modul berbasis web - Pascasarjana UNDIKSHA

advertisement
ISSN 0215 - 8250
1
PEMBELAJARAN DENGAN MODUL BERBASIS WEB
oleh
I Made Candiasa
Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Pendidikan MIPA, IKIP Negeri Singaraja
ABSTRAK
Berbagai informasi dari berbagai bidang kehidupan, baik berbentuk teks,
gambar, video, maupun audio disajikan di Internet setiap saat. Banyak institusi
maupun pribadi telah menawarkan artikel, jurnal, atau buku teks melalui
Internet. Di balik manfaatnya yang besar bagi dunia pendidikan internet
dirasa masih cukup mahal, terutama dalam hal biaya saluran komunikasi.
Melihat kondisi itu, kiranya cukup bijaksana untuk memikirkan pemanfaatan
fasilitas hiperteks pada Hypertext MarkUp Language (HTML) untuk
mengembangkan modul berbasis web, yang kemudian dipasang pada jaringan
komputer lokal (intranet). Proses ini akan memberikan beberapa pengalaman
kepada para mahasiswa. Pertama, program akan memberikan pengalaman
menjelajahi internet kepada mahasiswa. Kedua program akan memberi
pengalaman mendesain informasi berbasis hiperteks kepada mahasiswa. Ketiga,
program memberikan keuntungan yang dimiliki pembelajaran berbasis komputer,
seperti bebas konteks, bebas konvensi social, tidak terlalu terikat waktu, dan
mampu beradaptasi dengan kemampuan mahasiswa secara individu.
Kata kunci; Modul berbasis web, hyperteks, HTML
ABSTRACT
Various informations in every field of endeavor either in text, graphics,
video or audio is prsented every time in the internet. Some people or institutions
are offering articles, journals, or even books in the internet. On the other side of
internet advantage, it is stil an expensive technology, especially in communication
chanell cost. Therefore it is useful to think to develop an educational software,
such as web based modul by using hypertext facility of Hypertext MarkUp
Language (HTML) at intranet environment. This kind of modul will give several
advantages. First of all, this modul will give experince in looking for the
information at internet environment. Furthermore, this kind of modul will give
experince to design hypertext based information. Finally, this kind of modul will
give more flexible instructional process, such as anonym, private, contex free, less
__________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVII Juli 2004
ISSN 0215 - 8250
2
influenced by social conventions, and can be adapted to the individual student
capability.
Keywordsi; Web based modul, hyperlink, HTML
1. Pendahuluan
Internet belakangan ini sudah menjadi media informasi
yang amat
handal bagi manusia dari berbagai profesi. Berbagai informasi dari berbagai
bidang kehidupan, baik berbentuk teks, gambar, maupun suara disajikan di
internet setiap saat. Fasilitas tunjuk dan ketuk (point and click) yang disediakan
sangat memudahkan penjelajahan informasi di internet. Kalangan pendidikan
tergolong sangat banyak bisa memanfaatkan jasa internet. Banyak institusi
maupun pribadi telah menawarkan artikel, jurnal, atau buku teks melalui
Internet. Bahkan banyak paket program pengajaran dari tingkat pendidikan dasar
sampai perguruan tinggi juga sudah ditawarkan melalui internet.
Besarnya manfaat internet khususnya bagi pendidikan menyebabkan
tidak ada alasan kiranya untuk tidak memperkenalkan internet kepada anak didik.
Pengenalan internet kepada anak sejak dini akan memberikan pengalaman yang
begitu kaya (Info Komputer, Maret 1996). Selain itu, internet juga membantu
memberikan pengetahuan generatif kepada anak, sebab anak-anak tidak cukup
hanya diberi pengetahuan reproduktif seperti menghafal pelajaran yang diberikan
gurunya, tetapi juga pengetahuan generatif, yaitu mengembangkan pelajaran
tersebut (Info Komputer, 1996).
Di balik manfaatnya yang besar bagi dunia pendidikan, internet
dirasa masih cukup mahal, terutama dalam hal biaya saluran komunikasi.
Disamping itu, dengan ramainya saluran komunikasi dan banyaknya orang
yang mengakses ke server mengakibatkan peningkatan waktu akses karena
harus menunggu antrian, yang sekaligus menaikkan biaya langganan saluran
komunikasi. Melihat kondisi itu, kiranya perlu dipikirkan
pemanfaatan
beberapa fasilitas internet untuk mengembangkan PBK untuk dioperasikan
pada jaringan lokal (Intranet).
Melalui penelitian ini, akan dicoba pemanfaatan HTML (Hyper Text
__________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVII Juli 2004
ISSN 0215 - 8250
3
MarkUp Language) untuk mengembangkan modul berbasis web. Struktur pohon
dalam tatacara pemanggilan informasi dari satu bingkai ke bingkai yang lain
sangat
mendukung terciptanya jaringan materi pembelajaran. Selain itu,
kemampuan hypertext yang dimiliki HTML untuk memadukan teks dengan
gambar, grafik, video atau audio akan memperkaya informasi pembelajaran yang
akan disajikan.
Pada dasarnya, hypertext adalah teks yang disusun dalam potonganpotongan teks sebagai titik (node), serta hubungan-hubungan antarpotonganpotongan teks tersebut (McKnight dkk., 1988). Jonassen (1988) menambahkan
bahwa hiperteks adalah fasilitas komputer yang memungkinkan teks dan grafik
dapat diakses dengan urutan yang sepenuhnya diatur oleh pemakai. Hiperteks
merupakan teks yang tidak berurutan dalam rangkaian titik-titik, yang memberi
peluang kepada pemakai untuk mengeksplorasi teks dengan urutan yang sesuai
dengan pengetahuan awal yang dimiliki siswa dan tujuan akhir yang ingin dicapai.
Hiperteks dapat menciptakan banyak alternatif pencabangan, sehingga
pemakai dapat secara leluasa berpindah dari satu titik ke titik lainnya. Pemakai
juga dapat merangkai teks agar lebih bermakna. Landow (dalam Duffy dan
Cunningham, 1988) menyebutkan bahwa hyperteks dapat digunakan untuk
memotivasi siswa untuk memandang teks dari sudut yang baru, dalam upaya
meningkatkan cara berpikir multi-arah. Selanjutnya, Landow dalam Kibby (1996)
menetapkan beberapa ketentuan yang dipenuhi dalam penyusunan hiperteks, yaitu:
(1) terdapat hubungan yang signifikan antara materi-materi yang terkoneksi,
sehingga memenuhi harapan siswa; (2) penekanan pada koneksi antar materi
mendorong kebiasaan berpikir siswa; (3) koneksi yang gagal diusahakan sekecil
mungkin; dan (4) bila ada koneksi ke grafik, diusahakan agar disertai teks,
sehingga tampak keterkaitan antara kondisi awal dengan kondisi akhir siswa.
McKnight dkk (1988) menyatakan
bahwa media yang mampu
menampilkan multimedia dan hiperteks secara terintegrasi dinamakian
hypermedia. Jadi hipermedia mampu mengintegrasikan informasi berupa
hiperteks, video dan audio. Hipermedia merupakan media dinamis dan tidak
linier, di mana konsep-konsep yang berkaitan saling dihubungkan dengan penuh
makna. Konsep-konsep atau ide-ide terkait saling terhubung dalam berbagai
bentuk hubungan.
__________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVII Juli 2004
ISSN 0215 - 8250
4
Menurut teori belajar kognitif, siswa belajar berarti membuat peta antara
informasi yang sudah diketahui dengan informasi yang sedang dipelajari.
Teknologi hipermedia mampu memfasiltasi pemetaan tersebut karena hipermedia
mampu mengilustrasikan ikatan antarkonsep. Oleh karena itu, hipermedia akan
mampu meningkatkan hasil belajar karena hipermedia memfokuskan diri pada
keterkaitan antarkonsep atau ide, bukan mengisolasi konsep.
Sistem informasi berbasis hipermedia memiliki dua fungsi, yaitu: (1)
mengintergrasikan basis-data dan manajemen informasi ke dalam satu model dan
(2) menerapkan hipermedia sebagai antar-muka presentasi informasi (Walster,
1988). Dalam hipermedia, basis-data yang memuat materi pembelajaran
diitegrasikan dengan manajemen informasi. Keterkaitan antarmateri diatur dengan
hubungan-hubungan (hyperlink) yang sengaja diciptakan dengan memperhatikan
makna hubungan antarkonsep. Selain itu, hipermedia sekaligus merupakan
antarmuka dari pesentasi materi.
Berkenaan dengan teknologi komunikasi dengan modul berbasis web,
jaringan komputer lebih dikenal dalam wujud internet dan intranet. Internet adalah
jaringan komputer yang terdiri dari jaringan-jaringan komputer. Beberapa layanan
komunikasi yang ada pada internet yang cukup populer antara lain adalah
konferensi komputer (computer conferencing), surat elektronik (electronic mail),
kelompok diskusi (discussion lists), dan bulletin boards. Intranet adalah jaringan
komputer yang khusus untuk penggunaan pada lingkungan suatu organisasi
(Kurniadi, 1995). Jika dilihat dari sudut teknisnya, intranet bisa didefinisikan
sebagai penggunaan teknologi internet dan WWW (world wide web) di dalam
sebuah jaringan komputer lokal. Umumnya komunikasi berbasis komputer bersifat
saluran ganda (multiple channel), walaupun pada kenyataannya bisa juga dibuat
untuk melayani komunikasi hanya antar dua orang saja.
Keberadaan fasilitas komunikasi dengan modul berbasis web di dunia
pendidikan sudah cukup lama, tetapi pada awalnya masih terbatas pada
penggunaan untuk sarana komunikasi antarpeneliti dalam bentuk pertukaran
informasi berwujud teks. Perkembangan layanan komunikasi dengan modul
berbasis web berkembang pesat sejalan dengan perkembangan komputer menjadi
hypermedia, yaitu jaringan komputer yang tidak hanya mampu menyajikan teks
tetapi sudah mampu menyajikan berbagai informasi melalui berbagai media
__________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVII Juli 2004
ISSN 0215 - 8250
5
komunikasi, seperti suara, gambar, grafik, dan video. Perkembangan layanan
tersebut membuat komunikasi berbasis komputer semakin populer. Hanya saja,
pemanfaatannya dalam dunia pendidikan, khususnya untuk pembelajaran, masih
terbatas.
Mengacu pada deskripsi tentang media komunikasi, media komunikasi
dibedakan menjadi dua, yaitu komunikasi melalui media massa berupa jaringan
komputer (intranet), yang selanjutnya disebut komunikasi dengan modul berbasis
web dan komunikasi interpersonal atau tatap muka. Dalam komunikasi dengan
modul berbasis web, fasilitas komunikasi yang dimanfaatkan adalah electronic
mail (e-mail) dan bulletin board. E-mail memungkinkan komunikan untuk saling
berkirim surat secara elektronik, sedangkan bulletin board memungkinkan
komunikan untuk berdiskusi. Baik melalui fasilitas e-mail maupun bulletin board,
komunikator menyampaikan informasi kepada komunikate melalui keyboard
komputer; sebaliknya, komunikate menerima informasi melalui tampilan teks,
grafik, atau gambar di monitor komputer. Selama proses komunikasi tidak ada
peluang bagi komunikator dan komunikate untuk melakukan kontak langsung
karena mereka berada pada jarak yang cukup jauh.
Pembelajaran melalui komunikasi dengan modul berbasis web, menurut
Moore & Taylor (1996), bisa mendorong pertukaran ide, meningkatkan
partisipasi, meningkatkan keinginan untuk mencoba, dan meningkatkan kerjasama.
