Komunikasi dan Perubahan Sosial

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Sosiologi
Komunikasi
KOMUNIKASI DAN
PERUBAHAN SOSIAL
Fakultas
Program Studi
Ilmu Komunikasi
Broadcasting
Tatap Muka
11
Kode MK
Disusun Oleh
85005
Rika Yessica Rahma,M.Ikom
Abstract
Kompetensi
Pada pembahasan materi akan
menjelaskan perubahan social,
moderenitas serta kaitan perubahan
sosial dan komunikasi
Peserta didik diharapkan dapat
memahamidan memaparkan mengenai
pengertian perubahan social,
modrenitas serta kaitan perubahan
social dan komunikasi
Komunikasi dan Perubahan Sosial
Dalam hubungannya dengan proses sosial, komunikasi menjadi sebuah cara dalam
melakukan perubahan sosial (social change). Komunikasi berperan menjembatani
perbedaan dalam masyarakat karena mampu merekatkan kembali sistem sosial masyarakat
dalam usahanya melakukan perubahan. Namun begitu, komunikasi juga tak akan lepas dari
konteks sosialnya. Artinya ia akan diwarnai oleh sikap, perilaku, pola, norma, pranata
masyarakatnya. Jadi keduanya saling mempengaruhi dan saling melengkapi, seperti halnya
hubungan antara manusia dengan masyarakat. Little john (1999), menjelaskan hal ini dalam
genre interactionist theories.
Dalam teori ini, dijelaskan bahwa memahami kehidupan sosial sebagai proses interaksi.
Komunikasi (interaksi) merupakan sarana kita belajar berperilaku. Komunikasi merupakan
perekat masyarakat. Masyarakat tidakakan ada tanpa komunikasi. Struktur sosial-struktur
sosial diciptakan dan ditopang melalui interaksi. Bahasa yang dipakai dalam komunikasi
adalah untuk menciptakan struktur-struktur sosial.
Hubungan antara perubahan sosial dengan komunikasi (atau media komunikasi)
pernah diamati oleh Goran Hedebro (dalam Nurudin, 2004) sebagai berikut. :
Teori komunikasi mengandung makna pertukaran pesan. Tidak ada perubahan dalam
masyarakat tanpa peran komunikasi. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa komunikasi
hadir
2016
pada
2
semua
upaya
Sosiologi Komunikasi
Rika Yessica Rahma,M.ikom
bertujuan
membawa
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
ke
arah
perubahan.
Meskipun dikatakan bahwa komunikasi hadir dengan tujuan membawa perubahan, namun
ia bukan satu-satunya alat dalam membawa perubahan sosial. Dengan kata lain,
komunikasi hanya salah satu dari banyak faktor yang menimbulkan perubahan masyarakat.
Media yang digunakan dalam komunikasi berperan melegitimasi bangunan sosial
yang ada. Ia adalah pembentuk kesadaran yang pada akhirnya menentukan persepsi orang
terhadap dunia dan masyarakat tempat mereka hidup.
Komunikasi adalah alat yang luar biasa guna mengawasi salah satu kekuatan penting
masyarakat; konsepsi mental yang membentuk wawasan orang mengenai kehidupan.
Dengan kata lain, mereka yang berada dalam posisi mengawasi media, dapat
menggerakkan pengaruh yang menentukan menuju arah perubahan sosial.
Perubahan sosial digambarkan sebagai berubahnya kehidupan individu, kelompok sosial,
masyarakat, negara, dan dunia. Penanda perubahan sosial diperlihatkan melalui
berubahnya cara berpikir dan berperilaku manusia yang menjadi dasar munculnya unsurunsur kebudayaan baru. Perubahan cara hidup ini tidak bisa dilepaskan dari komunikasi
massa sebagai saluran penyebarluasan informasi yang dibutuhkan oleh sistem sosial.
