AUDIT INTERNAL TM 10 JAMINAN ATAS KUALITAS Pendekatan Makro dan Mikro Pada umumnya, proses evaluasi kualitas diterapkan pada tingkat operasi audit internal berskala luas. Sebuah penelaahan dilakukan atas metode organisasi entitas tersebut, metode penempatan staf, persyaratan pengembangan profesional, adanya independensi di dalam keseluruhan perencanaan fungsi audit: penggunaan teknologi terbaru, penerapan metode-met yang efektif, kontrol proyek-proyek audit, usaha-usaha untuk meningkatkan hubungan dengan klien komunikasi umum, metode tindak lanjut audit, kepatuhan terhadap standar audit internal. Evaluasi jenis ini, dilihat melalui kacamata makro, memang akan memberikan banyak informasi yang berharga mengenai organisasi audit internal itu dilihat sebagai sebuah unit. Kemungkinan besar jika evaluasi diatas menghasilkan sebuah gambaran yang positif mengenai sebuah unit audit, yang penuh efektif manajemen akan merasa dapat memercayai dan mendapatkan keuntungan dari operasi unit audit tersebut. Penelaahan atas individual audit hendaknva memeriksa & mengevaluasi aspek-aspek : Bukti pemahaman auditor atas operasi yang sedang diaudit. Indikasi bahwa auditor tersebut telah sadar akan bagaimana sikap faktor-faktor kontrol yang berhubungan dengan kepatuhan, efisiensi, dan efektivitas. Penentuan risiko, kerentanan, dan materialitas dad proses klien. Sejauh mana pelaksanaan pengujian dapat menghasilkan audit yang produktif namun tetap dapat menghemat sumber daya audit internal yang ada. ‘12 1 Audit Internal Suparno, SE. MM. Pusat Bahan Ajar dan Elearning Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id Mengevaluasi Produktivitas Audit Produktivitas di dalam operasi jasa seperti audit internal memiliki kesulitan di dalam pengukurannya dikarenakan oleh : Mungkin tidak mudah bagi seseorang untuk dapat mengidentifikasi dan mengantifikasi output hasil akhir. Audit internal yang memberikan hasil pekerjaan mereka secara internal akan sulit untuk dinilai. . Audit internal sering kali merupakan hasil kerja sama tim sehingga tanggung jawab outputnya berada ditangan tim. Pada umumnya, auditor internal memiliki banyak pertimbangan di dalam memilih tugas yang hendak dikerjakan, serta kapan dan bagaimana pekerjaan tersebut diselesaikan. Steve Albreht dan rekannya melakukan penelitian terhadap fungsi audit internal di 13 perusahaan Mereka meminta perusahaan-perusahaan ini mengidentifikasikan kualitaskualitas yang mereka percaya sebaiknya dimasukkan ke dalam evaluasi produktivitas. Hasil yang didapat berdasarkan urutan tingkat kepentingannya adalah: Temuan-temuan dan rekomendasi yang masuk akal dan bermanfaat. Respon dan umpan balik ldien. Profesionalisme di dalam aktivitas audit internal. Kepatuhan pada rencana audit. Tidak adanya kejutan-kejutan. Efektivitas biaya di dalam aktivitas audit internal. Pengembangan pegawai. Evaluasi auditor eksternal atas aktivitas audit internal. Umpan balik manajemen operasional. Jumlah permintaan pekerjaan audit. Laporan direktur audit. Evaluasi komite audit atas aktivitas audit internal. Kualitas kertas kerja. Hasil dari penelaahan internal. Umpan balik sejawat. ‘12 3 Audit Internal Suparno, SE. MM. Pusat Bahan Ajar dan Elearning Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id Kepedulian manajemen audit tingkat atas. Pelatihan kepedulian sebaiknya menekankan pentingnya sebuah manajemen kualitas, yang menggunakan hasil dari penilaian Pendekatan GAO adalah manajemen audit "harus mengerti bahwa manajemen kualitas adalah sebuah filosofi atau sebuah pendekatan bagi manajemen—bukan suatu program. Pembentukan sebuah dewan kualitas. Selanjutnya, organisasi audit hendaknya memembentuk dewan kualitas yang terdiri atas manajer-manajer audit teratas dan anggota-anggota tingkatan dalam organisasi audit. Anggota-anggota dewan ini hendaknya tertarik akan dan memiliki pengetahuan mengenai prinsip-prinsip dari manajemen kualitas. Dewan ini kemudian melapor kepada direktur audit selanjutnya direktur audit sebaiknya mengoordinasikan pelatihan, memonitor pembuatan prototipe, serta melakukan studi atas pendekatan-pendekatan organisasi melaksanakan praktik-praktiknya yang berhasil. Dewan kualitas ini hendaknya selalu meminta kesempurnaan dari setiap fungsinya sebagai contoh bagi organisasi audit. Ia sebaiknya "mendemonstrasikan perencanaan yang terbuka, dan analisis untuk penyelesaian masalah. Menumbuhkan kerja sama tim. Organisasi audit hendaknya, "menciptakan sebuah lingkungan yang partisipatif dalam menumbuhkan kerja sama tim. Pengembangan prototipe. Sebagai salah satu cara untuk meyakinkan pihak-pihak kualitas audit hendaknya menunjukkan, "nilai praktis dari cara-cara baru dalam pekerjaan dengan prototipe kualitas yang jelas dan inisiatif-inisiatif produktivitas. Prototipe ini ketika diuji dan ternyata berhasil akan dapat meyakinkan staf audit yang sebelumnya lebih hati-hati. Dimungkinkan pula untuk meyakinkan beberapa dari para manajer audit yang menjadi sukarelawan dengan menjadikan bagian mereka sebagai unit prototipe_ melakukan aspek ini adalah dengan memilih "satu proses antarfungsi yang sebuah tim evaluasi untuk memeriksa organisasi prototipe ini yang kemudias merupakan suatu "isu kualitas strategis yang penting" dan untuk menilai efisiensi hasil operasinya. Langkah-langkah implementasinya dapat berupa: Pelatihan kepedulian seperti yang dijelaskan di atas. Pemilihan sasaran-sasaran manajemen. Analisis dari proses-proses yang ada. Penetapan standar-standar pengukuran. ‘12 5 Audit Internal Suparno, SE. MM. Pusat Bahan Ajar dan Elearning Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id