MANUSCRIPT LAPORAN KASUS PENGELOLAAN NYERI AKUT PADA Ny. K DENGAN ISCHEMIC HEART DISEASE DI RUANG FLAMBOYAN RSUD SALATIGA. OLEH: CALISTO AMARAL DE JESUS 0131790 AKADEMI KEPERAWATAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2016 1 Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo APPROVAL The Manuscript entitled “Management of acute pain in patients with ischemic heart disease at Flamboyan 3 ward of Hospital Salatiga” has been approved checked and ready to be maintained in presence Manuscripf of Ngudi Waluyo Nursing Academy, on: Day Date : Friday : June 23rd 2016 Supervisor Maya Kurnia Dewi NIDN: Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo APPROVAL The Manuscript entitled “Management of acute pain in patients with ischemic heart disease at Flamboyan 3 ward of Hospital Salatiga” has been approved checked and ready to be maintainedin presence of the anuscripf Ngudi Waluyo Nursing Academy, on: Day Date : Friday : June 23rd 2016 Examiner, Budiati, S.Pd, M.Pd NIDN: Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Pengelolaan nyeri akut pada pasien dengan ischaemic heart disease di ruang Flamboyan 3 Rumah Sakit Umum Daerah Salatiga. Calisto Amaral de Jesus*,Ummu Muntamah**, Tri Susilo*** Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRACT Penyakit jantung iskemik meliputi gangguan aliran arteri ke jantung sehingga pasukan o 2 pada jantung tidak adekuat. Nyeri yang bisa muncul pada pasien ischaemic heart disease karena akibat dari disparitas antara perfusi darah jantung dan kebutuhan jantung sehingga terjadi hipoksia sepintas (transient) miokardium. Tujuan penulisan ini dapat melakukan pengelolaan nyeri akut pada pasien dengan ischaemic heart disease di ruang Flamboyan 3 Rumah Sakit Umum Daerah Salatiga. Metode yang digunakan adalah memberikan pengelolaan berupa perawatan nyeri dengan melakukan pengkajian terhadap faktor yang penyebab nyeri, mengatur posisi klien untuk memaksimalkan ventilasi, menganjurkan klien untuk membatasi aktivitas. Pengelolaan nyeri dilakukan selama 2 hari. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, pemeriksaan fisik, observasi dan pemeriksaan penunjang. Hasil pengelolaan didapatkan pasien masih merasa nyeri dengan skala nyeri 4, tidak boleh melakukan aktivitas yang kelebihan atau membatasi aktivitas dan pasien harus istirahat yang cukup. Saran bagi perawat dapat meningkatkan pelayanan kesehatan dalam memberikan pengelolaan nyeri dengan ischaemic heart disease serta mampu memberikan motivasi pada pasien untuk mendorong atau memberikan semangat dalam proses perawatan khususnya tindakan keperawatan tentang nyeri. Kata Kunci : Nyeri Akut, ischemic heart disease PENDAHULUAN Penyakit jantung iskemik adalah kelainan yang sering di jumpai disebabkan oleh gangguan aliran darah baik akut maupun kronis kedalam miokardium, biasanya biasanya akibat aterosklerosis pada arteri koroner, yaitu; penyakit arteri koroner. (Grace & Borley, 2014). Penyakit jantung Iskemik (IHD; ischaemic heart disease) meliputi gangguan aliran arteri ke jantung sehingga pasukan o2 pada jantung tidak adekuat; keadaan ini kerap kali terjadi karna penimpitan arterosklerotik. Pembuluh arteri kolonaria. Faktor resikonya meliputi hipertensi, riwayat dalam keluarga, merokok, hiperkolesterolemia (LDL > 160 mg/dl atau HDL < 35 mg/dl ), diabetes melitus, usia (pria > 45 tahun dan wanita > 55 tahun)/ pasca menopause), dan pemakaian tembakau atau merokok. Penyakit jantung iskemik (IHD) dapat di temukan sebagai angina pektoris, IHD kronis atau infark miokard (Saputra, 2013). Dari bagian rekam medik melaporkan bahwa jumlah penyakit jantung iskemik yang rawat inap di RSUD salatiga pada tahun 2015 didapatkan 287 orang atau 35,25%. Pada bulan april 2015 sampri bbulan april 2016 yang di rawat di ruang flamboyan 3 berjumlah 287 orang, meningal 