1 PENGELOLAAN GANGGUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA KELUARGA Tn. D KHUSUSNYAPADA An. W DENGAN DOWN SYNDROME DI DUSUN SAMBIREJO DESA SAMBIREJO KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG Yogi Setiawan*, Ummu Muntamah**, Ahmad Kholid*** ABSTRAK Gangguan pertumbuhan dan perkembangan yaitu keadaan dimana seorang individu mempunyai atau beresiko mengalami gangguan kemampuan untuk melakukan tugas dari kelompok usianya atau mengalami hambatan pertumbuhan. Tujuan penulisan ini untuk mengetahui pengelolaan gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada An. W dengan Down Syndrom di Desa Sambirejo. Metode yang digunakan adalah memberikan pengelolaan berupa perawatan dan pendidikan kesehatan tentang Down Syndrom dengan gangguan tumbuh kembang terjadinya tumbuh kembang jika orang tua tidak tahu cara merawatnya. Pengelolaan gangguan pertumbuhan dan perkembangan dengan Down Syndrom dilakukan 3 hari pada keluarga Tn. D khususnya An. W. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tehnik wawancara, pemeriksaan fisik dan observasi. Hasil pengelolaan didapatkan keluarga mampu memahami pendidikan kesehatan yang diberikan, terjadi perubahan perilaku keluarga sehat setelah mengenal masalah kesehatan dan mau melakukan perawatan pada anaknya dengan kasih sayang dan menstimulasinya. Saran bagi tenaga kesehatan agar dapat memberikan asuhan keperawatan menyuluruh untuk keluarga dan bukan untuk penderita saja. Kata kunci : Gangguan pertumbuhan dan perkembangan dengan Down Syndrom Kepustakaan : 26 (2004-2013) *Mahasiswa Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Ungaran ** Pembimbing I Dosen Keperawatan Akper Ngudi Waluyo Ungaran *** Pembimbing II Dosen Keperawatan Akper Ngudi Waluyo Ungaran Mongolisma (Down’s Syndrome) ditandai oleh kelainan jiwa atau cacat mental mulai dari yang sedang sampai yang berat. Tetapi hampir semua anak yang menderita kelainan ini dapat belajar membaca dan merawat dirinya sendiri. Di Indonesia salah satu wilayah kabupaten yang desa-desanya dihuni banyak warga pengidap down PENDAHULUAN Para ahli dari Amerika dan Eropa mervisa nama dari kelainan yang terjadi pda anak tersebut dengan merujuk penemu pertama kali sindrom ini dengan istilah Down Syndrom dan hingga kini penyakit ini dikenal dengan istilah yang sama. Kelainan bawaan sejak lahir yang terjadi pada 1 diantara 700 bayi. Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo 1 2 syndrome adalah Kabupaten Ponorogo Provinsi Jawa Timur. Setidaknya terdapat 3 kawasan perkampungan, salah satunya Desa Sidoarjo Kecamatan Jambon adalah dengan jumlah warga pengidap kelaianan yang paling banyak yaitu 323 orang dengan jumlah (KK) kepala keluarga 1.601. Rentang usia yang mengidap kelaianan ini adalah balita-dewasa usia 40 tahun. Sedangkan wilayah lainnya adalah Desa Pandak Kecamatan Balong dengan jumlah 53 orang dari 1.005 KK dengan rentang usia balita 3-5 tahun (sholicha, 2011: 65). Gejala yang sering muncul akibat Down Syndrom dapat bervariasi mulai dari yang tidak tampak sama sekali, tampak minimal sampai muncul tanda yang khas. Penderita dengan tanda khas sangat mudah dikenali dengan adanya penampilan fisik yang menonjol berupa bentuk kepala yang relatif kecil dari normal dengan bagian belakang kepala mendatar. Pada bagian wajah biasanya tampak sela hidung yang datar, mulut yang mengecil, gigi yang terlambat tumbuh dan lidah yang menonjol keluar. Sedangkan telinga biasanya tampak daun telinga pendek (telinga memanjang vertikal). Seringkali mata menjadi sipit, bulu mata tampak tipis dan sudut bagian dalam membentuk lipatan (epikantus). Pada bagian tubuh lainnya berupa tangan yang pendek dan gemuk termasuk ruas jari-jarinya serta jarak antara jari pertama dan kedua baik pada tangan maupun pada kaki melebar. Sementara itu lapisan kulit biasanya tampak keriput pueschel (1983) dalam Wong (2009: 714). METODE PENGELOLAAN Metode yang digunakan adalah memberikan pengelolaan berupa perawatan dan pendidikan kesehatan tentang Down Syndrom dengan gangguan tumbuh kembang terjadinya tumbuh kembang jika orang tua tidak tahu cara merawatnya. Pengelolaan gangguan pertumbuhan dan perkembangan dengan Down Syndrom dilakukan 3 hari pada keluarga Tn. D khususnya An. W. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tehnik wawancara, pemeriksaan fisik dan observasi. HASIL PENGELOLAAN Pengelolaan didapatkan keluarga mampu memahami pendidikan kesehatan yang diberikan, terjadi perubahan perilaku keluarga sehat setelah mengenal masalah kesehatan dan mau melakukan perawatan pada anaknya dengan kasih sayang dan menstimulasinya. PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN Gangguan pertumbuhan dan perkembangan yaitu keadaan dimana seorang individu mempunyai atau beresiko mengalami gangguan kemampuan untuk melakukan tugas dari kelompok usianya atau mengalami hambatan pertumbuhan (Carpenito, 2007: 188). Pengertian pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ atau individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). Dan perkembngan (development) adalah Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo 3 bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat di ramalkan, sebagai hasil dri proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel sel tubuh, organorgan dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ/individu. Walaupun demikian, kedua peristiwa itu terjadi secara sinkron pada setiap individu (Soetjiningsih, 2009: 1). Berdasarkan penjelasan tersebut An. W mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dikarenakan keluarga tidak mengetahui tentang penyakit anaknya, sehinnga pertumbuhan dan perkembangannya bisa terganggu. Selain itu pengetahuan dan pendidikan keluarga juga bisa mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan An. W dengan Down Syndrom. Penderita Down Syndrom biasanya akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan sesuai hasil penelitian (Dyah & kusrini, 2010: 47) didapatkan kecepatan pertumbuhan fisik anak dengan Down Syndrom lebih rendah dibandingkang dengan anak normal lainnya. Berdasarkan pengelolaan gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan pada keluarga Tn. D khusunya An. W, maka penulis mengambil kesimpulan masalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan dapat teratasi. Dan hasil setelah berikan pendidikan kesehatan, keluarga mampu menjelaskan kembali tentang pengertian, penyebab, gejala, cara pencegahan, dan cara merawat anak dengan down syndrom dengan masalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan DAFTAR PUSTAKA Aryanto. (2008). Gannguan pemahaman bahasa pada anak down syndrome. Jakarta: EGC Astri Mariana. (2013). Toilet training pada anak down syndrome. http://www.google.co.id/url?sa=t&so urce=web&cd=3&ved=0CCkQFjAC &url=hTtp%3A%2F%2Flib.unnes.ac .id%2F18425%2f1%2F1550407027. pdf&ei=EtlfU8axLYergeR8oCIDA& usg=AFQjCNFF1p0yiHBCdsA5FM1eYIGktxrbA. Aziz, A. H. 2005. Ilmu penyakit anak. Jakarta : rineka cipta. Carpenito, L. J. & Moyet. (2007). Buku saku diagnosis keperawatan (edisi 8). Jakarta: EGC. Christinawati. L. (2009). Resume jurnal (DS). http://lihuajc.wordpress.com/reviewjurnal-penelitian/. Dion, Y. & Betan, Y. (2013). Asuhan keperawatan keluarga konsep dan praktik (edisi 1). Yogyakarta: Nuha Medika. Dyah. K. H. dan kusrini. I. (2010). Status gizi dan status iodium pada Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo 4 balita dengan suspect down syndrome. http://ejournal.litbang.depkes.go.id/in dex.php/mgmi/article/dowload/1171/ 718. Erfendi, R dan makhfudli. 2009. keperawatan kesehatan komunitas : teori dan praktik dalam keperawatan jakarta: salemba medika. Hidayat, A. A. (2009). Pengantar buku keperawatan anak. Jilid 1. Jakarta: Salemba Medika. Kawanto. F. H. dan Soedjatmiko. (2007). Pemantauan tumbuh kembang anak down syndrome. http:// Saripediatri.idai.or.id/abtrak.asp?q=4 5. Kholid, A. (2012). Promosi kesehatan: dengan pendekatan teori perilaku, media, dan aplikasinya untuk mahasiswa dan praktisi kesehatan (edisi 1). Jakarta: Rajawali Pers. Mahendra. W. (2009). Penerimaan keluarga terhadap individu yang mengalami keterbelakangan mental. http://journal.unair.ac.id/filerPDF/03 %20%20Penerimaan%20Keluarga%20Te rhadap%20Individu%20yang%20Me ngalami%20Keterbelakangan%20Me ntal.pdf Maulana, H. D. J. (2012). Promosi Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran: EGC. image dengan kreatifitas pada anak usia sekolah dasar. http://books.google.co.id/books?hl=i d&lr=&id=20aLCZgE9rkC&oi=fnd &pg=PA7&dq=jurnal+GANGGUA N+PROSES+KELUARGA+DENG AN+KELAINAN+ANAK&ots=W2 GT0_vpnU&sig=zqrUUyKXaBXdfq uHtt4BHYdZck&redir_esc=y#v=onep age&q&f=true NANDA. 2013. Aplikasi Asuhan keperawatan Berdasarkan diagnosa medis, jilid 1. Jakarta: EGC. Nursalam. 2008. Asuhan keperawatan bayi dan anak (untuk perawat dan bidan). Jakarta: Salemba Medika. Padila. (2012). Buku ajar keperawatan medikal bedah. Yogyakarta: Nuha Medika. Potter & Perry. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses, dan praktik (edisi 4 ). (Renata Komalasari, penerjemah.). Jakarta: EGC. Setiadi. (2008). Konsep dan proses keperawatan keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu. Soetjiningsih. (2009). Tumbuh kembang anak. Jakarta. EGC. Solicha. A. (2011). Psikologi anak berkebutuhan khusus. Jakarta. LP UIN. Mubarak, W. I. Dkk. 2009. ilmu keperawatan komunitas : konsep dan aplikasi : salemba medika. Stanhop dan knollmucller. (2012). Buku saku keperawatan komunitas pengkajian, intervensi, dan penyuluhan. Edisi 2. Jakarta. EGC. Naga dan waruwu. (2010). Hubungan antara kemampuan visual Supartini, Y. (2004). Konsep dasar keperawatan anak. Jakarta: EGC. Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo 5 Suprjitno. (2004). Asuhan keperawatan keluarga: aplikasi dalam praktik. Jakarta: EGC. Wong, D. L. (2009). Pedoman klinis keperawatan pediatrik (edisi 4). Jakarta: EGC. Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo