1 MANUSKRIP LAPORAN KASUS PENGELOLAAN INTOLERANSI AKTIVITAS PADA Tn.Y DENGAN ANEMIA DI RUANG ANYELIR DI RSUD AMBARAWA Oleh : I KADEK ARIASTAWAN 0111514 AKADEMI KEPERAWATAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2014 Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo PENGELOLAAN INTOLERANSI AKTIVITAS PADA Tn. Y DENGAN ANEMIA DI RUANG ANYELIR RSUD AMBARAWA I Kadek Ariastawan1, Ummu Muntamah2, Mukhamad Musta’in3. Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK Intoleransi aktivitas adalah jenis dan jumlah latihan atau kerja yang dapat dilakukan oleh seseorang. Tujuan penulis ini untuk mengetahui pengelolaan intoleran aktifitas pada pasien dengan anemia di RSUD Ambarawa. Metode yang digunakan adalah memberikan pengelolaan berupa perawatan pasien dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Pengelolaan intoleran aktifitas dilakukan selama 2 hari pada Tn. . Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, pemeriksaan fisik, observasi dan pemeriksaan penunjang. Hasil pengelolaan didapatkan masalah pasien teratasi dengan hasil badannya tidak lemas, tonus otot baik, pasien sudah bisa melakukan aktivitasnya sendiri secara bertahap. Saran bagi perawat di rumah sakit agar menerapkan membantu aktifitas pasien untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya agar terjadi peningkatan kemandirian pasien. Kata kunci: Intoleransi Aktivitas Kepustakaan: 21 (2000-2010) disamping PENDAHULUAN Anemia kesehatan merupakan terutama masalah medik yang paling sering sebagai masalah utama masyarakat, didunia berkembang. Kelainan ini merupakan penyebab dijumpai diklinik seluruh dunia, 1 Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo 2 debilitas/gangguan kronik yang kekurangan jumlah hemoglobin mempunyai untuk mengangkut oksigen ke dampak besar terhadap kesejahteraan sosial dan jaringan. ekonomi, serta kesehatan fisik. merupakan suatu kesatuan tetapi Oleh yang merupakan akibat dari berbagai demikian sering, terutama anemia proses patologik yang mendasari ringan seringkali tidak mendapat (Smeltzer & Bare,2002; 935). karena frekuensi perhatian dan dilewati oleh para Anemia Penurunan produksi darah secara fungsional didefenisikan menyebabkan penurunan kadar sebagai penurunan jumlah masa hemoglobin sehingga transportasi eritrosit (red cell mass) sehingga O2 ke darah berkurang dan terjadi tidak dapat memenuhi fungsinya hipoksia karena suplai O2 tidak untuk membawa oksigen dalam seimbang, dari hal tersebut dapat jumlah yang cukup kejaringan menimbulkan perifer. Kadar hemoglobin dan sehingga kebutuhan sehari-hari eritrosit sangat tidak tergantung pada kelamin, usia, ketinggian jenis tempat akan mengalami (SDM) sel Dokter praktek klinik. Anemia berfariasi merah tidak Kelemahan dapat fisik terpenuhi., karena kelemahan tidak mampu meneruskan aktivitasnya tinggal serta keadaan fisiologis dikarenakan tertentu diperlukan untuk menyelesaikan seperti misalnya kehamilan. (Bakta, 2007). Anemia yang adalah menunjukkan energi besar aktivitas, dari data tersebut dapat istilah disimpulkan bahwa intoleransi rendahnya aktivitas merupakan salah satu hitung sel darah merah (SDM) masalah keperawatan yang harus dan kadar hematokrit dibawah teratasi pada kasus anemia karena normal. di dalam kehidupan sehari-hari Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan seseorang merupakan pencerminan keadaan yang besar dalam beraktivitas. suatu penyakit (gangguan) fungsi (Smeltzer & Bare, (2002: 935) tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat memerlukan Berdasarkan data energy dari RSUD Ambarawa dari Januari Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo 3 2013 sampai Februari 2014, kehamilan 32-36 minggu. Bila penderita anemia lebih banyak hemoglobin itu sebelum sekita 11 diderita gr% maka terjadinya hemodilusi oleh dibandingkan perempuan laki-laki perbangingan 59:53. dengan akan mengakibatkan anemia Sedangkan fisiologis dan Hb itu akan menjadi menurut usia, penderita anemia 9,5-10 gr% (Wiknjosastro H, paling banyak diderita mulai usia 2002). Berdasarkan 25 tahun sampai 44 tahun yaitu diatas penderita sebanyak 32 pasien, Hal tersebut beresiko terjadi masalah intoleran menunjukkan aktivitas kejadian tingginya anemia angka pada usia dari data anemia akan sehingga menghambat bisa produktivitas produktif di RSUD Ambarawa. penderita/pasien tersebut. Oleh Hal ini disebabkan pada usia karena itu pada karya tulis ilmiah produktif dan pada perempuan (KTI) beresiko menjabarkan tinggi lebih banyak ini penulis akan lebih lanjut menderita anemia karena mereka bagaimana kehilangan banyak darah saat pengelolaan intoleransi aktivitas melalui pada periode menstruasi, penjelasan kasus anemia, khususnya saat menstruasi hari produktivitas pertama (Karo 2013). Selain itu mengalami gangguan. penyebab anemia pada sehingga seseorang tidak usia reproduksi terjadi pada ibu hamil karena terjadi pengenceran darah (hemodelusi) dengan peningkatan volume peningkatan plasma sel 30%-40%, darah merah 18%-30% dan hemoglobin 19%. Secara fisiologi hemodilusi untuk membantu mengeringkan kerja jantung. Hemodilusi terjadi sejak kehamilan 10 minggu mencapai puncaknya dan pada METODE PENELITIAN Metode yang digunakan adalah memberikan pengelolaan berupa perawatan dan pendidikan kesehatan tentang Anemia pada keluarga dalam pemeliharaan kesehatan. Pengelolaan pemeliharaan kesehatan dilakukan selama 2 hari pada Tn. Y. Tehnik pengumpulan data dilakukan Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo 4 dengan menggunakan tehnik menetapkan diagnosa keperawatan pengkajian, pemeriksaan fisik dan Intoleransi observasi. dengan pengelolaan penurunan pengiriman kelemahan fisik, lebih banyak Tn.Y memerlukan energi sebagai prioritas berdasarkan evaluasi terakhir hari pertama, karena penurunan produksi selasa 18 Maret 2014 pada jam 01.00 sel WIB didapatkan hasil, S : pasien menyebabkan penurunan kadar mengatakan badannya tidak merasa hemoglobin sehingga dapat lemas, O : Pasien tampak senang, mengakibatkan transportasi O2 ke Pasien mampu melakukan ADL darah berkurang kemudian dapat dengan sendiri, KU tidak lemah, A : terjadi hipoksia karena suplai O2 Masalah teratasi, P : Intervensi tidak seimbang, dari hal tersebut dihentikan. dapat menyebabkan Kelemahan fisik Berdasarkan hasil data diatas, penulis sehingga kebutuhan sehari-hari tidak dapat mengambil kesimpulan yaitu akan terpenuhi., karena mengalami terdapat kelemahan tidak mampu meneruskan kriteria direncanakan pada behubungan oksigen ke jaringan di tandai dengan HASIL PENGELOLAAN Hasil aktifitas hasil penulis yang sebelumnya darah aktivitasnya merah (SDM) dikarenakan dapat teratasi yaitu keadaan umum besar klien tidak lemah, klien mampu menyelesaikan aktivitasnya. melakukan (ADL) dalam Aktivity secara daily mandiri pengelolaan dapat energi diperlukan untuk living Intoleransi aktivitas adalah sehingga jenis dan jumlah latihan atau kerja intoleransi yang dapat dilakukan oleh seseorang aktivitas pada Tn.Y masalah klien (Perry dan Potter, 2006 : 1199) dapat teratasi. sedangkan menurut (Nanda, 2005 : 1) intoleran aktifitas adalah PEMBAHASAN DAN ketidakcukupan energi secara KESIMPULAN fisiologis atau psikologis dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari yang Berdasarkan pengkajian data tersebut hasil dibutuhkan atau diperlukan. penulis Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo 5 Intervensi keperawatan yang dirumuskan untuk mengatasi keperawatan yang dilakukan pada tanggal 17 maret 2014 yaitu intoleransi aktivitas yang dialami mengkaji Aktivity daily living (ADL), Tn.Y, pertama yaitu kaji kemampuan seperti membantu pasien ke toilet, activity daily living (ADL) pasien, berpakaian, makan, dan berjalan bertujuan pada jam 14.15 WIB, implementasi pilihan untuk mempengaruhi intervensi/bantuan. Yang yang dilakukan tanggal 18 Maret kedua kaji kehilangan atau gangguan 2014 keseimbangan, Mengobservasi gaya jalan dan yang pertama yaitu tanda-tanda vital kelemahan otot, bertujuan untuk pasien sebelum dan sesudah aktivitas mengetahui kelemahan pada jam 08.00 WIB, tanda-tanda keseimbangan anggota tubuh pasien, vital pasien sebelum dan sesudah Intervensi yang ketiga observasi aktivitas tetap stabil, implementasi tanda-tanda yang kedua pada jam 08.30 WIB letak vital sebelum dan sesudah aktifitas, bertujuan untuk yaitu membandingkan keadaan fisiologis beristirahat pasien kelelahan/aktivitas sebelum dan sesudah Menganjurkan apabila klien mengalami bertahap, beraktivitas. Intervensi yang keempat implementasi yang ketiga jam 09.00 anjurkan pasien beristirahat apabila WIB yaitu mengkaji kehilangan atau kelelahan atau aktivitas bertahap, gangguan keseimbangan, gaya jalan bertujuan tonus dan kelemahan otot. Implementasi kelemahan. yang kelima jam 09.30 WIB yaitu memperbaiki otot/stamina Intervensi tanpa yang kelima ajarkan mengajarkan klien tirah baring. pasien tirah baring, bertujuan untuk Penulis mengambil memperbaiki tonus otot pasien agar kesimpulan bahwa masalah klien tidak terjadi kelemahan. dapat Setelah menetukan intervensi keperawatan penulis implementasi intervensi teratasi, berdasarkan hasil evaluasi terakhir, penulis melihat melakukan adanya beberapa kriteria hasil yang dengan telah teratasi yaitu keadaan umum sesuai keperawatan untuk klien tidak lemah, dapat daily living mengatasi intoleransi aktivitas yang melakukan dialami (ADL) secara mandiri, tanda-tanda klien. Implementasi activity klien Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo 6 vital pasien tetap stabil sehingga Hoffard, A, V., Petit, J,G. Mos, P, A, dalam H. pengelolaan intoleransi (2001). Kapita Selekta Penerbit Buku aktivitas pada Tn.Y masalah klien Hematologi dapat teratasi. Kedokteran EGC Wardani, DAFTAR PUSTAKA E K.2010. Waspada Penyakit Darah Mengintai Anda. Bakta, I M. (2007. Hematologi Hanggar Kreator, Yogyakarta. Klinik Ringkasan Jakarta: Maklebust (2000). Definisi tirah EGC baring. Brunner & Suddarth.(2005). Buku Ajar Keperawatan Medikal Carpenito, L J. (2001). Diagnosa Edisi 8. Carpenito, L J. (2007). Diagnosa Jakarta: http://artikeltugas.blogspot.com/2010 /04/proposal-skripsi-kesehatan-tirah- Mansjoer, A. (2003). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3 Jijid 2, Jakarta : Nanda. (2005). Panduan Diagnosa Keperawatan, Definisi Dan Klasifikasi. Jakarta: Prima Medika. EGC. Corwin,E J. (2009). Buku Saku Patofisiologi. 2014 FKUI. Jakarta: EGC Keperawatan. Mei baring.html Bedah. Jakarta : EGC Keperawatan 15 Edisi 3. Jakarta: EGC Doengoes, M E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: EGC Perry & Potter. (2006) Buku Ajar Fundamental Konsep, Proses, dan Praktik (Vol.2). Jakarta: EGC Setyabudi. (2005). Pengertian ADL (Activity daily living). 03 Mei 2014. http://worldhealth.blogspot.com/201 2/05/pengertian-adl-activity-daily- Wardani, E K. (2010). Waspada living.html Penyakit Darah Mengintai Anda. Hanggar Kreator, Yogyakarta. Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo 7 Smeltzer & Bare. (2002). Price, S A. (2006), Patofisiologi: Keperawatan Medikal Bedah. Edisi konsep Klinis Proses-Proses 8. Volume 2. Jakarta : EGC Penyakit. Jilid 2. Edisi 4. Jakarta: EGC. Smeltzer, S C. (2005). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Wiknjosastro, H. (2002). Anemia Brunner & Suddarth. Alih bahasa kehamilan. Agung Waluyo, dkk. Editor Monica http://citrasweet.wordpress.com/201 Ester, dkk.Ed. 8. Jakarta : EGC. 1/07/13/anemia-kehamilan/ Sudoyo, A W,dkk. (2007). Ilmu Wong, D, (2004). Pedoman Klinis Penyakit Dalam. Jilid 2 Kepetawatan Edisi IV Jakarta : FKU I EGC 15 Mei Pediatrik. 2014. Jakarta: Sugiarto, (2005). Konsep Aktivity Daily Living .01 Mei 2014. http://drsuparyanto.blogspot.com/2012/02/ki onsep-adl-activity-daily-living.html Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo