ISSN 0215 - 8250 130 HUBUNGAN LINGKUNGAN KELUARGA DENGAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI DI SINGARAJA oleh I Wayan Rai Jurusan Penjaskesrek Fakultas Pendidikan Ilmu Keolahragaan, IKIP Negeri Singaraja ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan lingkungan keluarga dengan hasil belajar sosiologi pada siswa SMA Negeri di Singaraja. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif expost facto, dengan studi korelasional yang melibatkan 260 sampel penelitian siswa SMA Negeri di Singaraja. Pengambilan anggota sampel dilakukan dengan pendekatan proportional cluster random sampling, yakni dengan mengambil jumlah amggota sampel sesuai dengan perbandingan yang ada pada kelompok sekolah dan jenis kelamin siswa pada sekolah tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan tes dan kuesioner. Instrumen tes digunakan untuk mengukur data hasil belajar sosiologi siswa, dalam bentuk tes hasil belajar dengan mengacu pada materi pelajaran sosiologi kurikulum 1994, semester dua di kelas dua, sedangkan kuesioner digunakan untuk mengukur variabel lingkungan keluarga, untuk mengetahui kualitas dari lingkungan siswa. Keseluruhan alat pengumpul data yang digunakan disusun sendiri oleh peneliti dan setelah diadakan validasi alat ukur, diperoleh hasil dari 40 soal tes hasil belajar, dinyatakan gugur sebanyak lima butir soal dan dari 20 butir kuesioner lingkungan keluarga, sebanyak tiga butir soal dinyatakan gugur. Butir soal yang dinyatakan gugur tidak digunakan dalam penelitian ini. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan korelasi product moment, dengan bantuan jasa komputer Program SPSS 10 for Windows. Melalui analisis data diperoleh hasil bahwa kecenderungan kualitas lingkungan keluarga yang diperkirakan mempengaruhi hasil belajar sosiologi, berada pada kategori baik sejumlah 138 orang (53,10%), cukup : 121 orang (46,50%) dan kurang sebanyak satu orang (0,40%). Dari hasil uji hipotesis didapatkan hasil bahwa ada korelasi yang positif dan signifikan antara lingkungan keluarga dengan hasil belajar siswa SMA Negeri di Singaraja. Sumbangan efektif yang diberikan oleh lingkungan keluarga terhadap hasil belajar sosiologi, sebesar 3,60%. Dari sumbangan efektif yang masih relatif ________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXVIII Januari 2005 ISSN 0215 - 8250 131 kecil ini, diperkirakan masih ada sekitar 96,40% variabel lain yang belum dapat dijelaskan dalam penelitian ini yang diperkirakan mempengaruhi hasil belajar sosiologi siswa. Kata kunci : lingkungan keluarga , hasil belajar ABSTRACT The Aim of this research was to find out the correlation between Family Environment and the Achievemtn in Sociology of the Public High School Students in Singaraja. The research was conducted based on the qantitatif expost facto approach, involving a number of 260 students as the samples drawn from SMA Negeri 1 Singaraja. The sampling was made based on the proportional cluster random technique, that is by determining the total number of the samples according to the proportion available in every group of school as well as on sex differences. This study used a set of instruments to measure the students’ achievement in sociology according to the curriculum 1994 in the second semester of the second year. To measure the second variable, that was the family environment, more specifically the quality of students environment, the questioner was used. All the data collecting instruments were written by the researcher, and after their validation was made, it was found that from 40 items the achievement test, only five items were found invalid. There were three out of twenty items of questioners were found invalid. The data were analysed based on descriptive statistics and product moment correlation tecniques, based on the computer SPSS 10 software. The result indicated that there was a tendency of the family environment contributing to the achievement in sociology, in a good category (of 138 students or 53.10%), fair category (of 121 students or 46.50%) and poor category (of 1 person or 