modul berbasis web - Pascasarjana UNDIKSHA

advertisement
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Singaraja No.3 Th.XXXVII, Juli 2004
(Terakreditasi)
PEMBELAJARAN DENGAN MODUL BERBASIS WEB
Oleh
I Made Candiasa
Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Pendidikan MIPA
ABSTRAK
Berbagai informasi dari berbagai bidang kehidupan, baik berbentuk teks,
gambar, video, maupun audio disajikan di Internet setiap saat. Banyak institusi maupun
pribadi telah menawarkan artikel, jurnal, atau buku teks melalui Internet. Di balik
manfaatnya yang besar bagi dunia pendidikan internet dirasa masih cukup mahal,
terutama dalam hal biaya saluran komunikasi. Melihat kondisi itu, kiranya cukup
bijaksana untuk memikirkan pemanfaatan fasilitas hiperteks pada Hypertext MarkUp
Language (HTML) untuk mengembangkan modul berbasis web, yang kemudian
dipasang pada jaringan komputer lokal (intranet). Proses ini akan memberikan beberapa
pengalaman kepada para mahasiswa. Pertama, program akan memberikan pengalaman
menjelajahi internet kepada mahasiswa. Kedua program akan memberi pengalaman
mendesain informasi berbasis hiperteks kepada mahasiswa. Ketiga, program memberikan
keuntungan yang dimiliki pembelajaran berbasis komputer, seperti bebas konteks, bebas
konvensi social, tidak terlalu terikat waktu, dan mampu beradaptasi dengan kemampuan
mahasiswa secara individu.
Kata-kata Kunci; Modul berbasis web, hyperteks, HTML
ABSTRACT
Various informations in every field of endeavor either in text, graphics, video or
audio is prsented every time in the internet. Some people or institutions are offering
articles, journals, or even books in the internet. On the other side of internet advantage,
it is stil an expensive technology, especially in communication chanell cost. Therefore it
is useful to think to develop an educational software, such as web based modul by using
hypertext facility of Hypertext MarkUp Language (HTML) at intranet environment. This
kind of modul will give several advantages. First of all, this modul will give experince in
looking for the information at internet environment. Furthermore, this kind of modul will
give experince to design hypertext based information. Finally, this kind of modul will give
more flexible instructional process, such as anonym, private, contex free, less influenced
by social conventions, and can be adapted to the individual student capability.
Keywordsi; Web based modul, hyperlink, HTML
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Singaraja No.3 Th.XXXVII, Juli 2004
(Terakreditasi)
1. Pendahuluan
Internet belakangan ini sudah menjadi media informasi yang amat handal bagi
manusia dari berbagai profesi. Berbagai informasi dari berbagai bidang kehidupan,
baik berbentuk teks, gambar, maupun suara disajikan di internet setiap saat. Fasilitas
tunjuk dan ketuk (point and click) yang disediakan sangat memudahkan penjelajahan
informasi di internet. Kalangan
pendidikan tergolong sangat banyak
bisa
memanfaatkan jasa internet. Banyak institusi maupun pribadi telah menawarkan artikel,
jurnal, atau buku teks melalui Internet. Bahkan banyak paket program pengajaran dari
tingkat pendidikan dasar sampai perguruan tinggi juga sudah ditawarkan melalui internet.
Besarnya manfaat internet khususnya bagi pendidikan menyebabkan tidak ada
alasan kiranya untuk tidak memperkenalkan internet kepada anak didik. Pengenalan
internet kepada anak sejak dini akan memberikan pengalaman yang begitu kaya (Info
Komputer, Maret 1996). Selain itu, internet juga membantu
memberikan
pengetahuan generatif kepada anak, sebab anak-anak tidak cukup hanya diberi
pengetahuan reproduktif seperti menghafal pelajaran yang diberikan gurunya, tetapi juga
pengetahuan generatif, yaitu mengembangkan pelajaran tersebut (Info Komputer, 1996).
