LAPORAN KASUS PENGELOLAAN HARGA DIRI RENDAH KRONIS PADA Tn. D DI RUANG P8 WISMA ANTAREJA RSJ Prof. dr. SOEROJO MAGELANG Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Ungaran Karya Tulis Ilmiah, April 2014 Ni Wayan Sumiari*, Abdul Wakhid**, Wulansari*** Pengelolaan Harga Diri Rendah Kronis Pada Tn. D di Ruang P8 Wisma Antareja RSJ Prof. dr. Soerojo Magelang xi + 51 halaman + 4 bagan + 6 tabel + 6 lampiran ABSTRAK Harga diri rendah kronis merupakan evaluasi negatif terhadap kemampuan diri sendiri yang mengakibatkan perasaan tidak berharga dan rendah diri yang berkepanjangan. Tujuan penulisan ini untuk mengetahui aspek positif yang dimiliki klien dengan harga diri rendah kronis di ruang P8 Wisma Antareja RSJ Prof. dr. Soerojo Magelang. Metode yang digunakan adalah memberikan pengelolaan berupa melatih klien dalam melakukan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki seperti: menyapu, mencuci piring dan mengepel. Pengelolaan harga diri rendah dilakukan selama 3 hari pada Tn. D. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan demonstrasi. Hasil pengelolaan didapatkan klien mampu mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki, klien mampu melakukan kegiatan menyapu, mencuci piring dan mengepel secara mandiri. Saran bagi perawat di rumah sakit jiwa agar selalu sabar dalam merawat klien dengan harga diri rendah dan bisa mengidentifikasi perubahan-perubahan yang terjadi pada klien tersebut. Mampu menyediakan lingkungan yang nyaman bagi klien serta mampu meningkatkan kepercayaan diri klien terhadap tenaga kesehatan. Kata kunci: harga diri rendah kronis Kepustakaan: 20 (2004-2013) tantangan hidup, dapat menerima diri sendiri PENDAHULUAN dan orang lain sebagai mana adanya serta Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi dimana individu mengalami perasaan sehat dan bahagia serta mampu mengatasi mempunyai sikap positif terhadap dirinya sendiri atau orang lain (Depkes, 2010). Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo emosional, psikologis dan sosial yang lain secara global, dari sekitar 450 juta orang terlihat dari hubungan interpersonal yang yang mengalami gangguan mental, sekitar memuaskan, perilaku dan koping yang satu juta orang diantaranya meninggal efektif, konsep diri yang efektif dan karena bunuh diri di setiap tahunnya. Angka kestabilan emosional (Videbeck, 2012). ini lumayan kecil bila dibandingkan dengan Harga diri rendah adalah menolak upaya bunuh diri dari para penderita dirinya sendiri, merasa tidak berharga dan gangguan kejiwaan yang mencapai 20 juta tidak jiwa setiap tahunnya. dapat kehidupan bertanggung sendiri, jawab individu atas gagal Pravelensi gangguan mental emosional menyesuaikan tingkah laku dan cita-cita seperti gangguan kecemasan dan depresi di (Yosep, 2007: 256). Potter dan Perry (2005: Indonesia dilaporkan sebesar 11,6% dari 186) mengatakan bahwa harga diri atau rasa populasi orang dewasa. Berarti dengan kita tentang nilai-nilai merupakan suatu jumlah populasi orang dewasa Indonesia evaluasi dimana seorang membuat atau lebih kurang 150 juta ada 1,7 juta saat ini mempertahankan mengalami gangguan mental emosional suatu keefektifan di sekolah, tempat kerja, dalam keluarga dan (Riskesdas, 2007). dalam lingkungan sosial, keefektifan diri meningkatnya angka berkaitan diri emosional di kalangan masyarakat saat ini (misalnya penilaian diri tentang kompetensi terus menjadi masalah sekaligus tantangan seseorang dalam melakukan berbagai tugas) bagi tenaga kesehatan khususnya komunitas harga profesi kesehatan. erat diri dengan dapat ide harga dipahami dengan Kecenderungan gangguan mental memikirkan hubungan antara konsep diri Data rekam medis Rumah Sakit Jiwa dan ideal diri. World Health Organization Prof. dr. Soerojo Magelang pada tahun (WHO) (2006) menyatakan paling tidak 1 2013, jumlah total kasus gangguan jiwa dari 4 orang atau sekitar 450 juta orang yang ada adalah 4010 kasus yang terdiri terganggu jiwanya. Tenggara, hampir Di wilayah Asia klien pria 2539 dan klien wanita 1471. per dari Kasus tertinggi adalah F20.0 atau paranoid penduduk di wilayah ini pernah mengalami schizophrenia yang jumlahnya 1300 kasus, gangguan jiwa, di Indonesia saja sebanyak dan yang terendah adalah F31.2 atau bipolar 246 dari 1.000 anggota rumah tangga affective disorder – current episode manic satu tiga menderita gangguan kesehatan jiwa. Bukti Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo with psychotic symptoms yang jumlahnya 86 PEMBAHASAN kasus. Hasil pengkajian didapatkan data, Berdasarkan fenomena tersebut di atas klien mengatakan minder karena belum maka penulis tertarik untuk melakukan mampu membahagiakan keluarganya, asuhan keperawatan yang lebih mendalam sehingga klien lebih sering menyendiri, tentang Pengelolaan harga diri rendah kronis sering melamun dan klien tampak murung. pada Tn. D di ruang P8 Wisma Antareja Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. Soerojo IMPLEMENTASI Magelang. Implementasi yang dilakukan penulis adalah Membina hubungan saling percaya antara lain, hal ini dilakukan karena METODE PENGELOLAAN Metode yang digunakan adalah memberikan pengelolaan berupa melatih klien dalam melakukan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki seperti: menyapu, mencuci piring dan mengepel. Pengelolaan harga diri rendah dilakukan selama 3 hari pada pengumpulan data menggunakan metode Tn. D. dilakukan Teknik dengan wawancara dan demonstrasi. HASIL PENGELOLAAN Hasil pengelolaan didapatkan klien mampu mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki, klien mampu melakukan kegiatan menyapu, mencuci piring dan mengepel secara mandiri. hubungan antara membutuhkan perawat rasa dan saling klien percaya. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien, Keliat (2006) mengatakan bahwa untuk membantu klien mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang masih dimilikinya, perawat dapat melakukan hal-hal berikut ini, diskusikan tentang sejumlah kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien seperti kegiatan klien dirumah, adanya keluarga dan lingkungan terdekat klien. Membantu klien dalam memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan, seseorang dengan harga diri rendah terdapat tanda dan gejala diantaranya perasaan tidak mampu sehingga mereka juga kurang mampu memecahkan masalahnya sendiri sehingga membutuhkan bantuan untuk merumuskan suatu perencanaan untuk Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo mengimplementasikan perubahan baru yang EVALUASI diharapkan. Data dari hasil evaluasi didapatkan Melatih klien dalam melakukan klien mampu melakukan kegiatan menyapu, kegiatan yang dipilih sesuai kemampuan, mencuci klien dengan harga diri rendah belum bisa mengatakan senang karena sudah mampu mengukur kemampuan melakukan kegiatan yang diajarkan penulis, mereka dalam melakukan suatu pekerjaan tetapi klien masih merasa minder karena dan penilaian negatif akan menambah klien kegiatan merasa rendah diri dengan menunjukkan sebagian kecil dari aspek positif yang kemampuan klien atau membuat klien dimiliki klien. seberapa beraktifitas berguna akan bagi jauh menambah klien sehingga akan mengepel. dilakukan klien Klien hanya DAFTAR PUSTAKA Badan pujian yang dan perasaan meningkatkan harga diri klien. Memberikan piring yang wajar terhadap keberhasilan klien, memberikan reinforcement positif pada klien diharapkan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Depkes RI. (2010). Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2007. Jakarta: Depkes RI. mampu berinteraksi dengan perawat tanpa harus merasa rendah. Hal ini sesuai dengan Carpenito, L. J. (2007). Buku Saku Diagnosa kenyataan Keliat (2009), mengatakan bahwa Keperawatan Jiwa. Edisi ke 8 Jakarta: EGC. reinforcement positif akan meningkatkan harga diri klien dalam melakukan suatu hal. Masukkan pada jadwal kegiatan harian, menganjurkan klien untuk melakukan Direja, Surya, AH. (2011). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jogyakarta: Nuha Akemat, dkk.(2006). Model Medika. kegiatan harian dalam ruangan, hal ini Keliat dilakukan karena menurut Stuart (2007), Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. mengatakan bahwa klien dapat melakukan Edisi ke 2 Jakarta: EGC. kegiatan harian maka klien & dapat meningkatkan penghayatan yang membuat Keliat, dkk.(2010). respon koping maladaptive dengan yang KeperawatanProfesionalJiwa. lebih adaptif. EGC. Model Jakarta: Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Lumbantobing, (2007). Fakultas Kedokteran Universitas Ahmad Dahlan. Diakses 13 Mea Universitas Indonesia. Jakarta 2014. NANDA.(2011). Diagnosis Keperawatan; Rumah Definisi dan Klasifikasi, 2009-2011 Jakarta: Magelang, EGC. Keperawatan Jiwa. NANDA. (2012). Diagnosis Keperawatan: Stuart & Sundeen. (2006). Buku Saku Definisi dan Klasifikasi 2012-2014 Jakarta: Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC. EGC. Stuart, Potter dan Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses danPraktik (alihbahasa: yasminAsih … [et al]: editor Bahasa Indonesia Monica Ester, Devi Yulianti, IntanParulinan. Edisi 4 Volume 1. Jakarta: EGC. I.Y. (2013). Pemberdayaan Keluarga dan Kader Kesehatan Jiwa dalam Penanganan Pasien Harga Diri Rendah Kronik dengan Pendekatan Model Precede L. Green di rw 06, 07 dan 10 Tanah Baru Bogor Utara. [email protected]. Diakses 27 April 2014. (2009). G. W. Prof. dr. Standar (2007). Buku Soerojo Asuhan Saku Keperawatan Jiwa Edisi ke 5.Terjemahan Ramono, P. Jakarta: EGC. Videback, Sheila L. (2012). Buku Ajar KeperawatanJiwaatau Sheila l. videback; alih bahasa, RenataKomalasari. Jakarta: Wakhid, A., Hamid, S.Y.A., Helena, N. (2013). Penerapan Terapi Latihan Ketrampilan Sosial pada Klien Isolasi Sosial dan Harga Diri Rendah dengan Pendekatan Model Hubungan Interpersonal Peplau di RS dr Marzoeki Mahdi Bogor. [email protected]. Diakses 27 April 2014 Riskesdas, (2007), Riset Kesehatan Dasar, Penelitian Kesehatan Nsional, Jakarta. Wilkinson, J. M. (2007). Buku saku Diagnosis Keperawatan Dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC. Rohmah, F.A. (2004). Pengaruh Pelatihan Harga Diri Terhadap Penyesuaian Diri Pada Jiwa EGC. Pramujiwati, D., Keliat, B.A., dan Wardani, Badan Sakit Remaja. Fakultas Psikologi WHO. (2006). The World Health Report: (2006): Mental Health: New Understanding, Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo New Hope.www.who.int/whr/2001/en/ diperoleh pada tanggal 15 April 2014. Yosep, Iyus. (2007). Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama. Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo