MODUL PERKULIAHAN Pemasaran Sosial Bentuk dan Tugas Pemasaran Sosial Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Periklanan Tatap Muka 02 Kode MK Disusun Oleh 43012 Tri Diah Cahyowati, M.Si Abstract Kompetensi Pelaksanaan pemasaran social ini menggunakan konsep-konsep segmentasi pasar, riset khalayak, pengembangan dan pengujian konsep produk, komunikasi, fasilitas, intensifikasi serta teori perubahan (exchange theory) untuk memaksimalkan tanggapan terhadap target adopter. Mahasiswa dapat memahami Bentuk dan Tugas Pemasaran Sosiall Pengantar Terminologi Pemasaran Sosial (Social Marketing) pertama kali diperkenalkan tahun 1971, yaitu untuk membedakan penggunaan prinsip dan teknik pemasaran untuk memajukan suatu perubahan social, ide atau perilaku. Setelah kata itu berkembang pengertiannya menjadi suatu teknologi manajemen perubahan social yang melibatkan desain, implementasi dan kontrol dari program penerimaan suatu ide atau praktik social dalam satu kelompok atau lebih target adopter. Pelaksanaan pemasaran social ini menggunakan konsep-konsep segmentasi pasar, riset khalayak, pengembangan dan pengujian konsep produk, komunikasi, fasilitas, intensifikasi serta teori perubahan (exchange theory) untuk memaksimalkan tanggapan terhadap target adopter. UNSUR-UNSUR PEMASARAN SOSIAL 1. Produk Sosial : Gagasan Dan Praktik Perubahan gagasan atau perilaku dari yang sifatnya merugikan masyarakat kepada gagasan atau perilaku baru, yang lebih baik adalah tujuan dari pemasaran social. Gagasan dan perilaku adalah produk yang dipasarkan. Tiga tipe produk social sebagai berikut : Produk Sosial terdapat 3 tipe ; 1. Tipe pertama adalah gagasan social (social idea), yang terdapat bentuk berupa suatu kepercayaan (belief), sikap (attitude) atau nilai (value). Dalam persoalan tertentu bisa saja terjadi bahwa intinya adalah kepercayaan. Contohnya seperti dalam kampanye anti merokok, adalah kepercayaan bahwa merokok itu membahayakan kesehatan. Suatu kepercayaan adalah sebuah persepsi yang diambil sekitar hal-hal factual, suatu hal yang tidak membutuhkan evaluasi secara kritis. ‘13 2 Komunikasi Antar Budaya Tri Diah Cahyowati Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Gagasan sosial bisa merupakan sebuah sikap. Contohnya adalah kalimat yang biasa digunakan direncanakan dalam kampanye program keluarga berencana. Bayi yang akan lebih diperhatikan dibandingkan bayi yang lahir akibat kehamilan mendadak. Gagasan social bisa juga berupa nilai, seperti hak asasi manusia atau seperti dalam kampanye tentang pembauran (umumnya berkaitan dengan WNI keturunan Cina) yang berupaya mengubah nilai masyarakat yang didasari atas prasangka fanatik dan stereotype yang menggeneralisasi suatu hal. 2. Tipe produk social kedua adalah Praktik Sosial (social practice). Ini bisa berupa peristiwa yang terjadi akibat aksi perorangan, seperti yang ditunjukkan pada vaksinasi atau keikutsertaan (partisipasi politik) dalam pemilihan umum. Juga bisa berupa pola perilaku yang sukar dirubah, seperti berhenti merokok. 3. Tipe produk social ketiga adalah suatu tujuan perubahan social yang melibatkan produk kasat mata (tangible product). Produk tangible menunjuk pada produk fisik yang menyertai suatu kampanye social. Seperti pil kontrasepsi atau kondom yaitu alat-ala yang berguna dalam menyempurnakan praktik social, dalam konteks praktik keluarga berencana. Pemasaran social memperkenalkan gagasan-gagasan sesuai praktik social. Tujuan akhirnya adalah perubahan perilaku. Jadi, pengenalan kampanye gizi tidak sesederhana menolong konsumen mengetahui dan mendorong minatnya memperbaiki gizi, namun lebih jauh lagi adalah untuk mengubah pola kebiasaan makan masyarakat. 2. Target Adopter Tujuan-tujuan pemasaran social mengarah pada satu kelompok atau lebih target adopter. Ada sejumlah kelompok yang dapat diatasi dengan cara-cara yang beragam seperti atas dasar : usia, status social ekonomi, jumlah keluarga atau lokasi geografis. Harus dilakukan membedakan segmen pasar tersebut secara lebih tajam, seperti gadis remaja yang hidup di kota besar, wanita karir berkeluarga yang tidak ingin punya anak lagi, atau ibi metropolis yang ingin mengontrol terhadap kelahiran bayinya. Tiap target adopter, memilki seperangkat kepercayaan, sikap dan nilai. Program pemasaran social dibentuk dan disesuaikan dengan kebutuhan dari tiap segmen populasi. ‘13 3 Komunikasi Antar Budaya Tri Diah Cahyowati Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pemasaran social memerlukan pengetahuan tentang setiap kelompok target adopter, termasuk di dalamnya : Karakteristik Sosial-demografis, atribut-atribut eksternal dari kelas social, penghasilan, pendidikan, umur, pekerjaan dan seterusnya. Profil psikologis, atribut-atribut internal seperti sikap, nilai, motivasi dan kepribadian. Karakteristik perilaku, pola perilaku, kebiasaan beli dan karakteristik pengambilan keputusan. Dengan mengetahui target adopter dengan cara-cara tersebut di atas, memungkinkan perencana pemasaran social untuk membuat perkiraan (prediksi) yang lebih akurat. Perkiraan tersebut, adalah prasyarat kemampuan untuk mempengaruhi hasil. Juga akan berdampak pada keberhasilan program. Fakta ini dapat dilihat dari kasus kelompok religius yang menentang program keluarha berencana. Kelompo-kelompok yang berpengaruh langsung terhadap keberhasilan program perubahan social ; Kelompok yang memberi bantuan izin, seperti lembaga pengatur perizinan atau yang berwenang secara hokum yang dibutuhkan untuk mendistribusikan program yang akan dijalankan. Kelompok pendukung, seperyi dokter atau staf medis lainnya yang berpartisipasi atau mendukung kegiatan yang dibutuhkan dalam menyampaikan pelayananpelayanan dalam sebuah program distribusi kointrasepsi secara klinis. Kelompok evaluasi, seperti komite legisllatif yang memberi evaluasi akhir. Apakah punya pengaruh yang menguntungkan ataukah merugikan pada program distribusi ? Sebuah program pemasaran social yang efektif membutuhkan pengetahuan tentang karakteristik tiap kelompok yang berpengaruh dan memenuhi keinginan setiap kelompok dalam suatu strategi pemasaran yang tepat. 3. Teknologi Manajemen Perubahan Sosial ‘13 4 Komunikasi Antar Budaya Tri Diah Cahyowati Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Suatu teknologi manajemen perubahan social harus dapat menjawab secara efektif pertanyaan berikut : NO 1 PERTANYAAN TUGAS Gagasan atau praktik social apa Mendefinisikan yang akan diubah, dan kelompok perubahan target adopter mana yang dituju? 2 Hal-hal apa yang membuat suatu Mendisain perubahan perubahan berkualitas baik ? 3 Bagaimana membawa perubahan Mengirim perubahan tersebut untuk kelompok target adopter? 4 Bagaimana membuat kesinambungan Mempertahankan agar tidak terjadi keberlangsungan perubahan perubahan yang sesaat saja ? kita harus mendeskripsikan tugas-tugas tersebut dengan mempertimbangkan kepada situasi anggaran, waktu dan personil yang ada secara optimal. 4. Mendefinisikan Pengiriman Produk ‘13 5 Komunikasi Antar Budaya Tri Diah Cahyowati Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Kebutuhan pertama dalam keberhasilan pemasaran social salahstunya adalah menciptakan suatu produk social baru untuk mempertemukan suatu kebutuhan yang tidak terpuaskan atau untuk merancang produk yang lebih baik yang dapat diterima. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Philip Kotler yaitu, konsep pemasaran memgang prinsip kunci, yaitu untuk pencapaian tujuan organisasi dengan memenuhi kebutuhan dan keinginan dari pasar sasaran dan mengirimkan kepuasan yang diminati secara lebih efektif dan efisien dibanding kompetitor kita. Tugas mendefinisikan kampanye perubahan social adalah salah satunya berasal dari penonjolan suatu hal yang dianggap paling berpengaruh (cause). Atau dari kebutuhankebutuhan social, yang menyebabkan kelompok adopter mempersepsi nilai-nilai tertentu sebagai suatu pemecahan masalah. Yaitu, pemenuhan atas kebutuhan atau keinginan yang di luar kemampuannya. 5. Merancang Pemasaran Produk Sosial Tugas seorang ahli pemasaran social selanjutnya adalah menghadirkan solusi secara efektif untuk kelompok target adopter. Ada tiga hal yang harus diperhatikan , yaitu sebagai berikut ; 1. Menerjemahkan pemasaran produk social dengan mengaitkannya kepada penempatan gagasan atau praktik social tersebut. 2. Melengkapi dan menguartkan pernyataan penempatan. 3. mengembangkan dan menguatkan citra secara konsisten tentang hal-hal yang dianggap berpengaruh terhadap perubahan social ke arah hidup yang lebih baik. Sedangkan produk yang tangible memerlukan beberapa tahap positioning tambahan untuk melengkapinya. Sebagai produk tangble, maka dasar dari produk tersebut harus diposisikan. Contoh sederhana dari produk tangble adalah “orarit” sejenis obat diare yang dimasyarakatkan dalam sebuah kampanye social kesehatan. Produk tangible, pada tahap berikutnya harus dilengkapi dengan pemberian nama/merek dan kemasan yang bersifat simbolis serta dilakukan secara konsisten. ‘13 6 Komunikasi Antar Budaya Tri Diah Cahyowati Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id ‘13 7 Komunikasi Antar Budaya Tri Diah Cahyowati Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id