Penanda gejala perubahan sosial tampak ketika setiap anggota masyarakat berinteraksi
menyampaikan gagasan-gagasan dan beragam tindak tanduk. Melalui aktifitas komunikasi
massa, setiap orang dapat mengambil peran atau berpartisipasi menyatakan harapan dan
tuntutannya yang secara bersama-sama mampu mengubah keadaan kehidupan yang lebih
baik dari yang dialami saat ini. Situasi demikian berlangsung hanya ketika para anggota
sosial melek huruf (literasi) sebagai bekal menguasai penggunaan media massa (media
participation) hingga mendorong bagi kemungkinan terciptanya partisipasi politik (political
participation) – Daniel Lerner menyebutkan fenomena sistem komunikasi demikian sebagai
indikatori berlangsungnya perubahan sosial (Daniel Lerner dan Nelson, 1977 dalam
Zulkarimen, Komunikasi Pembangunan; Pengenalan Teori dan Penerapannya, 2007:112).
Perubahan sosial adalah proses sosial yang dialami oleh anggota masyarakat setra
semua unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial. Perubahan sosial terjadi ketika ada
kesediaan anggota masyarakat untuk meninggalkan unsur-unsur budaya dan sistem sosial
lama dan mulai beralih mengunakan sistem budaya dan unsur-unsur sosial yang baru[1].
Hal-hal penting dalam perubahan sosial menyangkut aspek-aspek sebagai berikut:
perubahan pola fikir masyarakat, perubahan perilaku masyarakat dan perubahan budaya
materi.
A.
Komunikasi perspektif informasi
2016
3
Sosiologi Komunikasi
Rika Yessica Rahma,M.ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Informasi dapat juga disebut pesan. Pesan terjadi karena ada penyampaian pesan
dan penerima pesan. Terjadi informasi membuat terjalinnya hubungan antara penyampai
pessn dan penerima pesan[2].
Dalam informasi terdapat sifat-sifat informasi yang harus diketahui agar dapat
menyajikan informasi yang terpilih. Yakni :
1.
Informasi yang relevan dan tidak relevan
2.
Informasi bermanfaat dan tidak bermanfaat
3.
Informasi tepat waktu dan tidak tepat waktu
4.
Informasi valid dan tidak valid
Selain sifat-sifat informasi, ada pula tingkat hubungan yang terjadi saat terjalinnya
hubungan penyampaian pesan atau informasi antar kedua pihak:
1.
Tingkat Ritual
Banyak terjadi dalam bentuk basa basi, namun hubungan ini berguna dalam
melancarkan komunikasi yang disambung dengan informasi. Contoh : Hai bagaimana
kabarmu hari ini?, Selamat pagi, Selamat Sore, Assalamu’alaikum, dsb.
2.
Membicarakan Orang Lain
Dalam terjadinya informasi tidak membuat persetujuan. Semua pembicaraan tidak ada
sangkut pautnya dengan dirinya. Dalam hal ini tidak mengharapkan sesuatu dari masingmasing pihak. Informasi yang dikemukakan tentang oranglain, tentang apa yang diperbuat
dan dikatakan orang diluar diri masing-masing pihak.
3.
Menyatakan Gagasan dan Pendapat
Pada taraf ini sudah diusahakan ikatan dari penyampaian pesan kepada penerima pesan.
Penyampaian pesan mengharapkan supaya gagasan dan pendapatnya dapat diterima atau
harapan-harapan lain dari gagasan dan pendapat yang dikemukakan. Informasi yang
dikemukakan perlu penyesuaian – penyesuaian tertentu bagi penyampaian pesan isi pesan
dan memperhatikan pada reaksi-reaksi penerima pesan.
4.
Taraf dan Tingkat Perasaan
Pada taraf ini informasi sudah diikuti dengan suasana rasa hati keterbukaan, keikhlasan hati
tanpa pura-pura. Dirasakan betul-betul pihak penerima informasi sama dengan dirinya.
Kesepakatan yang terjadi merupakan kesempatan yang tulus, semuanya dalam kelegaan,
terjadi tenggang rasa yang asli dalam komunikasi.
B.
Komunikasi perspektif persuasif
Salah satu dari sarana yang paling kuat untuk mencapai keberhasilan komunikasi
adalah kemampuan untuk meyakinkan orang lain untuk dapat mempercayai apa yang di
katakan. Kemapuan untuk meyakinkan orang lain merupakan dasar dari kemampuan anda
2016
4
Sosiologi Komunikasi
Rika Yessica Rahma,M.ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
untuk memperoleh apa yang diinginkan. Menurut penelitian para ahli kemampuan untuk
meyakinkan orang lain sangat ditunjang oleh tehnik-tehnik yang spesifik dan dapat
diidentifikasi yang dapat kita gunakan.[3] Persuasi bukanlah manipulasi, melainkan
menciptakan lingkungan yang tepat untuk sebuah gagasan dan kemudian menyampaikan
menyampaikan gagasan itu dengan efektif.
a.
Pengertian Komunikasi Persuasif
Bachtiar Aly, memberikan pengertian komunikasi ke dalam dua hal. Pertama adalah
informasi. Terjadi proses pengiriman informasi, baik itu melalui lambang-lambang maupun
gambaran yang berupa stimulus, dalam bentuk tulisan, lisan ataupun isyarat. Kedua adalah
persuasif.
Setiap
aktivitas
komunikasi
mengharapkan
adanya
perubahan
pada
komunikannya. Bila merujuk kepada taksnomi Bloom, tentunya perubahan yang diharapkan
terjadi baik pada ranah afektif, kognitif dan psychomotorik.. Kegiatan komunikasi memiliki
dua aspek yaitu aspek informatif dan aspek persuasif.
Aristoteles memberikan rumusan sederhana tentang metode persuasif yang sering juga
disebut sebagai common sense, yang mana rumusan itu adalah:
The etical or emotional mode of persuasion. Metode persuasi dengan etika. Komunikator
ulung adalah komunikator yang perilakunya menjadi rujukan banyak orang. Seorang
komunikator mesti menjadi teladan bagi banyak orang
The pathetic or emotional mode of persuasion. Persuasi dengan memakai emosi.
Komunikan akan berubah dan mengikuti pandangan seorang komunikator yang berhasil
melakukan pendekatan emosional.
The logical mode of persuasion. Komunikan akan mengikuti pembicaraan komunikator yang
sistematis dan logis.
Dalam melakukan kegiatan komunikasi, seorang komunikator yang melakukan kegiatan
persuasi (bujukan) dan sering dikatakan bahwa sebetulnya kegiatan komunikator ketika
menyampaikan pesan itu sama dengan kegiatan pembujuk atau persuader. Artinya, bagi
pemberi pesan melakukan persuasi tersebut merupakan tujuan dari proses komunikasi
yang dilakukan dan persuasi (komunisuasi) itu merupakan proses belajar yang bersifat
emosional atau perpindahan anutan dari hal yang lama ke hal yang baru melalui
penanaman suatu pengertian dan pemahaman.
b.
Elemen Utama dalam Persuasi
DeVito menjelaskan bahwa terdapat tiga alat utama dalam melakukan komunikasi persuasif,
yaitu:
2016
5
Sosiologi Komunikasi
Rika Yessica Rahma,M.ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Penalaran dan Bukti Penalaran merupakan proses yang dijalani dalam membentuk
kesimpulan berdasarkan bukti yang ada. Dalam melakukan penalaran memerlukan buktibukti pendukung yang kuat, baru, dan netral atau tidak memihak.
2. Daya Tarik Psikologis.
Daya tarik psikologis dipusatkan pada motif kekuatan-kekuatan yang menyemangati
seseorang untuk mengembangkan, mengubah, atau memperkuat sikap atau cara perilaku
tertentu. Motif yang dapat menjadi sasaran daya tarik psikologis dapat berupa rasa takut,
kekuasaan, kendali, pengaruh, pengakuan, hingga ekonomi (keuangan).
3. Daya Tarik Kredibilitas.
Kredibilitas mengacu pada kualitas daya persuasi yang bergantung pada persepsi khalayak
akan karakter pembicara. Baron dan Byrne menjelaskan dalam Psikologi Sosial bahwa
komunikator yang kredibel – yang tahu akan apa yang mereka bicarakan atau ahli mengenai
topik atau isu yang mereka sampaikan – lebih persuasif daripada komunikator yang bukan
ahlinya.
c.
Hambatan- hambatan terhadap persusasi
Suatu kekeliruan yang besar sekali, jika kita menduga bahwa persuasi yang kita
usahakan dengan komunikasi itu akan diterima oleh komunikan tepat atau sesuai seperti
yang kita maksud. Seringkali kita menyaksikan bahwa pesan- pesan yang kita
komunikasikan itu di terima secara keliru, melesat, bahkan bertentangan sama sekali
dengan yang kita harapkan. Tidak jarang kta menggunakan bahasa yang yang tidak mampu
yang kita ceritakan apa yang kita maksud sehingga komunikan meleset pula dalam
menafsirkan komunikasi. Apa yang kita katakana tidaklah sama seperti apa yang didengar
oleh mereka. Sesungguhnya kkita menggunakan segala lambing dalam pikiran kita yang
bersifat abstrak bagi komunikan yang dalam penanggapannya memerlukan penafsiran.
Kata- kata, idea, isyarat, dan lambing- lambang lainnya yang kita nyatakan secara lisan,
tulis, lukisan atau dengan cara- cara lain tidaklah sama bagi orang lain sseperti halnya bagi
kita. Hal yang paling susah dalam usaha persuasi ddengan komunikasi itu adalah usaha
agar orang lain dapat menerima atau menanggapi pesan yang sesuai benar dengan cara
berfikir kita.
Hambatan- hambatan ini banyak macamnya. Diantara hambatan- hambatan itu adalah apa
yang disebut noise-factor, semantic factor, kepentingan, motivasi dan prasangka.
Niise factor adalah hambatan berupa suara- suara yang mengganggu komunikasi
sehingga tidak dapat berjalan sebagai mana mestinya. Selain hambatan ini terjadi secara
langsung Hambatan noise factor dapat juga terjadi terhadap saluran televise, radio dalam
bentuk gangguan cuaca. Seringkali hambatan itu senagja dipakai oleh orang- orang untuk
mengganggu komunikasi. Seperti seseorang yang tengah berpidato kadang- kadang tak
2016
6
Sosiologi Komunikasi
Rika Yessica Rahma,M.ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dapat meneruskan pidatonya karena diganggu oleh yel- yel atau teriakan- teriakan lainnya
yang disengaja di lancarkan untuk menghambat atau mengganggu proses komunikasi.
Semantic factor adalah hambatan berupa pemakaian kata atau istilah- istilah yang
menimbulkan salah paham atau salah pengertian. Hambatan berupasemantic factor tidak
jarang mengakibatkan kesalahan- kesalahan yang fatal. Sebuah siaran radio dalam warta
berita bahas sunda tanggal 28 agustus 1967 menyiarkan berita yang dimulai dengan kalimat
“Waduk Ir. Haji Djuanda geus rengse….” Tanggapan terhadap kalimat itubagi warga sunda
membawa asosiasi yang kurang enak, karena waduk dalam bahasa sunda artinya “kotoran
manusia”.
Kepentingan ( interest) akan membuat seseorang atau banyak orang akan memilih
dan memberikan tanggapannya. Orang- orang akan memberikan tanggapan terhadap
sesuatu
yang
ada
kepentingannya
dengan
dirinya.
Kepentingan
bukan
hanya
mempengaruhi perhatian kita saja, tetapi memerlukan daya tanggap, perasaan, pikiran dan
tingkah laku kita yang pada pokoknya merupakan sifat reaksi terhadap ranngsangan yang
tidak sesuai atau bertentangan dengan suatu kepentingan.
Motivasi akan mendorong seseorang seseorang berbuat sesuatu yang sesuai
dengan keinginannya, kebutuhan dan kekurangannya. Keinginan seseorang berbeda- beda
dengan orang lain dari waktu kewaktu sehingga motivasi orang juga berbeda- beda dalam
intensitasnya. Demikian pula intensitas orang terhadap seseorang terhadap suatu
komunikasi.
C.
Komunikasi perspektif pragmatis
Perspektif pragmatis merupakan aplikasi yang sesuai dari sitem pada komunikasi
dan jelas merupakan perkembangan baru yang berbeda untuk penelitian komunikasi.
Perpektif ini mengajukan asumsi yang berlandaskan pada teori sistem. Nama untuk
perpektif ini sebenarnya berasal dari studi bahasa yang menempatkan tiga bagian studi:
sintaksis, semantik, dan pragmatis. Perspektif pragmatis menyajikan alternatif paradigma
yang sangat berbeda dengan perspektif lainnya. Komponen-komponen khas dari perpektif
pragmatis dimulai dengan perilaku orang-orang terlibat dalam komunikasi[4].
Yang fundamental bagi setiap studi komunikasi manusia adalah yang serius dalam
perspektif pragmatis adalah daftar kategori yang memungkinkan tindakan komunikatif untuk
diulang kembali pada saat yang berlainan. Langkah berikutnya dalam komunikasi manusia
adalah mengorganisasikan urutan yang sedanga berlangsung dalam kelompok-kelompok
karakteristik sehingga peristiwa itu “cocok” satu sama lainnya dalam suatu pola yang dapat
ditafsirkan. Urutan itu diberi cara penggunaannya berkat keterbatasan yang diberikan pada
2016
7
Sosiologi Komunikasi
Rika Yessica Rahma,M.ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pilihan interaktif; yakni makin berurutan, makin banyak struktur yang diperlihatkan oleh pola
interaksi.
Diantara asumsi dari perpektif ini, ialah:
a.
Pertukaran pesan yang komunikatif bukan pada individu melainkan pada unsur-unsur
yang menyeluruh pada sistem komunikasi. Pendekatan sistem komunikasi terletak pada
keseluruhan sistem perilaku individu dan bukan individu, seperti dalam perspektif psikologi.
b.
Perilaku bukan hasil dari manusia yang berkomunikasi(komunikator) melainkan dari hasil
perilaku orang lain (perilaku komunikan). Yang akhirnya menimbulkan sebab reaksi balik.
c.
Memahami komunikasi secara sistem,Yakni kita harus meneliti sekuen perilaku yang
bermuara pada pola perilaku tertentuyang istimewa, berkaitan satu sama lain dan
merupakan karakteristik sistem itu sendiri.
Adapun unsur-unsur perpektif
pragmatis
yang
perlu diperhatikan
ialah tindakan,
interaksi,hambatan, kelebihan yang hasilnya terlihat pada pola-pola, serta interaksi yang
tampak dalam tahap dan siklus suatu sistem. Ruang lingkup perpektif ini mengacu pada
usaha untuk memahami proses komunikasi yang merupakan sekuen dari perilaku yang
tersusun dalam suatu sitem,siklus dan episode dalam berinteraksi.
D.
Komunikasi perspektif mekanistis
Perpektif mekanistik dalam ilmu komunikasi, sebenarnya dianggap sebagai perpektif
tertua dan paling terkenal. Karena perpektif ini sering di pergunakan dalam penelitian ilmu
komunikasi, antara lain muncul dalam model “peluru” dari Wilbur Schramm.
Uraian perpektif mekanistik diawali dengan asumsi yang menjadi dasar pemikiran perspektif
mekanistik, yaitu:
a.
Perpektif yang beranggapan setiap bagian dari sistem mekanik ,mentransformasikan
fungsi-fungsinya pada sebuah garis linier dan satu arah secara sekuensial. Asumsi ini
menjelaskan bahwa dalam proses komunikasi yang bersifat linier dan satu arah,
perpindahan pesan terjadi secara sekuensial dan bertahap mengikuti rangkaian proses
komunikasi. Dari prinsip ini, perpektif mekanistiks pesan di ibaratkan sebagai “energi” yang
dipindahkan, sebagai halnya dalam kaidah perpindahan arus listrik.
b.
Pespektif ini menyebutkan bahwa dunia dapat dipandang sebagai rangkaian objek-objek
material, seperti halnya sekuensi dari aksi-reaksi (hubungan sebab akibat reaksi) yang
timbul karena perpindahan energi dari asumsi pertama akibat adanya aksi. Hubungan ini
bersifat sebab-akibat.
c.
Perpektif ini menyebutkan bahwa sesuatu yang menyeluruh dari sebuah rangkaian.
(misal:proses komunikasi).terjadi bukan karena sebuah unsur yang ada, melainkan karena
gabungan dari peran unsur-unsur itu. Menurut asumsi ini, jika hendak mengurangi akibat
2016
8
Sosiologi Komunikasi
Rika Yessica Rahma,M.ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
akhir dari suatu rangkaian komunikasi , seseorang dapat mengurangi pesan dari masingmasing di tingkat yang di inginkan.
Unsur-unsur yang harus ada dalam perpektif ini adalah sumber, pesan, saluran, gangguan,
penerimaan, encoding dan decoding. Serta kejituan dalam komunikasi. Model mekanistis
bekerja dimulai dari perpindahan pesan dari sumber yang di encoding, lalu dikirim melalui
saluran. Sebelum diterima penerima pesan terlebih dahulu dicode, perjalanan pesan
mengalami gangguan di saluran sehingga perhatian disaluran ini menjadi sangat penting.
Ruang lingkup perpektif ulasan mekanistik meliputi studi komunikasi yang dipusatkan pada
saluran. David K Berlo mengumpamakan saluran sebagai sungai sebagai sungai sedangkan
media sebagai perahunya. Jadi, apabila sungai ini tidak berair, perahu pun tidak akan bisa
jalan. Saluran merupakan saluran indra manusia, sedangkan media merupakan alat untuk
menyampaikan pesan.
PENGERTIAN PERUBAHAN SOSIAL
Perubahan social adalah proses yang dialami oleh angota masyarakat serta semua
unsur-unsur budaya dan system social, dimana semua tingkat kehidupan masyarakat
secara sukarela atau dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan pola-pola
kehidupan, budaya dan system social lama kemudian menyesuaikan diri atau menggunakan
pola kehidupan, budaya dan system social yang baru.
Beberapa point penting dalam perubahan social :
1. Perubahan pola piker dan sikap masyarakat menyangkut persoalan masyarakat
terhadap berbgai masalah kehidupan social dan budaya yang terjadi disekitarnya.
2. Perubahan perilaku masyarakat menyangkut persoalan system social, dimana
masyarakat meningalkan system social lama dan menjalankan system social baru
seperti perubahan perilaku pengukuran kinerja suatu lembaga atau instansi.
3. Perubahan budaya materi menyangkut perubahan artefak budaya yang diguakan
oleh masyarakat seperti model pakaian, karya fotorafi, tekhnologi dan sebagainya
sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
MODERNITAS
Salah satu akibat dari perubahan social adalah lahirnya masyarakat modernitas.
Kajian mengenai modernitas sebenarnya lebih banyak dipelajari dan dianalisa dari ilmu
Sosiologi. Beberapa teori yang lahir menganalisa fenomena modernitas ini diantaranya :
2016
9
Sosiologi Komunikasi
Rika Yessica Rahma,M.ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Anthony Giddens yang terkenal dengan teori strukturasi menjelaskan dunia
modern dengan konsep “juggernaut”. Juggernaut adalah sebuah mesin dengan
kekuatan yang kadangkala sulit dikontrol. Ia menyebutnya sebagai runaway
world dimana berlangsung peningkatan yang besar dalam kecepatannya (pace),
luas lingkupnya, dan tingkat perubahannya. Giddens juga berfikir bahwa
modernitas telah menciptakan secara nyata suatu kondisi resiko. Resiko menjadi
mengglobal secara intensif dan ekspansif yang mempengaruhi begitu banyak
orang di seluruh dunia. Kesadaran kita tentang resiko memberi kita perasaaan
tidak aman yang lalu mempengaruhi pada ” juggernaut”. Giddens meyakini
bahwa modernitas menimbulkan kecenderungan pada diri dan formasi identitas.
Relasi yang intim telah merupakan hal yang terpisah dari kehidupan rutin, dan
dari konteks isu moral yang lebih lebar.
2. George Ritzer menggambarkan masyarakat modern sebagai sebuah tatanan
konsumsi. Masyarakat modern ditinjaunya dari bagaimana masyarakat tersebut
mengkonsumsi, dan bagaimana kultur konsumen memberi warna yang khas
pada masyarakat modern. Teori ini dikembangkan Ritzer dengan bertolak dari
konsep rasionalitas Weber. Ada empat dimensi tentang reasional formal dalam
teori Ritzer, yaitu: efisiensi yang berupaya mencari cara terbaik untuk mencapai
hasil, adanya predikatabilitas, sistem rasional yang lebih menekankan pada
kuantitas dibandingkan kualitas, dan perhatian pada non ekologi manusia yang
lebih dibandingkan kualitas. Namun, rasional formal memiliki variasi pada
keirasionalan, seperti dehumanisasi dan demistifikasi.
3. Jurgen Habermas modernitas merupakan proyek yang tidak memiliki akhir. Ia
percaya bahwa sistem sosial tumbuh semakin kompleks, terdiferensiasi,
terintegrasi, dan dicirikan oleh alasan-alasan instrumental. Saat bersamaan,
kehidupan dunia juga dapat disaksikan dengan meningkatnya diferensiasi dan
kondensasi, sekularisasi, dan pelembagaan norma yang refleksif dan kritis.
Masyarakat rasional menjadi satu yang mencakup sistem dan kehidupan dunia
yang rasional mengikuti logika mereka sendiri. Sistem semakin didominasi oleh
kehidupan dunia (life-world). Habermas mengedepankan post modernis sebagai
bentuk penolakannya pada masyarakat modern.
KAITAN PERUBAHAN SOSIAL DAN KOMUNIKASI
Beberapa dampak dari perubahan social dalam bidang komunikasi dapat dilihat dan
mungkin dialami oleh masyarakat modern saat ini. Disadari atau tiak, mau tidak mau kita
2016
10
Sosiologi Komunikasi
Rika Yessica Rahma,M.ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
sebagai masyarakat yang terpapar kemajuan tekhnologi dan informasi mengikutinya begitu
saja tanpa bertanya atau mungkin tidak sebab mempelajarinya.
Di satu sisi, perubahan social memawa dampak positif yang memberikan
kemudahan bagi manusia dalam mengimbangi kemajuan teknologi. Kita tidak lagi mengenal
batas, dunia dapat dipantau dari satu tempat dan satu alat. Banyak kemudahan lain seperti
media online, bisnis online dan lainnya.
Perubahan social bukan bearti tidak memiliki dampak negative diantaranya
hancurnya komunikasi tatap muka atau komunikasi antarpribadi terpangkas kehadiran
media massa. Tidak lagi jelas batasan Antara privasi dan umum, menyebabkan kesalahan
dalam memaknai setiap symbol komunikasi menjadi semakin beragam, longgarnya nila-nilai
kekerabatan menyuburkan individualisme.
Terlepas dari dampak yang dihadirkan perubahan social alam bidang komunikasi,
kemampuan untuk memilah manfaat dan kegunaan setiap perubahan yang hadir sangatlah
dibutuhkan. Memudarnya nilai-nilai social harus dipupuk kembali. Kita tidak lagi mengenal
istilah musyawarah, pemuda karang taruna, gotong royong, pengajian bersama dan
sebagainya. Tidak lagi ada berkirim kabar lewat surat karena kecanggihan tekhnologi
memangkas semuanya.
Kenyataannya harus ada beberapa tradisi lama yang tetap dipelihara dan
dipertahankan. Karena perubahan social sebaiknya tidak melunturkan nilai budaya dan
keharmonisan masyarakat social.
2016
11
Sosiologi Komunikasi
Rika Yessica Rahma,M.ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Burhan bungin.2008. Sosiologi Komunikasi,( Jakarta, Kencana Prenada Media Group
Nasution, Zulkarimein. 2002. Sosiologi Komunikasi Massa. Universitas Terbuka: Jakarta.
Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Raja Grafindo Persada: Jakarta
Soekanto, Soerjono. 2007.Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Syam, Nina. 2012. Sosiologi Sebagai Akar Ilmu Komunikasi, Simbiosa Rekatama Media;
Bandung
2016
12
Sosiologi Komunikasi
Rika Yessica Rahma,M.ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download