PPPHT TP - 2016 KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PEMANTAPAN PENERAPAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PPPHT) Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Pertanian Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Unit Eselon II : Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Program : Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Hasil : Perluasan penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat didukung oleh sistem penanganan pasca panen dan penyediaan benih serta pangamanan produksi yang efisien untuk mewujudkan swasembada dan swasembada berkelanjutan Kegiatan : Pemantapan Terpadu Indikator Kinerja Kegiatan : Luas Areal Tanaman Pangan Aman dari Gangguan OPT (Ha) Penerapan Pengendalian Hama Satuan Ukur dan Jenis Keluaran : Luas Areal Pengamanan Produksi (Ha) Volume : 14.575 Hektar (Padi : 13.900 Ha, Jagung : 465 Ha, Kedelai : 210 Ha). A. Latar Belakang 1. Dasar Hukum Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman. Bab III tentang Penyelenggaraan Budidaya Tanaman, Bagian Ke-enam Perlindungan Tanaman. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Perlindungan Tanaman. Tahun 1995 tentang Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Nasional. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional. Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2000 tentang Pengarustamaan Gender (PUG) dalam pembangunan nasional yang mengamanahkan agar program pembangunan pada umumnya dapat merespon potensi, permasalahan, kebutuhan, dan kepentingan sumberdaya manusia yang menjadi subyek pembangunan, yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. PPPHT TP - 2016 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, bahwa Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan melaksanakan tugas dan fungsi pemberian bimbingan teknis. 2. Gambaran Umum Pendahuluan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman, pasal 20 mengamatkan bahwa perlindungan tanaman dilaksanakan dengan sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT), dan pelaksanaannya menjadi tanggungjawab masyarakat dan pemerintah. Pemerintah akan memberikan bantuan dalam kondisi kritis apabila masyarakat tani tidak mampu lagi mengatasi gangguan OPT atau terjadinya eksplosi serangan. Dengan demikian, kesuksesan upaya perlindungan tanaman sangat tergantung pada pengetahuan, pemahaman, dan penerapan sistem PHT oleh petani. Sistem PUT mengedepankan pengelolaan agroekosistem dan teknologi pengendalian OPT yang berbasis sumber daya alam, diantaranya penggunaan agens hayati, pestisida nabati, dan teknologi pengendalian spesifik lokasi. Penerapan dan pemasyarakatan sistem PHT telah dikembangkan sejak awal tahun 1990 melalui Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) yang dibiayai Program Nasional PHT. SLPHT merupakan salah satu wadah pemberdayaan petani melalui metode partisipatoris, untuk melatih petani menyampaikan pendapat dan ide-idenya secara aktif sehingga petani mampu menyelesaikan permasalahan dan membuat keputusan terkait pengelolaan agroekosistemnya. Pelaksanaan SLPHT telah berkembang, yang semula hanya komoditas padi, saat ini meluas ke komoditas palawija, dll. Berdasarkan hasil evaluasi, SLPHT menunjukkan nilai keuntungan pada indikator sebagai berikut : meningkatkan pengetahuan petani, menurunkan intensitas serangan OPT, menurunkan frekuensi aplikasi pestisida kimia, meningkatkan produktivitas, dan meningkatkan keungtungan petani (B/C Ratio). Akan tetapi, selama ini pelaksanaan SLPHT dinilai belum meberikan dampak yang signifikan terutama terhadap penurunan serangan OPT secara nasional. Oleh karena itu, diperlukan suatu pendekatan program yang mampu menerapkan dan mengembangkan PHT pada skala yang lebih luas (hamparan) tanpa batas wilayah administratif. Kegiatan dimaksud adalah Pemantapan Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPPHT). Kegiatan ini diharapkan mampu memberikan dampak yang lebih signifikan sehingga memberikan kontribusi positif dalam program peningkatan produksi tanaman pangan. PPPHT TP - 2016 Kegiatan PPPHT merupakan salah satu bentuk pengamanan produksi dengan memberdayakan petani alumni SLPHT dan melibatkan petani yang belum dilatih dalam SLPHT. Pada tahun 2015 telah dirancang kegiatan PPPHT. Selanjutnya pada tahun 2016 dilaksanakan di 31 provinsi dengan luasan 14.575 Hektar, terdiri dari : padi : 13.900 Ha, jagung : 465 Ha, kedelai : 210 Ha. Tujuan a. Memberdayakan petani alumni SLPHT sekaligus mentrasfer pengetahuan dan ketrampilan terkait PHT kepada petani yang belum dilatih dalam SLPHT. b. Menumbuhkan prakarsa, motivasi, dan kemampuan petani/kelompok tani untuk melaksanakan gerakan pengendalian OPT secara bersama-sama antar petani/kelompok tani dalam satu hamparan. c. Mengimplementasikan prinsip PHT dalam budidaya tanaman pada skala luas (hamparan), khususnya dalam mengelola agroekosistem dan mengatasi permasalahan OPT. Sasaran a. Terberdayakannya petani alumni SLPHT serta meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan petani yang belum dilatih dalam SLPHT. b. Terlaksananya penerapan PHT secara optimal dalam skala yang luas (hamparan). c. Terlaksananya pengamanan produksi dalam skala luas (hamparan). B. Penerima Manfaat Petani dan petugas. C. Strategi Pencapaian Keluaran 1. Metode Pelaksanaan Metode untuk mencapai keluaran kegiatan PPPHT dilakukan melalui swakelola, kontraktual dengan pihak ketiga, dan bantuan sosial (bansos). 2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran pelaksanaan PPPHT, operasionalnya dilaksanakan melalui kegiatan pertemuan koordinasi (satu kali), persiapan (tiga kali), pertemuan evaluasi hasil pengamatan (empat kali), dan rencana tindak lanjut (satu kali) dengan pendampingan oleh petugas POPT- PPPHT TP - 2016 PHP/PPL/Mantri Tani. Pengamatan rutin dilakukan secara mingguan sebanyak 12 kali pengamatan oleh petani alumni SLPHT. Kegiatan dilaksanakan selama satu musim tanam, mulai dari masa pra tanam sampai dengan panen. Matriks Waktu Pelaksanaan Evaluasi Pelaksanaan PPPHT dan Kepemanduan No. Tahapan Jan Feb Mrt Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des Pelaksanaan 1 Persiapan 2 Pelaksanaan 3 Pelaporan D. Waktu dan Pencapaian Keluaran Pelaksanaan kegiatan satu periode Januari-Desember TA. 2016 E. Biaya Pembiayaan kegiatan dibebankan pada APBN TA 2016, DIPA Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dengan Rincian Anggaran Biaya (RAB) sebagaiman terlampir.