Modul Kapita Selekta Ilmu Sosial [TM3].

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Kapita Selekta
Ilmu Sosial
Perubahan
Sosial
&
Kebudayaan serta Masalahmasalah Sosial-Bagian 1
Fakultas
Program Studi
Fakultas Ilmu
Komunikasi
Bidang Studi
Advertising and
Marketing
Communication
Tatap Muka
03
Kode MK
Disusun Oleh
B11436BA
Putria Perdana, S.I.Kom, M.Si
Abstract
Kompetensi
Modul ini menjelaskan pengertian perubahan sosial, faktor-faktor
yang memengaruhi, efek positif dan negatifnya. Modul ini juga
memaparkan konsep modernisasi dan dampaknya bagi
masyarakat dan kebudayaan.
Mampu memahami dan
menjelaskan
proses
perubahan dan masalahmasalah sosial
Konsep Perubahan Sosial
Setiap kelompok masyarakat di manapun mereka berada pasti pernah mengalami
perubahan-perubahan. Perubahan-perubahan itu dapat berupa perubahan terhadap nilai
dan norma-norma sosial, pola-pola perikelakuan, organisasi sosial, susunan lembagalembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang,
interaksi sosial dan lain sebagainya.
Sukanto (1982 : 307) mengemukakan bahwa perubahan sosial adalah suatu variasi
dari cara-cara hidup yang telah diterima, yang disebabkan baik karena perubahan kondisi
geografis, kebudayaan materiil, komposisi penduduk, ideologi, maupun karena adanya difusi
ataupun penemuanpenemuan baru yang terjadi dalam masyarakat tersebut.
Faktor Terjadinya Perubahan Sosial

Faktor dari dalam, meliputi:
1. Perubahan jumlah penduduk, yaitu penambahan maupun penurunan jumlah
penduduk.
2. Pertentangan (konflik) dan pemberontakan (revolusi) di masyarakat.
Misalnya, Revolusi Rusia (Oktober 1917) yang mampu menggulingkan pemerintahan
kekaisaran dan mengubahnya menjadi sistem diktator proletariat yang dilandaskan
pada doktrin Maris. Revolusi tersebut menyebabkan perubahan yang mendasar, baik
dari tatanan negara hingga tatanan dalam keluarga.
3. Penemuan-penemuan baru dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Baik penemuan yang bersifat baru (discovery) ataupun penemuan baru yang bersifat
menyempurnakan dari bentuk penemuan lama (invention).
3) Munculnya berbagai
bentuk pertentangan (conflict) dalam masyarakat.

Faktor dari luar, meliputi:
1. Pengaruh kebudayaan
Bertemunya dua kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan perubahan. Jika
pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan, maka disebut
demonstration effect. Jika pengaruh suatu kebudayaan saling menolak, maka disebut
cultural animosity. Jika suatu kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari
kebudayaan lain, maka akan muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur
kebudayaan asli dapat bergeser
‘13
2
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Putria Perdana, S.I.Kom, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Terjadinya Peperangan, baik perang saudara maupun perang antarnegara dapat
menyebabkan perubahan, karena pihak yang menang biasanya akan dapat
memaksakan ideologi dan kebudayaannya kepada pihak yang kalah.
3. Pengaruh Perubahan Lingkungan Alam
Kondisi ini terkadang memaksa masyarakat suatu daerah untuk mengungsi
meninggalkan tanah kelahirannya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat
tinggal yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam dan
lingkungan yang baru tersebut. Hal ini kemungkinan besar juga dapat memengaruhi
perubahan pada struktur dan pola kelembagaannya.
Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial Budaya

