BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum Berikut ini adalah

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Teori-Teori Umum
Berikut ini adalah teori-teori umum yang digunakan dalam melakukan
perancangan sebuah sistem informasi.
2.1.1 Data
Menurut Connoly & Begg (2010, p70) data merupakan jamak
dari datum, meskipun umumnya merupakan bentuk tunggal dan jamak.
Data merupakan fakta atau pengamatan baku, biasanya sekitar
fenomena atau transaksi-transaksi bisnis.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
Data adalah sebuah fakta mentah yang belum diolah.
2.1.2 Informasi
Menurut James A. O’Brien yang diterjemahkan oleh Dewi
Fitriasari, S.S., M.Si. dan Deny Arnos Kwary, S.S. M.hum (2005, p38)
Informasi adalah data yang telah diubah menjadi konteks yang berarti
dan berguna bagi para pemakai akhir tertentu.
Informasi menurut pendapat Stair, R.M., & Reynolds, G.W.
(2010, p5) adalah sekumpulan fakta-fakta yang diolah dengan
sedemikian caranya sehingga memiliki nilai tambah dibalik nilai dari
fakta individu itu sendiri.
Berdasarkan definisi – definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
informasi adalah data mentah yang sudah diolah dan diubah menjadi
sekumpulan data-data yang terkolerasi yang mempunyai arti dan makna
bagi pengguna.
9
10
2.1.3 Sistem
Menurut O’brien (2010, p26) Sistem merupakan sekelompok
komponen-komponen yang saling berhubungan, bekerja bersama-sama
untuk mencapai suatu tujuan bersama dengan menerima input serta
menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur.
Menurut John W. Satzinger,(2006, p6) Sistem adalah kumpulan
komponen-komponen yang saling berkaitan yang berfungsi bersama
untuk mencapai beberapa hasil.
Menurut Ralph M. Stair, George W. Reynolds (2010, p8)
Sistem adalah beberapa elemen atau komponen yang terinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
sistem adalah sekumpulan komponen-komponen yang terkolerasi dan
terintegrasi yang saling berhubungan satu sama lain, membutuhkan
input, yang kemudian diproses sehingga menghasilkan output yang
diinginkan.
2.1.4 Sistem Informasi
Menurut James A. O’Brien yang diterjemahkan oleh Dewi
Fitriasari, S.S., M.Si. dan Deny Arnos Kwary, S.S. M.hum (2005, p5)
Sistem informasi adalah kombinasi teratur dari orang-orang, hardware,
software, jaringan
mengumpulkan,
komunikasi,
dan
sumber
daya
data
yang
mengubah, menyebar informasi dalam sebuah
organisasi.
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
sistem informasi adalah sistem yang berkesinambungan yang
merupakan kombinasi antara komponen sistem informasi yang meliputi
orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan data dimana
mengolah informasi menjadi knowledge yang berguna bagi perusahaan.
11
2.1.4.1 Komponen-Komponen Sistem Informasi
Menurut James A. O’Brien yang diterjemahkan oleh Dewi
Fitriasari, S.S., M.Si. dan Deny Arnos Kwary, S.S. M.hum
(2005, p35-p39) Komponen sistem informasi adalah
a. Manusia
Manusia dibutuhkan untuk pengoperasian semua sistem
informasi. Sumber daya manusia meliputi : pemakai akhir
(pemakai
atau
klien)
dan
pakar
IS
(orang
yang
mengembangkan dan mengoprasikan sistem informasi)
b. Hardware
Sumber daya hardware meliputi semua peralatan dan bahan
fisik yang digunakan dalam pemrosesan informasi.
c. Software
Sumber daya software meliputi semua rangkaian perintah
pemprosesan informasi.
d. Data
Sumber daya data harus dikelola secara efektif agar dapat
memberikan manfaat bagi para pemakai akhir dalam sebuah
organisasi. Data dapat berupa banyak bentuk, termasuk data
alfanumerik tradisional, yang terdiri dari angka dan huruf
serta karakter yang menjelaskan transaksi bisnis dan
kegiatan serta entitas lainnya.
e. Jaringan
Teknologi telekomunikasi dan jaringan seperti internet,
intranet, dan ekstranet telah menjadi hal mendasar bagi
operasi e-business dan e-commerce yang berhasil, untuk
semua jenis organisasi dan dalam sistem informasi berbasis
komputer. Konsep sumber daya jaringan menekankan
bahwa teknologi komunikasi dan jaringan adalah komponen
sumber daya dasar dari semua sistem informasi. Sumber
daya jaringan meliputi : media komunikasi dan dukungan
jaringan.
12
2.1.5 Pengertian Sistem Informasi Manajemen
Menurut (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005), sistem informasi
manajemen adalah sistem informasi yang mengambil informasi yang
tersimpan
pada
Transaction
Processing
System
(TPS)
dan
menghasilkan laporan yang diperlukan oleh manajemen untuk planning
dan control.
Menurut (O'Brien & James A, 2005), sistem informasi
manajemen adalah system pendukung manajemen yang menghasilkan
laporan, tampilan, dan response yang telah dispesifikasi, secara
periodic, khusus, berdasarkan permintaan, atau dengan berbasis
pelaporan wajib.
Menurut (Whitten & Bentley, 2004), sistem informasi
manajemen adalah sebuah system informasi yang tersedia untuk
pelaporan berorientasi manajemen berdasarkan pemrosesan transaksi
dan operasi organisasi.
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
manajemen digunakan untuk mendukung manajer yang mewakili suatu
organisasi untuk pengambilan keputusan.
2.1.6 Database
Menurut Satzinger(2005,p6) database adalah suatu koleksi data
yang terintegrasi dari data yang tersimpan dan dikelola secara terpusat
dan terkontrol.
Menurut Whitten(2006) database adalah sekumpulan file yang
saling terikat.
Menurut Williams(2011) database adalah kumpulan data yang
saling berhubungan dalam sebuah sistem computer.
Menurut Connoly(2010,p17)database adalah koleksi dari logis
data yang terhubung dan terdeskripsi untuk memenuhi kebutuhan
informasi dari suatu organisasi.
13
Menurut Laudon(2009) database adalah kumpulan file yang
saling berhubungan Database adalah kumpulan data yang di organisasi
untuk mendukung beberapa aplikasi dan pada waktu yang bersamaan
dengan menyimpan dan memanage data, sehingga data dapat
ditampilkan pada satu tempat
Berdasarkan pengertian diatas, kami mengambil kesimpulan
bahwa Database adalah sekumpulan file-file yang saling terintegrasi di
dalam sebuah sistem komputer.
2.1.6.1 ANSI-SPARC
1.
Perancangan Database Konseptual
Menurut Connolly dan Begg (2010, p293),
perancangan database konseptual merupakan sebuah
proses pembuatan model dari informasi yang digunakan
dalam pembuatan model dari informasi yang digunakan
dalam
perusahaan,
yang
terbebas
dari
semua
pertimbangan fisikal seperti DBMS target, program
aplikasi,
bahasa
pemrograman,
hardware,
dan
sebagainya.
2.
Perancangan Database Logikal
Menurut Connolly dan Begg (2010, p367),
perancangan database logikal merupakan sebuah proses
pembuatan model dari informasi yang digunakan dalam
sebuah perusahaan berdasarkan pada model data
tertentu, tetapi terbebas dari DBMS tertentu dan
pertimbangan fisikal yang lainnya.
14
3.
Perancangan Database Fisikal
Menurut Connolly dan Begg (2010, p523),
perancangan database fisikal merupakan sebuah proses
pembuatan deskripsi implementasi database pada
tempat
penyimpanan
kedua.
Perancangan
ini
menjelaskan relasi dasar, organisasi file, dan index yang
digunakan untuk mencapai akses yang efisien ke data
dan berbagai batasan integritas yang berhubungan serta
penilaian keamanan.
2.1.6.2 Database Lifecycle
Menurut Connoly & Begg (2010, p313), sebuah sistem
database
merupakan
komponen
dasar
sistem
informasi
organisasi yang lebih besar sehingga siklus hidup aplikasi
database berhubungan dengan siklus hidup sistem informasi.
Tahapan-tahapan siklus hidup aplikasi adalah sebagaimana
terlihat pada gambar berikut :
15
G
Gambar 2.1 Database Lifecycle
(Sumber : Connoly, 2010, p314)
2.1.7 Siklus Hidup Aplikasi Database
1.
Database Planning
Menurut Connoly & Begg (2010, p313), Database
Planning
merupakan
aktifitas-aktifitas
manajerial
yang
mengizinkan tahapan-tahapan dalam pembuatan database agar
dapat terealisasi seefisien dan seefektif mungkin.. Database
Planningharus terintegrasi dengan seluruh IS Strategy pada
perusahaan.
16
2.
System Definition
Menurut Connoly & Begg (2010, p333), System
Definition menjelaskan ruang lingkup serta batasan-batasan dari
sistem database dan user views secara umum.
3.
Requirement Collection and Analysis
Menurut Connoly & Begg (2010, p317), Requirement
Collection and Analysis adalah proses pengumpulan dan
penganalisaan informasi mengenai bagian dari perusahaan yang
menbutuhkan dukungan sistem database, dan mengunakan
informasi ini untuk menidentifikasi kebutuhan dari sistem yang
baru. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan
teknik fact finding.
Menurut Connolly dan Begg (2010, p317), metode Factfinding adalah proses formal dari penggunaan tehnik seperti
wawancara dan kuisioner untuk mengumpulkan data tentang
sistem, kebutuhan, dan pilihan yang akan diambil. Metode factfindingakan digunakan pada waktu awal, maupun saat-saat
pentingdari sebuah life cycle. Metode-metodefact-finding yaitu
sebagai berikut:
• Memeriksa dokumen dan membantu menyediakan informasi
dalam perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang
ada, dengan membaca maupun menganalisis dari dokumendokumen yang sudah ada
• Wawancara adatah cara mencari informasi secara langsung
dengan metode face-to-face
• Mengobservasi usaha dalam pelaksanaan
• Penelitian yang dilakukan pada aplikasi dan masalah
• Kuisioner adalah dokumen dengan tujuan tertentu yang
memungkinkan pengumpulan fakta dalam jumlah yang besar.
17
2.1.8 Database Management System (DBMS)
Menurut Connolly (2010,p16) DBMS adalah sebuah sistem
perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan,
membuat, memelihara, dan melakukan kontrol akses ke dalam
database.
Menurut Laudon(2009) DBMS adalah sebuah perangkat lunak
khusus yang di gunakan untuk membuat dan mengelola database dan
memberikan dukungan pada aplikasi bisnis individu unruk mengekstrak
data yang yang diperlukan tanpa harus membuat file yang berbeda atau
definisi data dalam program komputer.
Menurut Turban(2011) DBMS adalah sebuah software yang
digunakan untuk membangun,mengupload,dan mengelola sebuah
database.
Berdasarkan pengertian diatas, kami mengambil kesimpulan
bahwa Database Management System (DBMS) adalah sebuah software
yang digunakan untuk mengelola data dalam sebuah database.
18
2.1.8.1 Komponen DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2010, p69-71), komponen dari
sebuah DBMS merupakan sebagai berikut :
1.
Hardware
DBMS dan aplikasi memerlukan perangkat keras
untuk beroperasi.Perangkat keras dapat berkisar dari
komputer pribadi tunggal untuk mainframe tunggal atau
jaringan komputer. Perangkat keras tertentu tergantung
pada
kebutuhan
organisasi
dan
DBMS
yang
digunakan.Beberapa DBMS yang hanya berjalan pada
hardware tertentu atau sistem operasi, sementara lain
yang berjalan di berbagai perangkat keras dan sistem
operasi. Sebuah DBMS memerlukan sejumlah minimum
memori utama dan ruang disk untuk dijalankan, tapi
konfigurasi ini minimal belum tentu memberikan kinerja
yang dapat diterima.
