MODUL PERKULIAHAN ACCOUNT MANAGEMENT KOMUNIKASI EFEKTIF Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Periklanan Tatap Muka 09 Kode MK Disusun Oleh Tri Diah Cahyowati, M.Si Abstract Kompetensi Modul ini, menjelaskan pengertian Setelah membaca modul ini, Anda diharapkan dapat: melakukan komunikasi secara efektif dan teknik-teknik komunikasi efektif PENGANTAR Komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia dan masyarakat. Aktivitas komunikasi dapat dilihat pada setiap aspek kehidupan sehari-hari manusia yaitu sejak dari bangun tidur sampai manusia beranjak tidur pada malam hari. Bisa dipastikan sebagian besar dari kegiatan kehidupan kita mengunakan komunikasi baik komunikasi verbal maupun nonverbal. Namun, apa yang dimaksud dengan komunikasi itu sendiri. Pawito dan C Sardjono (1994 : 12) mencoba mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses dengan mana suatu pesan dipindahkan atau dioperkan (lewat suatu saluran) dari suatu sumber kepada penerima dengan maksud mengubah perilaku, perubahan dalam pengetahuan, sikap dan atau perilaku overt lainnya. Sekurang-kurangnya didapati empat unsur utama dalam model komunikasi yaitu sumber (the source), pesan (the message), saluran (the channel) dan penerima (the receiver). Wilbur Schramm menyatakan komunikasi sebagai suatu proses berbagi (sharing process). Schramm menguraikannya sebagai berikut : “Komunikasi berasal dari kata-kata (bahasa) Latin communis yang berarti umum (common) atau bersama. Apabila kita berkomunikasi, sebenarnya kita sedang berusaha menumbuhkan suatu kebersamaan (commonnes) dengan seseorang. Yaitu kita berusaha berbagai informasi, ide atau sikap. Seperti dalam uraian ini, misalnya saya sedang berusaha berkomunikasi dengan para pembaca untuk menyampaikan ide bahwa hakikat sebuah komunikasi sebenarnya adalah usaha membuat penerima atau pemberi komunikasi memiliki pengertian (pemahaman) yang sama terhadap pesan tertentu” (Suprapto, 2006 : 2-3). Dari uraian tersebut, definisi komunikasi menurut Schramm tampak lebih cenderung mengarah pada sejauhmana keefektifan proses berbagi antarpelaku komunikasi. Schramm melihat sebuah komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang berhasil melahirkan kebersamaan (commonness), kesepahaman antara sumber (source) dengan penerima (audience)-nya. Menurutnya, sebuah komunikasi akan benar-benar efektif apabila audience ‘13 2 Account Management Tri Diah Cahyowati Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id menerima pesan, pengertian dan lain-lain persis sama seperti apa yang dikehendaki oleh penyampai. Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan Steward(1998:16) mengenai komunikasi manusia yaitu: Human communication is the process through which individuals in relationships, group, organizations and societies—respond to and create messages to adapt to the environment and one another. Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?. Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yaitu: 1. Komunikator (siapa yang mengatakan?) 2. Pesan (mengatakan apa?) 3. Media (melalui saluran/ channel/media apa?) 4. Komunikan (kepada siapa?) 5. Efek (dengan dampak/efek apa?). Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana proses komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu. Cansandra L. Book (1980), dalam Human Communication: Principles, Contexts, and Skills, mengemukakan agar komunikasi kita berhasil, setidaknya bahasa harus memenuhi tiga fungsi, yaitu: Mengenal dunia di sekitar kita. Melalui bahasa kita mempelajari apa saja yang menarik minat kita, mulai dari sejarah suatu bangsa yang hidup pada masa lalu sampai pada kemajuan teknologi saat ini. ‘13 3 Account Management Tri Diah Cahyowati Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Berhubungan dengan orang lain. Bahasa memungkinkan kita bergaul dengan orang lain untuk kesenangan kita, dan atau mempengaruhi mereka untuk mencapai tujuan kita. Melalui bahasa kita dapat mengendalikan lingkungan kita, termasuk orangorang di sekitar kita. Untuk menciptakan koherensi dalam kehidupan kita. Bahasa memungkinkan kita untuk lebih teratur, saling memahami mengenal diri kita, kepercayaan-kepercayaan kita, dan tujuan-tujuan kita. Keterbatasan Bahasa: Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili objek. Kata-kata adalah kategori-kategori untuk merujuk pada objek tertentu: orang, benda, peristiwa, sifat, perasaan, dan sebagainya. Kata-kata bersifat ambigu dan kontekstual. Kata-kata bersifat ambigu, karena kata-kata merepresentasikan persepsi dan interpretasi orang-orang yang berbeda, yang menganut latar belakang sosial budaya yang berbeda pula. Contoh: Kata berat, yang mempunyai makna yang nuansanya beraneka ragam. Misalnya: tubuh orang itu berat; kepala saya berat; ujian itu berat; dosen itu memberikan sanksi yang berat kepada mahasiswanya yang nyontek. Kata-kata mengandung bias budaya. Bahasa terikat konteks budaya. Oleh karena di dunia ini terdapat berbagai kelompok manusia dengan budaya dan subbudaya yang berbeda, tidak mengherankan bila terdapat kata-kata yang (kebetulan) sama atau hampir sama tetapi dimaknai secara berbeda, atau kata-kata yang berbeda namun dimaknai secara sama. Misalnya kata awak untuk orang Minang adalah saya atau kita, sedangkan dalam bahasa Melayu (di Palembang dan Malaysia) berarti kamu. Percampuranadukkan fakta, penafsiran, dan penilaian. Dalam berbahasa kita sering mencampuradukkan fakta (uraian), penafsiran (dugaan), dan penilaian. Masalah ini berkaitan dengan dengan kekeliruan persepsi. Contoh: apa yang ada dalam pikiran kita ketika melihat seorang pria dewasa sedang membelah kayu pada hari kerja pukul 10.00 pagi? Kebanyakan dari kita akan menyebut orang itu sedang bekerja. Akan tetapi, jawaban sesungguhnya bergantung pada: Pertama, apa yang dimaksud bekerja? ‘13 4 Account Management Tri Diah Cahyowati Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Kedua, apa pekerjaant etap orang itu untuk mencari nafkah? .... Bila yang dimaksud bekerja adalah melakukan pekerjaan tetap untuk mencari nafkah, maka orang itu memang sedang bekerja. Ketika kita berkomunikasi, kita menterjemahkan gagasan kita ke dalam bentuk lambang (verbal atau nonverbal). Proses ini lazim disebut penyandian (encoding). Bahasa adalah alat penyandian, tetapi alat yang tidak begitu baik (lihat keterbatasan bahasa di atas), untuk itu diperlukan kecermatan dalam berbicara, bagaimana mencocokkan kata dengan keadaan sebenarnya, bagaimana menghilangkan kebiasaan berbahasa yang menyebabkan kerancuan dan kesalahpahaman. Komukasi Efektif Setiap proses komunikasi ditujukan untuk menghasilkan komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif ditandai adanya pertukaran pesan atau informasi yang dimaknai sama antara komunikator dengan komunikan. Menurut Tubb dan Moss, suatu proses komunikasi dikatakan efektif, bila setidaknya menimbulkan lima hal : 1. Komunikan memperoleh pemahaman yang cermat atas pesan yang disampaikan komunikator. 2. Terdapat perasaan senang di antara komunikator dan komunikan. 3. Komunikator mampu mempengaruhi sikap komunikan. 4. Terjadi hubungan sosial yang lebih baik antara ke dua belah pihak yang berkomunikasi. 5. Komunikan melakukan tindakan yang diinginkan komunikator. Agar Komunikasi efektif, ada beberapa sikap yang perlu dicermati oleh seseorang dalam berkomunikasi, khususnya ketika melakukan komunikasi verbal. Sikap yang diperlukan antara lain : 1. Berorientasi pada kebenaran (truth) 2. Tulus (sinceryty) 3. Ramah (friendship) 4. Kesungguhan (seriousness) ‘13 5 Account Management Tri Diah Cahyowati Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 5. Ketenangan (poise) 6. Percaya diri (self confidence) 7. Mau mendengarkan dengan baik ( good listener) Pada dasarnya komunikasi itu adalah bagaimana kita meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepastian, simpati, tanggapan, maupun respon positif dari orang lain. The 5 Inevitable Laws of Effective Communication menyatakan ada lima hal yang perlu ditegakkan, agar komunikasi efektif (Prijosaksono dan Hartono, 2002). Hukum 1 : Respect Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum pertama dalam kita berkomunikasi dengan orang lain. Ingatlah bahwa pada prinsipnya setiap manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika seandainya kita perlu menegur atau menyampaikan kritik, itupun perlu dilakukan dengan dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaan seseorang. Jika kita membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektifitas kinerja, baik secara individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim. Hukum 2 : Empathy Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dahulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain. Dengan memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan yang diperlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan orang lain. Empati bisa juga berarti kemampuan untuk mendengar dan bersikap perseptif atau siap menerima masukan atau umpan balik apapun dengan sikap yang positif. Banyak sekali dari kita yang tidak mau mendengarkan saran, masukan apalagi kritik dari orang lain. Padahal esensi dari kumunikasi adalah aliran dua arah. Komunikasi satu arah tidak akan efektif manakala tidak ada umpan balik dari penerima pesan. ‘13 6 Account Management Tri Diah Cahyowati Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Hukum 3 : Audible Makna dari audible antara lain adalah dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus disampaikan melalui media atau delivery channel sedemikian rupa hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau alat bantu audio visual yang akan membantu agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik. Hukum 4 : Clarity Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum ke empat yang terkait dengan komunikasi efektif adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berbeda. Kesalahan penafsiran dapat menimbulkan dampak yang tidak sederhana. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan tranparansi. Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap terbuka, sehingga dapat menimbulkan rasa percaya dari penerima pesan. Tanpa keterbukaan akan menimbulkan sikap saling curiga dan pada gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasme kelompok atau tim. Hukum 5 : Humble Hukum kelima ini adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, yaitu sikap rendah hati yang kita miliki. Sikap rendah hati pada intinya adalah sikap yang penuh melayani, sikap menghargai, mau mendengarkan, tidak sombong dan memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan penuh pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar. ‘13 7 Account Management Tri Diah Cahyowati Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id DAFTAR PUSTAKA. 1. De Janasz, S.C.2011. Interpersonal Skills in Organizations 4thed. McGraw-Hill.. 2. Mulyana. D. 2004. Komunikasi Efektif. Bandung: Rosda Karya. 3. Effendy, Onong Uchjana, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:Grasindo.Rosdakarya 4. Cangara, Hafidz,2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:PT RajaGrafindo Persada Littlejohn, Stephen W. 2001. Theories of Human Communication. USA: Wadsworth Publishing. 5. Primi Artiningrum, Augustina Kurniasih, Arissetyanto Nugroho. 2013, Etika dan Perilaku Profesional Sarjana, Jakarta: Graha Ilmu ‘13 8 Account Management Tri Diah Cahyowati Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id