5266 - UPT Perpustakaan Universitas Ngudi Waluyo

advertisement
MANUSCRIP
Pengelolaan Kerusakan Integritas Kulit Pada An. E Dengan luka bakar
(Combustio) Di Ruang Edlewiis RSUD Pandan Arang Boyolali.
Oleh:
HABIB ASKOLANI
0131713
AKADEMI KEPERAWATAN NGUDI WALUYO
UNGARAN
2016
Pengelolaan Kerusakan Integritas Kulit Pada An. E Dengan luka bakar
(Combustio) Di Ruang Edlewiis RSUD Pandan Arang Boyolali.
Habib Askolani*, Siti Haryani**, Eka Adimayanti***
Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Ungaran
[email protected]
ABSTRAK
Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan bendabenda yang menghasilkan panas atau zat-zat yang bersifat membakar. Salah satu managemen
penanganan pada kerusakan integritas kulit adalah perawatan luka yang bertujuan untuk
mengurangi resiko infeksi pada luka bakar. Tujuan dilakukan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah
untuk memberikan gambaran tentang pengelolaan kerusakan integritas kulit.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara,
pemeriksaan fisik, observasi, pemeriksaan penunjang serta studi literatur. Tindakan yang
dilakukan salah satunya adalah melakukan perawatan luka yang bertujuan untuk mengurangi
resiko infeksi pada luka bakar.
Hasil pengelolaan didapatkan kerusakan integritas kulit pada An.E tidak mengalami
peningkatan komplikasi dan masalah belum teratasi.
Saran bagi perawat di rumah sakit agar tidak hanya memberikan terapi sesuai petunjuk
namun juga melibatkan keluarga dalam perawatan pasien serta menerapkan managemen terapi
bermain.
Kata kunci
Kepustakaan
: Kerusakan Integritas Kulit, Combustio, Anak
: 19 (2006-2014)
LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan fenomena yang
kompleks. Menurut WHO (World Health
Organization) kesehatan adalah suatu
keadaan yang sehat baik fisik, mental dan
sosialnya serta bukan hanya terbebas dari
penyakit. Keadaan yang sehat dipengaruhi
banyak hal misalnya lingkungan, perilaku,
dan pelayanan kesehatan, apabila faktorfaktor tersebut tidak seimbang maka
individu akan berada dalam keadaan sakit.
Keadaan sakit apabila tidak ditangani dengan
pengobatan yang tidak maksimal akan
mempengaruhi peningkatan penyebaran
penyakit, status gizi yang menurun, angka
kematian ibu dan angka kematian anak
(Wong, 2009).
Menurut
Rohmah
(2014)
anak
merupakan bagian dari keluarga dan
masyarakat,
keluarga
berhak
dalam
memberikan
asuhan
keperawatan
kesehatan, sehingga ketika anak sakit akan
menimbulkan stres bagi anak dan keluarga.
Anak pada usia 1 tahun 3 bulan
memasuki tahap perkembangan psikososial
otonomi versus malu Pada usia ini alat gerak
dan rasa telah matang dan ada rasa percaya
terhadap ibu dan lingkungan. Perkembangan
otonomi selama periode balita berfokus
pada peningkatan kemampuan anak untuk
mengontrol
tubuhnya
dirinya
dan
lingkungannya. Anak menyadari bahwa dia
dapat menggunakan kekuatannya untuk
bergerak dan berbuat sesuai dengan
kemauanya sendiri. Pada usia ini rasa ingin
tahu anak meningkat dengan rasa ingin tahu
yang tinggi dapat menyebabkan celaka pada
anak misalnya jatuh, terkena luka bakar dan
lain-lain.
Dengan rasa ingin tahu yang tinggi anak
ingin mencoba hal baru sehingga terjadi
kecelakaan luka bakar. Menurut Engel
(2009). Luka bakar adalah luka yang
disebabkan oleh kontak dengan suhu tinggi
seperti api, air panas, listrik, bahan kimia dan
radiasi juga oleh sebab kontak dengan suhu
rendah.
Faktor yang menyebabkan luka bakar
adalah kerusakan jaringan kontak dengan
agens, termal, kimiawi, atau listrik.
