4043

advertisement
PENGELOLAAN NYERI AKUT PADA Nn.A DENGAN DEMAM TIFOID
DI RUANG ANYELIR RSUD AMBARAWA
Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Ungaran
Karya Tulis Ilmiah, April 2014
Ocky Januargo Saputra*, Ana Puji Astuti**, Siti Haryani***
Pengelolaan Gangguan Kekurangan Volume Cairan pada An.V Dengan Febris Di
Rsud Ambarawa
xi + 63 halaman + 8 tabel + 2 bagan + 5 lampiran
ABSTRAK
Pendidikan kesehatan adalah suatu proses yang menjembatani kesejangan
antara informasi dan tingkah laku kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan
proses belajar, dalam hal ini berarti terjadi proses perkembangan atau perubahan
kearah yang lebih tahu dan lebih baik pada diri individu. Tujuan pendidikan
kesehatan adalah untuk meningkatkan status kesehatan serta membantu pasien dan
keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan. Tujuan dari pembuatan karya tulis
ilmiah ini adalah penuilis mampu menggambarkan pengelolaan ketidak
seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien dengan febris.
Metode yang digunakan adalah memberikan pengelolaan berupa
perawatan pasien dalam memenuhi kebutuhan nutrisi. pengelolaan ketidak
seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien dengan febris selama
3 hari. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik
wawancara, pemeriksaan fisik, observasi dan pemeriksaan penunjang.
Hasil pengelolaan didapatkan volume cairan pasien terpenuhi. Saran bagi
perawat agar lebih menguasai mengenai konsep-konsep keerawatan anak
khususnya dengan masalah kekurangan volume cairan dan mampu
menerapkannya di lapangan kerja.
Kata kunci
: Gangguan Kekurangan Volume Cairan
Kepustakaan : (2004-2013)
* Mahasiswa Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Ungaran
**Pembimbing I Dosen Keperawatan Akper Ngudi Waluyo Ungaran
***Pembimbing II Dosen Keperawatan Akper Ngudi Waluyo Ungaran
Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan
Anak
merupakan
aset
hal yang didambakan oleh semua
masa depan yang akan melanjutkan
orang.
pembangunan di suatu negara. Masa
Menurut
Organization
World
(WHO)
Health
kesehatan
perkembangan
tercepat
dalam
adalah suatu keadaan sehat yang utuh
kehidupan anak terjadi pada masa
secara fisik, mental, dan sosial serta
balita. Masa balita merupakan masa
bukan hanya merupakan bebas dari
yang paling rentan terhadap serangan
penyakit. Salah satu cara menjaga
penyakit.
agar tubuh tetap dalam keadaan sehat
kesehatan pada masa tersebut dapat
adalah dengan gaya hidup yang
berakibat negatif bagi pertumbuhan 1
bersih dan sehat.
anak itu seumur hidupnya.
Kesehatan
Terjadinya
gangguan
merupakan
Menurut Soenarto (2009),
salah satu faktor penting dalam
setiap tahunnya lebih dari sepuluh
kehidupan, hal tersebut dipengaruhi
juta
oleh 4 faktor yaitu: lingkungan,
sebelum mencapai usia 5 tahun.
genetik,
pelayanan
Lebih dari setengahnya disebabkan
kesehatan. Apabila keempat faktor
oleh lima kondisi yang sebenarnya
tersebut
suatu
dapat dicegah dan diobati, antara lain
ketidakseimbangan, maka individu
pneumonia, diare, malaria, campak,
berada dalam keadaan yang disebut
dan
dengan sakit (Notoatmodjo, 2005).
dikombinasi oleh beberapa penyakit
perilaku,
mengalami
Sakit
keadaan
adalah
lain.
di
dunia
malnutrisi.
Lima
meninggal
Sering
kondisi
kali
tersebut
seseorang
menyebabkan 10.8 juta kematian
merasakan ketidaknyamanan secara
balita di Negara berkembang pada
fisik, mental maupun sosial karena
tahun 2005. (Prasetyawati, 2012).
hadirnya
dimana
suatu
anak
penyakit
sehingga
Kematian
balita
yang
menyebabkan kelemahan pada tubuh
paling banyak disebabkan karena
dan perubahan fungsi anggota tubuh
diare, pnemunomia, kejang demam
(Joyomartono, 2006).
Sakit bisa
dan berbagai infeksi. Pencegahan,
menimpa siapa saja, temasuk juga
deteksi dini, serta penanganan yang
anak-anak.
cepat
sangat
diperlukan
untuk
Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo
menekan penyebab kematian yang
demam dan diare (Khisore, 2007).
diakibatkan oleh penyakit tersebut
Jumlah penderita febris di Indonesia
(DepKes RI, 2010)
dilaporkan
lebih
tinnggi
angka
Angka Kematian Balita
kejadiannya dibandingkan dengan
(AKB) di Provinsi Jawa Tengah
negara – negara lain yaitu sekitar
tahun 2009 sebesar 10 per 1000
80%-90%, dari seluruh febris yang
kelahiran
meningkat
dilaporkan adalah febris sederhana.
dibandingkan dengan tahun 2008
Angak kejadian tahun 2010 di
sebesar 9 per 1000 kelahiran hidup.
wilayah Jawa Tengah sekitar 2%-5%
Angka Kematian Balita tertinggi
terjadi pada anak usia 6 bulan sampai
adalah di kota Semarang sebesar 18
5 tahun disetiap tahunnya (DinKes
per 1000 kelahiran hidup, sedangkan
Jawa Tengah, 2009). Penyakit febris
terendah
Kabupaten
(demam)
Demak adalah 4 per 1000 kelahiran
penyebab
hidup. Apabila dibandingkan dengan
Indonesia.
target dalam indicator Indonesia
disebabkan karena infeksi atau virus.
Sehat tahun 2010 sebesar 40 per
Namun data menunjukan bahwa
1000 kelahiran hidup, maka AKB di
justru sebagian besar tenaga medis
Provinsi Jawa Tengah tahun 2009
mendiagnosisnya
sudah melampaui target, demikian
bakteri (Sodikin,2012).
juga
hidup,
adalah
dibandingkan
di
juga
dengan
merupakan
masalh
salah
kesehatan
Demam
Penyakit
satu
sebagai
febris
sebagian
infeksi
dapat
cakupan diharapkan dalam MDGs
mengakibatkan
(Millennium Development Goals) ke-
demam. Kejang demam bersifat tidak
4 tahun 2015 yaitu 15 per 1000
membahayakan, hampir 95% balita
kelahiran
dengan kejang demam tidak akan
hidup.
(DinKes
Jawa
Tengah,2009)
terjadinya
di
kejang
,mengalami epilepsy atau kerusakan
Beberapa penyakit yang
neurulogik. Akibat lain yang dapat
umum sering diderita bayi dan balita
terjadi yaitu resiko defisit voulume
antara lain demam, infeksi saluran
cairan yang bisa mengarah pada
nafas dan diare. Tapi yang sering
dehidrasi sehingga mengakibatkan
membuat para orang tua segera
tubuh balita menjadi lemah, haus,
membawa anaknya berobat adalah
dan penurunan turgor kulit, membran
Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo
mukosa
atau
kulit
kering,
peningkatan denyut nadi, konsentrasi
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan adalah
urine meningkat, peningkatan suhu
memberikan
tubuh dan kehilangan cairan secara
perawatan dan pendidikan kesehatan
cepat karena disebabkan oleh salah
tentang
satu tanda gejala dari febris ialah
keluarga
mual-muntah. (Sodikin,2012).
kebutuhan
Data yang didapatkan dari RSUD
Pengelolaan pemeliharaan kesehatan
Ambarawa, pada bulan Desember
dilakukan 3 hari pada An. V. Tehnik
2013
pengumpulan data dilakukan dengan
sampai
Februari
2014
pengelolaan
kebutuhan
berupa
cairan
dalam
pada
pemenuhan
cairan
pasien.
didapatkan 51 klien yang menderita
menggunakan
tehnik
wawancara,
febris, dengan angka kasus tiap
pemeriksaan fisik dan observasi.
bulannya sebagai berikut: pada bulan
Desember
ditemukan
15
kasus
(29%), bulan Januari 17 kasus
HASIL PENGELOLAAN
Hasil
pengelolaan
(33%), bulan Februari 19 kasus
kekurangan
(37%).
bisa
An.V berdasarkan evaluasi terakhir
diketahui bahwa angka kejadian
sabtu 22 Maret 2014 pada jam 13.00
febris paling tinggi terjadi pada bulan
WIB didapatkan hasil, S: ibu pasien
Februari sebanyak 19 kasus selama
mengatakan bahwa anaknya sudah
bulan Desember 2013-Februari 2014.
tidak mual, muntah tapi anaknya
Berdasarkan studi kasus dan
minta ingin pulang, O: klien tampak
data jumlah pasien yang dirawat di
lemah, pasien terlihat senang, A:
RSUD Ambarawa dengan febris
Masalah teratasi, P:
yang cukup tinggi maka penulis
Intervensi pasien pulang.
Dari
data
tersebut
volume
cairan
pada
pertahankan
mengangkat judul karya tulis ilmiah
dengan
judul
“Pengelolaan
Gangguan
Kekurangan
Volume
Cairan Tubuh pada An.V dengan
Febris di RSUD Ambarawa”.
PEMBAHASAN
DAN
KESIMPULAN
Berdasarkan
pengkajian
diagnosa
kekurangan
data
penulis
hasil
menetapkan
keperawatan
gangguan
volume
cairan
Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo
berhubungan
dengan
mual
dan
intervensi
keperawatan
untuk
muntah, kebutuhan cairan sebagai
mengatasi kekurangan volume cairan
prioritas
tersebut
yang di alami klien. Implentasi
didasarkan karena keluhan utama
keperawatan yang dilakukan pada
keluarga klien adalah ibu pasien
tanggal
pertama
mengatakan
hal
anaknya
muntah
–
muntah sebanyak 5x sehari.
Intervensi
untuk
Maret
2014
yaitu
mengkaji pola input dan output
dimana tujuannya pada jam 16.00
keperawatan
dirumuskan
17
yang
mengatasi
kekurangan volume cairan
yang
WIB,
implementasi
yang
kedua
menghitung volume cairan pada jam
16.00
WIB.
Implementasi
yang
dialami An. V, pertama kaji pola
dilakukan pada hari selasa 18 Maret
input dan output dimana tujuannya
2014
yang
pertama
yaitu
adalah untuk menentukan jumalah
menganjurkan
keluarga
untuk
output dan input pasien, yang kedua
memberikan
minum
sesuai
hitung volume cairan mengetahui
kebutuhan
sebrapakah
Implementasi yang kedua pada jam
kekurangan
volume
jam
10.45
keluarga untuk memberikan minum
dengan
sesuai kebutuhan, untuk memenuhi
permberian cairan intravena, . Dari
kebutuhan
cairan
intervensi yang dirumuskan penulis
keempat
berikan
kesehatan
tentang
menambah
yang
pendidikan
cairan,
pengetahuan
medis
medis
tentang
intervensai yang tidak
dilakukan yaitu tindakan kolaborasi
keluarga
dengan tim dokter dalam pemberian
dari anaknya, yang kelima kolaborasi
tim
tim
berkolaborasi
untuk
pasien mengenai kebutuhan cairan
dengan
terdapat
yaitu
WIB,
cairan pasien, yang ketiga anjuran
klien,
WIB
10.00
tentang
obat.
Penulis mengambil kesimpulan
bahwa
masalah
dapat
teratasi,
permberian cairan intravena untuk
berdasarkan hasil evaluasi terakhir,
memenuhi kebutuhan cairan pasien.
penulis melihat adanya beberapa
kriteria hasil yang telah teratasi yaitu
Setelah menentukan intervensi
keperawatan penulis akan melakukan
implementasi
sesuai
terjadinya mual dan muntah, turgor
kembali normal.
dengan
Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo
DAFTAR PUSTAKA
Arsita Eka Prasetyawati, dr. M.Kes.
(2012). Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA). Jakarta: Salemba Medika
Carpenito, Lynda Juall. (2006). Buku
Saku Diagnosa Keperawatan Text
Book: Hand Book Of Nursing
Diagnosis. Translator: Monica Ester.
Jakarta: EGC
Hasan, Rusepno. (2007). Ilmu
Kesehatan Anak. Jakarta: Infomedia
Hidayat, Aziz A. (2009). Pengantar
Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta:
Salemba Medika
Kholid,
A.
(2012).
Promosi
Kesehatan, Dengan Pendekatan
Teori
Prilaku,
Media,
dan
Aplikasinya
Untuk
Mahasiswa
Kesehatan dan Praktisi Kesehatan.
Edisi 1. Jakarta: Rajawali Pers
Merry, Muscari. 2005. Keperawatan
Pediatrik.
Edisi
3.
Jakarta.
(Terjemahan: Yasmin Asih)
NANDA.
(2013).
Diagnosis
Keperawatan.
Definisi
dan
Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC
(Diakses pada tanggal 23 Maret
2014 jam 13.00)
Potter and Perry. (2005). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan. Edisi 4.
Volume 2. Jakarta: EGC
Sujono, Riyadi. (2010). Asuhan
Keperawatan Pada Anak Sakit.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Supartini, Yupi. (2004). Buku Ajar
Konsep Dasar Keperawatan Anak.
Jakarta: EGC
Suriadi, 2006. Asuhan Keperawatan
Pada Anak. Jakarta: EGC
Sylvia, A Price. 2005. Patofisiologi
Klinis. Volume 1. Edisi 4. Jakarta:
EGC.
Nugroho, taufan. (2011). Asuhan
Keperawatan Maternitas, Anak,
Bedah dan Penyakit
Dalam.
Yogyakarta: Nuha Medika
Widagdo.
(2012).
Tatalaksana
Masalah Penyakit Anak Dengan
Demam. Jakarta: Sagung Seto
Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak
Sakit, Edisi 2. Jakarta: EGC
Wikipedia Bahasa Indonesia. (2013).
Makan.
Diakses
melalui
http://id.wikipedia.org/wiki/Makan
pada Rabu, 22 April 2014 pada pukul
13.00 WIB
Notoatmodjo, Soekidjo. (2005).
Metodelogi Penelitian Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta
Wong, Donna L. (2004). Buku Ajar
Keperawatan Pediatrik. Jakarta:
EGC
Nursalam.
(2008).
Asuhan
Keperawatan Bayi Dan Anak.
Jakarta: Salemba Medika
Winotopradjoko, Martono. 2005.
Informasi Spesialite Obat Indonesia.
Jakarta: AKA.
Pradita. 2005. Profil Kesehatan Jawa
Tengah.
http/www.Prokes
Jatenng.com >
________. (2004). Pedoman Klinis
Keperawatan Pediatrik. Jakarta:
EGC
Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo
Yongki.
(2012).
Asuhan
Pertumbuhan
Kehamilan,
Persalinan, Neonatus, Bayi dan
Balita. Yogyakarta: Nuha Medika
Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo
Download