BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum 2.1.1 Pengertian Analisis Menurut Wiradi (2006), Analisis adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu kemudian dicari kaitannya dan ditaksir maknanya Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2010, p4), analisis adalah proses untuk mengetahui dan melakukan spesifikasi secara terperinci mengenai apa yang harus dilakukan dan dipenuhi oleh sistem. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis adalah aktivitas yang memuat sejummlah kegiatan seperti mengetahui, mengurai, dan melakukan spesifikasi dikelompokkan menurut kriteria tertentu secara terperinci untuk mengenai apa yang harus dilakukan dan dipenuhi oleh sistem. 2.1.2 Pengertian Perancangan Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2010, p4), perancangan sistem adalah proses menentukan secara detail bagaimana komponen-komponen sistem informasi dapat diimplementasikan secara fisik dan memenuhi persyaratan pengguna sistem. Menurut whitten, Jeffey L., Lonnie D. Bentley, dan Kevin C. Ditman (2004, p166), perancangan sistem diartikan sebagai pelengkap teknik pemecahan masalah yang mengatur kembali komponen sistem menjadi sebuah sistem lengkap yang telah diperbaiki.Hal ini meliputi penambahan, pengurangan, dan perubahan komponen sistem. 9 10 Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa perancangan adalah penggunaan komponen-komponen sistem yang diimplementasikan sebagai teknik pemecahan masalah sesuai persyaratan pengguna sistem. 2.1.3 Pengertian Sistem Informasi Menurut O’Brien (2005, p8), sistem informasi adalah kombinasi dari orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan data yang mengumpulkan, merubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah perusahaan. Menurut whitten, Jeffey L., Lonnie D. Bentley, dan Kevin C. Ditman (2007, p12), sistem informasi adalah pengaturan dari orang, data, proses, dan teknologi informasi yang berhubungan untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan hasil berupa informasi yang dibutuhkan untuk mendukung suatu organisasi. Berdasarkan pengertian di, atas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah kumpulan dari orang, proses, teknologi informasi, hardware, software, dan jaringan komunikasi yang saling berhubungan untuk mengumpulkan dan memproses data sehingga menghasilkan informasi yang diperlukan oleh perusahaan. 2.1.4 Pengertian dan Tahapan Prototype Adapun definisi Prototyping menurut Azhar Susanto (2004) menyatakanbahwa Prototyping sebagai suatu paradigma baru dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, tidak hanya sekedar suatu evolusi dari metode pengembangan sistem informasi yang sudah ada tetapi sekaligus merupakan revolusi dalam pengembangan sistem informasi akuntansi. Menurut Coughlan, Suri, dan Canales (2007) prototype adalah representasi dari ide desain yang dibuat sebelum artefak ada. Teknik yang dilakukan di dalam metode prototyping, sebagai berikut: 11 Teknik perancangan model, merupakan bagian terpenting dalam metode prototyping yang digunakan sebagai alat untuk menjadikan model sistem yang sebenarnya. Teknik perancangan dialog, disusun agar keterlibatan pengguna menjadi jelas dan fleksibel. Aspek perancangan dalam dialog mencakup keseluruhan unsur seperti perintah-perintah di dalam sistem. Teknik simulasi, digunakan untuk menunjukkan bagaimana cara kerja sebuah sistem yang akan diterapkan dengan baik untuk mengoperasikan sistem yang akan digunakan. Menurut McLeod (2007), prototype adalah suatu versi sistem potensial yang disediakan bagi pengembang dan calon pengguna yang dapat memberikan gambaran bagaimana sistem tersebut akan berfungsi bila telah disusun dalam bentuk lengkap. Proses dalam memproduksi suatu prototype disebut prototyping. Tahapan prototyping sebagai berikut : 1. Analisa sistem Pada tahap ini dilakukan pengumpulan kebutuhan sistem dari pengguna (user requirement) dan tools yang diperlukan untuk membuat sistem. Untuk membangun sistem yang sesuai dengan kebutuhan, maka harus diketahui dan di analisa terlebih dahulu sistem yang sedang berjalan untuk mengetahui masalah yang sedang terjadi, sehingga dapat memperoleh solusi yang dibutuhkan 2. Desain sistem Pada tahap ini pembuatan sistem dirancang berdasarkan analisa yang telah dilakukan, misalnya seperti perancangan tampilan sistem. 3. Programming dan testing Pada tahap ini dilakukan pembuatan program dengan Bahasa pemrograman. Setelah selesai, program yang dibuat akan diuji dan dicari kesalahan yang mungkin muncul 4. Implementasi 12 Pada tahap ini dilakukan implementasi atau penerapan sistem yang telah dibuat untuk menggantikan sistem yang lama . 5. Maintenance Diperlukan perawatan atas sistem yang telah dibuat, hal ini dimaksudkan untuk mencari kesalahan yang ada dan melakukan update yang diperlukan. 