Mengintegrasikan keadilan Gender dalam gerakan anti korupsi di Indonesia Ani Soetjipto Refleksi Personal • Pengalaman bekerja untuk pemberdayaan perempuan di arena politik ( 3 X pemilu pasca reformasi) • Mimpi engendering democracy ternyata masih menjadi ilusi. • Gagasan progresif yang diajukan lewat reformasi undang/undang berhasil “di adopsi, tapi dimaknai berbeda “ ketika telah menjadi kebijakan ( UU, perda dst). • Advokasi untuk mendorong partisipasi perempuan di arena politik menghasilkan capaian yang jauh melenceng dari yang diinginkan. Refleksi Personal • Afirmatif tidak bisa dimanfaatkan oleh perempuan dari kelompok marjinal, tapi kembali memperkuat oligarki kekuasaan, dinasti politik, kelompok pengusaha, dan memperkuat kembali logika politik maskulin • Gerakan perempuan walaupun bekerja keras, tapi bekerja sporadis dan tidak sistimatis • Gerakan perempuan lebih banyak bekerja di aras nasional, lemah di lokal, terbengkalai di akar rumput ( terlihat terutama pada pemilu 2009) Refleksi personal • Kelemahan utama lemah dalam analisa politik dan mapping politik, akibatnya ketinggalan tidak up to date, salah bermanuver dan kehilangan momentum • Visi gerakan perempun beragam. Tidak semua memiliki kesadaran feminis, sebagian baru memiliki kesadaran perempuan yang berjuang untuk agenda survival kehidupan mereka • Dalam situasi ada kesenjangan memaknai perjuangan gerakan perempuan, tentu engendering democracy sulit terwujud, apalagi perubahan relasi jender Agenda baru gerakan perempuan • Sinergi dengan gerakan sosial dan gerakan pro demokrasi yang lain termasuk gerakan anti korupsi • Kembali ke akar perjuangan semula “defending the minority and the marginal” ( individual and community) dalam arti sesungguhnya ( memperkuat swadana dan swadaya) Gerakan Perempuan dan Gerakan Anti Korupsi • Membalik strategi perjuangan untuk transformasi dari bawah dan menguatkan fondasi sosial. Karena strategi lama, intervensi struktural tanpa basis yang kuat tidak menghasilkan perubahan sosial • Civil society strengthening yang disertai dengan pengintegrasian prinsip keadilan jender dan pemberdayaan kelompok marjinal di basis menjadi strategi gerakan sosial yang baru dimana gerakan perempuan adalah bagian integral didalamnya Gerakan Perempuan dan Gerakan Anti Korupsi • Sama sama memperjuangkan keadilan untuk kaum marjinal ( kelompok miskin, perempuan, penca, lansia dan mereka yang terpinggirkan) • Sama sama berjuang untuk merebut resources yang lebih adil untuk kesejahteraan masyarakat dan kaum marjinal • Gerakan perempuan dan gerakan anti korupsi bukan hanya berjuang untuk alokasi resources yang lebih berkeadilan, tapi juga menawarkan gagasan baru untuk perubahan / transformasi sosialekonomi-politik) atau perubahan substantif lewat kontestasi gagasan dan ide ide baru Gerakan perempuan dan gerakan anti korupsi • Arena perjuangan di semua aras ( Internasionalnasional- lokal / daerah maupun basis di akar rumput). Bentuknya dari yang lunak pendidikanpengorganisasian- sampai pada intervensi kebijakan , atau advokasi berdasar isu • Sama sama bercita cita membangun civil society yang kuat di indonesia dimana gerakan perempuan dan gerakan anti korupsi adalah bagian integral di dalamnya. Gerakan perempuan dan gerakan anti korupsi • Civil society yang kuat adalah prasyarat untuk berkembangnya demokrasi yang lebih matang dan substantive di Indonesia • Ideologinya juga beragam mulai dari yang lunak ( engagement- kerja sama dengan kekuasaan) , konfrontasi dengan kekuasaan, atau reklaim ( merebut kekuasaan) Tipologi gerakan Masyarakat Sipil Konfrontasi (melawan negara) Reklaim (merebut negara) Engagement (berkawan dengan negara) Konsep utama Gerakan sosial Demokrasi partisipatoris (participatory democracy) Good governance atau democratic government, demokrasi deliberatif, publik dan citizenship. Asumsi dasar tentang negara (1) Negara adalah sumber dari segala sumber masalah; (2) rakyat tidak berbuat salah Negara telah berubah karena demokratisasi, tetapi ia masih dikuasai oligarki elite. Negara sangat penting dan dibutuhkan, tetapi kapasitas dan responsivitasnya sangat lemah. Pemahaman atas konteks/ Kondisi empirik Negara dikuasai oleh penguasa otoriter, korup dan berpihak pada modal. Demokrasi dibajak oleh kaum elite. Terjadi krisis dan involusi demokrasi perwakilan Oligarkis, komitmen politik lemah, pelayanan publik buruk, partisipasi warga sangat lemah. Tujuan dan agenda Melawan negara, meruntuhkan penguasa otoritarian, melawan kebijakan yang tidak pro rakyat Memperdalam demokrasi dan merebut jabatan publik untuk mengontrol negara Membuat negara lebih akuntabel dan responsif, serta memperkuat partisipasi warga. Metode yang dijalankan Aksi kolektif. Anti kompromi, tidak mengenal konsep “duduk bersama”, Memperkuat OMS, gerakan politik dan representasi Kemitraan, duduk bersama, konsultasi, komunikasi, negosiasi yang dialogis antara OMS dan negara Aliran Kiri Kiri baru Konvergensi kanan-kiri (kiri tengah) atau liberal yang kiri 11 PUG sebagai instrumen mengintegrasikan keadilan jender dalam gerakan anti korupsi • PUG – strategi untuk mengintegrasikan prinsip keadilan gender dalam proses pembuatan dan pengambilan kebijakan. • Sebagai tools digunakan analisa dokumen, analisa kebijakan/ regulasi dan output yang dihasilkan termasuk alokasi resources. • Sebagai ideology studi ini menganalisa konteks politik Indonesia dan konteks gerakan perempuan dan gerakan masyarakat sipil dalam kerangka ’engendering democracy’ di Indonesia. Mengapa PUG ? • Kebijakan neo liberal yang diadopsi di Indonesia memperburuk trend korupsi dan trend kemiskinan ( AKI, Malnutrisi, human trafficking, TKI, air bersih, lingkungan , putus sekolah). • Dampak SAP mengurangi social welfare program. Kelompok marjinal dan perempuan first to suffer, menanggung beban dalam perekonomian yang pro market dan strategi birokrasi yang menggampangkan dengan model privatisasi Mengapa PUG • Kebijakan pembangunan dan strateginya selama ini gender blind. Tidak melihat perbedaan antara laki dan perempuan ( tidak melihat konsep unpaid labor), yang membatasi peran publik perempuan, tidak melihat relasi antara produksi dan human reproduction--- produksi barang/ jasa dengan produksi umat manusia, serta promosi nilai tambah berdasarkan tenaga kerja murah, mendorong perempuan dan laki lakiberpartisipasi dalam lapangan kerja formal dan informal dengan kondisi yang tidak menguntungkan ( eksploitatif-atas nama efisiensi) Mengapa PUG • Dengan kebijakan neo lib, kita dipaksa menerima logika bawa keadilan sosial akan datang setelah ada pertumbuhan ekonomi ( implikasinya adalah gap yang makin tajam antara kaya –miskin) • Neo lib dengan mengurangi peran negara di blend dengan gagasan populis bercorak pengentasan kemiskinan digunakan untuk kepentingan politik pemilu ( demokrasi representative) Mengapa PUG • Bentuk program populis : service provision ( Jamkesmas, PNPM, BOSS) dan kupon BLI subsidi minyak dst • Encourace publik laki perempuan untuk political participation di local level , yang secara sederhana ikut dalam electoral politics yang kembali melanggengkan tatanan institusi liberal > Bukan untuk tujuan empowerment. PUG • Integrated gender justice in development process. • Yang disasar dalam PUG: a. Merubah pendekatan dari perempuan ke Gender ( laki dan perempuan b. Menyasar kebutuhan praktis dan strategis gender ( personal maupun kolektif)- PUG termasuk redistribute unequal power inside dan outside institution ( bekerja baik menyasar kebijakan maupun institusi birokrasi, partai, parlemen, swasta) c. Social transformation and create new political spacen ( voice- representation and resources)enlarging new frames of discourses with rights approach, citizenship, inclusion and democratization. Not simple feminism . Bagaimana di implementasikan? A. Banjarbaru ( Mitra Bestari sebagai motor) B. Program yang di intervensi adalah ARG dalam APBD ( advokasi anggaran) C. Isu yang di advokasi : Pendidikan D. Aktivitas : 1. pengorganisasian di akar rumput ( KMK) 2. Penguatan/ konsolidasi: LPI 3. Advokasi pro poor responsif gender budget, advokasi anti korupsi di sektor pendidikan di banjarbaru Banjarbaru Pemda/ Legislatif Swasta LPI KMK KMK KMK KMK KMK Banjar Baru : Program yang sudah berjalan ( 2010) • Pengenalan Gender sebagai konsep ( istilah, pembagian kerja gender dan implikasinya,kebutuhan gender praktis dan strategis serta) • Pengenalan gender sebagai strategi pembangunan ( WID-GAD-PUG) • Pembelajaran analisa jender dan analisa sosial • Belajar Budget literacy ( membaca APBD, dan menganalisa masalah dalam APBD termasuk ARG) • Membuat perencanaan program responsif Gender di sektor pendidikan, bagaimana mengadvokasikannya Banjarbaru : Rencana program 2011 1. Pengorganisasian di akar rumput untuk isu pendidikan lewat KMC--- memperkuat dukungan kelompok basis untuk gerakan anti korupsi di bidang pendidikan. Menggalang Sekutu strategis – orang tua murid- guru 2. Meneruskan program APBD dengan pengawasan usulan masyarakat dalam tahapan APBD sampai dengan pengesahan dan implementasinya ( training pengawasan serta monitoring responsif jender) 3. Strategi advokasi ( mapping politik di tingkat lokal) bagaimana membangun sinergi dan kerja sama Makasar • Mitra : TI Makasar • Program yang di intervensi ARG dalam APBD kota makasar • Isu yang di advokasi : Kesehatan • Aktivitas: 1. Pengorganisasian di basis ( SRMI/KPRM di 5 titik) 2. Konsolidasi LPI 3. Membangun jejaring dan pembagian kerja dengan organisasi lain yang bergerak di isu anggaran ( Koppel, Yasmib, etc). No Stricker Makasar : Program yang sudah berjalan ( 2010) • Pengenalan Gender sebagai konsep ( istilah, pembagian kerja gender dan implikasinya,kebutuhan gender praktis dan strategis serta) • Pengenalan gender sebagai strategi pembangunan ( WID-GAD-PUG) • Pembelajaran analisa jender dan analisa sosial • Belajar Budget literacy ( membaca APBD, dan menganalisa masalah dalam APBD termasuk ARG) • Membuat perencanaan program responsif Gender di sektor kesehatan, bagaimana mengadvokasikannya Makasar : Rencana program 2011 1. Pengorganisasian di akar rumput untuk isu pendidikan lewat SRMI/KPRM--- memperkuat dukungan kelompok basis untuk gerakan anti korupsi di bidang kesehatan. 2. Meneruskan program APBD dengan pengawasan usulan masyarakat dalam tahapan APBD sampai dengan pengesahan dan implementasinya ( training pengawasan serta monitoring responsif jender) di bidang kesehatan paralel dengan divisi monev, dan progam APBD TI 3. Strategi advokasi ( mapping politik di tingkat lokal) bagaimana membangun sinergi dan kerja sama , memaksimalkan peran TI makasar dalam advokasi APBD responsive jender Makassar LPI TI Makassar SRMI/ KPRM Rangkuman intervensi di tingkat lokal • Menyasar alokasi resources yang lebih adil • Menyasar kebijakan dan institusi? Bekerja untuk mengarus utamakan kebijakan anti korupsi dengan perspektif jender dan bekerja dengan institusi lewat serangkaian tools ( data terpilah, check lists, analisa,) untuk memastikan bahwa prinsip pengarus utamaan gender adalah bagian dari gerakan anti korupsi. Jadi prinsip inclusion gender pada gerakan besar anti korupsi di Indonesia Rangkuman intervensi di tingkat lokal • Tujuan transformative politic and voices and spaces bagi civil society ( struggle over meaning) • Aktivitas yang dilaksanakan: 1. Bekerja di dalam dan diluar sistim. Di dalam sistim lewat program APBD, , melalui institusi yang di install pemerintah ( LPI), musrembang, forum skpd dst sampa bekerja di luar sistim lewat advokasi dan pressure untuk tujuan besar anti korupsi Rangkuman untuk intervensi di tingkat lokal dalam gender dan anti korupsi 2. Bekerja untuk memperkuat fondasi ( basis) pendidikan anti korupsi dan memperluas sekutu dengan aktor anti korupsi lain . Memperkuat fondasi ( dilakukan lewat KMC, kerja dengan srmi/kprm) dan sinergi dengan aktor anti korupsi lain misalnya di sektor anggaran dengan koppel, yasmib, di mks di banjar dengan akademisi, media, organisasi serikat guru dst Seknas TI • Di bandingkan dengan perkembangan di lokal, di tingkat nasional ( seknas TI) gender inclusion relatif lebih terbatas capaiannya karena terkendala berbagai hal ( waktu, manajemen program yang seharusnya bisa paralel dan tidak berjalan terpisah, proses birokrasi berjenjang, pengenalan program yang belum terlalu utuh, dan irama kerja divisi yang masih butuh penyesuaian) Seknas TI Phase 1 • memperkuat kapasitas TII untuk mengintegrasikan perspektif jender dalam program dan dalam organisasi ( working culture, staff capacity • meningkatkan kapasitas institutisonal TII untuk implementasi program yang lebih efektif dan efisien • pemberdayaan masyarakat untuk gerakan anti korupsi Usulan Penguatan Program Phase 1 • Program penguatan partisipasi masyarakat dalam peningkatan pelayanan publik ( seperti yang tercantum dalam rencana strategis TII 2009-2013 point ke 6) • Program penguatan kapasitas organisasi TII ( kelembagaan, manajemen program, kapasitas staf dan kultur organisasi yang lebih responjsif jender) – tercantum dalam renstra TII point ke 9 Seknas TI : rencana selanjutnya A. Setelah pengenalan gender awal dan pengenalan organisasi ( working culture) dibutuhkan pengenalan lanjutan ( advance gender training--untuk pengelola program di seknas TI) sehingga memiliki skill dan alat ukur untuk merancang program intervensi di masing masing divisinya. B. Membuat satu pilot project program unggulan dimana PUG dan ARG nya bisa di implementasikan yang menjadi niche TI yang bercita cita menjadi lokomotif gerakan anti korupsi indonesia yang memiliki ke khasan dibandingkan dengan organisasi anti korupsi yang lain Bahan diskusi/ pertanyaan: • Tantangan mereformasi institusi. Apakah birokrasi merupakan agen pembaharu atau di dalam institusi politik tersebut sebetulnya sudah melekat nilai tertentu yang bekerja dengan logika mereka sendiri ( beda karakter dan beda tujuan dengan gerakan anti korupsi )--- sharing pengalaman kerja anti korupsi menyasar lembaga/institusi dan aktor dalam lembaga tersebut ( KPK, Kejaksaaan, Kepolisian)--- fakta nya sangat sulit untuk jadi agen pembaharuan. Tujuan anti korupsi tidak bisa mengharap mereka menjadi aktor perubahan. Dibutuhkan political coalition building---- proses politik Bahan diskusi/ pertanyaan • Apakah perubahan kebijakan akan memuluskan jalan kearah transformasi yang diinginkan? Misalnya : Pakta integritas. afirmatif • A. intention- dan outcome : policy tidak selalu translate dalam implementasi • B. misbehaving discourses : anti korupsi dijadikan hanya slogan Bahan diskusi/ pertanyaan • Gerakan anti korupsi gerakan sosial saja atau melangkah menjadi gerakan politik ? Konteks kekinian di Indonesia . Alokasi resources harus direbut dan tidak bisa dengan cara cara konvensional, menunggu niat baik. Konsekwensi dari gerakan politik? • Game dan tujuan yang hendak dicapai? Maksimal atau minimalist? Tergantung wilayah atau tergantung design Seknas TI