Keparahan luka bakar dikaji dengan
menentukan (1) kedalaman cedera luka
bakar, (2) persentase area permukaan tubuh
yang terkena, dan (3) keterlibatan bagian
tubuh khusus. Ada empat jenis utama luka
bakar: termal, kimia, listrik, dan radioaktif.
Selain itu dampak dari luka bakar dapat
menyebabkan gangguan pertukaran gas,
defisit volume cairan, nyeri akut, resiko
tinggi infeksi, kerusakan integritas kulit,
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh, resiko disused syndrome,
ansietas, keterlambatan pertumbuhan dan
perkembangan, gangguan proses keluarga.
Adapun penatalaksanaan pada pasien
luka bakar menurut Majid & Prayogi (2013).
Fase gawat darurat diawali pada saat
terjadinya luka bakar dan diakhiri saat
membaiknya permeabilitas kapiler yang
biasanya terjadi pada 48-72 jam setelah luka
bakar. Tujuan utama pemulihan salah satu
fase ini adalah untuk mencegah syok
hipovelemik dan memelihara fungsi dari
organ vital. Penatalaksanaan gawat darurat
diantaranya meliputi perawatan sebelum
dirumah sakit penanganan diinstalasi gawat
darurat dan periode resusitasi. Perawatan
sebelum klien dibawah kerumah sakit
dimulai pada tempat kejadian luka bakar dan
berakhir ketika dipelayanan. Pre hospital
care
dengan
memindahkan
atau
menghindarkan klien dari sumber penyebab
luka bakar dan atau menghilangkan sumber
panas.
Berdasarkan catatan WHO luka bakar
menyebabkan 195.000 kematian/tahun
diseluruh dunia terutama di Negara miskin
dan berkembang. Pada tahun 2014. WHO
memperkirakan terdapat 265.000 kematian
terjadi setiap tahunnya di seluruh dunia
akibat luka bakar. Luka bakar terutama
terjadi dirumah dan ditempat kerja yang
seharusnya bisa dicegah sebelum terjadi.
Biasanya
kecelakaan
terjadi
karena
perbuatannya sendiri. Misal tersiram air
panas saat anak baru belajar berjalan,
bermain-main korek api, cedera karena arus
listrik (Depkes, 2013).
Sedangkan di Indonesia prevalensi luka
bakar pada tahun 2013 adalah sebesar 0.7%
dan telah mengalami penurunan sebesar
1,5% dibandingkan pada tahun 2008 (2,2%).
Provinsi dengan prevalensi tertinggi adalah
papua (2,0%) dan Bangka Belitung (1,4%)
(Depkes, 2013).
Menurut data yang didapat dari rumah
sakit pada tahun 2015 mengalami
penurunan dibandingkan tahun 2014,
tercatat pada tahun 2014 angka kejadian
kasus luka bakar berjumlah 22 kasus 11 lakilaki dan 11 perempuan angka kejadian yang
terjadi pada anak-anak ada 15 kasus dan 7
kasus orang dewasa. Pada tahun 2015
mengalami penurunan tercatat ada 8 kasus
luka bakar yang terjadi terjadi pada laki-laki
4 kasus dan 4 kasus perempuan angka
kejadian kasus luka bakar pada anak 4 kasus
dan 4 kasus terjadi pada orang dewasa
(Rekam Medik RSUD Pandan Arang Boyolali).
Berdasarkan
hal
diatas
dapat
disimpulkan bahwa luka bakar merupakan
penyakit atau kecelakan akut, penyebabnya
yaitu: air panas, listrik, bahan kimia, dan
radiasi. Kecelakan luka bakar biasanya
terjadi atas kelalaian orang tua yang
menyebabkan anaknya kecelakan sedangkan
anak usia toddler rasa ingin tahunya sangat
tinggi.
Penulis tertarik untuk membahas kasus
Luka Bakar dengan judul
“Gangguan
Intregritas Kulit pada anak E dengan
combustio di Ruang Edelwiis RSUD Pandan
Arang Boyolali” untuk melengkapi tugas
akhir.
METODE
Metode pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan teknik wawancara,
pemeriksaan fisik, observasi, pemeriksaan
penunjang serta studi literatur.
HASIL
Hasil pengelolaan didapatkan kerusakan
integritas kulit pada An.E tidak mengalami
peningkatan komplikasi dan masalah belum
teratasi.
PEMBAHASAN
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan selama dua hari pada hari
senin, tanggal 11 April 2016 sampai tanggal
12 April 2016 pada anak E usia 1 tahun 3
bulan dengan combustio dengan derajat 1%,
di ruang Edlewiis RSUD Pandan Arang
Boyolali. Pada bab ini penulis akan
membahas dari pengkajian sampai dengan
evaluasi dari diagnosa prioritas utama
adalah
kerusakan
integritas
kulit
berhubungan dengan mekanikal (luka
bakar).
Pengkajian ini dilakukan pada hari
senin, tanggal 11 April 2016 pukul 10:30 WIB
di ruang Edlewiis RSUD Pandan Arang
Boyolali dengan metode autoanamnesa Dan
allowanamnesa. Pengkajian menurut penulis
adalah pengumpulan data untuk menegakan
suatu diagnosa pada klien. Menurut Pery &
Potter (2005) pengkajian keperawatan
adalah proses sistematis dari pengumpulan,
verifikasi, dan komunikasi data tentang
pasien.
Format yang dilakukan dalam
pengkajian riwayat kesehatan dapat
dilakukan secara langsung (autoanamnesa)
dan secara tidak langsung (allowanamnesa).
Metode langsung lebih baik dibandingkan
pendekatan tidak langsung, namun karena
pasien berusia 1 tahun 3 bulan dan pasien
belum bisa berbicara dengan jelas maka
penulis menggunakan metode secara tidak
langsung (allowanamnesa) (Wong, 2009).
Identitas Anak E usia 1 tahun 3 bulan.
Alamat Banjaran candimulyo Magelang,
agama islam dengan diagnosa medis
combustio. Pada riwayat penyakit yang
pertama perlu diketahui adalah keluhan
utama. Istilah penyakit sendiri digunakan
dalam konteks yang luas yaitu untuk
menunjukan adanya maslah yang bersifat
fisik, emosional, atau psikososial. Sedangkan
keluhan utama adalah alasan spesifik
mengapa anak dibawa kerumah sakit (Wong,
2009). Keluhan utama saat dikaji ibu pasien
mengatakan anaknya lemas dan tidur terus.
Menurut (Majid & Prayogi, 2013) luka bakar
adalah kerusakan atau kehilangan jaringan
yang disebabkan oleh kontak dengan sumber
panas seperti api, air panas, bahan kimia,
listrik, dan radiasi. Riwayat penyakit
sekarang adalah alur terjadinya keluhan
utama dari awal sampai perkembangan saat
ini (Wong, 2009).
Setelah diuraikan pengkajian diatas
diagnosa yang dapat diambil menurut
penulis adalah kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan mekanikal (luka
bakar). Diagnosa keperawatan adalah
pernyataan yang menguraikan respon aktual
atau potensial pasien terhadap masalah
pasien. Didukung oleh Nanda (2015)
diagnosa keperawatan adalah penilaian
klinis tentang respon manusia terhadap
gangguan kesehatan atau proses kehidupan,
kerentanan respon dari seorang individu,
keluarga, dan komunitas.
Intervensi dilakukan pada hari Senin
11 April 2016 pukul 12:30 WIB. Untuk
diagnosa kerusakan integritas kulit, selam
melakukan tindakan keperawtan 2x24 jam
penulis menentukan tujuan adalah pasien
memperlihatkan luka dengan kriteria hasil
bebas dari luka, bebas dari iritasi kulit, tidak
ada kemerahan, luka bersih dan kering, tidak
ada lesi atau pes luka kering. Untuk
mengatasi diagnosa keperawatan ini penulis
merencanakan beberapa rencana tindakan
keperawatan,
rencana
keperawatan
menurut penulis adalah strategi-strategi
yang diciptakan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan dalam mencapai mengenai
masalah yang muncul dipasien. Menurut
Rohmah & Walid (2009). Intervensi atau
perencanaan adalah pengembangan strategi
desian untuk mencegah, mengurangi,
mengatasi masalah-masalah yang telah
diidentifikasikan
dalam
diagnosa
keperawatan.
Desain
perencanaan
menggambarkan sejauh mana perawat
mampu menetapkan cara menyelesaikan
masalah dengan efektif dan efisien.
Dalam menyusun perencanaan
harus diprioritaskan berdasarkan kebutuhan
dan keselamatan pasien didukung oleh
Maslow dalam Rohmah & Walid (2009).
Maslow telah membuat 5 hierarki
kebutuhan dasar manusia, dimana hierarki
yang menjadi prioritas pemenuhan terletak
pada kebutuhan dasar yang bersifat
fisiologis. Kebutuhan meliputi oksigenasi,
cairan dan elektrolit, eliminasi, nutrisi,
istirahat tidur, aktivitas, mobilitas, seks dan
lain-lain. Kerusakan integritas kulit juga
mempengaruhi kebutuhan cairan pada
pasien dengan luka bakar dikarenakan pada
kerusakan integritas kulit mengeluarkan bula
yang menyebabkan luka menjadi lembab.
Dan kulit merupakan bagian terpenting
dalam tubuh untuk melindungi organ-organ
vital apabila kulit mengalami kerusakan
integritas maka akan mempengaruhi kerja
kulit. Apabila penanganan kerusakan
integritas kulit tidak ditangani dengan serius
maka akan menyebabkan komplikasi yang
serius misalnya infeksi yang berkelanjutan,
terjadinya nekrosis sampai menyebabkan
cacat fisik. Setelah itu dilakukan perncanaan
yang akan dilakukan yaitu perawatan luka
yang bertujuan untuk mengurangi terjadinya
infeksi yang berkelanjutan. Kerusakan
integritas kulit adalah mengalami kerusakan
epidermis dan dermis yang dapat
mengganggu kesehatan Nanda, (2015-2017).
Implementasi adalah melakukan,
membantu, atau mengarahkan, kinerja
aktivitas sehari hari pasien untuk mencapai
tujuan yang diharapkan untuk pasien.
Implementasi dilakukan pada hari Senin, 11
April 2016 sampai hari Selasa, 12 April 2016.
Implementasi
dari
rencana
asuhan
keperawatan dilakukan sesuai kebutuhan
pasien saat dikaji. Penulis melakukan
implementasi pada hari Senin, 11 April 2016
jam 10:00 WIB penulis
Menganjurkan ibu pasien menjaga
kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
menurut penulis apabila luka berada pada
keadaan bersih dan kering dapat
mempercepat penyembuhan luka. Maka
penting dilakukan pemberitahuan kepada
ibu pasien dan keluarga agar luka tetap
terjaga kebersihan dan kelembabannya.
Perawatan luka dilakukan oleh
penulis pada hari Senin, 11 April 2016 pukul
11:30 WIB yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya resiko infeksi dan menjaga
kebersihan. Didukung oleh Majid & Prayogi,
(2013). Perawatan luka akhir-akhir ini telah
mengalami perkembangan yang sangat
pesat terutama dua dekade terakhir ini.
Teknologi dalam bidang kesehatan juga
memberikan kontribusi yang sangat untuk
menunjang peraktek perawatan luka.
Disamping itu pula, isu terkini yang berkaitan
dengan perubahan profil pasien, dimana
pasien dengan kondisi pasien dengan kondisi
penyakit degeneratif dan kelainan metabolik
semakin banyak ditemukan. Kondisi tersebut
biasanya sering menyertai komleksitas suatu
luka dimana perawatan yang tepat
diperlukan agar proses penyembuhan bisa
tercapai dengan optimal.
Implementasi dari jam 14:00 WIB
sampai jam 21:00 WIB penulis tidak
dilakukan
oleh
penulis
melainkan
dilaksanakan oleh perawat jaga. Pukul 21:00
WIB penulis melakukan observasi keadaan
umum pasien dan memberikan terapi obat
dan mengkaji tanda-tanda vital. Data
subjektif ibu pasien mengatakan anaknya
sering menagis ketika anaknya melihat orang
memakai baju putih-putih dan tidur terus.
Data objektif pasien tampak lemah respirasi
19x/menit, nadi 80x/menit, suhu 36,5° C.
Pukul 21:30 WIB memberikan terapi injeksi
antrain 3x100mg/8jam, injeksi ranitidine
2x10mg/12jam, cefotaxim 2x200mg/12jam
intra vaskuler. Dari pukul 21:45 WIB sampai
pukul 07:00 WIB penulis tidak melakukan
tindakan melainkan penulis melakukan
pendelegasikan kepada perawat jaga.
KESIMPULAN
Luka bakar merupakan penyakit yang
sangat berat karena kecelakaan dari
berbagai macam penyebab seperti air panas,
listrik, dan bahan kimia. Penyakit ini bisa
mematikan pada anak maupun
orang
dewasa
apabila
tidak
mendapakkan
penolongan dengan cepat.
Dalam pengelolaan kasus combustio
pada An. E selam 2 hari yaitu pada hari Senin
tanggal 11 April 2016 sampai dengan hari
selasa tanggal 12 April 2016, penulis
menemukan 3 masalah keperawatan salah
satunya
kereusakan
integritas
kulit
berhubungan dengan mekanikal (luka
bakar). Masalah kerusakan integritas kulit
menjadi prioritas utama karena saat penulis
melakukan
pengkajian
ibu
pasien
mengatakan anaknya mau dilakukan operasi
pada luka ditangan kanan anaknya, didukung
oleh dengan data subjektif terdapat luka
bakar dengan derajat 1% pada tangan kanan
pasien, luka tampak kemerahan, dan luka
terdapat pes pada telapak tangan pasien.
Masalah kerusakan integritas kulit ini belum
teratasi karena pada evaluasi terakhir pada
hari Selasa 12 April 2016 didapatkan pasien
akan dilakukan tindakan debridemen karena
terdapat pus atau nanah pada luka tersebut.
dari 2 hari pengelolaan kerusakan integritas
kulit penulis melakukan implementasi atau
tindakan keperawatan yaitu mengkaji tandatanda infeksi pada luka, menganjurkan
keluarga menjaga luka agar tetap bersih
supaya tidak terjadi infeksi pada luka
tersebut, dan implementasi selanjutnya
menganjurkan keluarga pasien untuk
meberikan makanan tambahan pada
anaknya.
SARAN
1. Bagi penulis
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah
sumber refrensi kurang berpariasi dan
masih menggunakan refrensi lama
untuk pembuatan Karya Tulis lain
penulis bisa menggunakan referensi
yang baru dan memakai jurnal yang
terbaru.
2. Bagi institusi pendidikan
Sumber referensi atau literatur dalam
pembuantan Karya Tulis Ilmiah.
Diharapkan
institusi
pendidikan
menambah koleksi buku referensi di
perpustakaan serta perlunya persamaan
persepsi antara pembimbing dalam
penulisan Karya Tulis Ilmiah.
3. Bagi institusi kesehatan
Terutama perawat dan tenaga medis di
ruang anak agar menerapkan terapi
bermain, memanfaatkan ruang bermain
serta memodifikasi ruangan agar
terlihat menarik oleh anak-anak.
4. Bagi masyarakat dan keluarga
Diharapkan keluarga dan masyarakat
dapat mengetahui tentang cara
penanganan, pasien dengan luka bakar
supaya
tidak
terjadi
kerusakan
integritas kulit pada penderita luka atau
apabila terkena luka bakar yang sangat
berat segar membawanya ketenaga
kesehatan atau rumah sakit terdekat.
DAFTAR PUSTAKA
Engel, Joyce. (2009). Pengkajian pediatrik.
Jakarta: EGC.
Majid, Abdul & Prayogi, Agus Sarwo. (2013).
Buku Pintar Perawatan Pasien Luka
Bakar. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Ridha, Nabiel. (2014).
Buku Ajar
keperawatan
Anak.
Yogyakarta:
Pustaka Pelajari.
Rohmah, Nikmatur & Walid, Saiful (2009).
Proses Keperawatan Teori Dan
Aplikasi. AR-RUZZMEDIA. Yogyakarta:
sleman.
Rekam Medik RSUD Pandan Arang Boyolali.
Setiawan Hendyca, Dony putra & dkk.
(2014). Keperawatan Anak & Tumbuh
Kembang. Yogyakarta: Nuha Medika.
Wong, Donna, L . (2009). Buku Ajar
Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.
Download