Di balik manfaatnya yang besar bagi dunia pendidikan, internet dirasa
masih cukup mahal, terutama dalam hal biaya saluran komunikasi. Disamping itu,
dengan ramainya saluran komunikasi dan banyaknya orang yang mengakses ke
server mengakibatkan peningkatan waktu akses karena harus menunggu antrian,
yang sekaligus menaikkan biaya langganan saluran komunikasi. Melihat kondisi itu,
kiranya perlu dipikirkan
pemanfaatan
beberapa fasilitas
internet
untuk
mengembangkan PBK untuk dioperasikan pada jaringan lokal (Intranet).
Melalui penelitian ini, akan dicoba pemanfaatan HTML (Hyper Text MarkUp
Language) untuk mengembangkan modul berbasis web. Struktur pohon dalam tatacara
pemanggilan informasi dari satu bingkai ke bingkai yang lain sangat mendukung
terciptanya jaringan materi pembelajaran. Selain itu, kemampuan hypertext yang dimiliki
HTML untuk memadukan teks dengan gambar, grafik, video atau audio akan
memperkaya informasi pembelajaran yang akan disajikan.
Pada dasarnya, hypertext adalah teks yang disusun dalam potongan-potongan teks
sebagai titik (node), serta hubungan-hubungan antarpotongan-potongan teks tersebut
(McKnight dkk., 1988). Jonassen (1988) menambahkan bahwa hiperteks adalah fasilitas
komputer yang memungkinkan teks dan grafik dapat diakses dengan urutan yang
sepenuhnya diatur oleh pemakai. Hiperteks merupakan teks yang tidak berurutan dalam
rangkaian titik-titik, yang memberi peluang kepada pemakai untuk mengeksplorasi teks
dengan urutan yang sesuai dengan pengetahuan awal yang dimiliki siswa dan tujuan akhir
yang ingin dicapai.
Hiperteks dapat menciptakan banyak alternatif pencabangan, sehingga pemakai
dapat secara leluasa berpindah dari satu titik ke titik lainnya. Pemakai juga dapat
merangkai teks agar lebih bermakna. Landow (dalam Duffy dan Cunningham, 1988)
menyebutkan bahwa hyperteks dapat digunakan untuk memotivasi siswa untuk
memandang teks dari sudut yang baru, dalam upaya meningkatkan cara berpikir multiarah. Selanjutnya, Landow dalam Kibby (1996) menetapkan beberapa ketentuan yang
dipenuhi dalam penyusunan hiperteks, yaitu:
1) terdapat hubungan yang signifikan antara materi-materi yang terkoneksi, sehingga
memenuhi harapan siswa;
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Singaraja No.3 Th.XXXVII, Juli 2004
(Terakreditasi)
2) penekanan pada koneksi antar materi mendorong kebiasaan berpikir siswa;
3) koneksi yang gagal diusahakan sekecil mungkin;
4) bila ada koneksi ke grafik, diusahakan agar disertai teks, sehingga tampak keterkaitan
antara kondisi awal dengan kondisi akhir siswa.
McKnight dkk (1988) menyatakan bahwa media yang mampu menampilkan
multimedia dan hiperteks secara terintegrasi dinamakian hypermedia. Jadi hipermedia
mampu mengintegrasikan informasi berupa hiperteks, video dan audio. Hipermedia
merupakan media dinamis dan tidak linier, di mana konsep-konsep yang berkaitan saling
dihubungkan dengan penuh makna. Konsep-konsep atau ide-ide terkait saling terhubung
dalam berbagai bentuk hubungan.
Menurut teori belajar kognitif, siswa belajar berarti membuat peta antara
informasi yang sudah diketahui dengan informasi yang sedang dipelajari. Teknologi
hipermedia mampu memfasiltasi pemetaan tersebut karena hipermedia mampu
mengilustrasikan ikatan antarkonsep. Oleh karena itu, hipermedia akan mampu
meningkatkan hasil belajar karena hipermedia memfokuskan diri pada keterkaitan
antarkonsep atau ide, bukan mengisolasi konsep.
Sistem informasi
berbasis hipermedia memiliki dua fungsi, yaitu: (1)
mengintergrasikan basis-data dan manajemen informasi ke dalam satu model dan (2)
menerapkan hipermedia sebagai antar-muka presentasi informasi (Walster, 1988). Dalam
hipermedia, basis-data yang memuat materi pembelajaran diitegrasikan dengan
manajemen informasi. Keterkaitan antarmateri diatur dengan hubungan-hubungan
(hyperlink) yang sengaja diciptakan dengan memperhatikan makna hubungan
antarkonsep. Selain itu, hipermedia sekaligus merupakan antarmuka dari pesentasi
materi.
Berkenaan dengan teknologi komunikasi dengan modul berbasis web, jaringan
komputer lebih dikenal dalam wujud internet dan intranet. Internet adalah jaringan
komputer yang terdiri dari jaringan-jaringan komputer. Beberapa layanan komunikasi
yang ada pada internet yang cukup populer antara lain adalah konferensi komputer
(computer conferencing), surat elektronik (electronic mail),
kelompok diskusi
(discussion lists), dan bulletin boards. Intranet adalah jaringan komputer yang khusus
untuk penggunaan pada lingkungan suatu organisasi (Kurniadi, 1995). Jika dilihat dari
sudut teknisnya, intranet bisa didefinisikan sebagai penggunaan teknologi internet dan
WWW (world wide web) di dalam sebuah jaringan komputer lokal. Umumnya
komunikasi berbasis komputer bersifat saluran ganda (multiple channel), walaupun pada
kenyataannya bisa juga dibuat untuk melayani komunikasi hanya antar dua orang saja.
Keberadaan fasilitas komunikasi dengan modul berbasis web di dunia pendidikan
sudah cukup lama, tetapi pada awalnya masih terbatas pada penggunaan untuk sarana
komunikasi antarpeneliti dalam bentuk pertukaran informasi berwujud teks.
Perkembangan layanan komunikasi dengan modul berbasis web berkembang pesat
sejalan dengan perkembangan komputer menjadi hypermedia, yaitu jaringan komputer
yang tidak hanya mampu menyajikan teks tetapi sudah mampu menyajikan berbagai
informasi melalui berbagai media komunikasi, seperti suara, gambar, grafik, dan video.
Perkembangan layanan tersebut membuat komunikasi berbasis komputer semakin
populer. Hanya saja, pemanfaatannya dalam dunia pendidikan, khususnya untuk
pembelajaran, masih terbatas.
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Singaraja No.3 Th.XXXVII, Juli 2004
(Terakreditasi)
Mengacu pada deskripsi tentang media komunikasi, media komunikasi dibedakan
menjadi dua, yaitu komunikasi melalui media massa berupa jaringan komputer (intranet),
yang selanjutnya disebut komunikasi dengan modul berbasis web dan komunikasi
interpersonal atau tatap muka. Dalam komunikasi dengan modul berbasis web, fasilitas
komunikasi yang dimanfaatkan adalah electronic mail (e-mail) dan bulletin board. E-mail
memungkinkan komunikan untuk saling berkirim surat secara elektronik, sedangkan
bulletin board memungkinkan komunikan untuk berdiskusi. Baik melalui fasilitas e-mail
maupun bulletin board, komunikator menyampaikan informasi kepada komunikate
melalui keyboard komputer; sebaliknya, komunikate menerima informasi melalui
tampilan teks, grafik, atau gambar di monitor komputer. Selama proses komunikasi tidak
ada peluang bagi komunikator dan komunikate untuk melakukan kontak langsung karena
mereka berada pada jarak yang cukup jauh.