2.
Software
Komponen perangkat lunak terdiri dari perangkat
lunak DBMS itu sendiridan program aplikasi, bersama
dengan sistem operasi, termasuk perangkat lunak
jaringan jika DBMS digunakan oleh pengguna melalui
jaringan.
3.
Data
Data merupakan komponen yang penting di
dalam DBMS. Data berperan sebagai jembatan antara
komponen perangkat lunak dan komponen manusia.
Database berisi data operasional atau data transaksi dan
metadata. Struktur database disebut dengan skema, di
dalam skema terdapat tabel-tabel dan atribut dari sebuah
objek.
19
4.
Procedure
Prosedur mengacu pada instruksi dan aturan
yang mengatur desain dan penggunaan database.
Pengguna sistem dan staf yang mengelola database
memerlukan prosedur terdokumentasi tentang cara
menggunakan atau menjalankan system.
5.
People
People merupakan user atau orang yang terlibat
didalam sebuah sistem.
2.1.9 Fact Finding
Menurut (Connolly dan Begg 2010, p317), metode Fact-finding
adalah proses formal dari penggunaan tehnik seperti wawancara dan
kuisioner untuk mengumpulkan data tentang sistem, kebutuhan, dan
pilihan yang akan diambil. Metode fact-findingakan digunakan pada
waktu awal, maupun saat-saat pentingdari sebuah life cycle.
2.1.10 Pengertian Analisis Sistem
Menurut (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005), pengertian analisis
sistem adalah proses memahami dan menentukan secara rinci apa yang
sistem informasi harus lakukan.
2.1.11 Pengertian Perancangan Sistem
Menurut (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005), pengertian
perancangan sistem adalah proses dalam menentukan secara rinci
bagaimana
komponen-komponen
diimplementasikan secara fisik.
pada
sistem
informasi
20
2.1.12 Pengertian Unifed Modeling Language (UML)
Menurut (Connolly dan Begg 2010, p372), pengertian Unifed
Modeling Language (UML) adalah merupakan penerus sejumlah
analisis dan desain metode berorientasi objek diperkenalkan pada 1980an dan 1990-an . Kelompok manajemen objek ( OMG ) saat ini sedang
mencari standarisasi UML dan diantisipasi bahwa UML akan menjadi
facto bahasa pemodelan standar dalam waktu dekat.
2.1.13 Normalisasi
Normalisasi merupakan sebuah teknik dalam perancangan
logikal sebuah basis data, teknik pengelompokkan atribut dari suatu
relasi sehingga membentuk struktur relasi yang baik (tanpa
redundansi).
Menurut Connolly &Begg (2010, p416), pengertian normalisasi
adalah teknik untuk menghasilkan sejumlah relasi table dengan
properties yang diinginkan, sesuai dengan kebutuhan data dari
perusahaan.
Dengan kata lain normalisasi merupakan proses mengubah
suatu relasi yang memiliki masalah tertentu ke dalam dua relasi atau
lebih yang tidak memiliki masalah tersebut. Masalah yang dimaksud itu
sering disebut dengan istilah anomali.
•
Data Redundancy and Update Anomaly
Anomali adalah efek samping yang tidak diharapkan
(misalnya menyebabkan inconsistency (tidak konsisten) data
atau membuat suatu data menjadi hilang saat data lain dihapus)
yang muncul dalam suatu proses perancangan basis data. Suatu
tujuan
desain
database
relational
yang
utama
adalah
menggolongkan atribut ke dalam hubungan-hubungan untuk
memperkecil
data
redundancy
dan
dengan
demikian
mengurangi tempat penyimpanan file yang diperlukan oleh
hubungan-hubungan dasar yang diimplementasikan. Hubungan-
21
hubungan yang memiliki data redundan mungkin memiliki
masalah yang disebut update anomalies, yang diklasifikasikan
sebagai insertion, deletion, atau modification anomalies.
•
Functional Dependency
Functional Dependency (ketergantungan fungsional)
menguraikan hubungan antara atribut-atribut dalam sebuah
relasi. Sebagai contoh, jika A dan B adalah relasi R, B adalah
secara fungsional bergantung kepada A (A−>B), jika setiap nilai
dari A diasosiasikan dengan tepat satu nilai dari B. (A dan B
masing- masing boleh dari satu atau lebih atribut).
•
Bentuk Normal
Normalisasi sering dieksekusi sebagai langkah-langkah
yang berangkai/berseri. Bentuk normal adalah suatu aturan yang
dikenakan pada relasi-relasi dalam basis data dan harus
dipenuhi oleh relasi-relasi tersebut pada tingkatan normalisasi.
Suatu relasi dikatakan berada dalam bentuk normal tertentu jika
memenuhi kondisi-kondisi tertentu. Beberapa tingkatan yang
biasa digunakan pada normalisasi adalah:
1.
UNF
Sebelum
membahas
bentuk
normal
yang
pertama, kita mendefinisikan normal form awal yaitu
Unnormalized Form (UNF). UNF adalah sebuah tabel
yang berisi satu atau lebih kelompok data yang berulang.
2.
Bentuk normal pertama (1NF)
Bentuk normal pertama adalah hubungan dimana
persimpangan dari setiap baris dan kolom berisi satu dan
hanya satu nilai. Atau dengan kata lain, pada 1NF kita
menghilangkan repetisi dan data yang merupakan hasil
kalkulasi.
22
3.
Bentuk normal kedua (2NF)
Bentuk normal kedua didefinisikan berdasarkan
ketergantungan fungsional penuh (Full Functional
Dependency). Full Functional Dependency menandai
bahwa jika A dan B adalah atribut dari sebuah relasi, B
adalah penuh secara fungsional tergantung pada A jika
B adalah secara fungsional tergantung pada A,
tetapitidak pada semua subset dari A.
Sedangkan 2NF adalah sebuah relasi antara
bentuk normal pertama, dan setiap atribut bukan
primary key adalah penuh secara fungsional bergantung
pada primary key. Atau dengan kata lain, pada 2NF kita
menghilangkan ketergantungan partial.
4. Bentuk normal ketiga (3NF)
Bentuk normal ketiga didefinisikan berdasarkan
ketergantungan transitif (Transitive Dependency).
Transitive dependency adalah sebuah kondisi dimana
A, B dan C adalah atribut-atribut dari relasi seperti jika
A−>B dan B−>C, maka C secara transitif bergantung pada
A melalui B (dengan ketentuan bahwa A tidak secara
fungsional bergantung pada B atau C). Sedangkan 3NF
adalah sebuah relasi antara bentuk dan bentuk kedua dan
dimana tidak ada atribut yang bukan primary key secara
transitif bergantung pada primary key.
5. Bentuk normal Boyce-Codd(BCNF)
Menurut Connoly dan Begg (2010, p398), suatu
relasi disebut memenuhi bentuk normal Boyce-Codd jika
dan hanya jika semua penentu(determinan) adalah candidate
key. BCNF merupakan bentuk normal sebagai perbaikan
terhadap 3NF karena bentuk normal ketiga berkemungkinan
masih memiliki anomali sehingga perlu dinormalisasi lebih
jauh. Suatu relasi yang memenuhi BCNF selalu memenuhi
3NF, tetapi tidak untuk sebaliknya.
23
Bentuk normal pertama hingga ketiga merupakan
bentuk normal yang umum dipakai. Artinya, bahwa pada
kebanyakan relasi bila ketiga bentuk normal tersebut telah
dipenuhi maka persoalan anomali tidak akan muncul lagi.
Bentuk normal Boyce-Codd merupakan revisi terhadap
bentuk normal ketiga. Bentuk normal keempat (4NF) dan
kelima (5NF) hanya dipakai pada kasus-kasus khusus, yakni
pada relasi yang mengandung banyak ketergantungan nilai.
2.1.14 Domain Class Diagram
Menurut (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005), pengertian domain
class diagram adalah adalah diagram kelas UML yang menunjukkan
hal-hal yang penting dalam pekerjaan pengguna. Masalah kelas domain
, asosiasi mereka, dan atribut mereka.
Hierarcy di Class Diagram :
Menurut (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005),
ada dua cara
tambahan yang orang struktur pemahaman mereka tentang masalah
kelas domain : generalisasi / spesialisasi hirarki dan hirarki seluruh
bagian.
Menurut (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005), whole-part
hierarchies adalah adalah hierarki yang kelas struktur sesuai dengan
component yang terdiri dari dua jenis seluruh bagian hirarki, yaitu
agregasi dan komposisi.
Agregasi adalah hubungan keseluruhan bagian antara obyek dan
bagiannya di mana bagian bisa eksis secara terpisah. Sedangkan
komposisi adalah hubungan keseluruhan bagian di mana bagian tidak
dapat dipisahkan dari objek.
24
Gambar 2.2 Contoh Domain Class Diagram
Sumber: (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005), Object-oriented Analysis &
Design with the Unified Process.
Gambar 2.3 Contoh Generalisasi/Spesialisasi
Sumber: (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005), Object-oriented Analysis &
Design with the Unified Process.
25
Gambar 2.4 Contoh Agregasi
Sumber: (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005), Object-oriented Analysis &
Design with the Unified Process.
2.1.15 Data Manipulation Language (DML)
Menurut Connolly & Begg (2010, p92), pengertian Data Manipulation
Language adalah suatu bahasa yang menyediakan seperangkat operasi untuk
mendukung manipulasi data yang berada pada basis data.
Menurut Connolly dan Begg (2010, p92), pengertian Procedural DML
adalah suatu bahasa yang memperbolehkan pengguna untuk mendeskripsikan
ke sistem data apa yang dibutuhkan dan bagaimana mendapatkan data tersebut
secara tepat, sedangkan Non-procedural DML adalah sebuah bahasa yang
mengizinkan pengguna untuk menentukan data apa yang dibutuhkan tanpa
memperhatikan bagaimana data diperoleh.
Perintah-perintah dalam DML antara lain:
1.
SELECT, untuk melakukan query.
2.
INSERT, untuk memasukan data ke tabel.
3.
UPDATE, untuk memperbaharui data pada tabel.
4.
DELETE, untuk menghapus data dari tabel.
26
5.
FROM,untuk menentukan tabel yang ingin digunakanselama
proses pengeksekusian query.
6.
WHERE, untuk melakukan filtrasi data pada table yang dilakukan
query berdasarkan kondisi tertentu.
Fungsi-fungsi agregat yang dimiliki SQL antara lain:
1.
COUNT, untuk menghitung jumlah record 1 row yang berhasil
diambil dalam suatu proses query.
2.
SUM, untuk menghitung jumlah nilai keseluruhan dalam suatu
kolom.
3.
AVG, untuk menghitung nilai rata-rata dalam suatu kolom.
4.
MIN, untuk menampilkan nilai terkecil dalam suatu kolom.
5.
MAX, untuk menampilkan nilai terbesar dalam suatu kolom.
Kontrol akses digunakan untuk memberi/mencabut hak akses
dari/untuk pengguna basis data. Perintah dalam kontrol akses:
1.
GRANT,untuk memberikan hak akses kepada pengguna basis
data.
2.
REVOKE,untuk mencabut hak akses kepada pengguna basis data.
2.1.16 Activity Diagram
Menurut John W. Satzinger, Robert B. Jackson, Stephen D.
Burd (2005,p144), Activity Diagram adalah sebuah tipe diagram alur
kerja (workflow) yang mendeskripsikan kegiatan penguna dan alur
sekuential.
2.1.16.1
Activity Symbol
Menurut John W. Satzinger, Robert B. Jackson, Stephen
D. Burd (2005,p145), simbol Activity Diagram adalah:
1.
Sinkronisasi bar
Simbol yang digunakan didalam activity diagram untuk
mengontrol bagian-bagian yang terkoneksi
2.
Swimlane
27
Kotak persegi panjang didalam activity diagram yang
merepresentasikan aktivitas yang dilakukan oleh single
agent.
Gambar 2.5 Contoh Activity Diagram
Sumber: (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005), Object-oriented Analysis
& Design with the Unified Process.
2.1.17 Use Case Diagram
Menurut (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005), pengertian use
case diagram adalah digunakan untuk menggambarkan orang-orang
yang menggunakan sistem serta bentuk interaksi antara masyarakat dan
sistem yang mereka gunakan.
28
Jenis relationship dalam usecase diagram meliputi :
1.
<<include>>relationship or <<uses>>relationship
Include relationship adalah hubungan antara kasus penggunaan yang
memungkinkan satu kasus penggunaan menggunakan fungsionalitas
yang disediakan oleh use case lainnya.
2.
<<extends>> relationship
Extends relationship adalah hubungan antara kasus penggunaan yang
memungkinkan satu kasus digunakan dalam opsional menggunakan
fungsionalitas yang disediakan oleh use case lainnya.
Gambar 2.6 Contoh Use Case Diagram
Sumber: (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005), Object-oriented Analysis
& Design with the Unified Process.
29
2.1.18 Use Case Description
Menurut (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005), use case
description dibagi menjadi tiga bagian :
1.
Brief Description
Brief
Description
dapat
digunakan
untuk
kasus
penggunaan yang sangat sederhana, terutama ketika sistem yang
akan dikembangkan kecil, aplikasi dipahami dengan baik. Sebuah
kasus penggunaan sederhana biasanya akan memiliki skenario
tunggal dan sangat sedikit, adapun kondisi pengecualian.
Brief Description digunakan dalam conjuction dengan
activity diagram cukup menggambarkan kasus penggunaan
sederhana.
Gambar 2.7 Contoh Brief Description
Sumber: (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005), Object-oriented Analysis
& Design with the Unified Process.
2.
Intermediate Description
Intermediate Description
adalah tingkat menengah
menggunakan deskripsi kasus memperluas penjelasan singkat
untuk menyertakan aliran internal kegiatan untuk kasus
penggunaan. Jika ada beberapa skenario, maka setiap alur
kegiatan dijelaskan secara individual. Kondisi Exception dapat
didokumentasikan, jika mereka dibutuhkan.
30
Gambar 2.8 Contoh Intermediate Description
Sumber: (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005), Object-oriented Analysis
& Design with the Unified Process.
3.
Fully Developed Description
Fully Developed Description adalah metode yang paling
formal
untuk
mendokumentasikan
use
case.
Meskipun
dibutuhkan sedikit lebih banyak pekerjaan untuk mendefinisikan
semua komponen pada tingkat ini, itu adalah metode yang disukai
untuk menggambarkan aliran internal kegiatan untuk use case.
Deskripsi
sepenuhnya
dikembangkan
dapat
meningkatkan
kemungkinan yang benar-benar dapat memahami proses bisnis
dan cara sistem harus mendukung mereka
31
Gambar 2.9 Contoh Fully Developed Description
Sumber: (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005), Object-oriented Analysis
& Design with the Unified Process.
32
2.1.19 Event Table
Menurut (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005), pengertian event
table adalah sebuah katalog usecases yang berisi daftar event dalam
baris dan kunci informasi tentang setiap peristiwa dalam kolom. Event
table terdiri dari :
Event
Event merupakan ringkasan dari proses bisnis. Nama event
harus mengandung nama objek yang terlibat, siapa pelakunya, dan
aktivitas apa yang dilakukan.
Trigger
Trigger merupakan apa yang menyebabkan event tersebut
dilakukan. Sinyal yang memebritahukan sistem bahwa suatu event
terjadi.
Source
Source merupakan sumber informasi event tersebut berasal.
External agent (berupa orang, bisa sistem atau database) yang
memberikan data kepada sistem.
Usecase
Usecase merupakan apa yang dilakukan sistem ketika event
tersebut terjadi.
Response
Response merupakan apa yang dihasilkan dari
event atau usecase tersebut. Yang akan diberikan ke destination hasil
dari usecase atau output dari sistem.
Destination
Destination merupakan untuk siapa hasil atau response tersebut
ditunjukkan.
33
Gambar 2.10 Contoh Event Table
Sumber: (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005), Object-oriented Analysis &
Design with the Unified Process.
2.1.20 SQL Server
Leiter (2008, p 1) meny atakan bahwa mulany a M icrosoft masuk
ke dalam ruang basis data p erusahaan p ada tahun 1987 ketika
membentuk kerja sama antara Sy base dengan p asar DataServer Sy
base p roduk M icrosoft / IBM OS / 2 platform. Dari kemitraan
tersebut, muncul SQL Server 1.0 y ang p ada dasarny a versi UNIX Sy
base’s DataServer di-porting ke OS /2.
34
2.2
Teori-Teori Khusus
2.2.1 Pembelian
Menurut Mulyadi (2008, p299), pembelian adalah suatu
usaha yang dilakukan untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh
perusahaan.
Menurut Sofjan Assauri (2008:223) pembelian merupakan salah
satu fungsi yang penting dalam berhasilnya orperasi suatu perusahaan.
Fungsi ini dibebani tanggung jawab untuk mendapatkan kuantitas dan
kualitas bahan-bahan yang tersedia pada waktu yang dibutuhkan
dengan harga yang sesuai dengan harga yang berlaku.
Menurut Riyanto, Bambang (Dasar-dasar Pembelian : 1995)
pembelian merupakan system aplikasi siklus pengeluaran yang umum.
System aplikasi pembelian mencakup prosedurprosedur pemilihan
pemasok, permintaan, pembelian, penerimaan, dan pembayaran kepada
pemasok.
2.2.2 Penjualan
Menurut Mulyadi (2008:202), Penjualan merupakan kegiatan
yang dilakukan oleh penjual dalam menjual barang atau jasa dengan
harapan akan memperoleh laba dari adanya transaksi-transaksi tersebut
dan penjualan dapat diartikan sebagai pengalihan atau pemindahan hak
kepemilikan atas barang atau jasa dari pihak penjual ke pembeli.
Menurut Kotler (2009:5), Pemasaran (marketing) adalah proses
perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga,
promosi, dan distribusi ide, barang, dan jasa untuk menciptakan nilai
tukar yang memuaskan tujuan individu dan organisasi.
35
Jadi menurut keterangan diatas dapat disimpulkan penjualan
adalah laporang untuk mendukung laporan yang diambil dari supplier
dan dari gudang stok dan memperhitungkan biaya produksi selama
periode akuntansi
2.2.3 Persediaan
Menurut Mulyadi (2001, p553), sistem persediaan bertujuan
untuk mencatat mutasi tiap jenis persediaan yang disimpan dalam
gudang. Sistem ini berkaitan erat dengan sistem pembelian, sistem
retur pembelian, dan sistem akuntansi biaya produksi. Dalam
perusahaan manufaktur, persediaan terdiri dari persediaan produk jadi,
persediaan produk dalam proses, persediaan bahan baku, persediaan
bahan penolong, persediaan bahan habis pakai pabrik, dan persediaan
suku cadang.
Secara
mengidentifikasi
umum,
persediaan
adalah
sesuatu
untuk
barang untuk yang tersedia untuk kegiatan
perusahaan.
Ada dua macam metode pencatatan persediaan, yaitu
• Metode mutasi persediaan ( Perpertual Inventory Method )
Dalam metode ini, setiap mutasi persediaan dicatat dalam kartu
persediaan.
• Metode persediaan fisik (Physical Inventory Method)
Dalam metode ini, hanya tambahan persediaan dari pembelian
yang dicatat, sedangkan mutasi berkurangnya persediaan karena
pemakaian tidak dicatat dalam kartu persediaan.
Menurut Warren (2005, p359), persediaan adalah sesuatu yang
digunakan untuk mengidentifikasi barang yang disimpan untuk
kemudian dijual dalam operasi normal perusahaan dan bahan yang
terdapat dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan itu.
Download