5348

advertisement
LAPORAN KASUS PENGELOLAAN PENURUNAN CURAH JANTUNG PADA Ny. D
DENGAN GAGAL JANTUNG KONGESTIF OEDEM PULMONUM
DI RUANG CEMPAKA III RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
Ely Rohmawati*, Ummu Muntamah**, Tri Susilo***
Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Ungaran
[email protected]
ABSTRAK
Gagal jantung atau yang sering disebut gagal jantung kongestif merupakan keadaan
patologis dimana terdapat kegagalan jantung dalam memompa serta mempertahankan
peredaran darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan oksigen seluruh jaringan
metabolisme dalam tubuh.
Penurunan curah jantung merupakan keadaan dimana jantung mengalami penurunan
atau hambatan dalam memompa darah guna memenuhi kebutuhan nutrisi seluruh bagian tubuh.
Monitor EKG dan pemberian posisi semi fowler dapat memantau serat meningkatkan ekspansi
paru sehingga dapat meningkatkan curah jantung. Tujuan penulisan ini yaitu untuk memberikan
gambaran tentang pengelolaan penurunan curah jantung pada Ny.D dengan CHF oedem
pulmonum di Ruang Cempaka III RSUD Pandan Arang Boyolali secara optimal.
Metode yang digunakan adalah memberikan pengelolaan berupa perawatan pasien
dalam memenuhi kebutuhan kenyamanan dan pemantauan aktifitas jantung. Pengelolaan
dilakukan selama 2 hari pada Ny.D. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
tehnik wawancara, pemeriksaan fisik, observasi dan pemeriksaan penunjang Hasil pengelolaan di
dapatkan adalah klien mengeluh nyeri dada, sering merasa sesak, dan mengalami kelelahan
apabila beraktivitas. Didapatkan data EKG sinus takikardi, SPO2 88 %.
Saran bagi perawat di rumah sakit agar mampu memberikan fasilitas kesehatan yang
layak bagi pasien, misalnya pemberian ruangan yang cahaya penerangannya cukup, tempat tidur
yang sesuai dengan kondisi pasien.
Kata kunci
: Gagal jantung kongestif, penurunan curah jantung, EKG, posisi semi fowler
Kepustakaan : 31 (2000 - 2016)
1
Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo
PENDAHULUAN
Jantung merupakan suatu organ
kompleks yang fungsi utamanya adalah
memompa darah melalui sirkulasi paru dan
sistemik.
Jantung
merupakan
organ
muskular berongga, bentuknya menyerupai
piramid atau jantung pisang yang
merupakan pusat sirkulasi darah ke seluruh
tubuh, terletak dalam rongga toraks pada
bagian
mediastinum. Ujung
jantung
mengarah ke bawah, ke depan bagian kiri.
Basis jantung mengarah ke atas, ke belakang
dan sedikit ke arah kanan. Pada basis
jantung terdapat aorta, batang nadi paru,
pembuluh balik atas dan bawah dan
pembuluh balik paru (Ganong 2010;
Syaifuddin 2011).
Menurut WHO (2013), penyakit
jantung
diperkirakan
akan
menjadi
penyebab
utama
kematian
secara
menyeluruh dalam waktu lima belas tahun
mendatang, meliputi Amerika, Eropa, dan
sebagian besar Asia. Masalah kesehatan
dengan gangguan sistem kardiovaskular
termasuk di dalamnya gagal jantung
kongestif masih menduduki peringkat yang
tinggi. Menurut definisi dari World Health
Organisation, penyakit kardiovaskuler adalah
penyakit yang disebabkan gangguan fungsi
jantung dan pembuluh darah. Ada banyak
macam penyakit kardiovaskuler, tetapi yang
paling umum dan paling terkenal adalah
penyakit gagal jantung kongestif dan stroke.
Aspiani (2014) mendefinisikan gagal
jantung kongestif sebagai suatu kondisi bila
cadangan jantung normal (peningkatan
frekuensi jantung, dilatasi, hipertropi,
peningkatan isi sekuncup) untuk berespon
terhadap stress tidak adekuat untuk
memenuhi kebutuhan metabolik tubuh,
jantung gagal melakukan tugasnya sebagai
pompa, dan akibatnya gagal jantung. Tandatanda gagal jantung yang paling umum
terjadi yaitu: rasa sakit, nyeri atau tidak
nyaman di tengah dada, nyeri menjalar ke
lengan kiri, bahu, punggung, leher rasa
tercekik atau rahang bawah (rasa ngilu)
kadang penjalarannya ke lengan kanan atau
kedua lengan, sesak napas, mual, muntah
atau keringat dingin, pusing atau pingsan
(Aspiani, 2015).
Menurut studi pendahuluan yang
dilakukan penulis di RSUD Pandan Arang
Boyolali tanggal 11 Mei 2016 dari catatan
rekam medik jumlah pasien dengan gagal
jantung kongestif mengalami penurunan
dalam dua tahun terakhir yaitu pada tahun
2014 berjumlah 1424 kasus yang terjadi
pada laki-laki sebanyak 778 orang (54,7 %)
dan pada perempuan sebanyak 646 orang
(45,3 %). Pada tahun 2015 penderita gagal
jantung kongestif berjumlah1194 kasus, yang
terjadi pada laki-laki sebanyak 643 orang (54
%) dan yang terjadi pada perempuan
sebanyak 551 orang (46 %).
Berdasarkan fenomena tersebut maka
penulis tertarik melakukan pengelolaan
kasus dengan judul “Pengelolaan Penurunan
Curah Jantung pada Ny. D dengan Gagal
Jantung Kongestif Oedem Pulmonum di
Ruang Cempaka III RSUD Pandan Arang
Boyolali”.
METODE
Pengkajian
Pengkajian (juga disebut pengumpulan
data) adalah langkah awal dalam berpikir
kritis dan pengambilan keputusan yang
menghasilkan
diagnosis
keperawata
(Wilkinson, 2014). Pengkajian terdiri dari
pengumpulan informasi subjektif dan
objektif (misalnya tanda vital, wawancara
pasien atau keluarga, pmeriksaan fisik) dan
peninjauan informasi riwayat pasien pada
rekam medik. Pengkajian dapat didasarkan
pada teori keperawatan tertentu yang
dikembangkan oleh Sister Callista Roy,
Wanda Horta, Dorothea Orem atau pada
kerangka pengkajian standar seperti pola
kesehatan fungsional menurut Marjory
Gordon
yang
menyediakan
cara
mengategorikan data dalam jumlah besar ke
dalam jumlah yang dikelola berdasarkan pola
atau kategori data yang terkait (Herdman,
2015).
Intervensi Keperawatan
Intervensi
keperawatan
yang
dilakukan
untuk
mengatasi
adanya
penurunan curah jantung pada Ny.D yang
pertama yaitu dengan ukur tanda-tanda
vital. Intervensi yang kedua yaitu berikan
posisi nyaman (semi fowler). Intervensi
2
Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo
selanjutnya yaitu ajarkan teknik relaksasi
nafas dalam. Intervensi keempat yaitu rekam
EKG dan intervensi yang terkahir yaitu
kolaborasi pemberian terapi sesuai advis
dokter.
perubahan pada hasil rekam EKG (Carpenito,
2007). menurut penelitian yang dilakukan
Mariyono “Gagal Jantung” mengatakan
bahwa didapatkan gambaran EKG yang
abnormal pada hampir seluruh penderita
gagal jantung kongestif.
Hasil Pengelolaan
Implementasi pada Ny.D sesuai
dengan intervensi yang telah direncanakan,
yaitu mengukur tanda-tanda vital klien,
memberikan posisi nyaman (semi fowler),
mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam,
memonitor EKG dan memberikan terapi
injeksi MP
: 3x62,5 mg, ISDN: 3x500
mg, OBH syrup : 3x1 sendok makan,
nebulizer combivent: 1x2,5 mg.
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan selama 2x6 jam didapatkan
data subjektif pasien mengatakan sesak
berkurang, sudah tidak nyeri. Untuk data
objektif klien sudah tidak terlihat pucat,
sudah bisa beraktivitas ringan, EKG sinus
rhytm.
Kesimpulan
dari
tindakan
keperawatan yang sudah dilakukan yaitu
masalah belum teratasi. Sehubungan dengan
hal tersebut, diharapkan penulis mampu
memberika tindakan keperawatan dengan
lebih teliti dalam berfikir kritis. Bagi rumah
sakit, diharapkan untuk memberikan
perawatan yang seoptimal mungkin untuk
mempercepat proses penyembuhan.
PEMBAHASAN
Tindakan pengukuran tanda-tanda
vital dilakukan untuk mengindikasikan
bahwa klien mengalami penurunan curah
jantung. Hal ini didukung oleh Carpenito
(2007) perubahan pada tanda-tanda vital
seperti penurunan tekanan darah, takikardi,
dispnea merupakan batasan karakteristik
klien dikatakan mengalami penurunan curah
jantung. Intervensi lain yaitu berikan posisi
nyaman (semi fowler). Dengan teknik ini
pasien akan mendapatkan perasaan lega
(nyaman) saat mengalami sesak nafas
(Muttaqin, 2009). Hal ini didukung dalam
penelitian Rizal yang menyatakan bahwa
posisi semi fowler akan membantu
menurunkan
konsumsi
oksigen
dan
meningkatkan ekspansi paru-paru maksimal
serta mengatasi kerusakan pertukaran gas
yang berhubungan dengan perubahan
membram alveolus. Dengan posisi semi
fowler, sesak napas akan berkurang dan
sekaligus akan meningkatkan durasi tidur
klien.
Intervensi selanjutnya yaitu ajarkan
teknik nafas dalam untuk mengurangi sesak
dan nyeri pada klien serta memberikan
kondisi rileks sehingga jantung bekerja tidak
terlalu berat. Intervensi yang keempat yaitu
lakukan
perekaman
EKG
yang
menggambarkan tentang aktivitas jantung
klien. Perekaman EKG menjadi penting
dilakukan, karena salah satu batasan
karakteristik dari klien dengan penurunan
curah jantung yaitu dengan adanya
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J. dan Moyet. 2007. Buku Saku
Diagnosa Keperawatan. Edisi 10.
(Yasmin Asih, Penerjemah). Jakarta:
EGC.
Ganong, W. 2014. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Jakarta: EGC
H Mariyono, Harbanu & Anwar Santoso.
2007.
Gagal
Jantung
http://ojs.unud.ac.id/index.php/jim/ar
ticle/download/3853/2848
diakses
pada hari Jumat 20 Mei 2016 jam
22.10 WIB
Herdman, T. (2015). Nanda Internasional Inc.
Diagnosis Keperawatan : Definisi dan
Klasifikasi 2015-2017. Jakarta : EGC.
Iyonu, Rizal. 2014. Hubungan Posisi Tidur
Semi Fowler dengan Kualitas Tidur
pada Klien Gagal Jantung Kongestif di
RSUD Dr. M.M Dunda Limboto
http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFI
KK/article/download/10411/10290
diakses pada hari Jumat 20 Mei 2016
jam 21.15 WIB
Muttaqin, Arif. 2009. Pengantar Asuhan
Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem
Kardiovaskuler.
Jakarta:
Salemba Medika
3
Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo
RSUD Pandan Arang Boyolali. 2015. Rekam
Medik RSUD Pandan Arang Boyolali
Syaifuddin. 2011. Anatomi Fisiologi. Jakarta:
EGC
Wilkinson, J.M. (2014). Buku Saku Diagnosa
Keperawatan Dengan Intervensi NIC
dan Kriteria Hasil NOC. Edisi 10.
(Widyawati, Syahirul Alimi, Elsi
Dwihapsari, Intan Sari Nurjanah,
Penerjemah.). jakarta : EGC.
World_Health_Organization. 2013.
Yuli Aspiani, Reny. 2015. Buku Ajar Asuhan
Keperawatan
Klien
Gangguan
Kardiovaskuler Aplikasi NIC & NOC.
Jakarta: EGC
Yuli Aspiani, Reny. 2014. Buku Ajar Asuhan
Keperawatan Gerontik Jilid 1. Jakarta:
CV. Trans Info Media
4
Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo
5
Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo
Download