PENGELOLAAN NYERI AKUT PADA Nn.A DENGAN DEMAM TIFOID DI RUANG ANYELIR RSUD AMBARAWA Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Ungaran Karya Tulis Ilmiah, April 2014 Ocky Januargo Saputra*, Ana Puji Astuti**, Siti Haryani*** Pengelolaan Gangguan Kekurangan Volume Cairan pada An.V Dengan Febris Di Rsud Ambarawa xi + 63 halaman + 8 tabel + 2 bagan + 5 lampiran ABSTRAK Pendidikan kesehatan adalah suatu proses yang menjembatani kesejangan antara informasi dan tingkah laku kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan proses belajar, dalam hal ini berarti terjadi proses perkembangan atau perubahan kearah yang lebih tahu dan lebih baik pada diri individu. Tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk meningkatkan status kesehatan serta membantu pasien dan keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan. Tujuan dari pembuatan karya tulis ilmiah ini adalah penuilis mampu menggambarkan pengelolaan ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien dengan febris. Metode yang digunakan adalah memberikan pengelolaan berupa perawatan pasien dalam memenuhi kebutuhan nutrisi. pengelolaan ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien dengan febris selama 3 hari. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, pemeriksaan fisik, observasi dan pemeriksaan penunjang. Hasil pengelolaan didapatkan volume cairan pasien terpenuhi. Saran bagi perawat agar lebih menguasai mengenai konsep-konsep keerawatan anak khususnya dengan masalah kekurangan volume cairan dan mampu menerapkannya di lapangan kerja. Kata kunci : Gangguan Kekurangan Volume Cairan Kepustakaan : (2004-2013) * Mahasiswa Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Ungaran **Pembimbing I Dosen Keperawatan Akper Ngudi Waluyo Ungaran ***Pembimbing II Dosen Keperawatan Akper Ngudi Waluyo Ungaran Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo PENDAHULUAN Kesehatan merupakan Anak merupakan aset hal yang didambakan oleh semua masa depan yang akan melanjutkan orang. pembangunan di suatu negara. Masa Menurut Organization World (WHO) Health kesehatan perkembangan tercepat dalam adalah suatu keadaan sehat yang utuh kehidupan anak terjadi pada masa secara fisik, mental, dan sosial serta balita. Masa balita merupakan masa bukan hanya merupakan bebas dari yang paling rentan terhadap serangan penyakit. Salah satu cara menjaga penyakit. agar tubuh tetap dalam keadaan sehat kesehatan pada masa tersebut dapat adalah dengan gaya hidup yang berakibat negatif bagi pertumbuhan 1 bersih dan sehat. anak itu seumur hidupnya. Kesehatan Terjadinya gangguan merupakan Menurut Soenarto (2009), salah satu faktor penting dalam setiap tahunnya lebih dari sepuluh kehidupan, hal tersebut dipengaruhi juta oleh 4 faktor yaitu: lingkungan, sebelum mencapai usia 5 tahun. genetik, pelayanan Lebih dari setengahnya disebabkan kesehatan. Apabila keempat faktor oleh lima kondisi yang sebenarnya tersebut suatu dapat dicegah dan diobati, antara lain ketidakseimbangan, maka individu pneumonia, diare, malaria, campak, berada dalam keadaan yang disebut dan dengan sakit (Notoatmodjo, 2005). dikombinasi oleh beberapa penyakit perilaku, mengalami Sakit keadaan adalah lain. di dunia malnutrisi. Lima meninggal Sering kondisi kali tersebut seseorang menyebabkan 10.8 juta kematian merasakan ketidaknyamanan secara balita di Negara berkembang pada fisik, mental maupun sosial karena tahun 2005. (Prasetyawati, 2012). hadirnya dimana suatu anak penyakit sehingga Kematian balita yang menyebabkan kelemahan pada tubuh paling banyak disebabkan karena dan perubahan fungsi anggota tubuh diare, pnemunomia, kejang demam (Joyomartono, 2006). Sakit bisa dan berbagai infeksi. Pencegahan, menimpa siapa saja, temasuk juga deteksi dini, serta penanganan yang anak-anak. cepat sangat diperlukan untuk Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo menekan penyebab kematian yang demam dan diare (Khisore, 2007). diakibatkan oleh penyakit tersebut Jumlah penderita febris di Indonesia (DepKes RI, 2010) dilaporkan lebih tinnggi angka Angka Kematian Balita kejadiannya dibandingkan dengan (AKB) di Provinsi Jawa Tengah negara – negara lain yaitu sekitar tahun 2009 sebesar 10 per 1000 80%-90%, dari seluruh febris yang kelahiran meningkat dilaporkan adalah febris sederhana. dibandingkan dengan tahun 2008 Angak kejadian tahun 2010 di sebesar 9 per 1000 kelahiran hidup. wilayah Jawa Tengah sekitar 2%-5% Angka Kematian Balita tertinggi terjadi pada anak usia 6 bulan sampai adalah di kota Semarang sebesar 18 5 tahun disetiap tahunnya (DinKes per 1000 kelahiran hidup, sedangkan Jawa Tengah, 2009). Penyakit febris terendah Kabupaten (demam) Demak adalah 4 per 1000 kelahiran penyebab hidup. Apabila dibandingkan dengan Indonesia. target dalam indicator Indonesia disebabkan karena infeksi atau virus. Sehat tahun 2010 sebesar 40 per Namun data menunjukan bahwa 1000 kelahiran hidup, maka AKB di justru sebagian besar tenaga medis Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 mendiagnosisnya sudah melampaui target, demikian bakteri (Sodikin,2012). juga hidup, adalah dibandingkan di juga dengan merupakan masalh salah kesehatan Demam Penyakit satu sebagai febris sebagian infeksi dapat cakupan diharapkan dalam MDGs mengakibatkan (Millennium Development Goals) ke- demam. Kejang demam bersifat tidak 4 tahun 2015 yaitu 15 per 1000 membahayakan, hampir 95% balita kelahiran dengan kejang demam tidak akan hidup. (DinKes Jawa Tengah,2009) terjadinya di kejang ,mengalami epilepsy atau kerusakan Beberapa penyakit yang neurulogik. Akibat lain yang dapat umum sering diderita bayi dan balita terjadi yaitu resiko defisit voulume antara lain demam, infeksi saluran cairan yang bisa mengarah pada nafas dan diare. Tapi yang sering dehidrasi sehingga mengakibatkan membuat para orang tua segera tubuh balita menjadi lemah, haus, membawa anaknya berobat adalah dan penurunan turgor kulit, membran Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo mukosa atau kulit kering, peningkatan denyut nadi, konsentrasi METODE PENELITIAN Metode yang digunakan adalah urine meningkat, peningkatan suhu memberikan tubuh dan kehilangan cairan secara perawatan dan pendidikan kesehatan cepat karena disebabkan oleh salah tentang satu tanda gejala dari febris ialah keluarga mual-muntah. (Sodikin,2012). kebutuhan Data yang didapatkan dari RSUD Pengelolaan pemeliharaan kesehatan Ambarawa, pada bulan Desember dilakukan 3 hari pada An. V. Tehnik 2013 pengumpulan data dilakukan dengan sampai Februari 2014 pengelolaan kebutuhan berupa cairan dalam pada pemenuhan cairan pasien. didapatkan 51 klien yang menderita menggunakan tehnik wawancara, febris, dengan angka kasus tiap pemeriksaan fisik dan observasi. bulannya sebagai berikut: pada bulan Desember ditemukan 15 kasus (29%), bulan Januari 17 kasus HASIL PENGELOLAAN Hasil pengelolaan (33%), bulan Februari 19 kasus kekurangan (37%). bisa An.V berdasarkan evaluasi terakhir diketahui bahwa angka kejadian sabtu 22 Maret 2014 pada jam 13.00 febris paling tinggi terjadi pada bulan WIB didapatkan hasil, S: ibu pasien Februari sebanyak 19 kasus selama mengatakan bahwa anaknya sudah bulan Desember 2013-Februari 2014. tidak mual, muntah tapi anaknya Berdasarkan studi kasus dan minta ingin pulang, O: klien tampak data jumlah pasien yang dirawat di lemah, pasien terlihat senang, A: RSUD Ambarawa dengan febris Masalah teratasi, P: yang cukup tinggi maka penulis Intervensi pasien pulang. Dari data tersebut volume cairan pada pertahankan mengangkat judul karya tulis ilmiah dengan judul “Pengelolaan Gangguan Kekurangan Volume Cairan Tubuh pada An.V dengan Febris di RSUD Ambarawa”. PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN Berdasarkan pengkajian diagnosa kekurangan data penulis hasil menetapkan keperawatan gangguan volume cairan Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo berhubungan dengan mual dan intervensi keperawatan untuk muntah, kebutuhan cairan sebagai mengatasi kekurangan volume cairan prioritas tersebut yang di alami klien. Implentasi didasarkan karena keluhan utama keperawatan yang dilakukan pada keluarga klien adalah ibu pasien tanggal pertama mengatakan hal anaknya muntah – muntah sebanyak 5x sehari. Intervensi untuk Maret 2014 yaitu mengkaji pola input dan output dimana tujuannya pada jam 16.00 keperawatan dirumuskan 17 yang mengatasi kekurangan volume cairan yang WIB, implementasi yang kedua menghitung volume cairan pada jam 16.00 WIB. Implementasi yang dialami An. V, pertama kaji pola dilakukan pada hari selasa 18 Maret input dan output dimana tujuannya 2014 yang pertama yaitu adalah untuk menentukan jumalah menganjurkan keluarga untuk output dan input pasien, yang kedua memberikan minum sesuai hitung volume cairan mengetahui kebutuhan sebrapakah Implementasi yang kedua pada jam kekurangan volume jam 10.45 keluarga untuk memberikan minum dengan sesuai kebutuhan, untuk memenuhi permberian cairan intravena, . Dari kebutuhan cairan intervensi yang dirumuskan penulis keempat berikan kesehatan tentang menambah yang pendidikan cairan, pengetahuan medis medis tentang intervensai yang tidak dilakukan yaitu tindakan kolaborasi keluarga dengan tim dokter dalam pemberian dari anaknya, yang kelima kolaborasi tim tim berkolaborasi untuk pasien mengenai kebutuhan cairan dengan terdapat yaitu WIB, cairan pasien, yang ketiga anjuran klien, WIB 10.00 tentang obat. Penulis mengambil kesimpulan bahwa masalah dapat teratasi, permberian cairan intravena untuk berdasarkan hasil evaluasi terakhir, memenuhi kebutuhan cairan pasien. penulis melihat adanya beberapa kriteria hasil yang telah teratasi yaitu Setelah menentukan intervensi keperawatan penulis akan melakukan implementasi sesuai terjadinya mual dan muntah, turgor kembali normal. dengan Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo DAFTAR PUSTAKA Arsita Eka Prasetyawati, dr. M.Kes. (2012). Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Jakarta: Salemba Medika Carpenito, Lynda Juall. (2006). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Text Book: Hand Book Of Nursing Diagnosis. Translator: Monica Ester. Jakarta: EGC Hasan, Rusepno. (2007). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Infomedia Hidayat, Aziz A. (2009). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba Medika Kholid, A. (2012). Promosi Kesehatan, Dengan Pendekatan Teori Prilaku, Media, dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Kesehatan dan Praktisi Kesehatan. Edisi 1. Jakarta: Rajawali Pers Merry, Muscari. 2005. Keperawatan Pediatrik. Edisi 3. Jakarta. (Terjemahan: Yasmin Asih) NANDA. (2013). Diagnosis Keperawatan. Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC (Diakses pada tanggal 23 Maret 2014 jam 13.00) Potter and Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Volume 2. Jakarta: EGC Sujono, Riyadi. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Anak Sakit. Yogyakarta: Graha Ilmu Supartini, Yupi. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC Suriadi, 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: EGC Sylvia, A Price. 2005. Patofisiologi Klinis. Volume 1. Edisi 4. Jakarta: EGC. Nugroho, taufan. (2011). Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah dan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika Widagdo. (2012). Tatalaksana Masalah Penyakit Anak Dengan Demam. Jakarta: Sagung Seto Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit, Edisi 2. Jakarta: EGC Wikipedia Bahasa Indonesia. (2013). Makan. Diakses melalui http://id.wikipedia.org/wiki/Makan pada Rabu, 22 April 2014 pada pukul 13.00 WIB Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Wong, Donna L. (2004). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC Nursalam. (2008). Asuhan Keperawatan Bayi Dan Anak. Jakarta: Salemba Medika Winotopradjoko, Martono. 2005. Informasi Spesialite Obat Indonesia. Jakarta: AKA. Pradita. 2005. Profil Kesehatan Jawa Tengah. http/www.Prokes Jatenng.com > ________. (2004). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Yongki. (2012). Asuhan Pertumbuhan Kehamilan, Persalinan, Neonatus, Bayi dan Balita. Yogyakarta: Nuha Medika Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo