Modul Psikologi Komunikasi [TM3]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Psikologi
Komunikasi
Proses Komunikasi Intra
Personal II
Fakultas
Program Studi
Fakultas Ilmu
Komunikasi
Markom &
Periklanan
Tatap Muka
03
Kode MK
Disusun Oleh
85006
Wulansari Budiastuti,S.T.,M.Si.
Abstract
Kompetensi
Komunikasi intrapersonal meliputi sensasi,
persepsi, memori, dan berpikir. Sensasi adalah
proses menangkap stimuli. Persepsi adalah
proses memberi makna pada sensasi sehingga
manusia
memperoleh
pengetahuan
baru.
Dengan kata lain, persepsi mengubah sensasi
menjadi informasi. Memori adalah proses
menyimpan informasi dan memanggilnya kembali.
Berfikir
adalah
mengolah
dan
memanipulasikan informasi untuk memenuhi
kebutuhan
atau
memberikan
respons.kita
memahami komunikasi yang efektif.
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan
proses komunikasi intrapersonal.
Memori
Dalam komunikasi intrapersonal, memori memegang peranan penting dalam mempengaruhi
baik persepsi (dengan menyediakan kerangka rujukan) maupun berpikir. Mempelajari
memori membawa kita pada psikologi kognitif, terutama pada model manusia sebagai
pengolah informasi. Menurut Schlessinger dan Groves, memori adalah sistem yang
sangat berstruktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang
dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya. Menurut
John Griffith, kapasitas memori manusia adalah sebesar seratus triliun bit.
Memori melewati tiga proses: perekaman, penyimpanan, dan pemanggilan.
1. Perekaman(encoding) adalah pencatatan informasi melalui reseptor indera dan
sirkit saraf internal.
2. Penyimpanan (storage) adalah menentukan berapa lama informasi itu berada
beserta kita, dalam bentuk apa, dan dimana.
Penyimpanan bisa aktif atau pasif. Kita menyimpan secara aktif bila kita
menambahkan informasi tambahan. Kita mengisi informasi yang tidak lengkap
dengan kesimpulan kita sendiri. Sedangkan penyimpanan pasif adalah tidak
adanya penambahan informasi.
3. Pemanggilan adalah menggunakan informasi yang disimpan, menggungkapkan
kembali informasi apabila diperlukan
JENIS-JENIS MEMORI
1. Pengingatan (Recall) proses aktif untuk mrnghasilkan fakta dan informasi secara
verbatim/kata demi kata, tanpa petunjuk yg jelas
2. Pengenalan (Recognition) untuk mrnginggat kembali sebuah fakta agak susah
dibandingkan pengenalan kembali, dalam pengenalan ada petunjuk yang dijadikan
acuan
3. Belajar lagi (Relearning) menguasai kembali pelajaran yang pernah kita peroleh
termasuk pekerjaan memori dengan menghafalkan kembali
4. Redintegrasi (Redintegration) merekontruksi seluruh masa lalu dari satu petunjuk
memori kecil
MEKANISME MEMORI
1. Teori Aus (Disuse Theory)
Menurut teori ini, memori hilang atau memudar karena waktu. Seperti otot, memori
kita baru kuat bila dilatih terus menerus. Namun menurut Hunt, makin sering
2016
2
Psikologi Komunikasi 3
Wulansari Budiastuti,S.T,.M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
mengingat, makin jelek kemampuan mengingat. Dimana tidak selamanya waktu
dapat mengauskan memori.
2. Teori Interferensi (Interference Theory)
Menurut teori ini, memori merupakan meja lilin atau kanvas. Pengalaman adalah
lukisan pada meja lilin atau kanvas itu. Jika misalnya dalam kanvas itu terekam
hukum relativitas dan segera setelah itu Anda mencoba merekam hukum medan
gabungan , Yang kedua akan menyebabkan terhapusnya rekaman yang pertama
atau mengaburkannya. Ini disebut interferensi.
Inhibisi retroaktif (hambatan ke belakang) terjadi jika kita misalnya kita menghafal
halaman pertama dalam kamus Inggris-Indonesia, lalu berhasil. Kemudian
menghafal halaman kedua, berhasil juga. Akan tetapi yang diingat pada halaman
pertama berkurang. Inilah yang disebut inhibisi retroaktif.
Lebih sering mengingat, lebih jelek daya ingat kita. Ini disebut inhibisi proaktif
(hambatan ke depan). Masih ada satu hambatan lagi ---walaupun tidak tepat masuk
teori interferensi, disebut hambatan motivasional. Psikologi klinik membuktikan
bahwa peristiwa-peristiwa yang “melukai” hati kita cenderung dilupakan. Freud
mengasali lupa pada proses represi yang berkaitan dengan cemas atau ketakutan.
Amnesia bisa terjadi karena gangguan fisik atau psikologi; karena kerusakan otak
atau neurosis. Sebaliknya, sesuatu yang penting menurut kita, yang menarik
perhatian kita, yang memengaruhi kebutuhan kita, akan mudah kita ingat. Ini
pengaruh faktor personal dlam memori.
3. Teori Pengolahan Informasi (Information Processing Theory)
Secara singkat, teori ini menyatakan bahwa informasi mula-mula disimpan
pada sensory
storage (gudang
inderawi),
kemudian
masuk short-term
memory (STM, memori jangka pendek); lalu dilupakan atau dikoding untuk
dimasukkan ke dalam long-term memory (LTM, memory jangka panjang). Otak
manusia dianalogikan dengan komputer
Sensory storage lebih merupakan proses perseptual daripada memori. Ada dua
macam memori: memori ikonis untuk materi yang kita peroleh secara visual, dan
memori
ekosis
untuk
materi
yang
masuk
secara
auditif
(melalui
pendengaran). Sensory storage menyebabkan kita meliahat rangkaina gambar
seperti bergerak, ketika kita menonton film. Informasi harus disandi (encoder) dan
masuk padashort-term memory. STM sangat terpengaruh interferensi. STM hanya
2016
3
Psikologi Komunikasi 3
Wulansari Budiastuti,S.T,.M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
mampu mengingat tujuh (plus atau minus dua) bit informasi. Jumlah bit informasi ini
disebut rentangan memori (memori span). Untuk mengingatkan kemempuan STM,
para psikolog menganjurkan kita untuk memngelompokkan informasi; kelompoknya
disebut chunk.
Ingatan adalah abila informasi yang berhasil dipertahankan pada STM masuk
kedalam LTM. LTM meliputi periode penyimpanan informasi sejak emenit sampai
seumur
hidup.
Kita
dapat
memasukkan
informasi
dari
STL
ke
LTM
dengn chunking(membagi dalam beberapa chunk), rehearsals (mengaktifkan STM
untuk waktu yang lama dengan mengulang-ulangnya), clustering(mengelompokkan
dalam konsep-konsep), atau methodde of loci (memvisualisasikan dalam benak kita
materi yang harus kita ingat)
Proses selanjutnya yang mempengaruhi penafsiran terhadap stimuli adalah berpikir.
Dalam berpikir kita melibatkan semua proses antara lain sensasi, persepsi, dan
memori.
Menurut Floyd L. Ruch, berpikir merupakan manipulasi atau organisasi unsur-unsur
lingkungan dengan menggunakan lambang-lambang sehingga tidak perlu langsung
melakukan kegiatan yang tampak. Jadi, berpikir menunjukkan berbagai kegiatan yang
melibatkan
penggunaan
konsep
dan
lambang,
sebagai
pengganti
objek
dan
peristiwa. Berpikir melibatkan penggunaan lambang, visual atu grafis. Berpikir kita
lakukan untuk memahami realitas dalam rangka mengambil keputusan (decision
making), memecahkan persoalan (problem solving), dan menghasilkan yang baru
(creativity).
Memahami
realitas berarti
menarik
kesimpulan,
meneliti
berbagai
kemungkinan, penjelasan dari realitas eksternal dan internal. Secara singkat, Anita
Taylor mendefinisikan berpikir sebagai proses penarikan kesimpulan.
Ada dua macam berpikir: berpikir autistik dan berpikir realistik. Dengan berpikir autistik
orang melarikan diri dari kenyataan, dan melihat hidup sebagai gambar-gambar
fantastis. Berpikir realistik, disebut juga nalar (reasoning) adalah berpikir dalam rangka
menyesuaikan diri dengan dunia nyata.
Floyd L. Ruch menyebut tiga macam berpikir realistik: deduktif, induktif, dan evaluatif.
Berpikir deduktif adalah mengambil kesimpulan dari dua pernyataan; yang pertama
merupakan pernyataan umum. Dalam berpikir deduktif, kita mulai dari hal-hal umum
pada hal-hal yang khusus.
