Gender dalam Ekonomi

advertisement
Nama
: Dewi Sriwahyuni
Nim
: 06320148
Prodi/ smt
: EPI-2/ VI
Jurusan
: Syariah
Gender dalam Ekonomi
Isu jender akhir-akhir ini semakin ramai dibicarakan, walaupun jender itu sendiri
tidak jarang diartikan secara keliru. Kajian-kajian tentang jender memang tidak bisa
dilepaskan dari kajian teologis. Hampir semua agama mempunyai perlakuan-perlakuan
khusus terhadap kaum perempuan. Posisi perempuan di dalam beberapa agama dan
kepercayaan ditempatkan sebagai the second sex, dan kalau agama mempersepsikan
sesuatu biasanya dianggap sebagai "as it should be" (keadaan sebenarnya), bukannya "as
it is" (apa adanya).1
Wacana keadilan dan keseteraan jender di tengah suasana penegakan syariat
Islam, kembali mencuat. Meskipun bukan hal baru, namun tetap saja mengundang debat
panjang. Pernyataan pro-kontra muncul menghiasi langit sejarah perjalanan panjang nasib
kaum perempuan. Ternyata harus diakui, masih terlalu besar hambatan yang harus dilalui
oleh siapapun yang ingin mengembalikan peran dan fungsi perempuan sebagaimana
peran dan fungsi yang dimiliki dan dimainkan laki-laki.2
Dan banyak hal yang perlu diluruskan dalam persepsi masyarakat tentang
perempuan. Terutama anggapan sadar dan bawah sadar bahwa kaum laki-laki lebih utama
dari pada kaum prempuan. Semenjak dahulu kala, orang banyak berbicara tentang
ketimpangan sosial berdasarkan jenis kelamin tetapi hasilnya belum banyak mengalami
kemajuan. Sebenarnya untuk ukuran kemuliaan di sisi Tuhan adalah prestasi dan kualitas
tanpa membedakan etnik dan jenis kelamin (Qs. al-Hujurat/49:13). Al-Qur'an tidak
menganut faham the second sex yang memberikan keutamaan kepada jenis kelamin
tertentu, atau the first ethnic, yang mengistimewakan suku tertentu. Pria dan wanita dan
1
2
http://media.isnet.org/islam/Paramadina/Jurnal/5kaki.html
Artikel duik, Kesetaraan Gender versi Islam
1
suku bangsa manapun mempunyai potensi yang sama untuk menjadi 'abid dan khalifah
(Qs. al-Nisa'/4:124 dan Qs. al-Nahl/16:97).3
Para feminis telah banyak mencurahkan perhatian untuk mengangkat harkat dan
martabat kaum perempuan, tetapi tidak sedikit perempuan merasa enjoy di atas
keprihatinan para feminis tersebut. Mereka percaya bahwa perempuan ideal ialah mereka
yang bisa hidup di atas kodratnya sebagai perempuan, dan kodrat itu dipahami sebagai
takdir (divine creation), bukan konstruksi masyarakat (social consttuction).4
Sebenarnya Islam memberikan peluang kepada perempuan untuk berkarya lebih
besar, baik di dalam maupun di luar rumah. Al-Qur'an tidak memberikan penegasan
tentang unsur dan asal-usul kejadian laki-laki dan perempuan, tidak juga mengenal
konsep dosa warisan, dan skandal buah terlarang adalah tanggung jawab bersama Adam
dan Hawa. Perbedaan anatomi fisik-biologis antara laki-laki dan perempuan tidak
mengharuskan adanya perbedaan status dan kedudukan.
Jadi menurut saya, Islam itu memuliakan perempuan. Yaitu seiring dengan
perkembangan zaman yang sekarang ini lebih maju dan modern serta kaya akan
informasi maka membuat segalanya semakin transparan dan terbuka. Begitu juga dengan
kaum perempuan yang makin hari makin lebih dewasa dalam menjalankan hidup dan
kehidupannya, yaitu seperti yang dapat kita lilhat dimana dalam aktifitas kehidupan masa
kini, peranan kaum perempuan menjadi semakin kompleks. Kiprah perempuan pada saat
ini tidak lagi hanya sebagai pelengkap, tetapi vital, atau bahkan menentukan, baik yang
berkaitan dengan kehidupan sosial-keagamaan maupun dalam kerangka ekonomi dan
bisnis.
Berkaitan dengan ekonomi, di zaman sekarang, sudah mempunyai kemajuan
bahwa perempuan itu sudah bisa menggerakkan ekonomi sama halnya dengan laki-laki.
Dan Pekerjaan yang sebelumnya masih didominasi laki-laki berangsur-angsur dimasuki
dan bahkan didominasi oleh perempuan. Hal ini menunjukkan kesempatan yang semakin
terbuka bagi perempuan. Peningkatan keterlibatan ini dapat juga didorong oleh tekanan
ekonomi pasar yang mengubah tatanan sosial ekonomi terutama menyangkut nilai barang
dan uang dalam suatu masyarakat. Kesempatan perempuan untuk keluar dari arena
3
Konsep Kesetaraan Jender dalam al-Qur'an Menurut Nasaruddin Umar, Redaktur Pelaksana Jurnal
Pemikiran Islam Paramadina
4
Ibid, hlm 1
2
domestik dan bekerja di luar rumah dapat dipengaruhi oleh kesadaran baru pada diri
perempuan atau karena pergeseran sistem nilai yang memungkinkan perempuan
meninggalkan rumah. Perubahan ini dapat juga dilihat sebagai tanda permintaan pasar
tenaga kerja yang besar atau tanda dukungan kelembagaan yang memberikan jaminan
bagi keterlibatan perempuan. Partisipasi ekonomi perempuan terikat pula pada perubahan
struktur ekonomi yang telah membuka peluang baru bagi perempuan dalam berbagai
pekerjaan. Selain itu, perusahaan-perusahaan yang berorientasi pada pencarian kentungan
dan berorientasi global membutuhkan tenaga perempuan untuk menekan biaya produksi.
Oleh karena itulah, banyak perempuan zaman sekarang yang bekerja di luar rumah yang
terkadang memiliki level atau karier yang lebih tinggi daripada laki-laki.
Namun Dibalik semua itu, perempuan memiliki suatu “tugas wajib” di dalam
kehidupan rumah tangganya. Kodrat mereka sebagai perempuan menuntut mereka untuk
bertanggung jawab atas rumah tangganya. Tugas mereka terutama adalah mengurusi
keluarga, khususnya terhadap anak-anaknya. Peran perempuan sebagai seorang ibu
sangatlah penting dalam membentuk moral serta kepribadian anak sebagai generasi
penerus bangsa. Oleh karena itu, meskipun keterlibatan ibu di luar rumah tidak dapat
dibendung, dibutuhkan kesadaran tentang perlunya menata rumah tangga yang damai
bagi anak.5
DAFTAR PUSTAKA
Artikel duik, Kesetaraan Gender versi Islam
http://media.isnet.org/islam/Paramadina/Jurnal/5kaki.html
http://friscajohar16.wordpress.com/2009/05/24/keterlibatan-perempuan-dalam-ekonomidan-keluarga/
5
http://friscajohar16.wordpress.com/2009/05/24/keterlibatan-perempuan-dalam-ekonomi-dan-keluarga/
3
Download