Faktor-Faktor Pendorong Perubahan
1. Adanya Kontak dengan Kebudayaan Lain Kontak dengan kebudayaan lain dapat
menyebabkan manusia saling berinteraksi dan mampu menghimpun penemuanpenemuan baru yang telah dihasilkan. Penemuan-penemuan baru tersebut dapat
berasal dari kebudayaan asing atau merupakan perpaduan antara budaya asing
dengan budaya sendiri. Proses tersebut dapat mendorong pertumbuhan suatu
kebudayaan dan memperkaya kebudayaan yang ada.
2. Sistem Pendidikan Formal yang Maju Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi
manusia, terutama membuka pikiran dan mem-biasakan berpola pikir ilmiah,
rasional, dan objektif. Hal ini akan memberikan kemampuan manusia untuk menilai
apakah kebudayaan masyarakatnya dapat memenuhi perkembangan zaman atau
tidak.
3. Sikap Menghargai Hasil Karya Orang Lain Penghargaan terhadap hasil karya
seseorang akan mendorong seseorang untuk berkarya lebih baik lagi, sehingga
masyarakat akan semakin terpacu untuk menghasilkan karya-karya lain.
4. Toleransi terhadap Perbuatan yang Menyimpang Penyimpangan sosial sejauh tidak
melanggar hukum atau merupakan tindak pidana, dapat merupakan cikal bakal
terjadinya perubahan sosial budaya.Untuk itu, toleransi dapat diberikan agar semakin
tercipta hal-hal baru yang kreatif.
5. Sistem Terbuka Masyarakat (Open Stratification) Sistem terbuka memungkinkan
adanya gerak sosial ertikal atau horizontal yang lebih luas kepada anggota
masyarakat. Masyarakat tidak lagi mempermasalahkan status sosial dalam menjalin
hubungan dengan sesamanya. Hal ini membuka kesempatan kepada para indi idu
untuk dapat mengembangkan kemampuan dirinya.
6. Heterogenitas Penduduk Di dalam masyarakat heterogen yang mempunyai latar
belakang budaya, ras, dan ideologi yang berbeda akan mudah terjadi pertentangan
‘13
3
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Putria Perdana, S.I.Kom, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
yang dapat menimbulkan kegoncangan sosial. Keadaan demikian merupakan
pendorong terjadinya perubahanperubahan baru dalam masyarakat dalam upayanya
untuk mencapai keselarasan sosial.
7. Orientasi ke Masa Depan Pemikiran yang selalu berorientasi ke masa depan akan
membuat masyarakat selalu berpikir maju dan mendorong terciptanya penemuanpenemuan baru yang disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
8. Ketidakpuasan Masyarakat terhadap Bidang-Bidang Tertentu Ketidakpuasan yang
berlangsung lama di kehidupan masyarakat dapat menimbulkan reaksi berupa
perlawanan, pertentangan, dan gerakan re olusi untuk mengubahnya.
9. Nilai Bahwa Manusia Harus Senantiasa Berikhtiar untuk Memperbaiki Hidupnya
Ikhtiar harus selalu dilakukan manusia dalam upaya memenuhi kebutuhannya yang
tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang terbatas.

Faktor-Faktor Penghambat Perubahan
1. Kurangnya Hubungan dengan Masyarakat Lain Kehidupan terasing menyebabkan
suatu masyarakat tidak mengetahui perkembangan-perkembangan yang telah
terjadi. Hal ini menyebabkan pola-pola pemikiran dan kehidupan masyarakat menjadi
statis.
2. Terlambatnya Perkembangan Ilmu Pengetahuan Kondisi ini dapat dikarenakan
kehidupan masyarakat yang terasing dan tertutup, contohnya masyarakat
pedalaman. Tapi mungkin juga karena masyarakat itu lama berada di bawah
pengaruh masyarakat lain (terjajah).
3. Sikap Masyarakat yang Masih Sangat Tradisional Sikap yang mengagung-agungkan
tradisi dan masa lampau dapat membuat terlena dan sulit menerima kemajuan dan
perubahan zaman. Lebih parah lagi jika masyarakat yang bersangkutan didominasi
oleh golongan konser atif (kolot).
4. Rasa Takut Terjadinya Kegoyahan pada Integritas Kebudayaan Integrasi
kebudayaan seringkali berjalan tidak sempurna, kondisi seperti ini dikhawatirkan
akan menggoyahkan pola kehidupan atau kebudayaan yang telah ada. Beberapa
golongan masyarakat berupaya menghindari risiko ini dan tetap mempertahankan
diri pada pola kehidupan atau kebudayaan yang telah ada.
Konsep Modernisasi
Konsep penting dalam studi tentang perubahan sosial adalah modernisasi atau pola
sosial (social patterns) yang terkait dengan industrialisasi. Modernisasi lazim dikonsepsikan
‘13
4
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Putria Perdana, S.I.Kom, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
sebagai proses perubahan sosial akibat dari industrialisasi. Menurut Koentjaraningrat,
modernisasi adalah usaha untuk hidup sesuai dengan zaman dan konstelasi dunia
sekarang. Modernisasi yang terjadi bersamaan dengan revolusi industry di Eropa Barat
pada abad 17 dimaknai berbeda-beda oleh pakar sosiologi.
Emile Durkheim melihat modernisasi sebagai indikasi perubahan orientasi
pembagian kerja (the division of labour) dalam kegiatan ekonomi, dari yang bercirikan
solidaritas mekanik (mechanical solidarity) menjadi bercirikan solidaritas organik (organic
solidarity).
Max Webber melihat modernisasi sebagai gejala perubahan dari cara berpikir
tradisional menjadi rasional.
Karl Marx melihat masyarakat modern bersinonim dengan kapitalisme. Menurutnya,
modernisasi telah melemahkan tradisi. Selain itu, kapitalisme juga telah meningkatkan the
division of labour dan mengembangkan rasionalitas. Kapitalisme menghendaki rasionalitas
yang membutuhkan sistem pembagian kerja yang spesifik supaya lebih efisien.
Syarat Modernisasi
Modernisasi dapat terwujud melalui beberapa syarat, di antaranya adalah sebagai berikut :

