NASKAH PUBLIKASI

advertisement
ISSN 0215 - 8250
85
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FISIKA INTERAKTIF
BERBASIS WEB DI KELAS I SMU NEGERI 1 SINGARAJA
oleh
I Nyoman Putu Suwindra
Jurusan Pendidikan Fisika
Fakultas Pendidikan MIPA, IKIP Negeri Singaraja
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui apakah penerapan model
pembelajaran fisika interaktif berbasis Web dapat meningkatkan pemahaman
siswa kelas I SMU Negeri 1 Singaraja tentang konsep kinematika gerak lurus yang
ditampilkan di halaman Web, (2) mendeskripsikan respon/tanggapan siswa tentang
model pembelajaran fisika interaktif berbasis Web yang diterapkan dalam
penelitian ini. Metode dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas.
Subjek penelitian, yaitu siswa kelas I SMU Negeri 1 Singaraja, sebanyak 36 orang
diambil secara acak. Data yang dikumpulkan meliputi (1) data konsep awal siswa
(pre-test), (2) data evaluasi (post-test), dan (3) data respon dan komentar siswa
terhadap model. Data dianalisis secara dekriptif. Hasil yang diperoleh dalam
penelitian ini, antara lain sebagai berikut. (1) Model pembelajaran fisika interaktif
berbasis Web dalam penelitian dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang
konsep fisika yang mereka pelajari. (2) Berdasarkan analisis respon siswa, lebih
dari 84% siswa yang terlibat memberikan respon positif, kurang dari 15%
merespon negatif, dan sisanya 1,1% ragu-ragu.
Kata kunci : Penerapan Model, Model Interaktif, Model Pembelajaran Berbasis
Web.
ABSTRACT
This research aimed at: (1) knowing whether the implementation of the
interactive model of teaching and learning physics using Web as a basis could
improve the understanding of the first year students of the SMU Negeri 1
Singaraja about the kinetic of the straight movement being presented on the Web
pages; (2) describing the students’ responses about the interactive model of
teaching and learning physics, using Web as a basis, which was put into practice in
this study. The methods of this study was Class Action Research. The subject of
the research, was the first year students of SMU Negeri 1 Singaraja, with 36
samples, which were taken randomly. The data collection, include (1) the students’
__________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVII Juli 2004
ISSN 0215 - 8250
86
prior knowledge (Pre-test); (2) the evaluation (Post-test); and (3) the students’
responses and comments as to the model. The data were analyzed descriptively.
The results obtained in this study were as follow. (1) The interactive model of
teaching and learning physics using Web as the basis in this research could be able
to increase the students’ understanding about the concept of physics being learnt.
(2) Based on the students’ responses analysis, more than 84% of students involved
gave positive responses, less than 15% gave negative responses, and the rest, 1.1%
were doubtful.
Key Words: Implementation of Model, Interactive Model,Teaching and Learning
Web Basis.
1.
Pendahuluan
Fisika adalah salah satu mata pelajaran yang oleh sebagian besar siswa
dianggap sebagai momok. Apalagi, jika teknik dan penjelasan guru di kelas tidak
menarik bagi siswa. Hal ini akan menambah buruk pemahaman siswa terhadap
mata pelajaran tersebut. Pemanfaatan teknologi informasi secara global melalui
Internet akhir-akhir ini sudah meluas ke berbagai kalangan, terutama di kalangan
mahasiswa, siswa, dan pelajar. Kemudahan memperoleh informasi tentang
berbagai bidang, pertukaran informasi melalui e-mail, percakapan elektronik
melalui chating, menyebabkan Internet cepat memasyarakat terutama di kalangan
mahasiswa, siswa, dan pelajar seperti telah disebutkan di atas. Para siswa dan
pelajar, terutama dari sekolah-sekolah yang tergolong favorit, rata-rata memiliki email. Ini berarti mereka sering mengunjungi Internet. Anak-anak pelajar SLTP
biasanya mengunjungi warnet-warnet secara berkelompok 2 atau 3 orang untuk
satu komputer. Pada umumnya, mereka mengunjungi Internet untuk keperluan
mengecek dan mengirim e-mail, chating, dan main games. Tampilan halamanhalaman Web yang makin menarik dan bervariasi menyebabkan para pengunjung,
baik dari kalangan siswa maupun pelajar, makin betah menjelajahi dunia melalui
Internet. Situasi semacam ini, jika dimanfaatkan untuk secara tidak sengaja
menjelajahi situs-situs Web yang berkaitan dengan salah satu mata pelajaran
tertentu di sekolah, setidak-tidaknya dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman mereka tentang konsep mata pelajaran tersebut. Sejak tahun 2001,
bola salju Internet pendidikan telah digulirkan. Meskipun bukan hal yang mudah,
__________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVII Juli 2004
ISSN 0215 - 8250
87
Internet mampu dieksplorasi untuk memboyong dunia pendidikan pindah ke
dalamnya.
Jika materi fisika baik tingkat SMU/SMK maupun SLTP dapat dikemas
dan ditampilkan dalam halaman-halaman Web yang interaktif, barang kali akan
menambah minat siswa belajar fisika melalui Internet. Hal itu mungkin terjadi
karena siswa tidak akan merasa mendapat tekanan psikologis jika mereka
mengalami kesalahan. Siswa akan dengan leluasa memberikan jawaban-jawaban
sebagai reaksi atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan di halaman Web karena
yang mereka hadapi adalah sebuah komputer, bukan tampang guru fisika yang
kadang-kadang menakutkan. Sebagai akibatnya, siswa yang belum memahami
konsep yang sedang diajarkan di dalam kelas tidak berani menanyakan secara
langsung kepada gurunya.
Bahasa pemrograman Java Script yang dibangun lebih belakangan
dibandingkan dengan HTML merupakan bahasa penampilan Web yang lebih kaya
karena memungkinkan adanya animasi dengan menjalankan program di lokasi
pemakai (client). Dokumen yang dihasilkan juga dapat diupayakan bersifat
interaktif. Dokumen program-program JavaScript dalam halaman HTML dapat
disimpan di mesin Server sebagai dokumen HTML, yang kemudian dapat didownload dan dieksekusi oleh semua jenis client. Perancangan situs Web harus
mempertimbangkan faktor ergonomik yang dapat menciptakan suasana nyaman
bagi pengakses, seperti: penentuan jenis, ukuran, waktu dan format karakter,
karena karakter akan banyak mendominasi tampilan situs Web. Penataan dan
pemilihan warna juga harus mempertimbangkan faktor radiasi sinar yang dapat
melelahkan mata para pengakses, seperti warna cerah, orange, kuning, dan hijau
serta warna metalik. Di samping itu, perpaduan warna juga harus diarahkan pada
penciptaan tampilan yang kontras, sehingga dapat dengan mudah dibaca.
Action Script dapat dipergunakan untuk membuat animasi dalam halaman
Web. Keuntungan yang diperoleh pembuatan animasi dengan Action Script, antara
lain: (1) ukuran byte yang lebih kecil dibandingkan dengan Frame, (2) tingkat
akurasi animasi lebih tinggi, terutama dalam membuat animasi yang berulang, (3)
mudah untuk direvisi, misalnya dalam hal kecepatan animasi, dan lintasannya.
ActionScript dalam Macromedia Flash 5.0 tidak hanya dapat membuat animasi
benda yang interaktif, tetapi juga dalam membuat movie klip dan tombol yang
__________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVII Juli 2004
ISSN 0215 - 8250
88
bervariasi, sehingga Web yang dihasilkan tampak lebih menarik dan interaktif.
Penataan halaman Web sangat diperlukan agar halaman Web dapat menjadi
menarik dan interaktif. Hal itu harus disadari karena akan menjadi ujung tombak
bagi pemilik Web untuk berhadapan dengan pengaksesnya. Jika halaman itu
kurang nyaman untuk dipandang atau menerima interaksi negatif dari pengakses,
maka cepat atau lambat Web itu akan ditinggalkan oleh pengaksesnya.
Computer games tampaknya memikat imajinasi dan perhatian remaja
sebaya belasan tahun. Stapleton dan Taylor (2002) menyatakan hal itu pada bagian
awal tulisannya, bahwa SR Voyager adalah bentuk dasar game yang dirancang
untuk meningkatkan pemahaman konsep penomena relativitas. Rancangan
penelitiannya menghasilkan “pedagogical strategies” tentang dua kerangka acuan
secara simultan pada layar komputer dan konsep dilatasi waktu, yang secara
khusus diperuntukkan sebagai instruksi program pengajaran.
