meningkatkan kecerdasan emosi

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
INTERPERSONAL
COMMUNICATION SKILL
KECERDASAN EMOSI
Fakultas
Program Studi
Ilmu Komunikasi
Advertising & Marketing
Communications
Tatap Muka
Kode MK
Disusun Oleh
06
MK43029
Tri Diah Cahyowati,
MSi.
Abstract
Kompetensi
Modul ini membahas tentang pemahaman
kemampuan memiliki kecerdasan emosi.
Setelah mengikuti mata kuliah ini
diharapkan mahasiswa dapat memahami
pentingya pentingya memiliki kemampuan
kecerdasan emosi dalam kehidupan sosial
dan lingkungan dunia kerja dan
menjelaskan kecerdasan emosi serta
menerapkan dan dapat mengaplikasikannya
dalam berbagai kesempatan di kehidupan
dunia kampus dan dunia kerja serta
kehidupan sehari-hari.
EMOTIONAL EQUOTION (KECERDASAN EMOSI)
Selama ini, yang namanya kecerdasan senantiasa
dikonotasikan dengan Kecerdasan
Intelektual atau yang lazim dikenal sebagai IQ (Intelligence Quotient). Namun pada saat ini,
anggapan bahwa kecerdasan manusia hanya tertumpu pada dimensi intelektual saja sudah
tidak berlaku lagi. Selain IQ, manusia juga masih memiliki dimensi kecerdasan lainnya, yaitu :
Kecerdasan Emosional atau EQ (Emotional Quotient) dan Kecerdasan Spiritual atau SQ
(Spiritual Quotient).
Memasuki abad 21, legenda IQ (Intelligence Quotient) sebagai satu-satunya tolok ukur
kecerdasan yang juga sering dijadikan parameter keberhasilan manusia, digugurkan oleh
munculnya konsep Kecerdasan Emosional atau EQ (Emotional Quotient) dan Kecerdasan
Spiritual atau SQ (Spiritual Quotient). Kecerdasan manusia ternyata lebih luas dari anggapan
yang dianut selama ini. Kecerdasan manusia bukanlah merupakan suatu hal yang bersifat
dimensi tunggal semata, yang hanya bisa diukur dari satu sisi dimensi saja (dimensi IQ).
Kesuksesan manusia dan juga kebahagiaannya, ternyata lebih terkait dengan beberapa jenis
kecerdasan selain IQ. Menurut hasil penelitian, setidaknya 75% kesuksesan manusia lebih
ditentukan oleh kecerdasan emosionalnya (EQ) dan hanya 4% yang ditentukan oleh
kecerdasan intelektualnya (IQ).
Istilah kecerdasan emosi (EQ) baru dikenal secara luas pada pertengahan tahun 1990 dengan
diterbitkannya buku Darnel Goleman: Emotional Intelligence. Goleman menjelaskan bahwa
kecerdasan emosi (Emotional Intellegence) adalah kemampuan untuk mengenali perasaan
kita sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam
hubungan dengan orang lain. Menggunakan ungkapan Howard Gardner, kecerdasan emosi
terdiri dari kecakapan, diantaranya:
Intrapersonal intelligence merupakan kecakapan mengenali perasaan kita sendiri

yang terdiri dari:
o
Pertama; kesadaran diri meliputi : keadaan emosi diri, penilaian pribadi dan
percaya diri.
‘13
2
Interpersonal Communication Skill
Tri Diah Cahyowati, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
o
Kedua; pengaturan diri meliputi : pengendalian diri, dapat dipercaya, waspada
adaptif dan inovatif.
o
Ketiga; motivasi meliputi : dorongan berprestasi, komitmen, inisiatif dan optimis.
Sedangkan interpersonal intelligence merupakan kecakapan berhubungan dengan