25 orang, berdasarkan fenomena di atas di dapatkan penderita penyakit jantung iskemik dalam jumlah yang besar dan merupakan penyebab kematian terbanyak didunia. Nyeri yang bisa muncul pada pasien ischaemic heart disease karena akibat dari disparitas antara perfusi darah jantung dan kebutuhan jantung sehingga terjadi hipoksia sepintas (transient) miokardium (Saputra, 2013). Pasien kerapkali mengeluarkan Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo keringat dingin dan merasa mual. Gejalanya sangat mirip dengan pasien infark miokard, tetapi hasil EKG tidak memperlihatkan perubahan akut. Faktor presipitasinya meliputi hawa dingin, makan kenyan dan stres, sementara faktor yang meredakan gejala yang meliputi istrihat dan pemakaian nitrogliserin. TINJAUAN KASUS Pengkajian ini di lakukan pada tanggal 8 april 2016, 09:00 WIB di ruang Flamboyan 3 RSUD salatiga dengan metode autoanamnesa dan auloanamnesa. Pengelolaan dilakukan terhadap Ny K, 24 tahun. Keluhan utama pasien mengatakan nyeri pada perut bagian kanan. Riwayat penyakit sekarang pasien mengalami nyeri. ANALISA DATA. Pasien mengatakan nyeri pada perut sebelah kanan, Nyeri pada saat melakukan aktivitas, Nyeri seperti di tusuk-tusuk, Nyeri di perut sebelah kanan, Skala nyeri 6, Nyeri hilang timbul 6-7 menit. Pasien terlihat lemah, Pasien hanya berbaring di tempat tidur, tekanan darah 110/88 mmhg, nadi 80x/menit, pernapasan 18x/menit. RENCANA KEPERAWATAN Rencana yang disusun adalah Pantau karakteristik nyeri,Kaji kegiatan yang menimbulkan nyeri, Berikan lingkungan yang nyaman. TINDAKAN KEPERAWATAN Mengaturkan posisi pasien semi fowler dan Merapikan tempat tidur pasien dengan ganti dan pasang sprimbet tempat tidur pasien. Memberikan injeksi omoeprazole 200 mg pada pasien melalui selang infus. Mengajurkan pasien untuk membatasi aktivitas dan mengatur aktivitas. Memberikan informasi tentang penyakit yang dideritakan pasien. CATATAN PERKEMBANGAN Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang, skala nyeri 2, pasien terlihat sakitnya sudah berkurang, masalah belum teratasi, lanjutkan intervensi untuk kontrol ke rumah sakit atau kesehatan terdekat. PEMBAHASAN A. Pengkajian Penulis melakukan pengkajian pada Ny. K pada hari Jumat tanggal 8 April 2016 di Ruang Flamboyan 3 RSUD Salatiga dengan keluhan utama klien mengatakan nyeri pada perut bagian kanan, nyeri perut bagian kanan muncul pada pasien, nyeri dipertengahan dada menjalar ke punggung, rahang atau lengan kiri; atau yang lebih jarang menjalar ke lengan kanan. Nyeri bisa timbul di tempat-tempat itu tanpa nyeri dada sama sekali. Dari pengkajian didapatkan pada klien dengan, P: nyeri muncul saat bergerak, Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk, R: nyeri pada perut bagian kanan, S: skala nyeri 6, T: nyeri hilang timbul. Nyeri yang dialami Ny. K berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri koroner. B. Diagnosa Keperawatan Gangguan rasa nyaman nyeri merupakan suatu keadaan dimana individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dalam merespon suatu rangsangan yang berbahaya. Nyeri merupakan suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenankan akibat kerusakan jaringan yang bersifat potensial maupun aktual dan intesitasnya berbeda-beda mulai dari ringan sampai berat serta dapat berlangsung kurang maupun lebih dari enam bulan (Herdman & Kamitsuru, 2015). Penulis mengatakan diagnosa aktual yaitu nyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri koroner. Dari pengkajian pada hari Jumat tanggal 8 april 2016 jam 08:00 WIB, nyeri dialami oleh Ny. K merupakan nyeri akut yang sedang karena nyeri baru dirasakan selama kurang lebih lima hari dan skala nyeri 6. Hal ini sesuai dengan teori yaitu nyeri akut biasanya berlangsung tidak lebih dari enam bulan (Corwin, 2010). Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo C. Intervensi Dari hasil pengkajian penulis merumuskan beberapa rencana keperawatan untuk mengetasi nyeri yang dialami Ny. K, dengan intervensi pertama yaitu pantau karakteristik nyeri, kaji kegiatan yang menimbulkan nyeri dan kualitasnya. Nyeri yang dialami pasien perlu diketahui secara jelas tentang lokasi, karakteristik, penyebab dan waktu terjadinya, sehingga perawat dapat merencanakan pengelolaannya dengan baik dan tepat untuk mengurangi nyeri tersebut. Rencana tindakan ini disusun sesuai dengan penelitian (Rochmayanti, 2011) untuk mengurangi aktifitas pasien, sesak nafas atau nyeri dada saat melakukan aktivitas bahkan yang ringan sekalipun sehingga mengurangi aktivitas yang biasa mereka lakukan. D. Implementasi Keperawatan Kegiatan dalam pelaksanan juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi keadaan umum dapat mengambarkan kesadaran, ekspresi, dan kondisis fisik pasien. Hal ini didukung Potter & Perry (2006) bahwa keadaan umum dapat mempengaruhi nyeri, karena ketika rasa nyeri muncul kondisi pasien dapat berubah-ubah seperti gelisah, wajah mengkerut dan tampak memegangi punggung. Respon yang didapat yaitu pasien tampak lemah. Implementasi selanjutnya yaitu mengkaji tanda-tanda vital karena menurut penulis perubahan tanda vital dapat mempengaruhi nyeri. Hal ini sejalan dengan pengelolaan pasien yang dilakukan oleh (Febriana, 2015) bahwa melakukan observasi terhadap keadaan umum pasien gagal jantung, silakukan secara periodik untuk memantau perubahan hemodinamik pasien yang cepat berubah. Tindakan ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Ayudianningsih, 2009) bahwa pengkajian nyeri dilakukan untuk dapat menentukan penatalaksanaan nyeri secara tepat. Klien bisa menandai bagian tubuh yang mengalami nyeri. Terkadang nyeri bisa terasa seperti dipukul-pukul atau ditusuk-tusuk. Perawat perlu mencatat kata-kata yang digunakan klien untuk menggambarkan nyerinya. Sebab informasi berpengaruh besar pada diagnosis dan etiologi nyeri. E. Evaluasi. Evaluasi pada tanggal 9 maret 2016 jam 08: 00 WIB didapatkan data subyektif klien mengatakan nyeri belum berkurang pengkajian nyeri pasien P; pasien mengatakan nyeri pada saat bergerak, Q; nyeri seperti ditusuk-tusuk, R; nyeri pada perut bagian kanan dan menyebar ke belakang, S; skala nyeri 4, T; nyeri hilang timbul kurang lebih 5 menit bertambah jika bergerak, dan data obyektif klien tampak lemah TD; 110/80 mmHg, RR; 18 x/menit, N; 80 x/menit, S; 370C sehingga kesimpulan dari evaluasi di atas adalah masalah belum teratasi. Simpulan 1. Hasil pengkajian didapatkan data keluhan utama adalah nyeri akibat dari iskemik jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri koroner pasien, skala nyeri 6, TD 110/80 mmHg, N 80x/menit. Didapatkan data nyeri muncul saat bergerak, Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk, R: nyeri pada perut bagian kanan, S: skala nyeri 6, T: nyeri hilang timbul. 2. Diagnosa keperawatan yang ditegakkan adalah nyeri berhubungan dengan iskemik jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri koroner. 3. Intervensi yang direncanakan penulis untuk diagnosa keperawatan nyeri berhubungan dengan iskemik jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri koroner adalah sebagai berikut atur posisi klien semi fowler untuk memaksimalkan ventilasi dan mengkaji nyeri, lokasi, karakteristik nyeri, dan koloborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi obat analgetik sesuai indikasi. Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo 4. 5. Implementasi keperawatan yang dilakukan penulis antara lain melakukan pengkajian terhadap faktor yang penyebab nyeri, mengatur posisi klien untuk memaksimalkan ventilasi, menganjurkan klien untuk membatasi aktivitas. Evaluasi dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan penulis adalah pasien masih merasa nyeri dengan skala nyeri 4, tidak boleh melakukan aktivitas yang kelebihan atau membatasi aktivitas dan pasien harus istirahat yang cukup. Saran 1. Bagi penulis Penulis hendaknya menambah pengetahuan dengan membaca referensi yang cukup tentang pengelolaan nyeri dalam konteks keperawatan, sehingga dapat mengelola nyeri pasien dengan efektif. 2. Bagi institusi pendidikan Menambah literatur dan informasi diperpustakaan tentang pengelolaan nyeri pada pasien ischaemic heart disease, diharapkan pula agar bisa mengevaluasi sejauh mana mahasiswa memiliki kompetensi tentang pengelolaan secara keperawatan terhadap nyeri pada pasien ischaemic heart disease. 3. Bagi pasien dan keluarga Keluarga Mrs K diharapkan mampu melakukan pencegahan maupun perawatan terhadap nyeri terhadap ischaemic heart disease di rumah. 4. Bagi rumah sakit dan perawat Diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan dalam memberikan pengelolaan nyeri dengan ischaemic heart disease serta mampu memberikan motivasi pada pasien untuk mendorong atau memberikan semangat dalam proses perawatan khususnya tindakan keperawatan tentang nyeri. Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Daftar Pustaka 'Aina, Abata Qorry. (2014). Ilmu Penyakit Dalam Edisi Lengkap. Madiun: Al Furqon dan Pustaka Pelajar. Anugrah, D. (2009). Hubungan karakteristik pasien dengan tehnik penatalaksanaan nyeri apendiksitis di RS Dr Soetomo Surabaya. (Sarjana), Universitas Air Langga, Surabaya. Ayudianningsih, Novarizki Galuh. (2009). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Pada Pasien Pasca Operasi Fraktur Femur Di Rumah Sakit Karima Utama Surakarta. (Skripsi), Universitas Muhamadiyah Surakarta, Surakarta. Carpenito, L.J. (2011). Diagnosis Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis. Jakarta: EGC. Corwin, Elizabeth J. (2010). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: Aditya Media. DINKES Prov Jateng. (2013). Data Informasi Kesehatan Jawa Tengah 2013. Febriana, Galuh. (2015). Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi Pada Tn P Di Ruang Kenanga B14 Rsud Dr Soedirman Kebumen (Studi Kasus), Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong, Gombong. Grace, Pierce A, & Borley, Neil R. (2014). Surgery at a Glance. Jakarta: Erlangga. Herdman, T., & Kamitsuru, Shigemi. (2015). Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2015-2017. West Sussex UK: NANDA International Inc. Hidayat, A. (2014). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika Iyonu, Rizal. (2014). Hubungan Posisi Tidur Semi Fowler dengan Kualitas tidur pada Klien Gagal Jantung Kongestif Di RSUD M.M Dunda Limboto. (Skripsi), Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo. Krisnatuti, Diah, & Yenrina, Rina. (2009). Panduan Mencegah & Mengobati Penyakit Jantung. Jakarta: Pustaka Swara. Muttaqin, Arif. (2014). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika. Potter, PA, & Perry, AG. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik (Edisi 4 ed.). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Price, S. A , & Wilson, Lorraine M. C. (2011). Patofisiologi Clinical Concepts of Disease Process (Terjemahan, Trans. Edisi 6 ed. Vol. Vol 2). Jakarta: EGC. Rochmayanti. (2011). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Pasien Penyakit Jantung Koroner Di Rumah Sakit Pelni Jakarta. (Tesis), Universitas Indonesia, Depok. Saputra, Lyndon. (2013). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Binarupa Aksara. Sukandar, E.Y., Andrajati, R., Sigit, J.I., & Kusnandar. (2008). ISO Farmakoterapi. Jakarta: ISFI. WHO. (2014). Cardiovascular diseases (CVDs). 2015 Wijaya, Andra Saferi, & Putri, Yessie Mariza. (2013). Keperawatan Medikal Bedah. Bengkulu: Nuha Medika. Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo