disini - Library Binus

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Teori-teori Dasar/Umum
2.1.1
Pengertian Analisis
Menurut Wiradi (2006), Analisis adalah aktivitas yang memuat
sejumlah kegiatan seperti mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk
digolongkan dan dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu
kemudian dicari kaitannya dan ditaksir maknanya
Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2010, p4), analisis adalah proses
untuk mengetahui dan melakukan spesifikasi secara terperinci mengenai
apa yang harus dilakukan dan dipenuhi oleh sistem.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis
adalah aktivitas yang memuat sejummlah kegiatan seperti mengetahui,
mengurai,
dan
melakukan
spesifikasi
dikelompokkan menurut kriteria tertentu
secara
terperinci
untuk
mengenai apa yang harus
dilakukan dan dipenuhi oleh sistem.
2.1.2
Pengertian Perancangan
Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2010, p4), perancangan sistem
adalah proses menentukan secara detail bagaimana komponen-komponen
sistem informasi
dapat diimplementasikan secara fisik dan memenuhi
persyaratan pengguna sistem.
Menurut whitten, Jeffey L., Lonnie D. Bentley, dan Kevin C. Ditman
(2004, p166), perancangan sistem diartikan sebagai pelengkap teknik
pemecahan masalah yang mengatur kembali komponen sistem menjadi
sebuah sistem lengkap yang telah diperbaiki.Hal ini meliputi penambahan,
pengurangan, dan perubahan komponen sistem.
9
10
Berdasarkan
pengertian
di
atas,
dapat
disimpulkan
bahwa
perancangan adalah penggunaan komponen-komponen sistem
yang
diimplementasikan sebagai teknik pemecahan masalah sesuai persyaratan
pengguna sistem.
2.1.3
Pengertian Sistem Informasi
Menurut O’Brien (2005, p8), sistem informasi adalah kombinasi dari
orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan data
yang
mengumpulkan, merubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah
perusahaan.
Menurut whitten, Jeffey L., Lonnie D. Bentley, dan Kevin C. Ditman
(2007, p12), sistem informasi adalah pengaturan dari orang, data, proses,
dan teknologi informasi yang berhubungan untuk mengumpulkan,
memproses, menyimpan, dan menyediakan hasil berupa informasi yang
dibutuhkan untuk mendukung suatu organisasi.
Berdasarkan pengertian di, atas dapat disimpulkan bahwa sistem
informasi adalah kumpulan dari orang, proses, teknologi informasi,
hardware, software, dan jaringan komunikasi yang saling berhubungan
untuk mengumpulkan dan memproses data sehingga menghasilkan
informasi yang diperlukan oleh perusahaan.
2.1.4
Pengertian dan Tahapan Prototype
Adapun definisi Prototyping menurut Azhar Susanto (2004)
menyatakanbahwa Prototyping sebagai suatu paradigma baru dalam
pengembangan sistem informasi akuntansi, tidak hanya sekedar suatu
evolusi dari metode pengembangan sistem informasi yang sudah ada tetapi
sekaligus merupakan revolusi dalam pengembangan sistem informasi
akuntansi.
Menurut Coughlan, Suri, dan Canales (2007) prototype adalah
representasi dari ide desain yang dibuat sebelum artefak ada.
Teknik yang dilakukan di dalam metode prototyping, sebagai berikut:
11
 Teknik perancangan model, merupakan bagian terpenting dalam metode
prototyping yang digunakan sebagai alat untuk menjadikan model
sistem yang sebenarnya.
 Teknik perancangan dialog, disusun agar keterlibatan pengguna menjadi
jelas dan fleksibel. Aspek perancangan dalam dialog mencakup
keseluruhan unsur seperti perintah-perintah di dalam sistem.
 Teknik simulasi, digunakan untuk menunjukkan bagaimana cara kerja
sebuah
sistem
yang
akan
diterapkan
dengan
baik
untuk
mengoperasikan sistem yang akan digunakan.
Menurut McLeod (2007), prototype adalah suatu versi sistem potensial
yang disediakan bagi pengembang dan calon pengguna yang dapat
memberikan gambaran bagaimana sistem tersebut akan berfungsi bila telah
disusun dalam bentuk lengkap. Proses dalam memproduksi suatu prototype
disebut prototyping.
Tahapan prototyping sebagai berikut :
1. Analisa sistem
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan kebutuhan sistem dari
pengguna (user requirement) dan tools yang diperlukan untuk membuat
sistem. Untuk membangun sistem yang sesuai dengan kebutuhan, maka
harus diketahui dan di analisa terlebih dahulu sistem yang sedang
berjalan untuk mengetahui masalah yang sedang terjadi, sehingga dapat
memperoleh solusi yang dibutuhkan
2. Desain sistem
Pada tahap ini pembuatan sistem dirancang berdasarkan analisa
yang telah dilakukan, misalnya seperti perancangan tampilan sistem.
3. Programming dan testing
Pada tahap ini dilakukan pembuatan program dengan Bahasa
pemrograman. Setelah selesai, program yang dibuat akan diuji dan
dicari kesalahan yang mungkin muncul
4. Implementasi
12
Pada tahap ini dilakukan implementasi atau penerapan sistem
yang telah dibuat untuk menggantikan sistem yang lama .
5. Maintenance
Diperlukan perawatan atas sistem yang telah dibuat, hal ini
dimaksudkan untuk mencari kesalahan yang ada dan melakukan update
yang diperlukan.
2.1.5
Pengertian Website
Menurut Downing et al. (2009, p525), website adalah sebuah file atau
kelompok file terkait yang tersedia di worldwideweb.
Menurut Honni dan Fitri (2011), website adalahsuatu ruang informasi
di dalam internetyang dapat diakses atau dilihat dari berbagai penjuru
dunia, kapanpun dan dimanapun, selama mempunyai koneksi internet.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa website
adalah sekumpulan file yang tersedia di internet, yang dapat diakses
dimanapun dan kapanpun selama terhubung dengan koneksi internet.
2.1.5.1
Pengertian Website Portal
Menurut Schneider (2011, p157), portal web adalah situs
yang digunakan sebagai titik peluncuran untuk masuk web.
2.1.5.2
Kriteria Desain Web Yang Baik
Menurut Collins (2007) terdapat sembilan prinsip penting
untuk desain web yang baik. Sembilan prinsip tersebut adalah:
1.
Precendence,
2.
Spacing,
3.
Navigation,
4.
Design to Build,
5.
Typography,
6.
Usability,
7.
Alignment,
8.
Clarity (Sharpness),
9.
Consistency.
13
Namun sembilan prinsip tersebut disederhanakan agar
tidak terjadi pengulangan baik dalam penilaian tampilan/desain
web maupun terhadap hasil analisa atau tinjauan yang akan
dilakukan. Sembilan prinsip yang telah disederhanakan tersebut
adalah:
1.
Navigation (navigasi)
Bagaimana elemen-elemen visual yang ada di dalam web
mampu mengarahkan gerak mata ke arah informasi dan
komunikasi yang diharapkan.
2.
Spacing & White Space (jarak & ruang kosong)
Apakah di dalam web terdapat jarak dan ruang kosong
yang baik sebagai lahan istirahat mata.
3.
Typography (Tipografi)
Jenis huruf memiliki peran sangat penting karena
menentukan tingkat kenyamanan pengunjung untuk
mendapatkan informasi yang ada.
4.
Hierarchy (Hirarki)
Bagaimana informasi yang ada di dalam web disajikan
secara tersuruktur dan mudah dimengerti.
5.
Usability (Kegunaan)
Mengukur seberapa informatif dan interaktif web tersebut
terhadap pengunjung.
6.
Design to Buid (Desain)
Apakah semua elemen utama desain terdapat di web
tersebut?Balance, Contrast, Emphasis, Rhythm, Unity.
7.
Consistency (Konsistensi)
Apakah ada konsistensi antara elemen visual di dalam
web?
14
2.1.5.3
Bahasa Pemrograman Website
2.1.5.3.1 HTML 5
Menurut Grannell, Sumner, dan Synodinos (2012,
p6-8), dasar dari sebagian besar halaman web adalah
Hypertext Markup Language, dikenal dengan inisial
HTML.HTML 5 sendiri adalah versi terbaru dari
HTML.
2.1.5.3.2 CSS 3
Menurut Frain (2012, p24), Cascading Style Sheet
(CSS) adalahcara untuk memisahkan desain dari
konten. CSS telah menjadi cara standar dalam
mendefinisikan lapisan presentasi dari halaman web.
CSS3
dibangun
modul
per
modul
berdasarkan
spesifikasi dari CSS2.1
2.1.5.3.3 PHP dan MySQL
Menurut
Ulman
(2005),PHP
adalah
bahasa
scripting HTML yang tertanam.
Menurut Laudon dan Traver (2011, p208), PHP adalah
bahasa scripting yang tertanam dalam dokumen HTML
tetapi dieksekusi oleh server menyediakan eksekusi sisi
server dengan kesederhanaan mengubahHTML.
Menurut Ulman (2005),
MySQL adalah
sistem
manajemen database untuk database relasional.
Menurut Laudon dan Traver (2011, p208),MySQL
adalahdatabase SQL terkemuka yang bersifat open
sourceyang dapat digunakan untuk aktivitas bisnis.
15
2.1.6
Interaksi Manusia dan Komputer
2.1.6.1
Eight Golden Rules
Menurut Shneiderman (2010, p88), dalam
perancangan
desain antar muka (interface) terdapat delapan prinsip (Eight
Golden Rules) yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Consistent
Desain Website yang dibuat harus konsisten.Selain itu
Urutan tindakan, perintah, dan istilah yang konsisten juga
harus diperhatikan.
2. Universal
Mengenali kebutuhan pengguna yangberagam ,seperti
perbedaan pengguna pemula maupun ahli, rentang usia, bagi
yang
berkebutuhan
khusus,
dan
keragaman
teknologi
mempengaruhi kebutuhan desain yang dibuat.
3. Feedback
Diharapkan dari setiap tindakan yang dilakukan, user
mendapatkan umpan balik (feedback) yang informatif dari
sistem.Untuk tindakan yang sering terjadi, umpan balik
(feedback) yang diberikan dapat dibuat secara sederhana,
sedangkan untuk tindakan yang jarang dilakukan harus lebih
ditonjolkan lagi umpan balik (feedback) yang diberikan oleh
sistem.
4. Dialog Closure
Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan
akhir dari suatu proses, sehingga pengguna tidak bingung
5. Simple Error Handling.
Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana.
Sistem harus dapat mendeteksi error yang terjadi dan
memberikan mekanisme sederhana yang mudah dipahami
untuk penanganan masalah tersebut
16
6. Shortcut
Diharapkan adanya feature utnuk kembali (back) ke
aktivitas sebelumnya dengan mudah. Hal ini bertujuan agar
user dapat kembali ke aktivitas sebelumnya jika ternyata user
melakukan suatu kesalahan.
7. Put user in control
Menjadikan user yang menggunakan sistem sebagai
pemegang kendali, sehingga mereka dapat mengendalikan
website dan paham mengenai web yang mereka akses.
8. Reduce short-term memory load
Mengingat keterbatasan manusia dalam pemrosesan
informasi dalam jangka pendek, sebuah sistem diharapkan
dibuat dengan tampilan sesederhana mungkin, frekuensi
pergerakan window dikurangi dan hal-hal lain yang dapat
membebani ingatan user.Informasi seperti singkatan atau kode
sebaiknya juga disediakan.