0.40%). From the hypothesis testing it was found a positive and significant correlation between family environment and students’ achievemnet of public High School in Singaraja. The effective contribution made by the family environment towards the achievemnt in sociology was about 3.60 %. From this effective contribution, 96.40% of other variable could not be clarified in this study which seemed to contribute the students’ achievemnt in socilogy. Key words: family environment, achievement. ________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXVIII Januari 2005 ISSN 0215 - 8250 132 1. Pendahuluan Pembangunan merupakan proses yang berkepanjangan yang meliputi berbagai aspek kehidupan, baik politik, ekonomi, sosial dan budaya, dengan tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Bock (dalam Zamroni, 2000:2), mengidentifikasi tiga peranan pendidikan, yaitu: (a) memasyarakatkan ideologi dan nilai-nilai sosio kultural bangsa, (b) mempersiapkan tenaga kerja untuk memerangi kemiskinan, kebodohan dan mendorong perubahan sosial dan (c) untuk meratakan kesempatan dan pendapatan. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dirumuskan bahwa pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk perkembangan potensi-potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berorientasi pada fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut, sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan (formal), mempunyai misi dan tugas yang cukup berat. Sehubungan dengan ini, semua mata pelajaran yang diberikan di sekolah diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi terbentuknya manusia-manusia Indonesia yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional tersebut. Sosiologi sebagai salah satu mata pelajaran yang diberikan di Sekolah Menengah Atas, sudah tentu diharapkan mampu mengemban misinya sesuai dengan tujuan pembelajarannya, yakni untuk mengembangkan sikap dan prilaku siswa yang rasional dan kritis dalam menghadapi perbedaan-perbedaan dalam masyarakat, kebudayaan dan situasi sosial serta berbagai masalah sosial budaya yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari ( Depdikbud, 1993 : 1 ). Mengacu pada tujuan pembelajaran sosiologi di atas, maka sosiologi mempunyai suatu misi pendidikan dan pembelajaran, yakni (a) mengembangkan sikap yang rasional dan kritis dalam memahami dan menghadapi masalah-masalah sosial budaya, (b) mampu membentuk prilaku siswa yang sesuai dengna nilai-nilai ________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXVIII Januari 2005 ISSN 0215 - 8250 133 sosial budaya yang berkembang di masyarakat, (c) menanamkan sikap saling menghargai terhadap petrbedaan-perbedaan yang ada, dan (d) menanamkan sikap solidaritas sosial untuk menuju keteraturan dalam masyarakat. Dibalik tujuan mulia dari pendidikan tersebut, dunia pendidikan kita masih mendapat sorotan tajam, mengingat banyaknya permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi. Salah satu di antaranya adalah masalah rendahnya mutu pendidikan . Berbagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan memang sudah sering diadakan, baik dalam bentuk penataran dan pelatihan guru, perbaikan kurikulum dan usaha-usaha lainnya terhadap siswa itu sendiri, seperti pemantapan, pemberian jam pelajaran tambahan atau les, namun hasil yang diperoleh belum sesuai dengan harapan. Apabila kita telusuri, usaha-usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan tidak sesederhana itu karena permasalahan pendidikan sangat kompleks. Surya (1979 mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, antara lain dari sudut si pebelajar, proses belajar dan situasi belajar. Siswa sebagai peserta didik (pebelajar), di dalam pencapaian keberhasilan proses pembelajarannya sudah tentu diharapkan mampu menyertakan segala aspek yang ada pada dirinya, baik kesehatan jasmani, kecerdasan, minat dan motivasi, penyesuaian diri, interaksi sosial atau pun faktorfaktor lainnya, seperti lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat umumnya. Dari sudut proses pembelajarannya, guru sebagai pengelolanya