Cristine Steeples (1996) menambahkan bahwa komunikasi dengan modul berbasis
web dalam pembelajaran dapat meningkatkan fleksibilitas dalam kegiatan saling
bertukar informasi.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pembangunan software (perangkat
lunak), dengan sasaran akhir berupa terbangunnya sebuah software sesuai dengan
spesifikasi yang ditetapkan. Oleh karena itu, metodologi yang digunakan
mengikuti paradigma dalam pengembangan software yakni paradigma
prototyping. Paradigma ini dipilih dengan alasan pengembangan perangkat lunak
dikerjakan secara terpadu dengan pakar di bidang web yang sangat luas
pengetahuan komputernya. Prototyping merupakan sebuah proses yang
memungkinkan pengembang untuk membuat model perangkat lunak yang akan
__________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVII Juli 2004
ISSN 0215 - 8250
6
dibuat. Urutan langkah pada paradigma prototyping didilustrasikan dalam gambar
di bawah ini.
PARADIGMA
PROTOTYPING
Mulai
Stop
Pengumpulan
kebutuhan &
Perbaikan
Rekayasa
produk
Perbaikan
prototipe
Desain
cepat
Membangun
Prototipe
Evaluasi prototipe
oleh pengguna
Berdasarkan bentuk penelitian yang dipilih, langkah utama dalam
penelitian ini dimulai dari pengumpulan kebutuhan dan perbaikan. Dalam tahap
ini, dilakukan pengumpulan data dan kebutuhan perangkat lunak lainnya. Data
diperoleh dengan teknik observasi dan studi literatur. Setelah kebutuhan
terkumpul, dilakukan perancangan desain cepat. Data yang telah terkumpul pada
tahap sebelumnya dipergunakan untuk merancang desain awal dari produk yang
akan dibangun yang biasanya masih bersifat global. Perancangan desain cepat
diutamakan pada bagian tampilan. Desain awal, selanjutnya, diimplementasikan
untuk mendapatkan simulasi dari hasil akhir yang diinginkan. Pekerjaan pada
tahap ini belum menyentuh aspek-aspek detail dari produk yang dibangun, dan
lebih ditujukan untuk mempermudah pemahaman terhadap proses dari produk
yang dibangun melalui pembuatan prototipe. Ada 3 jenis prototipe, yaitu: 1)
prototipe di atas kertas, 2) prototipe kerja (prototipe yang telah diimplementasikan
ke dalam bahasa pemrograman, dapat dieksekusi namun belum berjalan sempurna,
dan 3) prototipe jadi (prototipe yang telah jadi tapi mungkin masih perlu
disesuaikan dengan kebutuhan pengguna).
__________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVII Juli 2004
ISSN 0215 - 8250
7
Prototipe yang sudah jadi dievaluasi pada tahap evaluasi prototipe. Dengan
semakin dipahaminya gambaran awal dari produk yang akan dihasilkan, pada
tahap ini dapat dilakukan evaluasi terhadap prototipe yang dihasilkan, sehingga
produk akhir semakin bagus dan kemungkinan kesalahan produk semakin kecil.
Berdasarkan evaluasi oleh pengguna, jika ada kesalahan atau kekurangcocokan,
akan dilakukan perbaikan. Begitu seterusnya, sampai prototipe yang dihasilkan
sesuai dengan yang diharapkan. Apabila prototipe telah sesuai dengan yang
diharapkan, maka langkah dilanjutkan dengan rekayasa produk. Pada tahap inilah,
produk benar-benar dirancang hingga diperoleh hasil akhir.
Mengingat produk yang dirancang adalah perangkat lunak pendidikan,
setelah diperoleh hasil akhir dilakukan ujicoba terhadap mahasiswa, untuk
mengetahui apakah perangkat lunak pendidikan yang diciptakan mampu
meningkatkan hasil belajar. Selain itu, dalam ujicoba juga dikaji sikap mahasiswa
terhadap perangkat lunak pendidikan yang dikembangkan. Ujicoba menggunakan
pendekatan penelitian tindakan kelas. Perangkat lunak diujicobakan kepada satu
kelas, kemuudian setiap siklus dilakukan refleksi. Selain itu pembandingan juga
dilakukan terhadap kelas sebelumnya yang belum menggunakan perangkat lunak
pendidikan yang baru dikembangkan.
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
3.1 Hasil Penelitian
Fasilitas internet berupa HTML ternyata dapat dimanfaatkan untuk
mengembangkan modul pembelajaran berbasis web. Paket Macromedia yang
digunakan ternyata mampu menampilkan web yang sangat informatif untuk
mendukung proses pembelajaran. Struktur pohon dalam tatacara pemanggilan
informasi dari satu bingkai ke bingkai lain sangat mendukung terciptanya jaringan
materi pembelajaran. Selain itu, kemampuan HTML untuk memadukan gambar
dengan teks sangat memperkaya informasi pembelajaran yang disajikan.
Animasi teks maupun gambar sangat membantu menciptakan kesan, sehingga
informasi yang disajikan dapat diingat lebih lama oleh mahasiswa.
Fasilitas hyperlink yang dimiliki HTML sangat bermanfaat untuk
menghubungkan satu informasi dengan informasi lainnya yang terkait. Selain itu,
fasilitas hyperlink juga dapat dimanfaatkan untuk mengeksekusi paket program
__________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVII Juli 2004
ISSN 0215 - 8250
8
aplikasi yang lain. Ini berarti, apabila materi pembelajaran terkait dengan
pengoperasian perangkat lunak, maka mahasiswa dapat diberikan peluang untuk
membaca informasi sambil mencoba. Fasilitas jendela banyak (multy windows)
yang dimiliki sistem operasi windows sangat membantu proses tersebut.
Berbagai fasilitas tambahan dapat ditambahkan pada sistem operasi
windows 2000 server dalam menjalankan modul berbasis web. Win pop-up dan email misalnya, dapat ditambahkan pada server untuk memberi peluang kepada
mahasiswa berdiskusi. Dengan demikian, komunikasi pembelajaran dapat
berlangsung banyak arah. Selain berkomunikasi dengan modul dalam komputer,
mahasiswa juga dapat berkomunikasi dengan teman-temannya. Komunikasi
tersebut dapat diatur sedemikian rupa, sehingga kerahasiaan pribadi dapat
diproteksi.
Modul berbasis web yang dikembangkan dipasang pada intranet dengan
server di Pusat Komputer dan terhubung ke Fakultas-fakultas, Program
Pascasarjana, Perpustakaan, dan Pusat Sumber Belajar. Jaringan informasi ilmiah
tersebut dihubungkan dengan jaringan informasi administratif yang telah ada pada
beberapa unit kerja di Kampus Jalan Udayana maupun di Kampus Jalan A. Yani.
Dengan demikian terwujud suatu jaringan informasi terpadu di IKIP Negeri
Singaraja. Pada masa mendatang jaringan ini diharapkan mampu menjangkau
beberapa sekolah khususnya sekolah-sekolah binaan untuk berbagi informasi,
sekaligus sebagai salah satu wujud nyata sumbangan IKIP Negeri Singaraja
kepada pembinaan pendidikan.
Modul berbasis web yang berhasil dikembangkan diujicobakan pada
mahasiswa dengan mengambil materi bagi-pakai informasi pada Microsoft Office.
Ujicoba yang mengambil pola penelitian tindakan kelas menunjukkan bahwa
modul berbasis web cenderung dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa.
Refleksi dilakukan dengan mengambil perbandingan pada perkuliahan untuk
kelas-kelas sebelumnya. Selain itu, refleksi juga dilakukan pada setiap akhir
sekelompok pokok bahasan, yang relatif berimbang dalam alokasi waktu.
Hasil penyebaran angket kepada mahasiswa menunjukkan bahwa sebagian
besar mahasiswa menyatakan senang mengikuti pembelajaran dengan modul
berbasis web. Alasan yang dikemukakan antara lain: 1) mahasiswa merasa
tertantang untuk menelusuri lebih jauh, 2) mahasiswa dapat kembali ke informasi
__________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVII Juli 2004
ISSN 0215 - 8250
9
sebelumnya yang belum dikuasai, 3) kegiatan mahasiswa bersifat individu, dan 4)
mahasiswa banyak ingin tahu karena menggunakan teknologi baru.
3.2 Pembahasan
Modul berbasis web cenderung dapat meningkatkan hasil belajar karena
mampu membangun jaringan materi yang baik. Menurut teori belajar kognitif,
siswa belajar berarti membuat peta antara informasi yang sudah diketahui dengan
informasi yang sedang dipelajari. Teknologi hipermedia mampu memfasiltasi
pemetaan tersebut, karena hipermedia mampu mengilustrasikan ikatan antar
konsep. Oleh karena itu hipermedia akan mampu meningkatkan hasil belajar
karena hipermedia memfokuskan diri pada keterkaitan antar konsep atau ide,
bukan mengisolasi konsep.
Selain itu, modul berbasis web juga dapat mendorong mahasiswa untuk
berpendapat karena tidak tampak oleh mahasiswa lain. Artinya, mahasiswa relatif
lebih terbebas dari rasa malu atau rasa takut untuk mengemukakan pendapat. Hal
ini terjadi karena komunikasi terjadi tidak secara langsung, melainkan melalui
jaringan komputer. Oleh karena itu, tepat kiranya, Moore & Taylor (1996)
berpendapat bahwa, pembelajaran melalui dengan modul berbasis web, bisa
mendorong pertukaran ide, meningkatkan partisipasi, meningkatkan keinginan
untuk mencoba, dan meningkatkan kerjasama. Cristine Steeples (1996)
menambahkan bahwa komunikasi dengan modul berbasis web dalam
pembelajaran dapat meningkatkan fleksibilitas dalam kegiatan saling bertukar
informasi.
Hypertext sebagai media pembangun modul berbasis web dapat
menciptakan banyak alternatif pencabangan, sehingga mahasiswa dapat secara
leluasa berpindah dari satu titik ke titik lainnya. Mahasiswa juga tidak akan saling
tergantung dengan temannya. Situasi seperti ini akan membantu meningkatkan
motivasi mahasiswa untuk belajar. Terkait dengan hal itu, Landow (dalam Duffy
dan Cunningham, 1988) menyebutkan bahwa hyperteks dapat digunakan untuk
memotivasi siswa untuk memandang teks dari sudut lain, dalam upaya
meningkatkan cara berpikir multi-arah.
__________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVII Juli 2004
ISSN 0215 - 8250
10
4. Penutup
Modul pembelajaran berbasis web sudah berhasil diimplementasikan untuk
pembelajaran bagi-pakai (shared) informasi pada Microsoft Office. Modul
dikembangkan dengan menggunakan paket aplikasi Macromedia. Fasilitas
hyperlink digunakan seoptimal mungkin untuk mengbungkan bingkai-bingkai
informasi yang saling terkait. Dengan demikian, mahasiswa dapat mengakses
informasi yang relatif lebih lengkap, serta dapat diulang-ulang sesuai
kepentingannya. Dalam konteks ini, pembelajaran asyncronous benar-benar
terjadi. Kemajuan individu tidak akan seragam, melainkan individu akan maju
sesuai dengan kemampuan dan keuletan masing-masing.
Namun, proses
kerjasama tetap dapat dijalin melalui komunikasi dengan memanfaatkan fasilitas
jaringan komputer, yang dalam beberapa hal memiliki keunggulan dibandingkan
dengan komunikasi tatap muka.
Modul berbasis web yang dikembangkan belum pernah diujicobakan
melalui satu eksperimen. Akan tetapi, modul tersebut sudah sempat diujicobakan
dengan menggunakan pola penelitian tindakan kelas. Sistem diujicobakan pada
satu kelompok mahasiswa, kemudian direfleksi dengan mempertimbangkan
pengalaman-pengalaman sebelumnya. Hasil pengamatan menunjukkan adanya
kecenderungan modul berbasis web dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa.
Di pihak lain, pengamatan menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki sikap yang
positif terhadap pembelajaran dengan modul berbasis web. Sebagian besar
mahasiswa menyatakan senang mengikuti perkuliahan dengan modul berbasis
web.
Modul berbasis web sebaiknya dikembangkan dengan lebih intensif dalam
upaya memberikan alternatif bentuk pembelajaran yang lebih beragam kepada
mahasiswa. Apabila terdapat banyak alternatif pembelajaran, maka mahasiswa
akan memiliki peluang untuk memanfaatkan berbagai sumber pembelajaran.
Beberapa model pembelajaran yang tersedia diharapkan dapat saling mensubstitusi
dan saling melengkapi. Akibatnya, prestasi belajar mahasiswa bisa lebih
ditingkatkan.
__________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVII Juli 2004
ISSN 0215 - 8250
11
DAFTAR PUSTAKA
Andi Kurniadi, 1998, Intranet, Jakarta: Elex Media Komputindo
Chi Michelene T.H., 1989, Self-Explanations : How Students Study and Use
Examples in Learning to Solve Problems, Cognitive Science Vol. 13
Conny R. Semiawan, 1999, Pendidikan Tinggi: Peningkatan Kemampuan
Manusia Sepanjang Hayat Seoptimal Mungkin, Jakarta: Grasindo
Date, C.J. 1986. An Introduction To Database System. Reading, MA.:AddisonWesley Publishing Company, Inc.
Duffy, Thomas M. & Donald J. Cunningham, 1988, “Contructivism: Implication
for the Design and Delivery for Instruction” Educational Communications
and Technology, ed. David H. Jonassen, London: Prentice Hall
International
Info Komputer, Desember 1996, Membuat Gambar Animasi untuk HTML Page,
Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Info Komputer, April 1997, Berindah-indah dengan Intranet, Jakarta:PT Elex
Media Komputindo
Info Komputer, April 1997, Memandu Pasangan Serasi:Intranet dan Windows NT
4.0, Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Info Komputer, Juli 1995, Menyajikan Informasi Di Internet, Jakarta: PT Elex
Media Komputindo
Info Komputer, Maret 1996, Internet Di Mata Anak-anak, Jakarta: PT Elex Media
Komputindo
Jonassen, David H., 1988, “Integrating learning Strategies into Courseware to
Facilitate Deeper Processing”, ed. Jonassen, David H., Instructional
Design for Microcmputer Courseware, Hillsdale, New Jersey: Lawrence
Erlbaum Associates Publishers.
Kibby, M.R., 1996, “Educational Application of Hypertext”, International
Encyclopedia Educational Tecnology, ed. Tjerrd Plomp and Donald P.Ely,
Cambrige: Cambridge University Press.
Larry Aronson, 1995, HTML 3 Manual of Style, Jakarta: PT Elex Media
Komputindo
Markwood, Richard A. , 1994, “Computer Tools for Distance Education”,
Distance Education Strategies and Tools, ed. Barry Willis, Englewood
Cliffs, NJ: Educational Technology Publications
__________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVII Juli 2004
ISSN 0215 - 8250
12
McKnight, Cliff dkk., 1988, “User-Centered Design of Hypertext/Hypermedia for
education”, Educational Communications and Technology, ed. David H.
Jonassen, London: Prentice Hall International
Moore, David M. & C. David Taylor, 1996, Student Participation, Interaction,
and Regulation in A Computer Mediated Communication Environment,
Journal of Computing research, Vol. 14(3)
Steeples, Christine, 1996, Technological Support for teaching and Learning:
Computer Mediated Communication in Higher Education, Computer
education, Vol. 26, No. 1
Tanenbaum, Andrew S. 1987. Operating System. Englewood Cliffs, NJ.:PrenticeHall
Wahana Komputer. 1996. Novel Netware 4.1. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Walster, Dian, 1988, “Technologies for Information Access in Library and
Information Centers”, Educational Communications and Technology, ed.
David H. Jonassen, London: Prentice Hall International
__________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVII Juli 2004
Download