orang lain yang terdiri dari:
o
Pertama; empati meliputi : memahami orang lain, pelayanan, mengembangkan
orang lain, mengatasi keragaman dan kesadaran politis.
o
Kedua; ketrampilan sosial meliputi : pengaruh, komunikasi, kepemimpinan,
katalisator perubahan, manajemen konflik, pengikat jaringan, kolaborasi dan
koperasi serta kerja team.
Kecerdasan
Berdasarkan pengertian tradisional, kecerdasan meliputi kemampuan membaca, menulis,
berhitung, sebagai jalur sempit ketrampilan kata dan angka yang menjadi fokus di
pendidikan formal (sekolah), dan sesungguhnya mengarahkan seseorang untuk mencapai
sukses di bidang akademis (menjadi professor). Tetapi definisi keberhasilan hidup tidak
melulu ini saja. Pandangan baru yang berkembang : ada kecerdasan lain di luar IQ, seperti
bakat, ketajaman pengamatan sosial, hubungan sosial, kematangan emosional, dll. yang
harus juga dikembangkan.
Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional mencakup pengendalian diri, semangat, dan ketekunan, serta
kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi, kesanggupan
untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, tidak melebih-lebihkan kesenangan,
mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan
berpikir, untuk membaca perasaan terdalam orang lain (empati) dan berdoa, untuk
memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, kemampuan untuk menyelesaikan konflik,
serta untuk memimpin. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada anak-anak. Orang-orang
yang
dikuasai
dorongan
hati
yang
kurang
memiliki
kekurangmampuan pengendalian moral.
‘13
3
Interpersonal Communication Skill
Tri Diah Cahyowati, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kendali
diri,
menderita
Berdasarkan pengalaman, apabila suatu masalah menyangkut pengambilan keputusan dan
tindakan, aspek perasaan sama pentingnya dan sering kali lebih penting daripada nalar.
Emosi itu memperkaya; model pemikiran yang tidak menghiraukan emosi merupakan model
yang miskin. Nilai-nilai yang lebih tinggi dalam perasaan manusia, seperti kepercayaan,
harapan, pengabdian, cinta, seluruhnya lenyap dalam pandangan kognitif yang dingin, Kita
sudah terlalu lama menekankan pentingnya IQ dalam kehidupan manusia. Bagaimanapun,
kecerdasan tidaklah berarti apa-apa bila emosi yang berkuasa. Kecerdasan emosional
menambahkan jauh lebih banyak sifat-sifat yang membuat kita menjadi lebih manusiawi.
Istilah Kecerdasan Emosional (Emotional Intelligence) mulai populer sejak diperkenalkan
secara massal pada tahun 1995 oleh Daniel Goleman lewat bukunya berjudul Emotional
Intelligence – Why It Can Matter More Than IQ. Ada banyak perbedaan pendapat tentang
apa yang dimaksud dengan kecerdasan emosional. Secara sederhana kecerdasan emosi
adalah :

kemampuan mengenali emosi diri sendiri

kemampuan mengendalikan emosi dan mengambil tindakan yang tepat

kemampuan mengenali emosi orang lain

kemampuan bertindak dan berinteraksi dengan orang lain
Dengan demikian orang yang cerdas secara emosional adalah orang yang memahami
kondisi dirinya, emosi-emosi yang terjadi, serta mengambil tindakan yang tepat. Orang
tersebut juga secara sosial mampu mengenali dan berempati terhadap apa yang terjadi pada
orang lain dan menanggapinya secara proporsional.
Kecerdasan Emosional (EQ) tumbuh seiring pertumbuhan seseorang sejak lahir hingga
meninggal dunia. Pertumbuhan EQ dipengaruhi oleh lingkungan, keluarga, dan contohcontoh yang didapat seseorang sejak lahir dari orang tuanya. Kecerdasan Emosi menyangkut
banyak aspek penting, yang agaknya semakin sulit didapatkan pada manusia modern, yaitu:
‘13

empati (memahami orang lain secara mendalam),

mengungkapkan dan memahami perasaan,

mengendalikan amarah,

kemandirian,
4
Interpersonal Communication Skill
Tri Diah Cahyowati, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

kemampuan menyesuaikan diri utk disukai,

kemampuan memecahkan masalah antar pribadi,

ketekunan,

kesetiakawanan,

keramahan,

sikap hormat,
sedangkan dalam dunia industri dan di dunia kerja yang merupakan point yang penting
adalah sebagai berikut :

Self-Awareness

Emotional awareness,

Self Confidence,

Self-Regulation,

Self control,

Adaptibility,

Motivation;

Mengelola faktor-faktor pendorong untuk mencapai sasaran: Achievement drive &
Commitmen,

Emphaty,

Menyadari perasaan & memberi perhatian terhadap orang lain,

Understanding others,

Social Skill Mengelola hubungan dengan orang lain agar tercapai sasaran yang
dikehendaki: Communication & Team capabilities.
Dalam bukunya yang terkenal itu, Daniel Goleman menyebutkan disamping Kecerdasan
Intelektual (IQ) ada kecerdasan lain yang membantu seseorang sukses yakni Kecerdasan
Emosional (EQ). Bahkan secara khusus dikatakan bahwa kecerdasan emosional lebih
berperan dalam kesuksesan dibandingkan kecerdasan intelektual. Klaim ini memang
terkesan agak dibesarkan meskipun ada beberapa penelitian yang menunjukkan kebenaran
ke arah sana. Sebuah studi bahkan menyebutkan IQ hanya berperan 4%-25% terhadap
kesuksesan dalam pekerjaan. Sisanya ditentukan oleh EQ atau faktor-faktor lain di luar IQ
tadi.
‘13
5
Interpersonal Communication Skill
Tri Diah Cahyowati, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tiga Langkah Kembangkan EQ (Emotional Quotient)
Langkah 1. Membuka hati: ini adalah langkah pertama karena hati adalah simbol pusat
emosi. Hati kitalah yang merasa damai saat kita berbahagia, hati kita merasa tidak nyaman
ketika sakit, sedih, marah atau patah hati. Kita mulai dengan membebaskan pusat perasaan
kita dari impuls dan pengaruh yang membatasi kita untuk menunjukkan cinta satu sama lain.
Langkah 2. Menjelajahi dataran emosi: sekali kita telah membuka hati, kita dapat melihat
kenyataan dan menemukan peran emosi dalam kehidupan. Kita dapat berlatih cara
mengetahui apa yang kita rasakan. Kita mengetahui emosi yang dialami orang lain.
Singkatnya, kita menjadi lebih baik dan bijak menanggapi perasaan kita dan perasaan orang
di sekitar kita.
Langkah 3. Mengambil tanggung jawab: untuk memperbaiki dan mengubah kerusakan
hubungan, kita harus mengambil tanggung jawab. Kita dapat membuka hati kita dan
memahami peta dataran emosional orang di sekitar kita.
Jika kita melihat dunia kerja, maka kita bisa menyaksikan bahwa seseorang tidak cukup
hanya pintar di bidangnya. Dunia pekerjaan penuh dengan interaksi sosial di mana orang
harus cakap dalam menangani diri sendiri maupun orang lain. Orang yang cerdas secara
intelektual di bidangnya akan mampu bekerja dengan baik. Namun jika ingin melejit lebih
jauh dia membutuhkan dukungan rekan kerja, bawahan maupun atasannya. Di sinilah
kecerdasan emosional membantu seseorang untuk mencapai keberhasilan yang lebih jauh.
Ada kalanya orang yang pintar secara intelektual kurang memiliki kematangan secara sosial.
Orang seperti ini bisa jadi sangat cerdas, memiliki kemampuan analisa yang kuat, serta
kecepatan belajar yang tinggi. Namun jika harus bekerja sama dengan orang lain dia
kesulitan. Atau jika dia harus memimpin maka akan cenderung memaksakan pendapatnya
serta jika harus menjadi bawahan punya kecenderungan sulit diatur.
