DIY PUG DJTP final-ak

advertisement
PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG)
BIDANG TANAMAN PANGAN
Disampaikan pada Pemantauan Kegiatan Responsif Gender
DI Yogyakarta, 24 September 2014
DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN-RI
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN
2015-2019
1.
Kebijakan peningkatan ketahanan pangan (padi, jagung,
kedelai, tebu, sapi, cabai dan bawang merah) yang berdampak
bagi perekonomian
2. Kebijakan pengembangan komoditas ekspor dan
substitusi impor serta komoditas penyedia bahan baku bioindustri dan bio-energi
3. Kebijakan peningkatan daya saing produk pertanian
melalui standarisasi produk dan proses, peningkatan rantai
pasok (supply chain) dan rantai nilai (value chain), mutu dan
keamanan pangan
4. Kebijakan pengembangan infrastruktur (lahan, air, sarana
dan prasarana) dan agro-industri di perdesaan, sebagai dasar/
landasan pengembangan bio-industri erkelanjutan
2
Lanjutan...
5.
6.
7.
8.
9.
Kebijakan re-orientasi produksi dari satu jenis produk menjadi
multi produk (produk utama, bioenergi, produk sampingan, produk dari
limbah, zero waste dan lainnya)
Kebijakan pengembangan kawasan/klaster, yaitu pada kawasan
tertentu yang mengungkit pencapaian target nasional
Kebijakan sistem perbenihan/pembibitan, perlindungan petani,
kelembagaan ekonomi petani, inovasi dan diseminasi teknologi,
penyuluhan, dan kebijakan sistem perkarantinaan pertanian
Kebijakan mendukung program tematik: MP3EI, MP3KI,
Pengarusutamaa Gender (PUG), Kerjasama Selatan-Selatan (KSS),
ketenagakerjaan, percepatan daerah tertinggal, kawasan khusus dan
wilayah perbatasan, Pengembangan Papua dan Papua Barat
Kebijakan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim serta penanganan
pasca bencana alam
3
GENDER
PERBEDAAN JENIS KELAMIN - GENDER





JENIS KELAMIN (SEX)
GENDER
Perbedaan organ biologis
laki-laki dan perempuan
khususnya pada
bagian reproduksi.
Perbedaan peran, fungsi,
dan tanggungjawab
laki-laki dan perempuan
hasil konstruksi sosial
Ciptaan Tuhan
Bersifat kodrat
Tidak dapat berubah
Tidak dapat ditukar
Berlaku sepanjang zaman &
di mana saja





Buatan manusia
Tidak bersifat kodrat
Dapat berubah
Dapat ditukar
Tergantung waktu dan
budaya setempat
Perempuan : Menstruasi, Mengandung, Melahirkan & Menyusui.
Laki-laki : Membuahi (spermatozoa), berjakun
Program dan Kegiatan
Apa yang Responsif
Gender di Ditjen TP?
6
Program Peningkatan
Produksi, Produktivitas
dan Mutu TP Utk Mencapai
Swasembada &
Swasembada
Berkelanjutan.
Kegiatan Penguatan
Perlindungan TP dari
Gangguan OPT & DPI
7
Penyiapan Dana
SLPHT
(Dekon + APBD)
PERSIAPAN
 Penugasan penanggungjawab
 Pertemuan tingkat kec & desa
o Dukungan pejabat terkait & tokoh masyarakat
o Penetapan lokasi & Kelompok Tani sesuai dengan persyaratan (25 orang,
pria:wamita = 60 : 40)
o Kontrak belajar
o Studi petani
 Penyiapan sarana belajar (pedoman/petlap, lahan, bahan & alat)
MATERI
 Pengamatan agroekosistem
(biotik: tanaman, OPT, musuh
alami & abiotik: cuaca, air,
tindakan petani, dll)
 Topik khusus: disesuaikan
dengan kondisi spesifik lokasi
dan agribisnis
Keltan yang belum
melaksanakan SLPHT
Keltan yang belum
melaksanakan SLPHT
PROSES BELAJAR SLPHT
(12x Pertemuan)
 Dinamika kelompok
 Pengamatan Agroekosistem
 Mengungkapkan (menggambar dan
mempresentasikan hasil pengamatan)
 Menganalisa (diskusi)
 Membuat keputusan
 Menerapkan
 Petani sebagai ahli PHT
FIELD DAY
 Ekspose keberhasilan PHT
 Menumbuhkan motivasi petani
lain dalam penerapan PHT
RENCANA TINDAK LANJUT
 Keberlanjutan & pelembagaan penerapan PHT
 Alumni sbg pemandu di Keltan lain
 Pemberdayaan alumni sbg petani pengamat
LOKAKARYA
 Evaluasi
pelaksanaan
 Studi banding
dengan Keltan
pelaksana SLPHT
lainnya
Pejabat terkait & tokoh
masyarakat
SLPHT
Skala Luas
KEC. PHT
Pelaksanaan PUG Tahun 2013
1. Sosialisasi PUG Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
RR. P2BN Setditjen TP, Tgl. 15 Maret 2014.
Narasumber :
 Dr. Yulfita (Pakar Gender).
 Dra. Niken Kiswandari, MSi (Asdep Gender Bid. Pertanian, Hut, Laut & Perikanan
- KPPPA)
 Ir. Lila (Tim Pokja PUG – Kementerian Pekerjaan Umum).
 Ir. Cut Ratna (Koordinator Tim Pokja PUG – Kementerian Pertanian).
 Febriyanto, ST (Tim Pokja PUG, Ditjen PSP – Kementerian Pertanian).
2. Sosialisasi PUG ke Provinsi : Lampung, Sumbar, Sumsel, Jabar, DI Yogyakarta, Jateng, Bali,
Kalteng, dan Sulsel.
3. Sosialisasi PUG pada acara Pertemuan Evaluasi Pelaksanaan dan Kepamanduan SLPHT ,
Hotel Lor In Solo – 28 - 30 Mei 2013. Peserta : BPTPH se-Indonesia (penanggungjawab
kegiatan SLPHT). Narasumber : Dr. Suwandi (Sekjend – Kementan).
4. Workshop PUG Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Hotel Sahira Butik – Bogor,
Tgl. 29 – 30 Juli 2013. Narasumber : H. Yusuf Supandi (Pemerhati Gender/ Anggota
Presidium Mitra Gender/Pokja PUG Kemdikbud/Gender Advisor BEC-TF World Bank).
Terbitnya : SK. Dirjen TP No. 45/HK.310/C/8/2013 tanggal 19 Agustus 2013 tentang
Kelompok Kerja PUG Lingkup Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013.
Pelaksanaan PUG Tahun 2014
• Pembentukan Kelompok Kerja Pengarusutamaan
Gender dengan diterbitkannya Surat Keputusan
Direktur Jenderal Tanaman Panga Nomor :
32/HK.310/C/4/2014 tanggal 17 April 2014.
• Workshop Tim Pokja lingkup DJTP  Hotel Salak,
Tgl. 19 - 21 Juni 2014.
• Sosialisasi PUG ke Dinas Pertanian Provinsi dan
BPTPH.
• Workshop Pemantapan Metode Multidimensional
Scaling (MDS) dalam Analisis Gender, Tgl. 30
September 2014.
• Menyusun Buku Petunjuk Teknis
Pengarusutamaan Gender Bidang Tanaman
Pangan
10
Data BPS tahun 2010
Jumlah Penduduk Indonesia: 237,5 juta
jiwa  terdiri dari : 49,7% perempuan
dan anak (0-18 th) sebesar 34,53%.
Perempuan dan Anak :
84,43%
Bagian Yg Harus Menjadi
Perhatian Perkembangan dan
Kemajuan Indonesia
11
Peran yg tidak
seimbang
Ketidakadilan
peran dan
tanggung jawab
Pembagian Kerja, ada
kejelasan siapa
menger-jakan apa
GALERI SLPHT
TANAMAN PANGAN
Implementasi dari kesetaraan gender :
petugas perempuan dan laki-laki memiliki kesempatan
yang sama dalam memberikan pelayanan informasi
kepada masyarakat
Monitoring SLPHT di Kelompok Tani Siap Membangun, Desa
Saharai, Kec. Rantau Badau, Kab. Barito Kuala, Kalimantan Selatan
Pertemuan
Usia Peserta
Pendidikan
Komp. Gender
: ke-4
: 20 – 40 tahun
: SD, SLTP, dan SLTA
: 21 orang laki-laki,
4 orang perempuan
Tingkat kehadiran : 96 %
Waktu belajar
: 07.00 – 12.00
07.00 – 09.00 pengamatan agro-ekosistem (ae)
19.00 – 10.00 menggambar hasil pengamatan ae
10.00 – 10.30 diskusi kelompok kecil untuk persentasi
10.30 – 12.00 presentasi masing-masing kelompok
Pengamatan agro-ekosistem
Pertemuan ke-4
•.
Penjelasan Petugas Pusat
Pertemuan ke-4
Menggambar hasil
pengamatan ae
Pertemuan ke-4
Penjelasan Petugas Provinsi
Pertemuan ke-4
Monitoring SLPHT di Kelompok Tani Rukun Sentosa, Desa P. Atas,
Kec. Sambutan, Kota Samarinda, Kalimantan Timur
Pertemuan
Usia Peserta
Pendidikan
Komp. Gender
: ke-9
: 27 – 53 tahun
: SD, SLTP, dan SLTA
: 17 orang laki-laki,
8 orang perempuan
Tingkat kehadiran : 100 %
Waktu belajar
: 07.00 – 12.00 (jadwal standar)
•.
Menggambar Hasil Pengamatan agro-ekosistem
pertemuan ke-9
Pengamatan agro-ekosistem
pertemuan ke-9
7 PRASYARAT PELAKSANAAN PUG
No.
1.
2.
3.
4.
Komponen
Komitmen

Pelaksanaan
Pejabat pengambil keputusan (peraturan tentang pelaksanaan PUG di pusat
dan daerah).
Kebijakan

Adanya RPJMN/RPJMD yang responsif. Gender

Renstra Kementerian/Renstra Eselon I/SKPD/OPD, juklak, juknis.

Adanya Pokja PUG (termasuk focal point PUG).

Adanya Rencana Tahunan Pokja PUG.

Adanya Laporan Tahunan Pokja PUG
Kelembagaan
(Lembaga)
a. Sumber
Manusia
Daya 

b. Sumber
Anggaran
5.
6.
7.
Daya 

Alat
Analisis 
Gender
Data Gender

Peran
Masyarakat
Serta 
Tujuh Prasyarat Pelaksanaan PUG
Tersedianya SDM yang telah mengikuti pelatihan (capacity building)
PUG/PPRG.
Tersedianya SDM yang sudah mengikuti TOT fasilitator PUG/PPRG.
Adanya alokasi anggaran untuk (capacity building) PUG/PPRG.
Adanya ARG.
Alat analisis gender yang digunakan (GAP, Harvard, dll).
Tersedianya statistik gender/profil gender/data terpilah.
Adanya lembaga masyarakat untuk mendukung pelaksanaan PUG.
19
Download