Wing-Kwong Wong (2000), dalam jurnal hasil penelitiannya yang berjudul
“Learning Physics with A Personal Computer Experiment”, menyatakan bahwa
data empiris tentang efektivitas proses belajar siswa di laboratorium dengan
bantuan komputer lebih mudah dikumpulkan dan dianalisis. Hal itu dapat terjadi
karena data yang diperoleh oleh siswa secara otomatis diproses oleh komputer
tersebut. Model tersebut dapat memberikan banyak keuntungan karena siswa dapat
menyelidiki secara ilmiah dan menyenangkan dibandingkan dengan biasanya
belajar fisika dengan tugas yang menyakitkan.
Priscilla Laws, et.al (1999), dalam artikel hasil penelitiannya tentang
pendidikan fisika, menyatakan bahwa secara keseluruhan mahasiswa di USA
mengerti tentang kinematika (konsep kecepatan dan percepatan) dan dinamika
yang dijelaskan oleh Hukum Newton (konsep gaya) dengan instruksi tradisional,
persentasenya hanya antara 5% sampai 15% dari jumlah siswa. Dengan metode
baru yang berbantuan komputer (RealTime Physics Mechanics, and Tools for
Scientific Thinking Motions and Force), hasilnya mencapai lebih dari 90% dari
jumlah siswa yang memahami konsep tersebut.
Martin E. Horn, et.al (2000), dalam jurnal hasil penelitiannya menyatakan
bahwa hasil observasi, angket, dan tes data menunjukkan simulasi program
“Optics Phenomena” untuk pelajaran optik sukses. Pengaruh yang dapat diamati
secara signifikan adalah aktivitas dan sikap siswa terhadap fisika berubah.
__________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVII Juli 2004
ISSN 0215 - 8250
89
Motivasi, minat dan iklim belajar siswa menjadi lebih baik, dan hasilnya sangat
positif.
Banyak penelitian telah dilakukan berdasarkan aturan instruksi berbasis
komputer, yang sering disebut: “Computer-Based Instruction, or Instructional
Software” (Kulik, 1987 dalam Pat Brogan, 1999). Instruksi dalam bidang
pendidikan yang berbasis komputer membawa perubahan yang sangat cepat, dan
ruang lingkup bidang perangkat lunaknya yang bervariasi (Gifford, 1999 dalam
Pat Brogan, 1999).
Instruksi pembelajaran berbasis komputer mempunyai banyak keuntungan
baik dari pihak guru (instructor) maupun siswa. Miller (1990) dalam Par Brogan
(1999) mengungkapkan beberapa keuntungan potensial dari instruksi tersebut
antara lain: (1) reduced learning, (2) reduced costs, (3) instructional consistency,
(4) more privacy, (5) guided mastery of learning, (6) increased retention, (7)
improved safety, (8) increased motivation, (9) multiple access, (10) increased
engagement, (11) personalized feedback.
Sementara itu Jewit (1998), dalam Pat Brogan (1999), menyatakan bahwa
banyak penelitian telah mendemonstrasikan instruksi berbasis komputer dapat
mengefektifkan biaya, namun hanya sedikit instruksi yang berbasis personal yang
dapat meningkatkan keluaran berupa balikan (feedback) dan motivasi dari siswa.
Lebih jauh, Pat Brogan (1999) mengemukakan tentang keuntungan yang
diperoleh sistem belajar-mengajar yang terintegrasi secara online, sebagai berikut.
Sistem belajar-mengajar secara online akan memberikan kebebasan kepada siswa
untuk menentukan dan merencanakan kompetensi apa yang akan mereka
kembangkan. Lebih lanjut, dikatakan bahwa keuntungan yang disediakan dari
lingkungan belajar-mengajar terintegrasi adalah ekstensif: berjalan cepat,
tantangan dan kepuasan siswa meningkat, fleksibel dalam penyebaran materi
pelajaran, instruksi menjadi lebih personal berdasarkan pada tingkat pembebanan,
dan efektivitas biaya meningkat bagi suatu institusi. Dengan sistem belajar online,
institusi dapat menciptakan kampus maya, yakni siswa, guru dan yang lainnya
dapat berkolaborasi.
__________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVII Juli 2004
ISSN 0215 - 8250
90
2. Metode Penelitian
Metode penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian,
yaitu siswa kelas I SMU Negeri 1 Singaraja tahun ajaran 2002/2003. Banyaknya
sampel sebanyak 36 orang diambil secara acak oleh Guru Fisika di sekolah
tersebut. Penerapan model dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2003, bekerja sama
dengan Lembaga Pendidikan Teknologi Informasi “Ezone” bertempat di kantor
Telkom Cabang Singaraja. Data yang dikumpulkan pada saat pelaksanaan
penerapan model meliputi (1) data konsep awal siswa (pre-test), (2) data evaluasi
(post-test), dan (3) data respon dan komentar siswa terhadap model. Data yang
telah terkumpul, selanjutnya dianalisis secara deskriptif.
3. Hasil dan Pembahasan
Setelah secara teknis Model Pembelajaran Fisika Interaktif dapat diakses
dan dijalankan dengan normal melalui Internet melalui Geocities Free Web,
dengan alamat URL: http://www.geocities.com/inpsuwindra/, selanjutnya model
diterapkan kepada 36 orang siswa Kelas I SMU Negeri 1 Singaraja yang dijadikan
sebagai subjek penelitian. Penerapan model dilaksanakan pada tanggal 14 Maret
2003, bekerja sama dengan Lembaga Pendidikan Teknologi Informasi “Ezone”
bertempat di kantor Telkom Cabang Singaraja. Hasil analisis statistik deskriptif
terhadap parameter-parameter dalam penelitian ini, secara ringkas rekapitulasinya
disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 1 Rekapituasi Hasil Analisis Efektivitas Model
Aspek-Aspek yang diteliti
Konsep Awal (pre-test)
Mean
Variansi
39,72
174,21
Beda Mean
45,28
Evaluasi (post-Test)
85,00
105,71
__________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVII Juli 2004
ISSN 0215 - 8250
91
Dari Tabel 1 beda mean = 45,28 yang berarti bahwa rata-rata skor post-test
lebih besar dibandingkan rata-rata skor pre-test. Nilai variansi menunjukkan,
penyebaran skor post-test lebih merata dibandingkan dengan skor pre-test. Jadi,
model pembelajaran fisika interaktif berbasis Web dalam penelitian ini secara
sangat signifikan dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep fisika
yang mereka pelajari.
Respon/tanggapan siswa terhadap model pembelajaran yang diterapkan
rekapitulasinya ditunjukkan seperti tabel berikut ini.
Tabel 2 Rekapitulasi Respon/Tanggapan Siswa terhadap Model
No. Item
Sangat
Positif
Positif
Raguragu
Negatif
Sangat
Negatif
Jumlah
1.
11
20
0
5
0
36
2.
12
19
3
1
1
36
3.
0
23
0
12
1
36
4.
9
24
0
3
0
36
5.
16
20
0
0
0
36
6.
4
18
0
14
0
36
7.
4
26
0
6
0
36
8.
4
25
0
7
0
36
9.
9
25
1
1
0
36
10.
20
16
0
0
0
36
Jumlah
89
216
4
49
2
360
%
24,7%
60%
1,1%
13,6%
0,6%
100%
Dari Tabel 2, secara umum dapat diungkapkan bahwa lebih dari
84% sampel memberikan respon positif, kurang dari 15% merespon negatif, dan
sisanya 1,1% ragu-ragu. Berdasarkan kriteria, karena 84%>50%, ini berarti bahwa
model pembelajaran fisika interaktif berbasis Web yang dibangun dalam penelitian
ini mendapat respon positif dari siswa.
__________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVII Juli 2004
ISSN 0215 - 8250
92
Berdasarkan rekapitulasi hasil analisis respon/tanggapan siswa terhadap
model pembelajaran yang diterapkan seperti yang disajikan pada Tabel 2,
konstribusi respon siswa dari 10 jenis item kuisioner yang ditanyakan dapat dirinci
sebagai berikut. Lebih dari 86% siswa merespon positif terhadap pernyatakan yang
menyatakan bahwa tampilan halaman Web mendukung dalam proses belajar fisika
dan tidak merasa kesulitan dalam mengikutinya. Di samping itu, lebih dari 63%
siswa merespon positif bahwa petunjuk-petunjuk yang diberikan mudah dipahani.
Pernyataan mengerjakan soal-soal di Internet lebih menyenangkan daripada secara
tradisional direspon positif lebih dari 91% sampel. Yang sangat menggembirakan
adalah semua siswa yang dijadikan sampel (100%), menyatakan sangat tertarik
terhadap proses mengerjakan soal di Internet yang nilainya langsung diketahui dan
mengharapkan model seperti ini perlu dikembangkan di masa mendatang. Yang
perlu mendapat perhatian dalam pemrograman Web adalah bagian diskusiinformasi. Proses pembelajaran pada bagian ini hanya bisa dipahami oleh sekitar
61% dari sampel, sedangkan mengenai komentar-komentar yang diberikan pada
bagian diskusi-informasi, lebih dari 83% menyatakan bahwa hal itu dapat
membantu mereka dalam memahami konsep yang sedang mereka pelajari.
Mengenai contoh kasus pada bagian diskusi-informasi, lebih dari 78% sampel
menyatakan bahwa langkah-langkah penyelesaian yang diberikan dapat membantu
pemahaman mereka dan membantu mengatasi kesulitan dalam mengerjakan soalsoal pre-test.
Dari pesan dan komentar siswa yang disampaikan secara tertulis melalui
pedoman kerja siswa, dapat dirangkum sebagai berikut. (1) Siswa sangat senang
belajar fisika melalui Internet karena dalam mengerjakan soal-soal nilai yang
dicapai langsung dapat diketahui. (2) Siswa mengharapkan metode belajar seperti
ini perlu dikembangkan dan disosialisasikan kepada seluruh siswa di sekolahsekolah, sehingga di masa mendatang metode ini menjadi populer. (3) Metode
pembelajaran seperti ini perlu dikembangkan untuk mata pelajaran yang lainnya.
(4) Metode belajar melalui Internet sangat mengasikkan bagi siswa, lebih menarik
dan menambah semangat dalam belajar fisika. (5) Langkah-langkah dalam
penyelesaian contoh kasus dalam diskusi-informasi sangat menarik dan
mengasyikkan bagi siswa karena dapat menuntun mereka dalam mengerjakan
soal-soal.
__________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVII Juli 2004
ISSN 0215 - 8250
93
Jadi, berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa model
pembelajaran fisika interaktif berbasis Web yang telah diterapkan, di samping
dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep fisika yang dipelajari
seperti terjadinya peningkatan rata-rata hasil pre-test dan post-test, juga dapat
membangkitkan minat dan motivasi dalam diri siswa untuk belajar fisika. Hal ini
sesuai dengan temuan-temuan yang diungkapkan oleh Wing-Kwong Wong (2000),
Priscilla Laws, et.al (1999), Martin E. Horn, et.al (2000), dan Jewit, 1998 (dalam
Pat Brogan, 1999).
Oleh karena itu, Penerapan Model Pembelajaran Fisika Interaktif Berbasis
Web, suatu upaya pemanfaatan teknologi Internet sebagai media belajar dalam
penelitian ini dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep fisika yang
mereka pelajari. Di samping itu, Model Pembelajaran Fisika Interaktif Berbasis
Web mendapat respon positif dari siswa dalam meningkatkan minat dan
motivasinya untuk belajar fisika.
Hambatan yang dialami dalam penerapan Model adalah sebagai berikut.
Proses pembelajaran dapat berjalan secara normal hanya sekitar 60 menit (1 jam)
dan setelah itu, server tidak bisa melayani permintaan client. Hal ini dapat
dijelaskan sebagai berikut. (1) Model pembelajaran fisika interaktif dalam
penelitian ini terdiri dari 112 file yang tersimpan di Server Geocities Free Web
alamat http://www.geocities.com/inpsuwindra/ memiliki ukuran total memori
sebesar 985 KB. (2) Lama waktu model pembelajaran yang dibuat dalam
penelitian ini sekitar 100 menit, yang berarti client harus beroperasi selama 100
menit. (3) Geocities Free Web menyediakan pelayanan aliran data sebesar 25
MB/Mo (25 MB/Bulan). Ini berarti, Geocities Free Web menyediakan pelayanan
pengiriman data sebanyak 34,72 KB/jam. Dengan demikian, ukuran memori data
sebesar 985 KB oleh server mampu melayani permintaan sebuah client selama
985 KB dibagi 34,72 KB/jam = 28,37 jam. Angka ini setara dengan pelayanan
permintaan 28 client (dibulatkan) selama masing-masing 1 jam. Jika client
menghendaki pelayanan selama 100 menit sesuai dengan lama proses
pembelajaran, maka banyaknya client yang dapat dilayani oleh Geocities Free
Web adalah (28,72 x 60)/100 = 17,23 client atau 17 client (dibulatkan).
