LAPORAN KASUS PENGELOLAAN PENURUNAN CURAH JANTUNG PADA Ny. D DENGAN GAGAL JANTUNG KONGESTIF OEDEM PULMONUM DI RUANG CEMPAKA III RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI Ely Rohmawati*, Ummu Muntamah**, Tri Susilo*** Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Ungaran [email protected] ABSTRAK Gagal jantung atau yang sering disebut gagal jantung kongestif merupakan keadaan patologis dimana terdapat kegagalan jantung dalam memompa serta mempertahankan peredaran darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan oksigen seluruh jaringan metabolisme dalam tubuh. Penurunan curah jantung merupakan keadaan dimana jantung mengalami penurunan atau hambatan dalam memompa darah guna memenuhi kebutuhan nutrisi seluruh bagian tubuh. Monitor EKG dan pemberian posisi semi fowler dapat memantau serat meningkatkan ekspansi paru sehingga dapat meningkatkan curah jantung. Tujuan penulisan ini yaitu untuk memberikan gambaran tentang pengelolaan penurunan curah jantung pada Ny.D dengan CHF oedem pulmonum di Ruang Cempaka III RSUD Pandan Arang Boyolali secara optimal. Metode yang digunakan adalah memberikan pengelolaan berupa perawatan pasien dalam memenuhi kebutuhan kenyamanan dan pemantauan aktifitas jantung. Pengelolaan dilakukan selama 2 hari pada Ny.D. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tehnik wawancara, pemeriksaan fisik, observasi dan pemeriksaan penunjang Hasil pengelolaan di dapatkan adalah klien mengeluh nyeri dada, sering merasa sesak, dan mengalami kelelahan apabila beraktivitas. Didapatkan data EKG sinus takikardi, SPO2 88 %. Saran bagi perawat di rumah sakit agar mampu memberikan fasilitas kesehatan yang layak bagi pasien, misalnya pemberian ruangan yang cahaya penerangannya cukup, tempat tidur yang sesuai dengan kondisi pasien. Kata kunci : Gagal jantung kongestif, penurunan curah jantung, EKG, posisi semi fowler Kepustakaan : 31 (2000 - 2016) 1 Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo PENDAHULUAN Jantung merupakan suatu organ kompleks yang fungsi utamanya adalah memompa darah melalui sirkulasi paru dan sistemik. Jantung merupakan organ muskular berongga, bentuknya menyerupai piramid atau jantung pisang yang merupakan pusat sirkulasi darah ke seluruh tubuh, terletak dalam rongga toraks pada bagian mediastinum. Ujung jantung mengarah ke bawah, ke depan bagian kiri. Basis jantung mengarah ke atas, ke belakang dan sedikit ke arah kanan. Pada basis jantung terdapat aorta, batang nadi paru, pembuluh balik atas dan bawah dan pembuluh balik paru (Ganong 2010; Syaifuddin 2011). Menurut WHO (2013), penyakit jantung diperkirakan akan menjadi penyebab utama kematian secara menyeluruh dalam waktu lima belas tahun mendatang, meliputi Amerika, Eropa, dan sebagian besar Asia. Masalah kesehatan dengan gangguan sistem kardiovaskular termasuk di dalamnya gagal jantung kongestif masih menduduki peringkat yang tinggi. Menurut definisi dari World Health Organisation, penyakit kardiovaskuler adalah penyakit yang disebabkan gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah. Ada banyak macam penyakit kardiovaskuler, tetapi yang paling umum dan paling terkenal adalah penyakit gagal jantung kongestif dan stroke. Aspiani (2014) mendefinisikan gagal jantung kongestif sebagai suatu kondisi bila cadangan jantung normal (peningkatan frekuensi jantung, dilatasi, hipertropi, peningkatan isi sekuncup) untuk berespon terhadap stress tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh, jantung gagal melakukan tugasnya sebagai pompa, dan akibatnya gagal jantung. Tandatanda gagal jantung yang paling umum terjadi yaitu: rasa sakit, nyeri atau tidak nyaman di tengah dada, nyeri menjalar ke lengan kiri, bahu, punggung, leher rasa tercekik atau rahang bawah (rasa ngilu) kadang penjalarannya ke lengan kanan atau kedua lengan, sesak napas, mual, muntah atau keringat dingin, pusing atau pingsan (Aspiani, 2015). Menurut studi pendahuluan yang dilakukan penulis di RSUD Pandan Arang Boyolali tanggal 11 Mei 2016 dari catatan rekam medik jumlah pasien dengan gagal jantung kongestif mengalami penurunan dalam dua tahun terakhir yaitu pada tahun 2014 berjumlah 1424 kasus yang terjadi pada laki-laki sebanyak 778 orang (54,7 %) dan pada perempuan sebanyak 646 orang (45,3 %). Pada tahun 2015 penderita gagal jantung kongestif berjumlah1194 kasus, yang terjadi pada laki-laki sebanyak 643 orang (54 %) dan yang terjadi pada perempuan sebanyak 551 orang (46 %). Berdasarkan fenomena tersebut maka penulis tertarik melakukan pengelolaan kasus dengan judul “Pengelolaan Penurunan Curah Jantung pada Ny. D dengan Gagal Jantung Kongestif Oedem Pulmonum di Ruang Cempaka III RSUD Pandan Arang Boyolali”. METODE Pengkajian Pengkajian (juga disebut pengumpulan data) adalah langkah awal dalam berpikir kritis dan pengambilan keputusan yang menghasilkan diagnosis keperawata (Wilkinson, 2014). Pengkajian terdiri dari pengumpulan informasi subjektif dan objektif (misalnya tanda vital, wawancara pasien atau keluarga, pmeriksaan fisik) dan peninjauan informasi riwayat pasien pada rekam medik. Pengkajian dapat didasarkan pada teori keperawatan tertentu yang dikembangkan oleh Sister Callista Roy, Wanda Horta, Dorothea Orem atau pada kerangka pengkajian standar seperti pola kesehatan fungsional menurut Marjory Gordon yang menyediakan cara mengategorikan data dalam jumlah besar ke dalam jumlah yang dikelola berdasarkan pola atau kategori data yang terkait (Herdman, 2015). Intervensi Keperawatan Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi adanya penurunan curah jantung pada Ny.D yang pertama yaitu dengan ukur tanda-tanda vital. Intervensi yang kedua yaitu berikan posisi nyaman (semi fowler). Intervensi 2 Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo selanjutnya yaitu ajarkan teknik relaksasi nafas dalam. Intervensi keempat yaitu rekam EKG dan intervensi yang terkahir yaitu kolaborasi pemberian terapi sesuai advis dokter. perubahan pada hasil rekam EKG (Carpenito, 2007). menurut penelitian yang dilakukan Mariyono “Gagal Jantung” mengatakan bahwa didapatkan gambaran EKG yang abnormal pada hampir seluruh penderita gagal jantung kongestif. Hasil Pengelolaan Implementasi pada Ny.D sesuai dengan intervensi yang telah direncanakan, yaitu mengukur tanda-tanda vital klien, memberikan posisi nyaman (semi fowler), mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam, memonitor EKG dan memberikan terapi injeksi MP : 3x62,5 mg, ISDN: 3x500 mg, OBH syrup : 3x1 sendok makan, nebulizer combivent: 1x2,5 mg. KESIMPULAN DAN SARAN Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x6 jam didapatkan data subjektif pasien mengatakan sesak berkurang, sudah tidak nyeri. Untuk data objektif klien sudah tidak terlihat pucat, sudah bisa beraktivitas ringan, EKG sinus rhytm. Kesimpulan dari tindakan keperawatan yang sudah dilakukan yaitu masalah belum teratasi. Sehubungan dengan hal tersebut, diharapkan penulis mampu memberika tindakan keperawatan dengan lebih teliti dalam berfikir kritis. Bagi rumah sakit, diharapkan untuk memberikan perawatan yang seoptimal mungkin untuk mempercepat proses penyembuhan. PEMBAHASAN Tindakan pengukuran tanda-tanda vital dilakukan untuk mengindikasikan bahwa klien mengalami penurunan curah jantung. Hal ini didukung oleh Carpenito (2007) perubahan pada tanda-tanda vital seperti penurunan tekanan darah, takikardi, dispnea merupakan batasan karakteristik klien dikatakan mengalami penurunan curah jantung. Intervensi lain yaitu berikan posisi nyaman (semi fowler). Dengan teknik ini pasien akan mendapatkan perasaan lega (nyaman) saat mengalami sesak nafas (Muttaqin, 2009). Hal ini didukung dalam penelitian Rizal yang menyatakan bahwa posisi semi fowler akan membantu menurunkan konsumsi oksigen dan meningkatkan ekspansi paru-paru maksimal serta mengatasi kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan perubahan membram alveolus. Dengan posisi semi fowler, sesak napas akan berkurang dan sekaligus akan meningkatkan durasi tidur klien. Intervensi selanjutnya yaitu ajarkan teknik nafas dalam untuk mengurangi sesak dan nyeri pada klien serta memberikan kondisi rileks sehingga jantung bekerja tidak terlalu berat. Intervensi yang keempat yaitu lakukan perekaman EKG yang menggambarkan tentang aktivitas jantung klien. Perekaman EKG menjadi penting dilakukan, karena salah satu batasan karakteristik dari klien dengan penurunan curah jantung yaitu dengan adanya DAFTAR PUSTAKA Carpenito, L.J. dan Moyet. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 10. (Yasmin Asih, Penerjemah). Jakarta: EGC. Ganong, W. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC H Mariyono, Harbanu & Anwar Santoso. 2007. Gagal Jantung http://ojs.unud.ac.id/index.php/jim/ar ticle/download/3853/2848 diakses pada hari Jumat 20 Mei 2016 jam 22.10 WIB Herdman, T. (2015). Nanda Internasional Inc. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2015-2017. Jakarta : EGC. Iyonu, Rizal. 2014. Hubungan Posisi Tidur Semi Fowler dengan Kualitas Tidur pada Klien Gagal Jantung Kongestif di RSUD Dr. M.M Dunda Limboto http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFI KK/article/download/10411/10290 diakses pada hari Jumat 20 Mei 2016 jam 21.15 WIB Muttaqin, Arif. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika 3 Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo RSUD Pandan Arang Boyolali. 2015. Rekam Medik RSUD Pandan Arang Boyolali Syaifuddin. 2011. Anatomi Fisiologi. Jakarta: EGC Wilkinson, J.M. (2014). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Edisi 10. (Widyawati, Syahirul Alimi, Elsi Dwihapsari, Intan Sari Nurjanah, Penerjemah.). jakarta : EGC. World_Health_Organization. 2013. Yuli Aspiani, Reny. 2015. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskuler Aplikasi NIC & NOC. Jakarta: EGC Yuli Aspiani, Reny. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik Jilid 1. Jakarta: CV. Trans Info Media 4 Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo 5 Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo