media massa dan sosial sedikit demi sedikit membawa masuk masyarakat ke suatu pola
budaya
yang
baru
dan
masyarakat. Keberadaaan
perubahan
serta
mulai
media
banyak
menentukan
dalam
membawa
pola
pikir
menyajikan
pengaruh
serta
informasi
pada
budaya
perilaku
cenderung
memicu
penetapan
pola
hidup
masyarakat. Media memperlihatkan pada masyarakat bagaimana standar hidup layak bagi
seorang manusia, sehingga secara tidak langsung menyebabkan masyarakat menilai
apakah lingkungan mereka sudah layak atau apakah ia telah memenuhi standar tersebut
dan gambaran ini banyak dipengaruhi dari apa yang di lihat, didengar dan dibaca dari
2016
3
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Wulansari Budiastuti,S.T.,M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
media. Pesan/informasi yang disampaikan oleh media bisa jadi mendukung masyarakat
menjadi lebih baik, membuat masyarakat merasa senang akan diri mereka, merasa cukup
atau sebaliknya mengempiskan kepercayaan dirinya atau merasa rendah dari yang lain.
Pergeseran pola tingkah laku yang diakibatkan oleh media massa dapat terjadi di
lingkungan keluarga, sekolah, dan dalam kehidupan bermasyarakat. Wujud perubahan pola
tingkah laku lainnya yaitu gaya hidup khususnya untuk anak-anak dan remaja. Pola perilaku
mereka, sedikit demi sedikit dipengaruhi oleh apa yang mereka terima yang mungkin
melenceng dari tahap perkembangan jiwa maupun norma-norma yang berlaku. Hal ini dapat
terjadi bila taayangan atau informasi yang mestinya di konsumsi oleh orang dewasa sempat
ditonton oleh anak-anak.
Dampak
lainnya
yaitu
adanya
kecenderungan
makin
meningkatnya
pola
hidup
konsumerisme. Dengan perkembangan media massa apalagi dengan munculnya media
massa elektronik (media massa modern) sedikit banyak membuat masyarakat senantiasa
diliputi prerasaan tidak puas dan bergaya hidup yang serba instant Gaya hidup seperti ini
tanpa sadar akan membunuh kreatifitas yang ada dalam diri kita dikemudian hari.
Rubrik dari layar TV dan media lainnya yang menyajikan begitu banyak unsur-unsur
kenikmatan dari pagi hingga larut malam membuat menurunnya minat belajar dikalangan
generasi muda. Dari hal tersebut terlihat bahwa budaya dan pola tingkah laku yang sudah
lama tertanam dalam kehidupan masyarakat mulai pudar dan sedikit demi sedikit mulai
diambil perannya oleh media massa dalam menyajikan informasi-informasi yang berasal dari
jaringan nasional maupun dari luar negeri yang terkadang kurang pas dengan budaya yang
telah dianut dari dulu.
Teori Dampak Media
Kumpulan teori yang menjelaskan mengenai efek teknologi komunikasi yang berbentuk
media memberikan pengaruhnya terhadap perilaku dan cara berpikir manusia di kehidupan
sosialnya dari berbagai perspektif.
1. Teori Jarum Suntik
Kuatnya media dalam mendorong perubahan pikiran manusia, dengan dampak
dan proses yang begitu hebat sepeti jarum suntik (hypodermic) maupun peluru
yang meluncur dengan kecepatan tinggi. Contohnya adalah media melebihlebihkan suatu berita tanpa tau kebenarannya sehingga masyrakat terpancing
dengan berita tersebut.
2. Teori Arus Bertahap
Teori ini beranggapan bahwa efek media terjadi secara tidak langsung dan
termediasi melalui opinion leaders. Opinion Leaders ini memiliki pengertian
Individu yang gagasannya dan perilaku menjadi model bagi orang lain yang
2016
4
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Wulansari Budiastuti,S.T.,M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kemudian mengkomunikasikan pesan dan mempengaruhi sikap dan perubahan
perilaku para pengikut mereka. ebagai contoh, Opinion Leaders yang datang dari
dunia politik, akan menggunakan cara kampanye yang berbeda ketika ingin
melakukan komunikasi tentang dirinya dengan penyimak yang memiliki tingkat
pengetahuan yang tinggi (elite audience),dengan menggunakan penggunaan
bahasa yang lebih kompleks dan rumit. Sebaliknya, ketika ingin berkomunikasi
dengan masyarakat secara umum dengan tingkat pengetahuan yang sedang
bahkan rendah, politikus tersebut akan menjadi lebih rendah hati, dengan
menggunakan bahasa yang lebih merakyat dan media yang bisa dijangkau oleh
masyarakat secara luas.
3. Teori Proses Selektif
Teori ini menjelaskan bahwa masyarakat melakukan suatu proses seleksi
sehingga masyarakatlah yang secara selektif menentukan, efek apa yang
mereka ingin dapatkan dari informasi yang diberikan oleh media. Masyarakat,
pada umumnya akan menghindari informasi yang datang dari media, yang
secara fundamental kontradiktif dengan nilai-nilai atau ideologi yang selama ini
mereka miliki, dan yakin akan kebenarannnya. Sebagai contoh, kelompok
masyarakat yang mendukung invasi Amerika Serikat ke Irak, tidak akan
membaca artikel mengenai pembentukan kedamaian di Irak, dan penghapusan
perang.
4. Teori Pembelajaran Sosial
Teori pembelajaran sosial adalah teori yang memprediksi perilaku dengan
melihat cara lain yang dilakukan individu dalam memproses informasi. Teori ini
menjelaskan bahwa contoh dari personal tertentu atau media massa dapat
menjadi penting dalam usaha memperoleh perilaku yang baru. Individu
melakukan proses imitasi atas apa yang mereka lihat dari media. Teori ini sendiri
menekankan pengaruh Televisi secara khusus dalam proses imitasi tersebut.
Sebagai contoh, ketika suatu acara ditelevisi menampilkan seorang preman
yang akhirnya ditangkap polisi, karena melakukan tindakan kriminal, masyarakat
yang menontonnya akan berusaha untuk tidak meniru apa yang telah dilakukan
oleh preman tersebut.
5. Teori Kultivasi
Teori kultivasi (Cultivation Theory) pertama kali dikenalkan oleh Profesor George
Gerbner ketika ia menjadi dekan. Tulisan pertama yang memperkenalkan teori
ini
adalah “Living
with
Television:
The
Violence
profile”,
Journal
of
Communication. Awalnya, ia melakukan penelitian tentang “Indikator Budaya”
dipertengahan tahun 60-an untuk mempelajari pengaruh menonton televisi.Teori
2016
5
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Wulansari Budiastuti,S.T.,M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
ini mendeksripsikan bahwa media menghasilkan sebuah dampak dimana ada
sebagian masyarakat yang menganggap dunia nyata (kehidupannya sehari-hari)
berjalan sesuai dengan dunia yang digambarkan oleh media. Ataupun
sebaliknya, menganggap bahwa dunia dalam media itu adalah "realita". Sebagai
contoh, anak-anak yang secara konsisten menyaksikan liputan mengenai
penculikan anak, akan menganggap bahwa dimana pun Ia berada penculikan
tersebut bisa terjadi, sehingga memiliki rasa ketakutan yang berlebihan,
dibandingkan anak-anak yang tidak menonton liputan tersebut.
6. Teori Priming
Priming adalah proses di mana media massa berfokus pada sebagian isu dan
tidak pada isu lainnya dan dengan demikian mengubah juga standar evaluasi
yang digunakan khalayak untuk menilai realitas sosial yang dihadapinya. Selain
itu teori ini juga menjelaskan bahwa media mendorong terbentuknya pikiran yang
terhubung dengan apa yang ditampilkan dimedia itu sendiri.
7. Teori Penetapan Agenda
Merupakan sebuah proses dimana figur publik dan peristiwa penting apa yang
membantu menentukan konten yang akan disampaikan oleh media. Teori ini
juga menjelaskan efek proses tersebut bagi masyarakat penyimak media,
dimana dijelaskan bahwa semakin besar ketertarikan masyarakat akan suatu
isu, maka semakin besar pula coverageyang dilakukan oleh media atas isu
tersebut.
8. Teori Katharsis
Teori Katharsis pertama kali diperkenalkan pada kisaran awal tahun 1960 dalam
tulisan berjudul "The Stimulating Versus Cathartic Effect of a Vicarious
Aggressive Activity" yang dipublikasikan dalam journal of abnormal social
psychology. Konsep teori ini berdiri diatas psikoanalisa Sigmund freud, yaitu
emosi yang tertahan bisa menyebabkan ledakan emosi berlebihan, maka dari itu
diperlukan sebuah penyaluran atas emosi yang tertahan tersebut.Penyaluran
emosi yang konstruktif ini disebut dengan katharsis.Pada masa itu, Freud
berpikir bahwa pelepasan emosi yang tertahan dapat menjadi suatu efek
terapeutik yang menguntungkan (Corsini & Wedding, 1989). Penyaluran emosi
dan agresi tersebut, terkadang didasari oleh sebuah tragedy atau peristiwa yang
pernah menimpa seseorang dimasa lalu dan menimbulkan rasa trauma.
Contohnya, Warga Indonesia yang jenuh melihat kondisi kehidupan Indonesia
dengan segala warna kecurangan, korupsi serta tindak ketidak adilan yang
dilakukan oleh pemrintah dan polisi, merasa senang dan emosi serta agresinya
tersebut tersalurkan ketika menonton film India, yang menceritakan tentang
2016
6
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Wulansari Budiastuti,S.T.,M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kepahlawanan seorang inspektur polisi membasmi koruptor dan polisi jahat.
Musik, film, gambar, peristiwa merupakan contoh dari efek katarsis tersebut.
Teori ini menjelaskan juga bahwa konten dewasa dan juga kekerasan yang
ditampilkan oleh media memberikan efek positif karena memberikan kesempatan
bagi individu untuk meninggalkan sifat anti sosial mereka di dalam sebuah
dunia fantasi. Teori ini populer pada tahun 1930 hingga 1940, sebelum akhirnya
masyarakat secara luas percayan bahwa media memiliki tanggung jawab
terhadap penyakit-penyakit sosial yang terjadi di dalam masyarakat.
9. Teori Kritis
Teori kritis pertama kali ditemukan Max Horkheimer pada tahun 1930-an. Pada
mulanya teori kritis berarti pemaknaan kembali ideal-ideal modernitas tentang
nalar dan kebebasan, dengan mengungkap deviasi dari ideal-ideal itu dalam
bentuk saintisme, kapitalisme, industri kebudayaan, dan institusi politik
borjuis.Teori kritis memungkinkan pembacaan produksi budaya dan komunikasi
dalam perspektif yang luas dan beragam. Teori ini bertujuan untuk melakukan
eksplorasi refleksif terhadap pengalaman yang manusia alami dan cara manusia
mendefinisikan dirinya sendiri, budaya , dan dunia. Teori ini mempertanyakan
teori-teori lain yang digunakan dalam menjelaskan dampak yang dihasilkan oleh
media. Teori ini sendiri memfokuskan pembahasannya bukan pada efek perilaku
yang diterima Individu dari media, namun melihat perubahan budaya dalam
ruang lingkup yang luas yang disebabkan oleh media. Teori Kritis ini juga
memiliki kemampuan dalam mendeksripsikan secara lanjut hubungan antara
budaya dengan media itu sendiri. Teori ini percaya, dampak yang dihasilkan oleh
media, bukanlah efek yang terjadi secara monoton, namun sebagai sebuah
proses timbal balik.
Peran Media Sosial
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah
berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaringsosial, wiki, forum dan
dunia virtual. Blog, jejaringsosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum
digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
Di dalam masyarakat kita saat ini, banyak sekali media yang berpengaruh terhadap
perubahan sosial. Contoh dari media sosial yang mempengaruhi perubahan sosial yaitu
facebook, twitter, instagram, path, G+ dan masih banyak lagi lainnya yang ada di lingkungan
sekitar kita. Masyarakat tidak susah-susah lagi memberikan aspirasi dan komentar tentang
apapun yang terjadi di dunia saat ini, semua bisa di tulis di twitter. Beberapa media sosial
2016
7
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Wulansari Budiastuti,S.T.,M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
tersebut dapat merubah sikap dan pikiran masyarakat yang menggunakannya. Baik dari
segi positif maupun negatif.
Perkembangan media sosial ini sangat cepat dikalangan masyarakat, terutama kalangan
remaja.
Pada
sebuah data
riset
disebutkan,
bahwa
8
dari
10
remaja (83%)
pernahmengunjungi situs jejaring sosial; 75% diantaranya memiliki akun dalam website
tersebut,51% remaja mengecek akun jejaring sosialnya setiap hari, dan 1 dari 3 (34%)
mengunjungiwebsite mereka lebih dari dua kali sehari. Tiga-perempat (75%) dari mereka
mengatakanmereka berpikir bahwa mereka mengerti kebijakan privasi yang diberikan oleh
situs tersebut dengan baik. Dari berbagai riset yang telah dilakukan, terlihat jelas bahwa
media
sosial
diterimadengan
baik
oleh
hamper
diseluruh
lapisan
masyarakat.
Pengaplikasiannya juga selalu berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kecepatan laju
informasi yang kian cepat.
Peran media sosial sangat berpengaruh terhadap perubahan sosial :
 Peranmedia sosial dapat merubah sistem perilaku masyarakat
Salah satu peran media sosial seperti twitter dan facebook dapat merubah perilaku
dan sistem demokrasi dalam menyampaikan aspirasi dan perspektif yang dilakukan
oleh masyarakat. Dilihat pada masa lampau, masyarakat masih menggunakan
teknik yang sederhana dalam hal mengungkapkan aspirasi mereka terhadap
tindakan pemerintah seperti mengirim surat dan berunjuk rasa. Sedangkan dilihat
pada masa kini, masyarakat dapat mengungkapkan aspirasi dan perspektif kepada
pemerintah dengan melalui twitter dan facebook. Hal tersebut menggambarkan
peran media sosial yang dapat mempengaruhi perubahan sosial dalam masyarakat.
 Peran media sosial terhadap perubahan sosial dapat memberikan wawasan
luas
Salah satu contohnya, dengan adanya penyiaran televisi, radio, dan media internet
yang memberikan informasi, masyarakat dapat mengetahui berita-berita yang baru
terjadi.
 Peran media sosial dapat merubah pemikiran atau pandangan masyarakat
Salah satu contohnya pada zaman pemerintahan Soeharto, masyarakat Indonesia
sering menyaksikan penyiaran melalui televisi maupun radio mengenai kekejaman
Partai Komunis Indonesia (PKI). Dengan adanya penyiaran tersebut, maka
pemikiran atau pandangan masyarakat terhadap PKI menjadi negatif, yaitu
berpandangan bahwa para komunis itu kejam dan tidak berperikemanusiaan.
Contoh lain, pada zaman sekarang media sosial menjadi sarana untuk melakukan
kampanye yang dilakukan oleh para partai. Di dalam media sosial tersebut, para
2016
8
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Wulansari Budiastuti,S.T.,M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
partai berlomba-lomba memperlihatkan kebaikan-kebaikan yang mereka lakukan
agar merubah pola pikir masyarakat terhadap mereka menjadi positif.
Menurut Keith R. Stamm & John E. Bowes (1990), efek media dalam mempengaruhi
manusia, dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
•
Efek Primer
efek yang ditimbulkan karena adanya terpaan, perhatian dan pemahaman. Jika
manusia tidak bisa lepas dari media massa, maka efek yang ditimbulkan sungguhsungguh terjadi. Semakin memahami apa yang disampaikan oleh media, maka
semakin kuat pula efek primer yang terjadi.
•
Efek Sekunder
efek yang ditimbulkan karena adanya perubahan tingkat kognitif (perubahan
pengetahuan dan sikap) dan perubahan prilaku (menerima dan memilih). Efek
sekunder diyakini lebih menggambarkan realitas yang sungguh-sungguh terjadi di
masyarakat. Salah satu bentuk efek sekunder adalah efek dari teori penggunaan dan
kepuasan, atau uses and gratifications, yang memfokuskan perhatian pada audience
atau masyarakat sebagai konsumen media massa, dan bukan pada pesan yang
disampaikan.
Pemanfaatan Media Sosial dalam Kehidupan :
 Aspek Pendidikan
Media edukasi internet adalah salah satu perkembangan dari Internet yang
dibuatdibidang pendidikan, salah satu produknya lebih akrab disapa e-learning.
Walaupun e-learning learning telah menjadi bagian yang mandiri dari internet,
banyaknya pengguna media sosialdi dunia menjadikan para pengajar mengikuti
kecenderungan untuk memberikan ilmumereka lewat media sosial.
 Aspek Ekonomi
Ekonomi adalah aspek yang sangat penting mengingat aspek ini sangat
berhubungan langsung dengan kehidupan masyarakat setiap harinya. Ekonomi
berperan penting dalammenggerakkan roda kesejahteraan masyarakat. Oleh
karena itu, aspek ini lebih berkembangdi dunia teknologi informasi, khususnya di
media sosial.Salah satu produk ekonomi yang berkembang di media sosial adalah
e-commerce. Walaupun kini banyak pengusaha e-commerce yang membuat
websitetersendiri untuk produk mereka, namun tidak sedikit juga yang sengaja
memanfaatkanmedia jejaring sosial untuk memasarkan produknya.
2016
9
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Wulansari Budiastuti,S.T.,M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Aspek Politik
Fungsi internet dan media sosial sebagai media informasi dan komunikasi jelas
sangatdimanfaatkan secara optimal oleh orang- orang yang berkecimpung di dunia
politik.Forum, Facebook, Twitter,
ataupun media sosial lain dimanfaatkan oleh
masyarakat untukmendiskusikan isu-isu politik yang ada. Sebagai contoh yaitu
Kegiatan Pemilu pada masa kampanye, banyak forum di internet membuka ruang
diskusi
politik untuk membicarakan visi dan misi partai politik. Ada juga yang
membuat diskusitentang beberapa tokoh politik lokal ataupun nasional. Selain itu,
para tokoh politik inimenggunakan jejaring sosial Twitter untuk memperkenalkan visi
dan misi mereka kepadamasyarakat. Begitu pula pembuatan fanspage Facebook
untuk memperkenalkan tokohtersebut kepada para pengguna setia Facebook.
 Aspek Kesehatan
Gaya hidup masyarakat modern pada era seperti sekarang ini telah membuat
tingkatkesehatan masyarakat menurun. Tingkat polusi yang tinggi serta makanan
yangkebanyakan adalah junk food juga menjadi faktor mengapa tingkat kesehatan
masyarakatkini cukup menyita perhatian.Gaya hidup seperti itulah yang mendorong
adanya gerakan hidup sehat. KampanyeGerakan Hidup Sehat ini dilakukan dimanamana tidak terkecuali di Media Sosial.Popularitas media sosial telah berkembang
dengan pesat dalam beberapa tahun terakhir.Hal ini ditunjukkan dengan meluasnya
penggunaan situs seperti Facebook dan Twitter dikalangan mahasiswa kedokteran
dan para dokter serta semakin banyaknya blog mapan danforum internet yang
ditunjukkan khusus untuk para profesional medis.Walaupun para profesional medis
seharusnya
bebas
untuk
manfaat personal dan profesional yang
mendapat
keuntungan
dan banyak
bisa diberikan oleh media sosial, mereka
juga harus memperhatikan resiko potensial yang bisa didapat, mengingat ilmu media
tidak dapat digunakan sembarangan karena menyangkut nyawa mahluk hiddup.
Media sosial telah menjadi bagian penting dari hidup kita. Sebagai kaum modern
yangmembutuhkan yang cepat, akurat, serta bisa dipertanggung jawabkan menjadikan
mediasosial ini sebagai salah satu media utama dalam pencarian informasi dan media
komunikasi.Perkembangan ini bukan tidak memiliki resiko, masalah privasi keabsahan
dataataupun presisi dari informasi harus selalu diperhatikan saat sebuah informasi
diterima.Selain itu, upaya beberapa pihak untuk mengoptimalkan fungsi media sosial ini juga
harusdidukung oleh masyarakat agar tujuan utama dari pengembangan penggunaan media
sosialini dapat terlaksana.
2016
10
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Wulansari Budiastuti,S.T.,M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
1. Abimanyu,Anggito. Ekonomi Indonesia baru: Kajian dan Alternatif Solusi Menuju
Pemulihan Melek Media, Jakarta,Komputindo,2000.
2. Soekanto,Soerjono,
Sosiologi Suatu Pengantar
edisi Revisi,
Jakarta,
Raja
Grafindo,2013.
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Efek_media
4. https://ptkomunikasi.wordpress.com/2012/06/11/pengertian-media-sosial-peranserta-fungsinya/
5. http://www.perpustakaan.depkeu.go.id/DefaultPrg.asp?in=Detailresensi&IdResensi=
454
2016
11
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Wulansari Budiastuti,S.T.,M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download