Jadi, dari pengalaman tersebut di atas, jika menggunakan Geocities Free
Web banyaknya client yang dioperasikan dalam waktu bersamaan hendaknya
__________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVII Juli 2004
ISSN 0215 - 8250
94
memperhatikan beberapa hal, yaitu: (1) lamanya waktu proses pembelajaran yang
direncanakan, (2) besarnya ukuran total memori dari file-file yang mendukung
Web pembelajaran tersebut. Jika penerapan model pembelajaran fisika interaktif
berbasis Web dilakukan untuk kelas yang besar, maka guru dapat melaksanakan
proses pembelajaran model ini dalam bentuk kelompok, artinya 1 komputer client
untuk 2-3 orang siswa. Atau, jika suatu sekolah sudah mampu menyediakan server
sendiri atau memiliki domain komersial, maka hal itu tidaklah menjadi kendala.
Dengan demikian, upaya-upaya pengembangan model pembelajaran berbasis Web
diharapkan terus dapat dilakukan baik oleh para pengembang maupun oleh para
guru yang kreatif. Dengan kata lain, pemanfaatan teknologi Internet sebagai media
belajar bagi siswa pada masa mendatang akan menjadi lebih populer.
4. Penutup
Penerapan Model Pembelajaran Fisika Interaktif Berbasis Web dapat
meningkatkan pemahaman siswa kelas I SMU Negeri 1 Singaraja tentang konsep
fisika mengenai kinematika gerak lurus yang dipelajari di Internet.
Respon/tanggapan siswa setelah melakukan proses pembelajaran lebih dari
84% siswa merespon positif, kurang dari 15% merespon negatif, dan sisanya
1,1% ragu-ragu.
Jika menggunakan server Geocities Free Web, banyaknya client yang
dioperasikan dalam waktu yang bersamaan, hendaknya diperhatikan lama waktu
proses pembelajaran yang direncanakan, dan besarnya ukuran total memori dari
file-file yang mendukung Web model pembelajaran tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Laws Priscilla, Sokoloff David, Thornton Ronald. 1999. Promoting Active
Learning Using the Result Physics Education Research, Dickinson
College, University of Oregon, Tufts University, USA, Article (Internet):
UniServe Science News Volume 13 July 1999.
McCoy, John. 1997.
Jakarta.
Menguasai Desain Web, PT. Elex Media Komputindo,
__________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVII Juli 2004
ISSN 0215 - 8250
95
M. Euler, A.Müller, IPN Kiel. 2001. Physics Learning and The Computer: A
review, with a taste of meta-analysis, Germany. Paper (Internet): PS#-Cpaper4.
Martin E. Horn, Helmut F. Mikelskis. 2000. Learning Physics Aided by Computer
Simulations: “Optics Phenomena” University of Potsdam, Berlin. Journal
(Internet): PoS3-12.
McLeod, Raymond, Jr. 1995. Management Information System, Prentice Hall, Inc,
New Jersey.
Pranata, Antony. 2001. Panduan Pemrograman Java Script, Yogyakarta: Andi.
Pardosi, Mico. 2001. Bahasa Pemrograman Internet HTML dan Javascript,
Surabaya: Indah.
Paul May. 2001. E-Learning: A Critical Analysis, Artikel (Internet).
Pat Brogan. 1999. Using The Web for Interactive Teaching and Learning, The
Imperative for the New Millennium, A White Paper (Internet):
Macromedia Corporate Research Studio, London..
Staplenton, Andrew J. dan Taylor, Peter C.. 2002. Physics and Playstation Too:
Learning Physics with Computer Games, Science & Mathematics
Education Centre Curtin University of Technology, Perth. W.A. 6845.
Paper of Research (Internet).
Stallings, William. 2000. Data & Computer Communications Sixth Edition, USA:
Prentice Hall International, Inc.
Wijaya, Didik. 2002. Macromedia Flash 5.0 dengan ActionScript, Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo.
Wong, Wing-Kwong. 2000. Learning Physics with A Personal Computer
Experiment Kit: From Data Acquisition and Analysis to Hypothesis
Formulation and Testing, Departement of Electronic Engineering National
Yunlin University of Science & Technology, Taiwan. Journal (Internet):
Proc. Natl. Sci. Counc. ROC(D) Vol. 10, No.3, 2000. pp. 126-136.
__________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVII Juli 2004
Download