BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kingdom fungi merupakan salah satu kelompok organisme yang memiliki tingkat keragaman hayati tertinggi kedua setelah insekta. Makrofungi juga W D memegang peranan penting dalam ekosistem hutan sebagai pendegradasi sisa-sisa kayu, tanaman dan makhluk lainnya. Makrofungi tumbuh di semua habitat yang ada di bumi. Wilayah tropis termasuk Indonesia dianggap memiliki keanekaragaman yang tinggi bagi sebagian besar organisme makrofungi. K U Indonesia sebagai negara megabiodiversitas dengan potensi-potensi sumber daya alam yang belum digali dan dikembangkan memiliki peluang yang cerah dalam pengembangan. © Fakta mengatakan bahwa makrofungi dari Basidiomycetes masih kurang diteliti, terutama di Indonesia. Biodiversitas makrofungi yang tinggi, beberapa diantaranya telah diteliti di berbagai negara lain dan menunjukkan makrofungi memiliki manfaat dalam bidang farmasi sebagai antibiotik dan obat-obatan. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa makrofungi menghasilkan banyak zat farmakologis dan sudah ditetapkan dalam literatur bahwa beberapa jenis dari mereka merupakan sumber potensial senyawa bioaktif sebagai imunomodulator, antioksidan, anti-inflamasi, antibakteri, antijamur, antivirus, perlindungan hati, mereduksi glukosa dan antitumor. Mengingat potensi fungi yang cukup besar 1 memungkinkan makrofungi sebagai agen biokontrol dalam mengendalikan organisme pengganggu tanaman (OPT). Serangan OPT penyebab penyakit menyebabkan penurunan angka hasil panen dan kerugian finansial bagi petani. Di Amerika Serikat, kerugian bagi negara ditaksir sekitar 20,1 sampai 34,4 miliar dolar Amerika, dengan rata-rata kerugian untuk semua komoditas pertanian di dunia karena OPT di taksir sebesar W D 31-42%. Kerugian di negara yang sedang berkembang lebih besar dari pada di negara maju (Somowiyarjo, 2011). Dalam menghadapi kenyataan tersebut, peranan pestisida bagi sektor pertanian dirasakan memberikan hasil yang cepat dan memuaskan bagi petani. Namun, pestisida memiliki dampak negatif terhadap K U makhluk hidup, lingkungan seperti lingkungan fisik (air, udara dan tanah) dan bahkan dapat menyebabkan keracunan akut/ kronik sampai pada kematian. Peningkatan penggunaan pestisida di sektor pertanian hampir tidak © mungkin dipisahkan dari kehidupan manusia dan juga tidak lepas dari peran konsumen yang selalu menginginkan dan menghendaki produk pertanian yang secara absolut bebas dari serangan OPT. Begitu juga dengan pasar yang lebih menyukai produk pertanian yang bebas bahan kimia. Ketergantungan inilah yang akan melemahkan produk pertanian asal Indonesia dan daya saingnya di pasar global, terlebih, saat ini pembangunan sektor pertanian disiapkan untuk memasuki era agroindustri dan agribisnis terpadu. Pengembangan penerapan teknologi berwawasan lingkungan dan pengembangan sumber daya manusia mendapat perhatian dan penekanan yang cukup kuat dan serius sebagai landasan pembangunan pertanian berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Salah satu 2 langkah nyata yang perlu dilakukan adalah mengamankan produksi pertanian dari gangguan OPT. Kebijakan global mengenai pembatasan penggunaan bahan aktif kimiawi pada proses produksi pertanian pada gilirannya akan sangat membebani pertanian Indonesia karena selalu diikuti dengan pertimbangan ekonomi dan berdampak pada lingkungan. Menghadapi kenyataan tersebut perlu segera diupayakan W D pengurangan penggunaan pestisida kimiawi dan mengalihkannya pada jenis agen biokontrol yang aman dan ramah bagi lingkungan. Potensi jamur memiliki keuntungan yang besar dibandingkan dengan bakteri. Banyak organisme dipelajari sebagai sumber daya potensial, yaitu K U komponen bioaktif yang belum ditemukan dan filum Basidiomycetes memberikan hasil yang menjanjikan. Saat ini jauh lebih rumit untuk menemukan zat aktif sintetis kimia farmasi baru daripada menemukan zat aktif dari sumber daya alam © yang belum dijelajahi. Skrining berkelanjutan untuk menemukan sumber daya alam baru dari alam telah membuat kemajuan besar dalam menjelajahi kekayaan produk alami yang tak terbatas dan belum ditemukan untuk digunakan dalam produk farmasi dan produk agrokimia (Anke, 1989). Melihat tingkat keanekaragaman hayati makrofungi yang tinggi, ada kemungkinan besar bahwa beberapa spesies bahkan banyak spesies makrofungi yang ada di Indonesia khususnya dari ordo Agaricales berpotensi untuk diteliti dan dikembangkan sebagai agen biokontrol dalam mengendalikan OPT. Oleh karena latar belakang diatas, peneliti ingin mencari dan memulai penelitian yang berdasar pada beberapa penelitian yang telah dilakukan, bahwa 3 Agaricales menghasilkan banyak zat farmakologis dan beberapa jenis dari mereka merupakan sumber potensial senyawa bioaktif sebagai antibakteri, dengan melihat potensi makrofungi yang cukup besar tersebut, memungkinkan Agaricales sebagai agen biokontrol dalam mengendalikan OPT yang banyak meresahkan petani Indonesia. W D K U © 4 B. Rumusan Masalah Seberapa efektifkah ekstrak tubuh buah Agaricales digunakan sebagai antibakteri terhadap Pectobacterium carotovorum, Ralstonia solanacearum, Xanthomonas oryzae yang merupakan OPT penyebab penyakit pada tanaman? C. Tujuan W D 1) Mengetahui pengaruh ekstrak senyawa aktif Agaricales sebagai antibakteri terhadap bakteri Pectobacterium carotovorum, Ralstonia solanacearum, Xanthomonas oryzae yang merupakan OPT. 2) Mengetahui konsentrasi terendah (MIC) dari aktivitas ekstrak Agaricales K U terhadap bakteri uji Pectobacterium carotovorum, Ralstonia solanacearum, Xanthomonas oryzae. © D. Manfaat Penelitian 1) Bagi Balai Taman Nasional Gunung Merapi a. Memberikan data dan informasi tambahan tentang keanekaragaman dan potensi Agaricales di TNGM Lereng Selatan untuk memperlengkapi informasi kekayaaan keanekaragaman hayati TNGM b. Memberikan informasi keanekaragaman jenis dan potensi pemanfaatan makrofungi yang berpotensi sebagai pengendali OPT 5 2) Bagi Universitas Kristen Duta Wacana dan Fakultas Bioteknologi a. Menambah database dan informasi bagi Universitas, Fakultas dan mahasiswa b. Sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya c. Sebagai bahan sosialisasi ke masyarakat W D 3) Bagi masyarakat a. Sosialisasi keanekaragaman jenis dan potensi pemanfaatan Agaricales yang memiliki khasiat sebagai nutraceutical dan antibakteri b. Masukan untuk pengaplikasian K U mengendalikan OPT 4) Bagi peneliti © di lapangan, a. Menambah pengetahuan dalam bidang penelitian b. Menjadi bahan sosialisasi ke masyarakat 6 terutama dalam