2.1.5 Pengertian Website Menurut Downing et al. (2009, p525), website adalah sebuah file atau kelompok file terkait yang tersedia di worldwideweb. Menurut Honni dan Fitri (2011), website adalahsuatu ruang informasi di dalam internetyang dapat diakses atau dilihat dari berbagai penjuru dunia, kapanpun dan dimanapun, selama mempunyai koneksi internet. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa website adalah sekumpulan file yang tersedia di internet, yang dapat diakses dimanapun dan kapanpun selama terhubung dengan koneksi internet. 2.1.5.1 Pengertian Website Portal Menurut Schneider (2011, p157), portal web adalah situs yang digunakan sebagai titik peluncuran untuk masuk web. 2.1.5.2 Kriteria Desain Web Yang Baik Menurut Collins (2007) terdapat sembilan prinsip penting untuk desain web yang baik. Sembilan prinsip tersebut adalah: 1. Precendence, 2. Spacing, 3. Navigation, 4. Design to Build, 5. Typography, 6. Usability, 7. Alignment, 8. Clarity (Sharpness), 9. Consistency. 13 Namun sembilan prinsip tersebut disederhanakan agar tidak terjadi pengulangan baik dalam penilaian tampilan/desain web maupun terhadap hasil analisa atau tinjauan yang akan dilakukan. Sembilan prinsip yang telah disederhanakan tersebut adalah: 1. Navigation (navigasi) Bagaimana elemen-elemen visual yang ada di dalam web mampu mengarahkan gerak mata ke arah informasi dan komunikasi yang diharapkan. 2. Spacing & White Space (jarak & ruang kosong) Apakah di dalam web terdapat jarak dan ruang kosong yang baik sebagai lahan istirahat mata. 3. Typography (Tipografi) Jenis huruf memiliki peran sangat penting karena menentukan tingkat kenyamanan pengunjung untuk mendapatkan informasi yang ada. 4. Hierarchy (Hirarki) Bagaimana informasi yang ada di dalam web disajikan secara tersuruktur dan mudah dimengerti. 5. Usability (Kegunaan) Mengukur seberapa informatif dan interaktif web tersebut terhadap pengunjung. 6. Design to Buid (Desain) Apakah semua elemen utama desain terdapat di web tersebut?Balance, Contrast, Emphasis, Rhythm, Unity. 7. Consistency (Konsistensi) Apakah ada konsistensi antara elemen visual di dalam web? 14 2.1.5.3 Bahasa Pemrograman Website 2.1.5.3.1 HTML 5 Menurut Grannell, Sumner, dan Synodinos (2012, p6-8), dasar dari sebagian besar halaman web adalah Hypertext Markup Language, dikenal dengan inisial HTML.HTML 5 sendiri adalah versi terbaru dari HTML. 2.1.5.3.2 CSS 3 Menurut Frain (2012, p24), Cascading Style Sheet (CSS) adalahcara untuk memisahkan desain dari konten. CSS telah menjadi cara standar dalam mendefinisikan lapisan presentasi dari halaman web. CSS3 dibangun modul per modul berdasarkan spesifikasi dari CSS2.1 2.1.5.3.3 PHP dan MySQL Menurut Ulman (2005),PHP adalah bahasa scripting HTML yang tertanam. Menurut Laudon dan Traver (2011, p208), PHP adalah bahasa scripting yang tertanam dalam dokumen HTML tetapi dieksekusi oleh server menyediakan eksekusi sisi server dengan kesederhanaan mengubahHTML. Menurut Ulman (2005), MySQL adalah sistem manajemen database untuk database relasional. Menurut Laudon dan Traver (2011, p208),MySQL adalahdatabase SQL terkemuka yang bersifat open sourceyang dapat digunakan untuk aktivitas bisnis. 15 2.1.6 Interaksi Manusia dan Komputer 2.1.6.1 Eight Golden Rules Menurut Shneiderman (2010, p88), dalam perancangan desain antar muka (interface) terdapat delapan prinsip (Eight Golden Rules) yang harus diperhatikan, yaitu : 1. Consistent Desain Website yang dibuat harus konsisten.Selain itu Urutan tindakan, perintah, dan istilah yang konsisten juga harus diperhatikan. 2. Universal Mengenali kebutuhan pengguna yangberagam ,seperti perbedaan pengguna pemula maupun ahli, rentang usia, bagi yang berkebutuhan khusus, dan keragaman teknologi mempengaruhi kebutuhan desain yang dibuat. 3. Feedback Diharapkan dari setiap tindakan yang dilakukan, user mendapatkan umpan balik (feedback) yang informatif dari sistem.Untuk tindakan yang sering terjadi, umpan balik (feedback) yang diberikan dapat dibuat secara sederhana, sedangkan untuk tindakan yang jarang dilakukan harus lebih ditonjolkan lagi umpan balik (feedback) yang diberikan oleh sistem. 4. Dialog Closure Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan akhir dari suatu proses, sehingga pengguna tidak bingung 5. Simple Error Handling. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana. Sistem harus dapat mendeteksi error yang terjadi dan memberikan mekanisme sederhana yang mudah dipahami untuk penanganan masalah tersebut 16 6. Shortcut Diharapkan adanya feature utnuk kembali (back) ke aktivitas sebelumnya dengan mudah. Hal ini bertujuan agar user dapat kembali ke aktivitas sebelumnya jika ternyata user melakukan suatu kesalahan. 7. Put user in control Menjadikan user yang menggunakan sistem sebagai pemegang kendali, sehingga mereka dapat mengendalikan website dan paham mengenai web yang mereka akses. 8. Reduce short-term memory load Mengingat keterbatasan manusia dalam pemrosesan informasi dalam jangka pendek, sebuah sistem diharapkan dibuat dengan tampilan sesederhana mungkin, frekuensi pergerakan window dikurangi dan hal-hal lain yang dapat membebani ingatan user.Informasi seperti singkatan atau kode sebaiknya juga disediakan. 