Cara berpikir ilmiah terpola dan terlembaga dalam pemerintah maupun masyarakat.

Sistem administrasi negara yang baik.

Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur, serta terpusat pada suatu
lembaga tertentu.

Penciptaan iklim yang baik dan teratur sesuai dengan kehendak masyarakat
terhadap modernisasi dengan penggunaan alat-alat komunikasi massa.

Tingkat organisasi yang tinggi.

Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan rencana sosial.
Karakteristik Modernisasi
Peter L. Berger mencatat adanya beberapa karakteristik modernisasi, di antaranya
adalah sebagai berikut :

Modernisasi telah merusak ikatan solidaritas sosial yang melekat dalam kehidupan
masyarakat tradisional. Kebersamaan dan hidup dalam sepenanggungan berangsurangsur menipis, dan digantikan oleh kompetisi dalam memenuhi keragaman
kebutuhan hidup.

Terjadi ekspansi pilihan personal. Modernisasi telah mengubah kehidupan
masyarakat tradisional yang semula dibingkai oleh kekuatan di luar kontrol manusia
menjadi diwarnai oleh proses individualisasi. Hal itu antara lain ditandai oleh
‘13
5
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Putria Perdana, S.I.Kom, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
keyakinan bahwa manusia mempunyai kebebasan memilih sesuai dengan selera
yang dikehendaki.

Terjadi peningkatan keragaman keyakinan. Keterbukaan yang tumbuh dan
berkembang bersamaan dengan proses modernisasi membuka peluang terjadinya
rekonstruksi nilai dan norma yang telah mapan.

Terjadi peningkatan keragaman keyakinan. Keterbukaan yang tumbuh dan
berkembang bersamaan dengan proses modernisasi membuka peluang terjadinya
rekonstruksi nilai dan norma yang telah mapan.
Ciri-ciri Manusia Modern
Beberapa ciri-ciri manusia yang modern adalah sebagai berikut:

Bersikap terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru maupun penemuanpenemuan baru, dan tidak ada sikap prasangka buruk.

Senantiasa siap untuk menerima perubahan-perubahan setelah ia menilai
kekurangan-kekurangan yang dihadapi pada saat itu.

Mempunyai kepekaan terhadap masalah yang terjadi di sekitarnya, dan mempunyai
kesadaran bahwa masalah-masalah tersebut berkaitan dengan dirinya.

Senantiasa mempunyai informasi yang lengkap mengenai dirinya.

Lebih banyak berorientasi ke masa kini dan masa mendatang.

Senantiasa menyadari potensi-potensi yang ada pada dirinya dan yakin bahwa
potensi tersebut akan dapat dikembangkan.

Tidak menyerah atau tidak pasrah terhadap nasib yang sudah digariskan.
Perubahan Budaya dalam Masyarakat
Budaya Merupakan sesuatu yang tidak statis, tetapi dinamis. Maksudnya Budaya
dapat berubah seiring perkembangan zaman yang ada. Namu, tidak semua unsur-unsur
yang ada di dalam budaya tersebut berubah.
Budaya tersebut dapat berubah secara perlahan maupun secara tiba-tiba.
Tergantung seberapa lama dan seberapa kuat budaya tersebut. Hal-hal yang menyebabkan
suatu budaya berubah atau goyah dari budaya aslinya adalah budaya berubah bisa dari
masyarakat dan kebudayaan itu sendiri. Seperti perubahan jumlah dan komposisi penduduk.
Maksudnya jika suatu daerah yang mempunyai jumlah penduduk yang bertambah, itu akan
mempengaruhi kebudayaannya.
Akibat Positif Perubahan Sosial
‘13
6
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Putria Perdana, S.I.Kom, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Akibat positif dari adanya perubahan sosial adalah terjadinya perubahan-perubahan
yang mengarah pada perbaikan- perbaikan dan kemajuan-kemajuan yang mendorong
terciptanya integrasi dalam masyarakat.

