Kecerdasan Emosional

advertisement
Psikop.2.7.Dede,Hendi,Syukur(Kecerdasan Emosional)
Artikel
Kecerdasan Emosional
Selama ini banyak orang menganggap bahwa jika seseorang memiliki
tingkat kecerdasan intelektual (IQ) yang tinggi, maka orang tersebut memiliki
peluang untuk meraih kesuksesan yang lebih besar di banding orang lain. Pada
kenyataannya, ada banyak kasus di mana seseorang yang memiliki tingkat
kecerdasan intelektual yang tinggi tersisih dari orang lain yang tingkat kecerdasan
intelektualnya lebih rendah. Ternyata IQ (Intelligence Quotient) yang tinggi tidak
menjamin seseorang akan meraih kesuksesan.
Daniel Goleman, seorang profesor dari Universitas Harvard menjelaskan
bahwa ada ukuran/patokan lain yang menentukan tingkat kesuksesan seseorang.
Dalam bukunya yang terkenal, Emotional Intelligence, membuktikan bahwa
tingkat emosional manusia lebih mampu memperlihatkan kesuksesan seseorang.
Intelligence Quotient (IQ) tidak dapat berkembang. Jika seseorang terlahir
dengan kondisi IQ sedang, maka IQ-nya tidak pernah bisa bertambah maupun
berkurang. Artinya, jika seseorang terlahir dengan kecerdasan intelektual (IQ)
yang cukup, percuma saja dia mencoba dengan segala cara untuk mendapatkan IQ
yang superior (jenius), begitu pula sebaliknya. Tetapi, Emotional Quotient(EQ)
dapat dikembangkan seumur hidup dengan belajar.
Kecerdasan Emosional (EQ) tumbuh seiring pertumbuhan seseorang sejak
lahir hingga meninggal dunia. Pertumbuhan EQ dipengaruhi oleh lingkungan,
keluarga, dan contoh-contoh yang didapat seseorang sejak lahir dari orang tuanya.
Kecerdasan Emosi menyangkut banyak aspek penting, yang agaknya semakin
sulit didapatkan pada manusia modern, yaitu:

empati (memahami orang lain secara mendalam)

mengungkapkan dan memahami perasaan

mengendalikan amarah

kemandirian

kemampuan menyesuaikan diri

disukai

kemampuan memecahkan masalah antar pribadi ketekunan

kesetiakawanan

keramahan

sikap hormat
Orang tua adalah seseorang yang pertama kali harus mengajarkan kecerdasan
emosi kepada anaknya dengan memberikan teladan dan contoh yang baik. Agar
anak memiliki kecerdasan emosi yang tinggi, orang tua harus mengajar anaknya
untuk :

membina hubungan persahabatan yang hangat dan harmonis

bekerja dalam kelompok secara harmonis

berbicara dan mendengarkan secara efektif

mencapai prestasi yang lebih tinggi sesuai aturan yang ada (sportif)

mengatasi masalah dengan teman yang nakal

berempati pada sesama

memecahkan masalah

mengatasi konflik

membangkitkan rasa humor

memotivasi diri bila menghadapi saat-saat yang sulit

menghadapi situasi yang sulit dengan percaya diri

menjalin keakraban
Jika seseorang memiliki IQ yang tinggi, ditambah dengan EQ yang tinggi
pula, orang tersebut akan lebih mampu menguasai keadaan, dan merebut setiap
peluang yang ada tanpa membuat masalah yang baru.
REFERENSI
Dari berbagai sumber dari internet.
Download