Pembelajaran melalui komunikasi dengan modul berbasis web, menurut Moore &
Taylor (1996), bisa mendorong pertukaran ide, meningkatkan partisipasi, meningkatkan
keinginan untuk mencoba, dan meningkatkan kerjasama. Cristine Steeples (1996)
menambahkan bahwa komunikasi dengan modul berbasis web dalam pembelajaran dapat
meningkatkan fleksibilitas dalam kegiatan saling bertukar informasi.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pembangunan software (perangkat lunak),
dengan sasaran akhir berupa terbangunnya sebuah software sesuai dengan spesifikasi
yang ditetapkan. Oleh karena itu, metodologi yang digunakan mengikuti paradigma
dalam pengembangan software yakni paradigma prototyping. Paradigma ini dipilih
dengan alasan pengembangan perangkat lunak dikerjakan secara terpadu dengan pakar di
bidang web yang sangat luas pengetahuan komputernya. Prototyping merupakan sebuah
proses yang memungkinkan pengembang untuk membuat model perangkat lunak yang
akan dibuat. Urutan langkah pada paradigma prototyping didilustrasikan dalam gambar
di bawah ini.
PARADIGMA
PROTOTYPING
Mulai
Stop
Pengumpulan
kebutuhan &
Perbaikan
Rekay asa
produk
Perbaikan
prototipe
Evaluasi prototipe
oleh pengguna
Desain
cepat
Membangun
Prototipe
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Singaraja No.3 Th.XXXVII, Juli 2004
(Terakreditasi)
Berdasarkan bentuk penelitian yang dipilih, langkah utama dalam penelitian ini
dimulai dari pengumpulan kebutuhan dan perbaikan. Dalam tahap ini, dilakukan
pengumpulan data dan kebutuhan perangkat lunak lainnya. Data diperoleh dengan teknik
observasi dan studi literatur. Setelah kebutuhan terkumpul, dilakukan perancangan desain
cepat. Data yang telah terkumpul pada tahap sebelumnya dipergunakan untuk merancang
desain awal dari produk yang akan dibangun yang biasanya masih bersifat global.
Perancangan desain cepat diutamakan pada bagian tampilan. Desain awal, selanjutnya,
diimplementasikan untuk mendapatkan simulasi dari hasil akhir yang diinginkan.
Pekerjaan pada tahap ini belum menyentuh aspek-aspek detail dari produk yang
dibangun, dan lebih ditujukan untuk mempermudah pemahaman terhadap proses dari
produk yang dibangun melalui pembuatan prototipe. Ada 3 jenis prototipe, yaitu: 1)
prototipe di atas kertas, 2) prototipe kerja (prototipe yang telah diimplementasikan ke
dalam bahasa pemrograman, dapat dieksekusi namun belum berjalan sempurna, dan 3)
prototipe jadi (prototipe yang telah jadi tapi mungkin masih perlu disesuaikan dengan
kebutuhan pengguna).
Prototipe yang sudah jadi dievaluasi pada tahap evaluasi prototipe. Dengan
semakin dipahaminya gambaran awal dari produk yang akan dihasilkan, pada tahap ini
dapat dilakukan evaluasi terhadap prototipe yang dihasilkan, sehingga produk akhir
semakin bagus dan kemungkinan kesalahan produk semakin kecil. Berdasarkan evaluasi
oleh pengguna, jika ada kesalahan atau kekurangcocokan, akan dilakukan perbaikan.
Begitu seterusnya, sampai prototipe yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan.
Apabila prototipe telah sesuai dengan yang diharapkan, maka langkah dilanjutkan dengan
rekayasa produk. Pada tahap inilah, produk benar-benar dirancang hingga diperoleh hasil
akhir.
Mengingat produk yang dirancang adalah perangkat lunak pendidikan, setelah
diperoleh hasil akhir dilakukan ujicoba terhadap mahasiswa, untuk mengetahui apakah
perangkat lunak pendidikan yang diciptakan mampu meningkatkan hasil belajar. Selain
itu, dalam ujicoba juga dikaji sikap mahasiswa terhadap perangkat lunak pendidikan yang
dikembangkan. Ujicoba menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas. Perangkat
lunak diujicobakan kepada satu kelas, kemuudian setiap siklus dilakukan refleksi. Selain
itu pembandingan juga dilakukan terhadap kelas sebelumnya yang belum menggunakan
perangkat lunak pendidikan yang baru dikembangkan.
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
a. Hasil Penelitian
Fasilitas internet berupa HTML ternyata dapat dimanfaatkan untuk
mengembangkan modul pembelajaran berbasis web. Paket Macromedia yang digunakan
ternyata mampu menampilkan web yang sangat informatif untuk mendukung proses
pembelajaran. Struktur pohon dalam tatacara pemanggilan informasi dari satu bingkai ke
bingkai lain sangat mendukung terciptanya jaringan materi pembelajaran. Selain itu,
kemampuan HTML untuk memadukan gambar dengan teks sangat memperkaya
informasi pembelajaran yang disajikan. Animasi teks maupun gambar sangat membantu
menciptakan kesan, sehingga informasi yang disajikan dapat diingat lebih lama oleh
mahasiswa.
Fasilitas hyperlink yang dimiliki HTML sangat bermanfaat untuk
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Singaraja No.3 Th.XXXVII, Juli 2004
(Terakreditasi)
menghubungkan satu informasi dengan informasi lainnya yang terkait. Selain itu, fasilitas
hyperlink juga dapat dimanfaatkan untuk mengeksekusi paket program aplikasi yang lain.
Ini berarti, apabila materi pembelajaran terkait dengan pengoperasian perangkat lunak,
maka mahasiswa dapat diberikan peluang untuk membaca informasi sambil mencoba.
Fasilitas jendela banyak (multy windows) yang dimiliki sistem operasi windows sangat
membantu proses tersebut.
Berbagai fasilitas tambahan dapat ditambahkan pada sistem operasi windows
2000 server dalam menjalankan modul berbasis web. Win pop-up dan e-mail misalnya,
dapat ditambahkan pada server untuk memberi peluang kepada mahasiswa berdiskusi.
Dengan demikian, komunikasi pembelajaran dapat berlangsung banyak arah. Selain
berkomunikasi dengan modul dalam komputer, mahasiswa juga dapat berkomunikasi
dengan teman-temannya. Komunikasi tersebut dapat diatur sedemikian rupa, sehingga
kerahasiaan pribadi dapat diproteksi.
Modul berbasis web yang dikembangkan dipasang pada intranet dengan server
di Pusat Komputer dan terhubung ke Fakultas-fakultas, Program Pascasarjana,
Perpustakaan, dan Pusat Sumber Belajar. Jaringan informasi ilmiah tersebut dihubungkan
dengan jaringan informasi administratif yang telah ada pada beberapa unit kerja di
Kampus Jalan Udayana maupun di Kampus Jalan A. Yani. Dengan demikian terwujud
suatu jaringan informasi terpadu di IKIP Negeri Singaraja. Pada masa mendatang
jaringan ini diharapkan mampu menjangkau beberapa sekolah khususnya sekolah-sekolah
binaan untuk berbagi informasi, sekaligus sebagai salah satu wujud nyata sumbangan
IKIP Negeri Singaraja kepada pembinaan pendidikan.
Modul berbasis web yang berhasil dikembangkan diujicobakan pada mahasiswa
dengan mengambil materi bagi-pakai informasi pada Microsoft Office. Ujicoba yang
mengambil pola penelitian tindakan kelas menunjukkan bahwa modul berbasis web
cenderung dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Refleksi dilakukan dengan
mengambil perbandingan pada perkuliahan untuk kelas-kelas sebelumnya. Selain itu,
refleksi juga dilakukan pada setiap akhir sekelompok pokok bahasan, yang relatif
berimbang dalam alokasi waktu.
Hasil penyebaran angket kepada mahasiswa menunjukkan bahwa sebagian besar
mahasiswa menyatakan senang mengikuti pembelajaran dengan modul berbasis web.