Perubahan terhadap nilai dan sikap menuju ke arah yang lebih baik. Perubahan
semacam ini sering pula disebut dengan perubahan yang bersifat progress atau
perubahan menuju ke arah kemajuan. Sedangkan kebalikannya adalah perubahan
yang bersifat regress, yaitu perubahan yang justru membawa ke arah yang lebih
buruk. Contoh perubahan yang membawa ke arah yang lebih baik adalah
pembangunan berbagai fasilitas umum yang dibutuhkan oleh masyarakat seperti
sekolah, tempat-tempat ibadah, telepon umum, jalan, dan lain-lain.

Menggalakkan disiplin nasional. Sebuah perubahan ke arah yang lebih baik
setidaknya harus ada upaya untuk mempertahankan atau menjaga agar perubahan
itu tetap stabil dan konsisten. Oleh karena itu semangat disiplin harus digalakkan
agar kehidupan masyarakat menjadi lebih teratur dan sesuai dengan aturan-aturan
yang berlaku. Misalnya menaati rambu-rambu lalu lintas, membudayakan antre, dan
lain-lain.

Minat masyarakat terhadap ilmu pengetahuan sangat besar. Seperti yang terjadi saat
ini, dengan adanya perubahan sosial, maka masyarakat yang memiliki pemikiran
maju akan merasa bahwa hanya dengan ilmu pengetahuan akan dapat
mengimbangi iklim perubahan tersebut.

Masyarakat
semakin
banyak
memanfaatkan
teknologi
dalam
beraktivitas.
Perkembangan ilmu pengetahuan pasti akan membawa perubahan dalam bidang
teknologi. Mengingat kondisi sekarang ini, masyarakat juga beranggapan bahwa
dengan penguasaan dan pemanfaatan teknologi akan membawa dirinya ke arah
perubahan yang bersifat progress.

Mendorong masyarakat menggunakan bahasa secara baik dan benar, serta efektif
dan efisien. Perubahan sosial yang ditandai dengan semakin majunya ilmu
pengetahuan dan pola pemikiran manusia mendorong masyarakat menggunakan
bahasa yang cenderung lebih efektif dan efisien, tanpa harus menggunakan basabasi yang berlebihan.
Akibat Negatif Perubahan Sosial
Di samping akibat-akibat positif seperti telah kamu pelajari sebelumnya, perubahan
sosial ternyata juga menimbulkan akibat negatif. Beberapa akibat negatif perubahan sosial
yang dapat teridentifikasi di antaranya adalah sebagai berikut

‘13
Gaya Hidup Kebarat-baratan atau Westernisasi
7
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Putria Perdana, S.I.Kom, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Westernisasi adalah proses pengambilalihan atau penentuan secara langsung
budaya Barat tanpa seleksi atau penyesuaian dengan budaya setempat. Orang yang
bergaya hidup ini menganggap dirinya sudah seperti orang Barat, namun hanya
meniru gaya hidupnya saja secara lugas, tanpa mengetahui makna dari gaya hidup
tersebut. Mereka lebih ke arah memamerkan kekayaan dengan menerapkan gaya
hidup tersebut.

Hidup Boros atau Timbulnya Budaya Konsumerisme
Kehidupan glamour masyarakat, terutama yang tinggal di wilayah kota-kota besar
akan
selalu
diwarnai
dengan
budaya
konsumerisme,
yaitu
kebiasaan
membelanjakan uang dengan tujuan yang tidak jelas atau hanya untuk tujuan
pemborosan.
Misalnya
kebiasaan
masyarakat
berbelanja
berbagai
macam
kebutuhan rumah tangga di mall.

Keresahan Sosial atau Kecemburuan Sosial
Hal ini akan muncul jika ada kesenjangan antara orang-orang yang menginginkan
terjadinya perubahan dengan orangorang yang enggan melakukan perubahan.
Biasanya orangorang yang enggan melakukan perubahan ini akan menghalanghalangi terjadinya perubahan.

Timbulnya Konflik
Konflik ini bisa terjadi antarindividu atau bahkan antarkelompok dalam masyarakat.
Akibatnya akan melahirkan disintegrasi dalam masyarakat tersebut.
Daftar Pustaka
Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Prenada Media Group.
Soekanto, Soerjono.2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.
‘13
8
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Putria Perdana, S.I.Kom, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download