2016
4
Psikologi Komunikasi 3
Wulansari Budiastuti,S.T,.M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Berpikir induktif
sebaliknya,
dimulai
dari
hal-hal
khusus
kemudian mengambil
kesimpulan umum;kita melakukan generalisasi. Ketepatan berpikir induktif bergantung
pada memadainya kasus yang dijadikan dasar. Berpikir evaluatif ialah berpikir kritis,
menilai baik buruknya, tepat atau tidaknya suatu gagasan. Dalam berpikir evaluatif,
kita tidak menambah atau mengurangi gagasan. Kita menilainya menurut kriteria tertentu.
Menetapkan Keputusan (Decision Making)
Keputusan yang kita ambil beraneka ragam. Tapi ada tanda-tanda umumnya:
a. Keputusan merupakan hasil berpikir, hasil usaha intelektual;
b. Keputusan selalu melibatkan pilihan dari berbagai alternatif;
c. Keputusan selalu melibatkan tindakan nyata, walaupun pelaksanaannya boleh
ditangguhkan atau dilupakan.
Memecahkan Persoalan (Problem Solving)
Proses memecahkan persoalan berlangsung melalui lima tahap:
a. Mengatasinya dengan pemecahan yang rutin.
b. Mencoba menggali memori anda untuk mengetahui cara-cara apa saja yang efektif
pada masa yang lalu.
c. Mencoba seluruh kemungkinan pemecahan yang pernah anda ingat atau yang
pernah ada pikirkan. Ini disebut penyelesaian mekanis (mechanical solution)
dengan uji coba (trial and error)
d. Mulai menggunakan lambang-lambang verbal atau grafis untuk mengatasi masalah.
e. Tiba-tiba terlintas dalam pikiran anda suatu pemecahan. Kilasan pemecahan
ini disebut Aha Erlebnis (pengalaman Aha) atau insight solution.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah dipengaruhi faktor-faktor situasional dan personal. Selain itu juga
terdapat
faktor-faktor
biologis
dan
sosiopsikologis
yang
mempengaruhi
pemecahan masalah. Faktor-faktro sosiopsikologis tersebut antara lain:
a. Motivasi
b. Kepercayaan dan sikap yang salah
c. Kebiasaan
d. Emosi
2016
5
Psikologi Komunikasi 3
Wulansari Budiastuti,S.T,.M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
proses
Berpikir Kreatif (Creative Thinking)
Berpikir menghasilkan metode-metode baru, konsep-konsep baru, pengertian-pengertian
baru. Berpikir kreatif harus memenuhi tiga syarat. Pertama, kreativitas melibatkan
respons atau gagasan yang baru, atau yang secara statistik sangat jarang terjadi.
Kedua, kreativitas ialah dapat memecahkan masalah secara realistis.
merupakan
usaha
untuk mempertahankan
insight
yang
Ketiga, kreativitas
orisinal,
menilai
dan
mengembangkannya sebaik mungkin(Mackinnon, 1962:485).
Ketika orang berpikir kreatif, jenis berpikir manakah yang paling sering dipergunakan,
deduktif, induktif, atau evaluative? Jawabannya adalah berpikir analogis. Berpikir induktif
sering dipergunakan, justru karena tidak “selogis” berpikir deduktif. Berpikir evaluative
membantu kreativitas karena menyebabkan kita menilai gagasan-gagasan secara kritis.
Guilford menjelaskan bahwa kreativitas manusia pada dasarnya berkaitan dengan proses
berpikir konvergen dan divergen. Konvergen adalah cara berpikir untuk memberikan satusatunya jawaban yang benar, sedangkan berpikir divergen adalah proses berfikir yang
memberikan serangkaian alternative jawaban yang beraneka ragam.
Berdasarkan analisis Guilford, ada lima faktor yag menjadi ciri kemampuan berpikir kreatif,
yaitu :
1. Kelancaran (fluency), Merupakan kemampuan untuk melahirkan banyaknya ide dan
gagasan, mengemukakan banyaknya cara untuk melakukan berbagai hal serta
mencari banyak kemungkinan alternatif jawaban dan penyelesaian masalah.
2. Keluwesan (fleksibility), Merupakan kemampuan untuk menggunakan bermacammacam pendekatan dalam mengatasi persoalan, orang yang kreatif adalah orang
yang kreatif dalam berpikir, mereka dapat dengan mudah meninggalkan cara berpikir
yang lama dan menggantikan dengan cara berpikir yang baru. Diperlukan
kemampuan untuk tidak terpaku pada pola pemikiran yang lama. Hal ini bisa
dilakukan dengan fleksibilitas yang spontan dan adaptif. Fleksibilitas spontan adalah
kemampuan untuk menyampaikan berbagai macam ide tentang apa saja tanpa rasa
takut salah. Sedangkan fleksibilitas adaptif adalah kemampuan untuk menyampaikan
berbagai macam ide tentang apa saja tetapi masih memperhatikan kebenaran ide
tersebut. Ciri-ciri ini dapat dilihat pada sikap anak didik dalam memberikan macammacam penafsiran (interpretasi) terhadap suatu gambar, cerita atau masalah,
menerapkan suatu konsep dengan cara yang berbeda-beda, memberi pertimbangan
terhadap situasi, yang berbeda dari yang diberikan orang lain, dalam membahas
atau mendiskusikan suatu situasi selalu mempunyai posisi yang berbeda atau
2016
6
Psikologi Komunikasi 3
Wulansari Budiastuti,S.T,.M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
bertentangan dari mayoritas kelompok., jika diberikan suatu masalah biasanya
memikirkan macam-macam cara yang berbeda-beda untuk menyelesaikannya,
mampu mengubah arah berpikir secara spontan.
3. Keaslian (originality),
Merupakan kemampuan untuk melahirkan ide-ide atau gagasan-gagasan dan
mebuat kombinasi-kombinasi yang sifatnya baru dan unik, menggunakan cara yang
tidak lazim dalam mengungkapkan diri, dan mampu mencari berbagai kemungkinan
pemecahan masalah dengan cara-cara yang mungkin tidak terpikirkan oleh orang
lain. Ciri-ciri ini dapat dilihat pada sikap anak didik dalam memikirkan masalahmasalah atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain, mempertanyakan
cara-cara yang lama dan berusaha memikirkan cara-cara yang baru, memiliki cara
berpikir yang lain dari yang lain, setelah membaca atau mendengar gagasangagasan, bekerja untuk menemukan penyelesain yang baru, memberikan warnawarna yang tegas dan berbeda dengan keadaan aslinya dalam menggambar atau
sering mempertanyakan mengapa sesuatu hal harus dilakukan dengan suatu cara
dan bukan dengan cara lain.
4. Penguraian (elaboration),
Merupakan kemampuan
untuk
memperkaya
atau
mengembangkan suatu ide, gagasan atau produk dan kemampuan untuk
memperinci suatu obyek, gagasan, dan situasi sehingga tidak hanya menjadi lebih
baik tetapi menjadi lebih menarik.
5. Perumusan kembali (redefinition), adalah kemampuan untuk meninjau suatu
persoalan berdasarkan perspektif yang berbeda dengan apa yang sudah diketahui
oleh orang banyak.
Para psikolog menyebutkan lima tahap berpikir kreatif:
1. Orientasi, masalah dirumuskan, dan aspek-aspek masalah diidentifikasikan.
2. Preparasi, pikiran berusaha mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang
relevan dengan masalah.
3. Inkubasi, pikiran beristirahat sebentar, ketika berbagai pemecahan berhadapan jalan
buntu tetapi pemecahan masalah terus berlangsung.
4. Iluminasi, masa inkubasi berakhir dan sebuah ilham pun didapatnya.
5. Verifikasi, tahap terakhir untuk menguji dan secara kritis menilai pemecahan
masalah yang diujikan pada tahap keempat.
2016
7
Psikologi Komunikasi 3
Wulansari Budiastuti,S.T,.M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Beberapa faktor yang secara umum menandai orang-orang kreatif
1. Kemampuan kognitif, termasuk disini kecerdasan diatas rata rata, kemampuan
melahirkan gagasan gagasan baru, dan fleksibilitas kognitif.
2. Sikap yang terbuka, orang kreatif mempersiapkan dirinya menerima stimuli internal
dan eksternal, ia memiliki minat yang beragam dan meluas.
3. Sikap yang bebas, otonom, dan percaya pada diri sendiri : orang kreatif tidak senag
digiring; ingin menampilkan dirinya sempunya dan semaunya.
2016
8
Psikologi Komunikasi 3
Wulansari Budiastuti,S.T,.M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
1. Hardjana, Agus M. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Penerbit Kanisius
2. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Oleh Drs. Jalaluddin rakhmat M.sc. Penerbit PT
Remaja Rosdakarya - Bandung.
2016
9
Psikologi Komunikasi 3
Wulansari Budiastuti,S.T,.M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download