Dari hasil studi ‘Pembiayaan Kesehatan Daerah di DI. Yogyakarta dan Provinsi Lampung, pilih salah satu kabupaten di Lampung dan Yogyakarta sebagai kasus. Buatlah analisis perbandingan antar keduanya. Sangat dianjurkan untuk menggunakan data, referensi dan asumsi tambahan untuk memperkaya analisis. Analisis diarahkan pada pertanyaan berikut ini : a. Bagaimana tanggapan anda melihat fakta pembiayaan kesehatan seperti itu ? b. Apa yang menyebabkan peningkatan/penurunan pengeluaran biaya kesehatan di daerah tersebut ? c. Bagaimana tingkat keberlangsungan biaya kesehatan di daerah tersebut? Dan bagaimana komitmennya ? d. Jika anda menjadi kepala dinas, apa yang harus anda lakukan menyikapi fakta pembiayaan kesehatan seperti itu ? Jawaban : Dari hasil studi tersebut, saya akan membandingkan pembiayaan kesehatan antara Kabupaten Tulang Bawang di Lampung dengan Kabupaten Sleman di Jogjakarta dengan menyajikannya dalam tabel, yaitu sbb : No Keterangan Kab. Tulang Bawang 2002 2003 1 Prosentase Anggaran Kesehatan Anggaran total APBD II (Rp) 210,890,812,937 284,898,526,773 % Kesehatan APBD II Anggaran total 58.13% 36.00% % anggaran kesehatan APBD 6.66% 4.73% 2 Biaya Per Kapita Anggaran total Kesehatan (Rp) 24,146,318,410 37,462,379,523 Per Kapita (Rp) 33,918.80 52,566.16 3 Komposisi Pembiayaan Kesehatan di : Pusat 53.64 Propinsi 4.12 Kabupaten 42.23 4 Komposisi Pembiayaan Kesehatan di : Sektor Kesehatan 92.49 Sektor Non Kesehatan 7.51 5 Proporsi Pembiayaan Kesehatan di Dinkes menurut jenis Pembiayaan : Investasi 20.62 26.24 Operasional 78.82 69.93 Pemeliharaan 0.56 3.83 Kab. Sleman 2002 2003 668,491,939,449 782,879,908,091 75.88% 80.33% 3.95% 4.23% 34,791,728,952 40,665.54 41,222,842,541 47,122.86 14.64 0.04 85.31 98.81 1.19 11.14 85.60 3.26 11.80 84.16 4.04 Berdasarkan tabel di atas, a. Tanggapan saya melihat fakta pembiayaan kesehatan di atas adalah secara umum alokasi pembiayaan kesehatan di Kabupaten Tulang Bawang lebih kecil bila dibandingkan dengan Kabupaten Sleman. Prosentase anggaran kesehatan dari APBD II terhadap total anggaran APBD II di Kabupaten Tulang Bawang menurun dari 58.13% menjadi 36% sedangkan di Kabupaten Sleman meningkat dari 75.88% menjadi 80.33%. Biaya per kapita pembiayaan kesehatan di Kabupaten Tulang Bawang dan Kabupaten Sleman samasama meningkat setiap tahunnya. Komposisi pembiayaan kesehatan di Kabupaten Tulang Bawang tertinggi berasal dari pembiayaan pusat (53.64) diikuti kabupaten (42.23) dan pembiayaan dari propinsi yang sangat kecil (4.12) sebaliknya di Kabupaten Sleman komposisi pembiayaan kesehatan tertinggi berasal dari kabupaten (85.31) diikuti pusat (14.64) dan propinsi yang terkecil (0.04). Berdasarkan jenisnya, di kedua kabupaten tersebut, pembiayaan operasional adalah jenis pembiayaan dengan proporsi terbesar dibandingkan pembiayaan investasi dan pemeliharaan. b. Yang menjadi penyebab peningkatan/penurunan pengeluaran biaya kesehatan di kedua kabupaten tersebut adalah perbedaan jumlah anggaran total APBD II dan komitmen pemerintah daerah. Kabupaten Tulang Bawang dengan jumlah anggaran total APBD II yang sepertiga dari jumlah anggaran total APBD II Kabupaten Sleman serta komitmen pemerintah daerah yang rendah terhadap kesehatan menyebabkan proporsi alokasi pembiayaan kesehatan di Kabupaten Tulang Bawang lebih rendah dibandingkan dengan Kabupaten Sleman. c. Tingkat keberlangsungan biaya kesehatan dapat dilihat dari tingginya proporsi anggaran kesehatan APBD II terhadap total anggaran kesehatan yaitu sebesar > 70%. Di Kabupaten Tulang Bawang proporsi tersebut besarnya kurang dari 70% yaitu hanya sebesar 58.13% di tahun 2002 dan turun menjadi 36% di tahun 2003, ini menunjukkan rendahnya tingkat keberlangsungan biaya kesehatan di Kabupaten Tulang Bawang. Sebaliknya di Kabupaten Sleman, proporsi tersebut besarnya > 70% yaitu sebesar 75.88% di tahun 2002 dan meningkat menjadi 80.33% di tahun 2003, keadaan ini menunjukkan tingginya tingkat keberlangsungan biaya kesehatan di Kabupaten Sleman. Komitmen anggaran kesehatan pemerintah daerah dapat diketahui antara lain dari prosentase anggaran kesehatan APBD II terhadap total anggaran kesehatan (seperti telah dijelaskan di atas) dan proporsi anggaran menurut sumber serta alokasi pembiayaan yang seimbang antara investasi (20%), operasional (70%) dan pemeliharaan (10%). Di Kabupaten Tulang Bawang seperti telah dijelaskan di atas, memiliki prosentase anggaran kesehatan APBD II terhadap total anggaran yang lebih rendah dari 70% dan sumber pembiayaan yang tertinggi berasal dari pusat yaitu sebesar 53.64% (bukan dari kabupaten) sedangkan kabupaten hanya mengalokasikan sebesar 42,23% serta alokasi pembiayaan yang tidak seimbang antara investasi, operasional dan pemeliharaan (lihat tabel) mengindikasikan bahwa kabupaten ini memiliki komitmen yang rendah terhadap kesehatan. Sebaliknya, di Kabupaten Sleman prosentase anggaran kesehatan APBD II > 70% dan sumber pembiayaan kesehatan tertinggi berasal dari kabupaten (85.31%) serta dan alokasi pembiayaan yang cukup seimbang dan tidak mengalami perubahan penurunan yang besar setiap tahunnya mengindikasikan bahwa kabupaten ini memiliki komitmen yang cukup tinggi terhadap kesehatan. d. Bila saya menjadi kepala dinas, yang harus saya lakukan adalah memperbaiki perencanaan pembiayaan kesehatan menjadi perencanaan yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap kesehatan dengan mengedepankan kecukupan anggaran dengan mengalokasikan sumber daya secara efisien, equity dan sustainability.