2.1.7 Pengertian Data Data adalah fakta-fakta atau deskripsi dari sesuatu, peristiwa, aktivitas, dan transaksi yang ditangkap, direkam, disimpan, dan dikelompokkan,tetapibelum tersusunsehinggamemilikisuatumakna. (Turban, 2003, p15) Menurut Hoffer, Prescott, dan McFadden (2005, p5), data adalah representasidariobjek-objekdan kejadianyangdisimpanyangmemiliki makna dan kepentingan di dalamlingkungan user. 2.1.8 Pengertian Basis Data Menurut Connolly dan Begg(2005, p15), basis data merupakan kumpulan data logikal yang saling berhubungan, dan deskripsi dari sebuah data,dibuatuntukmemenuhikebutuhaninformasidalamsebuahorganisasi. Basisdatamenjadisuatubagian pentingdariperusahaanuntuk menyimpaninformasi-informasiyangdiinginkanperusahaantersebut. 17 2.1.9 Siklus Pengembangan Sistem Basis Data Menurut Connolly dan Begg(2005, p283), sistem basis data merupakankomponenpokokdalamsisteminformasidariorganisasiyang besar,sikluspengembanganbasisdatatakterpisahkandengansiklussistem informasi. Aktivitas-aktivitasyangadadalamsikluspengembanganbasisdata diantaranya: • Database Planning Merencanakan bagaimanabagian-bagian dalam siklus dapat direalisasikan dengan efektif dan efisien. • System Definition Menspesifikasikanjangkauandanbatasandarisistembasisdata,meliputima jor user views, user itu sendiri, dan area aplikasi. • Requirements Collection and Analysis Mengumpulkandanmenganalisiskebutuhanuntuksistembasisdatabaru. • Database Design Merancangdesainkonseptual,logikal, dan fisikal dari basis data. • DBMS Selection (optional) Memilih DBMS yang sesuai dengan sistembasis data. • ApplicationDesign Merancang antarmukauserdanprogram aplikasiyangmenggunakandan memproses basis data. • Prototyping(optional) Membangun model kerja dari sistem basis data dimana mengizinkan perancang atauuser untukmemvisualisasikandanmengevaluasi bagaimana sistemakhir akanterlihat dan berfungsi. • Implementation Menciptakan definisi programaplikasi. basis data fisikal dan 18 • Data Conversion and Loading Memuatdatadarisistemlamakesistem barudan,jikamemungkinkan, mengubah beberapa aplikasi yang sudah ada untuk dijalankan pada basis data baru. • Testing Sistem basisdatadiujiterhadapkesalahan-kesalahandanmemvalidasi dengan kebutuhan yang diinginkan user. • Operational and Maintenance Sistembasisdatadiimplementasikansecarapenuh.Sisteminidiawasi dan dipelihara secara terus menerus. Jika diperlukan, kebutuhan baru akandimasukkankedalam sistembasisdatamelaluitahapansiklus sebelumnya. 2.1.10 Database Management System (DBMS) Menurut Connolly dan Begg (2005, p16), DBMS adalah sebuah sistem perangkatlunakyangmemungkinkanuseruntukmendefinisikan, menciptakan,memelihara,danmengontrolaksesterhadapsistembasisdata. Komponen-komponen DBMS diantaranya : • Hardware DBMS dan aplikasi membutuhkanhardware untuk berjalan. • Software Komponensoftwareterdiridariperangkat lunak DBMS itusendiridan program aplikasi,bersamadengansistem operasi,meliputiperangkat lunak jaringan jika DBMS digunakan dalamjaringan. • Data Data boleh jadi merupakan komponen yang paling penting dalam lingkunganDBMS. • Procedure Prosedur mengacu pada instruksi dan aturan yang menentukan desain dan kegunaan dari basis data. 19 • People Komponen akhir ialah orang yang terlibat dengan sistem. 2.1.10.1 Fungsi DBMS MenurutConnollydanBegg(2005,p48),fungsi-fungsi dari DBMS diantaranya : 1. Data storage, retrieval, and update Sebuah DBMS harus melengkapi user dengan kemampuan untuk menyimpan, mendapatkan kembali, dan membaharui data dalambasis data. 2. A user-accessible catalog Sebuah DBMS harus dilengkapi dengan sebuah katalog yang mendeskripsikandata itemyangtersimpandanyangdapat diakses user. 3. Transactionsupport Sebuah DBMS harus dilengkapi sebuah mekanisme yang akanmenjaminbaikseluruh updateyangberhubungandengan sebuah transaksi yang dapat dilakukan atau yang tidak dilakukan. 4. Concurrency control services Sebuah DBMS harus dilengkapi sebuah mekanisme untuk memastikan basis data terupdate secara benar ketika banyak user melakukan update secara bersamaan. 5. Recovery services Sebuah DBMS harus dilengkapi sebuah mekanisme untuk memperbaiki basis data saat basis data mengalami kerusakan. 6. Authorization services Sebuah DBMS harus dilengkapi sebuah mekanisme untuk memastikanbahwahanya useryangmempunyaiwewenang yang dapat mengakses basis data. 20 7. Support for data communication Sebuah DBMSharus dapat berintegrasi dengan software komunikasi. 8. Integrityservices Sebuah DBMS harus dilengkapi dengan sebuah cara untuk memastikanbahwadatadalam basisdatadanperubahan terhadap data mengikuti aturan-aturan tertentu. 9. Services to promote data independence Sebuah DBMS harus mencakupfasilitasuntukmendukung ketidaktergantunganprogram daristrukturaktualdaribasis data. 10. Utility services Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah set untuk layanankegunaan. 2.1.10.2 Keuntungan DBMS Keuntungan dari DBMS antara lain : 1. Kontrol terhadap redundansi data 2. Data yang konsisten 3. Semakin banyak informasi yang didapat dari data yang sama 4. Data yang dibagikan (shared data) 5. Menambah integritas data 6. Menambahkeamanandata 7. Penetapan standarisasi 8. Menyeimbangkan konflik kebutuhan 9. Memperbaiki pengaksesan data dan hasilnya 10. Menambahproduktivitas 11. Memperbaiki pemeliharaan data melalui dataindependence 2.1.10.3 Kerugian DBMS Kerugian dari DBMS antara lain : 1. Kompleksitas 2. Size / ukuran 21 3. Biaya dari suatu DBMS 4. Biaya penambahan perangkat keras 2.1.10.4 Fasilitas-fasilitas DBMS MenurutConnollydanBegg(2005,p16),fasilitas-fasilitas dalamDBMS adalah sebagai berikut : Memberikanizinkepadauseruntukmendefinisikanbasis data, biasanya melalui Data Definition Language (DDL). DDL memperbolehkanuseruntukmenspesifikasi tipe- tipe,strukturdan constraintdari data yang akan disimpan di dalam basis data. Memperbolehkan user untuk menambah data, mengubah data, menghapus data, dan menemukan data dari basis data, biasanya melalui Data Manipulation (DML).Query Languange Language merupakanfasilitasyangmempunyaitempatpenyimpananuntu k semuadatadandeskripsidata.Bahasaqueryyangpalingumum digunakan adalah Structured Query Language (SQL). Selain itu juga menyediakan akses kontrol ke basis data, yang antara lain terdiri dari : - SistemKeamanan (SecuritySystem) Untukmencegahuseryangtidakberwenanguntukmengakses basis data. - SistemIntegrasi (Integrity System) Untuk menjaga konsistensi data. - SistemControl (Concurrency Control System) Mengijinkan banyakuseruntuk mengakses basis data. - SistemKontrol Pengembalian (Recovery Control System) Untukmemperbaikidatajikasebelumnyaterjadikerusakan pada software maupun hardware. - Katalog yang dapat diaksesuser (User Accessible Catalog) Berisi deskripsi dari sebuahdata di dalambasis data. 22 2.1.10.5 Data Definition Language (DDL) Definisi dari DataDefinition Languagemenurut Connolly dan Begg (2005, p40) adalah suatubahasayangmemperbolehkan Database Administrator(DBA) atau useruntukmendefinisikan entitas, atribut, dan relationship yang dibutuhkan oleh suatu aplikasi, bersamadenganbeberapaintegritas yang berhubungan dansecurity constraint. 2.1.10.6 Data Manipulation Language (DML) Definisi dariData Manipulation Language menurut Connolly dan Begg (2005, p40) adalah menyediakan satu set operasi yang suatu bahasa yang digunakan untuk mendukung operasi manipulasi data dasar yang ada di dalambasis data. Operasi dari manipulasi data biasanya meliputi : 1. Menambahkan data baru di dalambasis data 2. Memodifikasi data yang tersimpan di dalambasis data 3. Memanggil data yang terdapat di dalambasis data 4. Penghapusan data dari basis data Ada 2 tipe dari DML yaitu : 1. ProceduralDML Suatubahasayangmengijinkanuser untuk memberitahukan kepadasistemdataapasajayangdibutuhkandanbagaimana cara yang tepat untuk memanggil data tersebut. 2. Non Procedural DML Suatu bahasayang mengijinkan user untuk menentukan data apa sajayangdibutuhkandaripada dikembalikan. 2.2 Teori Khusus 2.2.1 Pengertian Pariwisata bagaimanadatatersebut 23 Menurut Suwantoro (2004), istilah pariwisata berkaitan erat dengan pengertian perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang di luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Menurut Holloway, Humpreys, dan Davidson (2009, p8), pengertian pariwisata adalah pariwisata terdiri dari kegiatan orang-orang yang berpergian dan tinggal di tempat-tempat di luar lingkungan mereka selama tidak lebih dari satu tahun berturut-turut untuk liburan, bisnis dan tujuan lainnya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 bab I pasal 1 tentang kepariwisataan, usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata. Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan, pariwisata adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang dengan bepergian ke tempat lain. 2.2.1.1 Tujuan Pariwisata Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia nomor 10 tahun 2009 pasal 4 tentang Kepariwisataan, menyebutkan bahwa tujuan pariwisata adalah untuk : a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi b. Meningkatkan kesejahteraan rakyat c. Menghapus kemiskinan Mengatasi pengangguran d. Melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya e. Memajukan kebudayaan f. Mengangkat citra bangsa g. Memupuk rasa cinta tanah air h. Memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa, dan i. 2.2.1.2 Mempererat persahabatan antarbangsa Jenis-Jenis Pariwisata Menurut Nyoman S. Pendit (2003, p37-43), Pariwisata dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok sebagai berikut: 24 1. Wisata Budaya yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat, cara hidup, kebudayan dan seni mereka. 2. Wisata Kesehatan yaitu perjalanan seseorang wisatawan yang bertujuan untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan rohani. 3. Wisata Olahraga yaitu melakukan perjalanan dengan tujuan untuk berolahraga atau memang sengaja untuk mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat atau Negara. 