Alasan yang dikemukakan antara lain: 1) mahasiswa merasa tertantang untuk menelusuri
lebih jauh, 2) mahasiswa dapat kembali ke informasi sebelumnya yang belum dikuasai, 3)
kegiatan mahasiswa bersifat individu, dan 4) mahasiswa banyak ingin tahu karena
menggunakan teknologi baru.
b. Pembahasan
Modul berbasis web cenderung dapat meningkatkan hasil belajar karena mampu
membangun jaringan materi yang baik. Menurut teori belajar kognitif, siswa belajar
berarti membuat peta antara informasi yang sudah diketahui dengan informasi yang
sedang dipelajari. Teknologi hipermedia mampu memfasiltasi pemetaan tersebut, karena
hipermedia mampu mengilustrasikan ikatan antar konsep. Oleh karena itu hipermedia
akan mampu meningkatkan hasil belajar karena hipermedia memfokuskan diri pada
keterkaitan antar konsep atau ide, bukan mengisolasi konsep.
Selain itu, modul berbasis web juga dapat mendorong mahasiswa untuk
berpendapat karena tidak tampak oleh mahasiswa lain. Artinya, mahasiswa relatif lebih
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Singaraja No.3 Th.XXXVII, Juli 2004
(Terakreditasi)
terbebas dari rasa malu atau rasa takut untuk mengemukakan pendapat. Hal ini terjadi
karena komunikasi terjadi tidak secara langsung, melainkan melalui jaringan komputer.
Oleh karena itu,
tepat kiranya, Moore & Taylor (1996) berpendapat bahwa,
pembelajaran melalui dengan modul berbasis web, bisa mendorong pertukaran ide,
meningkatkan partisipasi, meningkatkan keinginan untuk mencoba, dan meningkatkan
kerjasama. Cristine Steeples (1996) menambahkan bahwa komunikasi dengan modul
berbasis web dalam pembelajaran dapat meningkatkan fleksibilitas dalam kegiatan saling
bertukar informasi.
Hypertext sebagai media pembangun modul berbasis web dapat menciptakan
banyak alternatif pencabangan, sehingga mahasiswa dapat secara leluasa berpindah dari
satu titik ke titik lainnya. Mahasiswa juga tidak akan saling tergantung dengan
temannya. Situasi seperti ini akan membantu meningkatkan motivasi mahasiswa untuk
belajar. Terkait dengan hal itu, Landow (dalam Duffy dan Cunningham, 1988)
menyebutkan bahwa hyperteks dapat digunakan untuk memotivasi siswa untuk
memandang teks dari sudut lain, dalam upaya meningkatkan cara berpikir multi-arah.
4. Penutup
Modul pembelajaran berbasis web sudah berhasil diimplementasikan untuk
pembelajaran bagi-pakai (shared) informasi pada Microsoft Office. Modul dikembangkan
dengan menggunakan paket aplikasi Macromedia. Fasilitas hyperlink digunakan
seoptimal mungkin untuk mengbungkan bingkai-bingkai informasi yang saling terkait.
Dengan demikian, mahasiswa dapat mengakses informasi yang relatif lebih lengkap, serta
dapat diulang-ulang sesuai kepentingannya. Dalam konteks ini, pembelajaran
asyncronous benar-benar terjadi. Kemajuan individu tidak akan seragam, melainkan
individu akan maju sesuai dengan kemampuan dan keuletan masing-masing. Namun,
proses kerjasama tetap dapat dijalin melalui komunikasi dengan memanfaatkan fasilitas
jaringan komputer, yang dalam beberapa hal memiliki keunggulan dibandingkan dengan
komunikasi tatap muka.
Modul berbasis web yang dikembangkan belum pernah diujicobakan melalui satu
eksperimen. Akan tetapi, modul tersebut sudah sempat diujicobakan dengan
menggunakan pola penelitian tindakan kelas. Sistem diujicobakan pada satu kelompok
mahasiswa, kemudian direfleksi dengan mempertimbangkan pengalaman-pengalaman
sebelumnya. Hasil pengamatan menunjukkan adanya kecenderungan modul berbasis web
dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Di pihak lain, pengamatan menunjukkan
bahwa mahasiswa memiliki sikap yang positif terhadap pembelajaran dengan modul
berbasis web. Sebagian besar mahasiswa menyatakan senang mengikuti perkuliahan
dengan modul berbasis web.
Modul berbasis web sebaiknya dikembangkan dengan lebih intensif dalam upaya
memberikan alternatif bentuk pembelajaran yang lebih beragam kepada mahasiswa.
Apabila terdapat banyak alternatif pembelajaran, maka mahasiswa akan memiliki peluang
untuk memanfaatkan berbagai sumber pembelajaran. Beberapa model pembelajaran yang
tersedia diharapkan dapat saling mensubstitusi dan saling melengkapi. Akibatnya,
prestasi belajar mahasiswa bisa lebih ditingkatkan.
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Singaraja No.3 Th.XXXVII, Juli 2004
(Terakreditasi)
DAFTAR PUSTAKA
Andi Kurniadi, 1998, Intranet, Jakarta: Elex Media Komputindo
Chi Michelene T.H., 1989, Self-Explanations : How Students Study and Use Examples in
Learning to Solve Problems, Cognitive Science Vol. 13
Conny R. Semiawan, 1999, Pendidikan Tinggi: Peningkatan Kemampuan Manusia
Sepanjang Hayat Seoptimal Mungkin, Jakarta: Grasindo
Date, C.J. 1986. An Introduction To Database System. Reading, MA.:Addison-Wesley
Publishing Company, Inc.
Duffy, Thomas M. & Donald J. Cunningham, 1988, “Contructivism: Implication for the
Design and Delivery for Instruction” Educational Communications and
Technology, ed. David H. Jonassen, London: Prentice Hall International
Info Komputer, Desember 1996, Membuat Gambar Animasi untuk HTML Page, Jakarta:
PT Elex Media Komputindo
Info Komputer, April 1997, Berindah-indah dengan Intranet, Jakarta:PT Elex Media
Komputindo
Info Komputer, April 1997, Memandu Pasangan Serasi:Intranet dan Windows NT 4.0,
Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Info Komputer, Juli 1995, Menyajikan Informasi Di Internet, Jakarta: PT Elex Media
Komputindo
Info Komputer, Maret 1996, Internet Di Mata Anak-anak, Jakarta: PT Elex Media
Komputindo
Jonassen, David H., 1988, “Integrating learning Strategies into Courseware to Facilitate
Deeper Processing”, ed. Jonassen, David H., Instructional Design for
Microcmputer Courseware, Hillsdale, New Jersey: Lawrence Erlbaum
Associates Publishers.
Kibby, M.R., 1996, “Educational Application of Hypertext”, International Encyclopedia
Educational Tecnology, ed. Tjerrd Plomp and Donald P.Ely, Cambrige:
Cambridge University Press.
Larry
Aronson, 1995,
Komputindo
HTML 3 Manual of
Style,
Jakarta: PT
Elex
Media
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Singaraja No.3 Th.XXXVII, Juli 2004
(Terakreditasi)
Markwood, Richard A. , 1994, “Computer Tools for Distance Education”, Distance
Education Strategies and Tools, ed. Barry Willis, Englewood Cliffs, NJ:
Educational Technology Publications
McKnight, Cliff dkk., 1988, “User-Centered Design of Hypertext/Hypermedia for
education”, Educational Communications and Technology, ed. David H.
Jonassen, London: Prentice Hall International
Moore, David M. & C. David Taylor, 1996, Student Participation, Interaction, and
Regulation in A Computer Mediated Communication Environment, Journal
of Computing research, Vol. 14(3)
Steeples, Christine, 1996, Technological Support for teaching and Learning: Computer
Mediated Communication in Higher Education, Computer education, Vol.
26, No. 1
Tanenbaum, Andrew S. 1987. Operating System. Englewood Cliffs, NJ.:Prentice-Hall
Wahana Komputer. 1996. Novel Netware 4.1. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Walster, Dian, 1988, “Technologies for Information Access in Library and Information
Centers”, Educational Communications and Technology, ed. David H.
Jonassen, London: Prentice Hall International
Download