2.1.7
Pengertian Data
Data adalah fakta-fakta atau deskripsi dari sesuatu, peristiwa,
aktivitas, dan transaksi yang ditangkap, direkam, disimpan, dan
dikelompokkan,tetapibelum
tersusunsehinggamemilikisuatumakna.
(Turban, 2003, p15)
Menurut Hoffer, Prescott, dan McFadden (2005, p5), data adalah
representasidariobjek-objekdan
kejadianyangdisimpanyangmemiliki
makna dan kepentingan di dalamlingkungan user.
2.1.8
Pengertian Basis Data
Menurut Connolly dan Begg(2005, p15), basis data merupakan
kumpulan data logikal yang saling berhubungan, dan deskripsi dari sebuah
data,dibuatuntukmemenuhikebutuhaninformasidalamsebuahorganisasi.
Basisdatamenjadisuatubagian
pentingdariperusahaanuntuk
menyimpaninformasi-informasiyangdiinginkanperusahaantersebut.
17
2.1.9
Siklus Pengembangan Sistem Basis Data
Menurut
Connolly
dan
Begg(2005,
p283), sistem basis
data merupakankomponenpokokdalamsisteminformasidariorganisasiyang
besar,sikluspengembanganbasisdatatakterpisahkandengansiklussistem
informasi.
Aktivitas-aktivitasyangadadalamsikluspengembanganbasisdata
diantaranya:
•
Database Planning
Merencanakan
bagaimanabagian-bagian
dalam
siklus
dapat
direalisasikan dengan efektif dan efisien.
•
System Definition
Menspesifikasikanjangkauandanbatasandarisistembasisdata,meliputima
jor user views, user itu sendiri, dan area aplikasi.
•
Requirements Collection and Analysis
Mengumpulkandanmenganalisiskebutuhanuntuksistembasisdatabaru.
•
Database Design
Merancangdesainkonseptual,logikal, dan fisikal dari basis
data.
•
DBMS Selection (optional)
Memilih DBMS yang sesuai dengan sistembasis
data.
•
ApplicationDesign
Merancang antarmukauserdanprogram aplikasiyangmenggunakandan
memproses basis data.
•
Prototyping(optional)
Membangun model kerja dari sistem basis data dimana mengizinkan
perancang
atauuser
untukmemvisualisasikandanmengevaluasi
bagaimana sistemakhir akanterlihat dan berfungsi.
•
Implementation
Menciptakan
definisi
programaplikasi.
basis
data
fisikal
dan
18
•
Data Conversion and Loading
Memuatdatadarisistemlamakesistem
barudan,jikamemungkinkan,
mengubah beberapa aplikasi yang sudah ada untuk dijalankan pada
basis data baru.
•
Testing
Sistem
basisdatadiujiterhadapkesalahan-kesalahandanmemvalidasi
dengan kebutuhan yang diinginkan user.
•
Operational and Maintenance
Sistembasisdatadiimplementasikansecarapenuh.Sisteminidiawasi
dan
dipelihara secara terus menerus. Jika diperlukan, kebutuhan baru
akandimasukkankedalam
sistembasisdatamelaluitahapansiklus
sebelumnya.
2.1.10 Database Management System (DBMS)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p16), DBMS adalah sebuah
sistem
perangkatlunakyangmemungkinkanuseruntukmendefinisikan,
menciptakan,memelihara,danmengontrolaksesterhadapsistembasisdata.
Komponen-komponen DBMS diantaranya :
•
Hardware
DBMS dan aplikasi membutuhkanhardware untuk
berjalan.
•
Software
Komponensoftwareterdiridariperangkat lunak DBMS itusendiridan
program
aplikasi,bersamadengansistem
operasi,meliputiperangkat
lunak jaringan jika DBMS digunakan dalamjaringan.
•
Data
Data boleh jadi merupakan komponen yang paling penting dalam
lingkunganDBMS.
•
Procedure
Prosedur mengacu pada instruksi dan aturan yang menentukan desain
dan kegunaan dari basis data.
19
•
People
Komponen akhir ialah orang yang terlibat dengan
sistem.
2.1.10.1 Fungsi DBMS
MenurutConnollydanBegg(2005,p48),fungsi-fungsi
dari
DBMS diantaranya :
1. Data storage, retrieval, and update
Sebuah DBMS harus melengkapi user dengan kemampuan
untuk menyimpan, mendapatkan kembali, dan membaharui
data dalambasis data.
2. A user-accessible catalog
Sebuah DBMS harus dilengkapi dengan sebuah katalog yang
mendeskripsikandata
itemyangtersimpandanyangdapat
diakses user.
3. Transactionsupport
Sebuah DBMS harus dilengkapi sebuah mekanisme yang
akanmenjaminbaikseluruh
updateyangberhubungandengan
sebuah transaksi yang dapat dilakukan atau yang tidak
dilakukan.
4. Concurrency control services
Sebuah DBMS harus dilengkapi sebuah mekanisme untuk
memastikan basis data terupdate secara benar ketika banyak
user melakukan update secara bersamaan.
5. Recovery services
Sebuah DBMS harus dilengkapi sebuah mekanisme untuk
memperbaiki basis data saat basis data
mengalami
kerusakan.
6. Authorization services
Sebuah DBMS harus dilengkapi sebuah mekanisme untuk
memastikanbahwahanya
useryangmempunyaiwewenang
yang dapat mengakses basis data.
20
7. Support for data communication
Sebuah DBMSharus dapat berintegrasi dengan software
komunikasi.
8. Integrityservices
Sebuah DBMS harus dilengkapi dengan sebuah cara untuk
memastikanbahwadatadalam
basisdatadanperubahan
terhadap data mengikuti aturan-aturan tertentu.
9. Services to promote data independence
Sebuah DBMS harus mencakupfasilitasuntukmendukung
ketidaktergantunganprogram
daristrukturaktualdaribasis
data.
10. Utility services
Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah set untuk
layanankegunaan.
2.1.10.2 Keuntungan DBMS
Keuntungan dari DBMS antara lain :
1. Kontrol terhadap redundansi data
2. Data yang konsisten
3. Semakin banyak informasi yang didapat dari data yang sama
4. Data yang dibagikan (shared data)
5. Menambah integritas data
6. Menambahkeamanandata
7. Penetapan standarisasi
8. Menyeimbangkan konflik kebutuhan
9. Memperbaiki pengaksesan data dan hasilnya
10. Menambahproduktivitas
11. Memperbaiki pemeliharaan data melalui dataindependence
2.1.10.3 Kerugian DBMS
Kerugian dari DBMS antara lain :
1. Kompleksitas
2. Size / ukuran
21
3. Biaya dari suatu DBMS
4. Biaya penambahan perangkat keras
2.1.10.4 Fasilitas-fasilitas DBMS
MenurutConnollydanBegg(2005,p16),fasilitas-fasilitas
dalamDBMS adalah sebagai berikut :

Memberikanizinkepadauseruntukmendefinisikanbasis
data,
biasanya melalui Data Definition Language (DDL). DDL
memperbolehkanuseruntukmenspesifikasi
tipe-
tipe,strukturdan constraintdari data yang akan disimpan di
dalam basis data.

Memperbolehkan user untuk menambah data, mengubah
data, menghapus data, dan menemukan data dari basis data,
biasanya
melalui
Data
Manipulation
(DML).Query
Languange
Language
merupakanfasilitasyangmempunyaitempatpenyimpananuntu
k semuadatadandeskripsidata.Bahasaqueryyangpalingumum
digunakan adalah Structured Query Language (SQL).

Selain itu juga menyediakan akses kontrol ke basis data,
yang antara lain terdiri dari :
- SistemKeamanan (SecuritySystem)
Untukmencegahuseryangtidakberwenanguntukmengakses
basis data.
- SistemIntegrasi (Integrity System)
Untuk menjaga konsistensi data.
- SistemControl (Concurrency Control System)
Mengijinkan banyakuseruntuk mengakses basis data.
- SistemKontrol Pengembalian (Recovery Control System)
Untukmemperbaikidatajikasebelumnyaterjadikerusakan
pada software maupun hardware.
- Katalog yang dapat diaksesuser (User Accessible Catalog)
Berisi deskripsi dari sebuahdata di dalambasis data.
22
2.1.10.5 Data Definition Language (DDL)
Definisi dari DataDefinition Languagemenurut Connolly
dan Begg (2005, p40) adalah suatubahasayangmemperbolehkan
Database Administrator(DBA) atau useruntukmendefinisikan
entitas, atribut, dan relationship yang dibutuhkan oleh suatu
aplikasi, bersamadenganbeberapaintegritas yang berhubungan
dansecurity constraint.
2.1.10.6 Data Manipulation Language (DML)
Definisi
dariData
Manipulation
Language menurut
Connolly dan Begg (2005, p40) adalah
menyediakan
satu
set
operasi
yang
suatu bahasa yang
digunakan
untuk
mendukung operasi manipulasi data dasar yang ada di
dalambasis data.
Operasi dari manipulasi data biasanya meliputi :
1. Menambahkan data baru di dalambasis data
2. Memodifikasi data yang tersimpan di dalambasis data
3. Memanggil data yang terdapat di dalambasis data
4. Penghapusan data dari basis data
Ada 2 tipe dari DML yaitu :
1. ProceduralDML
Suatubahasayangmengijinkanuser
untuk
memberitahukan
kepadasistemdataapasajayangdibutuhkandanbagaimana
cara
yang tepat untuk memanggil data tersebut.
2. Non Procedural DML
Suatu bahasayang mengijinkan user untuk menentukan data apa
sajayangdibutuhkandaripada
dikembalikan.
2.2
Teori Khusus
2.2.1
Pengertian Pariwisata
bagaimanadatatersebut
23
Menurut Suwantoro (2004), istilah pariwisata berkaitan erat dengan
pengertian perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal
sementara seseorang di luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan
bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah.
Menurut Holloway, Humpreys, dan Davidson (2009, p8), pengertian
pariwisata adalah pariwisata terdiri dari kegiatan orang-orang yang
berpergian dan tinggal di tempat-tempat di luar lingkungan mereka selama
tidak lebih dari satu tahun berturut-turut untuk liburan, bisnis dan tujuan
lainnya.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009
bab I pasal 1 tentang kepariwisataan, usaha pariwisata adalah usaha yang
menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan
dan penyelenggaraan pariwisata.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan, pariwisata adalah
kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang dengan bepergian ke tempat lain.
2.2.1.1
Tujuan Pariwisata
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia nomor 10
tahun 2009 pasal 4 tentang Kepariwisataan, menyebutkan bahwa
tujuan pariwisata adalah untuk :
a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
b. Meningkatkan kesejahteraan rakyat
c.
Menghapus kemiskinan Mengatasi pengangguran
d. Melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya
e. Memajukan kebudayaan
f.
Mengangkat citra bangsa
g. Memupuk rasa cinta tanah air
h. Memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa, dan
i.
2.2.1.2
Mempererat persahabatan antarbangsa
Jenis-Jenis Pariwisata
Menurut Nyoman S. Pendit (2003, p37-43), Pariwisata dapat
dibagi ke dalam beberapa kelompok sebagai berikut:
24
1. Wisata Budaya yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar
keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang
dengan jalan mengadakan kunjungan ke tempat lain atau ke
luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat
istiadat, cara hidup, kebudayan dan seni mereka.
2. Wisata Kesehatan yaitu perjalanan seseorang wisatawan yang
bertujuan untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat
sehari-hari dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat
baginya dalam arti jasmani dan rohani.
3. Wisata Olahraga yaitu melakukan perjalanan dengan tujuan
untuk berolahraga atau memang sengaja untuk mengambil
bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat atau Negara.
4. Wisata
Komersial
yaitu
melakukan
perjalanan
untuk
mengunjungi pameran-pameran dan pekan raya yang bersifat
komersial seperti pameran industri, pameran dagang dan
sebagainya.
5. Wisata Industri yaitu perjalanan yang dilakukan oleh
rombongan mahasiswa atau pelajar, atau orang-orang awam
ke suatu tempat perindustrian dengan maksud dan tujuan
untuk mengadakan penelitian.
6. Wisata Bahari yaitu perjalanan yang banyak dikaitkan dengan
olahraga air seperti danau, pantai atau laut.
7. Wisata Cagar Alam yaitu jenis wisata yang biasanya banyak
diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang
mengkhususkan usaha-usaha dengan mengatur wisata ke
tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah
pegunungan dan sebagainya, yang kelestariannya dilindungi
oleh Undang-Undang.
8. Wisata Bulan Madu yaitu suatu perjalanan yang dilakukan
bagi pasangan pengantin baru yang sedang berbulan madu.
25
9. Wisata Politik yaitu perjalanan yang dilakukan untuk
mengunjungi atau ambil bagian secara aktif dalam peristiwa
kegiatan politik seperti ulang tahun suatu negara dan
penobatan pemimpin suatu negara
10. Wisata Sosial yaitu perjalanan yang murah dan mudah untuk
memberikan kesempatan kepada golongan ekonomi lemah(
atau tidak mampu untuk mengadakan perjalanan).
2.2.1.3
Pemasaran Pariwisata
Menurut Gamal Suwantoro (2004, p95), pasar pariwisata
secara keseluruhan sangat luas dengan beranekaragam kebutuhan
wisatawan dan produk wisata.Maka diperlukan suatu strategi
pemasaran yang didasarkan atas segmentasi pasar yang memiliki
nilai desain strategi pemasaran tertentu untuk suatu segmen
tertentu.
Langkah-langkah yang diperlukan untuk proses tersebut adalah :
1. Membedakan
antara
kelompok-kelompok
(groups
atau
segments) yang berlainan yang membentuk pasar
2. Memilih satu atau lebih dari segmen ini untuk jadi fokus
perhatian
3. Mengembangkan produk yang akan disajikan dan strategistrategi pemasaran yang sesui dengan kebutuhan pasar yang
dipilih sebagai sasaran.
2.2.2
Destinasi Wisata
2.2.2.1
Pengertian Destinasi Wisata
Menurut Holloway, Humpreys, dan Davidson (2009, p14),
destinasi dapat berupa resort atau kota, wilayah dalam negara,
seluruh negara atau bahkan area yang lebih besar dari dunia.
Menurut Dmitrovic et al. (2009), destinasi adalah gabungan
antara ruang publik dan produk pariwisata memberikan
pengalaman holistik yang secara subjektif ditafsirkan sesuai
26
dengan rencana perjalanan customer, latar belakang kultural,
tujuan dari kunjungan, pengalaman masa lalu, dan lain-lain.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa destinasi
wisata adalah tempat atau wilayah yang dapat dijadikan produk
pariwisata.
2.2.2.2
Karakteristik Destinasi Wisata
Menurut Stanković dan Đukić (2009), pandangan tradisional
mengenai destinasi wisata sebagai wilayah geografis (negara,
kota, dan pulau) telah digantikan dengan pandangan baru yang
dimulai dengan persepsi komsumen yang bergantung pada
lingkungan budaya, tujuan perjalanan, tingkat pendidikan, dan
pengalaman masa lalu. Karakteristik dari destinasi adalah:
1. Daya tarik (alam, buatan manusia, tujuan dibangun, acara
khusus, warisan).
2. Aksesibilitas (seluruh sistem transportasi terdiri dari rute,
terminal, kendaraan).
3. Fasilitas (akomodasi, fasilitas katering, ritel, jasa wisata
lainnya).
4. Paket yang tersedia (paket yang telah diatur sebelumnya oleh
perantara dan pelaku utama),
5. Aktifitas (semua aktivitas yang tersedia di destinasi dan dan
apa yang akan pelanggan lakukan selama kunjungan).
6. Layanan tambahan (layanan yang digunakan wisatawan
seperti bank, telekomunikasi, post, agen koran, rumah sakit,
dll).
2.2.2.3
Jenis-jenis destinasi wisata
Menurut Stanković dan Đukić (2009), terdapat berbagai jenis
destinasi menurut wisatawan atau badan yang berkecimpung
dalam dunia pariwisata, yaitu:
1. Kawasan lengkap – hotel countryclub, perkampungan liburan.
2. Desa, kota.
27
3. Wilayah di luar perbatasan administratif tetapi mempunyai
identias yang erat kaitannya dengan tema khusus seperti
taman nasional.
4. Wilayah administratif atau nama yang sudah dikenal.
5. Negara-negara.
6. Sekelompok negara dan benua-benua.
2.2.3
Modified Balanced Scorecard (mBSC)
Svetlana S, Tang, SooCheon, Kirilenko, dan Morrison (2010, p 611620), dalam penelitiannya yang berjudul “Benchmarking CVB Website
Performance”, mengemukakan salah satu instrumen yang paling dikenal
untuk evaluasi website pariwisata adalah MBSC(Modified Balance
Scorecard), yang telah dimodelkan dari pendekatan Balance Scorecard
(BSC) yang diterima dalam ilmu manajemen.BSCdapat didefinisikan
sebagai serangkaian tindakan yang dipilih dari visi dan strategi organisasi.
Menurut Suroto Adi
(2012) dalam jurnalnya yang berjudul
“Evaluation On The Effectiveness Of The Web Technology Usage In
Promoting And Marketing Indonesia Tourism”, BSC mengukur suatu
performa perusahaan dari empat perspektif: pelanggan, keuangan,
pembelajaran dan pertumbuhan, dan proses bisnis internal. Empat
perspektif tersebut telah seimbang untuk mencapai tujuan organisasi.Sejak
pembuatannya, ada banyak adaptasi dari pendekatan BSC untuk
membandingkan kinerja organisasi di berbagai sektor industri. MBSC
(Modified Balance Scorecard) adalah untuk memenuhi kebutuhan evaluasi
website pariwisata dengan menekankan perspektif seperti :
1.
User perspective (user friendliness and usability)
Perspektif ini menunjukkan apakah informasi yang dijelaskan pada
website tersebut berguna dan mudah diakses, menarik dan sesuai
dengan kebutuhan pengguna dalam rangka memudahkan proses
transaksi online.
2.
Marketing effectiveness perspective (effectiveness of marketing
capability)
28
Perspektif ini menunjukkan apakah informasi yang dihasilkan dapat
mendukung kegiatan promosi, pemasaran, dan layanan transaksis web
khususnya pada agen wisata, hotel dan destinasi.
3.
Functionality perspective (organizational functions of tourism
offices and actors)
Perspektif ini menunjukkan apakah informasi dalam website
mencerminkan fungsi organisasi sebagai fasilitator atau penyedia
bisnis dalam lingkup pariwisata.
4.
Technical (overall technical functionality)
Perspektif ini menunjukkan mengenai dukungan teknikal untuk
menyajikan informasi dalam website sesuai dengan prinsip desain web
yang baik dimana ada kemampuan untuk link, HTML, internet
browsing dan kesesuaian loading time.
2.2.4
Object-Oriented Analysis and Design (OOAD)
Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2010, p59), Object-Oriented
Approach adalah suatu pendekatan untuk pengembangan sistem yang
menggambarkan suatu sistem informasi sebagai sekumpulan objek yang
berinteraksi dan bekerja sama untuk menyelesaikan suatu tugas.
2.2.4.1
Tahapan OOAD
Menurut Utomo (2011) Ada beberapa tahap dalam pendekatan
menggunakan OOAD, antara lain :
1. Requirement Engineering
Requirement engineering adalah teknik yang digunakan untuk
membuat
model
persyaratan
yang
menggambarkan
persyaratan-persyaratan dalam pengembangan suatu sistem.
Penentuan model persyaratan tersebut memiliki tujuan sebagai
berikut :
a. Menentukan
persetujuan
awal
antar
pengguna,
stakeholderdan pengembang mengenai apa yang dapat
dilakukan oleh sistem yang akan dikembangkan.
29
b. Membantu
pengembang
sistem
untuk
memahami
persyaratan sistem yang akan dikembangkan.
c. Menentukan batasan dan ruang lingkup sistem yang akan
dikembangkan.
d. Membantu dalam merencanakan konten teknis di setiap
iterasi dari pengembangan sistem.
e. Membantu dalam penghitungan biaya dan usaha dalam
mengembangkan sistem.
f. Menyajikan
antarmuka
dari
sistem
yang
akan
dikembangkan.
2. Design Engineering
Design engineering fokus pada kreasi representasi atau model
yang berfokus pada arsitektur perangkat lunak, struktur data,
antarmuka
dan
komponen
yang
diperlukan
untuk
mengimplementasikan perangkat lunak.
3. Implementation
Pada tahap ini, sistem diimplementasikan dan dipresentasikan
kepada stakeholder dan pengguna sistem tersebut.
4. Testing
Setelah diimplementasikan, kemudian dilakukan pengetesan
pada sistem, lalu dari hasil testing tersebut, sistem kemudian
dievaluasi kembali agar menjadi lebih sempurna.
5. Maintenance
Maintenance dilakukan secara berkala pada sistem yang telah
diterapkan.Maintenance bertujuan untuk menghilangkan bug
pada sistem, meningkatkan keamanan sistem, menambahkan
fitur yang dibutuhkan sistem.
30
2.2.4.2
Use Case Diagram
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p242), use
casediagram adalah sebuah diagram yang menunjukkan interaksi
antara pengguna sistem dan sistem yang digunakan.
Gambar 2.1 Simple Use Case Diagram with an Actor
Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p243)
2.2.4.3
Business Use Case
Menurut Whitten, J.L, Bentley, L.D. (2007,p385) Business
Usecase adalah usecase yang dibangun untuk kebutuhan bisnis
yang berfokus pada visi, misi dan tujuan dari perusahaan.
2.2.4.4
Use Case Description
Menurut Satzinger (2010, p171) use case descriptionadalah
penjelasan yang berisi daftar rincian proses pembuatan usecase.
31
Gambar 2.2 Contoh Use Case Description
Sumber :Satzinger, Jackson, dan Burd (2004,p223)
32
2.2.4.5
Class Diagram
2.2.4.5.1 Domain Model Class Diagram
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd
(2010,
p187),domain model class diagram digunakan untuk
menunjukkan class dari objek untuk sebuah sistem.
Gambar 2.3Domain Class Model Diagram
Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p187)
2.2.4.5.2 Logical Class Diagram
Menurut Whitten, J.L., Bentley, L.D. (2007: 400),
logical class diagram adalah penggambaran grafis dari
struktur objek statis sistem dan menunjukkan kelas
objek bahwa sistem terdiri dari apa saja serta hubungan
antara objek antar class.
mencakup
multiplicity,
Pada diagram ini juga
generalization/specialization
relationship, dan aggregation relationships. Untuk
membuat sebuah class diagram berikut merupakan
langkah-langkah yang dapat dilakukan:
a. Step 1: Find the Potential Objects
33
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari
potential object.Langkah ini dilakukan dengan
meninjau setiap usecase untuk menemukan kata
benda yang sesuai dengan badan usaha atau
kegiatan.
Untuk
menemukannya
dapat
menggunakan metode nouns-highlighted, yaitu
dengan cara men-highlight semua kata benda yang
terdapat pada usecase analysis. Setiap benda yang
ditemukan
dalam
mengkaji
use
caseakan
ditambahkan ke daftar potential object yang akan
dianalisis lebih lanjut.
b. Step 2: Select the Proposed Objects
Tidak semua kata benda pada daftar mewakili objek
bisnis yang harus berada dalam lingkup domain
masalah.
Dengan
menganalisis
masing-masing
kandidat kita akan dapat menentukan apakah calon
harus tinggal atau dihapus dari daftar.
2.2.4.6
System Usecase
Menurut Whitten, J.L, Bentley, L.D. (2007: 385) System
Usecase adalah usecase yang digunakan untuk menentukan
persyaratan rinci, membantu dalam estimasi dan perencanaan,
menentukan persyaratan programming serta menjadi dokumentasi
dasar bagi pengguna. Pembuatan System Usecase dikembangkan
dari Business Usecase sehingga dapat mengembangkan sistem
dengan baik dan memenuhi kebutuhan pelanggan.
2.2.5
Change Management
2.2.5.1
PengertianChange Management
Menurut
merupakan
Addy
proses
(2007,
yang
p186), Change Management
memungkinkanorganisasidalam
mengimplementasikan proses yang efektif dan efisien untuk
34
mengidentifikasikan, merencanakan, dan mengelola perubahan
terhadapinfrastrukturnya. ChangeManagementjugamenyediakan
kepada pengguna, kemampuan untuk mengidentifikasi dan
mengurangi resikoterhadap perubahan
perubahan
tersebut
dapat
tersebut
sehingga
diimplementasikan
dengan
kepercayaan.
Menurut
Cartlidge
(2007,
p25),
ChangeManagement
merupakanprosesyangmemastikan bahwa perubahan-perubahan
yang
ada
dicatat,
dievaluasi,
disahkan,
diprioritaskan,
direncanakan, diuji, diimplementasikan, didokumentasikan dan
ditinjau
dalam
cara
yang
terkontrol.
managementmengurangi
Change
kesalahan
padaperubahanlayanandanlebih
cepat,
lebih
akurat
dalam
implementasi perubahan, danmemberikan keuntungan lebih
dalam bisnis.
2.2.5.2
Tujuan Change Management
Menurut OGC (2007, p80), tujuan dari proses change
managementadalah untuk memastikan bahwa:
-
Metode danprosedur yang baku telah digunakan untuk
penanganan yang tepat dan efisien terhadap semua perubahan
-
Semua perubahanterhadap service assets dan configuration
items telah tersimpan dalamsistemconfiguration management
2.2.5.3
Resiko bisnis secara keseluruhan telah dioptimalkan
Sasaran Change Management
Menurut OGC(2007, p80), sasaran dari proses change
management, antara lain:
-
Memberi reaksi terhadap perubahan kebutuhan bisnis
pelanggandenganmeminimalkan nilaidanmengurangiinsiden,
gangguan, dan pekerjaan berulang
-
Memberi reaksiterhadap permintaan bisnis dan IT kepada
perubahan
yang akan
mensejajarkan layanan dengan
35
kebutuhan bisnis.
2.2.6
Integrasi Sistem
Menurut Juric et al. (2007: 1), Sekarang ini integrasi sistem antar
perusahaan yang berbeda menjadi sangat penting. Kebutuhan informasi upto-date
yang
dapat
diakses
dari
(hampir)
di
mana-mana,
dan
berkembangnya pesatnya e-business, mengharuskan developer untuk
mencari solusi yang baik dalam mengintegrasikan sistem karena integrasi
memiliki banyak jenis, arsitektur, bahasa pemrograman dan platform yang
beragam.
2.2.6.1
Jenis-Jenis Integrasi
Menurut Juric et al. (2007: 25), jenis integrasi dapat dibagi
menjadi lima, yaitu
a.
Data-Level Integration
Integrasi Level Data berfokus pada perpindahan antar
aplikasi dengan tujuan membagi data yang sama ke beberapa
aplikasi yang berbeda. Dari sudut pandang teknis, integrasi
ini merupakan integrasi yang paling sederhana karena
memiliki
beberapa
tools
yang
memudahkan
dan
mempercepat sharing data. Selain itu, integrasi ini tidak
memerlukan perubahan aplikasi.
Masalah dalam integrasi ini terletak pada kompleksitas
database dan jumlah data. Teknologi untuk memindahkan
data antar database saat ini masih belum begitu dikenal.
Kemudian, kita harus memahami data apa yang disimpan dan
dimana data tersebut disimpan, kapan dan bagaimana data
diekstrak serta harus mengerti jenis dan struktur database
tujuan.
b.
Application Integration
Integrasi Aplikasiberfokus pada sharing fungsionalitas logika
bisnis bukan hanya data murni seperti Integrasi Level
Data.Integrasi ini biasanya dicapai melalui penggunaan
36
Application Programming Interfaces (API).Aplikasi yang
mengekspos fungsionalitasnya melalui API dapat diakses
fungsionalitasnya secara programatik tanpa menggunakan
User Interface.
Tujuan integrasi aplikasi ada dua, yaitu memahami dan
menggunakan API untuk mengakses fungsionalitas yang
diperlukan, serta untuk menutupi perbedaan antar teknologi
yang digunakan untuk API.
c.
Business Process Integration
Integrasi Proses Bisnis memungkinkan dukungan proses
bisnis dalam enterprise dimana solusi yang ada merupakan
bagian dari langkah proses bisnis. Integrasi ini mengekspos
fungsionalitas sebagai abstraksi dari metode bisnis melalui
interface. Integrasi ini juga menampilkan sistem informasi
enterprise seperti yang diinginkan atau seperti yang akan
dibangun dengan kebutuhan yang jelas untuk apa sistem
terintegrasi. Aplikasi yang sudah ada akan dimodelkan ulang
dengan cara yang dapat mengekspos fungsionalitas lapisan
proses bisnis dan sesuai dengan arsitektur modern. Dan pada
akhirnya potongan-potongan yang berbeda akan direkatkan
bersama menggunakan permodelan proses bisnis dan
execution
language
seperti
BPEL
(Business
Process
bisnis,
biasanya
Execution Language).
d.
Presentation Integration
Setelah
mencapai
integrasi
proses
dilanjutkan dengan integrasi presentasi. Sebab aplikasi yang
ada sekarang dimodelkan dan dibungkus pada lapisan tengah
(middle tier), sedangkan yang mengekspos service melalui
interface level tinggi.Integrasi ini menghasilkan sistem
terintegrasi yang menyediakan lapisan presentasi yang
menyatu, yang melalui ini pengguna dapat mengakses
37
fungsionalitas
dari
sistem
yang
terintegrasi.
Karena
menggunakan lapisan presentasi yang dibangun baru,
pengguna tidak akan menyadari keragaman aplikasi yang ada
yang mengeksekusi di balik sistem. Lapisan presentasi juga
mengakses fungsi melalu interface umum, yang disediakan
oleh lapisan bisnis (yang telah dikembangkan pada integrasi
proses bisnis).
Integrasi presentasi dipertimbangkan sebagai langkah definisi
dan implementasi dari user interface umum dari sebuah
portal untuk sistem informasi. Juga dipertimbangkan sebagai
cara mengekstrasi data dari aplikasi yang ada melalui user
interface.
e.
Business to Business Integration
Saat ini integrasi pada aplikasi dalam suatu perusahaan
tidaklah cukup.Saat ini terdapat kebutuhan pertumbuhan
yang memungkinkan integrasi antar perusahaan, yang sering
disebut sebagai integrasi B2B. Kebutuhan saat ini tidaklah
lagi sekedar melakukan publish catalogoffline pada halaman
web. Tetapi yang diharapkan adalah selalu online dan up-todate.
Salah satu prasyarat untuk membangun e-business yang efisien adalah
sebuah sistem enterprise yang terintegrasi pada level proses bisnis. Hanya
saja perbedaannya adalah pada integrasi ini memungkinkan pemrosesan
request secara on-demand. Pelanggan saat ini mengharapkan respon
sesegera mungkin dan tidak puas dengan pemrosesan batch and delay
beberapa hari untuk konfirmasi order atau sekedar ingin bertanya mengenai
produk tertentu. Respon yang cepat, yang diraih melalui integrasi dari
sistem back-end(enterprise information) dan front-end (presentation)
merupakan kunci faktor yang sukses.
38
2.2.7
Site Map
Menurut Chaffey (2011: 608) Site Map adalah penggambaran grafik
dan tulisan dari hubungan antara kelompok yang berbeda dari konten pada
website. Dengan adanya site mapakan memudahkan user untuk
menemukan informasi yang mereka inginkan dengan cepat.
2.2.8
Enterprise Service Bus
Menurut Juric et al. (2007: 45), Enterprise Service Bus (ESB) adalah
infrastruktur
software
yang
bertindak
sebagai
lapisan
perantara
(middleware). ESB memungkinkan untuk menghubungkan services yang
diimplementasikan dalam teknologi yang berbeda (seperti EJBs, messaging
systems, CORBA components, dan legacy applications) dengan cara yang
mudah. ESB berfungsi untuk menambah fleksibilitas komunikasi dan
kendali atas penggunaan layanan yang mencakup:
a. Kemampuan menangkap pesan, yang memungkinkan untuk menangkap
pesan request untuk layanan-layanan dan pesan response dari layanan,
serta memberikan pemrosesan tambahan. Dengan cara ini, ESB dapat
bertindak sebagai intermediary.
b. Kemampuan routing, yang memungkinkan ESB melakukan routing
pesan ke layanan-layanan yang berbeda didasarkan pada isi (content),
asal, atau atribut lain.
c. Kemampuan transformasi, yang memungkinkan transformasi pesan
sebelum dikirimkan ke layanan-layanan. Untuk pesan format XML,
transformasi semacam ini dilakukan menggunakan XSLT (Extensible
Stylesheet Language for Transformations) atau XQueryengine.
d. Kendali atas deployment, usage, dan maintenance layanan-layanan. Hal
ini memungkinkan adanya logging, profiling, load balancing,
performance tuning, ongkos penggunaan layanan-layanan, distributed
deployment, on-the-fly reconfiguration, dsb.
39
e. Fitur manajemen lain yang mencakup definisi korelasi antar pesan,
definisi path komunikasi yang handal, definisi security constraints yang
berkaitan dengan pesan services.
2.2.9
Statistik Deskriptif
2.2.9.1
Definisi Statistik Deskriptif
Menurut Sugiyono (2010), statistik deskriptif adalah statistik
yang
digunakan
untuk
menganalisa
data
dengan
cara
mendeksripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi.
Yang termasuk dalam statistik deskriptif antara lain adalah
penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran,
pictogram, perhitungan modus, median, mean (pengukuran
tendensi sentral), perhitungan desil, persentil, perhitungan
penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi,
perhitungan persentase.
2.2.9.2
Mean
Menurut Trihendradi (2013), rata – rata merupakan jumlah
nilai-nilai dibagi dengan jumlah individu nilai.
=
atau µ =
Keterangan:
=
nilai rata – rata suatu sampel
=
nilai rata – rata suatu populasi
=
jumlah dari nilai individu
n
=
banyaknya nilai individu suatu sampel
N
=
banyaknya nilai individu suatu populasi
µ
Download