4. Wisata Komersial yaitu melakukan perjalanan untuk mengunjungi pameran-pameran dan pekan raya yang bersifat komersial seperti pameran industri, pameran dagang dan sebagainya. 5. Wisata Industri yaitu perjalanan yang dilakukan oleh rombongan mahasiswa atau pelajar, atau orang-orang awam ke suatu tempat perindustrian dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan penelitian. 6. Wisata Bahari yaitu perjalanan yang banyak dikaitkan dengan olahraga air seperti danau, pantai atau laut. 7. Wisata Cagar Alam yaitu jenis wisata yang biasanya banyak diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha-usaha dengan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya, yang kelestariannya dilindungi oleh Undang-Undang. 8. Wisata Bulan Madu yaitu suatu perjalanan yang dilakukan bagi pasangan pengantin baru yang sedang berbulan madu. 25 9. Wisata Politik yaitu perjalanan yang dilakukan untuk mengunjungi atau ambil bagian secara aktif dalam peristiwa kegiatan politik seperti ulang tahun suatu negara dan penobatan pemimpin suatu negara 10. Wisata Sosial yaitu perjalanan yang murah dan mudah untuk memberikan kesempatan kepada golongan ekonomi lemah( atau tidak mampu untuk mengadakan perjalanan). 2.2.1.3 Pemasaran Pariwisata Menurut Gamal Suwantoro (2004, p95), pasar pariwisata secara keseluruhan sangat luas dengan beranekaragam kebutuhan wisatawan dan produk wisata.Maka diperlukan suatu strategi pemasaran yang didasarkan atas segmentasi pasar yang memiliki nilai desain strategi pemasaran tertentu untuk suatu segmen tertentu. Langkah-langkah yang diperlukan untuk proses tersebut adalah : 1. Membedakan antara kelompok-kelompok (groups atau segments) yang berlainan yang membentuk pasar 2. Memilih satu atau lebih dari segmen ini untuk jadi fokus perhatian 3. Mengembangkan produk yang akan disajikan dan strategistrategi pemasaran yang sesui dengan kebutuhan pasar yang dipilih sebagai sasaran. 2.2.2 Destinasi Wisata 2.2.2.1 Pengertian Destinasi Wisata Menurut Holloway, Humpreys, dan Davidson (2009, p14), destinasi dapat berupa resort atau kota, wilayah dalam negara, seluruh negara atau bahkan area yang lebih besar dari dunia. Menurut Dmitrovic et al. (2009), destinasi adalah gabungan antara ruang publik dan produk pariwisata memberikan pengalaman holistik yang secara subjektif ditafsirkan sesuai 26 dengan rencana perjalanan customer, latar belakang kultural, tujuan dari kunjungan, pengalaman masa lalu, dan lain-lain. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa destinasi wisata adalah tempat atau wilayah yang dapat dijadikan produk pariwisata. 2.2.2.2 Karakteristik Destinasi Wisata Menurut Stanković dan Đukić (2009), pandangan tradisional mengenai destinasi wisata sebagai wilayah geografis (negara, kota, dan pulau) telah digantikan dengan pandangan baru yang dimulai dengan persepsi komsumen yang bergantung pada lingkungan budaya, tujuan perjalanan, tingkat pendidikan, dan pengalaman masa lalu. Karakteristik dari destinasi adalah: 1. Daya tarik (alam, buatan manusia, tujuan dibangun, acara khusus, warisan). 2. Aksesibilitas (seluruh sistem transportasi terdiri dari rute, terminal, kendaraan). 3. Fasilitas (akomodasi, fasilitas katering, ritel, jasa wisata lainnya). 4. Paket yang tersedia (paket yang telah diatur sebelumnya oleh perantara dan pelaku utama), 5. Aktifitas (semua aktivitas yang tersedia di destinasi dan dan apa yang akan pelanggan lakukan selama kunjungan). 6. Layanan tambahan (layanan yang digunakan wisatawan seperti bank, telekomunikasi, post, agen koran, rumah sakit, dll). 2.2.2.3 Jenis-jenis destinasi wisata Menurut Stanković dan Đukić (2009), terdapat berbagai jenis destinasi menurut wisatawan atau badan yang berkecimpung dalam dunia pariwisata, yaitu: 1. Kawasan lengkap – hotel countryclub, perkampungan liburan. 2. Desa, kota. 27 3. Wilayah di luar perbatasan administratif tetapi mempunyai identias yang erat kaitannya dengan tema khusus seperti taman nasional. 4. Wilayah administratif atau nama yang sudah dikenal. 5. Negara-negara. 6. Sekelompok negara dan benua-benua. 2.2.3 Modified Balanced Scorecard (mBSC) Svetlana S, Tang, SooCheon, Kirilenko, dan Morrison (2010, p 611620), dalam penelitiannya yang berjudul “Benchmarking CVB Website Performance”, mengemukakan salah satu instrumen yang paling dikenal untuk evaluasi website pariwisata adalah MBSC(Modified Balance Scorecard), yang telah dimodelkan dari pendekatan Balance Scorecard (BSC) yang diterima dalam ilmu manajemen.BSCdapat didefinisikan sebagai serangkaian tindakan yang dipilih dari visi dan strategi organisasi. Menurut Suroto Adi (2012) dalam jurnalnya yang berjudul “Evaluation On The Effectiveness Of The Web Technology Usage In Promoting And Marketing Indonesia Tourism”, BSC mengukur suatu performa perusahaan dari empat perspektif: pelanggan, keuangan, pembelajaran dan pertumbuhan, dan proses bisnis internal. Empat perspektif tersebut telah seimbang untuk mencapai tujuan organisasi.Sejak pembuatannya, ada banyak adaptasi dari pendekatan BSC untuk membandingkan kinerja organisasi di berbagai sektor industri. MBSC (Modified Balance Scorecard) adalah untuk memenuhi kebutuhan evaluasi website pariwisata dengan menekankan perspektif seperti : 1. User perspective (user friendliness and usability) Perspektif ini menunjukkan apakah informasi yang dijelaskan pada website tersebut berguna dan mudah diakses, menarik dan sesuai dengan kebutuhan pengguna dalam rangka memudahkan proses transaksi online. 