Setelah syarat minimal tersebut terpenuhi, selanjutnya kecerdasan emosional akan lebih
berperan dan dilihat lebih jauh dalam proses seleksi. Apakah dia punya pengalaman yang
cukup dalam berorganisasi? Apakah calon tersebut pernah memimpin atau dipimpin? Apa
‘13
6
Interpersonal Communication Skill
Tri Diah Cahyowati, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
yang dia lakukan ketika menghadapi situasi sulit? Bagaimana dia mengelola motivasi dan
semangat ketika dalam kondisi tertekan? Dan banyak hal lagi yang akan diuji.
Dalam dunia kerja yang semakin kompetitif, kemampuan seseorang menangani beban kerja,
stres, interaksi sosial, pengendalian diri, menjadi kunci penting dalam keberhasilan.
Seseorang yang sukses dalam pekerjaan biasanya adalah orang yang mampu mengelola
dirinya sendiri, memotivasi diri sendiri dan orang lain, dan secara sosial memiliki kemampuan
dalam berinteraksi secara positif dan saling membangun satu sama lain. Dengan cara ini
orang tersebut akan mampu berprestasi baik sebagai seorang individu maupun tim.
MELATIH KECERDASAN EMOSIONAL
Sejak kecil kita telah memiliki emosi dan berinteraksi dengan emosi tersebut. Kebiasaan kita
dalam menanganinya akan terus terbawa dan menjadi karakter seseorang ketika dewasa.
Dengan demikian, alangkah berbahagianya seorang anak yang memiliki orangtua yang peka
dan pelatih emosi yang baik. Anak seperti ini akan berlatih menangani dirinya sejak masa
kecil.
Bagaimana jika ketika dewasa kita kurang memiliki kematangan secara emosional?
Jawabannya adalah kecerdasan tersebut dapat dilatih. Cara paling awal adalah dengan
mengenali emosi diri Anda ketika terjadi. Kenali apa saja yang berkecamuk dalam dada Anda
dan suara-suara yang memerintahkan Anda untuk bertindak. Tahapan berikutnya adalah
melakukan kontrol diri terhadap berbagai bentuk emosi yang ada. Bagaimana Anda
mengendalikan diri ketika marah, tidak terpuruk ketika merasa kecewa, dapat bangkit dari
kesedihan, mampu memotivasi diri dan bangkit ketika tertekan, mengatur diri dari
kemalasan, menetapkan target yang menantang namun wajar, serta bisa menerima
keberhasilan maupun kegagalan dengan lapang dada.
Jika hal tersebut sudah Anda kuasai, selanjutnya adalah melatih kematangan sosial.
Bagaimana Anda berempati – merasakan apa yang dirasakan orang lain – sehingga bisa
memberi respon yang tepat terhadap sinyal-sinyal emosi yang ditampilkan orang lain.
‘13
7
Interpersonal Communication Skill
Tri Diah Cahyowati, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kematangan ini akan mudah dikembangkan jika Anda aktif terlibat dalam organisasi,
bekerjasama dengan orang lain dan memiliki interaksi sosial yang intens. Latihlah
kemampuan Anda dalam memimpin dan dipimpin, memotivasi orang lain, serta mengatasi
dan mengelola konflik.
Memahami emosi sangat membantu dalam mengenali diri dalam tahap awal. Selanjutnya
adalah mengenali dan mengendalikan oknum-oknum yang saling berperang dalam diri:
berbagai keinginan, kesombongan, iri hati, dengki, kebencian, amarah dan sifat-sifat lainnya.
Cerdas secara emosional akan membantu Anda pada tahap awal untuk mengenali diri
dengan lebih baik, sekaligus bersikap positif dan melatih kematangan menghadapi
kehidupan, apapun yang terjadi: susah atau senang, sukses atau gagal, mudah atau sulit.
MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI
Kecerdasan emosional juga mencakup kesadaran diri dan kendali dorongan hati, ketekunan,
semangat dan motivasi diri dan kendali dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi
diri, empati dan kecakapan sosial. Ketrampilan yang berkaitan dengan kecerdasan emosi
antara lain misalnya kemampuan untuk memahami orang lain, kepemimpinan, kemampuan
membina hubungan dengan orang lain, kemampuan berkomunikasi, kerjasama tim,
membentuk citra diri positif, memotivasi dan memberi inspirasi dan sebagainya.
Emosi adalah hal begitu saja terjadi dalam hidup Anda. Anda menganggap bahwa perasaan
marah, takut, sedih, senang, benci, cinta, antusias, bosan, dan sebagainya adalah akibat dari
atau hanya sekedar respon Anda terhadap berbagai peristiwa yang terjadi pada
Anda_.Membahas soal emosi maka sangat kait eratannya dengan kecerdasan emosi itu
sendiri dimana merupakan kemampuan seseorang untuk memotivasi diri sendiri, bertahan
menghadap frustasi, mengendalikan dorongan hati (kegembiraan, kesedihan, kemarahan,
dan lain-lain) dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan mampu
mengendalikan stres.
‘13
8
Interpersonal Communication Skill
Tri Diah Cahyowati, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
7 ketrampilan yang harus Anda perhatikan, yaitu :
1. Mengenali emosi diri
Ketrampilan ini meliputi kemampuan Anda untuk mengidentifikasi apa yang sesungguhnya
Anda rasakan. Setiap kali suatu emosi tertentu muncul dalam pikiran, Anda harus dapat
menangkap pesan apa yang ingin disampaikan. Berikut adalah beberapa contoh pesan dari
emosi: takut, sakit hati, marah, frustasi, kecewa, rasa bersalah, kesepian.
2. Melepaskan emosi negative
Ketrampilan ini berkaitan dengan kemampuan Anda untuk memahami dampak dari emosi
negatif terhadap diri Anda. Sebagai contoh keinginan untuk memperbaiki situasi ataupun
memenuhi target pekerjaan yang membuat Anda mudah marah ataupun frustasi seringkali
justru merusak hubungan Anda dengan bawahan maupun atasan serta dapat menyebabkan
stres. Jadi, selama Anda dikendalikan oleh emosi negatif Anda justru Anda tidak bisa
mencapai potensi terbaik dari diri Anda. Solusinya, lepaskan emosi negatif melalui teknik
pendayagunaan pikiran bawah sadar sehingga Anda maupun orang-orang di sekitar Anda
tidak menerima dampak negatif dari emosi negatif yang muncul.
3. Mengelola emosi diri sendiri
Anda jangan pernah menganggap emosi negatif atau positif itu baik atau buruk. Emosi
adalah sekedar sinyal bagi kita untuk melakukan tindakan untuk mengatasi penyebab
munculnya perasaan itu. Jadi emosi adalah awal bukan hasil akhir dari kejadian atau
peristiwa. Kemampuan kita untuk mengendalikan dan mengelola emosi dapat membantu
Anda mencapai kesuksesan. Ada beberapa langkah dalam mengelola emosi diri sendiri,
yaitu:

Pertama adalah menghargai emosi dan menyadari dukungannya kepada Anda.

Kedua berusaha mengetahui pesan yang disampaikan emosi, dan meyakini
bahwa kita pernah berhasil menangani emosi ini sebelumnya.

Ketiga adalah dengan bergembira kita mengambil tindakan untuk menanganinya.
Kemampuan kita mengelola emosi adalah bentuk pengendalian diri yang paling
penting
dalam
manajemen
diri,
karena
kitalah
sesungguhnya
yang
mengendalikan emosi atau perasaan kita, bukan sebaliknya.
4. Memotivasi diri sendiri
Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan merupakan hal yang sangat penting
dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri dan menguasai diri
‘13
9
Interpersonal Communication Skill
Tri Diah Cahyowati, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
sendiri, dan untuk berkreasi. Kendali diri emosional–menahan diri terhadap kepuasan dan
mengendalikan dorongan hati–adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang.
Ketrampilan memotivasi diri memungkinkan terwujudnya kinerja yang tinggi dalam segala
bidang. Orang-orang yang memiliki ketrampilan ini cenderung jauh lebih produktif dan
efektif dalam hal apapun yang mereka kerjakan.
5. Mengenali emosi orang lain
Mengenali emosi orang lain berarti kita memiliki empati terhadap apa yang dirasakan orang
lain. Penguasaan ketrampilan ini membuat kita lebih efektif dalam berkomunikasi dengan
orang lain. Inilah yang disebut sebagai komunikasi empatik. Berusaha mengerti terlebih
dahulu sebelum dimengerti. Ketrampilan ini merupakan dasar dalam berhubungan dengan
manusia secara efektif.
6. Mengelola emosi orang lain
Jika ketrampilan mengenali emosi orang lain merupakan dasar dalam berhubungan antar
pribadi, maka ketrampilan mengelola emosi orang lain merupakan pilar dalam membina
hubungan dengan orang lain. Manusia adalah makhluk emosional. Semua hubungan
sebagian besar dibangun atas dasar emosi yang muncul dari interaksi antar manusia.
Ketrampilan mengelola emosi orang lain merupakan kemampuan yang dahsyat jika kita
dapat mengoptimalkannya. Sehingga kita mampu membangun hubungan antar pribadi yang
kokoh dan berkelanjutan. Dalam dunia industri hubungan antar korporasi atau organisasi
sebenarnya dibangun atas hubungan antar individu. Semakin tinggi kemampuan individu
dalam organisasi untuk mengelola emosi orang lain.
7. Memotivasi orang lain
Ketrampilan memotivasi orang lain adalah kelanjutan dari ketrampilan mengenali dan
mengelola emosi orang lain. Ketrampilan ini adalah bentuk lain dari kemampuan
kepemimpinan, yaitu kemampuan menginspirasi, mempengaruhi dan memotivasi orang lain
untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan membangun
kerja sama tim yang tangguh dan andal.
Jadi, sesungguhnya ketujuh ketrampilan ini merupakan langkah-langkah yang berurutan.
Anda tidak dapat memotivasi diri sendiri kalau Anda tidak dapat mengenali dan mengelola
emosi diri sendiri. Setelah Anda memiliki kemampuan dalam memotivasi diri, barulah kita
dapat memotivasi orang lain.
‘13
10
Interpersonal Communication Skill
Tri Diah Cahyowati, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
ANTARA IQ DAN EQ
Kecerdasan akademis sedikit kaitannya dengan kehidupan emosional. Orang dengan IQ
tinggi dapat terperosok ke dalam nafsu yang tak terkendali dan impuls yang meledak-ledak;
orang dengan IQ tinggi dapat menjadi pilot yang tak cakap dalam kehidupan pribadi
mereka. Terdapat pemikiran bahwa IQ menyumbang paling banyak 20% bagi sukses dalam
hidup, sedangkan 80% ditentukan oleh faktor lain. Kecerdasan akademis praktis tidak
menawarkan persiapan untuk menghadapi gejolak atau kesempatan yang ditimbulkan oleh
kesulitan-kesulitan hidup. IQ yang tinggi tidak menjamin kesejahteraan, gengsi, atau
kebahagiaan hidup.
Banyak bukti memperlihatkan bahwa orang yang secara emosional cakap yang mengetahui
dan menangani perasaan mereka sendiri dengan baik, dan yang mampu membaca dan
menghadapi perasaan orang lain dengan efektif memiliki keuntungan dalam setiap bidang
kehidupan, entah itu dalam hubungan asmara dan persahabatan, ataupun dalam
menangkap aturan-aturan tak tertulis yang menentukan keberhasilan dalam politik
organisasi.
Orang dengan ketrampilan emosional yang berkembang baik berarti kemungkinan besar ia
akan bahagia dan berhasil dalam kehidupan, menguasai kebiasaan pikiran yang mendorong
produktivitas mereka. Orang yang tidak dapat menghimpun kendali tertentu atas kehidupan
emosionalnya akan mengalami pertarungan batin yang merampas kemampuan mereka
untuk berkonsentrasi pada karir/pekerjaan ataupun untuk memiliki pikiran yang jernih.
Beberapa Karakteristik Orang Yang Sukses dalam Pekerjaan
Jika kita melihat orang yang sukses dalam pekerjaan, ada beberapa karakteristik umum yang
mirip satu sama lain:
‘13

Bekerja dengan sepenuh hati dan riang

Memiliki prestasi dalam pekerjaan sebagai individu dan tim

Mampu mengelola konflik

Mampu menghadapi dan menjalankan perubahan
11
Interpersonal Communication Skill
Tri Diah Cahyowati, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Memiliki empati terhadap atasan, bawahan dan rekan kerja

Mampu membaca dan mengenali emosi diri sendiri maupun orang lain serta
mengambil tindakan yang tepat dalam menanganinya
Jika kita perhatikan, maka hampir semua daftar di atas akan dimiliki oleh orang yang cerdas
secara emosional. Khusus untuk item nomor dua diperlukan kecerdasan intelektual yaitu
bagaimana seseorang bisa menjadi ahli di bidangnya. Memiliki pengetahuan dan skill yang
mumpuni agar bisa berprestasi secara individu. Selanjutnya kecerdasan emosional akan
membantunya berprestasi pula sebagai tim bersama rekan kerja, bawahan maupun
atasannya.
Secara sederhana, ada dua kelompok keahlian yang dimiliki orang yang cerdas secara
emosional:
1. Kemampuan Pribadi
o
Pengenalan diri (Self Awareness), memahami emosi, batasan yang dapat dicapai,
kemampuan, kekuatan dan kelemahan.
o
Manajemen diri (Self Management), mampu mengendalikan diri menghadapi
berbagai situasi
o
Orientasi Tujuan (Goal Orientation), mengetahui apa yang menjadi tujuannya dan
menyusun langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapainya.
2. Kemampuan Sosial
o
Empati: mengenali perasaan dan emosi orang lain serta mampu menempatkan
diri dalam posisi tersebut.
o
Keahlian sosial (Social skills): mampu berinteraksi dengan orang lain, bekerjasama,
mengelola konflik serta bersikap dengan tepat terhadap berbagai situasi
perasaan dan emosi orang lain.
‘13
12
Interpersonal Communication Skill
Tri Diah Cahyowati, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
1.
Ubaedy An, Interpersonal Skill : bagaimana anda membangun, mempertahankan, dan
mengatasi konflik hubungan, 2008
2.
Winarti Euis, Pengembangan kepribadian, Graha Ilmu, 2008
3.
Amit, A, Mengupas Kepribadian Anda. Karisma Publishing Group: Jakarta
4.
Aw, S. 2012. Komunikasi Sosial Budaya. Yogyakarta: Graha Ilmu
5. De Janasz, S.C.2011. Interpersonal Skills in Organizations 4thed. McGraw-Hill.
6. Harefa,A.2004.Menata Karier. Jakarta: Kompas Group.
7. Kasali, R. 2007. Sukses Melakukan Presentasi Jakarta: Indeks Gramedia.
8. Lothar, S. 2004. Mengatur Waktu Secara Efektif. Jakarta. Gramedia.
9. Mulyana. D. 2004. Komunikasi Efektif. Bandung: Rosda Karya.
10. Effendy, Onong Uchjana, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Pengantar
Ilmu Komunikasi, Jakarta:Grasindo.Rosdakarya
11. Cangara, Hafidz,2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:PT RajaGrafindo Persada
12. Littlejohn, Stephen W. 2001. Theories of Human Communication. USA: Wadsworth
Publishing.
13. Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosda.
14. Ruben, Brent D,Stewart, Lea P, 2005, Communication and Human Behaviour,USA:Alyn
and Bacon
‘13
13
Interpersonal Communication Skill
Tri Diah Cahyowati, Msi.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download