memegang peranan yang sangat menentukan bagi keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan. Guru hendaknya mampu menjadi manajer kelas yang baik, dengan mengorganisasikan materi dan kegiatan pembelajaran sedemikian rupa agar tercipta suasana belajar yang dinamis, aktif, inovatif, dan menyenangkan bagi siswa. Hal ini akan dapat dilaksanakan bila guru telah memiliki kompetensi dan profesionalisme. Sedangkan dari sudut situasi belajar, kemampuan guru dalam menciptakan ketertiban kelas, minat dan motivasi belajar, fasilitas belajar dan iklim sekolah yang kondusif, ikut menentukan keberhasilan proses dan hasil belajar siswa. ________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXVIII Januari 2005 ISSN 0215 - 8250 134 Syah meninjau kesulitan belajar siswa dari aspek psikofisik anak didik, yang meliputi : (a) yang bersifat kognitif (ranah cipta), seperti rendahnya kapasitas intelektual / intelegensi anak didik, (b) yang bersifat afektif (ranah rasa), seperti labilnya emosi dan sikap, dan (c) yang bersifat psikomotor (ranah karsa), seperti terganggunya alat-alat indera penglihatan dan pendengaran (mata dan telinga). Faktor eksternal anak didik meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar anak didik, meliputi (a) lingkungan keluarga, seperti ketidakharmonisan hubungan antara ayah dengan ibu dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga, (b) lingkungan perkampungan/ masyarakat, seperti wilayah perkampungan kumuh (slum area ) dan teman sepermainan ( peer group ) yang nakal dan (c) lingkungan sekolah, misalnya : kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk, seperti dekat pasar, kondisi guru serta alat-alat belajar yang berkualitas rendah ( Djamarah, 2000 : 201-202 ). Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi bagi perkembangan seorang anak . Di dalam keluarga seorang anak mengalami proses sosialisasi untuk pertama kalinya, dimana dalam proses ini seorang anak dikenalkan dan diajarkan berbagai nilai kehidupan yang sangat berguna dan menentukan bagi perkembangan anak di masa depan. Mayeske dalam penelitiannya menemukan bahwa tidak satupun dari ketiga lingkungan, yakni: peran kelompok rasial etnik, kelas sosial dan kualitas sekolah yang sama penting dengan adanya atau tidaknya adanya suasana keluarga yang mendorong aspirasi dan kebiasaan belajar ( Horton dan Hunt, 1991 ). Selanjutnya, dikatakan bahwa keluarga yang serba susah ternyata mengalami kegagalan memenuhi suatu fungsi secara memadai dan karena itu mereka mensosialisasikan anak-anak mereka untuk meneruskan pola ketidak mampuan dan ketergantungan ( Horton dan Hunt, 1991 : 276-277 ). Dawson (1979), mengatakan bahwa keluarga merupakan lembaga pertama yang ditemui anak dan mempunyai peran terhadap pembentukan dasardasar kepribadian serta identitas diri dalam masa-masa pembentukan kepribadian. Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa keluarga mempunyai peranan yang sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai sosial pada diri anak, seperti disiplin, tanggung jawab, norma-norma serta kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di ________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXVIII Januari 2005 ISSN 0215 - 8250 135 masyarakat. Ki Hajar Dewantoro, mengatakan suasana kehidupan keluarga merupakan tempat sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan orang seorang ( pendidikan individu ), maupun pendidikan sosial (Tirtaraharja dan La Sula, 2000 : 169 ). Walaupun anak sudah bersekolah, peranan keluarga ( orang tua ) dalam keberhasilan pendidikan anak-anaknya masih sangat penting. Suasana keluarga yang sejuk dan menyenangkan, terjalinnya hubungan yang harmonis diantara anggota keluarga, dan adanya perhatian serta pemenuhan kebutuhan belajar anak ( walaupun dalam tingkat yang sederhana ), akan sangat menentukan keberhasilan belajar seorang anak ( siswa ). Kondisi yang sebaliknya, seperti suasana dalam keluarga yang kurang menyenangkan, keharmonisan keluarga tidak tercipta, serta perhatian dan kebutuhan belajar anak tidak terpenuhi, akan menyebabkan kesulitan belajar bagi anak dan kesulitan untuk memperoleh prestasi belajar yang baik. Sayono (1983 : 16) mengatakan bahwa sumber penyebab kesulitan belajar pada latar belakang keluarga, adalah (a) deprivasi sosio edukatif, yakni anak tidak memperoleh rangsangan pendidikan, (b) gangguan emosional, sebagai akibat dari perlakuan orang tua terhadap anak yang terlalu memanjakan, terlalu melindungi, anak tidak memperoleh cinta kasih, adanya dis harmoni dalam kehidupan keluarga. Kondisi keluarga yang dapat menyebabkan kesulitan belajar siswa adalah (a) kurangnya kelengkapan alat-alat belajar bagi anak di rumah, (b) kurangnya biaya pendidikan, (c) tidak mempunyai ruang belajar yang khusus, (d) ekonomi keluarga yang terlalu lemah atau tinggi yang membuat anak berlebihlebihan, (e) kesehatan keluarga yang kurang baik, (f) perhatian orang tua yang tidak memadai, (g) kebiasaan dalam keluarga yang tidak menunjang, (h) perlakuan orang tua yang pilih kasih, (i) anak yang terlalu banyak membantu orang tua (Djamarah, 2000 : 208). Berdasarkan atas uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang bersumber dari internal maupun eksternal siswa. Faktor internal siswa yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, meliputi aspek fisik, psikis maupun sosial. Sedangkan faktor ________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXVIII Januari 2005 ISSN 0215 - 8250 136 eksternal siswa meliputi masukan guru, kurikulum, sarana dan prasarana belajar, serta lingkungan, yang meliputi lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat . Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh faktor eksternal siswa, yakni lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar sosiologi pada siswa SMA Negeri di Singaraja. Fokus jawaban yang ingin dicari dlam penelitian ini, adalah (a) bagaimanakah kondisi lingkungan keluarga siswa sebagai salah satu faktor yang ikut menentukan prestasi belajar sosiologi siswa dan (b) bagaimanakah hubungan antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri di Singaraja. 2. Metode Penelitian 2.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasional karena penelitian ini bermaksud untuk mengetahui hubungan antara dua variabel, yakni Lingkungan Keluarga (X) sebagai variabel bebas dan Prestasi Belajar Sosiologi (Y) sebagai variable terikatnya . Konstelasi variabel penelitian digambarkan pada diagram berikut. X Y Keterangan : X = Lingkungan keluarga Y = Prestasi Belajar Terkait dengan penelitian ini, maka populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas II SMA Negeri di Singaraja tahun pelajaran 2004 / 2005 yang menerapkan kurikulum 1994. ________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXVIII Januari 2005 ISSN 0215 - 8250 137 2.2. Objek dan Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini, objek atau aspek-aspek yang diteliti adalah kondisi lingkungan keluarga yang diperkirakan ikut mempengaruhi prestasi belajar siswa, meliputi (a) kelengkapan alat-alat belajar bagi anak di rumah, (b) biaya pendidikan, (c) ruang belajar yang khusus, (d) ekonomi keluarga (e) kesehatan keluarga , (f) perhatian orang tua , (g) kebiasaan dalam keluarga, dan (h) perlakuan orang tua terhadap anak . Sehubungan dengan objek atau aspek yang diteliti, instrumen yang digunakan untuk mengupulkan data adalah (a) tes hasil belajar untuk mengetahui prestasi belajar sosiologi dan (b) kuesioner untuk memperoleh data mengenai lingkungan keluarga siswa. 2.3. Teknik Analisis Data Data mengenai kondisi lingkungan keluarga, dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif, dengan mencari mean dan deviasi standar. Berdasarkan kedua skor di atas, dibuatkan norma kecenderungan kondisi lingkungan keluarga siswa ke dalam tiga kategori, yakni lingkungan keluarga baik, cukup dan kurang. Untuk menyusun tabel konversi dalam menentukan keadaan lingkungan keluarga siswa, terlebih dahulu dihitung mean ideal (Mi) dan standard deviasi ideal (SDi). Mi = ½ X (skor maksimal ideal + skor minimum ideal) Sdi = 1/6 X (skor maksimal ideal - skor minimal ideal) Berdasarkan hasil perhitungan tersebut selanjutnya disusun tabel konversi seperti berikut. Tabel : 01. Tabel konversi kondisi lingkungan keluarga KONVERSI NILAI KRITERIA Mi + 3SDi 62 – 85 Baik Mi - 1 Sdi sampai < Mi + 1SDi 40 – 61 Cukup Mi -3 Sdi sampai< Mi – 1SDi 17 - 39 Kurang Mi + 1 SDi sampai ________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXVIII Januari 2005 ISSN 0215 - 8250 138 Selanjutnya, untuk menguji hubungan antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar sosiologi, digunakan Teknik Product Moment, dengan rumus korelasi product moment dengan rumus. XY - ( X ) ( Y ) N rxy = {X2 - ( X)2 } { Y2 – ( Y)2 } N N ( Sutrisno Hadi, 2000 : 294 ) Keterangan : r = koefisien korelasi N = banyaknya responden X = jumlah skor butir Y = jumlah skor total XY = jumlah hasil kali skor butir dan skor total X2 = jumlah skor butir kuadrat Y = jumlah skor total kuadrat 2 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan 3.1 Hasil Penelitian 3.1.1 Lingkungan Keluarga Data variabel lingkungan keluarga yang diperoleh dari hasil pengukuran terhadap 260 responden menunjukkan bahwa skor tertinggi yang dicapai responden adalah 84 dan skor terendahnya adalah 17 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai (skor maksimal ideal) sebesar 85 dan skor terendah yang mungkin dicapai (skor minimal ideal) sebesar 17. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh mean skor variabel lingkungan keluarga 62,30, median 62,0, dan standard deviasi 8,975. Distribusi datanya dapat dilihat pada tabel berikut. ________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXVIII Januari 2005 ISSN 0215 - 8250 139 Tabel 02 Distribusi Skor Lingkungan Keluarga Interval Frekuensi (f) 80 - 84 6 75 - 79 19 70 - 74 Frekuensi Relatif (%) Frekuensi Frekuensi Komulatif Relatif 260 100 7.31 254 97.69 29 11.15 235 90.38 65 - 69 54 20.77 206 77.23 60 - 64 57 21.92 156 58.46 55 - 59 37 14.23 95 36.54 50 - 54 37 14.23 58 12.31 45 - 49 17 6.54 21 8.08 40 - 44 3 1.15 4 1.54 35 - 39 0 0 1 0.39 30 - 34 1 0.39 1 0.39 Total 260 100 - - Nilai rata-rata lingkungan keluarga adalah 62,30. Berdasarkan konversi nilai pada tabel 01, dapat disimpulkan bahwa variabel lingkungan keluarga berada dalam kategori baik . 3.1.2 Prestasi Belajar Sosiologi Data prestasi belajar Sosiologi yang diperoleh dari hasil pengukuran terhadap 260 responden menunjukkan bahwa skor tertinggi yang dicapai responden adalah 34 dan skor terendahnya adalah 16 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai (skor maksimal ideal) 35 dan skor terendah yang mungkin dicapai (skor minimal ideal) 0. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh mean skor prestasi belajar sebesar : 25,15, median 25, dan standard deviasi 3,771. Distribusi datanya dapat dilihat pada tabel berikut. ________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXVIII Januari 2005 ISSN 0215 - 8250 140 Tabel. 03 Distribusi Skor Prestasi Belajar Sosiolgi Interval 30 - 34 25 - 29 20 - 24 15 - 19 Total Frekuensi (f) 35 113 93 19 260 Frekuensi Relatif (%) 13.46 43.46 35.76 7.32 100 Frekuensi 260 225 112 19 - Frekuensi Komulatif Relatif 100 86.54 43.08 7.32 - Nilai rata-rata prestasi belajar sosiologi adalah 25,15. Berdasarkan tabel konversi nilai yang ada pada tabel 01, dapat disimpulkan bahwa variabel prestasi belajar sosiologi dalam kategori tinggi. 3.1.3 Uji Hipotesis Setelah memperhatikan karakteristik masing-masing variabel dan asumsi analisisnya, selanjutnya dilakukan pengujian terhadap hipotesis yang telah diajukan. Pengujian dilakukan untuk membuktikan apakah data yang diperoleh dari hasil pengukuran responden mendukung atau tidak terhadap hipotesis yang diajukan. Untuk menguji hipotesis, digunakan teknik regresi sederhana (product moment). Rumusan hipotesis kerja (Ha) menyatakan ada hubungan antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa SMA Negeri di Singaraja Dari hasil perhitungan regresi sederhana Y atas X ditemukan persamaan garis regresinya, yaitu: Y = 20,212 + 7,932 X. Signifikansi dari persamaan garis regresinya diuji dengan uji F dengan perolehan F hitung = 9,533. Harga F tabel (1: 258 ; 0,05) = 3,89. Jadi F hitung = 9,533 F tabel (1: 258 ; 0,05) = 3,89. Hal ini berarti persamaan garis tersebut dapat digunakan untuk memprediksi prestasi belajar siswa berdasarkan lingkungan keluarganya. Signifikansi hubungan antara lingkungan keluarga (X) dan prestasi belajar sosiologi (Y), dihitung dengan korelasi product moment. Berdasarkan perhitungan komputer, diperoleh besarnya kooefisien ________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXVIII Januari 2005 ISSN 0215 - 8250 141 korelasi r = 0.189. Hasil tersebut signifikan pada taraf signifikansi 0.05 sebesar 0.138. Dengan demikian, Ho yang berbunyi tidak ada korelasi antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa SMA Negeri di Singaraja, ditolak. Sebaliknya, Ha yang berbunyi ada korelasi yang positif dan signifikan antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar belajar sosiologi pada siswa SMA Negeri di Singaraja, diterima. Simpulannya adalah bahwa ada korelasi yang positif dan signifikan antara lingkungan keluarga dan hasil belajar sosiologi pada siswa SMA Negeri di Singaraja. 3.2 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan atas hasil pengujian hipotesis, telah disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa SMA Negeri di Singaraja. Koefisien korelasi yang ditunjukkan adalah sebesar 0,189 garis regresinya adalah Y = 20,212 + 7,932 X, sedangkan kontribusi yang diberikan oleh variabel motivasi belajar terhadap prestasi belajar sosiologi, sebesar 0,36. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa lingkungan keluarga memberikan kontribusi yang positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Hasil penelitian ini mendukung pula penelitian yang dilakukan oleh Gerber dan Ware ( 1970 ), yang menyimpulkan bahwa makin tinggi kualitas lingkungan rumah, cenderung semakin tinggi juga IQ anak . Tiga unsur penting dalam keluarga yang amat berpengaruh terhadap perkembangan intelegensi anak yang ditemukan dalam penelitian itu, yakni (a) jumlah buku, majalah dan materi belajar lainnya yang terdapat dalam lingkungan keluarga, (b) jumlah ganjaran dan pengakuan yang diterima anak dari orang tua atas prestasi akademiknya, dan (c) harapan orang tua akan prestasi akademik anaknya. Di samping hal di atas, keharmonisan dalam keluarga, yang di dalamnya tercipta suasana hubungan keluarga yang penuh dengan kasih sayang, saling memberi perhatian serta terciptanya hubungan yang demokratis, merupakan iklim keluarga yang kondusif bagi perkembangan anak dan dalam melakukan aktivitas ________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXVIII Januari 2005 ISSN 0215 - 8250 142 belajar ataupun aktivitas lainnya. Lebih-lebih lagi jika di dalam keluarga tersedia fasilitas belajar yang cukup memadai bagi anak, baik berupa ruang belajar khusus, buku-buku, maupun fasilitas lainnya. Hal ini sudah jelas akan sangat membantu anak (siswa ) dalam menyelesaikan tugas-tugas belajarnya. Anak yang kurang mendapat perhatian atau hidup dalam kondisi keluarga yang tidak harmonis, cenderung mengalami banyak permasalahan dengan dirinya. Story, dalam penelitiannya, mendapatkan bahwa 63% dari anak-anak nakal dalam suatu lembaga pendidikan anak-anak Delinkwen, berasal dari keluarga-keluarga yang tidak utuh. Kondisi ini terjadi pula di sekolah, yakni dari pengamatan empiris peneliti sebagai praktisi pendidikan, sering mendapatkan bahwa siswa yang bodoh, nakal, suka membolos dan melakukan pelanggaran lainnya, kebanyakan berlatar belakang keluarga yang kurang atau tidak harmonis dan yang orang tuanya kurang memperhatikan anak-anaknya. 