2. Marketing effectiveness perspective (effectiveness of marketing capability) 28 Perspektif ini menunjukkan apakah informasi yang dihasilkan dapat mendukung kegiatan promosi, pemasaran, dan layanan transaksis web khususnya pada agen wisata, hotel dan destinasi. 3. Functionality perspective (organizational functions of tourism offices and actors) Perspektif ini menunjukkan apakah informasi dalam website mencerminkan fungsi organisasi sebagai fasilitator atau penyedia bisnis dalam lingkup pariwisata. 4. Technical (overall technical functionality) Perspektif ini menunjukkan mengenai dukungan teknikal untuk menyajikan informasi dalam website sesuai dengan prinsip desain web yang baik dimana ada kemampuan untuk link, HTML, internet browsing dan kesesuaian loading time. 2.2.4 Object-Oriented Analysis and Design (OOAD) Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2010, p59), Object-Oriented Approach adalah suatu pendekatan untuk pengembangan sistem yang menggambarkan suatu sistem informasi sebagai sekumpulan objek yang berinteraksi dan bekerja sama untuk menyelesaikan suatu tugas. 2.2.4.1 Tahapan OOAD Menurut Utomo (2011) Ada beberapa tahap dalam pendekatan menggunakan OOAD, antara lain : 1. Requirement Engineering Requirement engineering adalah teknik yang digunakan untuk membuat model persyaratan yang menggambarkan persyaratan-persyaratan dalam pengembangan suatu sistem. Penentuan model persyaratan tersebut memiliki tujuan sebagai berikut : a. Menentukan persetujuan awal antar pengguna, stakeholderdan pengembang mengenai apa yang dapat dilakukan oleh sistem yang akan dikembangkan. 29 b. Membantu pengembang sistem untuk memahami persyaratan sistem yang akan dikembangkan. c. Menentukan batasan dan ruang lingkup sistem yang akan dikembangkan. d. Membantu dalam merencanakan konten teknis di setiap iterasi dari pengembangan sistem. e. Membantu dalam penghitungan biaya dan usaha dalam mengembangkan sistem. f. Menyajikan antarmuka dari sistem yang akan dikembangkan. 2. Design Engineering Design engineering fokus pada kreasi representasi atau model yang berfokus pada arsitektur perangkat lunak, struktur data, antarmuka dan komponen yang diperlukan untuk mengimplementasikan perangkat lunak. 3. Implementation Pada tahap ini, sistem diimplementasikan dan dipresentasikan kepada stakeholder dan pengguna sistem tersebut. 4. Testing Setelah diimplementasikan, kemudian dilakukan pengetesan pada sistem, lalu dari hasil testing tersebut, sistem kemudian dievaluasi kembali agar menjadi lebih sempurna. 5. Maintenance Maintenance dilakukan secara berkala pada sistem yang telah diterapkan.Maintenance bertujuan untuk menghilangkan bug pada sistem, meningkatkan keamanan sistem, menambahkan fitur yang dibutuhkan sistem. 30 2.2.4.2 Use Case Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p242), use casediagram adalah sebuah diagram yang menunjukkan interaksi antara pengguna sistem dan sistem yang digunakan. Gambar 2.1 Simple Use Case Diagram with an Actor Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p243) 2.2.4.3 Business Use Case Menurut Whitten, J.L, Bentley, L.D. (2007,p385) Business Usecase adalah usecase yang dibangun untuk kebutuhan bisnis yang berfokus pada visi, misi dan tujuan dari perusahaan. 2.2.4.4 Use Case Description Menurut Satzinger (2010, p171) use case descriptionadalah penjelasan yang berisi daftar rincian proses pembuatan usecase. 31 Gambar 2.2 Contoh Use Case Description Sumber :Satzinger, Jackson, dan Burd (2004,p223) 32 2.2.4.5 Class Diagram 2.2.4.5.1 Domain Model Class Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p187),domain model class diagram digunakan untuk menunjukkan class dari objek untuk sebuah sistem. Gambar 2.3Domain Class Model Diagram Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p187) 2.2.4.5.2 Logical Class Diagram Menurut Whitten, J.L., Bentley, L.D. (2007: 400), logical class diagram adalah penggambaran grafis dari struktur objek statis sistem dan menunjukkan kelas objek bahwa sistem terdiri dari apa saja serta hubungan antara objek antar class. mencakup multiplicity, Pada diagram ini juga generalization/specialization relationship, dan aggregation relationships. Untuk membuat sebuah class diagram berikut merupakan langkah-langkah yang dapat dilakukan: a. Step 1: Find the Potential Objects 33 Hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari potential object.Langkah ini dilakukan dengan meninjau setiap usecase untuk menemukan kata benda yang sesuai dengan badan usaha atau kegiatan. Untuk menemukannya dapat menggunakan metode nouns-highlighted, yaitu dengan cara men-highlight semua kata benda yang terdapat pada usecase analysis. Setiap benda yang ditemukan dalam mengkaji use caseakan ditambahkan ke daftar potential object yang akan dianalisis lebih lanjut. b. Step 2: Select the Proposed Objects Tidak semua kata benda pada daftar mewakili objek bisnis yang harus berada dalam lingkup domain masalah. Dengan menganalisis masing-masing kandidat kita akan dapat menentukan apakah calon harus tinggal atau dihapus dari daftar. 2.2.4.6 System Usecase Menurut Whitten, J.L, Bentley, L.D. (2007: 385) System Usecase adalah usecase yang digunakan untuk menentukan persyaratan rinci, membantu dalam estimasi dan perencanaan, menentukan persyaratan programming serta menjadi dokumentasi dasar bagi pengguna. Pembuatan System Usecase dikembangkan dari Business Usecase sehingga dapat mengembangkan sistem dengan baik dan memenuhi kebutuhan pelanggan. 2.2.5 Change Management 2.2.5.1 PengertianChange Management Menurut merupakan Addy proses (2007, yang p186), Change Management memungkinkanorganisasidalam mengimplementasikan proses yang efektif dan efisien untuk 34 mengidentifikasikan, merencanakan, dan mengelola perubahan terhadapinfrastrukturnya. ChangeManagementjugamenyediakan kepada pengguna, kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengurangi resikoterhadap perubahan perubahan tersebut dapat tersebut sehingga diimplementasikan dengan kepercayaan. Menurut Cartlidge (2007, p25), ChangeManagement merupakanprosesyangmemastikan bahwa perubahan-perubahan yang ada dicatat, dievaluasi, disahkan, diprioritaskan, direncanakan, diuji, diimplementasikan, didokumentasikan dan ditinjau dalam cara yang terkontrol. managementmengurangi Change kesalahan padaperubahanlayanandanlebih cepat, lebih akurat dalam implementasi perubahan, danmemberikan keuntungan lebih dalam bisnis. 2.2.5.2 Tujuan Change Management Menurut OGC (2007, p80), tujuan dari proses change managementadalah untuk memastikan bahwa: - Metode danprosedur yang baku telah digunakan untuk penanganan yang tepat dan efisien terhadap semua perubahan - Semua perubahanterhadap service assets dan configuration items telah tersimpan dalamsistemconfiguration management 2.2.5.3 Resiko bisnis secara keseluruhan telah dioptimalkan Sasaran Change Management Menurut OGC(2007, p80), sasaran dari proses change management, antara lain: - Memberi reaksi terhadap perubahan kebutuhan bisnis pelanggandenganmeminimalkan nilaidanmengurangiinsiden, gangguan, dan pekerjaan berulang - Memberi reaksiterhadap permintaan bisnis dan IT kepada perubahan yang akan mensejajarkan layanan dengan 35 kebutuhan bisnis. 2.2.6 Integrasi Sistem Menurut Juric et al. (2007: 1), Sekarang ini integrasi sistem antar perusahaan yang berbeda menjadi sangat penting. Kebutuhan informasi upto-date yang dapat diakses dari (hampir) di mana-mana, dan berkembangnya pesatnya e-business, mengharuskan developer untuk mencari solusi yang baik dalam mengintegrasikan sistem karena integrasi memiliki banyak jenis, arsitektur, bahasa pemrograman dan platform yang beragam. 2.2.6.1 Jenis-Jenis Integrasi Menurut Juric et al. (2007: 25), jenis integrasi dapat dibagi menjadi lima, yaitu a. Data-Level Integration Integrasi Level Data berfokus pada perpindahan antar aplikasi dengan tujuan membagi data yang sama ke beberapa aplikasi yang berbeda. Dari sudut pandang teknis, integrasi ini merupakan integrasi yang paling sederhana karena memiliki beberapa tools yang memudahkan dan mempercepat sharing data. Selain itu, integrasi ini tidak memerlukan perubahan aplikasi. Masalah dalam integrasi ini terletak pada kompleksitas database dan jumlah data. Teknologi untuk memindahkan data antar database saat ini masih belum begitu dikenal. Kemudian, kita harus memahami data apa yang disimpan dan dimana data tersebut disimpan, kapan dan bagaimana data diekstrak serta harus mengerti jenis dan struktur database tujuan. b. Application Integration Integrasi Aplikasiberfokus pada sharing fungsionalitas logika bisnis bukan hanya data murni seperti Integrasi Level Data.Integrasi ini biasanya dicapai melalui penggunaan 36 Application Programming Interfaces (API).Aplikasi yang mengekspos fungsionalitasnya melalui API dapat diakses fungsionalitasnya secara programatik tanpa menggunakan User Interface. Tujuan integrasi aplikasi ada dua, yaitu memahami dan menggunakan API untuk mengakses fungsionalitas yang diperlukan, serta untuk menutupi perbedaan antar teknologi yang digunakan untuk API. c. Business Process Integration Integrasi Proses Bisnis memungkinkan dukungan proses bisnis dalam enterprise dimana solusi yang ada merupakan bagian dari langkah proses bisnis. Integrasi ini mengekspos fungsionalitas sebagai abstraksi dari metode bisnis melalui interface. Integrasi ini juga menampilkan sistem informasi enterprise seperti yang diinginkan atau seperti yang akan dibangun dengan kebutuhan yang jelas untuk apa sistem terintegrasi. Aplikasi yang sudah ada akan dimodelkan ulang dengan cara yang dapat mengekspos fungsionalitas lapisan proses bisnis dan sesuai dengan arsitektur modern. Dan pada akhirnya potongan-potongan yang berbeda akan direkatkan bersama menggunakan permodelan proses bisnis dan execution language seperti BPEL (Business Process bisnis, biasanya Execution Language). d. Presentation Integration Setelah mencapai integrasi proses dilanjutkan dengan integrasi presentasi. Sebab aplikasi yang ada sekarang dimodelkan dan dibungkus pada lapisan tengah (middle tier), sedangkan yang mengekspos service melalui interface level tinggi.Integrasi ini menghasilkan sistem terintegrasi yang menyediakan lapisan presentasi yang menyatu, yang melalui ini pengguna dapat mengakses 37 fungsionalitas dari sistem yang terintegrasi. Karena menggunakan lapisan presentasi yang dibangun baru, pengguna tidak akan menyadari keragaman aplikasi yang ada yang mengeksekusi di balik sistem. Lapisan presentasi juga mengakses fungsi melalu interface umum, yang disediakan oleh lapisan bisnis (yang telah dikembangkan pada integrasi proses bisnis). Integrasi presentasi dipertimbangkan sebagai langkah definisi dan implementasi dari user interface umum dari sebuah portal untuk sistem informasi. Juga dipertimbangkan sebagai cara mengekstrasi data dari aplikasi yang ada melalui user interface. e. Business to Business Integration Saat ini integrasi pada aplikasi dalam suatu perusahaan tidaklah cukup.Saat ini terdapat kebutuhan pertumbuhan yang memungkinkan integrasi antar perusahaan, yang sering disebut sebagai integrasi B2B. Kebutuhan saat ini tidaklah lagi sekedar melakukan publish catalogoffline pada halaman web. Tetapi yang diharapkan adalah selalu online dan up-todate. Salah satu prasyarat untuk membangun e-business yang efisien adalah sebuah sistem enterprise yang terintegrasi pada level proses bisnis. Hanya saja perbedaannya adalah pada integrasi ini memungkinkan pemrosesan request secara on-demand. Pelanggan saat ini mengharapkan respon sesegera mungkin dan tidak puas dengan pemrosesan batch and delay beberapa hari untuk konfirmasi order atau sekedar ingin bertanya mengenai produk tertentu. Respon yang cepat, yang diraih melalui integrasi dari sistem back-end(enterprise information) dan front-end (presentation) merupakan kunci faktor yang sukses. 38 2.2.7 Site Map Menurut Chaffey (2011: 608) Site Map adalah penggambaran grafik dan tulisan dari hubungan antara kelompok yang berbeda dari konten pada website. Dengan adanya site mapakan memudahkan user untuk menemukan informasi yang mereka inginkan dengan cepat. 2.2.8 Enterprise Service Bus Menurut Juric et al. (2007: 45), Enterprise Service Bus (ESB) adalah infrastruktur software yang bertindak sebagai lapisan perantara (middleware). ESB memungkinkan untuk menghubungkan services yang diimplementasikan dalam teknologi yang berbeda (seperti EJBs, messaging systems, CORBA components, dan legacy applications) dengan cara yang mudah. ESB berfungsi untuk menambah fleksibilitas komunikasi dan kendali atas penggunaan layanan yang mencakup: a. Kemampuan menangkap pesan, yang memungkinkan untuk menangkap pesan request untuk layanan-layanan dan pesan response dari layanan, serta memberikan pemrosesan tambahan. Dengan cara ini, ESB dapat bertindak sebagai intermediary. b. Kemampuan routing, yang memungkinkan ESB melakukan routing pesan ke layanan-layanan yang berbeda didasarkan pada isi (content), asal, atau atribut lain. c. Kemampuan transformasi, yang memungkinkan transformasi pesan sebelum dikirimkan ke layanan-layanan. Untuk pesan format XML, transformasi semacam ini dilakukan menggunakan XSLT (Extensible Stylesheet Language for Transformations) atau XQueryengine. d. Kendali atas deployment, usage, dan maintenance layanan-layanan. Hal ini memungkinkan adanya logging, profiling, load balancing, performance tuning, ongkos penggunaan layanan-layanan, distributed deployment, on-the-fly reconfiguration, dsb. 39 e. Fitur manajemen lain yang mencakup definisi korelasi antar pesan, definisi path komunikasi yang handal, definisi security constraints yang berkaitan dengan pesan services. 2.2.9 Statistik Deskriptif 2.2.9.1 Definisi Statistik Deskriptif Menurut Sugiyono (2010), statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeksripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Yang termasuk dalam statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean (pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan persentase. 2.2.9.2 Mean Menurut Trihendradi (2013), rata – rata merupakan jumlah nilai-nilai dibagi dengan jumlah individu nilai. = atau µ = Keterangan: = nilai rata – rata suatu sampel = nilai rata – rata suatu populasi = jumlah dari nilai individu n = banyaknya nilai individu suatu sampel N = banyaknya nilai individu suatu populasi µ