4. Penutup Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab-bab terdahulu, maka dapat disimpulkan, sebagai berikut. Pertama, lingkungan keluarga siswa ditinjau dari aspek-aspek yang diperkirakan mepengaruhi prestasi belajar, berada pada kategori baik. Ini berarti bahwa sebagian besar lingkungan keluarga siswa telah mendukung efektifitas belajarnya di rumah, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Kedua, terdapat hubungan yang positif antara lingkungan keluarga dan prestasi belajar sosiologi pada siswa SMA Negeri di Singaraja, dengan koefisien korelasi sebesar : 0,189 dengan persamaan garis regresinya : Y = 20,212 + 7,932 X dan kontribusinya sebesar : 0,36. Ini berarti semakin baik lingkungan keluarga siswa, semakin tinggi pula prestasi belajarnya. Setiap kenaikan kualitas lingkungan keluarga siswa sebesar 0,36 akan menyebabkan terjadinya kenaikan pada prestasi belajarnya sebesar 0,36 pula. Penelitian ini menyimpulkan adanya pengaruh yang signifikan dari faktor lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar sosiologi siswa. Hal ini menginformasikan kepada orang tua siswa, agar selalu berusaha untuk ________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXVIII Januari 2005 ISSN 0215 - 8250 143 menciptakan suasana yang harmonis, dengan memberi perhatian kepada anaknya, menciptakan hubungan kasih sayang serta sedapat mungkin menyediakan fasilitas dan sarana belajar yang mencukupi bagi anak-anaknya, sehingga tercipta suasana yang kondusif bagi anak dalam melakukan aktivitasnya, khususnya dalam menyelesaikan tugas-tugas belajarnya. Berdasarkan simpulan di atas, dapat diajukan saran-saran sebagai berikut. Pertama, adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar ( sosiologi ) siswa, mengindikasikan perlunya ada kerjasama yang baik antara pihak sekolah dengan orang tua siswa dalam menangani pendidikan anak-anaknya. Hal ini penting diadakan karena tanpa adanya kesamaan visi dan tindakan dari orang tua dan sekolah dalam menangani pendidikan anak, akan timbul ketidaksejalanan antara apa yang dianjurkan atau dilakukan guru di sekolah dan yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak-anaknya. Kondisi ini dapat menimbulkan kebingungan pada anak dalam mencari refrensi nilai kehidupannya, sehingga banyak terjadi dis integrasi kepribadian siswa, seperti tidak disiplin, suka membolos, kurang serius dalam belajar dan menyelesaikan tugas-tugas belajarnya. Kedua, orang tua diharapkan mampu menyediakan fasilitas dan sarana belajar bagi anak-anaknya di rumah, agar anak dapat belajar dan menyelesaikan tugas-tugas belajarnya dengan baik. Kondisi keluarga yang mampu menyediakan fasilitas belajar mencukupi, akan mampu meningkatkan efektifitas belajar siswa dan prestasi belajarnya. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993, Kurikulum SMU, Garis-garis Besar Program Pembelajaran Jakarta Djamarah, Syaiful Bahri, 1994, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya : Usaha Nasional Dawson Richard A, Kenneth Prewitt and Karen S Dawson, 1979, An Analysis Study Of Political Sosialization, Boston, Little Brown and Company Gerungan, WA, 1967, Psychology Sosial , Bandung, PT. Ersco ________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXVIII Januari 2005 ISSN 0215 - 8250 144 . Hadi, Sutrisno, 2000, Analisis Regresi , Yogyakarta : Penerbit Andi Mamik Suratmi, 1994, Beberapa Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Matematika Siswa SMAN Wilayah Kota Singaraja , Tesis Program Pasca Sarjana Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Malang. Polak, JBAF. Mayor, 1974, Sosiologi Pengantar Ringkas , Jakarta : PT. Ichtiar Baru Suryabrata, Sumadi, 1983, Psikologi Belajar, Kumpulan Naskah Penataran Bimbingan dan Konseling untuk Mengajar Perguruan Tinggi se Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Normalisasi Kehidupan Kampus. Surya, H. Muhammad, 2001, Guru Sebagai Perekat Bangsa, Edisi 3. Majalah Gerbang, Sumidjo, Wahjo, 1999, Kepemimpinan Kepala Sekolah , Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Slameto, 1991, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya , Yogyakarta, Kanisius Sardiman, AM. 2001, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada. Vembriarto, ST., 1978, Sosiologi Pendidikan Singaraja : Biro Penerbitan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Udayana. Warwich OP dan CA. Lininger, 1975, The Sample Survey Theory And Practice , New York; Mc. Grow Hill Book Company. Zamroni, 2000, Paradigma Pendidikan Masa Depan, Yogyakarta : Bigraf Publishing ________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXVIII Januari 2005